OLEH :
JURUSAN KIMIA
20221
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANNG
C. TUJUAN
D. MANFAAT
Bagi peneliti:
Bagi masyarakat:
Pencemaran sungai adalah tercemarnya air sungai yang disebabkan oleh limbah
industri, limbah penduduk, limbah peternakan, bahan kimia dan unsur hara yang
terdapat dalam air serta gangguan kimia dan fisika yang dapat mengganggu kesehatan
manusia.Pencemar sungai dapat diklasifikasikan sebagai organik, anorganik,
radioaktif, dan asam/basa.
Saat ini hampir 10 juta zat kimia telah dikenal manusia, dan hampir 100.000 zat
kimia telah digunakan secara komersial. Kebanyakan sisa zat kimia tersebut dibuang
ke badan air atau air tanah. Pestisida, deterjen, PCBs, dan PCPs (polychlorinated
phenols) adalah salah satu contohnya. Pestisida digunakan di pertanian, kehutanan
dan rumah tangga. PCB, walaupun telah jarang digunakan di alat-alat baru, masih
terdapat di alat-alat elektronik lama sebagai insulator, PCP dapat ditemukan sebagai
pengawet kayu, dan deterjen digunakan secara luas sebagai zat pembersih di rumah
tangga.
1. Aliran yang bersifat sementara, hanya dapat mengalir setelah terjadinya hujan
badai yang menghasilkan limpasan permukaan yang memadai. Permukaan air
bumi selalu berada di bawah dasar sungai.
2. Aliran yang terputus-putus, mengalir selama musim hujan saja. Selanjutnya debit
ini terdiri atas pemberian limpasan permukaan dan air bumi pada dasar sungai.
Permukaan air bumi berada diatas dasar sungai hanya selama musim hujan. Pada
musim kemarau permukaan tersebut berada di dasar sungai.
3. Aliran abadi (permanen), mengalir sepanjang tahun dengan debit-debit yang lebih
tinggi selama musim penghujan. Debit sungai terdiri atas pemberian limpasan
permukaan dan air bumi pada dasar bumi. Permukaan air tanah selalu berada di
atas dasar sungai
Miller dan Connell, (1995) diacu dalam Henni Wijayanti M, (2007) mengatakan
bahwa pencemaran perairan merupakan peristiwa masuknya senyawa-senyawa yang
dihasilkan dari kegiatan manusia ditambahkan ke lingkungan perairan, menyebabkan
perubahan yang buruk terhadap kondisi fisik, kimia, biologis dan estetis. Makhluk
hidup memiliki berbagai reaksi mulai dari pengaruh yang sangat kecil sampai ke
subletal seperti berkurangnya pertumbuhan, perkembangbiakan, pengaruh perilaku
atau kematian yang nyata. Sedangkan Radojevic dan Bashkin (2007) diacu dalam
Henni Wijayanti M, (2007) mengatakan bahwa pencemar dapat berasal dari daerah
khusus dan terdistribusi. Sumber pencemar daerah khusus, misalnya: saluran buangan
pabrik dan sumur pengebolan minyak. Sumber pencemar terdistribusi, misalnya:
limpasan pestisida yang berasal dari sawah dan domestik.
Penentuan tingkat pencemaran air didasarkan pada baku mutu air sesuai dengan
peruntukannya. Klasifikasi kualitas air menurut Peraturan Pemerintah 82/2001
ditetapkan menjadi empat kelas sesuai dengan peruntukannya, yaitu:
1) Kelas I, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan
atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut
2) Kelas II, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi
air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman,
dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut.
3) Kelas III, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air
tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang
mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
4) Kelas IV, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi pertanaman
dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut.
1. Suhu
Suhu merupakan salah satu faktor dalam reaksi kimia dan aktifitas biologi
didalam suatu perairan yang sangat berperan dan berpengaruh dalam mengendalikan
kondisi ekosistem perairan, terutama terhadap kelangsungan hidup suatu organisme
(Palmer, 2001. diacu dalam Krismono Priambodho, 2005). Kenaikan suhu sebesar
10°C menyebabkan kebutuhan oksigen hewani perairan naik hampir dua kali lipat.
Sebaliknya peningkatan suhu menyebabkan konsentrasi oksigen terlarut akan
menurun dan peningkatan suhu juga akan dapat menaikan daya racun polutan
terhadap organisme perairan (Moriber, 1974. Diacu dalam Krismono Priambodho,
2005). Menurut Hawkes (1979) diacu dalam Henni Wijayanti M (2007) suhu perairan
yang tidak lebih dari 30°C tidak akan berpengaruh secara drastis terhadap
makrozoobenthos. Fardiaz (1992) mengungkapkan bahwa kenaikan suhu air akan
menimbulkan beberapa akibat sebagai berikut:
d. Jika suhu melampaui batas bisa mengakibatkan kematikan terhadap ikan dan
hewan air lainnya.
Bahan partikel yang tidak terlarut seperti pasirlumpur, tanah, dan bahan kimia in
organik menjadi bentuk bahan tersuspensi di dalam air, sehingga bahan tersebut
menjadi penyebab polusi tertinggi di dalam air. Kebanyakan sungai dan daerah aliran
sungai selalu membawa endapan lumpur yang disebabkan erosi alamiah dari pinggir
sungai. Akan tetapi, kandungan sedimen yang terlarut hampir semua sungai
meningkat terus karena erosi dari tanah pertanian, kehutanan, konstruksi dan
pertambangan.
Kecerahan dan kekeruhan air dalam suatu perairan dipengaruhi oleh jumlah
cahaya matahari yang masuk ke dalam perairan atau disebut juga dengan intensitas
cahaya matahari. Cahaya matahari di dalam air berfungsi terutama untuk kegiatan
asimilasi tanaman di dalam air. Oleh karena itu, daya tembus cahaya ke dalam air
sangat menentukan tingkat kesuburan air. Kecerahan merupakan ukuran transparansi
perairan dan pengukuran cahaya matahari di dalam air dapat dilakukan dengan
menggunakan lempengan/kepingan Secchi disk. Satuan untuk nilai kecerahan dari
suatu perairan adalah satuan cm. Jumlah cahaya yang diterima oleh phytoplankton
diperairan asli tergantung pada intensitas cahaya matahari yang masuk ke dalam
permukaan air dan daya perambatan cahaya di dalam air. Masuknya cahaya matahari
ke dalam air dipengaruhi juga oleh kekeruhan air (turbidity). Sedangkan kekeruhan
menggambarkan tentang sifat optik yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya
yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat di dalam perairan.
Definisi kekeruhan adalah banyaknya zat yang tersuspensi pada suatu perairan. Hal
ini menyebabkan hamburan dan absorbsi cahaya yang datang sehingga kekeruhan
menyebabkan terhalangnya cahaya yang menembus air.
4. Salinitas
Salinitas merupakan ciri khas perairan pantai atau laut yang membedakannya
dengan air tawar. Berdasarkan perbedaan salinitas, dikenal biota yang bersifat
stenohaline dan euryhaline. Biota yang mampu hidup pada kisaran yang sempit
disebut sebagai biota bersifat stenohaline dan sebaliknya biota yang mampu hidup
pada kisaran luas disebut sebagai biota euryhaline (Supriharyono, 2000).
1. pH
Oksigen terlarut merupakan variabel kimia yang mempunyai peranan yang sangat
penting bagi kehidupan biota air sekaligus menjadi faktor pembatas bagi kehidupan
biota. Daya larut oksigen dapat berkurang disebabkan naiknya suhu air dan
meningkatnya salinitas. Oksigen terlarut (DO) merupakan parameter kualitas air yang
penting. Umumnya konsentrasi DO di suatu perairan akan bersifat sementara atau
musiman dan berfluktuasi. Biasanya organisme air seperti ikan memerlukan oksigen
terlarut antara 5,8 mg/l (Palmer, 2001 diacu dalam Krismono Priambodho, 2005).
Kandungan oksigen terlarut yang tinggi adalah pada sungai yang relatif dangkal dan
adanya turbulensi oleh gerakan air. Daya larut oksigen 13 akan menurun dengan
kenaikan suhu, sebaliknya pada air yang dingin kadar oksigen akan meningkat (Odum,
1971 diacu dalam Henni Wijayanti M 2007).
3. COD ( Chemical Oxygen Demand )
COD (Chemical Oxygen Demand) adalah jumlah oksigen yang diperlukan untuk
mengurai seluruh bahan organik yang terkandung dalam air. Bahan organik yang ada
sengaja diurai secara kimia dengan menggunakan oksidator kuat kalium bikromat
pada kondisi asam dan panas dengan katalisator perak sulfat (Metcalf & Eddy, 1991
diacu dalam Krismono Priambodho 2005), sehingga segala macam bahan organik,
baik yang mudah urai maupun yang kompleks dan sulit urai, akan teroksidasi. Nilai
COD pada perairan yang tidak tercemar biasanya kurang dari 20 mg/l. Sementara
pada perairan yang tercemar memiliki nilai COD dapat melebihi 200 mg/l. Oleh
karena itu perairan yang memiliki nilai COD tinggi tidak baik untuk kegiatan
perikanan (Fakhri, 2000).
5. NH3 (Amonia)
Amonia bebas (NH3) yang tidak terionisasi toksik terhadap organisme akuatik.
Toksisitas amonia terhadap organisme akuatik akan meningkat jika terjadi penurunan
kadar oksigen terlarut, pH dan suhu. Ammonia jarang ditemukan pada perairan yang
mendapat cukup pasokan oksigen, sebaliknya pada tempat anoksik (tampa oksigen)
yang biasanya terdapat didasar perairan, kadar amoniak relative tinggi (Effendi,2003).
6. Hg ( Merkuri )
Merkuri merupakan unsur trece elemen yang bersifat cair pada suhu ruang dan
daya hantar listrik yang tinggi (Budiono, 2003). Merkuri memiliki sifat-sifat sebagai
berikut (Fardiaz 2005):
a. merkuri merupakan satu-satunya logam yang berbentuk cair, pada suhu (25 °C)
dan memilki titik beku yang paling rendah dibanding logam lainnya, yaitu 39 °C.
d. merupakan konduktor yang baik karena memilki ketahanan listrik yang rendah.
e. banyak logam yang terdapat dalam merkuri yang membentuk komponen yang
disebut amalgam (alloy).
Baku Mutu Kualitas Air Beberapa hasil penelitian terhadap kualitas air yang
mengacu pada dasar ketetapan yang ada, bahwa kualitas air minum di Indonesia lebih
banyak masuk sebagai air baku air minum, yaitu air yang perlu melalui pengolahan
sebelum dimanfaatkan sebagai air minum maupun keperluan rumah tangga lainnya.
Air yang dapat langsung dikonsumsi sebagai air minum adalah relatif sedikit, karena
banyak kualitas air menurun akibat pencemaran yang sebagian besar akibat aktivitas
manusia, baik akibat kegiatan rumah tangga, pertanian, dan juga industri. Dasar yang
digunakan untuk penetapan parameter kualitas air, khususnya untuk keperluan air
minum adalah :
1. Parameter-parameter yang berhubungan dengan sifat-sifat keamanan bagi suatu
peruntukan domestik (rumah tangga).
1. Berkembangnya industri-industri.
Saat ini industri-industri di Indonesia semakin berkembang, baik jumlah,
teknologi, tingkat produksi maupun limbah yang di hasilkan. Industri-industri
khususnya yang berada di dekat aliran sungai cenderung akan membuang limbahnya
ke dalam sungai yang dapat mencemari ekosistem air, karena pembuangan limbah
industri ke dalam sungai dapat menyebabkan berubahnya susunan kimia, bakteriologi,
serta fisik air.
Buang air kecil dan air besar sembarangan adalahperbuatan yang salah. Kesan
pertama dari tinja atau urin yang dibuang sembarangan adalah bau dan menjijikan.
Tinja juga merupakan medium yang paliang baik untuk perkembangan bibit
penyakit dari yang ringan sampai yang berat, oleh karena itu janganlah buang air
besar sembarangan khususnya di sungai.
Tempat yang paling mudah untuk membuang limbah industri atau limbah
rumah tangga yang berupa cairan adalah dengan mambuangnya kesungai namun
apakah limbah itu aman? Limbah yang dibuang secara asal-asalan tentu saja dapat
menimbulkan pencemaran mulai dari bau yang tidak sedap, oencemaran air
gangguan penyakit kulit serta masih banyak lagi.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Kita harus menggunakan air seperlunya dan tidak menggunakan air yang
tercemar untuk kebutuhan dan keperluan sehari-hari karena di dalamnya terkandung
zat-zat yang sangat berbahaya.Pencemaran air akan terus ada, namun kita dapat
menanggulangi dan mengurangi jumlah pencemaran air.
B. SARAN
Jagalah air di lingkungan rumah dan sekitar agar tetap bersih dan terhindar
dari pencemaran air.