Disusun Oleh :
PRODI D3 KEPERAWATAN
a. Latar Belakang
b. TUJUAN
1) Tujuan Umum
2) Tujuan Khusus
a. KONSEP DASAR
1) Pengertian
2) Etiologi
b) Obesitas
c) Riwayat keluarga
d) Kelompok etnik
3) Patofisiologi
a) Diabetes tipe I.
a. Gejala
(1) Gejala Akut
Gejala pada klien Diabetes yang satu dengan yang laintidaklah
selalu sama, gejala-gejala umumnya timbul dengantidak mengurangi
kemungkinan adanya variasi gejala yang lain,dan bahkan ada penderita
Diabetes yang tidak menunjukkangejala apapun sampai pada suatu saat
tertentu (Tambayong,2007).
Pada permulaan gejala yang timbul meliputi tiga yaitu:
c. Pendidikan Kesehatan
Penyuluhan kesehatan pada klien Diabetes Melitus dapatdilakukan
dengan beberapa cara atau melalui beberapa mediamisalnya: TV, kaset
video, diskusi kelompok, poster, leaflet danlain sebagainya, penyuluhan
kesehatan ini sangat penting agarregulasi Diabetes Melitus mudah
tercapai, dan komplikasi Diabetes Melitus dapat dicegah peningkatan
jumlah dan frekwensinya.Adapun beberapa hal yang perlu dijelaskan pada
penderita Diabetes Melitus adalah:
A. Pengkajian
1) Identitas Pasien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, status
perkawinan, suku bangsa, nomor register, tanggal masuk rumah sakit dan
diagnosa medis.
2) Keluhan utama
Adanya rasa kesemutan pada kaki/tungkai bawah, rasa raba yang menurun,
adanya luka tidak sembuh-sembuh dan berbau, adanya nyeri pada luka, kesulitan
untuk bergerak.
3) Riwayat Penyakit Sekarang
Berisi tentang kapan terjadinya luka, penyebab terjadinya luka serta upaya yang
telah dilakukan oleh penderita untuk mengatasinya.
4) Riwayat Kesehatan Dahulu
Adanya riwayat penyakit DM atau penyakit-penyakit lain yang ada kaitannya
dengan defisiensi insulin misalnya penyakit pancreas. Adanya riwayat penyakit
jantung, obesitas, maupun arterosklerosis, tindakan medis yang pernah di dapat
maupun obat-obatan yang bias digunkan oleh penderita.
5) Riwayat Kesehatan Keluarga
Dari riwayat keluarga biasanya terdapat salah satu anggota keluarga yang juga
menderita DM atau penyakit keturunan yang dapat menyebabkan terjadinya
defisiensi insulin missal hipertensi, jantung.
6) Riwayat Psikososial
Meliputi informasi mengenai perilaku, perasaan dan emosi yang dialami penderita
sehubungan dengan penyakitnya serta tanggapan keluarga terhadap penyakit
penderita.
7) Pola Keseharian
a) Aktivitas/istirahat Lemah, letih, sulit bergerak/berjalan, kram otot, tonus otot
menurun, gangguan tidur dan istirahat, dan disorentasi.
b) Eliminasi Poliuria, nokturia, rasa nyeri/terbakar, kesulitan berkemih(infeksi),
nyeri tekan abdomen, diare, dan bising usus menurun/lemah.
c) Nutrisi Hilang nafsu makan, mual/muntah, berat badan menurun, haus, kulit
kering/bersisik, turgot jelek, dan distensi abdomen.
8) Pola reproduksi dan seksualitas
Masalah impoten pada pria dan kesulitan orgasme pada wanita.
9) Pemeriksaan fisik
a) Kesadaran
Composmentis, somnolen, apatis, stupor, soporo koma, koma
b) Penampilan
Lemah, pucat, dll
c) Vital sign
- Suhu Tubuh
- Tekanan Darah
- Respirasi (jumlah, irama, kekuatan)
- Nadi (jumlah, irama, kekuatan)
d) Kepala
Rambut termasuk kuantitas, penyebaran dan tekstur antara lain kasar dan
halus. Kulit kepala termasuk benjolan atau lesi, antara lain kista pilar dan
psoriasis (yang rentan terjadi pada penderita DM karenan penurunan antibodi.
Tulang tengkorak termasuk ukuran dan kontur. Wajah termasuk simetris dan
ekspresi wajah antara lain paralisis wajah (pada penderita dengan komplikasi
stroke) dan emosi.
e) Mata
Yang perlu dikaji lapang pandang dan uji ketajaman pandang dari masing-
masing mata (ketajaman menghilang). Pemeriksaan inspeksi yaitu posisi
kesejajaran mata, mungkin muncul eksoftalamus, strabismus. Alis mata
dermatitis, sorobea (penderita sangat beresiko timbulnya mikroorganisme dan
jamur pada kulit). Kelopak mata apparatus akrimalis mungkin ada
pembengkakan sakus lakrimalis. Sklera mungkin ikterik, konjungtiva mungkin
anemis pada penderita yang sulit tidur karena banyak kencing pada malam
hari. Kornea, iris dan lensa opaksitas atau katarak (penderita DM sangat
beresiko pada kekeruhan lensa mata). Pupil miosis, midriosis, atau anisokor.
f) Telinga
Daun telinga dilakukan inspeksi masih simetris antara kanan dan kiri. Lubang
telinga dengan produksi serumen tidak sampai menggangu diameter lubang.
Gendang telinga kala tidak tertutup serumen berwarna putih keabuan, dan
masih dapat bervibrasi dengan baik apabila tidak mengalami infeksi sekunder.
Pendengaran pengkajian berupa ketajaman pendengaran terhadap bisikan atau
tes garputala dapat mengalami penurunan.
g) Hidung
Jarang terjadi pembesaran polip dan sumbatan hidung kecuali ada infeksi
sekunder seperti influenza.
h) Mulut dan faring
Inspeksi pemeriksaannya berupa bibir sianosis, pucat (apabila mengalami
asidosis atau penurunan perfusi jaringan pada stadium lanjut). Mukosa oral
kering (dalam kondisi dehidrasi akibat diuresisi osmosis). Gusi perlu dimati
apabila ada gingivitis karena penderita memang rentan terhadap pertumbuhan
mikroorganisme. Langit-langit mulut terdapat bercak keputihan karena pasien
mengalami penurunan kemampuan personal hygiene akibat kelemahan fisik.
i) Thoraks dan paru-paru
Inspeksi frekuensi irama, kedalaman dan upaya bernafas antara lain takipnea,
hipernea, dan pernafasan Chyne Stroke (pada kondisi ketoasidosis). Amati
bentuk dada normal. Dengarkan pernafasan pasien apabila terdengar stridor
pada obstruksi jalan nafas. (apabila penderita sekaligus mempunyai riwayat
asma atau bronchitis kronik).
j) Dada
Inspeksi deformitas, atau asiemetris dam ertruksi insipirasi abdomen. Palpasi
adanya nyeri tekan atau tidak. Perkusi pekak terjadi apabila cairan atau
jaringan padat menggantikan bagian paru yang nomalnya terisi udara (terjadi
pada penderita dengan penyakit lain seperti efusi pleura, tumor, atau pasca
penyembuhan TBC). Auskultasi bunyi nafas veskuler, bronco vesikuler
(dalam keadaan normal).
k) Abdomen
Inspeksi pada kulit apakah ada strise dan simetris, adanya pembesaran organ
(pada penderita dengan penyerta penyakit serosis hepatis atau hepatomegaly)
auskultasi bising usus apakah terjadi penurunan atau peningkatan moyilitas.
Perkusi abdomen terhadap proposi dan pola timpani serta kepekaan. Palpasi
untuk mengetahui adanya nyeri tekan/massa.
l) Kulit
Warna perubahan-perubahan pada melanin, kerotenemia (pada penderita yang
mengalami peningkatan trauma mekanik yang berakibat luka sehingga
menimbulkan gangren. Tampak warna kehitam-hitaman disekitar luka.
Kelembaban lembab (pada penderita yang tidak mengalami diuresis osmosis
dan tidak mengalami dehidrasi), kering (pada pasien yang mengalami osmosis
dan dehidrasi). Suhu dingin (pada pasien yang tidak mengalami infeksi dan
menurunnya masukan nutrisi), hangat (mengalami infeksi atau kondisi intake
nutrisi oral sesuai aturan diet). Tekstur halus (cadangan lemak dan glikogen
belum banyak dibongkar), kasar (terjadi pembongkaran lemak, protein,
glikogen otot untuk produksi energi). Turgor menurun pada dehidrasi.
m) Kuku
Warna pucat sianosis (penurunan perfusi ada kondisi ketoasidosis atau
komplikasi infeksi saluran pernafasan).
n) Genetalia
Inspeksi mengenai warna, kebersihan, kemudian benjolan seperti lesi, massa,
atau tumor.
o) Ekstermitas
Menilai kekuatan otot pada keempat ekstermitas, biasanya terdapat kelemahan
dengan kisaran 4, biasanya pada salah satu ekstermitas atau lebih mengalami
gangren/luka, mengalami kebas, ataupun kehilangan sensasi.
10) Pemeriksaan Diagnostik
a) Glukosa darah meningkat >200
b) Asam lemak bebas meningkat
c) Osmolalitas serum meningkat
d) Gas darah arteri : PH menurun, HCO3 menurun
e) Ureum/kreatinin meningkat/normal
f) Urine : gula+aseton positif
g) Elektrolit : Na, K, fosfor
Analisa Data Data fokus adalah data tentang perubahan-perubahan atau respon
pasien terhadap kesehtan dan masalah kesehatannya serta hal-hal yang mencakup
tindakan yang dilaksanakan terhadap pasien. Pengumpulan data adalah pengumpulan
informasi tentang pasien yang dilakukan secara sistematis untuk menentukan
masalah-masalah, serta kebutuhan-kebutuhan keperawatan dan kesehtan pasien.
Pengumpulan informasi yang terkumpul, didapatkan data dasar tentang masalah-
masalah yang dihadapi pasien. Selanjutnya data dasar tersebut digunakan untuk
menentukan diagnosis keperawatan, merencanakan asuhan keperwatan, seta tindakan
keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah pasien.
1. Data subyektif adalah data yang didapatkan dari pasien sebagai suatu pendapat
terhdapa suatu situasi dan kejadian. Informasi tersebut tidak bias ditentukan oleh
perawat, mencakuo persepsi, perasaan, ide pasien tentang status kesehtannya.
Misalnya tentang nyeri, perasaan lemah, ketakutan, kecemasan, frustasi, mual,
perasaan malu.
2. Data Obyektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur, dapat diperoleh
menggunakan panca indera (lihat, dengar, cium, raba) selama pemeriksaan fisik.
Misalnya: frekuensi nadi, pernafasan, tekanan darah, edema, berat badan, tingkat
kesadaran.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d resistensi insulin (D.0027)
2. Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan mencerna makanan (D.0019)
3. Perfusi perifer tidak efektif b.d hiperglikemia (D.0009)
C. Intervensi Keperawatan
1) Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah berhubungan dengan
Tujuan : setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x24 jam maka
kestabilan kadar gula darah meningkat. Dengan kriteria hasil : (L.03022)
- Koordinasi meningkat
- Kesadaran meningkat
- Mengantuk menurun
- Pusing menurun
- Lelah/lesu menurun
- Keluhan lapar menurun
- Gemetar menurun
- Berkeringat menurun
- Mulut kering menurun
- Rasa haus menurun
- Perilaku aneh menurun
- Kesulitan berbicara mnurun
- Kadar gukosa dalam darah membaik
- Kadar glukosa dalam urine membaik
- Palpitasi membaik
- Perilaku membaik
- Jumlah urine membaik
Maka dilakukan intervensi manajemen hiperglikemia dan hopoglikemia
Manajemen hiperglikemia (I.03115)
o Observasi
a) Identifkasi kemungkinan penyebab hiperglikemia
Rasional : Sebagai acuan untuk menurunkan nilai kadar gula dalam darah
b) Identifikasi situasi yang menyebabkan kebutuhan insulin meningkat (mis.
penyakit kambuhan)
Rasional : mencegah adanya komplikasi
c) Monitor kadar glukosa darah, jika perlu
Rasional : Agar dapat mengetahui riwayat penyakit dahulu klien dan
keluarga.
d) Monitor tanda dan gejala hiperglikemia (mis. poliuri, polidipsia, polivagia,
kelemahan, malaise, pandangan kabur, sakit kepala)
Rasional : Tanda awal hiperglikemia pada diabetes antara lain peningkatan
rasa haus, sakit kepala, lemah, sering BAK, dan mudah lapar
e) Monitor intake dan output cairan
Rasional : Memberikan perkiraan kebutuhan cairan pengganti, fungsi
ginjal, dan keefektifan dari terapi yang diberikan
f) Monitor keton urine, kadar analisa gas darah, elektrolit, tekanan darah
ortostatik dan frekuensi nadi
Rasional : Terjadi atau tidak komplikasi ketoadosis diabetic
o Terapeutik
g) Berikan asupan cairan oral
Rasional : Untuk memproses zat gula atau glukosa yang berasal dari
makanan dan minuman.
h) Konsultasi dengan medis jika tanda dan gejala hiperglikemia tetap ada atau
memburuk
Rasional : Untuk memberikan tindakan medis yang tepat
i) Fasilitasi ambulasi jika ada hipotensi ortostatik
Rasional : Untuk mencegah terjadinya komplikasi akibat dari
hiperglikemiEdukasi
j) Anjurkan olahraga saat kadar glukosa darah lebih dari 250 mg/dL
Rasional : agar tidak terjadi komplikasi
k) Anjurkan monitor kadar glukosa darah secara mandiri
Rasional : Agar kandungan glukosa dalam darah tidak semakin tinggi
l) Anjurkan kepatuhan terhadap diet dan olahraga
Rasional : Untuk menghindari terjadinya komplikasi pada peningkatan
ataupun penurunan kadar gula dalam darah
m) Ajarkan indikasi dan pentingnya pengujian keton urine, jika perlu
Rasional : Terjadi atau tidak komplikasi ketoasidosis diabetic
n) Ajarkan pengelolaan diabetes (mis. penggunaan insulin, obat oral, monitor
asupan cairan, penggantian karbohidrat, dan bantuan professional
kesehatan)
Rasional : Untuk mencegah terjadinya komplikasi akibat dari
hiperglikemia.
o Kolaborasi
o) Kolaborasi pemberian insulin, jika perlu
Rasional : Pemberian insulin berfungsi untuk mempertahankan jumlah
glukosa dalam darah tetap normal
p) Kolaborasi pemberian cairan IV, jika perlu
Rasional : Untuk memberikan tindakan medis yang tepat
q) Kolaborasi pemberian kalium, jika perlu
Rasional : Untuk memberikan tindakan medis yang tepat
o Observasi
a) Identifikasi status nutrisi
b) Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
c) Identifikasi makanan yang disukai
d) Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
e) Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastric
f) Monitor asupan makanan
g) Monitor berat badan
h) Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
o Terapeutik
i) Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
j) Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. Piramida makanan)
k) Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
l) Berikan makan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
m) Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
n) Berikan suplemen makanan, jika perlu
o) Hentikan pemberian makan melalui selang nasigastrik jika asupan oral
dapat ditoleransi
o Edukasi
p) Anjurkan posisi duduk, jika mampu
q) Ajarkan diet yang diprogramkan
o Kolaborasi
r) Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. Pereda nyeri,
antiemetik), jika perlu
s) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan, jika perlu
3) Perfusi perifer tidak efektif berhubunga dengan
Tujuan : setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x24 jam maka perfusi
perifer meningkat dengan kriteria hasil : (L.02011)
- Denyut nadi perifer meningkat
- Penyembuhan luka meningkat
- Sensasi meningkat
- Warna kulit pucat menurun
- Edema perifer menurun
- Nyeri ekstremitas menurun
- Parastesia menurun
- Keram otot menurun
- Turgor kulit membaik
- Tekanan darah sistolik membaik
- Tekanan darah diastolik membaik
o Observasi
a) Periksa sirkulasi perifer(mis. Nadi perifer, edema, pengisian kalpiler,
warna, suhu, angkle brachial index)
b) Identifikasi faktor resiko gangguan sirkulasi (mis. Diabetes, perokok,
orang tua, hipertensi dan kadar kolesterol tinggi)
c) Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau bengkak pada ekstremitas
o Terapeutik
d) Hindari pemasangan infus atau pengambilan darah di area keterbatasan
perfusi
e) Hindari pengukuran tekanan darah pada ekstremitas pada keterbatasan
perfusi
f) Hindari penekanan dan pemasangan torniquet pada area yang cidera
g) Lakukan pencegahan infeksi
h) Lakukan perawatan kaki dan kuku
i) Lakukan hidrasi
o Edukasi
j) Anjurkan berhenti merokok
k) Anjurkan berolahraga rutin
l) Anjurkan mengecek air mandi untuk menghindari kulit terbakar
m) Anjurkan menggunakan obat penurun tekanan darah, antikoagulan, dan
penurun kolesterol, jika perlu
n) Anjurkan minum obat pengontrol tekakan darah secara teratur
o) Anjurkan menghindari penggunaan obat penyekat beta
p) Ajurkan melahkukan perawatan kulit yang tepat(mis. Melembabkan kulit
kering pada kaki)
q) Anjurkan program rehabilitasi vaskuler
r) Anjurkan program diet untuk memperbaiki sirkulasi( mis. Rendah lemak
jenuh, minyak ikan, omega3)
s) Informasikan tanda dan gejala darurat yang harus dilaporkan( mis. Rasa
sakit yang tidak hilang saat istirahat, luka tidak sembuh, hilangnya rasa)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN DIABETES MELLITUS
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Pengkajian dilakukan pada tanggal: 14 Desember 2021 jam: 14.00
I. DATA UMUM
1. IDENTITAS
a. Identitas Klien
Nama : Ny. S
Umur : 53 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Pendidikan : SMA/Sederajat
Pekerjaan : Wiraswata
Suku/bangsa : Indonesia
Alamat : Ngaliyan,Semarang
Diagnosa medis : Diabetes Mellitus
b. Identitas Penanggung jawab
Nama : Tn.A
Umur : 58 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku/bangsa : Indonesia
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Ngaliyan,Semarang
Hubungan Dengan Klien : Suami
2. Keluhan utama
Pasien mengeluh pusing
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien mengeluh mual muntah dan pusing
4. Riwayat kesehatan lalu
a. Pasien mengatakan pernah mengalami penyakit seperti sekarang yaitu DM
b. Pasien mengatakan tidak pernah mengalami kecelakaan
c. Pasien mengatakan pernah di rawat di rumah sakit karena DM
d. Pasien mengatakan tidak memiliki alergi obat
e. Pasien mengatkan memiliki penyakit keturunan diabetes mellitus
5. Riwayat Kesehatan keluarga
a. Genogram
Keterangan :
: Perempuan
: Laki-Laki
: Pasien
: Laki-Laki Meninggal
: Perempuan Meninggal
: Garis Keturunan
b. Pasien mengatakan anggota keluarga ada yang memiliki penyakit seperti yang di
alami klien yaitu anak :laki lakinya
Serumah
c. Pasien mengatakan anggota keluarga ada yang memiliki penyakit keturunan DM
3. Pola eliminasi
a) Eliminasi feses
Pasien mengatakan sebelum sakit BAB 1 x sehari di pagi hari dengan
konsistensi lunak.
Pasien mengatakan selama sakit 2 hari belum BAB
b) Eliminasi urin
Pasien mengatakan sebelum sakit BAK 4-5 x sehari dengan warga kuning
jernih.
pasien mengatakan selama sakit sering BAK di malam haroi kurang lebih
6-7 kali selama sehari
S = skala nyeri 3
T = pasien mengatakan nyeri dirasa terus menerus
9. Pola Seksual-Reproduksi
a. Pasien sudah menopause dan memiliki 2 anak
b. Pasien mengatakan tidak memiliki gangguan reproduksi
10. Abdomen :
Inspeksi : Abdomen datar, tepi perut dan umbilicus tidak
menonjol, bendungan pembuluh darah dikulit abdomen tidak ada
Auskultasi : peristaltic usus 20x/mt,.
Perkusi : nyeri bagian kiri,dan bawah
Palpasi : ascites tidak ada
11. Genetalia : bersih , tidak ada luka , tidak ada tanda infeksi, tidak
terpasang kateter, tidak ada hemoroid
12. Ekstremitas atas dan bawah
Kuku utuh dan tidak panjang
Capillary refill time(CRT) : < 3 detik
Kaki kanan dan kiri simetris
Daerah yang terpasang infus tidak ada tanda tanda infeksi
13. Kulit
Kulit bersih warna sawo matang dengan tugor lembab tidak ada edema
IV. DATA PENUNJANG
1. Hasil Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan laborat : 14 Desember 2021
(11.15)
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan Keterangan
Gula darah sewaktu High 75 - 180 mg/dL
C. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d resistensi insulin (D.0027)
2. Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan mencerna makanan (D.0019)
3. Perfusi perifer tidak efektif b.d hiperglikemia (D.0009)
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
Tgl / jam Diagnosa Tujuan & Kriteria Intervensi dan TTD
Keperawatan Hasil Rasional
Ketidakstabilan Setelah dilakukan Manajemen
kadar glukosa tindakan Hiperglikemia
darah (D.0027) keperawatan Observasi
b.d resistensi selama 3x8 jam, 1. Identifikasi
insulin Ketidakstabilan penyebab
kadar glukosa darah hiperglikemia
b.d resistensi Rasional: untuk
insulin teratasi mengetahui penyebab
dengan kriteria hiperglikemi
hasil : 2. Monitor kadar
1. Jumlah urin glukosa darah
membaik Rasional: agar kadar
2. GDS glukosa darah dapat
menurun terkontrol
3. Lemah 3. Monitor tanda
menurun dan gejala
4. Mukosa hiperglikemia
bibir Rasional: untuk
membaik mengetahui tanda dan
gejala hiperglikemia
pada pasien sehingga
perawat diharapkan
bisa lebih kritis dalam
menganalisa tanda dan
gejala yang dimiliki
pasien
Terapeutik
4. Berikan asupan
cairan oral
Rasional: agar asupan
tercukupi
5. Konsultasi
dengan medis
jika tanda dan
gejala
hiperglikemia
tetap ada atau
memburuk
Rasional: Agar dapat
mengantisipasi dan
menghambat
keparahan yang
diakibatkan oleh
hiperglikemia.
Edukasi
6. Anjurkan
monitor kadar
glukosa darah
secara mandiri
Rasional: agar pasien
dapat mengetahui
kadar glukosa
darahnya sehingga
dapat mengontrol
makanan dan minuman
yang dikonsumsi
7. Anjurkan
kepatuhan diet
dan olahraga
Rasional: agar kadar
glukosa darah dapat
terkontrol dengan baik
8. Ajarkan
pengelolaan
diabests
Rasional : pengelolaan
yang tepat dapat
menjaga kadar glukosa
darah
Kolaborasi
9. Kolaborasi
pemberian
cairan IV
Rasional: agar
kebutuhan cairan
terpenuhi
Defisit nutrisi Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi
(D.0019) b.d tindakan Observasi
ketidakmampuan keperawatan 1. Identifikasi
mencerna selama 3x8 jam, status nutrisi
makanan Defisit Nutrisi b.d Rasional: untuk
ketidakmampuan mengetahui status
mencerna makanan nutrisi
teratasi dengan 2. Identifikasi
kriteria hasil : alergi dan
1. Berat badan intoleransi
membaik makanan
2. Perasaan Rasional: untuk
cepat mengetahui adanya
kenyang allergy dan toleransi
menurun makanan
3. Nafsu 3. Identifikasi
makan kebutuhan
membaik kalori dan jenis
nutrien
Rasional: untuk
mengetahui kebutuhan
kalori dan jenis nutrisi
pasien
4. Monitor asupan
makanan
Rasional: untuk
mengetahui asupan
makan yang masuk
5. Monitor berat
badan
Rasional: untuk
mengetahui ada /
tidaknya
peningkatan
/penurunan BB
6. Monitor hasil
pemeriksaan
laboratorium
Rasional: untuk
mengetahui ada
peningkatan/penurunan
kadar glukosa darah
Terapeutik
7. Fasilitasi
menentukan
diet
Rasional: agar pasien
mengerti apa yang bisa
di konsumsi/ tidak
untuk menstabilkan
kadar glukosa darah
8. Berikan
makanan tinggi
serat untuk
mencegah
konstipasi
Rasional: agar BAB
lancar dan tidak
konstipasi
9. Berikan
makanan tinggi
kalori dan
protein
Rasional: agar
kebutuhan nutrisi
tercukupi
Edukasi
10. Anjurkan posisi
duduk
Rasional: agar
makanan dapat
tercerna dengan baik
11. Ajarkan diet
yang
diprogramkan
Rasional: agar gula
darah dapat terkontrol
Kolaborasi
12. Kolaborasi
dengan ahli gizi
untuk
menentukan
jumlah kalori
dan nutrien
yang
dibutuhkan
Rasional: utuk
memenuhi kebutuhan
nutrisi
Perfusi perifer Setelah dilakukan Perawatan Sirkulasi
tidak efektif tindakan Observasi
( D.0009) b.d keperawatan 1. Periksa
hiperglikemia selama 3x8 jam, sirkulasi perifer
Perfusi perifer tidak Rasional : untuk
efektif b.d mengetahui adanya
hiperglikemia gangguan perfusi
teratasi dengan perifer
kriteria hasil : 2. Identifikasi
1. Nyeri faktor risiko
ekstremitas gangguan
menurun sirkulasi
2. Turgor kulit Rasional: untuk
membaik mengetahui factor
3. Nadi resiko gangguan
meningkat sirkulasi
Edukasi
3. Anjurkan
berolahraga
rutin
Rasional: olahraga
teratur dapat menjaga
kestabilan kadar
glukosa darah
4. Anjurkan
melakukan
perawatan kulit
yang tepat
Rasional: agar tidak
terjadi kerusakan / luka
pada kulit
5. Ajarkan
program diet
untuk
memperbaiki
sirkulasi
Rasional: agar pasien
bisa dan mau
melakukan diet untuk
menstabilkan kadar
glukosa darah
E. IMPLEMENTASI
F. EVALUASI
No.DP Tanggal/Jam Evaluasi(SOAP) TTD
1. 14/12/2021 S: Pasien mengatakan
J. 21.00 pusing dan sering BAK
O:
TD: 149/80 MmHg
S: 36˚C
N: 84x/menit
RR: 20x/menit
GDS: High
A: Masalah teratasi
sebagian
P: Lanjutkan intervensi
2. 14/12/2021
J. 21.00 S: Pasien mengatakan
nafsu makan menurun, dan
mual
O: Pasien tampak
menghabiskan ¼ porsi
makanan, Injeksi
ondansentran masuk IV
O: Masalah teratasi
sebagian
P: Lanjutkan intervensi
3. 14/12/2021
J. 21.00 S: Pasien mengatakan
sering kesemutan
O: Pasien tampak tidak
nyaman
A: Masalah teratasi
sebagian
P: Lanjutkan intervensi