Anda di halaman 1dari 20

KABUPATEN BANGGAI LAUT

PERATURAN BERSAMA
KEPALA DESA KENDEK, KEPALA DESA LOKOTOY, KEPALA DESA
POPISI, KEPALA DESA PAISUMOSONI, KEPALA DESA TOLISETUBONO
DAN KEPALA DESA BONEBARU,

NOMOR 1 TAHUN 2019


NOMOR 1 TAHUN 2019
NOMOR 1 TAHUN 2019
NOMOR 1 TAHUN 2019
NOMOR 1 TAHUN 2019
NOMOR 1 TAHUN 2019

TENTANG

RENCANA PENGELOLAAN SUMBER DAYA WILAYAH PESISIR DAN


PULAU-PULAU KECIL KECAMATAN BANGGAI UTARA KABUPATEN
BANGGAI LAUT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA DESA KENDEK, KEPALA DESA LOKOTOY, KEPALA DESA
POPISI, KEPALA DESA PAISUMOSONI, KEPALA DESA TOLISETUBONO
DAN
KEPALA DESA BONEBARU,

Menimbang : a. bahwa eksploitasi terhadap sumber daya pesisir dan


pulau-pulau kecil di wilayah kecamatan Banggai
Utara yang tidak ramah lingkungan, mengakibatkan
potensi sumberdaya pesisir untuk menjamin
kehidupan masyarakat secara berkelanjutan
semakin terancam, maka perlu pengaturan
pemanfaatan sumber daya pesisir;
b. bahwa berdasarkan hasil asistensi dengan Dinas
Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Tengah
tentang rencana pengelolaan sumber daya wilayah
pesisir dan pulau-pulau kecil kecamatan Banggai
Utara serta hasil kesepakatan musyawarah dengan
berbagai unsur masyarakat di 6 Desa di Kecamatan
Banggai Utara perlu ditindaklanjuti dengan
peraturan di tingkat desa di wilayah kecamatan
Banggai Utara;
c. bahwa berdasarkan ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2), (3), (4) Peraturan
Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 44
tahun 2016 perlu dituangkan dalam suatu
peraturan bersama kepala desa sebagai perwujudan
masyarakat yang sadar hukum dan taat hukum
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c,
perlu menetapkan suatu peraturan bersama kepala
Desa tentang Rencana Pengelolaan Sumber Daya
Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil Kecamatan
Banggai Utara Kabupaten Banggai Laut.

Mengingat : 1. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat (3);


2. Undang-Undang Nomor 6 tahun 1996 tentang
Perairan Indonesia (Lembaran Negara Tahun 1996
Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3647);
3. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4739) sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014
tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 27
Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir
dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 2, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5490);
4. Undang-Undang Nomor 45 tahun 2009 tentang
Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5073);
5. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,
(Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 5059);
6. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2013 tentang
Pembentukan Kabupaten Banggai Laut di Provinsi
Sulawesi Tengah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 20, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5398);
7. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5495);
8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010
tentang Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat
Dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 118, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5160);
10.Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Nomor
10 tahun 2017 tentang Rencana Zonasi Wilayah
Pesisir dan Pulau-Pulau kecil Provinsi Sulawesi
Tengah Tahun 2017-2037 (Lembaran Daerah
Sulawesi Tengah Tahun 2017 Nomor 100,
Tambahan Lembaran Daerah Sulawesi Tengah
Nomor 100);
11.Peraturan Daerah Kabupaten Banggai Laut Nomor 9
Tahun 2015 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Banggai Laut Tahun 2015 – 2035
(Lembaran Daerah Kabupaten Banggai Laut Tahun
2015 Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Banggai Laut Nomor 9).

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN BERSAMA KEPALA DESA KENDEK,


KEPALA DESA LOKOTOY, KEPALA DESA POPISI, KEPALA
DESA PAISUMOSONI, KEPALA DESA TOLISETUBONO DAN
KEPALA DESA BONEBARU TENTANG RENCANA
PENGELOLAAN SUMBER DAYA WILAYAH PESISIR
DAN PULAU-PULAU KECIL KECAMATAN BANGGAI
UTARA

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bersama Kepala Desa ini yang dimaksud dengan:


1. Desa adalah Desa Bonebaru, Desa Tolisetubono, Desa Paisumosoni,
Desa Popisi, Desa Lokotoy dan Desa Kendek Kecamatan Banggai
Utara Kabupaten Banggai Laut Provinsi Sulawesi Tengah.
2. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai
unsur penyelenggaraan Pemerintahan Desa;
3. Nelayan adalah penduduk yang pekerjaannya sebagai pencari ikan di
laut baik yang berasal dari Desa dan luar Desa
4. Sumber daya Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau kecil adalah sumber
daya hayati, sumber daya non-hayati, sumber daya buatan dan jasa-
jasa lingkungan, sumber daya hayati meliputi ikan, terumbu karang,
padang lamun, mangrove dan biota laut lain, sumber daya nonhayati
meliputi pasir, air laut, mineral dasar laut, sumber daya buatan
meliputi infrastruktur laut yang terkait dengan kelautan dan
perikanan dan jasa-jasa lingkungan berupa keindahan alam,
permukaan dasar laut tempat instalasi bawah air yang terkait
dengan kelautan dan perikanan serta energi gelombang laut yang
terdapat di wilayah pesisir.
5. Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau kecil yang selanjutnya disingkat
WP-3-K adalah wilayah ke arah darat mencakup batas wilayah
administrasi kecamatan di wilayah pesisir dan ke arah laut sejauh
12 (dua belas) mil laut diukur dari garis pantai pada saat pasang
tertinggi ke arah laut lepas dan/atau ke arah perairan kepulauan;
6. Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau kecil yang selanjutnya
disingkat PWP-3-K adalah suatu proses perencanaan, pemanfaatan,
pengawasan dan pengendalian sumber daya pesisir dan Pulau-pulau
kecil antar sektor, antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah,
antara ekosistem darat dan laut, serta antara ilmu pengetahuan dan
manajemen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
7. Tim Pengawasan WP-3-K Kecamatan Banggai Utara, selanjutnya
disebut Tim Pengawasan, adalah suatu tim berbasis masyarakat
yang memiliki komitmen dan usaha untuk melindungi dan
mengawasi sumberdaya WP-3-K Banggai Utara;
8. Kawasan pengelolaan pesisir dan laut adalah wilayah pesisir
dan laut Kecamatan Banggai Utara.

BAB II
RUANG LINGKUP

Pasal 2

Ruang lingkup dalam peraturan bersama kepala desa ini meliputi:


a. Wilayah Pengelolaan
b. Bentuk Pengelolaan
c. Pelarangan
d. Sanksi

BAB III
WILAYAH PENGELOLAAN

Pasal 3

(1) Rencana pengelolaan sumber daya WP-3-K Kecamatan Banggai


Utara meliputi seluruh wilayah pesisir dan laut yang termasuk
dalam wilayah administrasi Kecamatan Banggai Utara.
(2) Rencana pengelolaan sumber daya WP-3-K Kecamatan Banggai
Utara meliputi:
a. Ke arah darat mencakup batas wilayah administrasi Kecamatan
Banggai Utara
b. Ke arah laut sejauh 12 mil laut diukur dari garis pantai pada saat
pasang tertinggi ke arah laut lepas dan/atau ke arah perairan
kepulauan
c. Kecuali wilayah yang berbatasan langsung dengan batas
administrasi kabupaten lain maka tidak dapat melebihi batas
administrasi Kabupaten Banggai Laut.
(4) Wilayah rencana PWP-3-K terdiri dari 2 (dua) Zona, antara lain:
a. Zona Inti
b. Zona Pemanfaatan Terbatas
(5) Zona Inti sebagaimana yang dimaksud pada ayat (3) huruf a
merupakan Zona yang mempunyai nilai konservasi tinggi, sangat
rentan dan tidak diijinkan melakukan kegiatan apapun kecuali
untuk kegiatan perlindungan mutlak habitat dan populasi ikan,
penelitian, dan pendidikan.
(6) Zona Pemanfaatan Terbatas sebagaimana yang dimaksud pada ayat
(3) huruf b terdiri dari:
a. Zona Budidaya
b. Zona Perikanan Tradisional
c. Zona Wisata Bahari
d. Zona Penutupan Sementara.
(7) Zona Penutupan Sementara sebagaimana yang dimaksud pada ayat
(5) huruf d merupakan Zona yang ditutup dan dibuka kembali dalam
waktu tertentu dengan tujuan menjaga populasi serta meningkatkan
kualitas hasil tangkapan spesies target perikanan.

Pasal 4

Batas wilayah encana PWP-3-K sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3


selanjutnya tertuang dalam lampiran peraturan ini yang merupakan
bagian yang tidak dapat dipisahkan dari peraturan bersama kepala desa
ini.

Pasal 5

Dalam hal terjadi penetapan kebijakan PWP-3-K oleh pemerintah


maupun pemerintah daerah setelah peraturan bersama kepala desa ini
ditetapkan, perlu melakukan penyesuaian dalam pengelolaan dan
penetapan wilayah pengelolaan.
BAB IV
PENGELOLAAN

Pasal 6

(1) Tim Pengelola WP-3-K terdiri dari:


a. Tim Pengelola Teknis
b. Tim Pengawas
(2) Tim pengelola teknis dibentuk dan ditetapkan dengan keputusan
kepala Desa
(3) Tim Pengawas dikoordinir oleh Kelompok Masyarakat Pengawas
(Pokmaswas) yang dibentuk dan ditetapkan oleh pemerintah daerah

Pasal 7

(1) Tata kerja yang mengatur tentang tugas, fungsi dan wewenang serta
hak dan kewajiban dari tim pengelola teknis diatur oleh Desa
(2) Tata kerja yang mengatur tentang tugas, fungsi dan wewenang serta
hak dan kewajiban dari tim pengawas diatur oleh SOP Pengawasan
Pemerintah Daerah

Pasal 8

Tugas, fungsi dan wewenang maupun hak dan kewajiban dari tim
pengelola sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dan Pasal 7 dapat
dikembangkan oleh Desa dengan berpedoman pada kewenangan Desa
dan SOP Pengawasan Pemerintah Daerah.

BAB V
LARANGAN

Pasal 9

(1) Larangan dalam PWP-3-K meliputi:


a. Larangan Kawasan Zona Inti
b. Larangan Kawasan Zona Pemanfaatan Terbatas
(2) Larangan Kawasan Zona Inti terdiri dari kegiatan apapun kecuali
untuk kegiatan perlindungan mutlak habitat dan populasi ikan,
penelitian, dan Pendidikan
(3) Larangan Kawasan Zona Pemanfaatan Terbatas terdiri dari:
a. Menggunakan alat tangkap dan/atau alat bantu penangkapan
yang dapat merusak di kawasan WP-3-K.
b. Membuang sampah di kawasan WP-3-K.
c. Melakukan kegiatan lain yang dapat merusak ekosistem di
kawasan WP-3-K.
a
BAB VI
KETENTUAN SANKSI

Pasal 10

(1) Pelanggaran terhadap larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal


9 ayat (1) huruf a dan ayat (2) dapat diberikan sanksi sebagaimana
yang diatur dalam peraturan daerah dan peraturan perundang-
undangan
(2) Pelanggaran terhadap larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
9 ayat (1) huruf b dan ayat (3) dapat diberikan sanksi sebagaimana
yang diatur dalam peraturan daerah dan peraturan perundang-
undangan

Pasal 11

(1) Selain sanksi sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 10, dapat
juga diberlakukan sanksi lokal yang diatur oleh Desa
(2) Sanksi lokal sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) tidak dalam
bentuk:
a. Denda;
b. Kekerasan fisik; dan
c. Sanksi lain yang melanggar Hak Asasi Manusia.
(3) Penerapan sanksi lokal hanya dapat dilakukan jika melibatkan
dan/atau dipimpin langsung oleh pihak yang berwenang.

BAB VII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 12

(1) Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan Bersama


Kepala Desa ini sepanjang mengenai PWP-3-K, akan diatur lebih
lanjut oleh Desa dengan keputusan Desa melalui musyawarah Desa.
(2) Peraturan Bersama Kepala Desa ini mulai diberlakukan sejak
tanggal diundangkan.
(3) Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
peraturan bersama kepala Desa ini dalam penempatannya dalam Berita
Desa Kendek, Desa Lokotoy, Desa Popisi, Desa Paisumosoni, Desa
Tolisetubono, dan Desa Bonebaru.

Ditetapkan di Popisi
Pada tanggal 2 September 2019

KEPALA DESA KENDEK, KEPALA DESA LOKOTOY,

(HUSDIN HUSMADIK) (ARPAN T. Dg. MANGAWI)

KEPALA DESA POPISI, KEPALA DESA PAISUMOSONI,

(RAHMAT RUKMAN) (MARCONI SIHAKA)

KEPALA DESA TOLISETUBONO, KEPALA DESA BONEBARU,

(HASRUDIN M. BILAINA) (BUHARI S. NGONING)


Diundangkan di Kendek Diundangkan di Lokotoy
pada tanggal ... pada tanggal ...
SEKRETARIS DESA SEKRETARIS DESA
KENDEK, LOKOTOY,

(Yadi Abusama Linto, SE) (Suhurin M. Syair, SE)

Diundangkan di Popisi Diundangkan di Paisumosoni


pada tanggal ... pada tanggal ...
SEKRETARIS DESA Plt SEKRETARIS DESA
POPISI, PAISUMOSONI,

(Lemang Adam) (Amin Mantang)

Diundangkan di Tolisetubono Diundangkan di Bonebaru


pada tanggal ... pada tanggal ...
SEKRETARIS DESA SEKRETARIS DESA
TOLISETUBONO, BONEBARU,

(Ruslan P. Dahjan) (Aston AR Tulemo)

BERITA DESA KENDEK TAHUN 2019 NOMOR ...

BERITA DESA LOKOTOY TAHUN 2019 NOMOR ...

BERITA DESA POPISI TAHUN 2019 NOMOR ...

BERITA DESA PAISUMOSONI TAHUN 2019 NOMOR ...

BERITA DESA TOLISETUBONO TAHUN 2019 NOMOR ...

BERITA DESA BONEBARU TAHUN 2019 NOMOR ...


Lampiran : PERATURAN BERSAMA KEPALA DESA
Nomor : 1 Tahun 2019
Tanggal : 2 September 2019

Rencana Pengelolaan, Kesepakatan Desa-desa Banggai Utara dan Resume Hasil Asistensi DKP Provinsi tentang WP-3-K Berbasis Masyarakat
di Kecamatan Banggai Utara, Kabupaten Banggai Laut
Desa Lokotoy

Zona Inti
• Pulau Batu Kapal (Terumbu Karang)
- Terdapat ekosistem terumbu karang dan juga habitat ikan Napoleon
- Dibetuk Zona inti untuk menjaga dan memulihkan ekosistem laut yang
pernah hancur akibat kegiatan perikanan yang merusak serta menjaga
habitat ikan Napoleon yang dilindungi
• Utara Togong Potil
- Sebagai Zona Penyangga bagi kawasan pariwisata di utara Togong Potil
Besar
• Wilayah Mangrove
- Zona ini berperan sebagai kawasan penyangga bagi kegiatan pariwisata
di Zona hutan mangrove Lokotoy, sehingga biota dan juga ekosistem
dapat memiliki kawasan perlindungan dan membantu kelestarian serta
keberlanjutan kegiatan pemanfaatan sumberdaya di sekitarnya
• Batu Alay
- Zona Inti di kawasan Batu Alay Lokotoy sebagai Zona penyangga bagi
kegiatan pemanfaatan sumberdaya yang akan dilakukan serta sebagai
kawasan perlindungan bagi biota perairan. Selain itu spesies burung
mangrove yang biasa disebut Burung Teon biasa membuat sarang di
pulau sebelah Batu Alay
- Zona ini akan berperan sebagai kawasan perlindungan biota Endemik
dan Ekosistemnya agar tetap lestari. Selain itu juga menjadi Zona
penyangga bagi ekosistem mangrove Lokotoy
Zona Perikanan Tradisional
• Timur Togong Potil Besar
- Dibentuk Zona perikanan tradisional dengan tujuan untuk memastikan
nelayan tradisional menjadi pengguna prioritas, bukan kapal diatas 10
GT (bukan nelayan tradisional)
- Menjaga stok ikan agar lestari di Zona tersebut, mengingat banyaknya
nelayan tradisional yang memanfaatkan wilayah perairan ini
Catatan : Pengawasan harus lebih ketat dan sosialisasi ke pengusaha
kapal diatas 10 GT harus dilakukan

Zona Budidaya
• Barat Togong Potil Besar
- Merupakan kawasan budidaya rumput laut oleh nelayan dari
Kalumbatan yang masih berlangsung hingga sekarang

Catatan : Nelayan wajib melapor siapa saja yang berkegiatan disana agar
dapat didata sehingga koordinasi dengan Desa Lokotoy lebih baik

• Barat Pantai Oyama / Teluk Mutiara


- Merupakan lokasi budidaya rumput laut oleh beberapa nelayan dari
Desa Popisi yang masih berlanjut hingga sekarang
Zona Pariwisata
• Pesisir Utara dan Barat Lokotoy
- Potensi wisata berupa pantai pasir putih yang sudah dikenal
masyarakat sebagai lokasi wisata, yaitu Pantai Oyama, Pantai Pasir
Panjang, Pantai Bulung, dan Pantai Bakum
• Utara Togong Potil
- Zona pariwisata bahari, mengedepankan keindahan alam bawah laut
• Hutan Mangrove Oyama
- Akan dibentuk kawasan wisata bahari Pantai Oyama yang memang
sudah terkenal, namun terhalang dengan dibentuknya Zona Inti di
kawasan tersebut
- Zona Pemanfaatan Wisata Bahari ini berada di belakang Pantai Oyama
yang merupakan kawasan Hutan Mangrove. Desa Lokotoy ingin
mengelola jalur masuk ke Pantai Oyama melalui Hutan Mangrove
dengan Jetty dan Mangrove track sebagai salah satu daya tarik wisata.
Selain itu dapat juga menjadi jalan masuk menuju Pantai Oyama pada
saat ombak dan gelombang besar di musim utara
• Batu Peti
- Akan dibentuk Zona pariwisata dengan potensi situs Batu Peti yang
memiliki sejarah atau cerita rakyat
- Sebagian dari kawasan ini merupakan ekosistem hutan mangrove yang
rencananya akan dikembangkan menjadi objek pariwisata yang ingin
dikelola oleh desa
Catatan : Kegiatan penambangan pasir yang dapat mengakibatkan
abrasi pantai harus dikurangi
Zona Pemanfaatan/Penutupan Sementara
• Kawasan Perairan Tl. Mutiara
- Akan dibentuk kawasan pengelolaan dengan konsep Penutupan
Sementara Penangkapan Komoditi Perikanan
- Tujuan Penutupan Sementara yaitu memberikan kesempatan bagi
habitat dan komoditi perikanan untuk pulih dan berkembangbiak,
sehingga diharapkan hasil yang diperoleh nelayan akan meningkat

Desa Paisumosoni

Zona Pemanfaatan / Penutupan Sementara


• Pulau Asasal : Perubahan
- Merupakan lokasi penangkapan gurita oleh nelayan tradisional
- Tujuan dari penutupan sementara di perairan Pulau Asasal untuk
memberikan kesempatan bagi gurita untuk bereproduksi (menjaga stok
agar berkelanjutan). Selain itu memberikan waktu pemulihan bagi
kawasan tangkap tersebut, namun masih dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat pada waktu yang telah ditentukan.
Desa Tolisetubono

Zona Pariwisata
• Pantai Wisata Baru
- Akan dibentuk kawasan pariwisata pantai yang dikelola oleh
masyarakat desa dengan nama “Tanjung Pantai Laut Lestari”
bekerjasama dengan pemerintahan desa Tolisetubono, ditandai dengan
sudah mulai dibangun fasilitas pariwisata berupa gazebo dan fasilitas
pendukung lainnya
• Pantai Basema
- Akan dikembangkan kawasan pariwisata Pantai Basema yang dikelola
oleh pemerintahan Desa Tolisetubono
Zona Pemanfaatan / Penutupan Sementara
• Perairan muka Desa Tolisetubono
- Sudah pernah diterapkan pengelolaan wilayah pesisir desa dengan
konsep DPL untuk perlindungan ekosistem laut terutama terumbu
karang dengan transplantasi karang dan struktur terumbu buatan
“fishdome”. Untuk selanjutnya, desa ingin membuat pengelolaan
Penutupan Sementara, Budidaya, Konservasi Ekosistem, dan Wisata
- Penutupan sementara bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi
biota target untuk bereproduksi. Selain itu memberikan waktu
pemulihan bagi kawasan tangkap tersebut, namun masih dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat pada waktu yang telah ditentukan.
Desa Bonebaru

Zona Pemanfaatan / Penutupan Sementara


• Muka Desa Bonebaru
- Akan dibentuk kawasan pengelolaan yang terdiri dari pengelolaan
Penutupan Sementara Penangkapan Gurita, Budidaya, Konservasi
Ekosistem, dan Wisata
Zona Inti
• Tanjung Merah
- Ditetapkan sebagai Zona merah untuk menjadi Zona penyangga bagi
kegiatan pemanfaatan yang akan dikembangkan. Selain itu juga
menjadi kawasan perlindungan bagi biota yang ada sehingga tetap
lestari termasuk BCF dan habitatnya
• Togong Totolu (Toulan Kecil)
- Menjadi ekosistem penyangga bagi kegiatan pemanfaatan di P. Toulan
dan ekosistem disekitarnya, namun dikurangi sebagian karena
merupakan jalur pelayaran kapal Feri

Zona Wisata Bahari


• Muka Desa Bonebaru
- Akan dikembangkan menjadi kawasan pariwisata pantai yang akan
dikelola oleh pemerintah desa. Sudah ditandai dengan pembangunan
fasilitas pariwisata seperti gazebo

- Sudah pernah dikelola menjadi kawasan DPL khususnya ekosistem


terumbu karang yang memiliki potensi besar untuk dikembankan
menjadi kawasan pariwisata. Sudah terdapat struktur terumbu buatan
berupa “hexaframe”
• Bongo
- Akan dikembangkan menjadi kawasan pariwisata pantai yang akan
dikelola oleh masyarakat desa. Sudah ditandai dengan pembangunan
fasilitas pariwisata seperti gazebo oleh masyarakat desa Bonebaru
- Sudah pernah menjadi kawasan ekowisata bahari yang mengutamakan
prinsip konservasi. Terdapat struktur terumbu buatan berupa ”Roti
Buaya” dan “fishdome”.
Zona Budidaya
• Paisubatango
- Akan dikelola oleh desa menjadi Zona Pemanfaatan Perikanan Budidaya
untuk pengembangan kegiatan budidaya yang sudah ada. Terdapat
Balai Benih Ikan (BBI) di kawasan tersebut
- Penambahan kearah luar hingga batas jalur pelayaran untuk
memaksimalkan penggunaan wilayah perairan paisubatango, namun
dikurangi sedikit di bagian utara untuk pembuatan Zona pariwisata
oleh warga
• Togong Totolu (Toulan Kecil)
- Akan dibentuk kawasan budidaya menggunakan bantuan jaring KJA
dari pemerintah desa Bonebaru.
- Dengan pertimbangan sudah ada Zona budidaya oleh warga Dusun
Paisubatango di perairan dalam pulau serta membutuhkan jalur akses
menuju ke kawasan tersebut

Anda mungkin juga menyukai