Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Metode Iodimetri merupakan titrasi langsung dan merupakan metoda
penentuan atau penetapan kuantitatif yang dasar penentuannya adalah jumlah I2
yang bereaksi dengan sampel atau terbentuk dari hasil reaksi antara sampel
dengan ion iodide. Iodimetri adalah titrasi redoks dengan I 2 sebagai
pentiternya. Dalam reaksi redoks harus selalu ada oksidator dan reduktor,
sebab bila suatu unsur bertambah bilangan oksidasinya (melepaskan electron),
maka harus ada suatu unsur yang bilangan oksidasinya berkurang atau turun
(menangkap electron). Jadi, tidak mungkin hanya ada oksidator saja ataupun
reduktor saja.
Titrasi iodimetri adalah titrasi berdasarkan reaksi oksidasi antara iodin
sebagai pentiter dengan reduktor yang memiliki potensial oksidasi lebih rendah
dari sistem iodin-iodida dimana sebagai indikator larutan kanji. Titrasi
dilakukan dalam suasana netral sedikit asam.
Vitamin adalah senyawa-senyawa organik tertentu yang diperlukan
dalam jumlah kecil dalam diet seseorang tetapi esensial untuk reaksi
metabolisme dalam sel dan penting untuk melangsungkan pertumbuhan normal
serta memelihara kesehatan. Vitamin dibagi ke dalam dua golongan. Golongan
pertama disebut prakoenzim (procoenzyme), dan bersifat larut dalam air, tidak
disimpan oleh tubuh, tidak beracun, diekskresi dalam urine. Yang termasuk
golongan ini adalah tiamin, riboflavin, asam nikotinat, piridoksin, asam folat,
biotin, asam pantotenat, vitamin B12 (disebut golongan vitamin B) dan vitamin
C. Golongan kedua yang larut dalam lemak disebutnya alosterin, dan dapat
disimpan dalam tubuh. Apabila vitamin ini terlalu banyak dimakan, akan
tersimpan dalam tubuh, dan memberikan gejala penyakit tertentu
(hipervitaminosis), yang juga membahayakan. Kekurangan vitamin
mengakibatkan terjadinya penyakit difisiensi, tetapi biasanya gejala penyakit
akan hilang kembali apabila kecukupan vitamin tersebut sudah terpenuhi.
Kegunaan Vitamin C adalah sebagai antioksi dan berfungsi penting
dalam pembentukan kolagen, membantu penyerapan zat besi, serta membantu
memelihara pembuluh kapiler, tulang dan gigi. Konsumsi dosis normal
Vitamin C 60-90 mg/hari. Vitamin C banyak terkandung pada buah dan sayur
segar.
B. Maksud dan Tujuan
1. Maksud Percobaan
Maksud dari percobaan ini adalah agar praktikan dapat mengetahui
dan memahami cara titra iodimetri dan penentuan kadar vitamin C pada
sampel.
2. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini yaitu:
a. Untuk mengetahui reaksi iodimetri.
b. Untuk mempelajari titik ekuivalen dan titik akhir titrasi.
c. Untuk menentukan kadar vitamin C pada sampel.
C. Prinsip Percobaan
Prinsip percobaan titrasi iodimetri adalah terjadinya perubahan warna
setelah sampel dititrasi
D. Manfaat Percobaan
Manfaat dari percobaan titrasi iodimetri ini adalah agar mahasiswa
dapat mengetahui dan memahami cara titrasi iodimetri dan menentukan kadar
vitamin C pada sampel.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum
Iodimetri adalah oksidasi kuantitatif dari senyawa pereduksi dengan
menggunakan iodium. Iodimetri ini terdiri dari 2, yaitu iodimetri metode
langsung, bahan pereduksi langsung dioksidasi dengan larutan baku Iodium.
Contohnya pada penetapan kadar asam askorbat. Iodimetri metode residual
(titrasi balik), bahan pereduksi dioksidasi dengan larutan baku iodium dalam
jumlah berlebih, dan kelebihan iod akan dititrasi dengan larutan baku natrium
tiosulfat (Rahma G.M, 2010).
Dalam proses analitik, iodium digunakan sebagai pereaksi oksidasi
(iodimetri). Relatif beberapa zat merupakan pereaksi reduksi yang cukup kuat
untuk dititrasi secara langsung dengan iodium, maka jumlah penentuan
penentuan iodimetrik adalah sedikit, akan tetapi banyak pereaksi oksidasi yang
cukup kuat untuk bereaksi sempurna dengan ion iodida dan ada banyak
penggunaan proses iodimetrik. Suatu kelebihan ion iodida ditambahkan kepada
pereaksi oksidasi yang ditentukan, dengan pembahasan iodium yang kemudian
dititrasi dengan larutan natrium tiosulfat. Metode titrasi iodometri langsung
(kadang-kadang dinamakan iodimetri) mengacu kepada titrasi dengan suatu
larutan ion standar. Metode titrasi tidak langsung (kadang-kadang dinamakan
iodometri) adalah berkenaan dengan titrasi dari iod yang dibebaskan dalam
reaksi kimia (Ahmadi, 2010).
Larutan I2 digunakan untuk mengoksidasi reduktor secara kuantitatif
pada titik ekuivalennya. Namun, cara pertama ini jarang diterapkan karena I2
merupakan oksidator lemah dan adanya oksidator kuat akan memberikan reaksi
samping dengan reduktor. Adanya reaksi yang dihaslkan oleh sampling ini
mengakibatkan penyimpangan hasil penetapan kadar menjadi tidak bereaksi
(Mulyono, 2011).
Vitamin adalah senyawa-senyawa organik tertentu yang diperlukan
dalam jumlah kecil dalam diet seseorang tetapi esensial untuk reaksi
metabolisme dalam sel dan penting untuk melangsungkan pertumbuhan normal
serta memelihara kesehatan. Vitamin dibagi ke dalam dua golongan. Golongan
pertama disebut prakoenzim (procoenzyme), dan bersifat larut dalam air, tidak
disimpan oleh tubuh, tidak beracun, diekskresi dalam urine. Golongan kedua
yang larut dalam lemak disebutnya alosterin, dan dapat disimpan dalam tubuh.
Apabila vitamin ini terlalu banyak dimakan, akan tersimpan dalam tubuh, dan
memberikan gejala penyakit tertentu (hipervitaminosis) yang juga
membahayakan. Kekurangan vitamin mengakibatkan terjadinya penyakit
difisiensi, tetapi biasanya gejala penyakit akan hilang kembali apabila
kecukupan vitamin tersebut sudah terpenuhi (Poedjiadi, 1994).
Vitamin C merupakan salah satu vitamin esensial bagi tubuh manusia
yang pemenuhannya dapat dilakukan dengan mengkonsumsi bahan makanan
yang mengadung vitamin C. Untuk mengetahui kadar vitamin C suatu bahan
makanan, perlu dilakukan analisis baik analisis modern maupun analisis
konvensional. Salah satu analisis konvensional yang dapat digunakan untuk
menganalisis kadar vitamin C bahan makanan dan minuman adalah metode
iodometri (Harefa at all., 2020).
Vitamin C adalah salah satu zat gizi yang berperan sebagai
antioksidan dan efektif mengatasi radikal bebas yang dapat merusak sel atau
jaringan, termasuk melindungi lensa dari kerusakan oksidatif yang ditimbulkan
oleh radiasi. Status vitamin C seseorang sangat tergantung dari usia, jenis
kelamin, asupan vitamin C harian, kemampuan absorpsi dan ekskresi serta
adanya penyakit tertentu rendahnya asupan serat dapat mempengaruhi asupan
vitamin C karena bahan makanan sumber serat dan buah-buahan juga
merupakan sumber vitamin C (Mursyidi at all, 2013).
Vitamin C (asam askorbat) adalah salah satu zat gizi yang berperan
sebagai antioksidan efektif ataumengatasi radikal bebas yang dapat merusak sel
atau jaringan termasuk melindungi lensa dari kerusakan oksidatif yang
ditimbulkan oleh radiasi. Vitamin C sangat diperlukan untuk meningkatkan
sistem imun dan mencegah berbagai penyakit, sekaligus membentuk kolagen
dan hormon yang diperlukan oleh tubuh dan dapat ikut membantu penyerapan
zat besi. Penentuan vitamin C dapat dilakukan dengan titrasi iodimetri. Titrasi
iodimetri merupakan titrasi langsung terhadap zat-zat yang potensial
oksidasinya lebih rendah dari sistem iodium-iodida, sehingga zat tersebut akan
teroksidasi oleh iodium. Cara untuk melakukan analisis dengan menggunakan
senyawa pereduksi iodium yaitu secara langsung disebut titrasi iodimetri,
dimana digunakan larutan iodium untuk mengoksidasi reduktor-reduktor yang
dapat dioksidasi secara kuantitatif pada titik ekivalennya (Asmal, 2018).
Vitamin C mempunyai banyak fungsi di dalam tubuh. Pertama, fungsi
vitamin C adalah sebagai sintesis kolagen. Asam askorbat penting untuk
mengaktifkan enzim prolil hidroksilase yang menunjang tahap hidroksilasi
dalam pembentukan hidroksipolin, suatu unsur integral kolagen. Tanpa asam
askorbat, serabut kolagen yang terbentuk di semua jaringan tubuh menjadi
cacat dan lemah. Oleh sebab itu, vitamin C penting untuk pertumbuhan dan
kekurangan serabut di jaringan subkutan, kartilago, tulang dan gigi. Fungsi
yang kedua adalah absorbsi dan metabolisme besi. Vitamin C mereduksi besi
menjadi feri dan menjadi fero dalam usus halus sehingga mudah untuk
diabsorbsi. Fungsi yang ketiga adalah mencegah infeksi. Vitamin C berperan
dalam meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi (Fitriana, 2020).
Kadar vitamin C yang tinggi terutama terdapat dalam buah-buahan
seperti buah buni, jeruk, apel, tomat, nangka, mangga dannanas maupun sayur-
sayuran seperti kentang,sawi, kol, asparagus dan cabe dengan mengkonsumsi
vitamin C seseorang akan terhindar dari penyakit yang diakibatkan karena
defisiensi vitamin C (Siti at all., 2016).
Titrasi Iodium juga adalah salah satu metode analisis yang dapat
digunakan dalam menghitung kadar Vitamin C. Dimana, suatu larutan vitamin
C (asam askorbat) sebagai reduktor dioksidasi oleh iodium, sesudah vitamin C
dalam sampel habis teroksidasi, kelebihan Iodium akan segera terdeteksi oleh
kelebihan amilum yang dalam suasana basa berwarna biru muda. Kadar
vitamin C dapat diketahui dengan perhitungan 1 ml 0,01 N larutan Iodium =
0,88 mg asam askorbat. Kekurangan dari metode ini yaitu ketidak akuratan
nilai yang diperoleh karena vitamin C dapat dipengaruhi oleh zat lain
(Techinamuti, 2018).
Tomat adalah salah satu komoditas hortikultura yang bernilai ekonomi
tinggi. Dalam buah tomat banyak terkandung zat-zat yang berguna bagi tubuh
manusia. Zat-zat yang terkandung didalamnya adalah vitamin C, vitamin A,
dan mineral. Tomat organik menghasilkan fenol dan likopen lebih tinggi bila
dibandingkan dengan tomat konvensional karena tanaman organik tidak
menggunakan bahan kimia untuk mempertahankan diri sehingga tanaman
memproduksi antioksidan sebagai senyawa pertahanan diri (Tursilawati at all.,
2016).
Vitamin-vitamin yang terkandung dalam tomat tersebut sangat
diperlukan tubuh untuk pertumbuhan dan kesehatan. Vitamin C berguna untuk
mencegah sariawan, memelihara kesehatan gigi dan gusi, serta melindungi dari
penyakit lain yang disebabkan oleh kekurangan vitamin C. Bahkan penelitian
di Amerika Serikat menunjukkan, tomat bisa dimanfaatkan sebagai pencegah
kanker, terutama kanker prostat, jika disantap secara teratur sebanyak 5 buah
tiap minggunya. Hal ini dikarenakan tomat mengandung vitamin C yang tinggi
juga senyawa lainnya seperti likopen, serat, fosfor, kalium dan betakaroten
(Handrian at all., 2013).
B. Uraian Bahan
1. Amilum (Ditjen POM, 1979)
Nama Resmi : AMILUM.
Nama Lain : Amilum.
RM : C6H20O10H2O.
BM : -
Pemerian : Serbuk sangat halus, putih.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam etanol
(95%).
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagai indikator.
2. Aquadest (Ditjen POM, 1979).
Nama Resmi : AQUA DESTILATTA.
Nama Lain : Air suling, Aquadest.
RM : H2O.
BM : 18,02 g/mol.
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
mempunyai rasa.
Kelarutan : Larutan dalam etanol gliser.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan : Sebagai pelarut.
3. Iodium (Ditjen POM, 1979)
Nama Resmi : IODUM.
Nama Lain : Iodium.
RM : I2.
BM : 126,91 g/mol.
Pemerian : Keping atau butir, berat, mengkilap seperti
logam, bau khas.
Kelarutan : Larut dalam kurang lebih 3500 bagian air,
dalam 13 bagian etanol (95%), dalam kurang
lebih 80 bagian gliserol P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagai pereaksi.
4. Kalium Iodida (Ditjen POM,1979)
Nama Resmi : KALII IODIDUM.
Nama Lain : Kalium Iodida.
RM : KI.
BM : 166,00 g/mol.
Pemerian : Hablur heksahedral; transparan atau tidak
berwarna, opak dan putih; atau serbuk nutiran
putih, higroskopik.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, lebih mudah
larut dalam air mendidih, larut dalam etanol
(95%) mudah larut dalam gliserol.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagai pereaksi.
C. Uraian Bahan
Taksonomi tanaman tomat secara umum dapat diklasifikasikan sebagai
berikut (Pracaya, 1998) :

Gambar 1.1 Tomat merah (Lycopersicum esculentum Mill)


Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Subkelas : Metachlaimidae
Ordo : Solanales (Tubiflorae)
Famili : Solanaceae
Genus : Lycopersicon (Lycopersicum)
Spesies : Lycopersicum esculentum Mill
BAB III
METODE KERJA

A. Alat dan Bahan


1. Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu batang pengaduk,
botol semprot, buret, cawan porselin, corong kaca, erlenmeyer, gegep, gelas
kimia 100 mL, hot plate, kaca arloji, kain kasa, kertas label, labu ukur, lap
halus, lap kasar, lumpang dan alu, pipet tetes, sendok tanduk, statis dan
klem, sudip, timbangan analitik digital dan tisu.
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu aquadest; larutan
amilum 1%; larutan iodin 0,01 N dan larutan tomat.
B. Prosedur kerja

Perhitungan Kadar Vitamin C pada Larutan Tomat

Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.


Disaring tomat yang sudah disiapkan menggunakan kain
kasa.
Dikalibrasi timbangan menggunakan gelas kimia 100 mL.
Ditimbang larutan tomat sebanyak 10 gram.
Dipindahkan larutan tomat kedalam erlenmeyer kemudian
ditambahkan 20 mL aquadest lalu ditambahkan 5 tetes
amilum 1%.
Dikocok larutan hingga homogen.
Dimasukkan larutan iodin 0,01 N ke dalam buret.
Dititrasi larutan tomat hingga berubah menjadi warna biru
gelap.
Dihitung volume iodin 0,01 N yang digunakan lalu dihitung
kadar vitamin C.
Diulangi perlakuan sebanyak 3 kali.
Hasil
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan

No Tahapan Gambar
1. Alat-alat yang digunakan.

2. Pembuatan larutan amilum 1 % sebanyak


10 gram.

3. Penimbangan larutan ekstrak buah tomat


sebanyak 10 gram.

4. Larutan ekstrak buah tomat yang telah


ditambahkan aquadest sebanyak 20 mL
dan diteteskan amilum 1 % sebanyak 5
tetes.

5. Proses titrasi iodimetri menggunakan


larutan baku iodin 0,001 N dengan larutan
sampel di dalam erlenmeyer.

6. Titik akhir titrasi pada ke tiga sampel


yang menghasilkan warna biru mantap.

B. Perhitungan Bahan
1. Perhitungan Rata-rata Kadar Vitamin C Pada Sampel
Sampel Berat (g) Volume
I 10 5,8
II 10 7,2
III 10 3,2
Rata-rata 5,4 mL

Rata-rata volume x Nx Mr
Kadar Vitamin C =
Berat sampel

5,4 mL x 0,001 N x 176 gr/mol


=
10 gr
= 0,95 gram
C. Pembahasan
Iodometri adalah analisis kuantitatif larutan zat pengooksidasi dengan
menambahkan iodida yang bereaksi membentuk iodin yang kemudian dititrasi
sedangkan iodimetri adalah analisis volumetrik yang melibatkan titrasi dengan
larutan iodine terstandarisasi atau pelepasan oleh zat yang sedang diperiksa.
Penetapan vitamin C ini dilakukan dengan metode titrasi lodimetri
yaitu titrasi dengan 12 sebagai titemya. lodimetri merupakan titrasi langsung
dan merupakan metode penentuan atau pcnetapan kuantitatif yang
penentuannya adalah jumlah 12 yang bereaksi dengan sampel atau terbentuk
dan hasil reaksi antara sampel dengan ion iodide.
Vitamin C mempunyai rumus C6H8C6 dalam bentuk murni merupakan
kristal putih, tak berwarna, tidak bau dan mencair pada suhu 190-192'C.
Senyawa ini bersifat reduktor kuat dan mempunyai rasa asam, sifat yang paling
utama dari vitamin C adalah kemampuan mereduksi yang kuat dan mudah
teroksidasi yang dikatalis oleh beberapa logam terutama Cu dan Ag. Vitamin C
(asam askorbat) adalah vitamin yang larut dalam air yang diperlukan oleh
tubuh untuk membentuk kolagen dalam tulang, tulang rawan, otot, pembuluh
darah dan rnembantu dalam penyerapan zat besi.
Tanaman tomat merupakan salah satu komoditas hortikultura yang
bernilai ekonomi tinggi. Tomat merupakan komoditas sayuran yang sangat
penting dalam menunjang ketersediaan pangan dan kecukupan gizi masyarakat.
Tomat banyak digemari orang karena rasanya enak, segar dan sedikit asam
serta mengandung banyak vitamin A, C dan sedikit vitamin B.
Iodin atau yodium adalah unsur kimia pada tabel periodik yang
memiliki simbol I dan nomor atom 53. Unsur ini diperlukan oleh harnpir
semua mahkluk hidup, iodin adalah halogen yang reaktivitasnya paling rendah
dan paling bersifat elektropositif larutan iodin dalam percobaan yang dilakukan
berguna untuk menunjukan suatu bahan mengandung amilum (karbohidrat).
Kalium iodida adalah suatu senyawa kimia, obat-obatan dan suplemen
makanan. Sebagai obat-obatan hal ini digunakan pada penyakit hipertiroidisme
dalam radiasi darurat dan untuk melindungi kelenjar tiroid ketika beberapa
jenis radiofarmaka digunakan, larutan kalium iodida dalam percobaan ini
digunakan untuk menambah kelarutan dan mengurangi penguapan iodin
dikarenakan iodin sukar larut dalam air tetapi mudah larut dalam larutan pekat
kalium iodida.
Pati atau amiltun adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam
air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Pati merupakan bahan
utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosa
dalam jangka panjang, amilum pada percobaan ini digunakan sebagai indikator
deteksi titik akhir titrasi yang ditandai dengan terjadinya perubahan warna
menjadi biru kehitaman.
Pada praktikum kali ini dimulai dengan pembuatan semua larutan
bahan yang akan digunakan pada proses titrasi iodimetri dengan larutan baku
iodin 0,001 N yang diawali dengan pembuatan larutan amilum yang dilakukan
dengan penimbangan serbuk amilum sebanyak 10 gram menggunakan
timbangan analitik selanjutnya dimasukan ke dalam gelas kimia 100 mL lalu
ditambahkan dengan aquadest sebanyak 100 mL selanjutnya dipanaskan diatas
hot plate sambil diaduk, setelah larutan amilum telah panas dilanjutkan dengan
mendinginkan larutan amilum sebelum digunakan kemudian dilanjutkan
dengan pengekstrakan pada buah tomat yang telah di blender sebelumnya,
untuk mendapatkan ekstrak buah tomat itu sendiri yang dilanjutkan dengan
penimbangan ekstrak buah tomat yang telah di letakan ke dalam gelas kimia
100 mL menggunakan timbangan analitik sebanyak 10 gram.
Pada percobaan titrasi iodimetri dengan larutan baku iodin 0,001 N
diawali dengan larutan sampel yaitu ekstrak buah tomat sebanyak 10 gram di
masukkan ke dalam erlenmeyer lalu ditambahkan aquadest 20 mL
menggunakan botol semprot kemudian di tambahkan larutan amilum 1%
sebanyak 5 tetes lalu dikocok sampai larutan menjadi tercampur atau homogen.
Ditempatkan buret pada klem dan cawan porselin pada statif lalu dibilas buret
yang akan di isi larutan baku iodin 0,001 N menggunakan aquaset yang akan
ditarnpung ke dalam cawan porselin pada statif, kemudian setelah buret telah
bersih di lanjutkan dengan memasukan larutan baku iodin 0,001 N kedalam
buret sebanyak 50 mL lalu tempatkan erlenmeyer berisi larutan sampel pada
statif.
Dilakukan proses titrasi menggunakan larutan baku iodin 0,001 N
dengan meneteskan larutan baku sedikit demi sedikit sambil menggoyang
erlenmeyer yang berisi larutan sampel sampai terjadi perubahan warna menjadi
biru kehitaman atau biru mantap. Setelah selesai kemudian diulang proses
titrasi tersebut sebanyak 3 kali dilanjutkan dengan menghitung kadar vitamin C
yang terkandung pada larutan sampel yang menunjukan nilai pada sampel
pertama sebanyak 5,8 mL, sampel kedua sebanyak 7,2 mL dan sampel ketiga
sebanyak 3,2 mL dengan rata-rata yang diperoleh sebanyak 5,4 mL sehingga
diperoleh kadar vitamin C yang terkandung di dalam sampel sebanyak 0,94
gram dari perhitungan kadar vitamin C dimana rata-rata volume sampel
dikalikan dengan normalitas iodin dan Mr dari vitamin C lalu dibagikan
dengan berat sampel.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa sampel larutan tomat ang dibuat mengandung vitamin C dengan kadar
0,95 mL. Hasil ini didapatkan dengan menggunakan metode titrasi iodimetri
pada 3 sampel larutan tomat yang masing-masing sampel mencapai titik akhir
dengan rata-rata volume 5,4 mL ysng terdiri dari volume sampel I 5,8 mL,
volume sampel II 7,2 mL dan volume sampel III yaitu 3,2 mL dengan masing-
masing berat sampel 10 gram.
B. Saran
Adapun saran yang diberikan oleh penulis adalah agar sebaiknya tetap
menjaga kebersihan Laboratorium dan menjaga kondusivitas jalannya praktek
di Laboratorium. Karena, apabila praktikan tidak teliti atau salah dalam
menghitug massa tiap sampel maka akan mempengaruhi pada proses
pembuatan larutan. Maka dari itu, dalam praktikum harus hati-hati dan teliti.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi. 2010. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka pelajar : Yogyakarta.


Asmal A. 2018. Analisis Kandungan Vitamin C Dalam Cabai Rawit (Capsicum
Fructuscens L.) Secara Iodimetri. Jurnal Farmasi Sandi Karsa. Vol.
IV(7). Hal : 99-103.
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Jilid 3. Depkes RI : Jakarta.
Fitriana YAN dan Fitri AS. 2020. Analisis Kadar Vitamin C pada Buah Jeruk
Menggunakan Metode Titrasi Iodometri. Jurnal Sainteks. Vol. 14 (1).
Hal : 27-32.
Handrian RG, Meiriani dan Haryati. 2013. Peningkatan Kadar Vitamin C Buah
Tomat (Lycopersicum Esculentum Mill) Dataran Rendah Dengan
Pemberian Hormon Ga3. Jurnal Online Agroekoteknologi. Vol.2 (1).
Hal : 333-339.
Harefa N, Feronika N, Kana D.A, Hutagalung R, Chaterine D, Bela Y. 2020.
Analisis Kandungan Vitamin C Bahan Makanan dan Minuman dengan
Metode Iodimetri. Science Education and Application Journal
(SEAJ). Vol. 2 (1). Hal : 35-42.
Mulyono. 2011. Membuat Reagen Kimia. Bumi Aksara : Jakarta
Mursyidi, Achmad dan Abdul R. 2013. Pengantar Kimia Farmasi Analisis
Volumetri dan Gravimetri. Gajah Mada University Press :
Yogyakarta.
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Penerbit Universitas Indonesia :
Jakarta.
Pracaya. 1998. Bertanam Tomat. Kanisius: Yogyakarta.
Rahma G.M. 2010. Analisis Kimia Kuntitatif Edisi Keenam. Erlangga : Jakarta.
Siti N, Agustina A dan Nurhaini R. 2016. Penetapan Kadar Vitamin C Pada
Jerami Nangka (Artocarus Heterpophyllus L.).Jurnal Farmasi Sains
Dan Praktis. Vol. I (1). Hal : 1-4.
Techinamuti N dan Pratiwi R. 2018. Review Metode Analisis Kadar Vitamin C.
Jurnal Suplemen. Vol. 16(2). Hal : 309-315.
Tursilawati S, Damanhuri, Purnamaningsih SL. 2016. Uji Daya Hasil Tomat
(Lycopersicum Esculentum Mill.) Organik. Jurnal Produksi Tanaman.
Vol. 4 (4). Hal : 283–290.

Anda mungkin juga menyukai