Anda di halaman 1dari 13

UAS MANAJEMEN PENGAWASAN DAN EVALUASI PENDIDIKAN

NAMA : LIA MARLIANI DODEN : PROF.DR.H.SUPIANA, M.AG

NIM : 2200060072 DR.H.MOHAMAD JAENUDIN,M.AG.,M.PD

1) . pengawasan adalah suatu usaha sistematis manajemen untuk membandingkan kinerja


standar, rencana atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya untuk menentukan apakah
kinerja sejalan dengan standar tersebut dan untuk mengambil tindakan perbaikan yang
diperlukan untuk melihat bahwa sumber daya manusia digunakan dengan seefektif dan
seefisien mungkin didalam mencapai tujuan.
Secara umum tujuan pelaksanaan Monitoring evaluasi adalah; 1. Mengkaji apakah
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan telah sesuai dengan rencana 2. Mengidentifikasi
masalah yang timbul agar langsung dapat diatasi 3. Melakukan penilaian apakah pola kerja
dan manajemen yang digunakan sudah tepat untuk mencapai tujuan proyek. 4. Mengetahui
kaitan antara kegiatan dengan tujuan untuk memperoleh ukuran kemajuan, 5. Menyesuaikan
kegiatan dengan lingkungan yang berubah, tanpa menyimpang dari tujuan.

Evaluasi bertujuan untuk mengetahui apakah program itu mencapai sasaran yang
diharapkan atau tidak. Evaluasi lebih menekankan pada aspek hasil yang dicapai (output).
Evaluasi baru bisa dilakukan jika program itu telah berjalan setidaknya dalam suatu periode
(tahapan), sesuai dengan tahapan rancangan dan jenis program yang dibuat dalam
perencanaan dan dilaksanakan.Evaluasi merupakan sebuah proses dimana keberhasilan yang
dicapai dibandingkan dengan seperangkat keberhasilan yang diharapkan. Perbandingan ini
kemudian dilanjutkan dengan pengidentifikasian faktor-faktor yang berpengaruh pada
kegagalan dan keberhasilan. Evaluasi ini dapat dilakukan secara internal oleh mereka yang
melakukan proses yang sedang dievaluasi ataupun oleh pihak lain, dan dapat dilakukan
secara teratur maupun pada saat-saat yang tidak beraturan. Proses evaluasi dilakukan setelah
sebuah kegiatan selesai, dimana kegunaannya adalah untuk menilai/menganalisa apakah
keluaran, hasil ataupun dampak dari kegiatan yang dilakukan sudah sesuai dengan yang
diinginkan.

Adapun Fungsi monitoring dan evaluasi, monitoring mempunya empat fungsi, yaitu: 1.
Ketaatan (compliance). Monitoring menentukan apakah tindakan administrator, staf, dan
semua yang terlibat mengikuti standar dan prosedur yang telah ditetapkan. 2. Pemeriksaan
(auditing). Monitoring menetapkan apakah sumber dan layanan yang diperuntukkan bagi
pihak tertentu (target) telah mencapai mereka. 3. Laporan (accounting). Monitoring
menghasilkan informasi yang membantu “menghitung” hasil perubahan sosial dan
masyarakat sebagai akibat implementasi kebijaksanaan sesudah periode waktu tertentu. 4.
Penjelasan (explanation). Monitoring menghasilkan informasi yang membantu menjelaskan
bagaimana akibat kebijaksanaan dan mengapa antara perencanaan dan pelaksanaannya tidak
cocok
2) Tugas pokok Fungsi pengawas sekolah adalah melaksanakan fungsi supervisi, baik supervisi

akademik maupun supervisi manajerial. Berdasar pada Depdiknas (2006), supervisi akademik adalah

fungsi supervisi yang berkenaan dengan aspek pembinaan dan pengembangan kemampuan

professional guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran dan bimbingan di sekolah. Adapun

Sasaran supervisi akademik antara lain membantu guru dalam merencanakan kegiatan pembelajaran

dan atau bimbingan, melaksanakan kegiatan pembelajaran atau bimbingan, menilai proses dan hasil

pembelajaran atau bimbingan, memanfaatkan hasil penilaian untuk peningkatan layanan pembelajaran

atau bimbingan, memberikan umpan balik secara tepat dan teratur, terus menerus pada siswa,

melayani siswa yang mengalami kesulitan belajar, Memberikan bimbingan belajar pada siswa,

menciptakan lingkungan belajar yang menyenagkan, mengembangkan dan memanfaatkan alat bantu

dan media pembelajaran dan atau bimbingan, memanfaatkan sumber-sumber belajar,

mengembangkan interaksi pembelajaran/bimbingan (metode, strategi, teknik, model, pendekatan dan-

lain) yang tepat dan berdaya guna, melakukan penelitian praktis bagi pebbaikan

pembelajaran/bimbingan, dan mengembangkan inovasi pembelajaran atau bimbingan.

Dalam melaksanakan fungsi supervisi akademik diatas pengawas hendaknya berperan sebagai

mitra guru dalam meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran dan bimbingan disekolah

binaannya. Sebagai inovator dan pelopor dalam mengembangkan inovasi pembelajaran dan

bimbingan disekolah binaannya.sebagai pembina, pembimbing,atau konsultan pendidikan di sekolah

binaannya, sebagai konselor bagi kepala sekolah, guru dan staf sekolah juga sebagai motivator untuk

meningkatkan kinerja semua staf sekolah.

Adapun supervisi manajerial adalah Fungsi supervisi yang berkenaan dengan aspek pengelolaan

sekolah yang terkait langsung dengan peningkatan efisiensi dan efektivitas sekolah yang mencakup ,

Perencaanaan, Koordinasi, Pelaksanaan, Penilaian, Pengembangan kompetensi SDM kependidikan

dan sumber daya lainnya.

Adapun Sasaran supervisi manajerial adalah membantu kepala sekolah dan staf sekolah lainnya dalam

mengelola administrasi pendidikan seperti :(1) Administrasi kurikulum,(2) Administrasi keuangan,(3)

Administrasi sarana pra sarana/perlengkapan,(4) administrasi personal atau ketenagaan,(5)

Administrasi kesiswaan,(6) Administrasi hubungan sekolah dengan masyarakat,(7) Administrasi

budaya dan lingkungan sekolah serta,(8) aspek-aspek administrasi lainnya dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan. Dalam melaksanakan supervisi manajerial, pengawas hendaknya

berperan sebagai :
1. Kolaborator dan negosiator dalam proses perencanaan, koordinasi pengembangan manajemen

sekolah

2. Asesor dalam mengidentifikasi kelemahan dan menganalisis potensi sekola binaan

3. Pusat informasi pengembangan mutu pendidikan di sekolah binannnya

4. Evaluator/judgement terhadap pemaknaan hasil pengawasan

Kepala sekolah sebagai supervisor harus diwujudkan dalam kemampuan penyusun dan
melaksanakan program supervisi pendidikan serta memanfaatkan hasilnya. Kemampuan
menyusun program supervisi pendidikan harus diwujudkan dalam penyusunan program
supervisi kelas, pengembangan program supervisi untuk kegiatan ekstra kurikuler,
pengembangan program supervisi perpustakaan, laboratorium, dan ujian. Kemampuan
melaksanakan program supervisi pendidikan harus diwujudkan dalam pelaksanaan program
supervisi klinis, program supervisi nonklinis dan program supervisi kegiatan ekstrakurikuler.
Sedangkan kemampuan memanfaatkan hasil supervisi pendidikan harus diwujudkan dala
pemanfaatan hasil supervisi untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan, dan
pemanfaatan hasil supervisi untuk mengembangkan sekolah.
Kepala sekolah dalam kedudukannya sebagai supervisor berkewajiban membina para guru
agar menjadi pendidik dan pengajar yang baik. Bagi guru yang sudah baik agar dapat
dipertahankan kualiasnya dan bagi guru yang belum baik dapat dikembangkan menjadi lebih
baik. Sementara itu, semua guru yang baik dan sudah berkompeten maupun yang masih
lemah harus diupayakan agar tidak ketinggalan jaman dalam proses pembelajaran maupun
materi yang menjadi bahan ajar.
3) Untuk dapat melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai supervisor, supervisor harus
memenuhi persyaratan – persyaratan tertentu untuk dapat berhasil dalam melaksanakan
fungsi dan tugasnya.
Syarat Menjasi Supervisor yang Handal dan Sukses lainnya adalah :
1. Seorang supervisor harus mengetahui lingkungan kerjanya.
2. Seorang supervisor harus mengetahui sumber daya bawahannya
3. Seorang supervisor harus menjadi teladan dan pembimbing yang andal bagi bawahannya.
4. Seorang supervisor harus mampu berfikit secara efektif, efisien, kreatif, produktif.
5. Seorang supervisor harus menghormati dan menghargai kerja keras dari bawahannya.
6. Seorang supervisor harus memiliki skill komunikasi yang bagus.
7. Seorang supervisor harus mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah yang
dihadapi bawahannya
Seorang supervisor harus mengetahui alur kerja, mempunyai skill analisis yang bagus.
Adapun Kompetensi yang harus dimiliki :

A. Dimensi Kompetensi Kepribadian

Memiliki tanggungjawab sebagai pengawas satuan pendidikan. Kreatif dalam bekerja dan
memecahkan masalah baik yang berkaitan kehidupan pribadinya maupun tugas-tugas
jabatannya. Memiliki rasa ingin tahu akan hal-hal yang baru tentang pendidikan dan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni yang menunjang tugas pokok dan tanggung jawabnya.
Menumbuhkan motivasi kerja pada dirinya dan pada stakeholder pendidikan.

B. Dimensi Kompetensi Supervisi Manajerial

Menguasai metode, teknik dan prinsip-prinsip supervisi dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan di sekolah. Menyusun program kepengawasan berdasarkan visi, misi, tujuan dan
program pendidikan di sekolah. Menyusun metode kerja dan instrumen yang diperlukan
untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi pengawasan di sekolah. Menyusun laporan
hasil-hasil pengawasan dan menindaklanjutinya untuk perbaikan program pengawasan
berikutnya di sekolah. Membina kepala sekolah dalam pengelolaan dan administrasi satuan
pendidikan berdasarkan manajemen peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Membina
kepala sekolah dan guru dalam melaksanakan bimbingan konseling di sekolah. Mendorong
guru dan kepala sekolah dalam merefleksikan hasil-hasil yang dicapainya untuk menemukan
kelebihan dan kekurangan dalam melaksanakan tugas pokoknya di sekolah. Memantau
pelaksanaan standar nasional pendidikan dan memanfaatkan hasil-hasilnya untuk membantu
kepala sekolah dalam mempersiapkan akreditasi sekolah.

C. Dimensi Kompetensi Supervisi Akademik

Memahami konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik, dan kecenderungan perkembangan tiap
bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di sekolah/madrasah. Memahami
konsep, prinsip, teori/teknologi, karakteristik, dan kecenderungan perkembangan proses
pembelajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di
sekolah/madrasah. Membimbing guru dalam menyusun silabus tiap bidang pengembangan di
TK/RA atau mata pelajaran di sekolah/madrasah berlandaskan standar isi, standar kompetensi
dan kompetensi dasar, dan prinsip-prinsip pengembangan KTSP. Membimbing guru dalam
memilih dan menggunakan strategi/metode/ teknik pembelajaran/bimbingan yang dapat
mengembangkan berbagai potensi siswa melalui bidang pengembangan di TK/RA atau mata
pelajaran di sekolah/madrasah. Membimbing guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) untuk tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di
sekolah/madrasah.

D. Kompetensi Evaluasi Pendidikan

Menyusun kriteria dan indikator keberhasilan pendidikan dalam bidang pengembangan di


TK/RA dan pembelajaran/bimbingan di sekolah/madrasah. Membimbing guru dalam
menentukan aspek-aspek yang penting dinilai dalam pembelajaran/bimbingan tiap bidang
pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di sekolah/madrasah. Menilai kinerja kepala
sekolah, guru, dan staf sekolah dalam melaksanakan tugas pokok dan tanggung jawabnya
untuk meningkatkan mutu pendidikan dan pembelajaran/bimbingan tiap bidang
pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di sekolah. Memantau pelaksanaan
pembelajaran/bimbingan dan hasil belajar siswa serta menganalisisnya untuk perbaikan mutu
pembelajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di
sekolah/ madrasah. Membina guru dalam memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan
mutu pendidikan dan pembelajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan di TK/RA atau
mata pelajaran di sekolah/madrasah. Mengolah dan menganalisis data hasil penilaian kinerja
kepala sekolah/madrasah, kinerja guru, dan staf sekolah/madrasah.

E. Dimensi Kompetensi Penelitian dan Pengembangan

Menguasai berbagai pendekatan, jenis, dan metode penelitian dalam pendidikan. Menentukan
masalah kepengawasan yang penting diteliti baik untuk keperluan tugas pengawasan maupun
untuk pengembangan karirnya sebagai pengawas. Menyusun proposal penelitian pendidikan
baik proposal penelitian kualitatif maupun penelitian kuantitatif. Melaksanakan penelitian
pendidikan untuk pemecahan masalah pendidikan, dan perumusan kebijakan pendidikan yang
bermanfaat bagi tugas pokok tanggung jawabnya. Mengolah dan menganalisis data hasil
penelitian pendidikan baik data kualitatif maupun data kuantitatif. Menulis karya tulis ilmiah
(PTS) dalam bidang pendidikan dan atau bidang kepengawasan dan memanfaatkannya untuk
perbaikan mutu pendidikan. Menyusun pedoman/panduan dan/atau buku/modul yang
diperlukan untuk melaksanakan tugas pengawasan di sekolah/madrasah. Memberikan
bimbingan kepada guru tentang penelitian tindakan kelas, baik perencanaan maupun
pelaksanaannya di sekolah/madrasah.

F. Dimensi Kompetensi Sosial


Bekerjasama dengan berbagai pihak dalam rangka meningkatkan kualitas diri untuk dapat
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Sehingga seorang pengaawas harus mampu
bersosialisasi dengan baik.

Kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki oleh supervisor dapat juga disebutkan sebagai
berikut :

1.Mampu melakukan supervisi sesuai prosedur dan teknik-teknik yang tepat

2.Mampu melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan program pendidikan sesuai dengan
prosedur yang tepat

3.Memahami dan menghayati arti, tujuan dan teknik supervisi

4.Menyusun program supervisi pendidikan

5.Melaksanakan program supervisi pendidikan

6.Memanfaatkan hasil-hasil supervisi

7. Melaksanakan umpan balik dari hasil supervisi


4)Prinsip-Prinsip Pengawasan
Dalam pelaksanaan pengawasan, diperlukan prinsip-prinsip sebagai pedoman dalam
menjalankan kegiatan tersebut. Herujito (2001: 242) menyatakan bahwa ada tujuh prinsip-
prinsip pengawasan, yaitu dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Mencerminkan sifat dari apa yang diawasi.


2. Dapat diketahui dengan segera penyimpangan yang terjadi.
3. Luwes.
4. Mencerminkan pola organisasi.
5. Ekonomis.
6. Dapat mudah dipahami.
7. Dapat segera diadakan perbaikan.

Simbolon (2004:69) menyatakan bahwa hal ini prinsip pengawasan dapat diuraikan sebagai
berikut :

1. Pengawasan berorientasi kepada tujuan organisasi.


2. Pengawasan harus objektif, jujur dan mendahulukan kepentingan umum daripada
kepentingan pribadi.
3. Pengawasan harus berorientasi kepada kebenaran menurut peraturan-peraturan yang
berlaku (wetmatigheid), berorientasi terhadap kebenaran atas prosedur yang telah
ditetapkan (rechmatigheid) dan berorientasi terhadap tujuan (manfaat) dalam pelaksanaan
pekerjaan (doelmatigheid).
4. Pengawasan harus menjamin daya dan hasil guna pekerjaan.
5. Pengawasan harus berdasarkan atas standar yang objektif, teliti (accurate) dan tepat.
6. Pengawasan harus bersifat terus menerus (continue).
7. Hasil pengawasan harus dapat memberikan umpan balik (feed back) terhadap perbaikan
dan penyempurnaan dan kebijaksanaan waktu yang akan datang.
5)Pendekatan Supervisi Pendidikan
ada beberapa pendekatan yang dapat dilakukan oleh seorang supervisor, hal ini tentu lebih
memudahkan supervisor ketika mensupervisi bawahannya, supervisor dapat memilih
pendekatan mana yang akan digunakan sesuai dengan kondisi lembaga yang bersangkutan,
karena setiap pendekatan dalam supervisi pendidikan memiliki karakteristik yang berbeda.
Pemilihan yang tepat bergantung pada masalah yang dihadapi dan tujuan yang hendak
dicapai. Untuk kepentingan yang dimaksud, beberapa pendekatan supervisi yang
dikemukakan oleh Wahyudi adalah pendekatan kolegial, pendekatan individual, pendekatan
klinis dan pendekatan artistik dalam pengajaran.

1. Pendekatan Kolegial
Supervisi kolegial atau yang biasa disebut supervisi rekanan diistilahkan dalam beberapa
nama antara lain, peer supervision, cooperative professional development dan bahkan sering
dikatakan collaborative supervision. Supervisi kolegial sebagai proses formal moderat
dimana dua orang guru atau lebih bekerjasama untuk kepentingan perkembangan profesional
guru. Bentuk supervisi kolegial menurut Kimbrough adalah :

1. Pertemuan guru-guru dengan agnda yang jelas dan membicarakan topik-topik yang
berkaitan dengan kemajuan pendidikan di sekolah;
2. Lokakarya (workshops) yaitu dengan kegiatan kelompok yang terdiri dari Kepala
Sekolah, Supervisor (Pengawas) dan guru untuk memecahkan masalah yang dihadapi
melalui percakapan dan bekerja secara kelompok;
3. Observasi sesama guru di kelas yaitu dengan melibatkan sesama rekan guru secara
bergantian untuk melihat dan menilai kegiatan pembelajaran di Kelas dengan
keberhasilan dan kekurangannya.
4. Pendekatan Individual
Pendekatan ini disebut dengan wawancara individual yaitu kesempatan yang diciptakan oleh
pengawas atau kepala sekolah untuk bekerja secara individual dengan guru sehubungan
dengan masalah-masalah profesionalnya. Pendekatan ini, menekankan pada tanggung jawab
pribadi guru terhadap prfesionalismenya. Bentuk dari pendekatan ini adalah guru membuat
rancangan pembelajaran, selanjutnya disampaikan kepada supervisor, Kepala Sekolah atau
pihak lain yang kompeten. Pada akhir semester, biasanya guru dan supervisor bertemu untuk
membicarakan kendala yang dihadapi selama melaksanakan program pembelajaran.
Pendekaran ini cocok bagi guru yang lebih suka bekerja sendiri.
1. Pendekata Klinis
Pendekatan klinis adalah bentuk supervisi yang difokuskan pada peningkatan pembelajaran
dengan tahapan atau siklus yang sistematis dalam perencanaan, pengamatan serta analisis
yang logis dan intensif mengenai penampilan mengajar yang nyata dalam mengadakan
perubahan dengan cara yang rasional. Ada beberapa tahapan perencanaan supervisi klinis:

1. Tahap pertemuan awal, merupakan pembuatan kerangka kerja, karena itu perlu
diciptakan suasana akrab dan terbuka antara supervisor dengan guru sehingga guru
merasa percaya diri dan memahami tujuan diadakan pendekatan klinis;
2. Tahap obsevasi kelas, guru melakukan kegiatan pembelajaran sesuai pedoman dan
prosedur yang disepakati pada tahap awal. Selanjutnya supervisor melakukan observasi
berdasarkan instrumen yang telah dibuat dan disepakati dengan guru. Setelah observasi,
sepervisor mengumpulkan informasi untuk membantu guru dalam menganalisis
pembelajaran;
3. Tahap pertemuan akhir atau balikan, supervisor mengevaluasi hal-hal yang terjadi
selama observasi dan seluruh siklus proses supevisi dengan tujuan meningkatkan
perfomansi guru. Pertemuan akhir ini merupakan diskusi umpan balik antara suprvisor
dan guru. Supervisor memaparkan data objektif sehingga guru dapat mengetahui
kekurangan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung. Dasar dari balikan
terhadap guru adalah kesepakatan tentang item-ite observasi yang telah dibuat
sehingga guru menyadari tingkat prestasi yang dicapai.
Ada beberap ciri-ciri dari supervisi klinis adalah; 1) hakikatnya supervisor dan guru sederajat
dan saling membantu meningkatkan kemampuan profesionalism, 2) Fokus supervisi klinis
pada perbaikan cara mengajar, bukan mengubah kepribadian guru, 3) balikan supervisi klinis
didasarkan atas bukti pemgamatan, 4) bersifat konstruktif dan memberi penguatan pada pola
dan tingkah laku yang telah dicapai, 5) Tahapan supervisi klinis merupakan kontinuitas dan
dibangun atas pengalaman masa lampau, 6) Supervisi klinis merupakan proses memberi dan
menerima yang dinamis, 7) guru mempunya kebebasan dan tanggung jawb untuk
mengemukakan persoalan menganalisis cara mengajarnya sendiri dan mengembangkannya, 8)
Supervisor mempunyai kebebasan dan tanggung jawab untuk menganalisis dan mengevaluasi
cara melakukan supervisi, 9) Guru mempunyai prakarsa dan tanggungjawab dalam
meningkatkan kompetensi pedagogik, 10) Supervisor dan guru bersifat terbukadalam
mengumpulkan pendapat dan saling menghargai.
6) Kendala-Kendala Supervsi Pendidikan

Program yang baik tidak akan luput dari kendala atau rintangan dalam aplikasinya . demikian
juga supervisi. Dalam pelaksanaan supervisi, ternyata banyak kendala yang dijumpai. Berikut
adalah beberapa kendala tersebut.

a. Kurangnya keilmuan guru Tujuan utama supervisi adalah meningkatkan kualitas guru.
Namun, guru menempa diri dengan berbagai kegiatan ilmiah tidak serta merta meningkatkan
kualitasnya. Sebab, ada yang mengikutinya karena kewajiban organisasi, terkesan terpaksa,
sekedar mengikuti perintah, namun tidak mampu menyerap filosofi yang terkandung di
dalamnya. Sehingga, selesai acara, selesai sudah semuanya tidak ada efek yang ditimbulkan.
Realitas ini menjadi pandangan umum di berbagai tempat. Guru yang kreatif dan dinamis
sehingga mampu memanfaatkan setiap acara untuk menggali dan mengembangkan bakat,
kuantitasnya masih sedikit. Kebanyakan mereka adalah guru muda yang masih energik, tidak
mempunyai banyak kesibukan keluarga, dan kuatnya idealisme dalam dada.

b. Pemimpin yang kurang berwibawa Kewibawaan sangat penting untuk menggerakkan


perubahan. Kewibawaan seseorang mampu menggerakkan orang lain secara alami dengan
kekuatan spiritualitasnya. Auranya memancar dengan kuat dan mempengaruhi orang-orang
disekelilingnya. Kewibawaan bisa muncul dengan kejujuran, konsistensi (istiqamah) dalam
menerapkan aturan, tidak pandang bulu, dan selalu mempertanggungjawabkan sikap dan
perbuatan yang dilakukan. Dalam bahasa agama ada pepatah, “Al-istiqamah khairum min alfi
karamah”

c. Lemahnya kreativitas Supervisi membutuhkan kreativitas tinggi dari para supervisor untuk
mencari solusi dari problem yang didera di lapangan. Supervisor harus jeli membaca masalah,
menganalisis, mengurai faktor penyebab dan hal-hal yang terkait dengannya, menyuguhkan
secara menyuluruh problem yang dihadapi, dan langkah yang harus diambil sebagai solusi
efektif. Supervisor harus mempunyai data yang akurat dan objektif, khususnya pengawas dan
pinilik yang biasanya tidak sehari-hari mengikuti proses belajar dan mengajar di sekolah
binaannya. Begitu juga dengan kepala sekolah. Walaupun setiap saat memantau
perkembangan sekolahnya sehingga mengetahui betul problem utama yang mengganggu
jalannya proses belajar mengajar, namun kreativitasnya dalam memecahkan masalah juga
ditunggu oleh seluruh personel sekolah.
d. Mengedepankan formalitas, mengabaikan esensi Banyak dijumpai supervisor, utamanya
pinilik dan pengawas, dilapangan yang melakukan pekerjaannya secara tidak serius, asal-
asalan, dan hanya mementingkan formalitas. Ia hanya datang, melihat-lihat, mengisi buku
tamu, bertanya sebentar, meminta tanda tangan, kemudian pulang. Banyak juga kepala
sekolah yang hanya mempertahankan jabatan, tanpa melakukan pemberdayaan dan
pengembangan pribadi dan lembaga secara terprogram. Kesibukan dijadikan alasan utama,
padahal jabatan adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan secara serius dan penuh
pengabdian.

e. Kurangnya fasilitas Fasilitas sekolah merupakan sarana vital bagi realisasi tujuan yang
dicanangkan. Laboratorium komputer, bahasa, fisika, biologi, sosial, dan lain-lain sangat
membantu guru dalam mempercepat pemahaman dan melahirkan skill berharga bagi anak
didik. Dengan sarana ini, praktik bisa dilakukan sewaktu-waktu secara kreatif dan penuh
tanggung jawab. Guru bisa berperan sebagai dinamisator, fasilitator, dan motivator dalam
melatih anak didik untuk mengeluarkan kemampuan terbaik secara terus-menerus.
7) Bismillah jika menjadi pengawas, upaya-upaya yang akan dilakukan untuk meningkatan
kualitas pendidikan yang baik yaitu berdasar pada Standar atau Parameter Pendidikan yang
berkualitas, yaitu adalah berstandar, mengacu pada Peraturan Pemerintah (PP.) No. 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Standar nasional pendidikan diatas, ada delapan
(8) hal yang harus diperhatikan untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas, diantara nya
yaitu :

a) Standar isi, adalah sebagai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan
dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata
pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang
dan jenis pendidikan tertentu.

b) Standar proses, adalah sebagai standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar
kompetensi lulusan.

c) Standar pendidik dan tenaga kependidikan, adalah sebagai kriteria pendidikan prajabatan
dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan.

d) Standar sarana dan prasarana, adalah sebagai standar nasional pendidikan yang berkaitan
dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah,
perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan
berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.

e) Standar pengelolaan, adalah sebagai standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan
pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional, agar tercapai efisiensi dan efektivitas
penyelenggaraan pendidikan.

f) Standar pembiayaan, adalah sebagai standar yang mengatur komponen dan besarnya
biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selam satu tahun.

g) Standar penilaian pendidikan, adalah sebagai standar nasional pendidikan yang berkaitan
dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.

Dengan berdasar pada Standar nasional pendidikan ini berfungsi sebagai dasar dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan, pendidikan dalam rangka mewujudkan
pendidikan nasional yang bermutu.yang bertujuan untuk menjamin mutu pendidikan nasional
dan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat. Salah satu standar diatas yang paling penting untuk diperhatikan
yaitu standar pendidik dan kependidikan. Dimana seorang pendidik harus memiliki
kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta
pendidikan anak usia dini, yaitu : kompetensi peadagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. Yang mana ada empat standar kualitas
pendidikan dalam urutan prioritasnya adalah sebagai berikut : guru (teacher), kurikulum
(curriculum), atmosfer akademik (academic atmosphere), dan sumber keilmuan (academic
resource).insya Allah dengan upaya dan usaha untuk kualitas hasil pendidikan tercapai walau
hasil bertahap dalam mencapai sebuah ketuntasan dalam tupoksi sebagai pengawas.

Anda mungkin juga menyukai