Anda di halaman 1dari 6

RESUME

KEMAMPUAN INTELEGENSI, BERPIKIR, MEMORI, EMOSI, DAN


MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN

Nama : Ira Sufina Zahra

NPM : 2002030052

Kelas : MAT 3A Sore

A. Intelegensi
Intelegensi merupakan kemampuan atau kecakapan intelektual
yang berdaya guna dan berhasil guna untuk menghadapi atau bertindak /
berbuat dalam suatu situasi atau dalam menyelesaikan suatu masalah atau
tugas.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Intelegensi
 Pembawaan, ialah kemampuan / potensi yang dibawa sejak lahir.
 Kematangan, ialah kesiapan suatu fungsi atau potensi untuk
dikembangkan.
 Pembentukan, ialah segala faktor luar yang akan mempengaruhi
perkembangan intelegensi.
 Minat, ialah sikap senang terhadap sesuatu hal.
 Kebebasan, ialah kondisi psikologi yang dapat mempengaruhi sikap,
performance / aktivitas seseorang dalam berbuat / mencapai tujuan
dalam mewujudkan dirinya.
IQ menunjukkan ukuran atau taraf kemampuan intelegensi /
kecerdasan seseorang yang ditentukan berdasarkan hasil tes intelegensi.
Sedangkan intelegensi merupakan suatu konsep umum tentang
kemampuan individu.
Dalam pendidikan, inteligensi seseorang pelajar ditentukan
berdasarkan hasil tes inteligensi, baik itu hasil belajar seorang pelajar
maupun dalam penyaringan siswa baru. Selain itu tes inteligensi dalam
dunia pendidikan dapat digunakan jauh lebih luas lagi, tes inteligensi dapat
digunakan dalam penggolongan pelajar, dan pemilihan/penentuan jurusan.
Anak yang memiliki inteligensi abnormal, baik sangat tinggi (superior)
maupun yang sangat rendah (inferior) sama-sama menimbulkan masalah
bila ditinjau dari dunia pendidikan. Bukan masalah seberapa tinggi tingkat
inteligensi seorang anak tetapi seberapa besar usaha kita dalam
memberdayakan inteligensi yang ada pada diri pelajar seoptimal mungkin.

B. Berpikir
Berikir adalah tingkah laku yang menggunakan ide, yaitu proses
simbolis. Misalnya membayangkan sesuatu yang tidak ada, maka kita
menggunakan ide atau simbol-simbol tertentu dan tingkah laku ini disebut
berpikir.
Macam-macam Kegiatan Berpikir
 Berpikir assosiatif
 Berpikir terarah
B.
Terkait dengan esensi kecakapan berpikir dalam pembelajaran
merujuk pada pandangan bahwa pembelajaran pada dasarnya merupakan
proses berpikir ilmiah.
Dalam perspektif kognitif belajar merupakan suatu proses internal
yang tidak dapat diamati langsung. Teori belajar Vygotsky menyatakan
bahwa pembelajaran terjadi apabila siswa bekerja atau belajar menangani
tugas-tugas yang belum dipelajari, tetapi tugas-tugas tersebut masih berada
dalam jangkauan kemampuan (Proximal development zone) melalui
bimbingan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih kompeten. Lebih
lanjut proses pembelajaran harus membantu dan memungkinkan peserta
didik aktif mengkonstruksi pengetahuanya sendiri. Dari sini dapat
dipahami bahwa esensi kecakapan berpikir dalam pembelajaran mengarah
pada optimalisasi rasio dalam mengkonstruksi pengetahuan, pemahaman
dan keterampilan melalui proses berpikir ilmiah. Karena itu, 5M
(mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan)
sebagaimana tercantum dalam pendekatan ilmiah bukanlah prosedur atau
langkah-langkah maupun pendekatan pembelajaran, melainkan merupakan
proses berpikir ilmiah yang perlu dilatih secara terus menerus melalui
pembelajaran agar siswa mampu berpikir saintifik.
C. Emosi
Ada dua macam pendapat mengenai terjadinya emosi. Pendapat
nativistik mengatakan bahwa emosi pada dasarnya merupakan bawaan
sejak lahir. Sedangkan pendapat empiristik mengatakan bahwa emosi
dibentuk oleh pengalaman dan proses belajar.
Daniel Goleman mengemukakan beberapa macam emosi,
diantaranya yaitu:
 Amarah; benci, mengamuk, beringas.
 Kesedihan; muram, pedih, putus asa
 Takut; cemas, gugup, khawatir.
 Bahagia; gembira, senang, bangga.
 Cinta; persahabatan, kasih sayang, hormat.
 Terkejut; kaget.
 Jengkel; hina, muak, kesal.
 Malu; malu hati
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Emosi
a. Pola asuh orang
b. Jenis kelamin
c. Usia
Dalam proses belajar, emosi juga memberikan andil besar untuk
mencapai kesuksesan belajar. Salah satu peranan signifikan dari emosi
adalah meningkatkan aktivitas dalam otak.

Jika anak mengalami emosi yang positif, aktivitas otak akan


meningkat, sehingga dapat berkonsentrasi jauh lebih baik. Konsentrasi
belajar ini dapat menciptakan motivasi belajar yang tinggi, motivasi
belajar yang tinggi dapat mendorong ketercapaian tujuan dalam belajar,
akhirnya anak akan semakin percaya diri dengan apa yang dicapainya.
Sebaliknya, jika anak terus-terusan mengalami emosi yang negative
Sehingga, menjadi sangat penting untuk anak memiliki kecerdasan
emosi. Kecerdasan emosi ini dapat membantu proses belajar dan mencapai
tujuan pembelajaran.

D. Memori
Menurut Bruno (1987) memori (ingatan) ialah proses mental yang
meliputi pengkodean, penyimpanan, dan pemanggilan kembali informasi
dan pengetahuan yang semuanya terpusat di dalam otak. Ada 3 aspek
dalam berfungsinya ingatan, yaitu:
1. Mencamkan,
2. Mmenyimpan
3. Mereproduksi.
Memori adalah elemen pokok dalam sebagian besar proses
kognitif. Tidaklah mengherankan bahwa memori menjadi subjek
penelitian utama para peneliti terdahulu. Belajar tidak hanya informatif
(proses belajar-mengajar) tapi belajar juga bisa didapatkan dari keadaan
dan kepekaan kita terhadap kehidupan.
Secara umum, proses belajar dan hubungannya dengan memori
sebenarnya menggunakan tiga tahap:
1. Encoding (merekam informasi dari stimulus), meliputi;
 Shallow: pemaknaan aspek spesifik yang tidak bermakna.
 Intermediate: melihat objek secara keseluruhan (gestalt).
 Deep: pemaknaan yang dihubungkan dengan kondisi emosional
seseorang.
2. Storage (penyimpanan)
3. Retrievall (penarikan kembali informasi)

E. Motivasi
Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah dan
ketekunan seseorang untuk mencapai tujuannya.
Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan
daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin
kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan
tujuan dapat tercapai.
Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab
seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan
mungkin melakukan aktivitas belajar
Motivasi belajar yang memadai akan mendorong siswa berperilaku
aktif untuk berprestasi dalam kelas, tetapi motivasi yang terlalu kuat justru
dapat berpengaruh negatif terhadap keefektifan usaha belajar siswa.
Peranan guru untuk mengelola motivasi belajar siswa sangat penting, dan
dapat dilakukan melalui berbagai aktivitas belajar yang didasarkan pada
pengenalan guru kepada siswa secara individual

F. Hubungan antara Intelegensi, Kemampuan Berpikir, emosi dan


motivasi dengan Proses dan Hasil Belajar

Antara intelegensi dengan proses dan hasil belajar, yaitu semakin


tinggi tingkat intelegensi seseorang, maka kecepatan, ketepatan, dan
keberhasilannya dalam bertindak atau memecahkan masalah akan semakin
tinggi.
Berpikir adalah aktifitas jiwa yang mempunyai kecendrungan final
(final tendency) yaitu pemecahan persoalan yang dihadapi. Untuk
mencapai suatu akta psikis yang bersifat dinamis. Dimana individu itu
sendiri yang merupakan penggerak prosesnya.
Emosi dan pembelajaran saling berhubungan dan tak terpisahkan
satu sama lain. Jean Piaget menekankan pentingnya hubungan antara
aspek-aspek emosional dalam pembelajaran dan proses berpikir. Agar
anak berhasil dalam proses pembelajaran di kelas, komponen emosional
dalam pembelajaran harus sejalan dengan proses berpikirnya. Umumnya,
emosi yang tidak diinginkan dapat menghalangi cara belajar yang baik.
Hal yang tidak kalah pentingnya dalam penciptaan emosi positif
adalah dengan penciptaan kegembiraan belajar, kegembiraan belajar
seringkali merupakan penentu utama kualitas dan kuantitas belajar yang
dapat terjadi.

Anda mungkin juga menyukai