Anda di halaman 1dari 14

KEWARGANEGARAAN

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA

Dosen Pembimbing: Venni Anggraini S.H. MH

Disusun Oleh : Kelompok 3

1. Miftakhul Aurosi
2. Annisa Wulandari
3. Rara andika
4. Tiara Apriani
5. Sandra Debi

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN
DIII KEPERAWATAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih
atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya.

Harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulisi, penulis yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bengkulu, Agustus 2017

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1           Latar Belakang


Hak dan kewajiban merupakan suatu hal yang terikat satu sama lain, sehingga dalam
praktik harus dijalankan dengan seimbang. Hak merupakan segala sesuatu yang pantas dan
mutlak untuk didapatkan oleh individu sebagai anggota warga negara sejak masih berada
dalam kandungan, sedangkan kewajiban merupakan suatu keharusan/kewajiban bagi individu
dalam melaksanakan peran sebagai anggota warga negara guna mendapat pengakuan akan
hak yang sesuai dengan pelaksanaan kewajiban tersebut. Jika hak dan kewajiban tidak
berjalan secara seimbang dalam praktik kehidupan, maka akan terjadi suatu permasalahan
yang akan menimbulkan gejolak masyarakat dalam pelaksanaan kehidupan individu baik
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara.
Dalam hal ini sering terlihat permasalahan antara hak dan kewajiban, terutama dalam
bidang lapangan pekerjaan dan tingkat kehidupan yang layak bagi setiap warga negara.
Lapangan pekerjaan dan tingkat kehidupan yang layak merupakan hal yang perlu
diperhatikan. Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 menjelaskan bahwa “ Tiap-tiap warga negara berhak
atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan “. Secara garis besar dapat
dijelaskan bahwa pekerjaan dan tingkat kehidupan yang layak merupakan hak untuk setiap
warga negara sebagai salah satu tanda adanya perikemanusiaan . Lapangan pekerjaan
merupakan sarana yang dibutuhkan guna menghasilkan pendapatan yang akan digunakan
dalam pemenuhan kehidupan yang layak. Penghidupan yang layak dapat diartikan sebagai
kemampuan dalam melakukan pemenuhan kebutuhan dasar, seperti sandang, pangan, dan
papan.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada makalah ditujukan untuk meluruskan permasalahan yang
akan dibahas pada pembahasan dalam makalah. Adapun rumusan masalah yang akan dibahas
dalam makalah , sebagai berikut :
1. Teori-teori mengenai Hak dan Kewajiban.
2.    Konsep Hak dan Kewajiban.
3.    Konsep hubungan Bangsa, Negara, dan Warga Negara.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Teori-teori mengenai Hak dan Kewajiban.


Hukum didalamnya mengatur peranan dari para subjek hukum yang berupa hak dan
kewajiban. HAK adalah suatu peran yang bersifat fakultatif artinya boleh dilaksanakan atau
tidak dilaksanakan. Sedangkan KEWAJIBAN adalah peran yang bersifat imteratif artinya
harus dilaksanakan. Hubungan keduanya adalah saling berhadapan dan berdampingan karena
didalam hak terdapat kewajiban untuk tidak melanggar hak orang lain dan tidak
menyalahgunakan haknya.

 Menurut Soerjono Soekanto, hak dibedakan menjadi 2 :


1. Hak searah atau relatif, muncul dalam hukum perikatan atau perjanjian. Misal hak
menagih atau melunasi prestasi.

2. Hak jamak arah atau absolut, terdiri dari :


a) Hak dalam HTN (Hukum Tata Negara) pada penguasa menagih pajak, pada warga
hak asasi
b) Hak kepribadian, hak atas kehidupan, hak tubuh, hak kehormatan dan kebebasan
c) Hak kekeluargaan, hak suami istri, hak orang tua, hak anak
d) Hak atas objek imateriel, hak cipta, merek dan paten.

3. Hak Mutlak (absolut), ialah memberikan kekuasaan atau wewenang kepada yang
bersangkutan untuk bertindak, dipertahankan dan dihormati oleh orang lain.
a) Hak asasi manusia
b) Hak publik, misal hak atas kemerdekaan atau kedaulatan, hak negara memungut
pajak;
c) Hak keperdataan, hak menuntut kerugian, hak kekuasaan orang tua, hak
perwalian, hak pengampuan, hak kebendaan dan hak imateriel.

4. Hak relatif (nisbi), ialahmemberikan hak kekuasaan atau wewenang kepada orang
tertentu untuk menuntut kepada orang kain tertentu untuk berbuat atau tidak berbuat
sesuatu, dan menyerahkan sesuatu.
a) Hak publik relatif, hak untuk memungut pajak atas pihak tertentu
b) Hak keluarga relatif, hak suami istri
c) Hak kekayaan relatif, hak dalam hukum perikatan atau perjanjian misal jual-beli.

 Menurut Salmond, di dalam hak terdapat 4 pengertian :


1. Dalam arti sempit, hak berpasangan dengan kewajiban
a) Hak yang melekat pada seseorang sebagai pemilik
b) Hak yang tertuju kepada orang lain sebagai pemegang kewajiban antara hak dan
kewajiban
c) Hak dapat berisikan untuk kewajiban kepada pihak lain agar melakukan perbuatan
(comission) atau tidak melakukan (omission) suatu perbuatan
d) Hak dapat memiliki objek yang timbul dari comission dan omission
e) Hak memiliki titel, ialah suatu peristiwa yang menjadi dasar sehingga hak itu
melekat pada pemiliknya.

2. Kemerdekaan, hak memberikan kemerdekaan kepada seseorang untuk melakukan


kegiatan yang diberikan oleh hukum namun tidak untuk menggangu, melanggar,
menyalahgunakan sehingga melanggar hak orang lain, dan pembebasan dari hak
orang lain.
3. Kekuasaan, hak yang diberikan untuk, melalui jalan dan cara hukum, untuk mengubah
hak-hak, kewajiban-kewajiban, pertanggungjawaban atau lain-lain dalam hubungan
hukum.
4. Kekebalan atau imunitas, hak untuk dibebaskan dari kekuasaan hukum orang lain.

 Menurut Curzon, Hak dikelompokan menjadi 5, yaitu :


1. Hak sempurna, misal dapat dilaksanakan dan dipaksakan melalui hukum, dan hak
tidak sempurna, misal hak yang dibatasi oleh daluwarsa
2. Hak utama, hak yang diperluas oleh hak-hak lain, hak tambahan, melengkapi hak
utama
3. Hak publik, ada pada masyarakat, negara dan hak perdata, ada pada seseorang.
4. Hak positif, menuntut dilakukannya perbuatan, hak negatif agar tidak melakukan
5. Hak milik, berakaitan dengan barang dan hak pribadi berkaitan dengan kedudukan
seseorang

Kewajiban dikelompokan menjadi 5, yaitu :

1. Kewajiban mutlak, tertuju kepada diri sendiri maka tidak berpasangan dengan hak dan
nisbi melibatkan hak di lain pihak
2. Kewajiban publik, dakam hukum publik yang berkorelasi dengan hak publik ialah
wajib mematuhi hak publik dan kewajiban perdata timbul dari perjanjian berkorelasi
dengan hak perdata
3. Kewajiban positif, menghendaki dilakukan sesuatu dan kewajiban negatif, tidak
melakukan sesuatu
4. Kewajiban universal atau umum, ditujukan kepada semua warga negara atau secara
umum, ditujukan kepada golongan tertentu dan kewajiban khusus, timbul dari bidang
hukum tertentu, perjanjian
5. Kewajiban primer, tidak timbul dari perbuatan melawan hukum, misal kewajiban
untuk tidak mencemarkan nama baik dan kewajiban yang bersifat memberi sanksi,
timbul dari perbuatan melawan hukum misal membayar kerugian dalam hukum
perdata.

2.2 Konsep Hak dan Kewajiban Warga Negara.

 Hak memiliki pengertian tentang sesuatu hal yang benar, milik, kepunyaan,
kewenangan, kekuasaan untuk berbuat sesuatu (karena telah ditentukan oleh undang-
undang, aturan, dsb), kekuasaan yang benar atas sesuatu atau untuk menuntut sesuatu,
derajat atau martabat. Ada beberapa hak di masyarakat Indonesia, diantaranya sebagai
berikut :
a. Hak Legal dan Hak Moral

Hak legal adalah hak yang didasarkan atas hukum dalam salah satu bentuk.
Hak legal ini lebih banyak berbicara tentang hukum atau sosial. Contoh
kasus,mengeluarkan peraturan bahwa veteran perang memperoleh tunjangan setiap
bulan, maka setiap veteran yang telah memenuhi syarat yang ditentukan berhak untuk
mendapat tunjangan tersebut.
Hak moral adalah didasarkan atas prinsip atau peraturan etis saja. Hak moral
lebih bersifat soliderisasi atau individu. Contoh kasus, jika seorang majikan
memberikan gaji yang rendah kepada wanita yang bekerja di perusahaannya padahal
prestasi kerjanya sama dengan pria yang bekeja di perusahaannya. Dengan demikian
majikan ini melaksanakan hak legal yang dimilikinya tapi dengan melanggar hak
moral para wanita yang bekerja di perusahaannya. Dari contoh ini jelas sudah bahwa
hak legal tidak sama dengan hak moral.

T.L. Beauchamp berpendapat bahwa memang ada hak yang bersifat legal
maupun moral hak ini disebut hak-hak konvensional. Contoh jika saya menjadi
anggota klub futsal Indonesia, maka saya memperoleh beberapa hak. Pada umumnya
hak–hak ini muncul karena manusia tunduk pada aturan-aturan dan konvensi-
konvensi yang disepakati bersama. Hak konvensional berbeda dengan hak moral
karena hak tersebut tergantung pada aturan yang telah disepakati bersama anggota
yang lainnya. Dan hak ini berbeda dengan hak Legal karena tidak tercantum dalam
sistem hukum.

b. Hak Khusus dan Hak Umum

Hak khusus timbul dalam suatu relasi khusus antara beberapa manusia atau
karena fungsi khusus yang dimilki orang satu terhadap orang lain. Contoh: jika kita
meminjam Rp. 10.000 dari orang lain dengan janji akan saya akan kembalikan dalam
dua hari, maka orang lain mendapat hak yang dimiliki orang lain.

Hak Umum dimiliki manusia bukan karena hubungan atau fungsi tertentu,
melainkan semata-mata karena ia manusia. Hak ini dimilki oleh semua manusia tanpa
kecuali. Di dalam Negara kita Indonesia ini disebut dengan “ hak asasi manusia”.

c. Hak Individual dan Hak Sosial

Hak individual disini menyangkut pertama-tama adalah hak yang dimiliki


individu-individu terhadap Negara. Negara tidak boleh menghindari atau mengganggu
individu dalam mewujudkan hak-hak yang ia milki. Contoh: hak beragama, hak
mengikuti hati nurani, hak mengemukakan pendapat, perlu kita ingat hak-hak
individual ini semuanya termasuk yang tadi telah kita bahas hak-hak negative.
Hak Sosial disini bukan hanya hak kepentingan terhadap Negara saja, akan
tetapi sebagai anggota masyarakat bersama dengan anggota-anggota lain. Inilah yang
disebut dengan hak sosial. Contoh: hak atas pekerjaan, hak atas pendidikan, hak ata
pelayanan kesehatan. Hak-hak ini bersifat positif.

Contoh Hak Warga Negara Indonesia:

1. Setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan hukum.


2. Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.
3. Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum dan di dalam
pemerintahan.
4. Setiap warga negara bebas untuk memilih, memeluk dan menjalankan agama dan
kepercayaan masing-masing yang dipercayai.
5. Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran.
6. Setiap warga negara berhak mempertahankan wilayah negara kesatuan Indonesia atau
NKRI dari serangan musuh.
7. Setiap warga negara memiliki hak sama dalam kemerdekaan berserikat, berkumpul
mengeluarkan pendapat secara lisan dan tulisan sesuai undang-undang yang berlaku.

 Kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan, keharusan (sesuatu hal yang
harus dilaksanakan). Ketika lahir, manusia secara hakiki telah mempunyai hak dan
kewajiban. Tiap manusia mempunyai hak dan kewajiban yang berbeda, tergantung
pada hal-hal tertentu misalnya, jabatan atau kedudukan dalam masyarakat. K. Bertens
dalam bukunya yang berjudul Etika memaparkan bahwa dalam pemikiran Romawi
Kuno, kata ius-iurus (Latin: hak) hanya menunjukkan hukum dalam arti objektif.
Artinya adalah hak dilihat sebagai keseluruhan undang-undang, aturan-aturan dan
lembaga-lembaga yang mengatur kehidupan masyarakat demi kepentingan umum
(hukum dalam arti Law, bukan right).

Kewajiban dibagi atas dua macam, yaitu kewajiban sempurna yang selalu berkaitan
dengan hak orang lain dan kewajiban tidak sempurna yang tidak terkait dengan hak
orang lain. Kewajiban sempurna mempunyai dasar keadilan, sedangkan kewajiban
tidak sempurna berdasarkan moral.

Contoh Kewajiban Warga Negara Indonesia:


1. Setiap warga negara memiliki kewajiban untuk berperan serta dalam membela,
mempertahankan kedaulatan negara indonesia dari serangan musuh.
2. Setiap warga negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah ditetapkan oleh
pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda).
3. Setiap warga negara wajib mentaati serta menjunjung tinggi dasar negara, hukum dan
pemerintahan tanpa terkecuali, serta dijalankan dengan sebaik-baiknya.
4. Setiap warga negara berkewajiban taat, tunduk dan patuh terhadap segala hukum yang
berlaku di wilayah negara Indonesia.
5. Setiap warga negara wajib turut serta dalam pembangunan untuk membangun bangsa
agar bangsa kita bisa berkembang dan maju ke arah yang lebih baik.

2.3  Konsep hubungan bangsa, Negara, dan warga Negara.

Setiap interaksi selalu menghasilkan hubungan. Keeratan hubungan negara dengan warga
negaranya sudah mencapai tahap ketergantungan. Sebuah negara tidak mungkin berkembang,
apalagi menjadi negara maju apabila warga negaranya pasif. Begitu juga warga negara dari
sebuah negara, tidak mungkin dapat hidup sejahtera di negara yang kacau.

Negara merupakan suatu wilayah dengan luasan tertentu yang menjadi tempat tinggal dari
sekelompok orang. Namun untuk dapat disebut sebagai negara, wilayah yang ditinggali
penduduk tersebut juga harus mendapatkan pengakuan kedaulatan dari negara lain. Selain itu,
sebuah negara yang sudah berdiri tegak juga harus memiliki undang-undang sendiri untuk
mengatur tata kehidupan berbangsa dan bernegara.

Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945. Tepat di hari Jum’at bulan Ramadhan
itu, negara kita resmi berdiri. Namun perjalanannya tidak berhenti sampai di situ saja. Ada
banyak ancaman dan tekanan dari dalam maupun luar negeri yang menginginkan kehancuran
kedaulatan NKRI.

Berkat kegigihan dan kerjasama yang kompak antara penyelenggara negara dengan warga
negara, semua rintangan itu berhasil dilewati. Sampai saat ini, tidak ada lagi peperangan fisik
yang harus dihadapi oleh Indonesia. Ada hubungan yang penting antara negara dengan warga
negaranya. Hubungan inilah yang akan menentukan apakah tujuan negara dapat dicapai atau
tidak.

 Hubungan Negara dengan Warga Negara


Negara harus dapat memenuhi hak warga negaranya. Sementara itu, warga negara juga
harus menyelesaikan tugas sebagai warga negara yang baik.

Negara memiliki hubungan emosional yang kuat dengan warga negara. Tidak perlu ada
pemaksaan atau aturan resmi yang mewajibkan warga negara membela negaranya. Karena
hubungan emosional yang kuatlah, warga negara tentunya tidak akan terima bila negaranya
mengalami keadaan buruk.

Sebut saja kasus pelanggaran batas negara. Spontan dan tanpa dikomando oleh
pemerintah, warga negara Indonesia akan berusaha membela kehormatan negaranya sebisa
mungkin. Hanya saja kadang cara yang digunakan tidak selalu benar dan tidak sesuai dengan
keinginan pemerintah.

 Memperkenalkan Budaya Bangsa

Hubungan emosional yang kuat antara negara dengan warga negara akan membentuk rasa
cinta tanah air. Rasa inilah yang mendorong warga negara bangga dengan segala hal yang
berasal dari negaranya. Secara tidak sadar, mereka akan sangat loyal dengan segala produk
rumah tangga yang berasal dari produksi dalam negeri.

Lebih dari itu, seorang warga negara yang telah memiliki keterikatan emosional dengan
negaranya akan memperkenalkan budaya bangsanya ke orang-orang luar negeri tanpa disuruh
pemerintah.

Misalkan saja seorang WNI yang sedang kuliah di U.S.A dan telah memiliki ikatan
emosional yang kuat dengan Indonesia akan tetap mengonsumsi tempe sebagaimana
kebiasaannya di Indonesia. Dia juga akan memperkenalkan kesenian dari Indonesia dan
kebiasaan-kebiasaan asli Indonesia seperti ramah dan menjaga sopan santun yang menjadi
adat orang Indonesia.

Apakah anda ingat dengan kebudayaan Jepang yang mendunia. Mulai dari baju Kimono,
jenis-jenis makanan khas Jepang, hingga bahasanya. Semuanya dikarenakan rasa
nasionalisme dan cinta tanah air warga negara Jepang. Sehingga seluruh aktivitas dimanapun
warga Jepang berada, mereka selalu berusaha memperkenalkan kebudayaannya kepada dunia
dan terus memegang budaya Jepang di manapun ia bertempat.

 Taat Aturan Negara


Warga negara yang telah memiliki hubungan emosional kuat dengan negaranya akan
memberi kepercayaan yang tinggi kepada negara. Setiap aturan negara dipercaya memiliki
manfaat untuk mengatur hubungan berbangsa dan bernegara. Karena itulah ia akan berusaha
sebisa mungkin mematuhi aturan negara.

Warga negara yang sudah terikat emosionalnya dengan negara secara spontan juga akan
membantu negara menegakkan hukum. Contoh bentuk perwujudannya adalah dengan
menjaga kelakuan agar tetap tertib bermasyarakat, menegur anggota masyarakat yang
melanggar aturan negara dan membantu aparat negara bila dimintai bantuan.

 Berusaha Mengharumkan Nama Negara

Hubungan emosional yang kuat antara negara dengan warga negaranya akan memacu
usaha pengharuman nama baik. Warga negara yang baik akan selalu menjaga kelakuannya
dalam bermasyarakat, baik di wilayah dalam atau luar negeri.

Selain itu, dia akan terus belajar dan berlatih agar dapat memberikan suatu prestasi yang
membanggakan negara, meningkatkan reputasi negaranya di kancah internasional. Sebagai
timbal baliknya, negaralah yang akan memberikan fasilitas penuh kepada warga negara yang
sedang berjuang mengharumkan nama negara. Mulai dari bonus hadiah, transportasi dan
segala macam akomodasi yang dibutuhkan warga negara akan dipenuhi negara.

Segala hal yang diberikan oleh negara kepada warga negaranya merupakan upaya
mencapai tujuan-tujuan negara dan usaha untuk memenuhi kewajibannya kepada warga
negara. Sementara tindakan yang dilakukan warga negara merupakan bentuk dari
pelaksanaan kewajibannya sebagai warga negara yang baik.

 Tujuan Negara Indonesia

Sebelum negara ini benar-benar tegak seutuhnya, para pendahulu kita telah menentukan
akan dibawa kemana arah perjuangan negara Indonesia. Mereka pun membuat Undang-
undang Dasar, lambang negara dan atribut negara yang lainnya. Tentunya hal tersebut telah
dipikir masak-masak dan lolos dari proses panjang.

Tujuan negara Indonesia telah ditetapkan terlebih dahulu, sebagaimana sebuah gerakan
yang terorganisir selalu memiliki tujuan yang pasti dan dapat memberikan alasan yang tepat
mengapa organisasi atau pergerakan itu harus didirikan. Menurut pembukaan UUD kita,
Indonesia memiliki 4 tujuan utama, yaitu :
 Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia
 Memajukan kesejahteraan umum
 Mencerdaskan kehidupan bangsa
 Ikut melaksanakan ketertiban dunia

Tujuan tersebut selalu dibacakan kembali pada saat upacara bendera. Baik itu upacara
rutin hari Senin di sekolah maupun upacara peringatan hari kemerdekaan RI.

4 tujuan utama penyelenggaraan negara di atas membuat Indonesia harus berusaha


mewujudkannya. Oleh karena itu, Indonesia membutuhkan manusia sebagai subjek yang
aktif. Manusia yang bertempat tinggal di Indonesia otomatis memiliki hak dan kewajiban
sebagai warga negara. Hak dan kewajiban ini diberikan sebagai salah satu upaya mencapai 4
tujuan besar di atas.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hak merupakan segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk didapatkan oleh
individu sebagai anggota warga negara sejak masih berada didalam kandungan , sedangkan
kewajiban merupakan suatu keharusan / kewajiban bagi individu dalam melaksanakan peran
sebagai anggota warga negara guna mendapat pengakuan akan hak yang sesuai dengan
pelaksanaan kewajiban tersebut . Hak dan kewajiban merupakan suatu hal yang terikat satu
sama lain , sehingga dalam praktik harus dijalankan dengan seimbang .

Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 berbunyi “ Tiap - tiap warga negara berhak atas pekerjaan
dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan “ . Pasal tersebut menjelaskan bahwa setiap
individu sebagai anggota warga negara berhak untuk mendapatkan pekerjaan serta kehidupan
yang layak dalam kehidupan bermasyarakat , berbangsa , dan bernegara . Lapangan pekerjaan
merupakan sarana yang dibutuhkan guna menghasilkan pendapatan yang akan digunakan
dalam pemenuhan kehidupan yang layak . Penghidupan yang layak diartikan sebagai
kemampuan dalam melakukan pemenuhan kebutuhan dasar , seperti : pangan , sandang , dan
papan .

3.2 Saran
Hak dan kewajiban merupakan suatu instrumen yang saling terkait , sehingga
pelaksanaan hal tersebut harus dilakukan secara seimbang agar tidak terjadi ketimpangan
yang akan menyebabkan timbulnya gejolak masyarakat yang tidak diinginkan .
DAFTAR PUSTAKA

http://njanksouljah.blogspot.co.id/2012/06/hak-dan-kewajiban-menurut-para-ahli.html?m=1

http://makalahmahasiswariau.blogspot.co.id/2015/05/hak-dan-kewajiban-warga-negara.html

http://bima-paw.blogspot.co.id/2013/05/konsep-pengertian-dan-contoh-dari-hak.html?m=1

http://guruppkn.com/hubungan-negara-dengan-warga-negara

http://aniiev.blogspot.co.id/2015/03/v-behaviorurldefaultvmlo.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai