1
memiliki kesungguhan untuk memperhatikan dan memahami makna
informasi yang diterima serta memberikan respons yang sesuai.
2
Umpan balik bisa berasal dari diri sendiri ataupun orang lain. Umpan
balik dari diri sendiri, misalnya, jika kita menyampaikan pesan
melalui bicara, kita akan dapat secara langsung mendengar apa yang
kita sampaikan. Umpan balik dari orang lain adalah umpan balik yang
datang dari lawan bicara. Bentuk umpan balik yang diberikan, antara
lain anggukan, kerutan dahi, senyuman, gelengan kepala, interupsi
pembicaraan, pernyataan setuju atau tidak setuju, dan lain-lain.
Umpan balik dapat berupa verbal ataupun nonverbal.
e. Atmosfer/konteks adalah lingkungan ketika komunikasi terjadi terdiri
atas tiga dimensi, yaitu dimensi fisik, sosial-psikologis, dan temporal
yang mempunyai pengaruh terhadap pesan yang disampaikan. Ketiga
dimensi lingkungan ini saling berinteraksi dan saling memengaruhi
satu dengan lainnya.
3
komunikator (sender). Ide ini selanjutnya diproses/diolah di otak dan
keluar dalam bentuk gelombang suara atau tulisan atau dalam bentuk
kode-kode
tertentu (encoding). Informasi yang telah diolah dalam bentuk kode-kode
tersebut selanjutnya ditransmisikan/disalurkan oleh komunikator melalui
media (channel). Channel ini akan membantu proses penyampaian pesan
dari komunikator dan proses penerimaan pesan oleh komunikan.
Pesan/informasi yang sampai atau diterima dalam bentuk gelombang
suara, tulisan, atau kode-kode tersebut diproses dan dipersepsikan oleh
komunikan (decoding). Setelah dipersepsikan, komunikan akan sampai
pada tingkat pemahaman (understanding) dan selanjutnya berespons
terhadap pesan yang diterima sebagai umpan balik untuk komunikator.
Respons yang diberikan oleh komunikan akan menstimulasi munculnya
ide baru dan seterusnya ide atau informasi akan diproses kembali sebagai
suatu siklus yang berulang.
D. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI
Secara umum, faktor yang memengaruhi komunikasi dapat ditinjau
dari proses komunikasi dan elemen komunikasi. Ada lima faktor utama
yang memengaruhi komunikasi ditinjau dari elemen komunikasi, yaitu
faktor komunikator, pesan/informasi, komunikan, umpan balik, dan
atmosfer.
4
a. Komunikator adalah seseorang yang mengirimkan pesan. Seorang
komunikator harus menunjukkan penampilan yang baik, sopan dan
menarik, serta berwibawa dan tidak sombong. Di samping itu, harus
mempunyai pengetahuan yang memadai , menguasai materi, dan
memahami bahasa yang digunakan lawan (language mastery). Hal ini
penting karena salah satu hambatan dalam komunikasi adalah adanya
ketidaksesuaian bahasa yang digunakan antara komunikator dan
komunikan. Penguasaan bahasa sangat penting untuk menghindari
terjadinya salah tafsir (misperception) dalam komunikasi.
b. Pesan/informasi yang bersifat informatif dan persuasif akan mudah
diterima dan dipahami daripada pesan yang bersifat memaksa. Pesan
yang mudah diterima adalah pesan yang sesuai dengan kebutuhan
komunikan (relevan), jelas, sederhana atau tidak bertele-tele, dan
mudah dimengerti. Di samping itu, informasi akan menarik jika
merupakan informasi yang sedang hangat.
c. Komunikan Komunikan adalah seseorang yang menerima pesan dari
komunikator. Seorang komunikan harus mempunyai penampilan atau
sikap yang baik, sopan, serta tidak sombong. Di samping itu, seorang
5
komunikan harus mempunyai pengetahuan, keterampilan komunikasi,
dan memahami sistem sosial komunikator. Hal ini penting karena
tanpa pengetahuan dan keterampilan mengolah informasi yang
diterima sehingga dapat terjadi ketidaksesuaian persepsi
(mispersepsi).
d. Umpan balik, komunikasi efektif jika komunikan memberi umpan
balik yang sesuai dengan pesan yang disampaikan. Umpan balik
penting bagi komunikator karena sebagai salah satu tolok ukur
keberhasilan komunikasi.
e. Atmosfer Untuk mencapai komunikasi yang efektif diperlukan
lingkungan yang kondusif dan nyaman. Lingkungan yang kondusif,
yaitu lingkungan yang mendukung berlangsungnya komunikasi
efektif. Dalam dimensi fisik lingkungan nyaman, yaitu lingkungan
yang tenang, sejuk, dan bersih sehingga kondusif dalam mencapai
komunikasi yang efektif. Dalam dimensi sosial-psikologis,
komunikasi yang kondusif adalah komunikasi yang dilakukan dengan
penuh persahabatan, akrab, dan santai. Sementara itu, dalam dimensi
temporal (waktu), komunikasi yang dilakukan dengan waktu yang
cukup dan tidak tergesa-gesa memungkinkan tercapainya tujuan
komunikasi yang efektif.
E. JENIS KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN
Chitty (1997) menjelaskan bahwa secara umum ada dua bentuk
komunikasi, yaitu komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal.
a. Komunikasi verbal Chitty (1997) mendefinisikan bahwa komunikasi
verbal adalah pertukaran informasi menggunakan kata-kata yang
diucapkan secara oral dan kata-kata yang dituliskan. Komunikasi oral
adalah komunikasi yang dilakukan secara lisan, baik langsung dengan
cara tatap muka maupun secara tidak langsung, melalui telepon atau
telekonferensi. Komunikasi oral dilakukan untuk menyampaikan
informasi secara cepat atau untuk memperjelas pesan/informasi
tertulis sehingga informasi lebih akurat. Jenis komunikasi ini
6
tergantung dari irama, kecepatan, intonasi, penguasaan materi oleh
komunikator, penekanan, dan nada suara serta bahasa yang digunakan.
Komunikasi tertulis adalah komunikasi yang dilakukan dalam
bentuk tulisan, baik secara manual maupun elektronik, dilakukan untuk
memberikan informasi dalam jumlah yang besar sebagai bukti tertulis atau
dokumentasi. Jenis komunikasi ini dapat berbentuk tulisan tangan, surat
kabar, atau e-mail. Contoh penerapan jenis komunikasi tertulis dalam
keperawatan sebagai berikut.
b. Komunikasi nonverbal , Chitty (1997) mendefinisikan komunikasi
nonverbal adalah pertukaran informasi tanpa menggunakan kata-kata.
Komunikasi ini tidak disampaikan secara langsung oleh komunikator,
tetapi berhubungan dengan pesan yang disampaikan secara oral
ataupun tulisan. Macam-macam komunikasi nonverbal adalah kontak
mata, ekspresi wajah, postur atau sikap tubuh, gaya jalan,
gerakan/bahasa isyarat tubuh waktu bicara, penampilan secara umum,
suara dan sikap diam, atau simbolsimbol lain, misalnya model pakaian
dan cara menggunakan.
F. EVIDENCE-BASED KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN
7
diperoleh harmonisasi antara pengembangan ilmu keperawatan di institusi
pendidikan dengan penyelenggaraan praktik pelayanan keperawatan di
fasilitas pelayanan kesehatan,”ujar Wakil Menteri Kesehatan Prof. dr. Ali
Ghufron Mukti, M.Sc.,Ph.D. saat menyampaikan sambutan Workshop
Nasional Keperawatan (11/05) di Gd. Siwabessy Kemenkes.
8
DAFTAR PUSTAKA
Anjaswarni, Tri. 2017. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Komunikasi dalam
Keperawatan. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan