Anda di halaman 1dari 12

Pemahaman Keselamatan Efesus 2:8-10 sebagai Dasar

Pisikologi dalam Kehidupan dan Beribadah di Gereja


Baptis Imanuel Tumani

Aaron William Mongi


Sekolah Tinggi Teologi Indonesia di Manado
e-mail: mongiaaron@gmail.com

ABSTRAK

Penulisan ini merupakan kajian biblika terhadap teks Efesus 2:8-10, sebagai landasan
Alkitabiah bagi dasar Pisikologi, dalam proses beribadah di gereja Baptis Imanuel
Tumani. Penelitian ini penting dilakukan agar gereja mengambil tanggung jawab untuk
mengupayakan memahami dengan benar pemahaman keselamatan sebagai dasar
pisikologi. Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari hasil wawancara kepada
jemaat mengenai pemahaman Keselamatan, Data menunjukkan bahwa (1) memahami
dengan benar tentang keselamatan sangat mempengaruhi pisikologi jemaat dalam
melakukan perbuatan baik dan bergereja (2) Firman TUHAN yang dipelajari akan
membentuk perilaku manusia; (2) firman TUHAN perlu dikomunikasikan secara kreatif
dalam situasi hidup manusia.

Temuan ini mengarah pada rekomendasi untuk pembentukan pisikologi jemaat


dan pembelajaran Alkitab, serta memberikan penjelasan secara khusus mengenai
pemahaman keselamatan atas kasih karunia dalam pembelajaran tersebut.

Kata Kunci: Memahami keselamatan, Psikologis, Ibadah.

PENDAHULUAN

Kehidupan umat manusia dalam peradabannya sejak zaman purba sampai pada
post moderen ini pasti tak lepas dari masalah-masalah karena perbedaan-perbedaan
pemahaman, sala satu masalahnya adalah perbedaan mengenai pemahaman keslamatan
yang mempengaruhi pisikologi dari setiap pribadi. kematian adalah hal yang tidak dapat
dihindari oleh semua mahluk bahkan manusia. makanya manusia mengarahkan
pandangan pada suatu cara untuk mendapatkan keselamatan bagi dirinya sendiri. Manusia
mengfokuskan pandanganya pada keslamatan kehidupan yang mengarah pada perjalanan
kehidupan mereka selanjutnya setelah kematian.
Dalam hasil proses wawancara, pemahaman keselamatan sangat mempengaruhi
kebiasaan jemaat dalam bergereja atau beribadah. Rata-rata yang di wawancarai dari 20
orang ada 13 orang tujuan mereka berbuat baik, rajin ke gereja, memberikan
persembahan adalah sala satu syarat untuk diselamatkan. Mereka mengarhakan
pandangan mereka bahwa setiap usaha-usaha yang baik itu berpengaruh pada
keselamatan. adapun faktor yang menyebabkan pemahaman ini berpengaruh pada
pisikologi bergereja dan bertindak adalah pendidikan dalam keluarga yang mengajarkan
sejak kecil mengenai berbuat baik, rajin ke gereja dan hal-hal kebaikan lainnya juga akan
berpengaruh kepada keselamatan. faktor yang berikut adalah menjadikan ibadah sebagai
rutinitas kebiasaan setiap hari minggu tanpa fokus dalam penyembahan awal sampai
akhir.
Data di atas menunjukkan bagaimana pemahaman keselamatan sangat
berpengaruhi dalam pisikologi kehidupan. Memang sebagian orang sudah memahami
tujuan mereka berbuat baik dan tujuan mereka kegereja sebagai ungkapan syukur kepada
Tuhan atas dasar kasih karunia. Namun sebagian besar jumlah orang yang melakukan
kebaikan, rajin ke gereja, memberikan persembahan supaya untuk memperoleh
keselamaan juga sangat besar di gereja.
Paparan-paparan di atas mengantar pada sebuah fakta bahwa Pemikiran jemaat
perlu adanya pembimbingan supaya dapat mempengaruhi pisikologi pemikiran yang
benar. Pertemuan di rumah ibadah sangat penting, yang membuat akses informasi Alkitab
yang semakin terbuka dan meluas. Hal ini tentu saja peluang yang sangat baik bagi kita
untuk membimbing jemaat supaya memahami dengan benar Keselamatan. Tetapi perlu
adanya bimbingan khusus dalam hal ini.
Fenomena di atas menunjukkan betapa pentingnya pemahaman keselamatan
sebagai dasar pisikologi bergereja. Karena itu, gereja sebagai sebuah institusi yang
bertanggung jawab terhadap pemberitaan dan pengajaran, perlu memikirkan langkah-
langkah antisipasi praktis, namun tetap dibangun di atas dasar kajian biblika yang kuat.
Sehingga Alkitab sebagai firman TUHAN sebagai sumber ajaran dan otoritas hidup
kekristenan, menjadi landasan praktis terhadap Pemahaman Keselamatan jemaat yang
akan mempengaruhi pisikologi jemaat.
METODE

Peneliti menggunakan metode dari interpretasi teks Efesus 2:8-10 dalam menarik
pemahaman keselamatan yang benar yang akan menjadi toloak ukur secara
pisikologi dalam beribadah.

PEMBAHASAN

Pemahaman Keselamatan Efesus 2:8-10


Efesus 2:8-10 Bagian ini merupakan ajaran Rasul Paulus tentang Anugerah Allah
dimana setiap orang percaya harus memahami keselamatan sebagai pemberian Allah, dan
karena hal anugerah inilah kelimpaan sukacita bisa dinikmati oleh orang-orang percaya.
Pemahaman mengenai konsep keselamatan oleh anugerah melalui pertanyaan
utama yang sering didengarkan apabila dikaitkan dengan ‘posisi’ yaitu sejak kapan
manusia diselamatkan, dengan cara bagaimana diselamatkan, dan bagaimana mensikapi
keselamatan tersebut. Itu sebabnya, pembahasan ini memiliki kepentingan untuk
menjawab konsep keselamatan, perlu dijelaskan karena bahwa rupanya ada masalah
mengenai pemahaman akan keselamatan oleh anugerah dikarenakan jemaat-jemaat baik
Efesus dan yang bukan hanya ada di Efesus juga sebenarnya memiliki hidup yang
berkelimpahan dalam Yesus Kristus, tetapi hidup mereka tidak menyadari kekayaan
mereka ini di dalam Anugerah.
Jemaat seperti menjadi miskin oleh karena tidak menyadari akan anugerah dari
Allah. Tetapi juga karena koteks jemaat yang pada waktu itu terdiri dari orang Yahudi
dan non-Yahudi yang adalah juga bangsa kafir. Itulah sebabnya Paulus menulis bagian ini
untuk memberikan suatu keyakinan akan pengharapan bagi orang percaya untuk
mengetahui keselamatan oleh anugerah itu sebenarnya dilimpahkan oleh karena kasih
Allah terhadap manusia.
Jika melihat konteks dalam surat Efesus sebelum pasalnya yang ke-2 paulus
mengawali surat ini dalam pasalnya yang pertama dengan penulis, kepada siapa surat ini
ditulis dan salam. Sesuda semuanya itu, menyusul suatu uraian doksologis (pengertian)
tentang kepenuhan keselamatan Allah dalam Kristus. Uraian ini dimulai dengan puji-
pujian kepada Allah, yang dalam Yesus telah memberkati, memilih dan menentukan dari
semula anggota-anggota jemaat untuk menjadi anak-anak-Nya (1-6), dilanjutkan berita
tentang penebusan yang mereka peroleh dalam Kristus dan tentang rahasia kehendak
Allah yang di dalam Kristus mempersatukuan segala sesuatu, baik yang di surga, maupun
yang di bumi (1:7-10) dan diakhiri dengan pemberitaan tentang warisan keselamatan
yang telah Ia sediakan bagi mereka dan tentang karunia Roh Kudus sebagai jaminan dan
warisan itu (1:11-14).1 Kombinasi berkat dan ketetapan ditekankan dalam doanya di sini.
Dia ingn agar orang-orang Kristen Efesus memahami tiga hal yang Allah miliki secara
melimpah bagi mereka, dan kuasa besar yang bekerja dalam semua orang yang percaya.
Dalam ayat ini Paulus mengekspresikan pengharapan akan penebusan akhir, serta
menekankan warisan sebagai hasil adopsi menjadi anak Allah. 2
Sesudah Paulus berkata-kata tentang berkat Allah yang Ia karuniakan kepada
jemaat dan mengajak mereka untuk memuji dan memuliakan berkat-Nya, hal ini perlu
dipahami sebelum memasuki pasal 2. Dalam pasal 1:15-23 Paulus di bagian ini beralih
kepada doa dan pengucapan syukur yang ia persembahkan kepada Allah untuk mereka. 3
Paulus berkonsentrasi pada kuasa, karena janji tidak berarti apa pun tanpa kemampuan
untuk melepaskannya. 4Di bagian ini dimulai dengan suatu pendahuluan 1:15-16, Paulus
memberitahkan kepada anggota-anggota jemaat apa yang telah ia buat untuk mereka,
sesudah ia mendengar tentang situasi mereka. selanjutnya kemudian menyusul doa untuk
anggota-anggota jemaat 1:17-19a, supaya mereka mengerti kebesaran pekerjaan Allah
dalam Kristus 1:19b-23.5 Penjelasannya juga bahwa setia bentuk otoritas yang tampak,
ditempatkan dibawh-Nya. Paulus juga ingin agar penundukan segala sesuatu dipahami
sebagai segala sesuatu yang telah Allah kerjakan melalui Kristus.
Dalam pasal 1 ini sala satu hal yang penting di kemukakan Paulus ialah mengenai
Kristus dan jemaat, dalam bukunya J.LCh. Abineno, Tafsiran Alkitab Surat Efesus
menjelaskan

1
J.LCh. Abineno, Tafsiran Alkitab Surat Efesus, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003).27
2
Roy B. Zuck, Editor Darrel L. Bock, A Biblical Theology Of The New Testament (Jawa
Timur: Gandum mas, 2011), 354
3
Abineno, 27
4
Roy B. Zuck, 354
5
Abineno, 27
Sehubungan Jemaat dan Kristus menganggap jemaat sebagai persekutuan yang
dipenuhi oleh Kristus, artinya yang dengan sadar telah mengakui pemerintahan-
Nya dan memuliakan-Nya dengan perkataan dan perbuatan. Apa yang orang-
orang kristen buat pada waktu itu, karena “karena Kristus diam dalam hati
mereka karena iman” (3:17), sekali kelak akan dibuat oleh orang banyak. Sebab
pemerintahan Kristus bukan hanya merangkumi Gereja saja; semua orang, ya
juga semua penguasa, sekali kelak akan menyanyi memuji Nama-Nya (bnd. Flp.
2:10 dyb.). benar pada waktu itu belum “semua mengetahui dan mengakui,
bahwa Kristus sedang bekerja memenuhi “segala yang ada”. Hanya gereja saja
yang mengetahuinya , tetapi gereja mengetahui bukan hanya dirinya sendiri,
melainkan orang lain juga. Karena itu boleh menyebut Gereja buah-sulung,
permulaan, contoh, tanda atau manifestasi dari suatu pemerintah dan puji-pujian,
yang sekali kelak akan merombak ke seluruh dunia yang dalamnya semua orang
dengan sadar akan turut mengambil bagian dalam puji-pujian kepada-Nya. Gereja
hanya wakil (“pengganti”) dari orang banyak yang dipenuhi Kristus, bukan dari
jumlah yang penuh.gereja hanya panjar, bukan unag pelunasan hutang dunia
kepada Allah sebagai wakil (“pengganti”) semua orang dan tanda bagi segala
penguasa, Gereja memuji Kristus, bahwa Kristus telah menebus semua dan segala
sesuatu (Kol. 1:20). Gereja mengucap syukur ats “semua/segala sesuatu” (Ef.
5:20). Gereja memuji Allah, karena Gereja memberitakan kepada orang banyak,
betapa besarnya kasih dan anugerah Allah, juga bagi mereka, dan bagaimana
caranya mereka (hanya) dapat hidup di hadapan Allah. Gereja pada suatu ketika
tidak akan perlu lagi (bnd. Why. 21:22) Karena Kristus menang atas segala
sesuatu, maka “segala lutut..... dan segala lidah” akan memuliakan-Nya sekali
kelak (Flp. 2:10-11). Sebab itu bukan Gereja, tetapi hanya Kristus saja yang pada
waktu ini, pada waktu yang akan datang dan selama-lamanya, memenuhi “semua
dan segala sesuatu”. Kita harus memberikan Tuhan Allah memenuhi segala
sesuatu dengan kasih, kehendak dan kemuliaan-Nya. Gereja hanya dapat
mengucap syukur, bahwa dia, bersama-sama dengan semua orang, hidup dan
akan hidup daripadanya dan bahwa Allah memenuhi mereka (Ef. 3:19; 4:13;
1:23; 4:10). Karena itu “kepenuhan” atau “Kristus yang penuh” bukanlah
“Kristus dan Gereja”, “Kristus dalam Gereja” atau “Kristus dengan Gereja”.
Kristus yang penuh ialah hanya Dia, yang “memenuhi semua dan segala sesuatu”
(Ef. 1:23 ; 4:10).6
Ketika Paulus membahas pekerjaan Allah di atas dari Efesus pasal 1, maka
kemudian dia malanjutkannya dalam Pasal 2, tetapi ketika dia tidak menekankan lagi
pekerjaan Allah dalam Kristus, tetapi di sini dia menekankan mengenai “hasil” dari
pekerjaan itu, seperti yang nyata dalam penebusan anggota-anggota jemaat yang berasal
dari bangsa-bangsa kafir. Bagian ini mulai dengan hidup anggota-anggota jemaat itu pada
waktu duhulu- hidup dalam kebinasaan, dalam dosa (2:1-3) disusul dengan hidup mereka
pada waktu ini yaitu hidup dalam keselamatan dalam penebusan (2:4-7) dan diakhiri
dengan panggilan mereka sebagai orang-orang tebusan yang dalam hal ini hidup dalam
pengucapan syukur (2:8-10).
Jika melihat ayat 8, sala satu istilah yang paling umum dalam teologi Paulus
adalah “kasih karunia” (charis). Istilah ini sering dipaka dalam surat-suratnya yang lain.
Thomas R. Schreiner menjelaskan:
Paulus sering kali membuka dan menutup surat-suratnya dengan doa agar Allah
mengaruniakan kasih karunia kepada para pembacanya. Paulus sangat sadar
bahwa panggilan dan pelayanan apostoliknya bisa dijelaskan hanya melalui kasih
karunia Allah sebab ia sering menyuarakan tema bahwa pelayanannya telah
diberikan kepadanya oleh Allah (Rm. 12:3; 15:15; 1 kor. 3:10; Gal. 2:9; Ef. 3:2,
7, 8).7
Dalam ayat ini Kasih karunia Allah merupakan sumber keselamatan
manusia. Oleh iman. Paulus tidak pernah mengatakan karena iman bukan merupakan
penyebab, hanya sarana penyaluran melalui mana keselamatan sampai kepada
manusia. Itu bukan hasil usahamu. Kata itu bukan mengacu pada kasih karunia atau pada
iman, melainkan pada seluruh tindakan menyelamatkan - "Keselamatan itu bukan hasil
usahamu."  Pemberian Allah. Bandingkan Roma 6:23.8
Apa yang dikatakan Paulus di sini tentang keselamatan dia katakan di tempat lain
tentang pembenaran, yang diberikan secara cuma-cuma oleh kasih karunia Allah (Rm.
3:24) dan diterima "bukan atas dasar perbuatan hukum tetapi karena iman kepada Yesus

6
Abineno, 42-43
7
Thomas R. Schreiner, New Testament Theology, Memuliakan Allah dalam Kristus,
(Yogyakarta: Andi, 2015). 237
8
Wycliffe, Tafsiran Alkitab, Sabda OLB Versi Indonesia 4.0
Kristus" (Gal. 2:16) “Melalui iman” di sini menyiratkan Yesus Kristus sebagai obyek dari
iman itu, karena Ia secara eksplisit adalah obyeknya dalam Gal 2:16 dan Rom 3:22. 9
Kata-kata dalam ayat ini “itu bukan hasil usahamu tetapi pemberiaan Allah"
mungkin akan dianggap sebagai tanda kurung, dimasukkan ke dalam pernyataan bahwa
keselamatan diterima" melalui iman, yang bukan atas dasar pekerjaan." F.F. Bruce,
menjelaskan beberapa pandangan mengenai iman dalam ayat ini:
Jika kata ganti Yunaninya feminin, jenis kelaminnya sesuai dengan "iman", maka
rujukan ke iman akan menjadi jelas. Artinya: bahkan iman yang melaluinya Anda
telah diselamatkan bukanlah perbuatan Anda sendiri; Anda tidak dapat
menjalankannya kecuali Tuhan telah memberikannya kepada Anda. Tapi kata
ganti itu netral, “dan tidak selalu mengacu pada iman. Meski begitu, secara umum
bisa jadi merujuk pada iman: “perbedaan gender tidak fatal bagi pandangan
seperti itu” (JA Robinson) “Keyakinan yang dimaksud telah menjadi pandangan
banyak penafsir, termasuk Agustinus, C. Hodge (yang berpendapat bahwa bagian
itu tautologis10 pada pemahaman lain), dan EK Simpson ("Iman ini bukanlah hasil
dari tanah, tetapi anugerah Tuhan yang diberikan dari tempat tinggi bersama
dengan perubahan hati"). Di antara mereka yang menganggap bahwa keselamatan
itu sendiri (disampaikan oleh kasih karunia dan diterima oleh iman) adalah
Calvin, yang di dalamnya Pandangan "bukan dari dirimu sendiri" sejajar dengan
"bukan atas dasar perbuatan" (ayat 9) dan "itu adalah pemberian Tuhan" sejajar
dengan "oleh kasih karunia (Tuhan)." Kata khusus untuk "hadiah", yang umum
seperti itu, tidak muncul di tempat lain dalam “Pauline corpus” 11Kata-kata lain
dengan banyak arti yang sama digunakan untuk menunjukkan anugerah
kebenaran Allah dan hidup di dalam Kristus (Roma 5: 15-17; 6:23). 12
Mungkin yang terbaik adalah memahami hal ini sebagai merujuk pada
keselamatan secara keseluruhan , tidak mengecualikan iman yang menerimanya. Secara

9
F.F. Bruce, The New International Commentary on the New Testament: The Epistles to
the Collosians, to Philemon, and to the Ephesians, (USA: Eerdmans Publishing Company, 1988).
289
10
Tautologis adalah suatu pernyataan majemuk yang bernilai benar untuk setiap
kemungkinan. Kata ini berlawanan dengan kontradiksi.
11
(surat-surat Paulus yang lain)
12
Bruce, 289
umum, Paulus memakai kata iman sebagai konsep pusat untuk mengorelasikan manusia
dengan realitas penebusan eskatologi yang nyata di dalam Kristus. Dalam pengertian ini
iman menjadi konsep sejarah penebusan, seperti yang tercatat di Galatia 3:23. 13
9 “Itu bukan hasil pekerjaanmu” tentu saja tidak, karena “hanya karena kasih
karunia, itu tidak lagi berdasarkan pada perbuatan; hanya dengan anugerah Allah melalui
Yesus Kristus (Roma 11: 6).14 Kata usaha dalam kamus besar Bahasa Indonesia adalah
suatu tidakan, upaya, kegiatan dengan mengerakhan tenaga dan pikiran. Di bagian ini
pembaca surat harus tahu, bahwa keselamatan mereka bukanlah hasil usaha mereka
sendiri, tetapi pemberian Allah. Malahan lebih daripada itu. Juga iman mereka adalah
anugerah (Kasih-karunia)-Nya.15 Jika itu berdasarkan usaha, mereka yang menerimanya
dapat mengklaim beberapa pujian untuk itu. "Jika Abraham dibenarkan oleh perbuatan, ia
memiliki sesuatu untuk dimegahkan" (Rom 4: 2), tapi itu adalah iman Abraham yang
"diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran" (Kej. 15: 6, dikutip dalam Rom 4 : 3; Gal.
3: 6).16
Jika melihat frasa terakhir dari ayat ini mengatakan bahwa: jangan ada orang
yang memegahkan diri! Ada penafsiran dari a.l. Grosheide dalam buku Tafsiran Alkitab,
Surat Efesus yang dikarang oleh J.L.CH. Anineno menjelaskan:
Bahwa Paulus sangat berat memberikan tekanan pada kasih karunia Allah itu
ialah karena di dalam jemaat Efesus terdapat anggapan yang salah tentang
hubungan antara pekerjaan (ergon) dan keselamatan (soteria). Dengan ini
memiliki dasar yang kuat. Pertama, karena dalam nas ini Paulus memakai
“pekerjaan” dalam bentuk jamak: erga. Dan erga (dalam perjanjian baru)
biasanya adalah erga nomou (pekerjaan hukum Taurat, Rm. 3:20; 28; Gal. 2:16;
3:2,5,10), atau ditinjau dari sudut lain erga tou skotos (pekerjaan/perbuatan
daging, Gal. 5:19) atau juga erga tou skotous (pekerjaan/perbuatan kegelapan,
Rm. 13:12; Ef. 5:11; dll.). dari nas-nas ini dan nas-nas lain (mis Rm. 9:12, 32;
11:6; bnd. 2 Tim. 1:9) nyata, bahwa yang Paulus maksudkan dengan erga dalam
nas kita ialah erga nomou, yaitu pekerjaan/perbuatan yang salah menafsirkan

13
Herman Ridderbos, Paulus Pemikiran Utama Theologinya, (Surabaya: Momentum,
2013). 247
14
Bruce, 290
15
Abineno, 56
16
Bruce, 290
hukum Taurat dan yang karena itu menonjolkan diri sendiri sebagai prestasi
manusia (tanpa “bantuan” dari pihak Allah). Kedua karena dalam ayat brikut
yaitu 10, Paulus berkata-kata tentang era agatha (pekerjaan baik) sebagai lawan
dari era nomou. Untuk meniadakan anggapan yang salah ini, demikian penafsir-
penafsir itu, maka Paulus menegaskan: itu bukan pekerjaan kamu (ouk ex ergon)!
Itu adalah pemberian Allah. Karena itu jangan kamu memegahkan diri! 17
Roh Kudus sangat berhati-hati dalam melindungi doktrin keselamatan karena
kasih karunia yang amat berharga ini terhadap segala bentuk penyesatan. 18 “Oleh karena
itu hal itu didasarkan pada iman, supaya menurut kasih karunia” (Roma 4: 16).
10 dalam ayat ini Paulus memberikan motivasi dari perkataannya itu. Dalam
penggunaan kata kita di sini ialah anggota-anggorta jemaat, yang dibangkitkan dari
antara orang-orang mati dan ditempatkan bersama-sama dengan Kristus di surga. Mereka
adalah ciptaan baru.19 F.F bruce menjelaskan hal yang luar biasa dalam hal ini.
Karya kasih karunia yang telah mengubah mereka yang mati secara
rohani dan moral menjadi pria dan wanita baru, hidup dengan kehidupan
kebangkitan Kristus, adalah pekerjaan Tuhan dari awal sampai akhir:
"kita adalah hasil karya-Nya." Kata yang diterjemahkan digunakan di
satu tempat lain dalam tulisan-tulisan Paulus dalam Rom. 1:20, yang
merujuk (dalam bentuk jamak) pada karya ciptaan Tuhan. Di sini,
bagaimanapun, ini menunjuk pada ciptaan baru yang dibicarakan oleh
Paulus lebih dari sekali. Ciptaan baru ini melampaui perbedaan alami dari
tatanan lama: di dalamnya "bukan sunat yang berarti apa pun, atau tidak
bersunat, tetapi ciptaan baru" (Gal. 6:15); “Siapa yang ada di dalam
Kristus, di situ ada ciptaan baru; yang lama telah berlalu, lihatlah, yang
baru telah datang ”(2 Kor. 5:17). Langit dan bumi baru yang dibicarakan
oleh seorang nabi PL (Yes. 65:17; 66:22) telah muncul dalam tatanan
baru ini, "diciptakan di dalam Kristus Yesus."20
Mereka yang termasuk ciptaan baru ditandai dengan "pekerjaan baik", pekerjaan
yang dilakukan bukan untuk menjamin keselamatan tetapi sebagai buah keselamatan.
17
Abineno, 56, 57
18
Wycliffe, Tafsiran Alkitab, Sabda OLB Versi Indonesia 4.0
19
Abineno, 58
20
F.F. Bruce, 290
Tuhan, kita diberitahu, “siapkan” pekerjaan baik ini “sebelumnya,” agar mereka bisa
menandai cara hidup umat-Nya. Itu adalah perbuatan baik yang mencerminkan karakter
dan tindakan Tuhan sendiri. Tuhan memberi umatnya hukum agar mereka menjadi seperti
dia: dalam pengertian “Akulah TUHAN, Allahmu; . . . karena itu kamu akan menjadi
kudus, karena Aku kudus ”(Imamat 11244-45). Yesus juga mengajar murid-muridnya
untuk berperilaku sesuai dengan anak-anak Allah, menjadi penuh belas kasihan seperti
Bapa mereka yang penuh belas kasihan (Lukas 6: 35-36). Tetapi untuk hidup seperti ini,
untuk menyelesaikan pekerjaan baik yang dipersiapkan untuk anak-anaknya oleh Tuhan,
karunia Roh yang memberdayakan diperlukan. Perbuatan baik telah diumumkan sejak
lama, tetapi berkat tindakan penyelamatan Allah, “persyaratan hukum yang benar”
dipenuhi dalam diri mereka yang “berjalan bukan menurut daging tetapi menurut Roh”
(Rom 8:24). Ciptaan barunya "dalam Kristus Yesus" diwujudkan melalui hak pilihan
Roh, dan oleh hak pilihan Roh janji perjanjian baru direalisasikan ketika pria dan wanita
ditemukan "melakukan kehendak Allah dari hati" (Ef. 6: 6). 21
Jadi pengharapan akan keselamatn oleh anugerah dari Allah melalui Kristus yang
diterima dengan iman memberikan ketetapan dan tujuan bagi segala suatu yang dilakukan
oleh orang-orang percaya di dalam kehidupan ini. yaitu dicerminkan dalam cara hidup
orang-orang percaya.22 Segala sesuatu yang diterima di dalam Kristus melalui iman ini
memberikan jaminan akan keselamatan akan hidup bersama-sama dengan Dia.
Atas dasar itulah setiap orang percaya yang dengan pengharapan akan hidup yang
akan datang menaruh kepercayaan mereka dan lebih memaknai lagi dalam haidup oleh
anugerah.

KESIMPULAN

Keselamatan memiliki peran penting dalam kehidupan dalam mempengaruhi


pisikologi manusia. Keselamatan oleh anugerah merupakan ajaran yang sangat
perlu untuk dipahami dengan benar dengan melihat anugerah yang diberikan
dalam Kristus untuk jemaat. Kristus yang telah mati dan bangkit merupakan tolak

21
ibid, 291
22
V.C. Pfeitzner, Kesatuan dalam Kepelbagaian (Jakarta: Gunung Mulia, 2010), 325
ukur dimana iman setiap orang yang percaya membawanya kepada suatu
keyakinan akan keselamatan yang dimiliki melalui anugerah dari Allah ini.
Orang percaya perlu menyadari bahwa hanya karena kasih karunia Allah
yang diberikan kepada manusia dengan meresponnya dengan iman maka dia
diselamatakan. Tidak ada unsur tindakan atau usaha manusia satupun di
dalamnya Efesus 2:8-10. gambaran keselamatan yang diberikan oleh Allah
melalui Kristus dilihat sebagai suatu pemberian yang sangat berharga dan tak
ternilai. Itu sebabnya karena dalam anugerah inilah orang percaya memperoleh
penyelamatan di dalam Kristus dan oleh karena itu orang percaya memiliki hidup
yang baru juga di dalam Kristus. Tidak ada orang yang dapat bermegah oleh
karena penyelamatan dari Allah ini karena semata-mata penyelamatan ini
diberikan oleh Allah dalam kasihnya. Atas dasar kasih karunia ini jugalah orang
percaya menjadi ciptaan baru di dalam Kristus.dan atas dasar anugerah inilah
seharusnya pisikologi manusia di ukur. Perbuatan baik adalah suatu tanda yang
menunjukan ungkapan syukur kepada Allah oleh karena Kasih karuniaNya yang
seharusnya menjadi dasar pisikologi dalam kehidupan. Anugerah ini melayakan
orang percaya untuk hidup bersama-sama dengan Dia baik di masa skarang dan
juga di masa yang akan datang pada sorga yang kekal.
.
REFERENSI

F.F. Bruce, The New International Commentary on the New Testament: The
Epistles to the Collosians, to Philemon, and to the Ephesians, (USA: Eerdmans
Publishing Company, 1988).
Herman Ridderbos, Paulus Pemikiran Utama Theologinya, (Surabaya:
Momentum, 2013).
J.LCh. Abineno, Tafsiran Alkitab Surat Efesus, (Jakarta: BPK Gunung Mulia,
2003).
Roy B. Zuck, Editor Darrel L. Bock, A Biblical Theology Of The New Testament
(Jawa Timur: Gandum mas, 2011)
Thomas R. Schreiner, New Testament Theology, Memuliakan Allah dalam
Kristus, (Yogyakarta: Andi, 2015)
V.C. Pfeitzner, Kesatuan dalam Kepelbagaian (Jakarta: Gunung Mulia, 2010)
Wycliffe, Tafsiran Alkitab, Sabda OLB Versi Indonesia 4.0
Wycliffe, Tafsiran Alkitab, Sabda OLB Versi Indonesia 4.0

Anda mungkin juga menyukai