PENDAHULUAN
bagian sistem motorik yang mempengaruhi koordinasi dari gerakan. Letak dari
medulla dan di targer saraf di medulla spinalis yang mengatur reflex, gerakan –
reaksi yang ditimbulkan oleh penggunaan jangka pendek atau panjang dari
bermanifestasikan sebagai gerakan otot skelet, spasme atau rigitas, tetapi gejala –
akut, dimana tortikolis merupakan salah satu gangguan yang ada pada reaksi
dystonia akut.Reaksi dystonia akut adalah kontraksi otot yang singkat atau lama,
distonik pada anggota gerak dan batang tubuh. Distonia sangat tidak
pasien.10
1
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
sebagai istilah umum untuk berbagai kondisi dystonia kepala dan leher , yang
atau vertikal , seolah-olah mengatakan " iya"). Tortikolis berasal dari bahasa
B. Etiologi
1. Etiologi sentral
2. Etiologi local
2
Selain itu, infeksi saluran nafas bagian atas dan infeksi jaringan lunak di
adenitis.
Pada anak usia 2-4 tahun biasanya tortikolis sering disebabkan oleh
3. Etiologi kompensasi
atau symptom lain seperti strabismus dengan parese nervus IV, nistagmus
C. Patofisiologi
1. Acquired Torticollis
tortikolis merupakan hasil dari injury atau inflamasi dari otot cervical atau
serebrospinal (CSF).
3
Tortikolis akut juga bisa disebabkan oleh trauma tumpul pada
kepala dan leher atau dari kesalahan posisi saat tidur. Tortikolis akut
klonik otot leher. Gejala berlangsung lebih dari 6 bulan dan menghasilkan
ditandai dengan episode berulang dari kepala miring dengan muntah, pucat,
2. Congenital Torticollis
disebabkan oleh trauma lokal pada jaringan lunak leher sebelum atau
4
Penyebab lain yang mungkin yakni herediter dan oklusi arteri atau vena
sternokleidomastoideus.2,4,5
D. Diagnosis
yang didapat dari pemeriksaan yaitu kepala miring ke arah yang sakit
limfadenitis), leher menjadi tidak seimbang dan pendek pada bagian yang
fibrosis, di sisi yang fibrosis telinga mendekati bahu, garis mata dan garis
tidak nyeri, terdiri dari jaringan fibrotic dengan deposit kolagen dan
Didapati riwayat kelahiran sukar atau sungsang serta trauma pada proses
menjadi penyebabnya.4,6
kombinasi dan fleksi dan rotasi, apakah deformitas tersebut rigid atau
fleksibel, dan apakah bisa sembuh dengan sendirinya atau tidak. Kondisi
5
Selain itu, pemeriksaan optalmologi perlu dilakukan karena dapat
imaging (MRI). Pada beberapa studi dilaporkan bahwa hasil temuan dari
E. Penatalaksanaan
1. Anti Kolinergik
6
yang terlihatdi luar pengaturan darurat. Dalam kasus kekurangan terus
2. Toksin Botulinum
botulinum untuk segala jenis distonia servikal. Injeksi periodik (tiap 3-6
tempat dari otot yang terpengaruh, sejauh ini merupakan bentuk terapi
yang paling efektif. Injeksi tersebut paling baik dituntun dengan palpasi
otot yang mengalami spasme dan dengan analisis EMG untuk menentukan
ringan dan sementara. 5-10% dari pasien secara bertahap akan menjadi
terhadap toksin tersebut (Dauer et al). Dalam sebagian besar kasus berat
paling terdampak) dan dari 3 cabang pertama saraf servikal motoris secara
hingga jangka waktu 6 tahun pada 1/3 dari total kasus yang diterapi
7
melalui cara tersebut (Krauss et al; Ford et al). Thalatomy bilateral juga
pernah dicoba, namun karena kurang fektif dan menyebabkan resiko yang
cukup berat, terutama dalam hal fungsi bicara dna menelan, cara tersebut
hanya dipakai untuk pasien dengan derajat sangat berat dengan distonia
yang luas. Prosedur pembedahan tersebut saat ini jarang dilakukan dengan
adanya terapi dengan toksin botulinum.Metode ini aman dan efektif pada
anak dan remaja. Toksin ini akan menurunkan spasme dan dapat
dewasa berhasil diatasi dengan toksin botulinum ini. Akan tetapi, tidak ada
bukti ilmiah yang adekuat untuk keamanan dan efisiensi dari pengobatan
modern ini.4
3. Terapi Fisik
paling efektif. Hal ini dapat dilakukan oleh orang tua dengan cara satu
tangan berada pada kepala anak dan bahu ipsilateral, kemudian fleksi
lateral dari kepala anak dilakukan berbarengan dengan rotasi ke arah yang
berlawanan. Cara ini dilakukan setidaknya dua kali dalam satu hari,
Dengan latihan yang dilakukan secara benar dan teratur setiap hari,
didapatkan hasil yang memuaskan yakni lebih dari 90%, dan rekurensi
2%.4
Selain itu, dapat juga dilakukan terapi fisik berupa terapi paraphino
8
yang lain yaitu dengan masase pada otot leher dan jaringan subkutan yang
Pada anak yang lebih besar dapat digunakan penyangga (torticollis brace)
4. Operasi
Menurut Ling et al, waktu yang optimal untuk operasi adalah antara
1-4 tahun. Hal ini didasari pada kebanyakan anak-anak dibawah usia 1
9
Hasilnya didapati jarak dari gerakan leher dan kemiringan kepala
5. Prognosis
yang positif didapatkan pada sekitar 90% kasus yang melakukan latihan
peregangan setiap hari dengan cara yang benar. Rekurensinya sekitar diaras
2%. Faktor prognostik yang negatif didapati pada kasus yang terdapat massa
relapsnya mencapai 1.2%. Pada suatu studi didapatkan hasil setelah operasi
88.1% sangat baik, 8.3% baik, dan 3.6% cukup baik sampai kurang baik. Hasil
operasi ini dipengaruhi oleh usia dan jarak rotasi leher. Waktu yang optimal
untuk operasi adalah antara 1-4 tahun, meskipun hasil yang baik juga didapati
10
BAB 3
KESIMPULAN
leher terkontraksi disertai perputaran leher.1 Tortikolis dapat terjadi sejak lahir,
sternokleidomastoideus unilateral.4
miring ke arah yang sakit (setelah menyingkirkan penyebab lain seperti anomali
tulang, diskitis, limfadenitis), leher menjadi tidak seimbang dan pendek pada
bagian yang fibrosis, di sisi yang fibrosis telinga mendekati bahu, garis mata dan
menjadi asimetris, dan terdapat benjolan berbatas tegas yang melibatkan satu atau
itu dapat diberikam toksin botulinum tetapi untuk pemberian ini belum ada bukti
ilmiah yang adekuat untuk keamanan dan efisiensi dari pengobatan modern
pemulihan.
11
DAFTAR PUSTAKA
1. Dorland. 1998. Kamus Saku Kedokteran Dorland Edisi 25. Jakarta : EGC. h
1104
May 2015]
May 2015]
Available at http://www.posna.org/education/StudyGuide/torticollis.asp
6. Apley, A. Graham dkk. 1995. Buku Ajar Ortopedi dan Fraktur. Jakarta :
Widya Medika
7. Chang et al. 2013. Case report: A Surgical Treatment for Adult Muscular
2015]
9. Mehta, Varun S; Das, Basudeb. 2015. “An Acute Dystonia with Olanzepine”
12
10. Maslim, Rusdi. 2013. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkasan PPDGJ-
13