Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

Sistem muskuloskeletal
muskuloskeletal manusia
manusia merupakan
merupakan jalinan berbagai jaringan,
jaringan,
 baik itu jaringan pengikat, tulang maupun otot yang saling berhubungan, sangat
khusus,
khusus, dan kompleks.
kompleks. Fungsi
Fungsi utama sistem ini adalah sebagai
sebagai penyusun
penyusun bentuk 
tubuh dan alat untuk bergerak. Oleh karena itu, jika terdapat kelainan pada sistem
ini maka
maka kedua
kedua fungsi
fungsi tersebu
tersebutt juga
juga akan
akan tergan
terganggu
ggu.. Infeks
Infeksii musku
muskulos
loskel
keletal
etal
merupakan penyakit yang umum terjadi; dapat melibatkan seluruh struktur dari
sistem muskuloskeletal dan dapat berkembang menjadi penyakit yang berbahaya
 bahkan membahayakan jiwa.
Osteomy
Osteomyelit
elitis
is adalah
adalah suatu
suatu bentuk
bentuk proses
proses inflam
inflamasi
asi pada
pada tulang
tulang dan
struktur-struktur disekitarnya akibat infeksi dari kuman-kuman piogenik. Infeksi
muskul
muskulosk
oskelet
eletal
al merupa
merupakan
kan penyaki
penyakitt yang
yang umum
umum terjadi
terjadi;; dapat
dapat meliba
melibatka
tkan
n
seluruh
seluruh struktu
strukturr dari
dari sistem
sistem muskul
muskulosk
oskelet
eletal
al dan dapat
dapat berkem
berkemban
bang
g menjad
menjadii
 penyakit yang berbahaya bahkan membahayakan jiwa. Dalam dua puluh tahun
terakhir ini telah banyak dikembangkan tentang bagaimana ara menatalaksana
 penyakit ini dengan tepat. Seringkali usaha ini berupa suatu
s uatu tim yang terdiri
terdir i dari
ahli bedah ortopedi, ahli bedah plastik, ahli penyakit infeksi, ahli penyakit dalam,
ahli nutrisi, dan ahli fisioterapi yang berkolaborasi untuk menghasilkan perawatan
mult
multid
idis
isip
ipli
lin
n yang
yang opti
optima
mall bagi
bagi pend
pender
erit
ita.
a. Infe
Infeks
ksii dala
dalam
m suat
suatu
u sist
sistem
em
muskul
muskulosk
oskelet
eletal
al dapat
dapat berkem
berkemban
bang
g melalu
melaluii dua ara,
ara, baik
baik melalu
melaluii pereda
peredaran
ran
darah maupun akibat kontak dengan lingkunga
lingkungan
n luar tubuh. !eferat ini berusaha
meran
merangk
gkum
um meng
mengen
enai
ai pato
patoge
gene
nesis
sis,, diag
diagno
nosi
sis,
s, dan
dan tatal
tatalak
aksan
sanaa dari
dari infe
infeks
ksii
muskuloskeletal tersebut.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1
2.1 Anatomi dan Fisiologi Tulang
"ulang adalah suatu jaringan yang berubah seara aktif dan terus menerus
mengal
mengalami
ami peruba
perubahan
han bentuk
bentuk sement
sementara
ara menyesua
menyesuaika
ikan
n kembal
kembalii kandun
kandungan
gan
miner
mineral
al dan
dan matri
matriksn
ksnya
ya menu
menurut
rut stres
stres meka
mekani
niss yang
yang diala
dialami
miny
nya.
a. "ulan
ulang
g
memben
membentuk
tuk rangka
rangka penunj
penunjang
ang dan pelind
pelindung
ung bagi
bagi tubuh
tubuh dan tempat
tempat untuk 
untuk 
melekatnya otot-otot yang menggerakkan kerangka tubuh. "ulang juga merupakan
tempat primer untuk menyimpan dan mengatur kalsium dan fosfat.
#ompon
#omponen-
en-kom
kompon
ponen
en nonselu
nonselular
lar utama
utama dari
dari jaringa
jaringan
n tulang
tulang adalah
adalah
mineral-mineral dan matriks organik $kolagen dan proteoglikan%. #alsium dan
fosfat
fosfat memben
membentuk
tuk suatu
suatu garam
garam kristal
kristal $hidro
$hidroksi
ksiapa
apatit
tit%,
%, yang
yang tertimb
tertimbun
un pada
pada
matriks kolagen dan proteoglikan. &ineral-mineral ini memampatkan kekuatan
tulang. &atriks organik tulang disebut juga sebagai suatu osteoid. Sekitar '()
dari osteoid adalah kolagen tipe I yang kaku dan memberikan daya rentang tinggi
 pada tulang. &ateri organik lain yang menyusun tulang berupa proteoglikan
seperti asam hialuronat. *aringan tulang dapat berbentuk anyaman atau lamelar.
"ulang yang berbentuk anyaman terlihat saat pertumbuhan epat, seperti sewaktu
 perkembangan janin atau sesudah terjadinya patah tulang, selanjutnya
se lanjutnya keadaan ini
akan diganti oleh tulang yang lebih
le bih dewaa yang berbentuk lamelar.
Diafisis
Diafisis atau batang adalah bagian tengah tulang yang berbentuk
berbentuk silinder.
silinder.
+agian
+agian ini tersusu
tersusun
n dari
dari tulang
tulang kortik
kortikal
al yang
yang memilik
memilikii kekuat
kekuatan
an yang
yang besar,
besar,
dilapisi oleh selapis periosteum. &etafisis adalah bagian tulang yang melebar 
didekat ujung akhir batang. Daerah ini terutama tersusun oleh tulang trabekular 
atau tulang
tulang spong
spongiosa
iosa yang
yang mengan
mengandun
dung
g sel hemato
hematopoe
poetik
tik.. Sumsum
Sumsum merah
merah
terdapat dibagian epifisis dan diafisis tulang. ada dewasa aktiitas hematopoetik 
menjadi terbatas hanya pada sternum dan krista iliaka. &etafisis juga menompang
sendi dan menyediakan daerah yang ukup luas untuk perlekatan tendon dan
ligamen pada epifisis. empeng epifisis adalah daerah pertumbuhan longitudinal
 pada anak-anak, dan bagian ini akan menghilang pada tulang dewasa. +agian
epifisis langsung berbatasan dengan sendi tulang panjang yang bersatu dengan
metafis
metafisis
is sehing
sehingga
ga pertum
pertumbuh
buhan
an memanja
memanjang
ng tulang
tulang terhenti
terhenti.. Seluru
Seluruh
h tulang
tulang
diliputi oleh lapisan fibrosa yang disebut periosteum yang mengandung sel-sel
yang dapat berproliferasi dan berperan dalam proses pertumbuhan transersal
tulang panjang. #ebanyakan tulang panjang mempunyai arteria nutrisi khusus.

2
okasi dan keutuhan dari arteri-arteri inilah yang menentukan berhasil atau
tidaknya proses penyembuhan suatu tulang yang patah. apisan sel paling atas
yang letaknya dekat dengan epifisis disebut daerah sel istirahat. apisan
 berikutnya adalah /ona proliferasi, pada /ona ini terjadi pembelahan aktif sel dan
disinilah mulainya pertumbuhan tulang panjang. Sel-sel yang aktif ini didoroh
kearah batang tulang kedalam daerah hipertrofi, tempat sel-sel ini membengkak,
menjadi lemah dan seara metabolik menjadi tidak aktif.
"ulang adalah suatu jaringan dinamis yang tersusun dari tiga jenis sel 0
osteoblas, osteosit dan osteoklas. Osteoblas membangun tulang dengan
membentuk kolagen tipe I dan proteoglikan sebagai matriks tulang atau jaringan
osteoid melalui suatu proses yang disebut osifikasi. #etika sedang aktif 
menghasilkan jaringan osteoid, osteoblas dan mensekresikan sejumlah besar 
fosfatase alkali, yang memegang perawan penting dalam mengendapkan kalsium
dan fosfat kedalam matriks tulang. Sebagian dari fosfat alkali akan memasuki
aliran darah dengan demikian kadar fosfatase alkali didalam darah dapat menjadi
indikator yang baik tentang tingkat pembentukan tulang setelah mengalami patah
tulang atau pada kasus metastasis kanker ke tulang.osteosit adalah sel-sel tulang
dewasa yang bertindak sebagai suatu lintasan untuk pertukaran kimiawi melalui
tulang yang padat. Osteoklas adalah sel-sel besar berinti banyak yang
memungkinkan mineral dan matriks tulang dapat diabsorpsi. Osteoklas mengikis
tulang, sel-sel ini menghasilkan en/im proteolitik yang memeahkan matris dan
 beberapa asam yang melarutkan mineral tulang sehingga kalsium dan fosfat
terlepas kedalam aliran darah. &etabolisme tulang diatur oleh beberapa hormon.
Suatu peningkatan kadar hormon paratiroid $pth% mempunyai efek langsung dan
segera pada mineral tulang menyebabkan kalsium dan fosfat diabsorbsi dan
 bergerak memasuki serum. eningkatan "1 seara perlahan-lahan menyebabkan
 peningkatan jumlah dan aktiitas osteoklas sehingga terjadi demineralisasi.
 2itamin D mempengaruhi deposisi dan absorbsi tulang. 2itamin D dalam
 jumlah besar dapat menyebabkan absorbsi tulang seperti dapat menyebabkan
absorbsi tulang $kadar "1%. 2itamin D dalam jumlah yang sedikit membentuk 
kalsifikasi tulang, antara lain dengan meningkatkan absorbsi kalsium dan fosfat
oleh usus halus.

3
Gama! 1. 3natomi tulang

2.2 D"#inisi
Osteomyelitis adalah suatu proses inflamasi akut maupun kronik pada
tulang dan struktur disekitarnya yang disebabkan oleh organisme pyogenik 
$!andall, 4(55%. Dalam kepustakaan lain dinyatakan bahwa Osteomyelitis adalah
radang tulang yang disebabkan oleh organism piogenik, walaupun berbagai agen
infeksi lain juga dapat menyebabkannya. Ini dapat tetap terlokalisasi atau dapat

4
tersebar melalui tulang, melibatkan sumsum, korteks, jaringan kanselosa dan
 periosteum. $Dorland, 4((4%.

2.$ Etiologi
&ikroorganisme dapat menginfeksi tulang melalui tiga ara yaitu melalui
 pembuluh darah, langsung melalui area lokal infeksi $seperti selulitis% atau mel alui
trauma, termasuk iatrogenik seperti dislokasi sendi atau fiksasi internal.
ada balita, infeksi dapat menyebar ke sendi dan menyebabkan arthritis.
ada anak-anak yang biasanya terinfeksi adalah tulang panjang. 3bses
subperiosteal dapat terbentuk karena periosteum melekat longgar di permukaan
tulang, sedangkan pada orang dewasa tulang yang paling sering terinfeksi adalah
tulang belakang dan tulang panggul.
"ibia bagian distal, femur bagian distal, humerus, radius dan ulna bagian
 proksimal dan distal, ertebra, maksila, dan mandibula merupakan tulang yang
 paling beresiko untuk terkena Osteomyelitis karena merupakan tulang yang
 banyak askularisasinya.

Ta"l 1. Organisme penyebab Osteomyelitis

Umu! %!ganism"

S. aureus, 9nterobater  speies, and group 3 and +


 6eonatus $78 bulan%
Streptoous speies

S. aureus, group 3 Streptoous speies,


3nak-anak $8 bulan - 8 tahun%
1aemophilus influen/ae, and 9nterobater speies
S. aureus $()%, group 3 Streptoous speies, 1.
3nak-anak, remaja $ :8 "ahun%
influen/ae, and 9nterobater  speies

S. aureus and oasionally 9nterobater or


Orang dewasa
Streptoous speies
Selain bakteri, jamur dan irus juga dapat menginfeksi langsung melalui
fraktur terbuka, operasi tulang atau terkena benda yang terkontaminasi.
Osteomyelitis kadang dapat merupakan komplikasi sekunder dari tuberkulosis
 paru. ada keadaan ini, bakteri biasa menyebar ke tulang melalui sistem sirkulasi,
 pertama yang terinfeksi adalah sinoium $karena kadar oksigen yang tinggi%
sebelum menginfeksi tulang. ada Osteomyelitis tuberkulosis, tulang panjang dan
tulang belakang merupakan satu-satunya tulang yang terinfeksi.

5
Osteomyelitis dapat juga disebabkan potongan besi yang mengenai tulang
 pada saat pembedahan untuk memperbaiki fraktur. Spora bakteri dan jamur dapat
 juga mengenai sendi tulang yang terlibat. Osteomyelitis juga dapat terjadi akibat
 penyebaran infeksi jaringan lunak. Infeksi tersebut meyebar ke tulang dalam
 beberapa hari sampai beberapa minggu. "ipe penyebaran ini biasa terjadi pada
orang yang lebih tua. Infeksi dapat dimulai dari kerusakan akibat trauma, terapi
radiasi, kanker, atau pada kulit yang luka yang disebabkan sedikitnya sedikit
sirkulasi darah pada tulang atau pada penyakit diabetes. Infeksi sinus, gusi atau
gigi dapat meyebar ke tulang-tulang kepala. enyebab Osteomyelitis biasanya
adalah Staphylococcus aureus,  bakteri gram positif seperti Streptococcus
 pyogenes atau S. Pneumoniae. ada anak dibawah 8 tahun bakteri gram negatif 
 Haemophilus influenzae $insiden berariasi dari <-<()%. +akteri gram negatif 
lainnya 0  Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, Proteus mirabilis dan
 Bacteroides fragilis anaerobik biasanya menyebabkan infeksi tulang akut.
enyebab Osteomyelitis pada anak-anak adalah kuman Staphylococcus
aureus $=-=()%, Streptococcus $8-')%,  Haemophilus influenza $4-8)%,
Salmonella typhii dan Eschericia coli $5-4)%. ada anak infeksi melalui aliran
darah berasal dari abrasi keil pada kulit, bisul, infeksi pada gigi atau pada saat
lahir dari infeksi tali pusat. ada dewasa sumber infeksi berasal dari kateter ureter,
 jarum dan semprit arteri yang tidak pada tempatnya atau kotor.
Organisme lain ditemukan pada peandu heroin dan kelainan oportunistik 
 pada pasien dengan mekanisme immune defence compromised   . asien dengan
sikle-ell disease mudah terinfeksi Salmonella.

2.& Pato#isiologi
Infeksi dalam sistem muskuloskeletal dapat berkembang melalui beberapa
ara. #uman dapat masuk ke dalam tubuh melalui luka penetrasi langsung,
melalui penyebaran hematogen dari situs infeksi didekatnya ataupun dari struktur 
lain yang jauh, atau selama pembedahan dimana jaringan tubuh terpapar dengan
lingkungan sekitarnya.
Osteomyelitis hematogen adalah penyakit masa kanak-kanak yang
 biasanya timbul antara usia < dan 5< tahun. >jung metafisis tulang panjang

6
merupakan tempat predileksi untuk Osteomyelitis hematogen.  End-artery  dari
 pembuluh darah yang menutrisinya bermuara pada ena-ena sinusoidal yang
 berukuran jauh lebih besar, sehingga menyebabkan terjadinya aliran darah yang
lambat dan berturbulensi pada tempat ini. #ondisi ini mempredisposisikan bakteri
untuk bermigrasi melalu elah pada endotel dan melekat pada matriks tulang.
Selain itu, rendahnya tekanan oksigen pada daerah ini juga akan menurunkan
aktiitas fagositik dari sel darah putih. Dengan maturasi, ada osifikasi total
lempeng fiseal dan iri aliran darah yang lamban tidak ada lagi. Sehingga
Osteomyelitis hematogen pada orang dewasa merupakn suatu kejadian yang
 jarang terjadi.
Infeksi hematogen ini akan menyebabkan terjadinya trombosis pembuluh
darah lokal yang pada akhirnya meniptakan suatu area nekrosis aaskular yang
kemudian berkembang menjadi abses. 3kumulasi pus dan peningkatan tekanan
lokal akan menyebarkan pus hingga ke korteks melalui sistem 1aers dan kanal
2olkmann hingga terkumpul dibawah periosteum menimbulkan rasa nyeri
lokalisata di atas daerah infeksi. 3bses subperiosteal kemudian akan menstimulasi
 pembentukan inolukrum periosteal $fase kronis%. 3pabila pus keluar dari korteks,
 pus tersebut akan dapat menembus soft tissues disekitarnya hingga ke permukaan
kulit, membentuk suatu sinus drainase. #uman bisa masuk tulang dengan berbagai
ara, termasuk beberapa ara dibawah ini 0
• &elalui aliran darah.

#uman di bagian lain dari tubuh misalnya, dari pneumonia atau


infeksi saluran kemih dapat masuk melalui aliran darah ke tempat yang
melemah di tulang. ada anak-anak, Osteomyelitis paling umum terjadi di
daerah yang lebih lembut, yang disebut lempeng pertumbuhan,di kedua
ujung tulang panjang pada lengan dan kaki.
• Dari infeksi di dekatnya.

uka tusukan yang parah dapat membawa kuman jauh di dalam


tubuh. *ika luka terinfeksi, kuman dapat menyebar ke tulang di dekatnya.
• #ontaminasi langsung

1al ini dapat terjadi jika terjadi fraktur sehingga terjadi kontak 
langsung tulang yang fraktur dengan dunia luar sehingga dapat terjadi

7
kontaminasi langsung. Selain itu juga dapat terjadi selama operasi untuk 
mengganti sendi atau memperbaiki fraktur. $anonym, 4(55%.
+eberapa penyebab utama infeksi, seperti s.aureus, menempel pada tulang
dengan mengekspresikan reseptor $adhesins% untuk komponen tulang matriks
$fibronektin, laminin, kolagen, dan sialoglyoprotein tulang%; 9kspresi kolagen-
binding adhesin memungkinkan pelekatan patogen pada tulang rawan.
 Fibronektin-binding adhesin  dari S. ureus berperan dalam penempelan bakteri
untuk perangkat operasi yang akan dimasukan dalam tulang, baru-baru ini telah
dijelaskan
S. ureus yang telah dimasukan ke dalam kultur osteoblas dapat bertahan
hidup seara intraseluler. +akteri yang dapat bertahan hidup seara intraseluler 
$kadang-kadang merubah diri dalam hal metabolisme, di mana mereka munul
sebagai apa yang disebut arian koloni keil% dapat menunjukan adanya infeksi
tulang persisten. #etika mikroorganisme melekat pada tulang pertama kali,
mereka akan mengekspresikan fenotip yang resiten terhadap pengobatan
antimikroba, dimana hal ini mungkin dapat menjelaskan tingginya angka
kegagalan dari terapi jangka pendek.
!emodeling ulang yang normal membutuhkan interaksi koordinasi yang
 baik antara osteoblas dan osteoklas. Sitokin $seperti I-5, I-?, I-5<, I 55dan
"6F% yang dihasilkan seara lokal oleh sel inflamasi dan sel tulang merupakan
fator osteolitik yang kuat. eran dari faktor pertumbuhan tulang pada remodeling
tulang normal dan fungsinya sebagai terapi masih belum jelas. Selama terjadi
infeksi, fagosit menoba menyerang sel yang mengandung mikroorganisme dan,
dalam proses pembentukan radikal oksigen toksik dan melepaskan en/im
 proteolitik yang melisiskan jaringan sekitarnya. +eberapa komponen bakteri
seara langsung atau tidak langsung digunakan sebagai fator-faktor yang
memodulasi tulang $bone modulating factors%.
#ehadiran metabolit asam arakidonat, seperti prostaglandin 9, yang
merupakan agonis osteoklas kuat dihasilkan sebagai respon terhadap patah tulang,
menurunkan jumlah dari inokulasi bakterial yang dibutuhkan untuk menghasilkan
infeksi. $Daniel,5=='%.

8
 6anah menyebar ke dalam pembuluh darah, meningkatkan tekanan
intraosseus dan mengganggu aliran darah. 6ekrosis iskemik tulang pada hasil
 pemisahan fragmen yang mengalami deaskularisasi, disebut se@uestra.
&ikroorganisme, infiltrasi neutrofil, dan ongesti atau thrombosis pembuluh
darah merupakan temuan histologis utama dalam Osteomyelitis akut. Salah satu
 penampakan yang membedakan dari Osteomyelitis kronis adalah tulang yang
mengalami nekrotik, yang dapat diketahui dengan tidak adanya osteosit yang
hidup.

2.' Klasi#i(asi %st"om)"litis


Osteomyelitis seara umum dapat diklasifikasikan berdasarkan perjalanan
klinis, yaitu Osteomyelitis akut, sub akut, dan kronis. 1al tersebut tergantung dari
intensitas proses infeksi dan gejala yang terkait.

%st"om)"litis H"matog"n A(ut

Osteomyelitis hematogen akut merupakan infeksi tulang dan sumsum


tulang akut yang disebabkan oleh bakteri piogen dimana mikro A organisme
 berasal dari fokus ditempat lain dan beredar melalui sirkulasi darah. #elainan
ini sering ditemukan pada anak A anak dan sangat jarang pada orang dewasa.
Diagnosis yang dini sangat penting oleh karena prognosis tergantung dari
 pengobatan yang tepat dan segera
%st"om)"litis H"matog"n Sua(ut

Osteomyelitis hematogen subakut biasanya disebabkan oleh


Stafilokokus aureus dan umumnya berlokasi dibagian distal femur dan
 proksimal tibia. Bejala Osteomyelitis hematogen subakut lebih ringan oleh
karena organisme penyebabnya kurang purulen dan penderita lebih resisten.
%st"om)"litis K!onis
Osteomyelitis kronis umumnya merupakan lanjutan dari Osteomyelitis
akut yang tidak terdiagnosis atau tidak diobati dengan baik. Osteomyelitis
kronis juga dapat terjadi setelah fraktur terbuka atau setelah tindakan operasi
 pada tulang. +akteri penyebab Osteomyelitis kronis terutama oleh
stafilokokus aureus $ '< )%, atau 9.olli, roteus atau seudomonas.

9
2.* P"n"ga(an Diagnosa
Bejala hematogenous osteomyelitis biasanya berajalan lambat namun
 progresif. Diret Osteomyelitis umumnya lebih terlokalisasi dan jelas. Bejala
umum pada osteomyelitis adalah0
- Demam tinggi
- #elelahan dan &alaise
- "erbatasnya gerakan dan edema lokal yang disertai dengan erytem.

2.*.1 Anamn"sa

%st"om)"litis H"matog"n A(ut

Osteomyelitis hematogen akut berkembang seara progresif atau epat.


ada keadaan ini mungkin dapat ditemukan adanya infeksi bakterial pada kulit
dan saluran napas atas. Bejala lain dapat berupa nyeri yang konstan pada
daerah infeksi, nyeri tekan dan terdapat gangguan fungsi anggota gerak yang
 bersangkutan. Bejala A gejala umum timbul akibat bakterimia dan septikemia
 berupa panas tinggi, malaise serta nafsu makan yang berkurang.

%st"om)"litis H"matog"n Sua(ut

Osteomyelitis hematogen subakut biasanya ditemukan pada anak A 


anak dan remaja. Bambaran klinis yang dapat ditemukan adalah atrofi otot,
nyeri lokal, sedikit pembengkakan dan dapat pula penderita menjadi pinang.
"erdapat rasa nyeri pada daerah sekitar sendi selama beberapa minggu atau
mungkin berbulan A bulan. Suhu tubuh biasanya normal.

%st"om)"litis K!onis

enderita sering mengeluhkan adanya airan yang keluar dari


lukaCsinus setelah operasi yang bersifat menahun. #elainan kadang A kadang
disertai demam dan nyeri lokal yang hilang timbul didaerah anggota gerak 
tertentu.

2.'.1 P"m"!i(saan Fisi( 


ada pemeriksaan fisik didapatkan 0

10
- Demam $terdapat pada <() dari neonatus%
-  6yeri tekan
- Bangguan pergerakan sendi oleh karena pembengkakan sendi dan
gangguan akan bertambah berat bila terjadi spasme lokal.
- Ditemukan adanya sinus, fistel atau sikatriks bekas operasi dengan nyeri
tekan. $Osteomyelitis kronis%
- 9dema
- "eraba hangat
- Fluktuasi
- enurunan dalam penggunaan ekstremitas $misalnya ketidakmampuan
dalam berjalan jika tungkai bawah yang terlibat atau terdapat
 pseudoparalisis anggota badan pada neonatus%.
- #egagalan pada anak-anak untuk berdiri seara normal.

2.'.2 P"m"!i(saan P"nun+ang


P"m"!i(saan da!a, l"ng(a-

*umlah leukosit mungkin tinggi, tetapi sering normal. 3danya


 pergeseran ke kiri biasanya disertai dengan peningkatan jumlah leukosit
 polimorfonuklear. "ingkat -reaktif protein biasanya tinggi dan nonspesifik;
 penelitian ini mungkin lebih berguna daripada laju endapan darah $9D%
karena menunjukan adanya peningkatan 9D pada permulaan. 9D biasanya
meningkat $=()%, namun, temuan ini seara klinis tidak spesifik. ! dan
9D memiliki peran terbatas dalam menentukan Osteomyelitis kronis
seringkali didapatkan hasil yang normal.

Kultu!

#ultur dari luka superfiial atau saluran sinus sering tidak berkorelasi
dengan bakteri yang menyebabkan Osteomyelitis dan memiliki penggunaan
yang terbatas. Darah hasil kultur, positif pada sekitar <() pasien dengan
Osteomyelitis hematogen. +agaimanapun, kultur darah positif mungkin
menghalangi kebutuhan untuk prosedur inasif lebih lanjut untuk mengisolasi
organisme. #ultur tulang dari biopsi atau aspirasi memiliki hasil diagnostik 
sekitar '') pada semua studi.

11
adiologi
- Foto polos
ada Osteomyelitis awal, tidak ditemukan kelainan pada
 pemerikSosaan radiograf. Setelah '-5( hari, dapat ditemukan adanya area
osteopeni, yang mengawali destruksi cancellous bone.
- >ltrasound
+erguna untuk mengidentifikasi efusi sendi dan menguntungkan
untuk mengealuasi pasien pediatrik dengan suspek infeksi sendi panggul.
"eknik sederhana dan murah telah menjanjikan, terutama pada anak 
dengan Osteomyelitis akut. >ltrasonografi dapat menunjukkan perubahan
sejak 5-4 hari setelah timbulnya gejala. #elainan termasuk abses jaringan
lunak atau kumpulan airan dan eleasi periosteal. >ltrasonografi
memungkinkan untuk petunjuk ultrasound aspirasi. "idak memungkinkan
untuk ealuasi korteks tulang.
- !adionuklir 
*arang dipakai untuk mendeteksi Osteomyelitis akut. enitraan ini
sangat sensitif namun tidak spesifik untuk mendeteksi infeksi tulang.
>mumnya, infeksi tidak bisa dibedakan dari neoplasma, infark, trauma,
gout, stress frature, infeksi jaringan lunak, dan artritis. 6amun,
radionuklir dapat membantu untuk mendeteksi adanya proses infeksi
sebelum dilakukan prosedur inasif dilakukan.

- " San
" san dengan potongan koronal dan sagital berguna untuk 
menidentifikasi se@uestra pada Osteomyelitis kronik. Se@uestra akan
tampak lebih radiodense dibanding inolukrum disekelilingnya.
- &!I
&!I efektif dalam deteksi dini dan lokalisasi operasi osteomyelitis.
enelitian telah menunjukkan keunggulannya dibandingkan dengan
radiografi polos, ", dan sanning radionuklida dan dianggap sebagai
 penitraan pilihan. Sensitiitas berkisar antara =(-5((). "omografi emisi
 positron $9"% sanning memiliki akurasi yang mirip dengan &!I.
- !adionuklida sanning tulang

12
"iga fase san tulang, san gallium dan san sel darah putih
menjadi pertimbangan pada pasien yang tidak mampu melakukan
 penitraan &!I.

%st"om)"litis H"matog"n A(ut


emeriksaan foto polos dalam sepuluh hari pertama, tidak 
ditemukan kelainan radiologik yang berarti dan mungkin hanya ditemukan
 pembengkakan jaringan lunak.

Gama! 2. royeksi lateral pada tibia terlihat gambaran sklerotik di diametafisis tibia

13
Gama! $. royeksi 3 tibia terlihat gambaran sklerotik di lateral diametafisis tibia.

Bambaran destruksi tulang dapat terlihat setelah sepuluh hari


 berupa refraksi tulang yang bersifat difus pada daerah metafisis dan
 pembentukan tulang baru dibawah periosteum yang terangkat.

Gama! &. "ampak destruksi tulang tibia dengan pembentukan tulang subperiosteal.

14
Gambar 5. Ultrasound image of the left hip shows a large joint eusion

%st"om)"litis H"matog"n Sua(ut


Dengan foto rontgen biasanya ditemukan kaitas berdiameter 5-4
m terutama pada daerah metafisis dari tibia dan femur atau kadang A 
kadang pada daerah diafisis tulang panjang.

Gama! *. radiologik dari abses +rodie yang dapat ditemukan pada Osteomyelitis sub
akutCkronik. ada gambar terlihat kaitas yang dikelilingi oleh daerah slerosis.

15
%st"om)"litis K!onis

ada foto rontgen dapat ditemukan adanya tanda A tanda porosis


dan sklerosis tulang, penebalan periost, eleasi periosteum dan mungkin
adanya sekuestrum.

Gama! /. royeksi 3 wrist terlihat gambaran lesi osteolitik dan slerosis eEtensie
dibagian distal metafisis pada radius

Gama! 0. Osteomyelitis lanjut pada seluruh tibia dan fibula kanan. Ditandai dengan
adanya gambaran sekuestrum $panah%.

16
ada pemeriksaan " dan &!I bermanfaat untuk membuat
renana pengobatan serta melihat sejauh mana kerusakan tulang terjadi.

Gama! . " image pada Osteomyelitis kronik. $3% In this tibia, hroni
osteomyelitis is assoiated with a radiodense sharply marginatedfous within a luent
aity $arro!%. $+% oronal reformatted image.$  D% "ransaEialimages. " sanning
an be used to identify se@uestered bone as in these tibiae

%st"om)"litis -ada Tulang Lain


a. "engkorak 
+iasanya Osteomyelitis pada tulang tengkorak terjadi
sebagai akibat perluasan infeksi di kulit kepala atau sinusitis
frontalis. roses destruksi bisa setempat atau difus. !eaksi
 periosteal biasanya tidak ada atau sedikit sekali. Dibawah ini
adalah gambaran "-S36 kepala pada pasien dengan
Osteomyelitis "uberkulosis.

17
Gama! 1. "-S36 kepala pada pasien dengan Osteomyelitis "uberkulosis.

 b. &andibula
+iasanya terjadi akibat komplikasi fraktur, abses gigi, atau
ekstraksi gigi. 6amun, infeksi Osteomyelitis juga dapat
menyebabkan fraktur pada mulut. Infeksi terjadi melalui kanal
 pulpa merupakan yang paling sering dan diikuti hygiene oral yang
 buruk dan kerusakan gigi.

Gama! 11. Osteomyelitis pada mandibula.

18
. elis
Osteomyelitis pada tulang pelis paling sering terjadi pada
 bagian sayap tulang ilium dan dapat meluas ke sendi sakroiliaka.
Sendi sakroiliaka jarang terjadi. ada foto terlihat gambaran
destruksi tulang yang luas, bentuk tak teratur, biasanya dengan
sekuester yang multipel. Sering terlihat sklerosis pada tepi lesi.
Seara klinis sering disertai abses dan fistula. +edanya dengan
tuberkulosis, ialah destruksi berlangsung lebih epat, dan pada
tuberkulosis abses sering mengalami kalsifikasi. Dalam diagnosis
diferensial perlu dipikirkan kemungkinan keganasan.

Gama! 12. Osteomyelitis pada pelis


.

%st"om)"litis Pada Tulang B"la(ang

19
2ertebra adalah tempat yang paling umum pada orang dewasa
terjadi Osteomyelitis seara hematogen. Organisme menapai badan
ertebra yang memiliki perfusi yang baik melalui arteri tulang belakang
dan menyebar dengan epat dari ujung pelat ke ruang diskus dan kemudian
ke badan ertebra. Sumber bakteremia termasuk dari saluran kemih
$terutama di kalangan pria di atas usia <(%, abses gigi, infeksi jaringan
lunak, dan suntikan I2 yang terkontaminasi, tapi sumber bakteremia
tersebut tidak tampak pada lebih dari setengah pasien.
+anyak pasien memiliki riwayat penyakit sendi degeneratif yang
melibatkan tulang belakang, dan beberapa melaporkan terjadinya trauma
yang mendahului onset dari infeksi. uka tembus dan prosedur bedah yang
melibatkan tulang belakang dapat menyebabkan Osteomyelitis ertebral
nonhematogeno atau infeksi lokal pada diskus ertebra.

Gama! 1$. Osteomyelitis pada 2ertebra.

Osteomyelitis pada ertebrae jarang terjadi, hanya 5() dari


seluruh infeksi tulang $9pstein, 5='?%, dan dapat munul pada seluruh
usia. #uman penyebab terbanyak ialah Staphylococcus aureus dan
 Eschericia coli. asien yang menderita penyakit ini sering memiliki
riwayat infeksi kulit atau pelis.
2.* Diagnosa Banding

20
+iasanya, gambaran radiografi osteomyelitis sangat karakteristik dan
diagnosis mudah dibuat sesuai dengan riwayat klinis, dan pemeriksaan radiologis
tambahan. 6amun demikian, osteomyelitis dapat juga meniru kondisi lainnya
seperti tumor tulang.
• %st"o Sa!(oma
&erupakan tumor ganas primer tulang yang paling sering dengan
 prognosis yang buruk. #ebanyakan penderita berumur antara 5(-4< tahun.
aling sering ditemukan sekitar lutut, yaitu lebih dari <( ). "ulang A tulang
yang sering terkena adalah femur distal, tibia proksimal, humerus proksimal,
dan pelis. ada tulang panjang, tumor biasanya mengenai bagian metafisis.
Baris epifisier merupakan barrier dan tumor jarang menembusnya.
Bambaran radiologik 0 tampak destruksi tulang yang berawal pada
medula dan terlihat sebagai daerah yang radiolusen dengan batas yang tidak 
tegas. ada stadium dini terlihat reaksi periosteal seperti garis A garis tegak 
$Sunray appearane%. Dengan membesarnya tumor, selain korteks juga tulang
subperiosteal akan dirusak oleh tumor yang meluas ke luar tulang, berbentuk 
segitiga $segitiga odman%. ada stadium dini Bambaran tumor ini sukar 
dibedakan dengan Osteomyelitis.

Gama! 1'. Bambaran !adiologik osteosarkoma

21
Gama! 1&. Bambaran !adiologik osteosarkoma

Sa!(oma E3ing
"umor ganas primer ini paling sering mengenai tulang panjang.
#ebanyakan diafisis. "ulang yang juga sering terkena adalah pelis dan tulang
iga. '<) dari penderita dibawah umur 4( tahun, paling sering antara <-5<
tahun.

22
Bambaran radiologik 0 tampak lesi destruksi yang bersifat infiltrat
yang berawal dimedula, pada foto terlihat sebagai daerah A daerah radiolusen.
"umor epat merusak korteks dan tampak reaksi periosteal, sebagai garis A 
garis yang berlapis A lapis menyerupai kulit bawang $onion peel appearane%.
"umor membesar dengan epat, biasanya dalam beberapa minggu tampak 
destruksi tulang yang luas dan pembengkakan jaringan lunak yang besar 
karena infiltrasi tumor ke jaringan sekitar tulang.

Gama! 1&. Bambaran !adiologik sarkoma ewing

23
• %st"om)"litis Tu"!(ulosa

Osteomyelitis tuberkulosa selalu merupakan penyebaran sekunder 


dari kelainan tuberkulosa di tempat lain, terutama paru A paru. Seperti
 pada osteomielitis hematogen akut, penyebaran infeksi juga terjadi seara
hematogen dan biasanya mengenai anak A anak. erbedaannya,
osteomyelitis hematogen akut umumnya terdapat pada daerah metafisis
sementara osteomyelitis tuberkulosa mengenai tulang belakang. Bambaran
radiologis didapatkan pelebaran sendi dan penebalan jaringan lunak yang
menunjukkan proses infeksi kronis, mengarah kepada osteomyelitis "+.

Gama! 1'. Bambaran radiologis sendi kaki kanan 0 terdapat plebaran sendi dan
 penebalan jaringan lunak 

2.0 P"natala(sanaan
Setelah mendiagnosa Osteomyelitis, mengklasifikasikan dan mengetahui
 penyebabnya, pengobatan yang dilakukan terdiri dari antibakteri, debridement dan
 jika perlu dilakukan penstabilan tulang. #ebanyakan pasien dengan Osteomyelitis
 berhasil diobati dengan terapi antibiotik. 3ntibakteri harus diberikan selama
minimum 8 minggu $sebenarnya, ? minggu% untuk menapai penyembuhan.
>ntuk mengurangi biaya pengobatan, antibiotik parenteral untuk pasien rawat
 jalan dapat diganti dengan antibiotik oral.

24
+eberapa penelitian telah membuktikan pengobatan untuk Osteomyelitis.
3da yang menemukan bahwa hanya < penelitian yang menakup 5<8 pasien
dengan infeksi tulang. erenanaan pengobatan sulit dilakukan karena beberapa
alasan0 debridement tidak seara jelas mempengaruhi kerja antibiotik, keadaan
klinis dan mikroorganisme patogen yang heterogen dan ealuasi bertahun-tahun
diperlukan untuk menentukan ada atau tidak adanya remisi. +anyak penelitian
yang tidak seara aak, tidak mempunyai grup sebagai kontrol dan hanya
menatat sejumlah keil pasien.

• "erapi 3ntibiotik 

Osteomyelitis hematogen akut paling bagus diobati dengan ealuasi


tepat terhadap mikroorganisme penyebab dan kelemahan mikroorganisme
tersebut dan 8-? minggu terapi antbiotik yang tepat.
Debridement tidak perlu dilakukan jika diagnosis Osteomyelitis
hematogen telah epat diketahui. 3njuran pengobatan sekarang jarang
memerlukan debridement. +agaimanapun, jika terapi antibiotik gagal,
debridement dan pengobatan 8-? minggu dengan antibiotik parenteral
sangat diperlukan. Setelah kutur mikroorganisme dilakukan, regimen
antibiotik parenteral $nafillin G>nipenH  efotaEime lain GlaforanH atau
eftriaEone G!oephinH% diawali untuk menutupi gejala klinis organisme
tersangka. *ika hasil kultur telah diketahui, regimen antibiotik ditinjau
kembali. 3nak-anak dengan Osteomyelitis akut harus menjalani 4 minggu
 pengobatan dengan antibiotik parenteral sebelum anak-anak diberikan
antibiotik oral.
Osteomyelitis kronis pada orang dewasa lebih sulit disembuhkan dan
umumya diobati dengan antibiotik dan tindakan debridement. "erapi
antibiotik oral tidak dianjurkan untuk digunakan. "ergantung dari jenis
Osteomyelitis kronis, pasien mungkin diobati dengan antibiotik parenteral
selam 4-? minggu. +agaimanapun, tanpa debridement yang bagus,
osteomyielitis kronis tidak akan merespon terhadap kebanyakan regimen
antibiotik, berapa lama pun terapi dilakukan. "erapi intraena untuk pasien
rawat jalan menggunakan kateter intraena yang dapat dipakai dalam

25
 jangka waktu lama $ontohnya 0 kateter 1ikman% akan menurunkan masa
rawat pasien di rumah sakit.
"erapi seara oral menggunakan antibiotik fluoro@uinolone untuk 
organisme gram negatif sekarang ini digunakan pada orang dewasa dengan
Osteomyelitis. "idak ada fluoro@uinolone yang tersedia digunakan sebagai
antistaphyloous yang optimal, keuntungan yang penting dari insidensi
kebalnya infeksi nosokomial yang didapat dengan bakteri staphyloous.
>ntuk lebih lanjutnya, sekarang ini @uinolone tidak menyediakan
 pengobatan terhadap patogen yang anaerob.
• Debridement

Debridement pada pasien dengan osteomielitis kronis dapat


dilakukan. #ualitas debridement merupakan faktor penting dalam
suksesnya pengobatan. Setelah debridement dengan eksisi tulang, adalah
hal yang perlu untuk menghapuskanC menghilangkan dead spae yang
dilakukan dengan memindahkan jaringan di atasnya. engobatan dead
spae termasuk myoplasty lokal, pemindahan jaringan dan penggunaan
antibiotik. elaksanaan pada jaringan lunak telah dikembangkan untuk 
meningkatkan aliran darah lokal dan pendistribusian antibiotik.

2. P!ognosis
Setelah mendapatkan terapi, umumnya Osteomyelitis akut menunjukkan
hasil yang memuaskan. rognosis Osteomyelitis kronik umumnya buruk 
walaupun dengan pembedahan, abses dapat terjadi sampai beberapa minggu,
 bulan atau tahun setelahnya. 3mputasi mungkin dibutuhkan, khususnya pada
 pasien dengan diabetes atau berkurangnya sirkulasi darah. ada penderita yang
mendapatkan infeksi dengan penggunaan alat bantu prostetik perlu dilakukan
monitoring lebih lanjut. &ereka perlu mendapatkan terapi antibiotik profilaksis
sebelum dilakukan operasi karena memiliki resiko yang lebih tinggi untuk 
mendapatkan Osteomyelitis.

26
BAB III
PENUTUP

Osteomyelitis adalah infeksi tulang atau sumsum tulang. Osteomyelitis


dapat menyerang orang pada semua usia. emeriksaan penunjang atau penitraan
yang dapat dilakukan adalah foto polos, " san, &!I, dan  "adioisotop bone
 scan, yang memiliki keunggulan masing-masing. ada pemeriksaan foto polos
radiologi akan kita dapatkan hilangnya gambaran fasia, gambaran litik pada tulang
$radiolusen%, se@uester dan inolurum. ada " san pun akan didapatkan
gambaran serupa, namun gambaran tampak lebih jelas, gambaran didapat dari
segala arah . *aringan yang keras seara umum lebih baik ditunjukan oleh "
san. Bambaran &!I lebih jelas menunjukkan perluasan patologis tulang dan
 jaringan lunak sekitarnya. Sedangkan pemeriksaan san radioisotop sensitif untuk 
Osteomyelitis disebabkan sifat radioisotop pada bone san akan memperlihatkan
daerah kerusakan sel tulang atau gambaran kehitaman yang memusat pada daerah
sel-sel yang rusak, namun tidak spesifik, karena kerusakan sel tidak hanya
ditunjukan oleh Osteomyelitis saja.
Bambaran radiografi foto polos Osteomyelitis sangat khas dan diagnosis
dapat mudah dibuat disesuaikan dengan riwayat klinis, sehingga pemeriksaan
radiologis tambahan lainnya seperti ", dan &!I jarang diperlukan.
Osteomielitis didiagnosis banding dengan osteosarkoma dan 9wing
sarkoma sebab memiliki gambaran radiologik yang mirip. Bambaran radiologik 
Osteomyelitis baru terlihat setelah 5(-58 hari setelah infeksi, yang akan
memperlihatkan reaksi periosteal, sklerosis, sekwestrum dan inolikrum.
Osteomyelitis dapat diobati dengan terapi antibiotik selama 4-8 minggu
atau dengan debridement. rognosis Osteomyelitis bergantung pada lama
 perjalanan penyakitnya, untuk yang akut prognosisnya umumnya baik, tetapi yang
kronis umumnya buruk.

27
DAFTA PUSTAKA

3pley 3B, Solomon . 3pleyJs System of Orthopaedis


Fratures.+utterworth1einemann, 5==K. K?8-K'8.8.
+rinker.  "e#ie! of $rthopaedic %rauma, Pennsyl#ania& Saunders 'ompany,
4((5.<K-?K.4.
#ing, !L. Osteomyelitis. Deember =, 4((= $ited February 5, 4(5(%. 3ailable
at http0CCemediine.medsape.omCartileC'<(4(-oeriew!asjad .
 Pengantar (lmu Bedah $rtopedi. *akarta0 ". Marsif Latampone. 4(('.
K<<-'5;84=-8<.4.
Sabiston, D. +uku 3jar +edah +agian 4. 9disi ke-5. *akarta 0 enerbit +uku
#edokteran 9B; 5==8
Sjamsuhidajat. 5==. Buku )ar (lmu Bedah. *akarta 0 9B
Skinner 1. urrent Diagnosis and "reatment in Orthopedis. 6ew 1ampshire 0
3ppleton  ange ; 4((K
!adiologi Diagnostik, sjahriar rasad, dkk, Fakultas #edokteran >niersitas
Indonesia, *akarta, 4((5.
Sutton, Daid."eEt book of !adiology and imaging. 2olume 4. Seenth edition.

28

Anda mungkin juga menyukai