Anda di halaman 1dari 45

FISIOLOGI KADAR HEMOGLOBIN DENGAN VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL

(VO₂MAX) TERHADAP DAYA TAHAN MAHASISWA OLAHRAGA

RITA HARDIANTI
NIM. 20340009

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN (S2)


JURUSAN KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga saya berhasil

menyelesaikan proposal penelitian ini yang alhamdulillah berjudul “hubungan

antara kadar hhemoglobin dengan kemampuan volume oksigen maksimal

(VO₂max) mahasiswa IKOR Universitas Negeri Padang dengan laporan pada

tahun 2020”.

Diharapkan Skripsi ini dapat memberikan informasi kepada kita semua

tentang hubungan antara kadar hhemoglobin dengan kemampuan volume oksigen

maksimal (VO2max) mahasiswa olahraga.

Saya menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena

itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya

harapkan demi kesempurnaan Skripsi ini.

Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah

berperan serta dalam penyusunan Skripsi ini dari awal sampai akhir.

Padang, Juli 2021

Rita Hardianti
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL........................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Makalah....................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah............................................................................. 6
C. Pembatasan masalah............................................................................. 6
D. Perumusan masalah.............................................................................. 6
E. Tujuan penelitian.................................................................................. 7
F. Kegunaan penelitian............................................................................. 7
BAB II PEMBAHASAN 
A. Kajian teori........................................................................................... 8
1. Daya tahan...................................................................................... 8
2. Volume oksigen maksimal............................................................. 11
3. Sistem energi.................................................................................. 23
4. Darah............................................................................................... 26
5. Hemoglobin.................................................................................... 30
B. Keranngka konseptual.......................................................................... 34
C. Hipotesis .............................................................................................. 36
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan........................................................................................... 56
B. Saran..................................................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 58
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Olahraga adalah kegiatan yang melibatkan fisik dan kognitif dalam

melakukan aktifitas. Daya tahan menjadi peran yang sangat penting untuk

melakukan aktivitas dalam berolahraga dan tidak mengalami kelelahan yang

berarti setelah melakukan aktivitas fisik sehingga masih tersedia cadangan

energi untuk melakukan aktivitas lain yang cenderung tidak berat. Jadi pada

umumnya dalam FIK sebagian besar kegiatan melibatkan fisik dan sangat

membutuhkan daya tahan yang baik agar produktifnya proses belajar

mengajar.

Pembangunan dibidang olahraga ini, khususnya didalam ruang lingkup

FIK, mahasiswa olahraga menjadi sumber daya manusia (SDM) yang

produktif apabila menjalani perkuliahan yang produktif yang pada umumnya

melibatkan kemampuan fisik yang memerlukan daya tahan yang baik. Jadi

untuk perkembangan negara nasisonal indonesia bergantung dari (SDM) salah

satunya penerus bangsa mahasiswa olahraga yang akan menjadi penerus

bagaimana olahraga di indonesia kedepannya berawal dari proses perkuliahan

mahasiswa.

Mahasiswa olahraga FIK merupakan aset penerus bangsa yang

produktif jika menjalankan perkuliahan dengan baik dengan memiliki daya

tahan yang baik karena dalam perkuliahan mahasiswa olahraga cenderung


melibatkan aktifitas fisik. Kegiatan olahraga juga mempunyai arti yang sangat

penting dalam memelliahra dan mengembangkan potensi diri.

Dari kutipan diatas dapat dimaknai bahwa keolahragaan nasional

bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran,

prestasi dan kualitas sumber daya manusia (SDM) sehingga mahasiswa bisa

melakukan aktifitas tanpa merasakan kelelahan yang berarti sehingga kualitas

manusia meningkat dengan disiplin dan sportivitas, serta mengangkat martabat

dan kehormatan bangsa dalam menghadapi persaingan bebas.

Hemoglobin yang terkandung dalam sel darah merah dengan fungsi

sebagai pengangkut oksigen, menjelaskan bahwa jumlah sel-sel darah merah

dan jumlah hemoglobin didalam sel-sel darah sangat penting untuk

menentukan berapa banyak oksigen yang dapat diangkut pada aktivitas fisik

maupun bekerja. Pengankutan oksigen ke jaringan tergantung pada jumlah

oksigen yang masuk ke paru-paru, aliran darah ke jaringan dan kapasitas

pengangkut oksigen dalam darah. Jumlah oksigen dalam darah ditentukan

oleh jumlah oksigen yang larut. Kadar hemoglobin dalam darah dan afinitis

hemoglobin terhadap mioglobin yang terdapat didalam otot merah, sehingga

dalam keadaan kekurangan oksigen misalnya setelah kerja fisik atau olahraga

yang berat oksigen akan dilepas. Hal ini bisa digunakan oleh mitokondria otot

untuk sintesis ATP yang bergantung pada Oksigen.

Menurut [ CITATION Sin13 \l 1057 ] Untuk mencapai prestasi yang

maksimal, kemampuan fisik yang baik merupakan salah satu faktor

pendukung dimana salah satu diantaranya adalah mempunyai daya tahan


cardiovascular (aerobik) yang baik. Untuk memiliki daya tahan aerobik yang

baik diperlukan tingkat VO₂max yang tinggi. Banyak faktor yang

mempengaruhi VO₂max seperti kemampuan jantung, paru- paru, kualitas

Hemoglobin, Pembuluh darah dan kemampuan otot rangka dalam

mengkonsumsi oksigen. Dengan memiliki kadar hemoglobin yang baik maka

besar kemungkinan mahasiswa olahraga memiliki daya tahan yang baik juga

dan tidak terlepas juga dari hasil nilai daya tahan mahasiswa tersebut dari

kempuan volume oksigen maksimal (VO₂max). Semakin baik nilai VO₂max

seseorang maka orang tersebut juga memiliki daya tahan yang baik. Dimana

seseorang yang memilik daya tahan yang baik dapat diartikan orang tersebut

cukup mempunyai kesanggupan dan kemauan untuk melakukan pekerjaan

yang efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Hal ini akan

berpengaruh pada produktivitas kerja. Kondisi tubuh yang segar karena

memiliki daya tahan yang baik yang tidak mengalami kelelahan yang bererti

setelah melakukan aktivitas fisik maka akan dapat meningkatkan daya kerja

yang produktifitas.

Menurut (Debbian dan Rismayanthi, 2016) “Hemoglobin (HB) sangat

penting didalam latihan, karena hemoglobin (Hb) mengangkut oksigen dari

paru ke otot yang sedang bekerja”. karena hemoglobin (Hb) tidak pernah

keluar dari ruang pembuluh darah selama latihan, maka tidak mengherankan

bahwa, jumlah total hemoglobin tidak berubah karena latihan. konsentrasi

hemoglobin (Hb) selama latihan menggambarkan tingkat hemokonsentrasi

atau hemodilusi. konsentrasi hemoglobin (Hb) meningkat apabila terjadi


hemokonsentrasi. hemokonssentrasi adalah meningkatnya hematokrit

sebagai kemampuan suatu membran di dinding pembuluh darah untuk

meleratkan bahan- bahan tertentu.

Daya tahan juga di pengaruhi oleh beberapa indikator seperti asupan

makan dan sumber zat gizi belum bervariasi sehingga mahasiswa mengalami

kekurangan asupan gizi yang bias menyebabkan mudah mengalami kelelahan,

masih kurangnya waktu istirahat dan sering begadang sehingga kondisi tubuh

menjadi mudah lelah, beberapa mahasiswa ada yang obesitas, dan saat

melakukan aktivitas fisik mudah lelah dapat di tandai dengan melihat fisik

mahasiswa yang lesu dan kurang semangat.

Mahasiswa olahraga tidak terlepas dari aktivitas fisik yang

membutuhkan daya tahan yang baik dalam melakukan aktivitas fisik, dalam

perkuliahan yang melibatkan fisik daya tahan adalah faktor penting dalam

menciptakan perkuliahan yang produktif, namun sebagian mahasiswa olahaga

sering mengalami kelelahan setelah melakukan aktivitas fisik dan mengalami

kelelahan dalam perkuliahan sesi selanjutnya dengan jarak waktu dekat.

Menurut (Debbian dan Rismayanthi, 2016) “hemoglobin adalah

rangkaian protein yang terdapat didalam sel darah merah, yang berperan

penting di dalam kebugaran jasmani, karena hemoglobin merupakan protein

yang mengandung zat besi dan melaksanakan fungsi pengangkutan oksigen

dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh”. Hemoglobin mengandung besi

yang diperlukan untuk bergabung dengan oksigen dan beredar ke seluruh

tubuh, maka kekurangan oksigen seperti nafas akan menjadi pendek


(Ferriyanto, 2010). Jadi peran dari hemoglobin dan VO₂max sangat

menentukan bagaimana bagus atau tidaknya kemampuan seseorang dalam

melakukan kegiatan yang membutuhkan VO₂max.

Menurut pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa peran dari

hemoglobin dan VO₂max sangat menentukan bagaimana bagus atau tidaknya

kemampuan daya tahan seseorang dalam melakukan kegiatan fisik seperti

mata kuliah lapangan mahaiswa olahraga, kebugaran jasmani, kondisi fisik,

sport fitnes dll yang membutuhkan daya tahan yang baik.

Berdasarkan hasil tes VO₂max mahasiswa tahun masuk 2016 yang

mengambil mata kuliah tes dan pengukuran sesi kamis 13.20-15.00 dengan

partisipan 29 mahasiswa diperoleh Analisis data keseluruhan 7% standar,

yaitu 2 dari 29 mahasiswa selebihnya 27 mahasiswa memiliki VO₂max

dibawah standar, sedangkan dalam mata kuliah lapangan seperti kondisi fisik

sport fitnes dan lain-lain sangat membutuhkan daya tahan dan VO₂max yang

baik.

Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan maka peneliti tertarik

melakukan penelitian tentang “HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DAN

VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL (VO₂MAX) MAHASISWA IKOR

UNIVERSITAS NEGERI PADANG.”


B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dalam

penelitian ini dapat di identifikasi beberapa indikator yang berkaitan dengan

masalah penelitian ini sebagai berikut :

1. Asupan makan sumber zat gizi belum bervariasi

2. Masih kurang nya waktu istirahat dan sering begadang

3. Intensitas aktivitas fisik yang tinggi dalam praktek lapangan

4. Beberapa mahasiswa mengalami obesitas

5. Denyut nadi istirahat yang buruk

C. Pembatasan Masalah

Mengingat keterbatasan waktu, kemampuan dan banyak nya masalah

yang berhubungan dengan daya tahan kardiovaskuler, oleh karena itu peneliti

melakukan pengamatan pada seluruh permasalahan yang ada. Sebagai

alternatif pemecahan masalah penelitian ini hanya terbatas mengetahui

hubungan kadar hemoglobin dan VO₂max dengan daya tahan mahsiswa IKOR

Universitas Negeri Padang.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah maka

rumusan masalah dalam penelitiam ini adalah : “apakah terdapat hubungan

kadar hemoglobin dan VO₂max dengan daya tahan mahasiswa IKOR tahun

Universitas Negeri Padang.”


E. Tujuan

Sesuai berdasarkan permasalahan di atas tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui kadar hemoglobin dan kemampuan VO₂max

Mahasiswa IKOR tahun masuk 2016 Universitas Negeri Padang.

2. Untuk mengetahui hubungan kadar hemoglobin dan VO₂max dengan daya

tahan Mahasiswa IKOR tahun masuk 2016 Universitas Negeri Padang.

F. Kegunaan

Diharapkan hasil penelitian ini bermanfaat bagi :

1. Sebagai salah satu syarat bagi peneliti untuk memperoleh gelar sarjana

science (S.Or) di Jurusan Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Ilmu

Keolahragaan Universitas Negeri Padang.

2. Dosen dan mahasiswa sebagai bahan referensi dan informasi tentang

hubungan kadar hemoglobin dan kemampuan VO₂max dengan daya tahan.

3. Masyarakat luas, sebagai bahan pertimbangan melakukan kegiatan fisik

dalam meningkatkan kinerjanya dalam dunia kerja.

4. Peneliti sendiri, untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta

mengaplikasikan ilmu yang telah peneliti peroleh.

5. Peneliti selanjutnaya, sebagai bahan informasi dan referensi untuk

melakukan penelitian di bidang yang sama.


BAB II
KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Daya Tahan

a. Pengertian daya tahan

Daya tahan merupakan salah datu komponen biometrik yang sangat

dibutuhkan dalam aktivitas fisik. Dan salah satu komponen yang terpenting

dari kegeran jasmani. Menurut (Bafirman dan Apri Agus, 2016:33) “Daya

tahan diartikan sebagai waktu bertahan yaitu lamanya seseorang dapat

melakukan sesuatu intensitas kerja atau jauh dari keletihan”. Selanjutnya

menurut (Bafirman dan Apri Agus, 2016) “Daya tahan adalah kemampuan

individu-individu untuk melakukan kerja secara berulang-ulang pada

periode tertentu”.

Dari pendapat didatas dapat disimpulkan daya tahan termasuk

kedalam komponen terpenting dalam kesegaran jasmani dimana daya

tahan merupakan kemampuan seseorang dalam melakukan aktivitas fisik

dalam intensitas kerja atau latihan dalam waktu tertentu yang dimana tidak

mengalami kelelahan yang berarti.

Pendapat johnssen dalam buku (Bafirman dan Apri Agus, 2016:34)

“daya tahan didefinisikan sebagai kemampuan menahan kelelahan dan

cepatnya pulih asal setelah mengalami kelelahan. menurut (Bafirman dan

Apri Agus, 2016:34) daya tahan dibagi menjadi dua yaitu :


1) Daya tahan otot adalah kemampuan sekelompok otot untuk

melakukan kontraksi secara berulang (menjalankan kerja) melalui

periode waktu bertahan yang cukup sampai otot menjadi lemah.

2) Daya tahan kardiorespirasi, adalah kemampuan untuk menggunakan

seluruh tubuh, aktifitas dengan intensitas moderat untuk periode yang

sama.

Dari beberapa pengertian daya tahan yang dikemukakan diatas,

dapat disimpulkan bahwa daya tahan otot adalah kemampuan otot untuk

melakukan kontraksi berulang-ulang tanpa timbul kelelahan. Sedangkan

daya tahan kardiorespirasi adalah kemampuan seluruh tubuh untuk

melakukan aktivitas fisik pada jangka waktu yang lama tanpa timbulnya

kelelahan.

Menurut [ CITATION Sin13 \l 1057 ] Untuk mencapai prestasi yang

maksimal, kemampuan fisik yang baik merupakan salah satu faktor

pendukung dimana salah satu diantaranya adalah mempunyai daya tahan

cardiovascular (aerobik) yang baik. Untuk memiliki daya tahan aerobik

yang baik diperlukan tingkat VO₂max yang tinggi. Banyak faktor yang

mempengaruhi VO₂max seperti kemampuan jantung, paru- paru, kualitas

Hemoglobin, pembuluh darah dan kemampuan otot rangka dalam

mengkonsumsi oksigen. Apabila salah satu dari komponen tersebut

memiliki kemampuan yang rendah, maka akan berpengaruh terhadap

tingkat VO₂max. Hal yang sama juga dikatakan oleh (Zhu dan Haas,

1997) bahwa penurunan VO₂max dapat terjadi pada penderita anemia


dengan kadar Haemoglobin yang menurun dan konsekuensinya adalah

menurunnya kapasitas transport oksigen di dalam darah.

b. Kaitan variabel hemoglobin dan daya tahan dengan kaitan variable volume

oksigen maksimal (VO₂max) dan daya tahan.

1) Kaitan variabel hemoglobin dan daya tahan, menurut Bafirma dan

(Apri Agus, 2016) faktor-faktor yamg mempengaruhi daya tahan yaitu

hemoglobin dimana “faktor genetik berpengaruh terhadap kapasitas

jantung, paru-paru sel darah merah dan hemoglobin serta persentase sel

otot merah (slow twitch fiber) dapat disimpulkan bagus nya daya tahan

seseoramg ditentukan juga oleh kadar hemoglobinnya karena zat besi

adalah mineral dalam hemoglobin, yaitu protein yang ditemukan dalam

sel-sel darah merah zat besi berfungsi pembentukan sel darah merah

dan mineral ini berfungsi dalam pengangkutan olsigen keseluruh tubuh

yang diperlukan dalam proses metabolisme tubuh.

2) Kaitan variabel VO₂max dan daya tahan, faktor yang mempengaruhi

daya tahan salah satunya VO₂max dimana besarnya jumlah energy

yang berasal dari system aerobic sangat tergantung banyaknya oksigen

yang dapat dikonsumsi tubuh, oleh karena itu daya aerobic maksimal

juga dikenal sebagai volume oksigen maksimal (VO₂max). hal ini erat

hubungannya dengan system trasportasi oksigen dari udara sampai ke

otot yang bekerja dan menggunakan oksigen dalam jaringan (Bafirman

dan Apri Agus, 2016) Menurut (Sinaga, 2013) Untuk mencapai prestasi

yang maksimal, kemampuan fisik yang baik merupakan salah satu


faktor pendukung dimana salah satu diantaranya adalah mempunyai

daya tahan cardiovascular (aerobik) yang baik. Untuk memiliki daya

tahan aerobik yang baik diperlukan tingkat VO₂max yang tinggi.

2. Volume oksigen maksimal (VO₂max)

a. Pengertian volume oksigen masimal (VO₂max)

Kesegaran jasmani dapat diukur dengan menentukan kapasitas

maksimal volume oksigen maksimal yang dapat dipakai ketika melakukan

latihan . volume oksigen maksimal (VO₂max) sangat penting untuk

peforma fisik dan kesehatan pada umumnya karena selama kerja berat,

tubuh seseorang membutuhkan 20 kali jumlah oksigen normal. Konsumsi

oksigen maksimal VO₂max adalah jumlah oksigen maksimal yang dapat

dihantarkan dari paru-paru ke otot dalam mililiter, atau dalam menit per

kilogram berat badan. Seseorang dengan stamina yang baik memiliki

VO₂max lebih tinggi, dapat melakukan latihan yang lebih berat, serta

memiliki daya konsetrasi yang lebih tinggi. VO₂max erat kaitannya

dengan sistem transportasi oksigen yang diperlukan tubuh untuk

menghasilkan energi melalui proses metabolisme dimotokondria

(Bafirman, 2012)

Menurut (Bafirman, 2012:155) VO₂max merupakan kapasitas

aerobik maksimal biasanya dinyatakan sebagai maximal ogygen uptake

(VO₂max). Volume oksign maksimal merupakan volume oksigen terbesar

yang dapat dikosumsi oleh tubuh dalam jangka waktu tertentu

(ml/kg.BB/menit). Kapasitas aerobik pada hakikatnya menggambarkan


besarnya kemampuan motorik (motoric power ) makin beasrnya kapasitas

aerobik akan makin besaar pula kemamppuannya untuk memikul beban

kerja yang berat dan akan lebih cepat pulih kesegaran fisiknya sesudah

kerja berat tersebut selesai.

Dari pendapat diatas dapat dapat disimpulkan bahwa volume

oksigen maksimal adalah volume terbesar yang dapat di konsumsi tubuh

dalam jangka waktu tertentu dan menjadi faktor penentu kebugaran

jasmani seseorang terlebih lagi orang yang sering berkaitan dengan

kegiatan fisik seperti mahasiswa olahraga yang tidak luput dari kegiatan

praktek olahraga

Berarti, VO₂max merupakan jumlah maksimal oksigen yang dapat

dikonsumsi selama aktivitas fisik yang intens sampai akhirnya terjadi

kelelahan (Bafiraman, 2012).

Secara tidak langsung VO₂max berkaitan dengan tingkat kadar

haemoglobin dan otot-otot pernapasan seseorang. Efek dari olahraga

aerobik adalah kebugaran kardiorespiratori, dengan demikian kekuatan

dari otot-otot pernapasan memberikan sumbangsih dalam kapasitas

oksigen yang dikonsumsi, selain itu otot-otot pernapasan bermanfaat

dalam menstabilkan tulang dada, rangka dada, dan memperbesar

pengembangan rongga dada dan pengembangan paru-paru, sehingga

volume udara pernapasan meningkat. Penggunaan otot-otot pernapasan

tiap individu juga tergantung pada kebutuhan ventilasi, tinggi atau rendah.

Hal ini ditunjukkan dengan kemampuan kontraksinya untuk inspirasi

maupun ekspirasi dan kemampuan resistensinya terhadap kelelahan (Jolley


and Moxham, 2009). Otot-otot pernapasan merupakan otot rangka, terdiri

atas otot-otot inspirasi dan ekspirasi. Menurut definisinya, inspirasi adalah

satu tarikan napas, dan ekspirasi adalah satu pengeluaran napas. [ CITATION

Gun \l 1057 ]

VO₂max ini adalah suatu tingkatan kemampuan tubuh yang

dinyatakan dalam liter per menit atau milliliter/menit/kg berat badan.

VO₂max adalah volume oksigen maksimum yang dapat digunakan

permenit. VO₂max ini adalah suatu tingkatan kemampuan tubuh yang

dinyatakan dalam liter per menit atau milliliter/menit/kg berat badan.

Setiap sel dalam tubuh manusia membutuhkan oksigen untuk mengubah

makanan menjadi ATP (adenosine triphosphate) yang siap dipakai untuk

kerja tiap sel yang paling sedikit mengkonsumsi oksigen adalah otot

dalam keadaan istirahat. Sel otot yang berkontraksi membutuhkan banyak

ATP. Akibatnya otot yang dipakai dalam latihan membutuhkan lebih

banyak oksigen dan menghasilkan CO₂. Semakin banyaknya oksigen

yang diasup/diserap oleh tubuh menunjukkan semakin baik kinerja otot

dalam bekerja sehingga zat sisa-sisa yang menyebabkan kelelahan

jumlahnya akan semakin sedikit. Semakin tinggi VO₂max yang dimiliki

seorang atlet, sudah barang tentu akan memiliki daya tahan dan stamina

yang istimewa.[ CITATION Gun \l 1057 ].

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan VO₂max adalah kecepatan

pemakaian oksigen dalam beraktivitas berat yang dinyatakan dalam liter

permenit atau mililiter/menit/kg berat badan.


Menurut (Hairy, 1998 : 187) untuk mengukur konsumsi oksigen

maksimal, harus tahu berapa banyak oksigen yang dihisap dan jumlah

oksigen yang dihembuskan, perbedaan antara keduanya itulah merupakan

jumlah oksigen yang dikonsumsi dan dipergunakan oleh sistemt ransport

elektron pada mitochondria untuk menghasilkan energi yang dipergunakan

oleh jaringan-jaringan yang aktif.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa VO₂max adalah

jumlah maksimal oksigen yang dikonsumsi tubuh, dihantarkan dan

dipergunakan oleh sistem transpor elektron untuk menghasilkan energi

yang diperlukan oleh jaringan-jaringan yang aktif. Menurut Hairy (1989 :

188), ada beberapa fungsi fisiologi yang terlibat dalam kapasitas konsumsi

oksigen maksimal adalah :

1). Jantung, paru, dan pembuluh darah harus berfungsi dengan baik
sehingga oksigen yang dihisap dan masuk ke paru, selanjutnya
masuk ke darah 2). Proses penyampaian oksigen ke jaringan-
jaringan oleh sel-sel darah merah harus normal, yakni fungsi
jantung harus normal, volume darah harus normal, jumlah sel-sel
darah merah harus normal, dan konsentrasi hemoglobin harus
normal, serta pembuluh darah harus mampu mengalirkan darah dari
jaringan-jaringan yang tidak aktif ke otot yang sedang aktif yang
membutuhkan oksigen yang lebih besar. 3). Jaringan-jaringan,
terutama otot, harus mempunyai kapasitas yang normal untuk
mempergunakan oksigen yang disampaikan kepadanya. Dengan
kata lain, harus memiliki metabolisme yang normal, begitu juga
dengan fungsi mitokondria harus normal.

Pengertian VO₂max menurut [ CITATION Deb16 \l 1057 ] Pengertian

ketahanan dari sistem energi adalah kemampuan kerja organ-organ tubuh

dalam jangka waktu tertentu. Istilah ketahanan atau daya tahan dalam

dunia olahraga dikenal sebagai kemampuan peralatan organ tubuh


olahragawan untuk melawan kelelahan selama berlangsungnya aktivitas

atau kerja. Latihan ketahanan dipengaruhi dan berdampak pada kualitas

system kardiovaskuler, pernapasan, dan system peredaran darah.

Oleh karana itu faktor yang berpengaruh terhadap ketahanan adalah

kemampuan maksimal dalam memenuhi VO₂max. Dalam dunia olahraga

istilah VO₂max sudah tidak asing lagi. VO₂max adalah volume oksigen

maksimal yang diproses oleh tubuh manusia pada saat melakukan

kegiatan yang intensif. VO₂max ini adalah suatu tingkatan kemampuan

tubuh yang dinyatakan dalam liter per menit atau milliliter/menit/kg

berat badan. Seseorang atau atlet yang memiliki VO₂max tinggi

maka memiliki daya tahan dan kebugaran yang baik.

Selanjutnya [ CITATION Deb16 \l 1057 ] Kebugaran optimal dapat

meningkatkan penampilan para olahragawan dan mengurangi

kemungkinan terjadinya cedera. Unsur yang terpenting dalam kebugaran

adalah daya tahan kardiorespirasi. Daya tahan kardiorespirasi adalah

kesanggupan jantung dan paru serta pembuluh darah untuk berfungsi

secara optimal dalam keadaan istirahat serta latihan untuk mengambil

oksigen kemudian mendistribusikannya ke jaringan yang aktif untuk

digunakan pada pada proses metabolisme tubuh. Menurut (Irianto, 2006)

besarnya VO₂max atau jumlah oksigen maksimum yang dikonsumsi

secara maksimal, yakni banyaknya mililiter/menit/kg berat badan.

Pengukuran banyaknya udara atau oksigen disebut VO₂max. Pernyataan

tersebut juga dikuatkan oleh teori yang disampaikan oleh (Rusli Lutan,
2000) secara teknis pengertian kardio (jantung), vaskuler (pembuluh

darah), respirasi (paru- paru dan ventilasi) dan aerobik (bekerja dengan

oksigen), memang berbeda, tetapi istilah itu berkaitan satu sama lainnya.

Dijelaskan bahwa kemampuan kardiorespirasi adalah kapasitas sistem

jantung, paru dan pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal saat

melakukan aktivitas sehari-hari dalam waktu yang cukup lama tanpa

kelelahan yang berarti.

Nilai-nilai untuk VO₂max adalah kemampuan seseorang untuk

menyediakan energi untuk otot-otot melalui metabolisme aerobik.

Konsumsi oksigen mengacu pada jumlah oksigen yang digunakan

selama latihan. Jumlah tersebut menandai dengan jumlah oksigen yang

diambil selama latihan. Konsumsi oksigen pada umumnya

dinyatakan menurut banyaknya liter atau mililiter oksigen yang

digunakan oleh tubuh selama masing-masing latihan. Tingkat kebugaran

seseorang berhubungan erat dengan VO₂max seseorang dengan kapasitas

aerobik maksimal berarti memiliki VO₂max yang tinggi maka tingkat

kebugaran aerobiknya juga tinggi. Dengan ketahanan kardiorespirasi yang

baik makan akan mampu melakukan kerja maskimal dalam waktu

yang lama (Nurhasan, 2005).

Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka dapat dikatakan

bahwa kapasitas aerobik maksimal VO2 Max adalah kemampuan

seseorang untuk melakukan suatu aktivitas dalam waktu tertentu tanpa

mengalami kelelahan yang berarti, dan orang tersebut masih mempunyai


cadangan tenaga untuk melakukan suatu aktivitas. Dapat pula

ditambahkan bahwa kapasitas aerob maks VO₂max merupakan

kemampuan untuk menunaikan tugas dengan baik walaupun dalam

keadaan sukar dan dimanapun orang tersebut berada.

Kemudian banyak cara untuk meningkatkan VO₂max pada setiap

orang bahwa dengan latihan yang lebih baik maka secara anatomis

perkembangan tubuh juga lebih baik, karena latihan fisik juga salah satu

cara untuk mengembangkan tubuh secara fisiologis, maka tidak perlu

dilakukan secara tersendiri untuk mengembangkan secara anatomis.

Karena itu untuk memperoleh tingkat kebugaran yang cukup tinggi,

seseorang dituntut untuk melakukan latihan fisik dengan teratur dan

terprogram. Latihan fisik ini erat hubungannya dengan mempertahankan

kondisi fisik yang mutlak diperlukan bagi seseorang yang ingin menjaga

dan meningkatkan kebugarannya.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi volume oksigen maksimal (VO₂max)

Menurut [ CITATION Deb16 \l 1057 ] Umumnya kapasitas aerobik

maksimal VO₂max antara orang yang satu dengan orang yang lain

berbeda-beda. Nilai-nilai VO₂max seseorang sekitar antara kurang dari 60

ml/kg/menit hingga lebih dari 80 ml/kg/menit. Besarnya VO₂max

dipengaruhi oleh: (1) fungsi paru jantung, (2) metabolisme otot aerob, (3)

kegemukan badan, (4) keadaan latihan, (5) keturunan.

Selanjutnya menurut Menurut (Bafirman, 2007:33) :


Beberapa faktor yang menentukan besarnya VO₂MAX adalah

kemampuan dari fungsi : a). Jantung, paru, dan perbedaan darah b). Proses

penyampaian oksigen ke jaringan oleh eritrosit, yang terkait dengan fungsi

jantung, voume darah, jumlah sel darah merah, dan konsetrasi hemoglobin

c). Metabilosme di jaringan otot, yang terkait dengan fungsi mitokondria

dan enzim.

Jadi, banyak faktor yang mempengaruhi nilai konsumsi oksigen

maksimal, diantaranya usia dan jenis kelamin sudah jelas berpengaruh

terhadap kapasitas VO₂max seseorang. Jika seseorang yang sudah

memasuki usia tua pastilah kemampuan tubuh dalam melakukan aktivitas

gerak akan menurun termasuk kemampuan VO₂maxnya, jika dibandingan

dengan seseorang yang usia masih muda. Begitu juga dengan jenis

kelamin yang berbeda dalam konsumsi oksigen maksimal. Rata-rata

wanita memiliki tinggi badan yang lebih pendek dan berat badan yang

lebih ringan jika dbibandingkan dengan pria, memiliki jaringan lemak

yang lebih banyak dan jaringan dan massa otot yang lebih sedikit.

VO₂max yang dimiliki wanita juga lebih rendah dibandingkan dengan

pria. Hal ini disebabkan oleh karena adanya perbedaan ukuran tubuh,

termasuk hemoglobinlebih sedikit dan voume darah serta jantung yang

lebih kecil.
Tabel 2.1
Perbandingan Nilai Rata-Rata Konsumsi VO₂max Berdasarkan Jenis
Kelamin
Umur Nilai Normal Konsumsi Oksigen Maksimal (Liter/Menit)
(tahun) Laki-Laki Perempuan
10 1,64 1,55
11 1,87 1,63
12 2,09 1,70
13 2,28 1,77
14 2,46 1,82
15 2,61 1,88
16 2,75 1,92
17 2,88 1,97
18 2,99 2,00
Sumber : moeloek (1984:20)

Puncak konsumsi oksigen maksimal dialami pada umur 18 sampai

20 tahun, yaitu sebesar rata-rata 3,7 liter/menit pada pria dan 2,6

liter/menit pada wanita. Usia adalah faktor yang sangat mempengaruhi

konsumsi oksigen maksimal dengan bertambahnya usia, nilai konsumsi

oksigen maksimal akan menurun secara berangsur-angsur pada umur 65

tahun menjadi 70% dari harga maksimal yang dicapai pada usia 25 tahun.

Dengan demikian, nilai VO₂max dipengaruhi oleh jenis kelamin dan usia.

Kemudian faktor lain yang mempengaruhi VO₂max yaitu fungsi

fisiologis tubuh, latihan atau aktifitas fisik, makanan, keadaan lingkungan

fisik, dan juga faktor genetik atau keturunan disamping itu, nilai konsumsi

oksigen maksimal juga dipengaruhi oleh berat badan seseorang yang

mempunyai berat badan 60 kilogram dengan nilai konsumsi oksigen

maksimal sebesar 3 liter permenit (3000 ml permenit) dapat dikatakan ia

memiliki nilai konsumsi oksigen maksimal sebesar 3000 ml/60 kilogram

yaitu 50 ml/kg.bb/menit.
Tabel 2.2
Norma Kebugaran Menurut Kenneth H. Cooper
Jarak tempuh Konsumsi oksigen Kategori kebugaran
Kurang dari 1
28 atau kurang Kurang sekali
mil
1 s/d 1.24 mil 28,1 s/d 34 Kurang
1,25 s/d 1,49 mil 34,1 s/d 42 Sedang
1,50 s/d 1.74 mil 42,1 s/d 52 Baik
1,75 atau lebih 52,1 atau lebih Baik sekali
Sumber : sport Development Index (183:2004)

c. Peranan dan manfaat volume oksigen maksimal (VO₂max)

[ CITATION Deb16 \l 1057 ] menurut Sadoso Sumosardjuno (1996),

menyatakan bahwa bagi mereka yang terlatih olahraga aerobik secara

teratur akan mendapat keuntungan, antara lain:

1) Berkurangnya resiko ganguan pada jantung dan pendarahan darah.

2) Tekanan darahnya yang sebelumnya tinggi akan menurunsecara

teratur.

3) Terjadi penurunan kadar lemak yang membahayakan didalam darah

dan terjadi kenaikkan kadar lemak yang baik dan bermanfaat bagi

badan.

4) Tulang-tulang, persendian, dan otot-otot menjadi lebih kuat

(tergantung macam laatihannya).

Berdasarkan penelitian yang dikemukakan (Rusli Lutnan, dkk

2000) manfaat pembinaan daya tahan kardiorespirasi dapat mengurangi

resiko:Tekanan darah tinggi, Penyakit jantung coroner, Kegemukan,

Diabetes, Kanker, dan Masalah kesehatan orang dewasa. Seperti yang

telah dikemukakan diatas, betapa besar manfaat kebugaran kardiorespirasi


bagi setiap orang dan khususnya pada seorang atlet. Dengan demikian

kebugaran respirasi yang baik maka seorang atlet akan meningkatkan

kebugaran jasmaninya sehingga terhindar dari resiko penyakit dan

meningkatkan prestasi.

Menurut (Bafirman, 2012:177) Dengan mengukur jumlah oksigen

yang dipakai selama latihan, kita mengetahui jumlah oksigen yang dipakai

oleh otot yang bekerja. Makin tinggi jumlah otot yang dipakai maka makin

tinggi pula intensitas kerja otot, yang menggambarkan makin baiknya

kebugaran yang dimiliki. Oleh karena VO₂max sangat penting terutama

pada cabang olahraga yang dominan Aerobik. “seperti yang djelaskan

pendapat diatas VO₂max erat kaitannya dengan sistem aerobik, kapasitas

aerobik seseoran dapat menggambarkan tingkat efektifitas badannya untuk

mendapatkan oksigen, lalu mengirimkanna ke otot-otot serta sel-sel lain

dan menggunakannya dalam pengadaan energi, pada waktu yang

bersamaan membuang sisa metabolisme yang dapat menghambat aktivitas

fisiknya. Dengan demikian seseorang yang memiliki kapasitas aerobik

yang baik, memiliki jantung yang efisien, paru-paru yang efektif, serta

peredaran darah yang baik, yang dapat mensuplai otot-otot, sehingga

seseorang akan mamp bekerja secara kontinu tanpa mengalami kelelahan

yang berlebihan.

Untuk mahasiswa olahraga yang sering melakukan kegiatan fisik

dalam proses perkuliahan sangat memerlukan kemampuan daya tahan

yang baik berdasarkankemampuan VO₂max yang baik juga untuk


mencapai prestasi. Hal ini dijelaskan oleh saltin dalam (Bafirman 2007:32)

“volume oksigen maksimal merupakan salah satu faktor penting untuk

menunjang prestasi atlit, lebih-lebih pada atlit pada cabang olaraga yang

termasuk daya tahan.

Sesuai juga dengan pendapat dan penjelasan dari sadoso

sumosardjuno mahasiswa yang proses perkuliahannya yang banyak

mengguunakan fisik akan lebih berprestasi apabila memiliki VO₂max

yang baik. “seseorang yang memiliki VO₂max yang baik merasa badannya

segar, bugar, enak, kepercayaan dirinya menjadi lebih besar pula.

d. Cara menigkatkan volume oksigen maksimal (VO₂max)

Menurut (Bafirman, 2007:33) mengatakan “upaya-upaya

menigkatkan VO₂max dapat dikondisikan dengan upaya meningkatkan

konsentrasi hemoglobin, menurunkan denyut nadi istirahat dan

menurunkan kadar lemak tubuh”, menurut (Apri Agus dan Sepriadi, 2019)

peningkatan VO₂max ini terjadi karena pengiriman oksigen ke otot yang

lebih aktif jadi lebih cepat dan lebih banyak. Di samping itu, penyerapan

oksigen dalam sel juga lebih menigkat. Dengan melakukan olahraga

aerobic yang teratur hal ini akan dapat menigkatkan VO₂max sehingga

saat melakukan aktivitas sehari-hari kita tidak akan mudah lelah.

Penigkatan kemampuan tubuh dalam mengkonsumsi O₂ dalam semenit

menggambarkan kapasitas aerobic yang juga menggambarkan tingkat

kebugaran jasmani. Konsentrasi hemoglobin dalam darah (eritrosit) dapat

ditingkatkan dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi dan seimbang,


terutama makanan yang banyak mengandung nilai zat besi, sehingga kadar

hemoglobin didalam darah dapat meningkat. Makanan yang banyak

mengandung zat besi seperti, hati, daging ayam, dan ikan, slain yang

bersumber dari hewan makanan yang banyak mengandung zat besi juga

berasal dari tumbuhan seperti, sayuran hijau, kacang-kacangan, dan biji-

bijian.

Meurunkan denyut nadi istirahat dapat dilakukan dengan

melakukan olahraga teratur, kontiniu, dan berkesinambungan, agar

memperoleh hasil yang maksima. Tentu tida terlepas dari aturan-aturan

berolahraga yang benar, seperti harus memperhatikan frequensi

berolahraga, intensitas dan lamanya melakukan kegiatan olahraga.

Begitupun juga untuk menurunkan kadar lemak tubuh juga bisa dilakukan

dengan berolahraga dan serta diiringi dengan mengatur pola makan yang

tepat dan benar, seperti mengurangi konsumsi makanan yang mengandung

lemak tinggi.

3. Sistim energi

Menurut (Apri Agus, 2012) Saat sedang berolahraga terdapat dua

simpanan energi utama yang akan digunakan oleh tubuh untuk menghasilkan

energi yaitu simpanan karbohidrat dan lemak.

Di dalam tubuh kita bekerja dua jenis energi, seperti yang dijelaskan

(Irianto, 2006:44) “yaitu energi kimia yang berupa metabolisme makanan dan

energi mekanik berupa kontraksi otot melakukan gerak. Kemudian ia juga

menjelaskan bahwa untuk menghasilkan energi, terdapat dua sistim energi,


“yaitu sistem energi anaerobik dan sistem energi aerobik, sementara itu,

sistem energi anaerobik dibedakan menjadi dua, yaitu anaerobik alaktik dan

anaerobik laktik”. Untuk melakukan kerja tersebut, diperlukan energi yang

diperoleh dari pemecahan bahan kimia yang ada di dalam otot, yaitu ATP

(adenosine triphosphate) menjadi ADP (adenosine diphosphate) dan Pi

(phosphagen).

Menurut[ CITATION Mih04 \l 1057 ] sistem metabolisme energi pada

olahraga anaerobik yaitu : Adenosine trifosfat (ATP) merupakan sumber

energi yang terdapat di dalam sel- sel tubuh terutama sel otot yang siap

dipergunakan untuk aktivitas otot. Terdapat 2 macam sistem pemakaian energi

anaerobik yang dapat menghasilkan ATP selama exercise yaitu (1) sistem

ATP-kreatin fosfat (ATP-CP) dan (2) sistem asam laktat.

1). Sistem ATP-CP berguna untuk menggerakkan otot 6 – 8 detik,

misalnya pada olahraga anerobik seperti sprint 100 m, angkat besi dan tolak

peluru. Ketika ATP terurai menjadi adenosine difosfat (ADP) dan fosfat

anorganic (Pi), dihasilkan energi yang dapat digunakan untuk kontraksi otot

skelet selama exercise. Jumlah ATP yang tersimpan di otot hanya sedikit,

berguna untuk exercise maksimal beberapa detik. Tiap molekul ATP yang

terurai diestimasikan besarnya 7 – 12 kalori. Disamping ATP, otot skelet juga

mempunyai senyawa fosfat berenergi tinggi lain yaitu kreatin fosfat (CP),

yang dapat digunakan untuk menghasilkan ATP.

ATP dan CP yang dapat digunakan segera, sangat sedikit tersedia di

dalam tubuh. Cadangan CP di otot skelet 3 – 5 kali lebih besar dari cadangan
ATP di otot. Sistem ATP-CP merupakan sistim anaerobik dimana ATP dan

CP dapat diuraikan tanpa adanya oksigen.

(2) Sistem asam laktat adalah sistem anaerobik dimana ATP dihasilkan

otot skelet melalui glikolisis. Sistem asam laktat penting untuk olahraga

intensitas tinggi yang lamanya 20 detik – 2 menit seperti sprint 200 – 800 m

dan renang gaya bebas 100 m. Glukosa dari glikogen otot dipecah menjadi

asam laktat. Sistem ini penting untuk exercise anaerobik dengan intensitas

tinggi yang berguna untuk melakukan kontraksi otot. Setelah 1,5 – 2 menit

melakukan exercise anaerobik, penimbunan laktat yang terjadi akan

menghambat glikolisis, sehingga timbul kelelahan otot. Pada sistem ini dari 1

mol (180 gram) glikogen otot dihasilkan 3 molekul ATP.

Menurut [ CITATION Mih04 \l 1057 ]Sistem metabolisme energi pada

olahraga aerobik yaitu : Sistem aerobik membutuhkan oksigen untuk

menguraikan glikogen/glukosa menjadi CO₂ dan H₂O melalui siklus Krebs

(tricarboxyclic acid cyde= TCA) dan sistem transport elektron. Glikogen atau

glukosa diuraikan menjadi asam piruvat dan dengan adanya O₂ maka asam

laktat tak menumpuk. Asam piruvat yang terbentuk selanjutnya memasuki

siklus Kreb dan sistem transport elektron. Secara ringkas mekanisme sistem

aerobik terlihat pada tabel diatas.

Sistem aerobik digunakan untuk exercise yang membutuhkan energi

lebih dari 3 menit seperti lari maraton dan renang gaya bebas 1500 m. Reaksi

aerobik terjadi dalam sel otot yaitu pada organel mitokondria. Sistem aerobik

menghasilkan ATP lebih lambat daripada sistem ATP-CP dan asam laktat,
tetapi produksi ATP jauh lebih besar. Pemecahan 1 mol atau 180 gram

glikogen, pada keadaan oksigen cukup tersedia, dihasilkan energi sebanyak

39 mol ATP. CO₂ akan masuk ke dalam darah, dibawa ke paru untuk

dikeluarkan dan diganti dengan O₂. Air berguna untuk sel sendiri, sebagian

unsur sel terdiri dari air. Bahan yang dapat diuraikan pada sistem aerobik

berasal dari glikogen, lemak (asam lemak) atau protein (asam amino) yang di

dalamnya mengandung energi potensial.

4. Darah

a. Pengertian Darah

Darah berupa jaringan cair meliputi plasma darah (cairan

intersellulair, 55%) yang di dalamnya terdapat sel-sel darah (unsur

padat, 45%). Volume darah secara keseluruhan berkisar 1/12 dari berat

badan. Secara fisiologis volume darah adalah tetap (homeostatik) dan

diatur oleh tekanan osmotik koloid dari protein dalam plasma dan

jaringan.[ CITATION Sis17 \l 1057 ]

Menurut [ CITATION Sis17 \l 1057 ] mengatakan berikut beberapa

fungsi darah yaitu :

1) Sebagai alat transportasi, misalnya :

a) Membawa dan mengantarkan zat-zat makanan (nutrisi) dan

bahan kimia dari saluran pencernaan ke jaringan tubuh yang

memerlukannya.

b) Mengantarkan oxigen dari paru-paru ke jaringan tubuh.


c) Membawa keluar hasil-hasil buangan metabolisme (waste product

metabolit) dan CO₂ dari jaringan ke organ-organ ekskresi mis.

ginjal dan paru.

d) Mengangkut hasil sekresi kelenjar endokrin (hormon) dan

enzime dari organ ke organ.

2) Mempertahankan keseimbangan air dalam tubuh, sehingga kadar

air tubuh tidak terlalu tinggi/rendah (homeostasis).

3) Mempertahankan temperatur tubuh, karena darah mempunyai panas

spesifik yang tinggi.

4) Mengatur pH tubuh (keseimbangan asam dan basa) dengan

jalan mengatur konsentrasi ion hydrogen.

5) Sebagai alat pertahanan tubuh terhadap mikro-organisme (oleh

leucocyte/butir darah putih).

Pada dasarnya fungsi darah sebagai alat penyelenggaraan

lingkungan internal atau matrix cairan yang tetap dan ini disebut sebagai

homeostasis.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa darah sebagai alat

transportasi yang membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh dan

membawa zat-zat makanan/nutrisi dari saluran pencernaan ke jaringan

tubuh yang memerlukannya

b. Sirkulasi darah

Menurut [ CITATION Sya06 \l 1057 ] : Pembuluh darah pada

peredaran darah kecil terdiri atas: 1) arteri pulmonalis, merupakan

pembuluh darah yang keluar dari ventrikel dekstra menuju ke paru-paru,


mempunyai dua cabang yaitu dekstra dan sinistra untuk paru-paru kanan

dan kiri yang banyak mengandung karbon dioksida di dalam darahnya, 2)

vena pulmonalis, merupakan vena pendek yang membawa darah dari paru-

paru masuk kejantung bagian atrium sinistra. Di dalam nya berisi darah

yang banyak mengandung oksigen.

Pembuluh darah pada peredaran darah besar, yaitu Aorta,

merupakan pembuluh darah arteri yang besar, pembuluh ini keluar dari

jantung bagian ventrikel sinistra melalui aorta asendens, lalu membelok ke

belakang melalui radiks lalu turun kebagian perut.

Jalannya arteri terbagi atas tiga bagian :

a. Aorta asendens, aorta yang naik keatas dengan panjangnya ± 5 cm,

cabangnya arteri koronaria masuk ke jantung.

b. Arkus aorta, yaitu bagian aorta yang melengkung arah ke kiri, di depan

trakea seiit ke bawah sampai vena torakalis IV. Cabang-cabangnya :

arteri brakiasefalika atau arteri anomina, arteri subklavia sinistra dan

arteri karotis komunis sinistra.

c. Aorta desendens, bagian aorta yang menurun mulai dari vertebra

torakalis IV sampai vetebra lumbalis IV.

Letaknya :

a. Aorta torakalis, dimulai dari vetebra torakalis IV sampai menembus

diafragma, percabangannya sampai pada dinding toraks dan alai-alai

viseral yang ada di dalam rongga toraks.


b. Aorta abdominalis, pada vertebra torakalis XII terbagi dua, arteri iliaka

komunis dekstra dan arteri iliaka komunis sinistra.

Percabangannya sampai dinding perut dan alat dalam rongga perut,

punggul dan anggota gerak bawah. Peredaran darah kecil dari jantung ke

ventrikel dekstra → valvula semilunaris → arteri pulmonalis → paru-paru

kiri dan kanan → vena pulmonalis.

Peredaran darah besar, darah dari jantung bagian ventrikel sinistra

→ valvula venolus → vena kava → atrium dextra.

Gambar 3.1
Sirkulasi Darah

Sumber: (Lehninger, 1982)


5. Hemoglobin

a. Pengertian hemoglobin (HB)

Menurut [ CITATION Deb16 \l 1057 ] “Hemoglobin (Hb) adalah

senyawa kimia kompleks yang terdapat dalam darah, yang menyebabkan

darah berwarna merah. Hal ini karena pada sel darah merah terdapat

hemoglobin (Hb) yang menjadi pigmen/zat warna bagi darah. Jadi

Hemoglobin (Hb) atau pigmen merah adalah suatu molekul yang terdiri

atas gabungan molekul heme dan globin yang merupakan kandungan

utama dalam eritrosit mengandung kurang lebih jutaan molekul

hemoglobin (Hb). Selanjutnya (hermanu, 2009) juga menambahkan bahwa

"hemoglobin (Hb) adalah suatu zat dalam sel darah merah yang berfungsi

mengangkat zat asam dari paru-paru ke seluruh tubuh dan memberikan

warna merah pada sel darah merah."

Jadi dapat disimpulkan hemoglobin adalah senyawa kimia yang

membentuk darah menjadi merah dan berfungsi untuk mengikat oksigen

utuk dihantarkan kesuluruh tubuh, yang menyebabkan sel darah menjadi

merah karena terdapat hemoglobin atau pigman/zat warna bagi darah jadi

hemoglobin atau pigmen merah adalah molekul yang terdiri dari gabungan

molekul heme dan globin yang merupakan kandungan utama dalam

eritrosit dan mengandung kurang lebih jutaan molekul hemoglobin.

Menurut [ CITATION Deb16 \l 1057 ] Hemoglobin (Hb) sangat

penting didalam latihan, karena hemoglobin (Hb)mengangkut oksigen dari

paru ke otot yang sedang bekerja. karena hemoglobin (Hb) tidak pernah
keluar dari ruang pembuluh darah selama latihan, maka tidak

mengherankan bahwa, jumlah total hemoglobin tidak berubah karean

latihan. konsentrasi hemoglobin (Hb) selama latihan menggambarkan

tingkat hemokonsentrasi atau hemodilusi. konsentrasi hemoglobin

(Hb) meningkat apabila terjadi hemokonsentrasi. hemokonssentrasi adalah

meningkatnya hematokrit sebagai kemampuan suatu membran di dinding

pembuluh darah untuk meleratkan bahan- bahan tertentu.

Gambar 3.2
Hemolgobin Molecule

Sumber: (Lehninger, 1982)

b. Fungsi hemoglobin (HB)

Menurtu [ CITATION Deb16 \l 1057 ] Fungsi fisiologi utama

hemoglobin (Hb) adalah mengatur pertukaran oksigen dengan

karbondioksida didalam jaringan tubuh. Mengambil oksigen dari paru-

paru kemudian dibawah keseluruh tubuh untuk dipakai sebagai bahan

bakar. Membawa karbindioksida dari jaringan-jaringan tubuh sebagai

hasil metabolisme ke paru-paru untuk dibuang. Namun menurut Anna

Poedjiadi (2009) secara umum fungsi hemoglobin adalah:


1) Mengikat Oksigen. Protein dalam sel darah merah memiliki fungsi

sebagai mengikat oksigen yang akan disirkulasikan ke paru-paru.

2) Pertahanan Tubuh. Sirkulasi darah yang terus dipompa oleh

jantung dapat mempertahankan tubuh dari serangan virus, bahan

kimia, maupun bakteri. Darah tersebut nantinya akan disaring oleh

fungsi ginjal dan dikeluarkan melalui urine sebagai hasil toksin dari

tubuh.

3) Menyuplai nutrisi. Selain mengangkut oksigen, darah juga akan

menyuplai nutrisi ke jaringan tubuh dan mengangkut zat sebagai hasil

dari metabolism.

c. Kaitan Volume Oksigen Maksimal dengan Hemoglobin

Menurut [ CITATION Deb16 \l 1057 ] Hemoglobin (Hb) yang

terkandung dalam sel darah merah dengan fungsi sebagai pengangkut

oksigen, menjelaskan bahwa jumlah sel-sel darah merah dan jumlah

hemoglobin (Hb) didalam sel-sel darah sangat penting untuk menentukan

berapa banyak oksigen yang dapat diangkut pada aktivitas fisik maupun

bekerja. sistem pengangkutan oksigen dalam tubuh terdiri atas paru-paru

dan sistem kardiovaskuler. Pengankutan oksigen ke jaringan tergantung

pada jumlah oksigen yang masuk ke paru-paru, aliran darah ke jaringan

dan kapasitas pengangkut oksigen dalam darah. Jumlah oksigen dalam

darah ditentukan oleh jumlah oksigen yang larut. Kadar hemoglobin (Hb)

dalam darah dan afinitis hemoglobin terhadap mioglobin yang terdapat

didalam otot merah, sehingga dalam keadaan kekurangan oksigen


misalnya setelah kerja fisik atau olahraga yang berat oksigen akan dilepas.

Hal ini bisa digunakan oleh mitokondria otot untuk sintesis ATP yang

bergantung pada Oksigen.

d. Anemia

Menurut (Syafrizal, dan wilda welis, 2006:85) menjelaskan

“anemia dikenal dengan kurang darah, merupakan suatu penyakit dimana

kadar Hb dalam darah kurang dari normal”.

Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa penyakit

anemia adalah penyakit dimana kadar hemoglobin dalam darah rendah

atau tidak normal, hal ini juga dijelaskan oleh husaini dan darwin dalam

(syafrizal, dan wilda welis, 2006:85) “dimana anemia dapat digolongkan

atas empat kategori, yaitu rendah sekali bila hemoglobin 11 gr/dl sampai

batas normal, rendah bila hemoglobin 8-11 gr/dl, sedangkan bila

hemoglobin 5-8 gr/dl, dan berat bila hemoglbin kurang dari 5 gr/dl”.

Tabel 2.3
Standar Klasifikasi Hemoglobin
Kelompok umur Jenis kelamkin Kadar hemoglobin
0,6-6 tahun Laki-laki, perempuan ‹ 11 gr/dl

6-14 tahun Laki-laki, perempuan ‹ 12 gr/dl


Orang dewasa Laki-laki ‹ 13 gr/dl
Perempaun ‹ 12 gr/dl
Perempuan hamil ‹ 11 gr/dl

e. Mitokondria

Menurut [ CITATION Ris13 \l 1033 ] Mitokondria merupakan

organelle yang hanya ditemukan pada sel-sel eukariotik mitokondria

biasanya dinyatakan sebagai “cellular power”, karena dia


menguraikanmateri organic menjadi energi berupa ATP melalui proses

fosforilasi oksidatif. Setiap sel dapat mengandung ratusan bahkan sampai

ribuan mitokondria, tergantung karakteristik sel dan menempati lebih

kurang 25% bagian sitoplasma.

Peran mitokondria yaitu mitokondria mempunyai banyak fungsi

metabolik di dalam sel, termasuk fase-fase yang menghasilkan tenaga pada

metabolisme karbohidrat. Lipidia, dan protein dalam rangka sintesis ATP.

Fungsi utama mitokondria adalah memproduksi energy kimia dalam

bentuk ATP yang berlangsung di mitokondria dapat terbagi menjadi tiga

tahap. Tahap pertama : reaksi oksidasi piruvat (atau asam lemak) menjadi

CO2. Reaksi ini terkait dengan reduksi NAD+ dan FAD menjadi NADH2

dan FADH2. Reaksi-reaksi ini berlangsung dalam ruang matrik

mitokondria. Tahap kedua : transfer electron dari NADH2 dan FADH2

kedalam proses electron transport system (ETS). Reaksi ini berlangsung

pada membran dalam dan terkait dengan pembentukan proton motive

force atau gradien elektrokimia lintas membrane dalam mitokondria.

Tahap ketiga : pemanfaatan energy yang tersimpan dalam bentuk gradien

elektrokimia untuk memproduksi ATP. Reaksi ini dikatalisis oleh

kompleks enzim F0-F1 ATP sintetase yang berlokasi pada membrane

dalam.

B. Kerangka Konsptual

Meningkatkan pembinaan dan pengembangan dibidang olahraga,

merupakan salah satu hal yang tidak bisa dipandang sebelah mata, khusus bagi
mahasiswa olahraga yang akan mengembangkan olahraga kedepannya yang

menjadi pusat perhatian dalam proses perkuliahan tidak luput dari kegiatan mata

kuliah lapangan yang mengandung unsur fisik dan membutuhkan daya tahan yang

baik.

Mata kuliah lapangan merupakan hal wajib bagi mahasiswa olahraga

setelah mendapatkan teori di dalam kelas, seperti mata kuliah kondisi fisik dll

yang membutuhkan daya tahan yang baik. seorang mahasiswa harus dituntut

memiliki daya tahan yang baik dan dapat dilihat dari tingkat kemampuan volume

oksigen maksimal (VO₂max). Mahasiswa olahraga yang memiliki daya tahan

yang baik maka kemampuan volume oksigen maksimalnya juga tinggi, maka

mahasiswa akan merasa badannya segar, bugar, enak, kepercayaan dirinya juga

tinggi, sehingga ia mampu melakukan mata kuliah lapangan tanpa mengalami

kelelahan yang berlebihan dan dapat mencapai prestasi semaksimal mungkin dan

untuk memajukan olahraga di indonesia. Kemampuan volume oksigen maksimal

juga di dukung oleh organ-organ di dalam tubuh diantaranya seperti paru-paru,

jantung, dan peredaran darah.

Hemoglobin yang berada didalam darah berfungsi sebagai sistem transport

oksigen di dalam tubuh, maka jumlah hemoglobin dalam sel darah merah sangat

penting untuk menentukan berapa banyak oksigen yang dapat di angkut ke otot

yang sedang aktif bekerja. Darah juga sangat penting untuk mengangkut asam

laktat, karbondioksida, dan limbah metabolisme lainnya, baik saat latihan maupun

saat istirahat. Selain harus menjaga volume darah berada pada kadar yang stabil,

tapi juga harus menjaga kelancaran sirkulasi darah. Jadi, apabila sirkulasi darah
kurang lancar, maka asupan nutrisi dan oksigen ke seluruh jaringan tubuh akan

berkurang. Kelancaran sistem sirkulasi darah tersebut, tergantung pada keadaan

jantung, paru-paru, dan pembuluh darah, dan jumlah darah itu sendiri. karena hal

tersebut, maka diduga terdapat hubungan antara kadar hemoglobin dengan

kemampuan volume oksigen maksimal (VO₂max) mahasiswa IKOR tahun masuk

2016 Universitas Negeri Padang.

Maka deskripsi mengenai penelitian ini, dapat digambarkan pada bagan di

bawah ini :

Gambar
Bagan Kerangka Konseptual

Hemoglobin VO2Max

(X) (Y)

C. Hipotesis Penelitian

Mengacu pada kajian teori dan kerangka konseptual yang telah diuraikan

sebelumnya. Maka, Hipotesis Penelitian ini dapat dirumuskan “terdapat hubungan

yang berarti antara Kadar Hemoglobin dan kemampuan Volume Oksigen

Maksimal (VO₂max) Mahasiswa IKOR tahun masuk 2016 Universitas Negeri

Padang”.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada BAB

sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Banyak faktor yang mempengaruhi volume oksigen maksimal seperti

Asupan makan sumber zat gizi belum bervariasi, Masih kurang nya waktu

istirahat dan sering begadang, Intensitas aktivitas fisik yang tinggi dalam

praktek lapangan, Beberapa mahasiswa mengalami obesitas, Denyut nadi

istirahat yang buruk, fungsi fisiologis, jenis kelamin, latihan dan aktifitas

fisik, serta konsentrasi hemoglobin didalam sel darah merah.

B. Saran

Berdasrkan kesimpulan diatas, maka penulis dapat memberikan saran-

saran yang dapat membantu mengatasi masalah yang ditemui dalam

peningkatan volume oksigen maksimal yaitu :

1. Mahasiswa penting memperhatikan aspek kadar hemoglobin, karena

semakin baik kadar hemoglobin seseorang maka akan semakin baik juga

kemampuan volume oksigen maksimal, bertujuan untuk menunjang proses

perkuliahan yang melibatkan kemampuan fisik seperti mata kuliah

lapangan.

2. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam mengingkatkan volume

oksigen maksimal, peneliti menyarankan kepada mahasiswa dan dosen


olahraga untuk mempertahankan pola konsumsi atau asupan gizi yang

lengkap dan bervariasi untuk meningkat kan kadar hemoglobin dalam

darah.

3. Untuk meningkatkan kemampuan volume oksigen maksimal peneliti

menyarankan dengan rutin melatih fisik dengan metode latihan aerobic

dengan minimal intensitas 3 kali dalam seminggu.

4. Bagi para peneliti disarankan untuk dapat mengkaji faktor-faktor lain yang

berhubungan dengan kemampuan volume oksigen maksimal.


DAFTAR PUSTAKA

Agus, Apri. (2012). Olahraga Kebugaran Jasmani. Padang: Sukabina Press.


Agus, Apri., & Sepriadi. (2019). Manajemen Kebugaran. Padang: Sukabina Press.
Bafirman. (2007). Buku Ajar Fsiologi Olahraga. padang: Fakultas Ilmu
Keolahragaan UNP.
Bafirman. (2012). fisiologi olahraga. Padang: Wineka Media.
Bafirman, & Agus, A. (2016). Buku Ajar Pembentukan Kondisi Fisik. Padang:
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang.
Debbian, A., & Rismayanthi, C. (2016). PROFIL TINGKAT VOLUME
OKSIGEN MASKIMAL. Jurnal Olahraga Prestasi , 12 (2), 22-24.
Effendi, H. (1983). Fisiologi Kerja dan Olahraga serta Peranan Tes Kerja
(Exercise Test) untuk Diagnostik. Bandung: Alumni.
Gunawan, s., Millah, H., & Hartadj, H. R. (2017). Hubungan Kadar Hemoglobin
dan Kekuatan Otot Pernapasan dengan Kapasitas VO₂max Pemain Sepak
Bola Unsil United. Siliwangi , 3 (1), 173-174.
Irianto, D. P. (2006). Panduan Gizi Lengkap. Yogyakarta : Penerbit Andi
Yogyakarta.
Margono. (2005). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Mihardja, L. (2004). Sistem Energi dan Zat Gizi yang Diperlukan pada Olahraga
Aerobik dan Anerobik. Majalah GIizi , 2.
Ristiono. (2013). Biologi Sel . PADANG: Jurusan Biologi Fakultas Matematika
Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Padang.
Sinaga, F. A. (2013). Hubungan antara Kadar Hemoglobin dengan Tingkat
VO₂max Atlet PPLM Sumatra Utara. Unimed.ac.id , 90.
Siswanto. (2017). Darah dan Cairan Tubuh. Diktat Fisiologi Veteriner I , 7-8.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV.ALVABETA.
Sumosardjuno, S. (1996). Sehat dan Bugar . Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Syafrizal, & Welis, W. (2006). Buku Ajar Ilmu Gizi. Padang: Fakultas Ilmu
Keolahragaan UNP.
Syaifuddin. (2006). Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta:
PenerbitBukuKedokteran

Anda mungkin juga menyukai