Salah satu jenis bioreaktor (jika ditinjau dari bentuknya) adalah bioreaktor tubular berupa
vessel geometri silindris. Substrat (media) cair mengalir secara kontinu dari salah satu
ujung tabung dan keluar sebagai cairan hasil fermentasi (produk) dari ujung lainnya.
Proses fermentasi pada bioreaktor ini berlangsung secara kontinu, yaitu subsrat dialirkan
terus menerus (kontinu) ke dalam inlet bioreaktor, kemudian mengalir dan mengalami
fermentasi di dalam bioreaktor dalam kecepatan tertentu, dan terakhir keluar pada outlet
bioreaktor.
Reaktor tubular ini lebih sulit dikontrol dari pada reaktor Continuous Sfrirred Tank Reactor
CSTR.
Ketika substrat mengalir sepanjang tabung (dimensi axial), terjadi perubahan komposisi (Y)
dan suhu (T) seperti model pada gambar berikut. Perubahan Y dan T tersebut tergantung
pada posisi substrat di dalam tabung (z) dan waktu fermentasi (t).
Suhu adiabatik berubah bergantung pada per-pass conversion (reaksi konversi biokimia
selama fermentasi), jumlah material dalam bahan yang masuk, dan kapasitas panasnya.
1
Seperti pada bioreaktor umumnya, media yang berada di dalam bioreaktor akan mengalami
konversi atau perubahan melalui reaksi biokimia oleh agensia biologi yang digunakan (oleh
mikroba atau substansi yang diekstrak dari organisme)
Jika reaksi konversi berlangsung dengan lambat, maka perubahan suhu adiabatik di dalam
bioreakstor akan kecil. Jika pada media terdapat material yang inert atau bahan yang tidak
dapat dikonversi, maka bahan ini akan berfungsi sebagai pentransfer panas yang pasif
sehingga dapat mereduksi perubahan suhu adiabatik.
Perpindahan panas dalam proses mempengaruhi gradient suhu secara radial. Gradien
tersebut sangat dipengaruhi oleh diameter tabung, kecepatan fluida serta sifat-sifat
fluidanya. Semakin besar diameter tabung, semakin cepat aliran fluida, dan semakin kental
fluida, maka gradient suhu dan konsentrasi hasil konversi secara radialnya akan semakin
besar pula.
2
3