Anda di halaman 1dari 16

2

MODUL PERKULIAHAN

Perbankan
Syariah

Islam dan Perbankan

Abstrak Sub-CPMK (lihat di RPS)

Perbankan syariah hadir dari ajaran Mahasiswa akan memahami dari mana
Islam, namun konsepnya bisa bank syariah berasal, filosofi serta
diterapkan oleh siapa saja karena ia hukum-hukum yang mendasari
sebuah system. terbentuknya system perbankan syariah

Dimuali dari nilai-nilai ekonomi Islam


yang mendasarinya serta pandangan
Islam tentang kepemilikan harta.

Fakultas Program Studi Tatap Muka Disusun Oleh

01
Dr (cand) H. Jazuli Suryadhi, S.Ag, M.Si
Akuntansi

Ekonomi Bisnis
Bagian Isi
PENDAHULUAN :

Islam adalah kata bahasa Arab yang terambil dari kata salima‘ yang berarti selamat,
damai, tunduk, pasrah dan berserah diri. Objek penyerahan diri ini adalah Pencipta
seluruh alam semesta, yakni Allah SWT. Dengan demikian, Islam berarti
penyerahan diri kepada Allah SWT, sebagaimana tercantum dalam Al-Qur‘an
surat Ali Imran, yang artinya:
―sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah adalah Islam…

Tegasnya, agama di sisi Allah ialah penyerahan diri yang sesungguhnya kepada
Allah. Jadi walaupun seseorang mengaku beragama Islam, kalau dia tidak
menyerah yang sesungguhnya kepada Allah, dia belumlah ber-Islam, sebab dia
belum menyerah/tunduk. Penyerahan diri inilah yang akan membawa keselamatan
dan kebahagiaan hidup bagi manusia

Agama Islam memiliki tiga aspek utama, yakni Aspek Aqidah, Aspek Syariah Dan
Aspek Akhlak.

!man, kafir,
munafik, murtad,
musyrik
Wajib,
sunnah,
mubah/halal
,
makruh,

Ihsan, ahsan,
istihsan

Aspek aqidah adalah aspek yang berhubungan dengan masalah-masalah keimanan dan
dasar-dasar agama (ushuluddin). Karena itu, seringkali kata -aqidah dan iman digunakan
secara bergantian

 Aqidah memberikan visi dan makna bagi eksistensi kehidupan manusia di


bumi. Aqidah inilah yang memberikan jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan mengenai hakekat kehidupan, dari mana asal-muasalnya, apa
2021 PERBANKAN SYARIAH
2 Dr. (cand) H. Jazuli Suryadhi, S,Ag, M.Si
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
maknanya, apa yang harus dilakukan manusia dalam hidupnya, kemana
hidup ini harus diarahkan, serta kemana semuanya ini akan
menuju/berakhir.

 Ajaran Islam tidaklah berhenti pada kepercayaan saja. Setelah kita


mempercayai keenam rukun iman di atas, pertanyaan berikutnya adalah
apa selanjutnya yang harus dilakukan? Jalan manakah yang harus
ditempuh? Manakah yang benar dan manakah yang salah? Apa yang mesti
dikerjakan dan apa pula yang harus dihindari? Jawaban dari pertanyaan-
pertanyaan di atas diberikan oleh syariah.

 Syariah adalah kata bahasa Arab yang secara harfiahnya berarti jalan
yang ditempuh atau garis yang mestinya dilalui. Secara terminologi, definisi
syariah adalah peraturan¬peraturan dan hukum yang telah digariskan oleh
Allah, atau telah digariskan pokok-pokoknya dan dibebankan kepada kaum
muslimin supaya mematuhinya, supaya syariah ini diambil oleh orang Islam
sebagai penghubung di antaranya dengan Allah dan di antaranya dengan
manusia

 Jadi singkatnya, syariah itu berisi peraturan dan hukum-hukum, yang


menentukan garis hidup yang harus dilalui oleh seorang muslim. Para
ulama telah merumuskan suatu kaidah dasar dalam syariat, yang disebut
dengan dua hukum asal, yakni hukum asal ibadat dan hukum muamalah.

Hukum asal ibadat menyatakan bahwa segala sesuatunya dilarang dikerjakan,


kecuali yang ada petunjuknya dalam Qur‘an atau sunnah. Karena itu, masalah-

2021 PERBANKAN SYARIAH


3 Dr. (cand) H. Jazuli Suryadhi, S,Ag, M.Si
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
masalah ibadat sudah diatur dengan rinci tata caranya, sehingga tidak dibolehkan
lagi melakukan penambahan dan/atau perubahan (bid‘ah). Singkatnya, hukum asal
ibadah tidak ada ―kreativitas dalam masalah-masalah ibadah. Di lain pihak, hukum
asal muamalat menyatakan bahwa segala sesuatunya dibolehkan, kecuali ada
larangan dalam Qur‘an atau sunnah. Jadi,

sesungguhnya terdapat lapangan yang luas sekali dalam bidang muamalah. Yang
perlu dilakukan hanyalah mengidenti fikasikan hal-hal yang dilarang (haram),
kemudian menghindarinya.

Selain yang haram-haram tersebut, kita boleh melakukan apa saja, menambah,
menciptakan, mengembangkan, dan lain-lain, harus ada „kreativitas (baca: ijtihad)
dalam bidang muamalah. Kreativitas inilah yang akan terus-menerus
mengakomodasi perubahan- perubahan dalam berbagai bidang yang terjadi di
masyarakat. Namun demikian, kreativitas ini tidak dapat dilakukan secara
sembarangan oleh siapa saja. Diperlukan perangkat ilmu- ilmu tertentu untuk dapat
melakukan ijtihad. Karena itu, tugas ijtihad ini dipegang oleh para ulama.

Ketika perintah dan larangan ini disampaikan kepada manusia, maka timbul usaha
untuk memahami dan menafsirkan perintah dan larangan tersebut. Pemahaman dan
penafsiran ini dilakukan secara sistematis oleh para ulama dengan menggunakan
metode tertentu. Hasil dari usaha sistematis untuk memahami dan menafsirkan
perintah dan larangan Allah swt ini dinamakan fikih.

Jadi, singkatnya fikih adalah tafsiran ulama atas syariah. Selanjutnya, karena
syariah itu terbagi menjadi dua, yakni ibadah dan muamalah, maka sebagai
konsekuensi logis dari hal ini adalah bahwa fikih pun terbagi menjadi dua, yakni fikih
ibadah dan fikih muamalah.

Jadi, fikih ibadah adalah tafsiran ulama atas perintah dan larangan dalam bidang
ibadah, sedangkan fikih Hads muamalah adalah tafsiran ulama atas perintah dan
larangan dalam bidang muamalah.

2021 PERBANKAN SYARIAH


4 Dr. (cand) H. Jazuli Suryadhi, S,Ag, M.Si
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Akhlak.

Akhlak (etika) sering juga disebut sebagai ihsan (berasal dari kata Arab hasan, yang
berarti baik).Definisi ihsan dinyatakan sendiri oleh nabi dalam hadits berikut: ‖ihsan
adalah engkau beribadat kepadaTuhanmu seolah-olah engkau melihat-Nya sendiri,
kalaupun engkau tidak melihat-Nya, maka Iamelihatmu.

Dengan demikian, melalui ihsan seseorang akan selalu merasa bahwa


dirinya dilihat oleh Allah. Karena Allah mengetahui sekecil apapun perbuatan yang
dilakukan seseorang, walaupun dikerjakan di tempat tersembunyi. Allah mengetahui
segala pikiran dan lintasan- lintasan hati makhluknya. Dengan kesadaran seperti ini
maka orang mu‘min akan selalu terdorong untuk berperilaku baik, dan menjauhi
perilaku buruk.

Karena itu wajarlah jika akhlak menjadi tujuan puncak. Kalau diibaratkan bangunan,
maka hubungan Antara akidah, syariah dan akhlak adalah seperti sebuah
bangunan, dimana akidah menjadi dasarnya , kemudian syariah adalah dinding-
dinding pembangun dan akhlak merupakan atap dari bangunan tersebut.

Nilai-nilai Sistem Perekonomian Islam

Sistem ekonomi Islam merupakan bagian dari nilai-nilai dan ajaran Islam

Nilai-nilai ini menjadi dasar inspirasi untuk membangun teori-teori ekonomi islami, yaitu:

Tauhid (Keesaan Tuhan). Tauhid merupakan fondasi ajaran Islam. Dengan tauhid,
manusia menyaksikan bahwa ―tiada sesuatupun yang layak disembah selain
Allah, dan
―tidak ada pemilik langit, bumi dan isinya, selain dari pada Allah karena Allah
2021 PERBANKAN SYARIAH
5 Dr. (cand) H. Jazuli Suryadhi, S,Ag, M.Si
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
adalah pencipta alam semesta dan isinya dan sekaligus pemiliknya, termasuk
pemilik manusia dan seluruh sumber daya yang ada. Karena itu, Allah adalah
pemilik hakiki. Manusia hanya diberi amanah untuk ―memiliki‖ untuk sementara
waktu, sebagai ujian bagi mereka. Dalam Islam, segala sesuatu yang ada tidak
diciptakan dengan sia-sia, tetapi memiliki tujuan.

Tujuan diciptakannya manusia adalah untuk beribadah kepadaNya. Karena itu


segala aktivitas manusia dalam hubungannya dengan alam (sumber daya) dan
manusia (mu‘amalah) dibingkai dengan kerangka hubungan dengan Allah. Karena
kepadaNya kita akan mempertanggungjawabkan segala perbuatan kita, termasuk
aktivitas ekonomi dan bisnis.

Adl (Keadilan)

Allah adalah pencipta segala sesuatu, dan salah satu sifatNya adalah adil. Dia tidak
membeda-bedakan perlakuan terhadap makhluk-Nya secara zalim. Manusia
sebagai khalifah di muka bumi harus memelihara hukum Allah di bumi, dan
menjamin bahwa pemakaian segala sumber daya diarahkan untuk kesejahteraan
manusia, supaya semua mendapat manfaat dari padanya secara adil dan baik.

Dalam banyak ayat, Allah memerintahkan manusia untuk berbuat adil. Dalam Islam
adil didefinisikan sebagai ‖tidak menzalimi dan tidak dizalimi‖. Implikasi ekonomi
dari nilai ini adalah bahwa pelaku ekonomi tidak dibolehkan untuk mengejar
keuntungan pribadi bila hal itu merugikan orang lain atau merusak alam.

Tanpa keadilan, manusia akan terkelompok-kelompok

dalam berbagai golongan. Golongan yang satu akan menzalimi golongan yang lain,
sehingga terjadi eksploitasi manusia atas manusia. Masing-masing berusaha
mendapatkan hasil yang lebih besar dari pada usaha yang dikeluarkannya karena
kerakusannya

Nubuwwah (Kenabian)

Karena rahman, rahim dan kebijaksanaan Allah, manusia tidak dibiarkan begitu saja
di dunia tanpa mendapat bimbingan. Karena itu diutuslah para nabi dan rasul untuk
menyampaikan petunjuk dari Allah kepada manusia tentang bagaimana hidup yang
baik dan benar di dunia, dan mengajarkan jalan untuk kembali (taubah) ke asal-
2021 PERBANKAN SYARIAH
6 Dr. (cand) H. Jazuli Suryadhi, S,Ag, M.Si
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
muasal segala, Allah.

Fungsi rasul adalah untuk menjadi model terbaik yang harus diteladani manusia
agar mendapat keselamatan di dunia dan akhirat. Untuk umat muslim, Allah telah
mengirimkan
―manusia model yang terakhir dan sempurna untuk diteladani sampai akhir zaman,
Nabi Muhammad saw. Sifat-sifat utama sang model yang harus diteladani oleh
manusia pada umumnya dan pelaku ekonomi dan bisnis pada khususnya, adalah
sebagai berikut:
Siddiq (Jujur, benar)

Sifat shiddiq harus menjadi visi hidup setiap muslim, karena hidup kita berasal
dari Yang Maha Benar, maka kehidupan di dunia pun harus dijalani dengan
benar, supaya kita dapat kembali pada pencipta kita, Yang Maha Benar. Dengan
demikian tujuan hidup muslim sudah terumus dengan baik.

Dari konsep shiddiq ini, muncullah konsep turunan khas ekonomi dan bisnis,
yakni efektifitas (mencapai tujuan yang tepat, benar) dan efisiensi (melakukan
kegiatan dengan benar, yakni menggunakan teknik dan metode yang tidak
menyebabkan kemubaziran. Karena kalau mubazir berarti tidak benar).

Amanah (tanggung jawab, kepercayaan, kredibilitas)

Amanah menjadi misi hidup setiap muslim. Karena Sang Benar hanya dapat kita
jumpai dalam keadaan ridha dan diridhai, bila kita menepati amanat yang telah
dipikulkan kepada kita. Sifat ini akan membentuk kredibilitas yang tinggi dan
sikap penuh tanggung jawab pada setiap individu muslim. Kumpulan individu
dengan kredibilitas dan tanggung jawab yang tinggi akan melahirkan masyarakat
yang kuat, karena dilandasi oleh saling percaya antar anggotanya. Sifat amanah
memainkan peranan yang fundamental dalam ekonomi dan bisnis, karena tanpa
kredibilitas dan tanggung jawab, kehidupan ekonomi dan bisnis akan hancur.

Fathanah (Kecerdikan, kebijaksanaan, intelektualita)

Sifat ini dapat dipandang sebagai strategi hidup setiap muslim. Karena untuk
mencapai SangBenar, kita harus mengoptimalkan segala potensi yang telah
diberikan oleh-Nya. Potensi paling berharga dan termahal yang hanya diberikan
pada manusia adalah akal (intelektualita).

Karena itu Allah dalam al-Qur‘an selalu menyindir orang-orang yang menolak

2021 PERBANKAN SYARIAH


7 Dr. (cand) H. Jazuli Suryadhi, S,Ag, M.Si
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
seruan untuk kembali (taubat) kepada-Nya dengan kalimat ―Apakah kamu tidak
berfikir?, Apakah kamu tidak menggunakan akalmu? Dan orang yang paling
bertakwa justru adalah orang yang paling mengoptimalkan potensi fikirnya.

Bahkan peringatan yang paling keras adalah ―dan Allah menimpakan


kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya‖.

Implikasi ekonomi dan bisnis dari sifat ini adalah bahwa segala aktivitas harus
dilakukan dengan ilmu, kecerdikan dan pengoptimalan semua potensi akal yang
ada untuk mencapai tujuan. Jujur, benar, kredibel dan bertanggung jawab saja
tidak cukup dalam berekonomi dan berbisnis. Para pelaku harus pintar dan
cerdik supaya usahanya efektif

dan efisien, dan agar tidak menjadi korban penipuan. Bandingkan ini dengan
konsep manajemen work hard vs work smart. Dalam ekonomi Islam tidak ada
dikotomi ini, karena konsepnya work hard and smart.

Tabligh (Komunikasi, Keterbukaan, Pemasaran)

Sifat ini merupakan taktik hidup muslim. Karena setiap muslim mengemban
tanggung jawab dakwah, yakni menyeru, mengajak, memberitahu. Sifat ini bila
sudah mendarah daging pada setiap muslim, apalagi yang begerak dalam
bidang ekonomi dan bisnis, akan menjadikan setiap pelaku ekonomi dan bisnis
sebagai pemasar-pemasar yang tangguh dan lihai. Karena sifat tabligh
menurunkan prinsip-prinsip ilmu komunikasi (personal maupun massal),
pemasaran, penjualan, periklanan, pembentukan opini massa, open
management, iklim keterbukaan, dan lain-lain.

Dengan demikian, kegiatan ekonomi dan bisnis manusia harus mengacu pada
prinsip- prinsip yang telah diajarkan oleh nabi dan rasul. Nabi misalnya
mengajarkan bahwa
―Yang terbaik di antaramu adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.
Dengan kata lain, bila kita ingin ―menyenangkan Allah, maka kita harus
menyenangkan hati manusia.

Prinsip ini akan melahirkan sikap profesional, prestatif, penuh perhatian


terhadap pemecahan masalah-masalah manusia, dan terus menerus mengejar
hal yang terbaik sampai menuju kesempurnaan. Karena hal yang demikian
dianggap sebagai cerminan dari penghambaan (ibadah) manusia terhadap
penciptanya.
2021 PERBANKAN SYARIAH
8 Dr. (cand) H. Jazuli Suryadhi, S,Ag, M.Si
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Bila ekonom muslim akan menyusun teori dan proposisinya, maka hal yang
harus menjadi pegangan adalah bahwa semua yang datang dari Allah dan
RasulNya pasti benar. Bila ada hal-hal yang tidak dapat dipahami oleh manusia
dengan akalnya, maka menjadi tugas manusia untuk terus berusaha
menemukan kebenaran tersebut dengan cara apapun.

Khilafah (Pemerintahan)

Dalam Al-Qur‘an, Allah berfirman bahwa manusia diciptakan untuk menjadi


khalifah di bumi, artinya untuk menjadi pemimpin dan pemakmur bumi. Karena
itu pada dasarnya setiap manusia adalah pemimpin. Nabi bersabda: ―Setiap
dari kalian adalah pemimpin, dan akan dimintai pertanggungjawaban terhadap
yang dipimpinnya‖. Ini berlaku bagi

semua manusia, baik dia sebagai individu, kepala keluarga, pemimpin


masyarakat atau kepala negara.

Nilai ini mendasari prinsip kehidupan kolektif manusia dalam islam (siapa
memimpin siapa). Fungsi utamanya adalah agar menjaga keteraturan interaksi
(mu‘amalah) antar kelompok—termasuk dalam bidang ekonomi—agar
kekacauan dan keributan dapat dihilangkan, atau dikurangi. Dalam al-Qur‘an:
(yaitu) orang-orang yang jika Kami kedudukan mereka di muka bumi, niscaya
mereka...menyuruh berbuat baik dan mencegah dari perbuatan jahat.

Dalam hadits lainnya Nabi bersabda: ―Berakhlaqlah kalian seperti akhlaq Allah!
Akhlaq Allah diajarkan kepada manusia lewat al-asma al-husna-Nya (nama-
nama-Nya yang terbaik). Jadi misalnya jika Allah bersifat al-Waliy, maka
implikasi ekonomi dari berakhlaq seperti waliy adalah mengelola dan
memelihara sumber daya dengan baik supaya bermanfaat bagi manusia
generasi kini sampai generasi-generasi selanjutnya.

Implikasi ekonomi dari berakhhlak seperti al-Razzaaq adalah menjamin


kecukupan hidup (kebutuhan dasar) bagi semua manusia. Implikasi dari al-
Fattaah: membuka kesempatan berkarya, menciptakan iklim bisnis yang sehat,
membuka akses manusia terhadap ilmu untuk meningkatkan kualitas manusia.
Implikasi dari al-Wahhaab; membangun sistem jaminan sosial yang tangguh,
pelayanan pendidikan dan kesehatan yang memadai bagi masyarakat.

Implikasi sifat al-Malik al-Mulk: menginvestasikan sumber daya secara bijak

2021 PERBANKAN SYARIAH


9 Dr. (cand) H. Jazuli Suryadhi, S,Ag, M.Si
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
supaya membawa manfaat sebesar-besarnya bagi semua. Ini semua
merupakan tugas dan tanggung jawab yang harus dipikul oleh
negara/pemerintah.

Dalam Islam, pemerintah memainkan peranan yang kecil tetapi sangat penting
dalam perekonomian. Peran utamanya adalah untuk menjamin perekonomian
agar berjalan sesuai dengan syari‘ah, dan untuk memastikan supaya tidak
terjadi pelanggaran terhadap hak-hak manusia.

Semua ini dalam kerangka mencapai maqashid al¬syari‘ah (tujuan-tujuan


syari‘ah), yang menurut Imam Al Ghazaliy adalah untuk memajukan
kesejahteraan manusia. Hal ini dicapai dengan melindungi keimanan, jiwa,
akal, kehormatan dan kekayaan manusia.

Ma’ad (Hasil)

Walaupun seringkali diterjemahkan sebagai―kebangkitan, tetapi secara harfiah


ma‘ad berarti ―kembali. Karena kita semua akan kembali kepada Allah. Hidup
manusia bukan hanya di dunia, tetapi terus berlanjut hingga alam setelah
dunia (akhirat).

Pandangan dunia yang khas dari seorang muslim tentang dunia dan akhirat
dapat dirumuskan sebagai: ―Dunia adalah ladang akhirat‖. Artinya, dunia
adalah wahana bagi manusia untuk bekerja dan beraktifitas (beramal saleh).
Namun demikian, akhirat lebih baik daripada dunia, karena itu Allah melarang
kita untuk terikat pada dunia, sebab jika dibandingkan dengan kesenangan
akhirat, kesenangan dunia tidaklah seberapa.

Allah menandaskan bahwa manusia diciptakan di dunia untuk berjuang.


Perjuangan ini akan mendapatkan ganjaran, baik di dunia maupun di akhirat.
Perbuatan baik dibalas dengan kebaikan yang berlipat-lipat, perbuatan jahat
dibalas dengan hukuman yang setimpal. Karena itu, ma‘ad diartikan juga
sebagai imbalan/ganjaran. Implikasi nilai ini dalam kehidupan ekonomi dan
bisnis misalnya, diformulasikan oleh Imam Al-Ghazaly yang menyatakan bahwa
motivasi para pelaku bisnis adalah untuk mendapatkan laba. Laba dunia dan
laba akhirat. Karena itu konsep profit mendapatkan legitimasi dalam Islam.

Ciri-ciri Sistem Ekonomi Islam

2021 PERBANKAN SYARIAH


10 Dr. (cand) H. Jazuli Suryadhi, S,Ag, M.Si
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Kelima nilai yang telah diuraikan di atas menjadi dasar inspirasi untuk menyusun
teori- teori dan proposisi ekonomi islami. Seperti sudah dibicarakan di muka,
dari kelima nilai ini kita dapat menurunkan tiga prinsip derivatif yang menjadi ciri-
ciri sistem ekonomi islami.

Prinsip derivatif tersebut uraiannya adalah sebagai berikut:

Multitype Ownership (Kepemilikan Multijenis)

Nilai tauhid dan nilai adil melahirkan konsep multitype ownership. Dalam sistem
kapitalis, prinsip umum kepemilikan yang berlaku adalah kepemilikan swasta.
Dalam sistem sosialis, kepemilikan negara. Sedangkan dalam Islam, berlaku
prinsip kepemilikan multijenis, yakni mengakui bermacam-macam bentuk
kepemilikan, baik oleh swasta, negara atau campuran.

Prinsip ini adalah terjemahan dari nilai tauhid: pemilik primer langit, bumi dan
seisinya adalah Allah, sedangkan manusia diberi amanah untuk mengelolanya.
Jadi manusia dianggap sebagai pemilik sekunder.

Dengan demikian konsep kepemilikan swasta diakui. Namun untuk menjamin


keadilan, yakni supaya tidak ada proses penzaliman segolongan orang terhadap
segolongan yang lain, maka cabang-cabang produksi yang penting dan
menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. Dengan demikian,
kepemilikan negara dan nasionalisasi juga diakui. Sistem kepemilikan campuran
juga mendapat tempat dalam Islam, baik campuran swasta negara, swasta
domestik-asing, atau negara-asing.

Semua konsep ini berasal dari filosofi, norma dan nilai¬nilai Islam.

Freedom to act (Kebebasan Bertindak/Berusaha)

Ketika menjelaskan nilai nubuwwah, kita sudah sampai pada kesimpulan bahwa
penerapan nilai ini akan melahirkan pribadi-pribadi yang profesional dan prestatif
dalam segala bidang, termasuk bidang ekonomi dan bisnis. Pelaku-pelaku
ekonomi dan bisnis menjadikan nabi sebagai teladan dan model dalam
melakukan aktivitasnya.

Sifat-sifat nabi yang dijadikan model tersebut terangkum ke dalam empat sifat
utama, yakni shiddiq, amanah, fathanah, dan tabligh. Sedapat mungkin setiap
muslim harus dapat menyerap sifat-sifat ini agar menjadi bagian perilakunya
2021 PERBANKAN SYARIAH
11 Dr. (cand) H. Jazuli Suryadhi, S,Ag, M.Si
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
sehari-hari dalam segala aspek kehidupan.

Keempat nilai-nilai nubuwwah ini bila digabungkan dengan nilai keadilan dan
nilai khilafah (good governance) akan melahirkan prinsip freedom to act pada
setiap muslim, khususnya pelaku bisnis dan ekonomi. Freedom to act bagi
setiap individu akan menciptakan mekanisme pasar dalam perekonomian.
Karena itu, mekanisme pasar adalah keharusan dalam Islam, dengan syarat
tidak ada distorsi (proses penzaliman). Potensi distorsi dikurangi dengan
penghayatan nilai keadilan.

Penegakan nilai keadilan dalam ekonomi dilakukan dengan melarang semua


mafsadah (segala yang merusak), riba (tambahan yang didapat secara zalim),
gharar (uncertainty, ketidakpastian), tadlis (penipuan), dan maysir (perjudian,
zero-sum game: orang mendapat keuntungan dengan merugikan orang lain).
Negara bertugas menyingkirkan atau paling tidak mengurangi market distortion
ini.

Dengan demikian, negara/pemerintah bertindak sebagai wasit yang mengawasi


interaksi (mu‘amalah) pelaku-pelaku ekonomi dan bisnis dalam wilayah
kekuasaannya untuk menjamin tidak dilanggarnya syari‘ah, supaya tidak ada
pihak-pihak yang zalim atau terzalimi, sehingga tercipta iklim ekonomi dan bisnis
yang sehat.

Social Justice (Keadilan Sosial)

Gabungan nilai khilafah dan nilai ma‘ad melahirkan prinsip keadilan sosial.
Dalam Islam, pemerintah bertanggung jawab menjamin pemenuhan kebutuhan
dasar rakyatnya dan menciptakan keseimbangan sosial antara yang kaya dan
yang miskin.

Semua sistem ekonomi mempunyai tujuan yang sama yaitu menciptakan sistem
perekonomian yang adil. Namun tidak semuanya sistem tersebut mampu dan
secara konsisten menciptakan sistem yang adil. Sistem yang baik adalah sistem
yang dengan tegas dan secara konsisten menjalankan prinsip-prinsip keadilan.

Dalam sitem sosialis, keadilan akan terwujud apabila masyarakatnya dapat


2021 PERBANKAN SYARIAH
12 Dr. (cand) H. Jazuli Suryadhi, S,Ag, M.Si
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
menikmati barang dan jasa dengan sama rasa dan sama rata. Sedangkan dalam
sistem kapitalis, adil apabila setiap individu mendapatkan apa yang menjadi
haknya. Dalam kenyataanya, kita sering menemui bahwa dalam sistem
sosialispun, negara menjadi faktor yang dominan dan dengan dominasinya
tersebut para birokrat dan penguasa menjadi kaum kapitalis di tengah kaum
sosialis yang miskin. Tidak berbeda dengan sistem kapitalis, sistem yang
mendasarkan pada mekanisme pasar ini bercita-cita keadilan dapat ditegakan,
namun kenyataan mengatakan tidak.

Sistem kapitalis justru mendorong terbentuknya industri korporasi


(perekonomian didominasi oleh sebagian kecil orang saja), melegalkan monopoli
(setidaknya sistem kapitalis tidak mempunyai perangkat kebijakan yang tegas
untuk menghilangkan monopoli tersebut) dan sangat mendewakan modal
dengan penghargaan yang berlebihan (cost of fund yang direfleksikan dengan
sistem bunga telah mendorong inefisiensi penggunaan modal; dalam sebuah
survei diketahui bahwa hanya 5% saja sistem keuangan yang disalurkan di
sektor riil).

Dalam Islam, keadilan diartikan dengan suka sama suka dan satu pihak tidak
menzalimi pihak lain baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Islam
menganut sistem mekanisme pasar, namun tidak semuanya diserahkan pada
mekanisme harga. Karena segala distorsi yang muncul dalam perekonomian
tidak sepenuhnya dapat diselesaikan, maka Islam membolehkan adanya
beberapa intervensi, baik intervensi harga maupun pasar. Selain itu, Islam juga
melengkapi perangkat berupa instrumen kebijakan yang difungsikan untuk
mengatasi segala distorsi yang muncul.

Akhlak: Perilaku Islami dalam Perekonomian

Sekarang kita telah memiliki landasan teori yang kuat, serta prinsip-prinsip
sistem ekonomi islami yang mantap. Namun dua hal ini belum cukup karena
teori dan sistem menuntut adanya manusia yang menerapkan nilai-nilai yang
terkandung dalam teori dan sistem tersebut.Dengan kata lain, harus ada
manusia yang berperilaku, berakhlaq secara professional (ihsan, itqan) dalam
bidang ekonomi. Baik dia itu dalam posisi sebagai produsen, konsumen,
pengusaha, karyawan atau sebagai pejabat pemerintah. Karena teori yang
unggul dan sistem sistem ekonomi yang sesuai syariah sama sekali bukan
2021 PERBANKAN SYARIAH
13 Dr. (cand) H. Jazuli Suryadhi, S,Ag, M.Si
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
merupakan jaminan bahwa perekonomian umat islam akan otomatis maju.

Sistem ekonomi islami hanya memastikan bahwa tidak ada transaksi ekonomi
yang bertentangan dengan syariah. Tetapi kinerja bisnis tergantung pada man
behind the gun-nya. Karena itu pelaku ekonomi dalam kerangka ini dapat saja
dipegang oleh umat non muslim.

Perekonomian umat islam baru dapat maju bila pola pikir dan pola laku muslimin
dan muslimat sudah itqan (tekun) dan ihsan (profesional). Ini mungkin salah satu
rahasia sabda Nabi saaw: ―Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan
akhlak‖. Karena akhlak (perilaku) menjadi indikator baik-buruknya manusia. Baik
buruknya perilaku bisnis para pengusaha menentukan sukses-gagalnya bisnis
yang dijalankannya.

Pandangan Islam terhadap Harta dan Ekonomi

1. Pemilik Mutlak Segalanya didunia ini, termasuk harta, adalah


Allah SWT. Seperti tertera dalam QS,

2. Status Harta Yang Dimiliki adalah sbb :

a. Harta sbg titipan. Karena itu manusia akan dimintai


pertanggung jawaban atas harta yang dimilikinya didunia, dari
mana memperolehnya dan untuk apa dibelanjakannya

b. Harta sebagai Perhiasan Hidup. Harta merupakan


kesenangan didunia, dengan memiliki harta, maka manusia
bisa mendapatkan kesenangan lebih dari orang lain yang
tidak memiliki harta.

c. Harta Sebagai ujian keimanan. Adanya perintah pensucian


harta melalui zakat, kemudian pendistribusian harta untuk
orang-orang yang tidak mampu, perlakuan pemilik harta
terhadap orang yang berhutang dan memiliki piutang.

d. Harta sebagai bekal Ibadah. Dengan harta, manusia bisa


beribadah lebih tenang tanpa diributkan dengan persoalan

2021 PERBANKAN SYARIAH


14 Dr. (cand) H. Jazuli Suryadhi, S,Ag, M.Si
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
kekurangan harta.

Dengan harta yang dimiliki, ia bisa beramal dan


memperbanyak ibadah, misalnya ibadah ditanah suci.
Sebagai mana kita tahu, pahala ibadah sholat di masjidil
haram di mekah nilainya 100.000 kali lebih banyak dari sholat
dimesjid lain.

3. Pemilikan harta dilakukan melalui usaha yang halal dan sesuai


dengan aturanNya. Ada banyak aturan mengenai pemilikian harta ini,
misalnya, adanya zakat atas penghasilan yang diperoleh disesuaikan
dengan jenisnya masing-masing. Ada juga cara mendistribusikan
harta melalui waris yang juga diatur secara lengkap dalam al
Qur’an.

4. Dilarang Mencari Harta, berusaha atau bekerja yang dapat


Melupakan Kematian, Melupakan dzikrullah, Melupakan shalat dan
zakat. Silahkan mencari harta asalkan mengikuti rambu rambu yang
telah ditetapkan seperti tidak mendekati riba, gharar dan maysir , dan
Memusatkan harta kekayaan hanya pada sekelompok orang kaya
saja. Maka, dianjurkan melakukan mudharabah, bekerja sama Antara
pemilik modal dan pekerja dalam pola bagi hasil, sehingga yang
asalnya hanya pekerja, akan memiliki kemungkinan mengumpulkan
modal dan akhirnya menjadi pemodal. Tidak seperti pola interaksi
yang sekarang umum berlaku, dimana pekerja akan selamanya
menjadi pekerja, karena mereka diberi peran hanya sebagai pegawai
upahan dan yang sulit meningkatkan taraf hidup.

5. Dilarang Menempuh usaha yang haram seperti melalui kegiatan riba,


perjudian, jual beli barang yang dilarang, mencuri, merampok, curang
dlm takaran, cara yang batil dan merugikan dan melalui suap

Daftar Pustaka

1. Karim, Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, 2006, Raja

2021 PERBANKAN SYARIAH


15 Dr. (cand) H. Jazuli Suryadhi, S,Ag, M.Si
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Grafindo Persada, Jakarta.
2. Antonio, Muhammad Syafi’i, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, 2007,
Jakarta.
3. Lewis,, Mervyn, Algoud, Latifa M, Perbankan Syariah, Serambi Ilmu
Semesta, 2007,
4. Qardhawi Yusuf, Bunga bank Haram, Akkbar Media Sarana 2005, Jakarta

2021 PERBANKAN SYARIAH


16 Dr. (cand) H. Jazuli Suryadhi, S,Ag, M.Si
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai