Maret 2020
LASER IN GLAUCOMA
Oleh :
Vita Rahayu
Pembimbing :
Dr. dr. Noro Waspodo, Sp.M
dr. A. Tenrisanna Devi, Sp.M(K), M.Si, MARS
dr. Ririn Nislawati, Sp.M, M.Kes
1
4.3.5 Komplikasi Laser Iridotomi ............................................. 42
4.4 Laser Gonioplasti/Iridoplasti ...................................................... 43
4.4.1 Indikasi Laser Gonioplasti/Iridoplasti .............................. 44
4.4.2 Kontraindikasi Laser Gonioplasti/Iridoplasti ................... 44
4.4.3 Evaluasi Pra Laser Gonioplasti/Iridoplasti ....................... 45
4.4.4 Prosedur Laser Gonioplasti/Iridoplasti ............................. 45
4.4.5 Komplikasi Laser Gonioplasti/Iridoplasti ........................ 47
4.5 Cyclophotocoagulation ................................................................ 47
4.5.1 Indikasi Cyclophotocoagulation ....................................... 50
4.5.2 Teknik Trans-Scleral Cyclophotocoagulation ................. 51
4.5.3 Teknik Endo-Cyclophotocoagulation .............................. 52
4.5.4 Teknik Micropulse Cyclophotocoagulation ..................... 54
4.5.5 Komplikasi Cyclophotocoagulation ................................... 55
4.6 Laser Suture Lysis ....................................................................... 56
4.6.1 Prosedur Laser Suture Lysis ............................................... 56
4.7 Laser Sklerostomi .................................................................. 59
4.7.1 Sejarah Laser Sklerostomi ................................................ 59
4.7.2 Indikasi Laser Sklerostomi ............................................... 61
4.7.3 Prosedur Laser Sklerostomi .............................................. 61
4.7.4 Komplikasi Laser Sklerotomi ........................................... 63
4.8 Laser Goniopuncture ............................................................... 64
4.8.1 Indikasi Laser Goniopuncture ........................................... 65
4.8.2 Prosedur Laser Goniopuncture ......................................... 66
4.7.4 Komplikasi Laser Goniopuncture .................................... 68
Bab V Penutup ............................................................................................. 71
Lampiran Parameter Laser ........................................................................... 72
Daftar Pustaka ............................................................................................... 75
2
BAB I
PENDAHULUAN
akhirnya kebutaan yang diartikan sebagai ketajaman visual dengan nilai 20/200
atau bidang visual kurang dari 20 derajat. Pada tahun 2020, diperkirakan sekitar
79,6 juta orang di dunia akan menderita glaukoma dan lebih dari 11 juta akan
mengalami kebutaan karena glaukoma. Lebih dari 2 juta orang berusia 40 tahun
lebih dari setengah dari kasus ini mungkin tidak terdiagnosis atau tidak diobati. 1
Dua bentuk glaukoma yang paling umum yaitu glaukoma sudut tertutup
primer (PACG) dan glaukoma sudut terbuka primer (POAG) yang merupakan tipe
yang paling sering. Banyak pasien glaukoma yang tidak bergejala bahkan hingga
tekanan intraokular pada glaukoma juga memerlukan beberapa terapi obat dari
kelas yang berbeda. Namun pada pasien yang tidak toleran terhadap obat, kurang
kehilangan lapang pandangan yang progresif pada terapi obat maksimal, maka
3
dokter dapat mengambil prosedur pembedahan. Pembedahan meliputi prosedur
profilaksis dalam berbagai jenis glaukoma. Kata laser pertama kali digunakan
pada tahun 60an saat cahaya dihasilkan dengan menstimulasi emisi radiasi. Kata
Radiation. Karakteristik fisik dan panjang gelombang cahaya laser sangat spesifik
untuk mencapai lapangan terapi dengan cepat. Sinar laser bersifat monokromatik
koheren spasial, dan temporal, sehingga memungkinkan hasil sinar beam laser
yang fokus ke tempat yang sangat kecil dengan daya yang besar per unit area.
Monokromasitas memiliki arti bahwa sinar laser terdiri dari hampir satu panjang
gelombang yang memiliki konsekuensi besar pada mata yang diterapi. Hal ini
memungkinkan cahaya dapat terserap secara efektif oleh pigmen yang terkandung
Laser iridotomi atau laser iridoplasti paling sering dilakukan pada PACG.
Pada kasus lebih jarang, untuk menurunkan tekanan pada PACG dilakukan laser
Pada semua pasien yang menerima pengobatan, hampir satu dari tujuh
orang dengan glaukoma akan menjadi buta pada satu mata dalam dua dekade.
Penelitian terbaru mengatakan bahwa satu dari enam pasien buta secara bilateral
4
ditemukannya glaukoma pada stadium yang sudah lanjut dan ketidakpatuhan
1
pasien pada pengobatan serta kontrol ke dokter.
5
BAB II
ANATOMI
2.1 Embriologi
diferensiasi membentuk struktur bola mata yang kompleks. Endoderm tidak ikut
4
dalam pembentukan mata.
6
Perkembangan bilik mata depan dimulai dengan invaginasi vesikel lensa
pada ektoderm permukaan dan kemudian memisahkan diri pada minggu ke-5
sampai minggu ke-6 masa gestasi. Jaringan mesenkim yang terletak pada
dari membran pupil. Sel-sel dari jaringan ini akan bergerak ke anterior dalam tiga
tahap antara minggu ke-6 dan ke-8 masa gestasi, membentuk endotel kornea,
stroma iris, dan stroma kornea. Pembentukan sudut dimulai dari pertumbuhan sel-
sel-sel tahap kedua (membran pupil primer) dari tepi kantong optik. Muskulus
sfingter dan dilator pupil iris berasal dari sel-sel pigmen neuroektoderm. Jaringan
mesenkim akan membentuk jaringan ikat dan pembuluh darah iris. 5–8
Sudut bilik mata depan dibentuk pada bulan ke-3 dan ke-4 masa gestasi.
Pada bulan ke-5 masa gestasi berada setingkat dengan kanalis Schlemm dan pada
waktu lahir, kanalis Schlemm berada sejajar dengan skleral spur. Trabekular
meshwork mulai berkembang pada bulan ke-3 sampai ke-4 masa gestasi dari
jaringan sel-sel mesenkim yang tidak berdifferensiasi krista neural. Pada bulan ke-
dan berdifferensiasi progresif membentuk multipel lamel. Pada waktu lahir, akar
7
2.2 Anatomi Bilik Mata Depan
Struktur dasar mata yang berhubungan dengan humor akuos adalah iris,
korpus siliaris, kamera okuli anterior, dan sistem aliran humor akuos yang terdiri
2.2.1 Iris
Iris adalah bagian struktur anterior dari traktus uvea yang memberikan
warna pada mata,karena adanya melanosit dari sel-sel pigmen yang memberi
warna pada iris. Struktur iris terdiri atas pembuluh darah dan jaringan
ketebalan 0,5 mm. Bagian paling tebal terletak pada daerah sentral yang
merupakan struktur yang berbentuk garis zig zag yang disebut collarette dan
tertipis pada akar iris yang melekat pada permukaan anterior korpus siliaris dan
8
Iris dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian permukaan anterior dan
permukaan posterior. Permukaan anterior iris terbagi atas dua zona yaitu zona
pupilaris pada bagian sentral dan zona siliaris pada bagian perifer. Kedua zona ini
dipisahkan oleh collarette yang terletak dua pertiga dari akar iris ke pinggir pupil
(sekitar 2 mm dari pinggir pupil) dan merupakan bagian paling tebal dari iris dan
Zona pupilaris terletak diantara pinggir pupil dan collarette. Pinggir pupil
pada zona ini lebih dikenal dengan pupilary ruff (papillary frill) yang mempunyai
bentuk seperti cincin dengan pigmen gelap. Pada zona pupilaris ini dapat
Zona siliaris pada permukaan anterior dibagi lagi menjadi tiga bagian yaitu
inner smooth area, a middle furrowed area , dan marginal cribriform area. Zona
silisaris mempunyai struktur pola radier yang tersusun dari anyaman jaringan
penyambung dan terletak di bawah pembuluh darah stroma. Pada zona ini terdapat
9
Struktur pada permukaan posterior lebih halus dan lebih teratur
dibandingkan permukaan anterior . Pada permukaan posterior iris ini terdapat dua
tipe lipatan radier yaitu lipatan kontraksi yang terletak 1 mm dari pupil dan lipatan
basal dari corpus siliaris berbatasan dengan akar iris. Korpus siliaris berfungsi
sebagai pembentuk humor akuos dan berperan dalam akomodasi lensa. Lebar
korpus siliaris 6-7 mm, yang secara garis besar dibagi atas 2 bagian yaitu pars
plikata dan pars plana. Pars plikata memiliki permukaan yang berlipat-lipat, kaya
10
Prosessus siliaris merupakan tempat diproduksinya humor akuous dengan
ukuran panjang ± 2 mm, lebar ±0.5 mm, dan tingginya ± 0.9 mm. Setiap
prosessus siliaris mengandung pleksus kapiler yang disuplai oleh arteriole anterior
dan posterior yang berasal dari arteri sirkulus mayor. Sedangkan drainase setiap
pleksus dilakukan oleh 1 atau 2 venula besar yang berada pada bagian depan tepi
prosessus siliaris. Pars plana korpus siliaris memiliki permukaan yang lebih
halus, di lapisan bawah terdapat lapisan stroma yang tipis dan serat otot siliaris
korpus vitreus, yang terikat kuat dengan bagian posteror pars plana dan ora
serrata. Sebagian besar humor akuous yang diproduksi oleh korpus siliaris dan
didrainase ke anterior melalui pupil selanjutnya menuju sudut bilik mata dan
masuk melalui jalinan trabekular ke dalam kanalis Schlemm dan selanjutnya akan
Bilik mata depan di anterior dibatasi oleh permukaan dalam kornea dan di
posterior oleh permukaan anterior lensa. Diameter bilik mata depan bervariasi
antara 11.3 – 12.4 mm dengan kedalaman ± 3.15 mm dengan volume rata-rata 220
µL dan diisi oleh humor akuous. Sudut bilik mata depan terdiri atas : Trabekular
meshwork dan kanalis Schlemm, batas anterior korpus siliaris, Schwalbe’s Line,
11
Sulkus skleral terdiri atas kanalis Schlemm pada bagian luar, dan jalinan
trabekular pada bagian dalam. Scwalbe’s line, batas perifer membran Descemet,
membentuk tepi anterior dari sulkus, sedang skleral spur sebagai batas posterior.
Skleral spur menerima insersi dari otot siliaris longitudinal, dan kontraksinya akan
membuka ruang trabekular. Sel-sel kontraksi juga ditemukan dalam skleral spur
sirkular yang dilapisi oleh trabekulosit. Sel-sel ini bersifat kontraktil yang
jalinan ini berbentuk segitiga dengan Schwalbe’s line sebagai apeks, serta skleral
12
Trabekular meshwork dibagi atas 3 lapisan : 7
memanjang dari akar iris, dan badan siliar kea rah garis schwalbe. Susunan
dan bagian yang terbesar. Berasal dari ujung sklera sampai garis schwalbe.
Terdiri dari kepingan trabekula yang berlubang elips yang lebih kecil dari
uveal meshwork.
endothel dari diniding bagian dalam kanalis schlemm. Bagian ini berperan
13
BAB III
GLAUKOMA
merupakan satu-satunya faktor risiko penyebab primer, ada tidaknya unsur TIO
menentukan TIO yakni produksi akuous humor dari korpus siliar, resistensi aliran
akuous. Pada kebanyakan individu, nervus optik dan perubahan lapangan pandang
tampak pada glaukoma ditentukan oleh tingkatan TIO dan resistensi akson nervus
optik terhadap tekanan yang merusak. Walaupun perubahan secara progresif pada
primer tidak terkait kalainan sistemik dan ocular yang menyebabkan peningkatan
resistensi aliran akuous atau sudut tertutup. Glaukoma primer umumnya memberi
efek terhadap kedua mata sedang glaukoma sekunder dipengaruhi oleh penyakit
sistemik atau ocular yang berfungsi menurunkan aliran akuous. Penyakit dengan
terbuka diklasifikasikan sebagai primer ketika tidak ada kelainan anatomi yang
14
menjadi penyebab mengarah pada obstruksi aliran dan peningkatan TIO yang
dapat ditemukan. Etiologi secara umum dianggap berupa abnormal dari matriks
juxtakanalikular. 2,6,11
Pada papil nervus optik penderita glaukoma tahap lanjut dapat dievaluasi
adanya penggaungan yang terjadi karena hilangnya akson, pembuluh darah, dan
sel glia. Kehilangan jaringan diawali pada lamina kribosa disertai pemadatan dan
fusi dari laminar plates yang terutama terjadi pada kutub superior dan inferior dari
disc papil nervus optik. Pada glaukoma stadium lanjut terjadi kerusakan jaringan
yang lebih luas sampai mengenai cribriform plate. Kerusakan papil nervus optik
dan ekstrinsik. Peningkatan TIO merupakan faktor risiko utama kerusakan papil
papil nervus optik pada penderita glaukoma. Teori pertama adalah teori mekanik
yang menyebutkan bahwa penekanan langsung terhadap serat akson dan struktur
kematian sel ganglion retina. Teori iskemia menjelaskan bahwa terjadi iskemia
15
atau dari proses intrinsik dalam nervus optik. Penurunan perfusi mengakibatkan
keluhan mata kabur, lapang pandang yang menyempit sampai kebutaan total.
Umumnya pasien datang sudah dalam stadium lanjut dengan kerusakan lapang
dari peningkatan TIO serta penyulit yang mungkin ada, serta evaluasi papil nervus
papil nervus optik didapatkan peningkatan rasio cup dan disk lebih dari 0,4 serta
kelainan lapang pandang. Untuk membedakan antara glaukoma sudut terbuka dan
16
ophthalmoscopy yang dapat menilai keadaan papil nervus optik dengan lebih
tekanan intraokular pada glaukoma juga memerlukan beberapa terapi obat dari
kelas yang berbeda. Namun pada pasien yang tidak toleran terhadap obat, kurang
kehilangan lapang pandangan yang progresif pada terapi obat maksimal, maka
kerusakan nervus optik, TIO, kerapuhan jaringan diskus papil nervus optik, ada
berusia tua, TIO tinggi yang tidak responsif terhadap pengobatan, jaringan diskus
yang rapuh, penderita penyakit sistemik lain, penderita yang terlambat mendapat
17
BAB IV
LASER IN GLAUCOMA
Kata laser pertama kali digunakan pada tahun 60an saat cahaya dihasilkan
dengan menstimulasi emisi radiasi. Kata LASER adalah singkatan dari Light
panjang gelombang cahaya laser sangat spesifik untuk mencapai lapangan terapi
dengan cepat. Sinar laser bersifat monokromatik koheren spasial, dan temporal,
sehingga memungkinkan hasil sinar beam laser yang fokus ke tempat yang sangat
kecil dengan daya yang besar per unit area. Monokromasitas memiliki arti bahwa
sinar laser terdiri dari hampir satu panjang gelombang yang memiliki konsekuensi
besar pada mata yang diterapi. Hal ini memungkinkan cahaya dapat terserap
secara efektif oleh pigmen yang terkandung pada jaringan mata, misalnya
gelombang lebih pendek dari 300 nm atau lebih besar dari 100 nm. Di antara
spektrum penyerapan sesuai karakteristik pigmen dalam jaringan. Efek laser dapat
diringkas menjadi tiga kelompok yaitu efek fotokimia, termal dan ionisasi. Efek
molekul. Efek termal hadir ketika penyerapan foton oleh elektron meningkatkan
18
dalam jaringan. Ketika suhu mencapai 60 derajat, akan terjadi kerusakan ikatan
molekul dan denatirasi beberapa protein intraseluler. Jika energi laser cukup kuat
untuk memisahkan elektron dari orbit luar atom, atom atau molekul tersebut akan
pigmen seluler. Melanin menyerap panjang gelombang paling baik antara 400 dan
100 nm. Sistem pengiriman laser digunakan dalam glaukoma laser perawatan
dibagi menjadi dua kelompok: laser kontak dan non-kontak. Sistem pengiriman
laser non-kontak menghasilkan sinar yang difokuskan ke area terapi melalui slit
lensa dengan mata yaitu mata dan kelopak mata lebih stabil, mengurangi aberasi
optik pada permukaan anterior kornea dan untuk mendapatkan akses ke struktur
mata. Laser Krypton menghasilkan sinar merah (647 dan 676 nm). Laser Argon
menghasilkan sinar hijau (514,5 nm) dan sinar hijau-biru (514,5 dan 488 nm).
memberikan cahaya inframerah (1064 nm) yang digunakan dengan mode Qswitch
dalam fotodisrupsi. Laser dioda menghasilkan sinar merah (640 nm) dan cahaya
inframerah (800-820 nm) yang dapat melalui perangkat serat optik untuk laser
19
Terapi baru telah dibuat dalam terapi glaukoma untuk meningkatkan
aliran keluar aqueous dengan merusak trabecular meshwork dan dinding bagian
(diameter inti 320 mikron, 385 micron coating-diameter) menerapkan pulse laser
20
Terapi laser dilakukan sebagai terapi primer, adjuvan, ataupun terapi
profilaksis dalam berbagai jenis glaukoma. Pada POAG, terapi laser bertujuan
untuk meningkatkan aliran keluar dan mengurangi aliran masuk. Sedangkan pada
PACG, terapi laser bertujuan untuk membebaskan aliran dari blok pupil,
melakukan modifikasi dari kontur iris dan mengurangi aliran masuk. Laser
iridotomi atau laser iridoplasti paling sering dilakukan pada PACG. Pada kasus
untuk POAG, efek samping dan kepatuhan yang buruk, menyebabkan kurangnya
system yang berbeda dapat digunakan termasuk laser argon, laser dioda, dan Q-
switched Nd:YAG laser. Laser trabekuloplasti bersifat relatif efektif dan non-
meshwork. 2,13
21
4.2.1 Mekanisme Laser Trabekuloplasti
pelebaran area tersebut memungkinkan lebih banyak aliran keluar. Pada semua
bentuk LTP, sebagian besar peneliti percaya bahwa mediator kimia, khususnya
termal untuk menurunkan TIO. Mekanisme ALT cenderung tumpah tindih dengan
mekanisme SLT, dan juga terdapat peregangan mekanis di ruang trabekular. ALT
kurang efektif. Efek ALT berkurang dari waktu ke waktu dan tingkat keberhasilan
22
Gambar 7. Argon Laser Trabeculoplasty (ALT)17
switched Nd:YAG laser yang digunakan pada SLT, secara selektif diserap oleh sel
oksigen bebas yang dapat menyebabkan inflamasi pasca operasi. Jumlah monosit
23
dan makrofag dalam trabekular meshwork meningkat secara substansial inilah
18,19
yang dipercaya berperan dalam penurunan tekanan intraokular pada SLT.
Aplikasi laser dibuat lebih mudah dengan menargetkan area terapi, yang
dapat mengarah pada hasil yang lebih konsisten. Protokol yang dilaporkan (seperti
pengobatan 180-360 derajat TM) dan hasilnya sangat bervariasi, tetapi penurunan
responsif. Sekitar 2/3 pasien akan mencapai penurunan TIO dalam 6 bulan terapi
180 derajat TM. Pada pasien dengan hipertensi okular dan glaukoma dini sekitar
80% akan jauh berkurang dan mencapai target tekanan dalam 3 tahun. 15
Pada umumnya efek akan berkurang dari waktu ke waktu tetapi karena
tidak ada kerusakan jaringan akibat termal, maka pengobatan dapat diulang
kembali dengan hasil yang sukses, bahkan jika pengobatan awal tidak berhasil.
Total energi per nanometer spotsize dalam SLT lebih dari 6500 kali lebih rendah
yang diinduksi oleh ALT dan SLT dengan melakukan pemeriksaan jaringan
histologis luas pada area bintik laser pada uveoscleral meshwork. Sedangkan pada
mata yang diterapi dengan SLT, struktur trabekular dan uveoskleral meshwork
telah sepenuhnya hilang dari lokasi titik laser. Selain itu, di area yang berdekatan
dengan laser, terdapat penyusutan lokal, skar halus, fagositosis dari granul pigmen
24
dan deformasi sel endotel trabekular terlihat pada junction uveoskleral dan
endotel. Hasil ini relevan dengan ekspansi lapisan superficial endotelial yang
hasil yang diperoleh. Energi yang dikirim ke trabekular meshwork jauh lebih
rendah dibandingkan laser dan argon dengan komplikasi yang relatif rendah
Salah satu kelebihan SLT adalah dapat diulangnya terapi pada mata yang
sebelumnya telah menjalani terapi SLT atau ALT. Damji et al mengatakan bahwa
pasien dengan ALT atau SLT yang gagal sebelumnya memiliki hasil yang lebih
baik saat diterapi dengan re-SLT dibandingkan re-ALT. Namun, apa SLT
25
memiliki kemanjuran jangka panjang yang lebih baik dari ALT paska terapi laser
MLT adalah modalitas yang relatif baru menggunakan durasi pulse sangat
untuk merangsang sel tanpa kerusakan. Seperti SLT dan ALT, tidak ada reaksi
jaringan yang terlihat. Area target yang lebih kecil daripada SLT dapat membatasi
efek pada jaringan yang berdekatan, dengan hasil menunjukkan sebanding dengan
Gambar 9. Ilustrasi area target pada SLT dan ALT (kiri) dan MLT (kanan) 15
Berbagai studi prospektif telah menunjukkan bahwa ALT dan SLT dapat
dihasilkan oleh LTP mirip dengan analog prostaglandin, dengan LTP diharapkan
menurunkan TIO sebesar 20-25%. LTP secara efektif dapat mengurangi TIO pada
26
POAG, ocular hypertension, pigmentary glaucoma, pseudoexfoliation syndrome,
phakic. Namun LTP tidak efektif untuk mengobati beberapa jenis glaukoma
closure, atau developmental glaucoma. LTP dapat dicoba pada angle recession
menjadi tidak efektif. Kontraindikasi relatif lain untuk LTP adalah kurangnya efek
pada mata lainnya. Jika mata mengalami kerusakan parah dan tekanan intraokular
27
4.2.4 Evaluasi Pre Laser Trabekuloplasti
Layaknya evaluasi pra operasi pada umumnya, evaluasi pra laser meliputi
a. Pre treatment
awal paska laser. Berikan tetes obat yang sama setelah prosedur dilakukan
terutama pada kasus dengan sudut sempit mengingat ada potensi yang
b. On Treatment
inferior tervisualisasi.
detik dan daya 700 mW (kisaran 300-1200 mW, sebagian besar tergantung
28
memiliki tepi jernih. Reaksi optimal yang diperoleh adalah gambaran
pucat sangat ringan atau munculnya gelembung gas. Jika reaksinya tidak
dilakukan secara teratur dengan jarak lebih dari 180° dari sudut. Banyak
praktisi menerapkan terapi awal 180° dari sudut, kemudian 180° lainnya
29
Gambar 10. Ilustrasi skematik ALT daya 50nm dan hasil yang diperoleh. 16
Prosedur SLT. Pengaturan daya awal yang umum adalah 0,8 mJ. Seperti
(kisaran 0,3–1,0 mJ). Ukuran dan durasi spot ditetapkan pada 400 μm dan
3 ns. Sinar beam berpusat pada sel trabekular meshwork berpigmen dan
power laser. Jumlah spot laser pada SLT serupa dengan ALT. Total energi
yang digunakan untuk SLT jauh lebih sedikit daripada untuk ALT. Studi
klinik menunjukkan bahwa prosedur SLT aman dan efektif, dengan efek
menurunkan TIO sebanding dengan hasil yang diperoleh dari ALT. Studi
30
Gambar 11. Laser Selective Trabeculoplasty. 22
signifikan pada terapi 180 derajat dan 360 derajat pada pasien POAG. Sebaliknya,
memberikan pencapaian tekanan yang lebih rendah dibanding 180. Begitu pula
penelitian lain menetapkan bahwa SLT lebih dari 360 lebih mungkin untuk
31
mencapai tekanan yang lebih rendah dan mengurangi variasi TIO per kunjungan
meskipun non-steroid atau tetes steroid non poten dapat digunakan jika
Pemeriksaan TIO harus dilakukan 30-60 menit setelah laser dilakukan untuk
Tindak lanjut tergantung pada tingkat risiko yang dirasakan (biasanya 1–2
minggu)
32
4.2.6 Komplikasi Laser Trabekuloplasti
yang terjadi pada sekitar 20% pasien. TIO yang dilaporkan mencapai 50-60
mmHg, dan kenaikan sementara ini dapat menyebabkan kerusakan tambahan pada
saraf optik dan lapang pandangan visual. Lonjakan TIO sementara ini tergantung
pada energi yang digunakan per pulse dan energi total yang diberikan.
Peningkatan ini jarang terjadi ketika laser hanya dilakukan sudut 180 °.
lanjut. Kenaikan TIO biasanya terjadi pada jam pertama paska operasi.
carbonic anhydrase inhibitor (CAIs) adalah obat-obat lain yang terbukti dapat
responsif terhadap obat topikal dapat diberikan agen hyperosmotic dan CAI oral.
2,13,15
umumnya meresepkan obat anti-inflamasi topikal selama 4-7 hari setelah LTP;
namun ada juga menggunakannya hanya jika terdapat inflamasi yang meningkat.
Komplikasi lain yang dapat terjadi setelah ALT adalah formasi PAS. Komplikasi
LTP langka lainnya yaitu hifema, inflamasi kornea berupa penipisan kornea dan
perubahan endotelial cell count yang bersifat sementara, maupun edema kornea
(mirip dengan keratitis lamellar diffuse yang terlihat setelah operasi refraktif
33
kornea), reaktivasi dari virus herpes simpleks, dan IOP yang terus meningkat yang
Sugar pada tahun 1973 dan dengan laser argon oleh Abraham dan Miller pada
tahun 1975. Sedangkan laser iridotomi dengan Nd:Yag, pertama kali digunakan
pada tahun 1984. Dalam laser iridotomi, lubang kecil dibuat dengan laser untuk
anterior chamber, yang mana memungkinkan iris terbebas dari oklusi pada
Iris yang lebih gelap seringkali lebih tebal dan akan membutuhkan
pretreatment dengan laser berbeda dan diperlukan anestesi lain selain tetes mata
topikal. Laser iridotomi paling sering digunakan setelah serangan glakoma sudut
tertutup, dimana mata lain biasanya berisiko dan juga memerlukan iridotomi laser
untuk mencegah serangan serupa. Pada hasil laser yang baik, mata mungkin masih
34
4.3.1 Indikasi Laser Iridotomi
tertutup primer (PACG), PAC akut, sudut tertutup kronik (CACG), tetapi juga
dapat diindikasikan pada penutupan sudut sekunder dengan blok pupil. Blok pupil
relatif adalah mekanisme utama dari obstroksi aliran aquos pada pasien glaukoma
sudut terututup. Pada blok pupil, terdapat sumbatan aliran dari posterior ke
anterior melalui celah pupil sehingga menyebabkan tekanan lebih tinggi pada
iris perifer ke anterior menutup sudut bilik anterior (lihat gambar 6C). 23
dikonfirmasi hanya jika iridotomi paten gagal mengubah konfigurasi iris perifer
Absolut :
2. Inflamasi kronik
35
Relatif :
pemeriksa, distorsi anatomi karena efek tekanan dan kesulitan dalam pengukuran
resolusi tinggi, dimana memiliki keuntungan yaitu lebih nyaman untuk pasien
karena tanpa kontak, kurangnya distorsi anatomi karena tekanan kontak serta hasil
karena adanya kornea keruh, ruang dangkal, dan iris yang membengkak pada
obat topikal, CAI intravena, atau osmotik, yang akan membantu menjernihkan
kornea dan membuat pasien lebih nyaman. Dalam beberapa negara, TIO
36
atau brimonidine dapat membantu untuk mengkontrisikan pupil dengan maksimal
sehingga iris menjadi lebih tipis dan mudah ditembus, selain itu dapat mengurangi
lonjakan TIO paska laser. Riwayat pasien yang harus ditanyakan mengenai
argon, laser dioda, ataupun kombinasi dioda-Nd:YAG atau kombinasi laser argon-
pada ras Kaukasian tetapi tidak cukup untuk ras Asia yang memiliki pigmen iris
lebih banyak. Untuk prosedur kombinasi (sequential laser), laser argon atau dioda
iris yang sangat berpigmen. Nd:YAG iridotomi lebih disukai dalam prosedur ini.
Secara umum, lebih sedikit pulse dan lebih sedikit energi yang dibutuhkan untuk
membuat iridotomi paten dengan laser Nd:YAG dibandingkan dengan argon laser.
2,3,15,25
37
Gambar 12. Perbedaan laser Argon dan laser Nd:Yag. 24
38
diplopia atau silau disebakan iridotomi setengah tertutupi oleh tepi
kelopak. Secara radial, iridotomi harus ditempatkan pada sepertiga luar
untuk mengurangi risiko kerusakan lensa. Cara termudah untuk menembus
iris adalah melalui kripte iris. Terdapat variasi dalam teknik, dan warna
iris menetukan teknik mana yang terbaik.
mesin laser. Spot size dan durasi telah ditetapkan. Iridotomi paling sering
detik, ukuran spot 50-μm, dan 900 mW, sedangkan pengaturan Nd: YAG
adalah 2-5 mJ
Pada iris biru yang cenderung tipis, energi yang dibutuhkan sekitar 2-4 mJ.
Resiko rusaknya lensa meningkat pada daya lebih dari 5mJ. Beberapa
praktisi lebih memilih single pulse shots, namun yang lainnya ada yang
39
Terapi laser termal awal (argon atau dioda) sering diperlukan pada iris
ukuran spot kecil 50 nm dan durasi yang relatif singkat 0,03-0,05 detik.
Ukuran yang optimal berkisar 150-200 nm, dan 400nm pada kasus uveitis.
40
c. Post treatment
Terapi berlebihan harus dihindari karena resiko inflamasi paska laser dan
lonjakan TIO. Pengobatan lebih lanjut dapat dilakukan beberapa hari jika
menit hingga 30 menit dilanjutkan setiap jam hingga 6-8 jam paska laser
sehari selama seminggu, terutama pada pasien dengan iris berpigmen tipis.
Agen miotik seperti pilocarpine 2% tiga kali sehari hingga 1 minggu paska
tetap paten.
41
Di mata phakic, midriatikum tidak disarankan periode awal 6 minggu.
TIO harus diperiksa 1-2 jam setelah prosedur untuk mengetahui lonjakan
TIO awal. Kontrol rutin umumnya dilakukan 1-2 minggu, tergantung pada
harus diteruskan selama 1-2 minggu tergantung pada kenaikan TIO paska
lonjakan TIO pasca operasi yang dapat meningkatkan kerusakan saraf optik,
inflamasi dan penutupan iridotomi yang terlambat. Selain itu terdapat kompilikasi
lain seperti perdarahan, kerusakan lensa dan kapsul anterior, luka bakar kornea,
mencegah kerusakan pada lensa, dokter bedah harus berhati-hati dengan laser
komplikasi pada laser argon, meliputi kekeruhan lensa, peningkatan TIO yang
akut, uveitis anterior transien atau persisten, penutupan dini iridotomi, sinekia
42
4.4 Laser Gonioplasti/Iridoplasti
Laser iridoplasti atau yang juga dikenal dengan gonioplasti dibuat pertama
kali oleh Krasnov, dengan menggunakan energi laser yang ditembakkan di dekat
akar iris untuk memisahkan iris dan trabekular meshwork. Pada mata yang telah
menjalani iridotomi laser tetapi iris belum kembali dengan baik, laser iridoplasti
dengan argon laser dapat dilakukan. Laser diterapkan ke margin luar iris untuk
menjauhkan iris dari drainase meshwork dan membuka sudut drainaser. Laser ini
dapat digunakan untuk mencoba membuka penutupan sudut akut, tetapi lebih
sering diterapkan pada dasar elektif, misalnya pada sindrom iris plateau. 2,17,22
pertama untuk glaukoma sudut tertutup akut. Sebuah studi yang membandingkan
TIO pada kelompok yang diobati dengan laser pada 15 menit, 30 menit dan satu
tertentu dari obat medis konvensional karena obat memerlukan waktu untuk onset,
sebaliknya laser iridoplasty memiliki onset aksi segera dan menghasilkan jauh
lebih tinggi penurunan TIO. Dengan demikian, iridoplasti perifer adalah cara yang
berguna terutama pada kasus plateu iris, ACG kronis dan OAG dengan ruang
dangkal. Dengan menarik akar iris dari sudut, iridoplasti bertindak seperti
43
4.4.1 Indikasi Laser Gonioplasti/Iridoplasti
2. Serangan akut glaukoma sudut tertutup namun tidak dapat dilakukan laser
iridotomi
narrow angle
6. Nanophthalmos
1. Serupa dengan kontraindikasi iridotomi laser ditambah dengan tumor iris atau
44
4.4.3 Evaluasi Pra Laser Gonioplasti/Iridoplasti
Suatu sudut yang tertutup dari sindrom plateau iris tidak akan terbuka
a. Pre treatment21
sebelum laser.
b. On treatment 2,15,21
Pasien duduk di depan mesin laser dengan posisi yang nyaman dan
Pengaturan laser umum untuk laser hijau argon adalah durasi 0,5 detik,
ukuran spot 200-500-μm, dan daya 200–500 mW. Waktu dan energi dapat
45
Gambar 14. Skematik luka laser pada iridoplasti 21
Jumlah luka bakar sangat bervariasi, energi dan exposure ditingkatkan jika
kontrasi gagal terjadi, terutama pada iris yang gelap akan membutuhkan
daya yang lebih kuat. Jika terdapat pembentukan pigmen atau gelap maka
energi dikurangi.
Jumlah luka bakar dalam satu sesi sekitar 8-12 luka bakar di setiap
kuadran, dimana pada umumnya terapi dilakukan pada 180 derajat dalam
Efek kontraksi terlihat segera dari efek pendalaman ruang anterior, namun
Gambar 15. A. Luka bakar laser Iridoplasti di akar iris. B. Gambaran sudut
tertutup sebelum laser. C Gambaran sudut terbuka setelah laser 3
46
Laser Argon Laser
Lensa Goldmann 3-mirror lens atau Abraham Lens
Power 200-500 mW
Ukuran Spot 200-500 µm
Durasi 0.2-0.5 detik
Jumlah bidikan 30-50 spot pada 360 derajat
Tujuan sinar bidik Iris paling perifer
Hasil Kontraksi iris dengan anterior chamber yang mendalam
Tabel 5. Parameter laser iridoplasti13
c. Post treatment17,21
Pasien diberi steroid topikal empat kali sehari elama 3-7 hari dan topikal timol
lonjakan IOP yang substansial dan persisten yang mungkin terjadi diperkuat oleh
pigmentasi iris yang kuat. Akomodasi yang terganggu cukup umum terjadi tetapi
hampir selalu bersifat sementara. Selain itu dapat terjadi iritis ringan, luka bakar
di endotel kornea (pada mata dengan sudut yang sangat dangkal), perdarahan, dan
4.5 Cyclophotocoagulation
gelombang kontinu Nd: YAG, argon, dan laser dioda, telah digunakan untuk
47
menghambat aktivitas sekretoris epitel ciliary. Cyclocryotherapy, di mana corpus
tingginya tingkat hypotony dan ptisis bulbi. Modalitas yang paling umum dalam
transscleral cyclophotocoagulation. 2
menyebabkan rusaknya corpus siliaris dan epitel siliaris. Risiko hipotoni dan
ptisis bulbi jauh lebih rendah dengan modalitas terakhir ini (kecuali mata
iskemik), dan modalitas ini telah digunakan dengan aman di mata dengan visus
yang baik. 2
laser secara kontinyu hingga mencapai total energi yang diharapkan. Beberapa
visus hingga kebutaan, hipotoni, ptisis bulbi, dan simpatetik oftalmia. Komplikasi
refrakter atau pada blind painfull eye. Kejadian tersebut tentu dipengaruhi oleh
energi laser yang digunakan (terutama power dan durasi), tipe glaukoma, warna
26,27
iris, ataupun riwayat operasi sebelumnya.
48
Kemudian berkembang penelitian yang menyatakan bahwa penurunan
TIO sangat berkaitan dengan banyaknya spot laser yang diberikan. Murray, dkk
Gambar 18. Gambaran makroskopis perubahan otot siliaris (A). Tampak lokasi
probe diletakkan dengan badan siliar, (B). Sebelum TSCPC, (C).Setelah TSCPC 28
Mode micropulse menjadi populer saat ini karena memiliki efek minimal
49
interval yang konstan. Fungsi interval adalah untuk relaksasi jaringan terhadap
energi termal laser, menurunkan suhu untuk resiko nyeri dan kerusakan jaringan
tahap akhir tidak terkontrol dengan potensi visual minimal, terutama untuk
mengendalikan nyeri. Namun penggunaannya pada mata dengan visual yang baik
terutama pada pasien dengan prognosis buruk untuk dilakukan operasi drainase
menurunkan TIO pada mata yang memiliki potensi penglihatan yang buruk atau
yang merupakan kandidat yang buruk untuk pembedahan insisional. Prosedur ini
berguna di semua jenis glaukoma, dan dapat dipertimbangkan untuk pasien usia
lanjut ketika operasi glaukoma lain tidak memungkinkan atau pada kesehatan
beberapa dokter untuk menurunkan TIO di mata buta disertai nyeri (tidak ada
persepsi cahaya) atau di mata yang telah dilakukan banyak prosedur pembedahan.
Intervensi lain yang tersedia untuk poor visual adalah injeksi alkohol retrobulbar,
digunakan di mata dengan potensi visual yang lebih baik karena ada sedikit
50
4.5.2 Teknik Trans-Scleral Cyclophotocoagulation3
2. Pengaturan laser 1,5-2 detik dan 1500-2000 mW; ukuran spotnya adalah tetap.
4. Sekitar 12-24 luka bakar ditembakkan di posterior limbus lebih dari 360 °,
5. Tembakan lebih sedikit dapat digunakan untuk mata dengan penglihatan yang
baik, untuk mengurangi risiko komplikasi. Namun, lebih banyak sesi terapi
6. Berikan steroid topikal poten setiap jam pada hari paska laser kemudian 2 jam
51
7. Antibiotik topikal dan cycloplegic (mis. cyclopentolate 1% dua kali sehari)
10. Kontrol dilakukan setelah 1-4 hari, tergantung pada risiko, untuk mengetahui
52
3. Probe dapat diinsersikan baik di limbus atau melalui pars plana. Dalam
dengan memposisikan probe lebih dekat atau lebih jauh dari prosessus.
7. Berikan steroid topikal poten setiap jam pada hari paska laser kemudian 2 jam
11. Kontrol dilakukan setelah 1-4 hari, tergantung pada risiko, untuk mengetahui
53
4.5.4 Teknik Micropulse Cyclophotocoagulation29,31
4. Probe kontak dapat diinsersikan baik di limbus atau melalui pars plana. Dalam
pendekatan limbal, viskoelastik kohesif ditempatkan di belakang iris dan
anterior ke lensa untuk memperdalam ruang sulkus siliaris. Lekukan diarahkan
ke kornea.
Gambar 19. Posisi G probe (MP3 pulse) saat pemakaian. Tanda merah (notch)
diposisikan dekat limbus, tanda biru (flat) di dekat palpebra
54
5. Lakukan gerakan menyapu sepanjang limbus, hindari arah jam 3 dan 9.
6. Kurangi power perlahan (150mW) hingga tidak terdengar lagi bunyi ‘pop’,
Mode yang digunakan MP CPC ini adalah penggunaan energi diode laser
secara siklik (non-continuous), setiap lasernya dipisahkan oleh pause (off cycle).
Aplikasi siklik dan off cycle ini membuat laser dapat lebih fokus ke target epitel
berkontraksi sehingga dapat menjadi fase cool off, diharapkan dapat menurunkan
terjadinya komplikasi. 32
subkonjungtiva
5. Uveitis fibrinous, hifema, dan edema makula sistoid setelah ECP sekitar 10%
kasus.
6. Komplikasi serius jarang terjadi dan termasuk hipotensi kronis, phthisis bulbi,
7. Ada laporan tunggal skleritis dan ophthalmia simpatetik setelah terapi ini.
55
4.6 Laser Suture Lysis
lensa Goldmann di tahun 1983. Akhir-akhir ini, lensa baru telah dirancang untuk
memfasilitasi prosedur dan suture lysis telah menjadi prosedur yang ditetapkan
berfungsi untuk dilakukan titrasi filtrasi dan manajemen bleb yang gagal. Selama
menjaga regulasi aliran aquos menuju bleb. Jika TIO paska operasi terlalu tinggi
dalam yang mungkin disebabkan oleh flap sklera yang terlalu ketat, atau terjadi
fibrosis pada bleb, laser suture lysis dapat dilakukan untuk meningkatkan aliran
Laser suture lysis adalah metode alternatif yang efektif untuk melepaskan
jahitan demi menurunkan resistensi skleral pada aliran aquos dan menurunkan
TIO. Laser suture lysis memiliki keuntungan karena merupakan teknik sederhana
yang dapat dilakukan secara rawat jalan dan tidak memerlukan keterampilan
bedah untuk melepas jahitan sehingga mengurangi waktu bedah yang lama. 33,34
termal. Prosedur suture lysis menggunakan argon laser pada gelombang 532 nm
dengan : 27,28
56
Laser Argon Laser
Lensa Hoskins atau Blumenthal
Power 250-750 mW
Ukuran Spot 50 µm
Durasi 0.1 detik
Tujuan sinar bidik Benang nylon
Hasil Lisisnya jahitan benang nylon
Tabel 9. Parameter laser suture lysis
Gambar 20. Lensa Hoskins yang dipakai pada prosedur suture lysis.33,35
Lensa Hoskins memiliki keuntungan utama yang memili flensa yang dapat
digunakan untuk mengangkat kelopak mata atas, dan pada bagian tengah lensa
memiliki kontur yang datar, sehingga tidak menyebabkan distorsi pada sinar
beam. Selain itu, terdapat jenis lensa lain seperti Volk Blumenthal yang dapat
dipakai pada suture lysis. Tekanan ringan pada konjungtiva dengan lensa di
57
Gambar 21. Prosedur suture lysis menggunakan lensa Volk Blumenthal. 34
dilakukan pada hari pertama paska operasi. Prosedur ini dapat dilakukan hingga 2
minggu setelah operasi (atau hingga 3-5 minggu jika menggunakan antifibrotik
dapat terjadi kegagalan bila adanya sesuatu yang tebal menutupi kapsul tenon,
menyerap energi laser dan mengalami cedera termal, karena spektrum serapan
hemoglobin dan melanin sekitar 532 nm (hampir sama dengan benang nylon yang
dipakai). Jika terjadi hal ini maka direkomendasikan menggunakan laser Krypton
(merah), dimana energinya mendekati 600 nm, sehingga sedikit peluang untuk
Power 500-1000 mW
Ukuran Spot 50 µm
Durasi 0.1 detik
Tujuan sinar bidik Benang nylon
Hasil Lisisnya jahitan benang nylon
Tabel 10. Parameter laser suture lysis dengan laser Krypton.
58
Laser dioda merah yang memiliki gelombang 810 nm juga jauh lebih lebih
efektif untuk melisiskan jahitan nylon, karena serapan spektrumnya jauh di luar
kisaran optimal untuk jahitan nylon. Laser YAG dengan panjnag gelombang 1064
nm juga dapat digunakan, namun jika pemfokusannya tidak akurat, ada resiko
untuk mengurangi TIO pada pasien yang tidak terkontrol dengan obat-obatan.
keamanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan trabekulektomi tetapi salah satu
kelemahan utama dari prosedur ini adalah prosedur yang sulit. Komplikasi yang
sering terjadi dari manual NPDS adalah perforasi pada ruang anterior yang tidak
filtrasi. Insufficient tissue dissection juga merupakan masalah umum lain yang
59
berhubungan dengan sulitnya prosedur, mencegah keefektifitasan perkolasi cairan
Albert Einstein mendirikan dasar teori untuk laser pada tahun 1917 dan
konsep ini dikembangkan lebih lanjut selama bertahun-tahun. Ada minat besar
dalam menggunakan laser untuk terapi glaukoma. Secara teoritis, operasi filtrasi
kolateral yang disebabkan oleh energi yang tersebar di lokasi filtrasi, sehingga
keberhasilan jangka panjang prosedur. Menggunakan laser dengan daya serap air
yang tinggi dan hamburan cahaya rendah dapat mengurangi tingkat kerusakan
Laser CO2 adalah salah satu laser gas yang paling awal dikembangkan.
darah, dan penyerapan energi laser yang efektif oleh air atau cairan apa pun,
bedah. Manfaat pulse nanosecond atau picosecond dari Nd: YAG, Er: YAG dan
laser Ho: YAG sebelumnya telah diteliti dalam laser sklerostomi, namun terapi ini
tidak efektif atau tidak diterima secara luas, karena kerusakan termal yang
disebabkan oleh laser dan relaksasi mekanis yang terjadi selama dilakukan laser.
Kerusakan kolateral yang parah menstimulasi fibrosis dan jaringan parut, yang
60
selanjutnya dapat mengakibatkan obstruksi filter fistula, yang pada akhirnya
femtosecond memiliki durasi pulse yang sangat pendek, intensitas sangat tinggi,
dan efek ablasi presisi tinggi, sehingga sangat menguntungkan untuk operasi
invasif minimal di berbagai bidang medis, seperti pembuatan flap kornea pada
operasi refraktif. 37
Laser sklerostomi dapat dilakukan pada pasien dengan primary open angle
oleh CO2 laser ablasi progresif pada jaringan scleral. Ablasi berhenti ketika
perkolasi air dicapai karena cairan menyerap energi laser dan mencegah penetrasi
jaringan yang tersisa dari ablasi lebih lanjut dan perforasi yang tidak diinginkan
61
1. Prosedur dilakukan dibawah anestesi retrobulbar ataupun pembiusan
umum.
kali dengan interval waktu 2-3 detik hingga zona perkolasi dapat dengan
mudah diidentifikasi.
7. Lakukan pembedahan dengan laser CO2 pada skleral yang tersisa hingga
8. Laser akan terhenti otomatis oleh adanya aqueous di dasar diseksi dan
9. Flap scleral kemudian direposisi dan dijahit dengan jahitan nilon 10-0.
62
A B
C D
Gambar 22. Langkah prosedur laser CO2 sklerostomi dengan mesin IOPtimate.
A. Peritomi dan skleral flap mencapai clear cornea. B. Sinar bidik merah
menunjukkan dan membatasi zona ablasi laser. C. Ablasi ditujukan ke kanal
Schlemm. D. Reposisi dan penjahitan konjungtiva 38
potensi kerusakan yang disebabkan oleh energi yang tersebar. Kerusakan termal
keberhasilan jangka panjang dari prosedur ini. Menggunakan laser dengan daya
serap air tinggi dan hamburan cahaya rendah dapat mengurangi tingkat kerusakan
beberapa komplikasi yang terjadi pada pasien yang dilakukan laser sklerotomi
63
1. Hifema
dengan benar. 41
mikroperforasi. 42
Jika lamella ini terlalu tebal karena diseksi bedah yang tidak memadai atau
fibrosis pasca operasi yang berlebihan, TIO dapat meningkat. Kenaikan TIO awal
64
disebabkan oleh diseksi bedah yang tidak lengkap, dan fibrosis membran
hipotonik. 41,43
operasi glaukoma non filtrasi belum mencapai tingkat TIO yang diharapkan. Sulit
mengidentifikasi secara pasti alasan untuk setiap peningkatan TIO karena dapat
berbeda di setiap pasien. Pada periode awal paska operasi, TIO dapat berfluktuasi
sehingga sulit dibedakan apakah TIO yang meningkat adalah hasil dari
viskoelastik intraokular, respon steroid paska operasi, jaringan parut, adhesi iris
65
Gonioskopi adalah alat yang sangat bermanfaat untuk menentukan apakah
akibat Descemet diblok oleh synekia iris perifer. Goniopuncture harus dilakukan
dengan hati-hati jika terdapat ruang anterior yang dangkal atau jika iris terletak
akhir paska operasi tetapi harus dilakukan sebelum fibrosis total atau kolapsnya
a. Pre Treatment35
obat-obatan medis
b. On Treatment35
66
Gambar 23. Gambaran gonioskopi yang menunjukkan area operasi dan
41,44
area bidik sinar laser
Lakukan laser goniopuncture dengan Nd:Yag laser dalam mode free Q-
Switched dengan daya 3-6 mJ, spot size 3-10 µm, dalam jumlah 2-15
window. Dalam kasus yang jarang, kekuatan yang lebih tinggi mungkin
Laser Nd:Yag
Lensa Goldmann style lens or gonioscopy contact lens such
as the Haag-Streit AG CGAL goniolens
Power 3-6 mJ
Ukuran Spot 3-10 µm
Jumlah bidikan 2-15
Tujuan sinar bidik area post operasi nonpenetrating
Hasil Trabeculo-Descemet Window ditembus oleh laser
Tabel 12. Parameter laser goniopuncture.
67
c. Post Treatment35
Berikan steroid topikal empat tetes sehari dalam 7-14 hari untuk
selanjutnya dalam 1-3 minggu kemudian, tergantung pada TIO pre laser,
laser.
Jika tidak terlihat tusukan pada TDW saat pasien kontrol dan target TIO
dekompresi okular. Meskipun jarang, namun gejala yang dapat terjadi yaitu
seperti :41,43,45
1. Peningkatan TIO
Merupakan kondisi yang paling sering terjadi akibat adanya hifema atau iris
2. Hifema
refluks darah melalui sistem drainase alami kembali ke mata. Terkadang sinar
laser bisa mengenai pembuluh darah kecil di area TDW. Hal ini dapat bersifat
sementara dan dapat sembuh sendiri lebih dari 1-2 minggu. Namun selama
68
terdapat hifema, maka sistem drainase dapat terblok sehingga menyebabkan
TIO yang terlalu rendah setelah LGP adalah hal yang jarang. Ketika kondisi
ablasio koroid.
Hal ini lebih sering terjadi pada keadaan prolaps iris walaupun bisa juga tidak.
Jika iris atau jaringan parut menghalangi TDW maka TIO akan meningkat.
Komplikasi ini dapat terjadi hingga 10% bagi yang menjalani LGP. Jika iris
juga dapat terjadi akibat komplikasi ini. Lebih umum terjadi pada sudut
sempit, warna iris coklat, dan TIO pre laser yang tinggi (>25 mmHg). Untuk
untuk membatasi resiko inkarserasi iris. Iridotomi juga dapat dilakukan pada
saat LGP atau setelahnya untuk mencegah atau mengobati komplikasi ini.
Selain komplikasi di atas, komplikasi lain yang dapat terjadi adalah seperti
peradangan pada mata, perdarahan vitreous, robekan zonula lensa, ablasi retina,
ruang anterior yang dangkal, katarak sekunder, edema kornea yang menyebabkan
penglihatan kabur.45
69
Komplikasi yang paling relevan terjadi hingga 25 % adalah inkarserasi
iris, terutama jika pembukaan terlalu besar atau ditempatkan terlalu ke posterior.
Untuk mencegah komplikasi, mata harus diterapi dengan pilokarpin dan carbonic
Formasi adhesi iris dan atau inkarserasi iris melalui mikroperforasi yang tidak
prosedur. Jika terapi medis dengan miotikum tidak mengembalikan kontrol TIO,
41,42
laser atau sinekiolisis dapat dipertimbangkan.
70
BAB V
PENUTUP
Dua bentuk glaukoma yang paling umum yaitu glaukoma sudut tertutup
primer (PACG) dan glaukoma sudut terbuka primer (POAG) yang merupakan tipe
terapi obat dari kelas yang berbeda. Namun pada pasien yang tidak toleran
terhadap obat, kurang patuh pada rencana perawatan maupun pada penderita yang
profilaksis dalam berbagai jenis glaukoma. Adapun terapi laser yang dapat dipilih
prosedur post operasi yaitu laser suture lysis, laser sklerotomi, dan laser
pasien.
71
Lampiran Parameter Laser
a. Laser Trabekuloplasti13
b. Laser Iridotomi13
72
c. Laser Iridoplasti13
d. Cyclophotocoagulation17
73
Tabel Parameter Laser Micropulse Cyclophotocoagulation
Laser Diode
Power 1250 mW (dark brown iris),1500 mW (blue iris)
Durasi 4000 ms (dark brown iris), 3500 ms (blue iris)
Tujuan probe Di sekitar limbus 180-360º
Hasil Bunyi pop
f. Laser Goniopuncture41
74
DAFTAR PUSTAKA
1. Gupta, D. & Chen, P. P. Glaucoma. Am. Fam. Physician 93, 668–674
(2016).
2. Migdal C, Gregory W, Hitchings R,etAl. Surgical Therapy for Glaucoma.
In: Glaucoma. Basic and Clinical Science Course, Section 10. San
Francisco: American Academy of Ophthalmology. 2018. Hal 124.
3. Mastering the Techniques of Laser Applications in Ophthalmology. (Jaypee
Brothers Medical Publishers (P) Ltd., 2007). doi:10.5005/jp/books/10505.
4. Basky D. Anatomy of the Uveal Tract, In: Duane’s Clinical Ophthalmology
on CD-ROM. Lippincott Williams and Wilkins Publisher. Philadelphia.
2003.
5. Garg A, Mastering the thechnique of Glaukoma Diagnosis and
Management : 1st edition, Jetpee Brother Medical Publishers, New delhi,
India, 2006, p. 1-38.
6. Khurana A K, Comprehensive Ophtalmology, 4th ed, New Age
International Limited, Publishers, New Delhi, 2007 : p.133-136.
7. Cibis GW, abdel Latief AA, Bron AJ, et al; BCSC section 2, Fundamental of
prinsiple ophthalmology. San fransisco, 2011-2012 ; p.50 – 272.
8. Kanski JJ, Bowling Brad; Clinical Ophthalmology a systemic approach. 7th
Ed. London,2011: p.311-313.
9. Weingeist, Thomas A. Fundamentals and Principle of Ophthalmology.
Section 2. American Academy of Ophthalmology. San Fransisco. 2016.
10. Marrison JC, Freddo TF, and Toris CB, Anatomy and physiology of
aqueous humor formation, in : Glukomascince and practice. New York,
2003 : p. 24-77.
11. Gabelt B.T and Kaufman P.L, Aqueous humor hydrodynamics in Adlers
physiology of the eye clinical aplication, 10 th ed. St. Louis, Missouri,
Mosby, 2005 : 237-73.
12. Distelhorst JS, Hughes GM. Open-angle glaucoma. Am Fam Physician.
2003;67(9):1938.
75
13. South East Asia Glaucoma Interest Group & Asian-Oceanic Glaucoma
Society. Asia Pacific glaucoma guidelines. (South East Asia Glaucoma
Interest Group, 2004).
14. Freitas, A. L. et al. Selective laser trabeculoplasty as an initial treatment
option for open-angle glaucoma. Arq. Bras. Oftalmol. 79, (2016).
15. Kanski JJ, Bowling Brad; Clinical Ophthalmology a systemic approach. 9th
Ed. London,2011: p.409-411.
16. De Keyser, M., De Belder, M., De Belder, S. & De Groot, V. Where does
selective laser trabeculoplasty stand now? A review. Eye Vis. 3, 10 (2016).
17. Kumar, A., Kumar, H. & Dada, T. Lasers in ophthalmology: a practical
manual. (Jaypee Brothers Medical Publishers, 2005).
18. Song, J. Complications of selective laser trabeculoplasty: a review. Clin.
Ophthalmol. 137 (2016) doi:10.2147/OPTH.S84996.
19. Katsanos, A. et al. A Review of the Clinical Usefulness of Selective Laser
Trabeculoplasty in Exfoliative Glaucoma. Adv. Ther. 35, 619–630 (2018).
20. Zhou, Y. & Aref, A. A. A Review of Selective Laser Trabeculoplasty:
Recent Findings and Current Perspectives. Ophthalmol. Ther. 6, 19–32
(2017).
21. Laser in Ophthalmology. (Jaypee Brothers Medical Pub, 2009).
22. Laser procedure for glaucoma. Glaucoma Association
https://www.glaucoma-association.com/about-glaucoma/treatments/laser.
23. Yunard, A., Oktariana, V. D., Artini, W. & Prihartono, J. Comparison of
Intraocular Pressure and Anterior Chamber Angle Changes between
Pilocarpine and Laser Peripheral Iridotomy. J. Curr. Glaucoma Pract. 13,
32–36 (2019).
24. Bikas Bhattacharyya & Jaypee Brothers (Jaypeedigital). Clinical
Applications: YAG Laser (Ophthalmology). (2005).
25. Chan, P. P., Pang, J. C. & Tham, C. C. Acute primary angle closure–
treatment strategies, evidences and economical considerations. Eye 33, 110–
119 (2019).
76
26. Williams AL, Moster MR, Rahmatnejad K, et.al. 2018. Clinical efficacy and
safety profile of micropulse transscleral cyclophotocoagulation in refractory
glaucoma. Philadelphia, Journal of Glaucoma.
27. Rootman DB, Howarth D, Kerr JQ, et.al. Sterile single use cover for the G-
probe transscleral cyclodiode. J Glaucoma, 2011;20:260-265.
28. Murray J, Wang R, Padilla S,Wen K.(2017).Transscleral laser induces
aqueous outflow pathway motion and reorganization. UW Medicine Eye
Institute. https://www.iridex.com/portals/0/pdf/Transcleral-induces-aqueous-
outflow-pathway-motion-and-reorganization-Dr.pdf.
29. Gaasterland DE, Radcliffe NM, Vold SD, Kammer JA. (2012).
Reconsidering Transscleral Cyclophotocoagulation. Insert To Glaucoma
Today. January/February 2012.
30. Dastiridou, A. I. et al. Cyclodestructive Procedures in Glaucoma: A Review
of Current and Emerging Options. Adv. Ther. 35, 2103–2127 (2018).
31. Kumar, H. et al. Lasers in glaucoma. Indian J. Ophthalmol. 66, 1539–1553
(2018).
32. Aquino,M., Barton, K., Tan,A., Sng, Chelvin., Li, Xiang., Loon,SC., Chew,
PT. (2015). Micropulse versus Continuous Wave Transscleral Diode
Cyclophotocoagulation in Refractory Glaucoma: A randomized exploratory
Study. Clin Experiment Ophthalmol. 2015;43(1):40-46.
33. Bournias, T. E. Glaucoma Laser Therapy : Clinical pearls from an
experienced surgeon. Glaucoma Today 4 (2004).
34. Ramakrishna, S., Nelivigi, S., Sadananda, A. M. & Ganesh, S. Study of
efficacy and timing of laser suture lysis in reducing intraocular pressure after
trabeculectomy with mitomycin-C. Oman J. Ophthalmol. 9, 144–149
(2016).
35. Singh, J., Bell, R. W., Adams, A. & O’Brien, C. Enhancement of post
trabeculectomy bleb formation by laser suture lysis. Br. J. Ophthalmol. 80,
624–627 (1996).
77
36. CO2 Laser-assisted Sclerectomy Surgery for Open-angle Glaucoma.
touchOPHTHALMOLOGY https://www.touchophthalmology.com/co2-laser-
assisted-sclerectomy-surgery-for-open-angle-glaucoma/ (2012).
37. Shi, Y. et al. External sclerostomy with the femtosecond laser versus a
surgical knife in rabbits. Int. J. Ophthalmol. 5, 258–265 (2012).
38. The Surgical Procedure - IOPtima - CO2 Laser Assisted Glaucoma Surgery.
IOPtima - CO2 Laser Assisted Glaucoma Surgery http://ioptima.co.il/for-
physicians/the-surgical-procedure/.
39. Nagy, Z., Bausz, M., Kránitz, K. & Kiss, H. Results of CO 2 laser-assisted
sclerotomy surgery (CLASS procedures) in eyes with primary open-angle
glaucoma. Dev. Health Sci. 1, 78–81 (2018).
40. Jankowska-Szmul, J., Dobrowolski, D. & Wylegala, E. CO2 laser-assisted
sclerectomy surgery compared with trabeculectomy in primary open-angle
glaucoma and exfoliative glaucoma. A 1-year follow-up. Acta Ophthalmol.
(Copenh.) 96, e582–e591 (2018).
41. Tam, D. Y., Barnebey, H. S. & Ahmed, I. I. K. Nd: YAG Laser
Goniopuncture. J. Glaucoma 22 (8), 620–625 (2013).
42. Penaud, B. et al. Outcomes of Laser Goniopuncture Following
Nonpenetrating Deep Sclerectomy With Mitomycin C: A Large
Retrospective Cohort Study. J. Glaucoma 28, 51–55 (2019).
43. Mansouri, K., Mariani, A. & Ravinet, E. Reconditioning of the trabeculo-
descemet’s membrane with the 532-nm Nd : YAG (SLT) laser after deep
sclerectomy. Eye 25, 1655–1657 (2011).
44. Sabur, H., Baykara, M. & Can, B. Laser intervention on trabeculo-
Descemet’s membrane after resistant viscocanalostomy: Selective 532 nm
gonioreconditioning or conventional 1064 nm neodymium-doped yttrium
aluminum garnet laser goniopuncture? Indian J. Ophthalmol. 64, 568–571
(2016).
45. Richardson, David. YAG Laser Goniopuncture After Non-Penetrating
Glaucoma Surgeries (NPGS). http://new-glaucoma-treatments.com/yag-
laser-goniopuncture-after-non-penetrating-glaucoma-surgeries/ (2015).
78