Anda di halaman 1dari 2

 Hubungan dengan kasus indeks : indeks/kasus yang pertama kali ditemukan (I), keluarga (K),

tetangga (T), teman sepermainan (TS), teman kerja (TK)


 Bentuk lesi : papilloma (P), pailoma (PI), ulkus (U), macula (M), hyperkeratosis (K), lesi tulang (T)
 Lokasi lesi : tangan(T), kaki (K), muka (M), badan (B)
 Hasil pemeriksaan : (+), (-)
 Diagnosis : konfirmasi (K) : kasus suspek atau kasus probable frambusia dengan pengujian RDT
(+); RDT negatif (R) : kasus suspek atau kasus probable frambusia dengan pengujian RDT (-);
Probable (P) : kasus suspek yang tinggal di desa endemis frambusia atau kontak erat dengan
penderita frambusia konfirmasi/ probable dengan lokasi lesi pada tungkai, lutut, kaki, atau berusia
<15 tahun; Suspek (S) : sesorang yang menunjukkan satu atau lebih gejala/tanda klinis frambusia
(> 2 minggu)
 Pengobatan : benzathin penicillin (BP), Azitromisin (Azt), lainnya ditulis lengkap
 Hasil follow up : sembuh (S), masih sakit (MS)

Pengobatan
Obat Azitromisin diberikan dengan dosis 30 mg/kg berat badan (maksimum 2 gram) oral, atau dosis
menurut umur (dosis tunggal)  (pada POPM)  sbb :

     Dosis Azitromisin sesuai Umur


   Umur (Tahun)        Dosis Tunggal
          2-5                      500 mg
          6-9                   1.000 mg
        10-15                  1.500 mg
        16-69                  2.000 mg

Biasanya lesi akan menghilang setelah satu minggu. Frambusia menular, maka follow up diperlukan untuk
memastikan kesembuhan
Tatalaksana Kesehatan Masyarakat di Puskesmas

Dalam rangka eradikasi frambusia Indonesia , maka :

 Adanya frambusia konfirmasi dan probable dicatat dalam Register Frambusia Puskesmas dan
dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
 Puskesmas secara berkala setiap bulan, menyampaikan Laporan Bulanan Frambusia, baik ada atau
tidak ada frambusia ditemukan.
 Setiap ditemukan frambusia, dilakukan penyelidikan, surveilans ketat, dan upaya menghentikan
penularan.
 Upaya menghentikan penularan frambusia adalah dengan melakukan pengobatan kasus dan kontak,
atau pemberian obat pencegahan secara massal sesuai hasil penyelidikan

Bahan Bacaan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 8, Tahun 2017 tentang Eradikasi Frambusia

Anda mungkin juga menyukai