Anda di halaman 1dari 10

EVALUASI PELAKSANAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN

PENDIDIKAN (KTSP) PADA MATA PELAJARAN BAKERY DAN


PASTERY DI SMK NEGERI 10 KOTA MEDAN

Siti Wahidah *

Abstrak

Referring to the above background, this study aims to facilitate the vocational schools,
especially in the process of developing curriculum that refers to the preparation of curriculum
guidelines from the National Education Standards Agency (BSNP), which in turn can have a
vocational curriculum documents. In other words, this study produces a model of curriculum
development process that results in a curriculum document. This study aims to determine the
implementation level of the education program curriculum expertise and Pastery Bakery in SMK
Negeri 10 of Medan, and to determine the factors inhibiting and supporting the implementation of the
curriculum and to know the extent of citizen understanding of the school curriculum, support for
school readiness and school resources and the factors related to the teaching-learning process in
accordance with the implementation of the curriculum.
This study is a descriptive research is research that provides an overview or description of a
situation as clearly as possible without any treatment of the object under study. The research method
used is descriptive method. Vice-principal of research subjects and staff as many as 6 people, all
teacher training Bakery and Pastery eyes and as many as 10 students. Collecting data using
questionnaires and interviews supplemented by data. The results showed that the implementation of
the SBC program expertise Catering (Bakery and Pastery) to the level of understanding of vocational
curriculum in the category with the percentage of 66.77%, support for schools in both categories with
the percentage of 77.88%, school readiness and resources by category very good at 57.22%,
preparation, planning, implementation and evaluation of educators in teaching and learning in the
category of very good at 85.77%, while for the implementation process of teaching and learning
process and the final assessment of student learning outcomes in the category very well with
percentage of 83.3% for the implementation of teaching and learning in both categories with the
percentage of 66.77% for the final assessment of student learning outcomes.

Kata Kunci: KTSP dan Bakery Pastery SMK

Pendahuluan Pendidikan (KTSP) yang merupakan


penyempurnaan dari KBK. KTSP adalah
Dalam Peraturan Pemerintah (PP)
kurikulum operasional yang disusun dan
No.19 tahun 2005 pasal 73 (1) yang
dilaksanakan oleh masing-masing satuan
berbunyi, “Dalam rangka pengembangan,
pendidikan/sekolah. (Mulyasa, 2007)
pemantauan dan pelaporan pencapaian
Penyusunan KTSP yang
standar nasional pendidikan, maka
dipercayakan pada satuan tingkat
pemerintah membentuk Badan Standar
pendidikan hampir senada dengan prinsip
Nasional Pendidikan (BSNP)”. BSNP
implementasi KBK yang disebut
kemudian berfungsi sebagai bahan acuan
pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah
bagi Depdiknas dalam mengeluarkan
(KBS). Prinsip ini diimplementasikan
beberapa kebijakan nasional. Salah satu
untuk memberdayakan daerah dan sekolah
kebijakan nasional yang dilakukan BSNP
dalam merencanakan, melaksanakan, dan
adalah dengan mengeluarkan kurikulum
mengola serta menilai pembelajaran
baru yaitu Kurikulum Tingkat Satuan
31
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan FakultasTeknik Unimed Vol.14 No.1/April 2012

sesuai dengan kondisi dan aspirasi faktor-faktor yang menghambat


mereka. Prinsip pengelolaan KBS pelaksanaan KTSP pada pembelajaran
mengacu pada “kesatuan dalam Bakery dan pastery di SMK Negeri 10 di
kebijaksanaan dan keberagamaan dalam Kota Medan?
pelaksanaan”. Yang dimaksud dengan
2. Tujuan Penelitian
“kesatuan dalam kebijaksanaan” ditandai Yang menjadi tujuan
dengan sekolah-sekolah menggunakan dilaksanakannya Penelitian ini adalah
perangkat dokumen KBK yang “sama” untuk mengetahui tingkat keberhasilan
dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan SMK Negeri 10 di Kota Medan dalam
Nasional. Sedangkan “Keberagaman melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan
dalam pelaksanaan” ditandai dengan Pendidikan pada mata pelajaran Bakery
keberagaman silabus yang akan dan Pastery. Untuk mengetahui faktor-
dikembangkan oleh sekolah masing- faktor yang mendukung pelaksanaan
masing sesuai dengan karakteristik
KTSP pada pembelajaran Bakery dan
sekolahnya. KTSP merupakan paradigma Pastery di SMK Negeri 10 di Kota Medan.
baru pengembangan kurikulum, yang Dan untuk mengetahui faktor-faktor yang
memberikan otonomi luas pada setiap menghambat pelaksanaan KTSP pada
pendidikan, dan pelibatan masyarakat pembelajaran Bakery dan Pastery di SMK
dalam rangka mengaktifkan proses Negeri Negeri 10 Kota Medan.
belajar-mengajar di sekolah. Otonomi
diberikan agar setiap satuan pendidikan 3. Manfaat Penelitian
dan sekolah memiliki keleluasaan dalam Manfaat dilaksanakannya penelitian
mengelola sumber daya, sumber dana, ini adalah sebagai bahan masukan bagi
sumber belajar dan mengalokasikannya pihak Departemen Pendidikan Nasional
sesuai prioritas kebutuhan, serta lebih (Depdiknas) untuk membuat kebijakan
tanggap terhadap kebutuhan setempat. pelaksanaan kTSP, Sebagai bahan
KTSP mulai disosialisasikan sejak masukan bagi pengembangan kurikulum,
bulan Agustus 2006. di Sumatera Utara. Sebagai kontribusi ilmiah terhadap
KTSP telah diberlakukan sejak Tahun persoalan KTSP yang berguna bagi
Ajaran 2007/2008. Hal ini berarti pengetahuan dan penelitian selanjutnya
pelaksanaan KTSP di SMA di Kota dan sebagai bahan masukan bagi pihak
Medan sudah berlangsung selama empat sekolah (guru, kepala sekolah) tentang
tahun. Oleh karena itu, peneliti tertarik pelaksanaan kurikulum tingkat satuan
untuk menganalisis keberhasilan dan pendidikan.
hambatan pelaksanaan KTSP untuk mata Tinjauan Pustaka
pelajaran Bakery dan Pastery di SMK.
Untuk itu perlu dilakukan penelitian 1. Pengertian Kurikulum
dengan Rumusan masalahnya adalah Istilah “Kurikulum” berasal dari bahasa
Sejauhmana tingkat keberhasilan SMK latin, yakni “Curriculae”, artinya jarak yang
Negeri 10 di Kota Medan dalam harus ditempuh oleh seorang pelari. Pada
melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan waktu itu pengertian kurikulum ialah jangka
Pendidikan pada mata pelajaran Bakery waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh
siswa yang bertujuan untuk memperoleh
dan Pastery?, Apakah faktor-faktor yang
ijazah. Dengan menempuh suatu kurikulum,
mendukung pelaksanaan KTSP pada siswa dapat memperoleh ijazah. Berdasarkan
pembelajaran Bakery dan Pastery di SMK studi yang telah dilakukan oleh banyak ahli,
Negeri 10 di Kota Medan?, dan apakah dapat disimpulkan bahwa pengertian
Evaluasi Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Ktsp) Pada Mata Pelajaran Bakery Dan Pastery Di
Smk Negeri 10 Kota Medan

kurikulum dapat ditinjau dari dua sisi yang dan mengalokasikannya sesuai prioritas
berbeda, yakni menurut pandangan lama dan kebutuhan, serta lebih tanggap terhadap
pandangan baru. Pandangan lama, atau sering kebutuhan setempat.
juga disebut pandangan tradisional,
2. Mata Pelajaran Bakery Dan Pastery Di
merumuskan bahwa kurikulum adalah
SMK
sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh
murid untuk memperoleh ijazah. Pengertian Mata pelajaran Bakery dan Pastery
ini menunjukkan, bahwa kegiatan-kegiatan pada rumpun Boga dalam GBPP yaitu
kurikulum tidak terbatas dalam ruang kelas mengembangkan keterampilan siswa,
saja, melainkan mencakup juga kegiatan- mengembangkan sikap dan menumbuhkan
kegiatan di luar kelas. Tak ada pemisah yang nilai yang berguna bagi siswa dalam
tegas antara intra dan ekstrakurikulum. Semua kehidupan sehari-hari, serta menumbuhkan
kegiatan yang memberikan pengalaman kreatifitas mahasiswa dalam bereksperimen
belajar/pendidikan bagi siswa pada berbagai hiasan seni yang baru. Proses belajar
hakekatnya adalah kurikulum. Menurut mengajar diharapkan dapat memberikan
undang-undang No.23 tahun 2003 tentang kesempatan untuk mengembangkan
Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan kemampuan (inisiatif, kreatifitas, dan
bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana keterampilan) serta budi luhur siswa
dan pengaturan mengenai isi dan bahan sebagaimana yang diharapkan. Agar
pelajaran serta cara-cara yang digunakan pengajaran mata pelajaran Bakery dan pastery
sebagai pedoman penyelengaraan kegiatan dapat berjalan sesuai dengan fungsinya dalam
belajar mengajar. GBPP, maka mata pelajaran Bakery dan
Dalam Standar Nasional Pendidikan pastery dituntut untuk mengarahkan kepada
(SNP) Pasal 1, ayat 15 dikemukakan bahwa terjadinya kecenderungan-kecenderungan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan berikut; Materi mata pelajaran Bakery Pastery
(KTSP) adalah kurikulum operasional yang yang diberikan hendaknya memiliki
disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing keseimbangan antara yang bersifat teori dan
satuan pendidikan. Penyusunan KTSP yang bersifat praktek; Konsep Bakery dan
dilakukan oleh satuan pendidikan dengan Pastery yang diberikan kepada siswa harus
memperhatikan dan berdasarkan standar fungsional, artinya konsep teknologi yang
kompetensi serta kompetensi dasar yang dipelajari harus ada kaitan dan kegunaannya
dikembangkan oleh Badan Standar Nasional bagi siswa untuk bekal kehidupannya
Pendidikan (BSNP). dimasyarakat maupun untuk dunia industri.
Keuntungan yang bisa diraih guru Dalam pengajarannya penguasaan konsep
dengan Kurikulum KTSP ini adalah dicapai dengan pendekatan ketrampilan
keleluasaan memilih bahan ajar dan siswa proses, dimana dalam hal ini proses dan
diharapkan dapat mengembangkan potensinya produk sama pentingnya. Artinya dalam
sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan pengajaran selain ditekankan pada bagaimana
minatnya (Kompas, 24 April 2006). KTSP prses yang dialami untuk menguasai mata
merupakan strategi pengembangan kurikulum pelajaran Bakery dan Pastery (bukan dengan
untuk mewujudkan sekolah yang efektif, cara menghafal fakta-fakta) ditekankan juga
produktif, dan berprestasi. KTSP merupakan bagaimana konsep yang diperoleh melalui
paradigma baru pengembangan kurikulum, proses eksperimen dan percobaan di
yang memberikan otonomi luas pada setiap laboratorium tersebut.
satuan pendidikan, dan pelibatan masyarakat Mata pelajaran Bakery dan Pastery
dalam rangka mengefektifkan proses belajar- membahas berbagai macam hiasan kue, bahan
mengajar di sekolah. Otonomi diberikan agar pokok dan tambahan dalam pembuatan hiasan
setiap satuan pendidikan dan sekolah kue, serta teknik menghias kue. Dengan
memiliki keleluasaan dalam mengelola tujuan agar siswa dapat memiliki pengetahuan
sumber daya, sumber dana, sumber belajar teknik membuat bakery pastery, memiliki
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan FakultasTeknik Unimed Vol.14 No.1/April 2012

keterampilan tentang bakery pastery. Proses deskriptif kualitatif. Untuk mendukung


pembelajaran Bakery dan Pastery sekurang- tingkat keberhasilan pelaksanaan KTSP
kurangnya meliputi kegiatan pengalaman tersebut maka dibandingkan jawaban angket
belajar teori dan praktek tentang cara guru dengan siswa.
membuat bakery dan pastery. Hasil belajar
Hasil Penelitian dan Pembahasan
bakery dan pastery yang dimaksud adalah
1. Deskripsi Data
hasil belajar yang berada pada kawasan
kognitif dan psikomotor dimana siswa Bahwa berdasarkan Peraturan Menteri
diharapkan dapat menyebutkan dan Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006
menunjukkan alat dan bahan untuk bakery dan tentang Standar Isi penentuan jurusan atau
pastery, serta dapat membuat bakery dan program studi keahlian pada Sekolah
pastery untuk berbagai kesempatan. Menengah Kejuruan (SMK) mengacu kepada
spektrum keahlian pendidikan menengah
Metode kejuruan yang diatur oleh direktorat teknis.
Penelitian dilakukan di SMK Negeri 10 Spektrum keahlian pendidikan menengah
di Kota Medan. Penelitian dilaksanakan pada kejuruan yang sekarang berlaku dinilai sudah
bulan September-November 2011. Dengan tidak sesuai dengan tuntutan Kurikulum
populasi nya siswa SMK Negari 10 di Kota Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
Medan. Sampel diambil secara purposive perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi
dengan pertimbangan yang mewakili SMK dan kebutuhan dunia kerja.
Negeri 10 Medan. Objek penelitian ini adalah Deskripsi hasil penyebaran angket
seluruh Guru-guru Rumpun Boga (Bakery dan guru dianalisis berdasarkan komponen-
Pastery) 6 orang dan Wakil Kepala Sekolah komponen yang ada. Di bawah ini akan
bagian kurikulum serta siswa kelas XI SMK diuraikan hasil penyebaran angket
Negeri. Siswi diambil secara acak sebanyak keterlaksanaan KTSP untuk guru.
10 orang dari kelas XI Boga 1. Sampel Materi kurikulum dikembangkan oleh
sekolah diambil secara purposive berdasarkan sekolah sendiri yang disesuaikan dengan
kategori tinggi, sedang dan rendah dengan potensi sekolah sendiri tapi tetap mengacu
kriteria nilai raport. pada BSNP. Materi pembelajaran
Instrumen Penelitian Variabel ditentukan oleh Pemerintah/Depdiknas dan
penelitian ini adalah Pelaksanaan Kurikulum guru bidang studi yang sejenis antar sekolah.
Tingkat Satuan Pendidikan. Untuk Penerapan pelaksanaan KTSP diawali dengan
memperoleh data yang diperlukan, digunakan membuat perencanaan pembelajaran,
alat pengumpul data dalam penelitian ini yaitu melakukan penilaian, melakukan remedial dan
: (1) Angket, (2) Wawancara, dan (3) pengayaan. Hasil penelitian terhadap
Dokumentasi. Cara Pengambilan Datanya pelaksanaan pembelajaran, penilaian,
melalui angket yang sudah dinyatakan valid, remedial dan pengayaan menunjukkan nilai
disebarkan secara langsung kepada guru-guru dengan kategori baik dengan persentase
bakery dan pastery yang dijadikan sebagai 100%. Penerapan KTSP di SMK Negeri 10
sampel penelitian. Kemudian melakukan Medan telah meningkatkan prestasi belajar
wawancara dengan wakil kepala sekolah siswa. Hal ini dilihat pada nilai rata-rata siswa
bagian kurikulum untuk memperkuat sudah memenuhi Kriteria Ketuntasan
keterangan angket. Dan melakukan studi Minimum (KKM) yang ditentukan sekolah
dokumentasi tentang kelengkapan kurikulum masing-masing, dengan kata lain ketuntasan
sekolah serta membandingkannya dengan hasil belajar bisa tercapai dengan baik. Hasil
kondisi ideal pelaksanaan KTSP. penelitian menunjukkan bahwa 83% siswa
Dalam penelitian ini teknik analisis data setuju dan 77% guru setuju dengan
digunakan untuk mengetahui tingkat dilaksanakannya KTSP di SMK Negeri 10
keberhasilan pelaksanaan KTSP selanjutnya Medan.
data dianalisis dengan teknik analisis Pengembangan program yang
Evaluasi Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Ktsp) Pada Mata Pelajaran Bakery Dan Pastery Di
Smk Negeri 10 Kota Medan

dilaksanakan guru rumpun bakery dan Dalam Standar Nasional Pendidikan


pastery, data yang diperoleh dari angket yang (SNP Pasal 1, ayat 15) dikemukakan bahwa
disebar pada 6 orang guru adalah sebagai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
berikut: (KTSP) adalah kurikulum operasional yang
Guru rumpun restoran (Bakery dan Pastery) disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing
ikut serta dalam meyusun program Tahunan satuan pendidikan. Penyusunan KTSP
sekolah bersama (100%), juga ikut menyusun dilakukan oleh satuan pendidikan dengan
program semesteran (66,7%), sementara guru memperhatikan dan berdasarkan standar
yang mau melaksanakan program mingguan kompetensi dasar yang dikembangkan oleh
yang menjawab sangat baik (50%) dan baik Badan Standar Nasional Pendidikan
juga 50%. Dalam hal menyusun modul, masih (BNSP). KTSP merupakan strategi
ada juga guru yang tidak ikut menyusun pengembangan kurikulum untuk mewujudkan
modul untuk mata pelajaran Bakery Pasteri sekolah yang efektif, produktif, dan
(33,3%). Untuk angket pada pertanyaan berprestasi. KTSP merupakan paradigma baru
apakah guru rumpun Bakery dan Pastery mau pengembangan kurikulum, yang memberi
berdiskusi dengan guru bimbingan konseling otonomi luas pada setiap satuan pendidikan,
untuk pengembangan diri dan meningkatkan dan pelibatan masyarakat dalam
minat siswa dalam berkreativitas mengerjakan mengefektifkan proses belajar-mengajar di
bakery dan pasteri jawabannya sangat baik sekolah. Otonomi diberikan agar setiap satuan
(16,7%) dan baik (83,3%). pendidikan dan sekolah memiliki keleluasaan
dalam mengelola sumber daya, sumber dana,
Pengembangan diri adalah kegiatan
sumber belajar dan mengalokasikannya sesuai
yang bertujuan memberikan kesempatan
prioritas kebutuhan, serta lebih tanggap
kepada siswa untuk mengembangkan dan
terhadap kebutuhan setempat. Dalam KTSP,
mengekspresikan diri sesuai dengan
pengembangan kurikulum dilakukan oleh
kebutuhan, bakat, minat, setiap siswa sesuai
guru kepala sekolah, serta Komite Sekolah
dengan kondisi sekolah. Kegiatan
dan Dewan Pendidikan. Selanjutnya komite
pengembangan diri difasilitasi dan/atau
sekolah perlu merumuskan dan menetapkan
dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga
visi, misi, dan tujuan sekolah dengan berbagai
kependidikan yang dapat dilakukan dalam
implikasinya terhadap program-program
bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan
kegiatan untk mencapai tujuan sekolah.
pengembangan diri dapat dilakukan antara
Dalam Angket tentang Pengembangan
lain melalui kegiatan pelayanan konseling
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
yang berkenaan dengan masalah diri pribadi
Berdasarkan standar kompetensi dan standar
dan kehidupan sosial, belajar, dan
isi dalam silabus yang telah diidentifikasin
pengembangan karier siswa serta kegiatan
dan diurutkan sesuai dengan tingkat
keparamukaan, kepemimpinan, dan kelompok
pencapaiannya pada pelajaran Bakery dan
ilmiah remaja.
Pastery, selanjutnya dikembangkan program-
program pembelajaran yang dapat mendukung
mata pelajaran Bakery dan Pastery tersebut.
Apapun dan bagaimanapun kurikulumnya,
yang paling penting dilakukan guru adalah
menjabarkannya ke dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dengan
kata lain, tugas utama guru dalam kaitannya
dengan dokumen kurikulum adalah membuat
rencana pembelajaran yang akan dijadikan
pedoman pelaksanaan pembelajaran dan
pembentukan kompetensi siswa.
Grafik 2. Pelaksanaan Pembelajaran
Pada grafik 3 dibawah ini tertera bahwa
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan FakultasTeknik Unimed Vol.14 No.1/April 2012

guru yang mengorientasikan materi Bakeri Prinsip kegiatan belajar mengajar


dan pastery dengan Kompetensi Dasar (KBM) Bakery dan Pastery akan mencapai
sebanyak 100%, sementara guru yang hasil yang maksimal dengan memadukan
melibatkan siswa dalam mengalokasikan berbagai metode dan teknik serta media
waktu yang cukup pelajaran bakery dan pembelajaran yang memungkinkan semua
pastery adalah 50% sangat baik, 33,3% baik indera digunakan sesuai dengan karakteristik
dan ada juga guru yang kurang baik 16,7% masing-masing kompetensi. Dalam hal ini
dalam mengakolasikan waktu pelajaran. pada angket tentang apakah guru melakukan
Sementara guru yang mau pre tes dan post tes pada pembelajaran bakery
mengusahakan variasi mengajar dan dan pastery keseluruhan (100%) responsen
memvariasikan metode pembelajaran bakery menyatakan sangat baik, permasalah remedial
pastery itu pada kondisi baik. Dalam hal juga masih terus dilakukan guru-guru demi
prasarana sekolah guru juga ikut dilibatkan keberhasilan siswa dalam pembelajarannya.
dalam mengelolanya, ada 16,6% guru Selain itu guru juga memberikan penilaian
dianggap sangat baik dalam mengelola secara kognifif (50%), afektif (50%) dan
prasarana sekolah, disusul 33,3 yang baik, psikomotorik (50%). Guru yang
tetapi masih ada juga guru yang kurang baik memvariasikan berbbagai sistem penilaian
(33,3%) dalam mengelola sarana sekolh (33,3%) dan yang melaksanakan penilaian
tersebut. Buku-buku juga sangat dibutuhkan secara portofolio hanya 16,7%.
dalam pembelajaran bakery dan pastery dalam
hal ini 100% guru-guru mengakaui masih
menggunakan buku-buku penunjang
pelajaran.

Grafik 5. Dukungan Pihak Sekolah


Dari hasil penyebaran angket sarana
pendukung keterlaksanaan KTSP,
mengungkapkan bahwa sosialisasi kesiapan
Grafik 3. Penyampaian Materi guru dan siswa sudah dilakukan oleh pihak
sekolah sedangkan sosialisasi untuk
memberi pemahaman kepada orang tua
tentang KTSP sedang dilaksanakan oleh
pihak sekolah. Fasilitas pendukung KTSP
yang ada di SMK ini sudah tersedia
meskipun belum lengkap diantaranya
perpustakaan, sarana prasarana olahraga,
sedangkan sarana prasarana untuk kesenian
sedang dibuat. Instrumen untuk
melaksanakan proses belajar mengajar
seperti pedoman penyusunan materi
pelajaran, kurikulum, silabus, dan buku
sudah tersedia tetapi ada juga yang sedang
dibuat.
Grafik 4. Penilaian
Pada grafik 5 diatas, tentang dukungan
dalam pelaksanaan KTSP bahwa Kepala
Evaluasi Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Ktsp) Pada Mata Pelajaran Bakery Dan Pastery Di
Smk Negeri 10 Kota Medan

Sekolah diawalnya telah mensosialisasikan sekolah dan guru-guru terhadap KTSP,


KTSP pada guru dan warga sekolah lainnya, pada umumnya mereka belum memahami
kepala sekolah juga ikut memotivasi guru- dengan baik. Walaupun mereka sudah
guru dalam pelaksanaan KTSP (83,3%), mendapatkan informasi dari berbagai
selain itu rekan-rekan guru dari rumpun yang sumber baik melalui kegiatan seminar
berbeda juga ikut mendukung guru yang maupun dari sumber-sumber lainnya seperti
mengajar Bakery Pastery dalam pelaksanaan dari berbagai media cetak, dan dari Dinas
KTSP bidang Bakery Pastery (66,7%). Tetapi Pendidikan setempat, tetapi pada umumnya
ada juga yang mengatakan KTSP sangat menurut mereka KTSP itu masih abstrak,
menyita waktu (66,7%), dan 33,3% guru sehingga bingung untuk memulainya.
mengatakan bahwa KTSP sangat Sejalan dengan kurangnya pemahaman para
memberatkan guru-guru. kepala sekolah terhadap KTSP, maka guru
yang menjadi responden pada umumnya
mereka sudah dapat menyusun KTSP
secara mandiri.
Terkait dengan adanya panduan
penyusunan KTSP yang dikeluarkan oleh
BSNP, pada umumnya baik kepala sekolah
maupun guru-guru SMK Negeri 10 Medan
sudah pernah membacanya. Pengembangan
model merupakan proses kegiatan
penyusunan KTSP yang diharapkan
menghasilkan suatu produk yaitu berupa
Grafik 6. Pelaksanaan PBM dokumen tertulis KTSP sebagai kurikulum
ideal yang dapat dijadikan panduan dalam
Dari hasil penyebaran angket sarana implementasi KTSP oleh sekolah. Kegiatan
pendukung keterlaksanaan KTSP, guru yang pengembangan model dilakukan untuk
mengajar Bakery dan Pastery telah memfasilitasi sekolah dalam menyusun
melaksanakan pembelajaran dengan maksimal dokumen KTSP dengan mengacu pada
(100%), guru juga memanfaatkan laboratorim langkah-langkah sebagaimana yang
yang tersedia untuk pelaksanaan pembelajaran dikemukakan BSNP dalam mengembangkan
praktikum bakery dan pastery, guru juga telah KTSP.
memasukkan materi bakery dan pastery Pada grafik 7 dibawah dipaparkan
kedalam kehidupan sehari-hari, sehingga bahwa implenetasi KTSP di SMK Negeri 10
siswa dapat mengaplikasikannya dalam sudah cukup baik (100%), juga dalam hal
pembelajaran dan guru menggunakan bahan usaha sekolah untuk mensosialisasikan dan
alami dalam praktikum bakery dan pastery. mensukseskan keberlanjutan KTSP untuk
Selain itu guru juga melaksankan evaluasi selanjutnya di sekolah juga sangat baik
pada mata pelajaran bakery dan pastery (100%), selain itu juga pihak sekolah telah
(66,7%) untuk memperbaiki kinerja gur berusaha keras dalam mengumpulkan
sebelumnya. Kemampuan guru dalam kelengkapan kurikulum, demi terlaksananya
mengelola kelas juga sudah cukup baik, dan KTSP di sekolah (100%). Dalam hal
kemampuan guru dalam melaksanakan Kemampuan guru bakery dan pastery dalam
penilaian dari segi prinsip dan tuja pengembangan silabus dan menyusun RPP
pembelajaran bakery dan pastery sudah cukup masing-masing, yang sangat baik 16,7% dan
baik. yang baik 83,7%.
Hasil Wawacara dengan Wakil Kepala Pelaksanaan pembelajaran Bakery dan
Sekolah Bidang Kurikulum Data Empirik Pastery, pengumpulan data dilakukan dalam
Kondisi Lapangan dalam Pengembangan bentuk observasi langsung dengan responden,
KTSP Dilihat dari pemahaman kepala diketahui bahwa dalam pelaksanaan
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan FakultasTeknik Unimed Vol.14 No.1/April 2012

pembelajaran guru diklat bakery dan pastery sarana dan prasaran sesuai dengan kebutuhan
melaksanakan dengan skenario RPP. siswa dalam tuntutan KTSP tersebut.
Prosentase Pelaksanaan pembelajaran yang
dibuat responden diperoleh hasil 52,371%.
Umumnya membuat kaitan materi ajar
sebelumnya dengan materi yang akan
diajarkan. Proses pembelajaran yang
dilakukan oleh responden adalah metoda
prakrikum di laboratorium, peran serta siswa
masih kurang, mobilitas posisi responden
kurang di dalam kelas, hanya sedikit siswa
yang bertanya dan merespon proses
pembelajaran kepada guru. Berdasarkan
observasi susunan RPP dan observasi
pelaksanaan pembelajaran, disimpulkan
kompetensi pengelolaan pembelajaran Grafik 8. Pelaksanaan KTSP
memiliki nilai persentase 60,17.5%.
Kesimpulan
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka
kesimpulan yang dapat ditarik adalah sebagai
berikut: Pengembangan kurikulum di SMK
Negeri 10 Medan sudah dilaksanakan sesuai
dengan harapan, sekolah telah
mensosialisasikan KTSP pada seluruh warga
sekolah, hanya sekolah belum melibatkan dan
mengundang pihak industri untuk duduk
bersama merumuskan kompetensi-kompetensi
yang dilaksanakan di industri dengan yang
Grafik 7. Implementasi KTSP diajarkan di sekolah.
Peran guru dalam mengembangkan
Lebih lanjut hasil wawancara tentang kurikulum menyangku dua hal yaitu
langkah-langkah yang telah ditempuh sekolah penyusunan silabus dan pengembangan
dalam mengimplementasikan KTSP adalah kurikulum. Penyusunan silabus mengacu pada
sebagai berikut: Langkah pertama adalah KTSP dan perangkat komponen-
analisis konteks sekolah, dengan prosedur komponennya yang dikembangkan
kerja berikut ini. Kepala sekolah dan guru- berdasarkan standar kompetensi dan standar
guru mengidentifikasi sumber-sumber yang isi yang dikembangkan oleh sekolah. Apapun
relevan untuk dijadikan acuan dalam dan bagaimanapun kurikulumnya, yang paling
penyusunan KTSP, sehingga menghasilkan penting dilakukan guru adalah
draf awal dokumen KTSP. Kepala sekolah, menjabarkannya ke dalam RPP. Dengan kata
guru-guru, komite sekolah, dan dinas lain, tugas utama guru dalam kaitannya
tingkat kecamatan, dan tenaga ahli yang dengan dokumen kurikulum adalah membuat
relevan untuk mengkaji draf awal dokumen rencana pembelajaran yang akan dijadikan
KTSP. pedoman pelaksanaan pembelajaran dan
Dari hasil wawancara aterseut dapat pembentukan kompetensi siswa. Guru harus
disimpilkan bahwa guru bakeru dan pastery memiliki kompetensi yang menunjukkan
telah melaksanakan pembelajaran sesuai profesionalitas guru dalam menjalankan
dengan tuntutan KTSP (100%), selain itu juga kurikulum. Guru sebagai pengembang
pihak sekolah telah melengkapai (100%)
Evaluasi Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Ktsp) Pada Mata Pelajaran Bakery Dan Pastery Di
Smk Negeri 10 Kota Medan

kurikulum harus dapat memahami dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan


menghayati pentingnya kompetensi dalam (KTSP) untuk SMK. Direktorat
pengembangan kurikulum. Pendidikan Menengah dan Kejuruan.
Departemen Pendidikan Nasional.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian di Depdikbud. 1997. Monitoring dan Evaluasi
atas, dapat disampaikan saran sebagai Pendidikan Sistem Ganda. Direktorat
berikut. Jenderal Pendidikan Dasar dan
1. Sekolah telah memiliki kemampuan Menengah. Direktorat Pendidikan
untuk melaksanakan KTSP dalam Menengah Kejuruan. Departemen
kategori baik. Hal ini hendaknya menjadi Pendidikan dan Kebudayaan.
motivasi sekolah untuk meningkatkan Hamalik, Oemar. 2008. Dasar-Dasar
kesiapan dan keterlaksanaan KTSP. Pengembangan Kurikulum.
Adapun tujuannya untuk pencapaian Bandung: Rosdakarya.
sasaran sekolah yang lebih baik. Hasibuan, Lias, Kurikulum dan Pemikiran
2. Dalam merencanakan sumber belajar yang Pendidikan,Jakarta: Gaung Persada,
akan digunakan guru sudah merencanakan 2010
dengan baik, namun perlu kajian lebih
Mulyasa, E.(2007) Kurikulum Tingkat Satuan
mendalam berkaitan dengan efektivitas,
Pendidikan. Bandung: Rosdakarya
efisiensi dan tingkat kesesuaiannya denga
kompetensi dasar yang hendak di capai. Mulyasa, E. Implementasi Kurikulum Tingkat
3. Perlu tindak lanjut dalam sosialisasi Satuan Pendidikan, (Jakarta: Bumi
pemahaman susbstansi KTSP kepada para Aksara, 2008
stake holder dan satuan pendidikan. Dan Muhaimin, Pengembangan Model Kurikulum
Perlu perbaikan dalam teknik sosialisasi Tingkat Satuan Pendidikan pada
(pendampingan dan monitoring KTSP) Sekolah dan Madrasah,Jakarta: Raja
agar hasil yang dicapai lebih maksimal. Grafindo Persada, 2008
4. Perlu sosialisasi lebih jauh tentang teknik Nasution, S.(1982).Asas-asas Kurikulum.
penilaian (PPK, Afektif dan Psikomotor) Bandung: Jemmars.
dan penggunaan rapor sebagai informasi Slameto. (1995). Belajar dan Faktor-faktor
prestasi akademik dan non akademik yang Mempengaruhinya. Jakarta:
siswa. Rineka Cipta.
5. Perlu pendampingan yang lebih strategis
dan teknis dalam penyusunan KTSP Sudjana, Nana. 2008. Pembinaan dan
seperti penyusunan APBS, program mulok, Pengembangan Kurikulum di Sekolah.
dan program pengembangan diri. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
6. Dalam melakukan evaluasi kurikulum Sugiyono. (2007). Metoda Penelitian
dapat pula dilakukan melalui Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
benchmarking, dengan bencmarking ini Bandung: Alfabeta
akan kita kita lakukan pembandingan Syah, M. (2006). Psikologi Pendidikan.
efektivitas, efesiensi, kualiatas atau Bandung: Rosdakarya.
produktivitas sebuah kurikulum. Saifuddin, Muhammad Ali. 2009. Pengertian
Daftar Pustaka Pendidikan Sistem Ganda (PSG).
Online. http://forumguru.blogspot.com.
Arikunto, S. (1999) Dasar-dasar Evaluasi Diakses tanggal 8 Maret 2010.
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Sanjaya, Wina. 2009. Kurikulum dan
Dakir. (2004). Perencanaan Dan Pembelajaran (Teori dan Praktik
Pengembangan Kurikulum. Jakarta : Pengembangan Kurikulum Tingkat
Rineka Cipta. Satuan Pendidikan). Jakarta: Kencana.
Depdiknas. 2007. Materi Sosialisasi Subandijah. 1997. Pengembangan dan Inovasi
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan FakultasTeknik Unimed Vol.14 No.1/April 2012

Kurikulum. Jakarta: Raja Grafindo


Persada.
Syah Nur, Agustiar. 2001. Perbandingan
Sistem Pendidikan 15 Negera. Bandung:
Lubuk Agung.
Sagala, Syaiful, Kemampuan Profesional
Guru dan Tenaga Kependidikan,
Bandung: Alfabeta,2009.
Rizali Ahmad, dkk. 2009. Dari Guru
Konvensional Menuju Guru Profesional.
Jakarta: Kompas Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai