Analisis KTSP
Analisis KTSP
Siti Wahidah *
Abstrak
Referring to the above background, this study aims to facilitate the vocational schools,
especially in the process of developing curriculum that refers to the preparation of curriculum
guidelines from the National Education Standards Agency (BSNP), which in turn can have a
vocational curriculum documents. In other words, this study produces a model of curriculum
development process that results in a curriculum document. This study aims to determine the
implementation level of the education program curriculum expertise and Pastery Bakery in SMK
Negeri 10 of Medan, and to determine the factors inhibiting and supporting the implementation of the
curriculum and to know the extent of citizen understanding of the school curriculum, support for
school readiness and school resources and the factors related to the teaching-learning process in
accordance with the implementation of the curriculum.
This study is a descriptive research is research that provides an overview or description of a
situation as clearly as possible without any treatment of the object under study. The research method
used is descriptive method. Vice-principal of research subjects and staff as many as 6 people, all
teacher training Bakery and Pastery eyes and as many as 10 students. Collecting data using
questionnaires and interviews supplemented by data. The results showed that the implementation of
the SBC program expertise Catering (Bakery and Pastery) to the level of understanding of vocational
curriculum in the category with the percentage of 66.77%, support for schools in both categories with
the percentage of 77.88%, school readiness and resources by category very good at 57.22%,
preparation, planning, implementation and evaluation of educators in teaching and learning in the
category of very good at 85.77%, while for the implementation process of teaching and learning
process and the final assessment of student learning outcomes in the category very well with
percentage of 83.3% for the implementation of teaching and learning in both categories with the
percentage of 66.77% for the final assessment of student learning outcomes.
kurikulum dapat ditinjau dari dua sisi yang dan mengalokasikannya sesuai prioritas
berbeda, yakni menurut pandangan lama dan kebutuhan, serta lebih tanggap terhadap
pandangan baru. Pandangan lama, atau sering kebutuhan setempat.
juga disebut pandangan tradisional,
2. Mata Pelajaran Bakery Dan Pastery Di
merumuskan bahwa kurikulum adalah
SMK
sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh
murid untuk memperoleh ijazah. Pengertian Mata pelajaran Bakery dan Pastery
ini menunjukkan, bahwa kegiatan-kegiatan pada rumpun Boga dalam GBPP yaitu
kurikulum tidak terbatas dalam ruang kelas mengembangkan keterampilan siswa,
saja, melainkan mencakup juga kegiatan- mengembangkan sikap dan menumbuhkan
kegiatan di luar kelas. Tak ada pemisah yang nilai yang berguna bagi siswa dalam
tegas antara intra dan ekstrakurikulum. Semua kehidupan sehari-hari, serta menumbuhkan
kegiatan yang memberikan pengalaman kreatifitas mahasiswa dalam bereksperimen
belajar/pendidikan bagi siswa pada berbagai hiasan seni yang baru. Proses belajar
hakekatnya adalah kurikulum. Menurut mengajar diharapkan dapat memberikan
undang-undang No.23 tahun 2003 tentang kesempatan untuk mengembangkan
Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan kemampuan (inisiatif, kreatifitas, dan
bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana keterampilan) serta budi luhur siswa
dan pengaturan mengenai isi dan bahan sebagaimana yang diharapkan. Agar
pelajaran serta cara-cara yang digunakan pengajaran mata pelajaran Bakery dan pastery
sebagai pedoman penyelengaraan kegiatan dapat berjalan sesuai dengan fungsinya dalam
belajar mengajar. GBPP, maka mata pelajaran Bakery dan
Dalam Standar Nasional Pendidikan pastery dituntut untuk mengarahkan kepada
(SNP) Pasal 1, ayat 15 dikemukakan bahwa terjadinya kecenderungan-kecenderungan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan berikut; Materi mata pelajaran Bakery Pastery
(KTSP) adalah kurikulum operasional yang yang diberikan hendaknya memiliki
disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing keseimbangan antara yang bersifat teori dan
satuan pendidikan. Penyusunan KTSP yang bersifat praktek; Konsep Bakery dan
dilakukan oleh satuan pendidikan dengan Pastery yang diberikan kepada siswa harus
memperhatikan dan berdasarkan standar fungsional, artinya konsep teknologi yang
kompetensi serta kompetensi dasar yang dipelajari harus ada kaitan dan kegunaannya
dikembangkan oleh Badan Standar Nasional bagi siswa untuk bekal kehidupannya
Pendidikan (BSNP). dimasyarakat maupun untuk dunia industri.
Keuntungan yang bisa diraih guru Dalam pengajarannya penguasaan konsep
dengan Kurikulum KTSP ini adalah dicapai dengan pendekatan ketrampilan
keleluasaan memilih bahan ajar dan siswa proses, dimana dalam hal ini proses dan
diharapkan dapat mengembangkan potensinya produk sama pentingnya. Artinya dalam
sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan pengajaran selain ditekankan pada bagaimana
minatnya (Kompas, 24 April 2006). KTSP prses yang dialami untuk menguasai mata
merupakan strategi pengembangan kurikulum pelajaran Bakery dan Pastery (bukan dengan
untuk mewujudkan sekolah yang efektif, cara menghafal fakta-fakta) ditekankan juga
produktif, dan berprestasi. KTSP merupakan bagaimana konsep yang diperoleh melalui
paradigma baru pengembangan kurikulum, proses eksperimen dan percobaan di
yang memberikan otonomi luas pada setiap laboratorium tersebut.
satuan pendidikan, dan pelibatan masyarakat Mata pelajaran Bakery dan Pastery
dalam rangka mengefektifkan proses belajar- membahas berbagai macam hiasan kue, bahan
mengajar di sekolah. Otonomi diberikan agar pokok dan tambahan dalam pembuatan hiasan
setiap satuan pendidikan dan sekolah kue, serta teknik menghias kue. Dengan
memiliki keleluasaan dalam mengelola tujuan agar siswa dapat memiliki pengetahuan
sumber daya, sumber dana, sumber belajar teknik membuat bakery pastery, memiliki
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan FakultasTeknik Unimed Vol.14 No.1/April 2012
pembelajaran guru diklat bakery dan pastery sarana dan prasaran sesuai dengan kebutuhan
melaksanakan dengan skenario RPP. siswa dalam tuntutan KTSP tersebut.
Prosentase Pelaksanaan pembelajaran yang
dibuat responden diperoleh hasil 52,371%.
Umumnya membuat kaitan materi ajar
sebelumnya dengan materi yang akan
diajarkan. Proses pembelajaran yang
dilakukan oleh responden adalah metoda
prakrikum di laboratorium, peran serta siswa
masih kurang, mobilitas posisi responden
kurang di dalam kelas, hanya sedikit siswa
yang bertanya dan merespon proses
pembelajaran kepada guru. Berdasarkan
observasi susunan RPP dan observasi
pelaksanaan pembelajaran, disimpulkan
kompetensi pengelolaan pembelajaran Grafik 8. Pelaksanaan KTSP
memiliki nilai persentase 60,17.5%.
Kesimpulan
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka
kesimpulan yang dapat ditarik adalah sebagai
berikut: Pengembangan kurikulum di SMK
Negeri 10 Medan sudah dilaksanakan sesuai
dengan harapan, sekolah telah
mensosialisasikan KTSP pada seluruh warga
sekolah, hanya sekolah belum melibatkan dan
mengundang pihak industri untuk duduk
bersama merumuskan kompetensi-kompetensi
yang dilaksanakan di industri dengan yang
Grafik 7. Implementasi KTSP diajarkan di sekolah.
Peran guru dalam mengembangkan
Lebih lanjut hasil wawancara tentang kurikulum menyangku dua hal yaitu
langkah-langkah yang telah ditempuh sekolah penyusunan silabus dan pengembangan
dalam mengimplementasikan KTSP adalah kurikulum. Penyusunan silabus mengacu pada
sebagai berikut: Langkah pertama adalah KTSP dan perangkat komponen-
analisis konteks sekolah, dengan prosedur komponennya yang dikembangkan
kerja berikut ini. Kepala sekolah dan guru- berdasarkan standar kompetensi dan standar
guru mengidentifikasi sumber-sumber yang isi yang dikembangkan oleh sekolah. Apapun
relevan untuk dijadikan acuan dalam dan bagaimanapun kurikulumnya, yang paling
penyusunan KTSP, sehingga menghasilkan penting dilakukan guru adalah
draf awal dokumen KTSP. Kepala sekolah, menjabarkannya ke dalam RPP. Dengan kata
guru-guru, komite sekolah, dan dinas lain, tugas utama guru dalam kaitannya
tingkat kecamatan, dan tenaga ahli yang dengan dokumen kurikulum adalah membuat
relevan untuk mengkaji draf awal dokumen rencana pembelajaran yang akan dijadikan
KTSP. pedoman pelaksanaan pembelajaran dan
Dari hasil wawancara aterseut dapat pembentukan kompetensi siswa. Guru harus
disimpilkan bahwa guru bakeru dan pastery memiliki kompetensi yang menunjukkan
telah melaksanakan pembelajaran sesuai profesionalitas guru dalam menjalankan
dengan tuntutan KTSP (100%), selain itu juga kurikulum. Guru sebagai pengembang
pihak sekolah telah melengkapai (100%)
Evaluasi Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Ktsp) Pada Mata Pelajaran Bakery Dan Pastery Di
Smk Negeri 10 Kota Medan