HIPERTERMI
O
L
E
H
C. Manifestasi Klinis
1. Suhu tinggi di atas normal
2. Takikardia
3. Hangat pada sentuhan
4. Mengigil
5. Dehidrasi
6. Kehilangan nafsu makan
7. Pernafasan cepat
8. Mulut kering
D. Patofisiologis
Substansi yang menyebabkan deman disebut pirogen dan berasal baik dari
oksigen maupun endogen. Mayoritas pirogen endogen adalah mikroorganisme
atau toksik, pirogen endogen adalah polipeptida yang dihasilkan oleh jenis sel
penjamu terutama monosit, makrofag, pirogen memasuki sirkulasi dan
menyebabkan demam pada tingkat termoregulasi di hipotalamus.
Peningkatan kecepatan dan pireksi atau demam akan engarah pada
meningkatnya kehilangan cairan dan elektrolit, padahal cairan dan elektrolit
dibutuhkan dalam metabolisme di otak untuk menjaga keseimbangan
termoregulasi di hipotalamus anterior.
Apabila seseorang kehilangan cairan dan elektrolit (dehidrasi), maka
elektrolit-elektrolit yang ada pada pembuluh darah berkurang padahal dalam
proses metabolisme di hipotalamus anterior membutuhkan elektrolit tersebut,
sehingga kekurangan caiaran elektrolit mempengaruhi fungsi hipotalamus anterior
dalam mempertahankan keseimbangan termoregulasi dan akhirnya menyebabkan
peningkatan suhu tubuh.
E. Pathway
inflamasi
interleukin
Merangsang Hipotalamus
meningkat titik patokan suhu
Hipertermi
F. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Laboraturium
Pemeriksaan darah lengkap: mengidentifikasi kemungkinan terjadinya
resiko infeksi
Pemeriksan urine
Uji widal: suatu reaksi oglufinasi antara antigen dan antibodi untuk pasien
hypoi
Pemeriksan elektrolit: Na, K, Cl
G. Penatalaksaan Medis
Penatalaksanaan keperawatan yang diberikan yaitu:
a) Observasi keadaan umu pasien
b) Observasi tanda-tanda vital
c) Anjurkan pasien memakai pakaian yang tipis
d) Anjurkan pasien banyak minum
e) Anjurkan pasien banyak istirahat
f) Beri kompres hangat dibeberapa bagian tubuh, seperti ketiak, lipatan paha,
leher bagian belakang
g) Beri Health Education ke pasien dan keluarganya mengenai pengertian,
penanganan,dan terapi yang diberikan tentang penyakitnya
Penatalaksanaan Medis:
Beri obat penurun panas seperti paracetamol, asetaminofen
H. Pengkajian Keperawatan
Merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan yang
bertujuan untuk mengumpulkan data-data. Tahap pengkajian terdiri atas:
pengumpulan data, analias data, merumuskan masalah, analisa masalah.
Data subjektif :
a) Pasien mengeluh panas, dan terasa haus
b) Pasien mengatakan badannya terasa lemas/lemah
Data subjektif ;
a) Suhu tubuh 39 °C
b) Mulut bibir kering
Identitas pasien : nama, tempat/ tanggal lahir, umur, jenis kelamin, nama
orang tua, perkerjaan orang tua, alamat, suku, bangsa, agama.
Triage : Pasien dalam kategori Hijau
Primary survey
Arway : tidak ada sumbatan jalan nafas pasien
Breating : pernfasan cepat dengan frekuensi pernafasan 30x/menit
Circulation : akral teraba panas
Disability :pasien dalam kesadaran composmentis
Eksopure : tidak ada luka dan pendarahan pada pasien.
Secondary survey
Pada tahap ini perawat melakukan pengukuran tanda tanda vital dari pasien
seperti suhu badan, pasien dengan demam memiliki sushu badan 38-39 ﹾC,
kesadaran pasien komposmentis dengan keadaan umum baik
Pemeriksaan head toe toe
Kepala : Bentuk simetris, bersih dan tidak ada lesi, rambut hitam dan tebal
Mata : Umumnya mulai terlihat cekung atau tidak.konjungtiva apakan
anemis atau tidak, apakan terdapt mata panda atau tidak
Telinga, hidung, tenggorokan dan mulut : Bentuk, kebersihan, fungsi indranya
adanya gangguan atau tidak, biasanya pada klien dengan febris mukosa bibir
klien akan kering dan pucat.
Thorak dan abdomen : Biasa pernafasan cepat dan dalam, abdomen biasanya
tidak ada peningkatan bising usus
Sistem kardiovaskuler : Pada kasus ini biasanya denyut pada nadinya
meningkat
Sistem pernafasan : Pada kasus ini tidak terdapat nafas yang tertinggal /
gerakan nafas dan biasanya kesadarannya gelisah, apatis atau koma
I. Diagnosa Keperawatan
Diagnose keperawatan yang muncul :
Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi oleh virus yang ditandai
dengan suhu tubuh pasien 39 °C, akral hangat/ panas, dan nafas cepat.
Hipertermi berhubungan dengan ketidakcukupan hidrasi untuk aktivitas
yang berat yang ditandai dengan pasien mengeluh haus, badan panas,
dehidrasi, dan mukosa bibir kering.
J. Intervensi
Setelah diberikan tindakan asuhan keperawatan diharapkan masalah hipertermi
teratasi dengan Kriteria hasil
Menunjukkan penurunan suhu tubuh
Akral pasien tidak teraba hangat/panas
Pasien tampak tidak lemas
Mukosa bibir lembab
K. Evaluasi
Evaluasi tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana tujuan keperawatan
dapat dicapai dan memberikan umpan bali terhadap asuhan keperawatan yang
diberikan, yaitu:
Mampu menunjukkan penurunan suhu tubuh ke batas normal
Akral pasien tidak teraba hangat/ panas
Pasien tampak tidak lemas
Mukosa bibir lembab
Daftar Pustaka
Dorland, W.A.N. 2006. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 29. Alih Bahasa: Huriwati
Hartanto. Jakarta: EGC
Noer, Sjaifoellah. 2004. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 1. Jakarta: Gaya Baru
Potter dan Perry. 2010. Fundamental Keperawatan buku 3 edisi 7. Jakarta: Salemba
Medika
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan: NIC dan NOC.
Jakarta: EGC