Anda di halaman 1dari 10

TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA FILM “NKCTHI”

ANALISIS KAJIAN FILM

Peni Lailatul Ghisa

Prodi Sastra Indonesia – Fakultas Sastra


Universitas Pamulang
penilailatulghisa@gmail.com

ABSTRAK

Pada kesempatan ini peneliti ingin mengkaji film yang berjudul “Nanti Kita Cerita Tentang Hari
Ini” (NKCTHI). Film ini merupakan film keluarga, dengan mengusung tagar
#keluargapunyarahasia, film ini menjadi salah satu film tersukses pada awal 2020. Tindak ilokusi
sendiri merupakan apa yang ingin dicapai oleh penuturnya pada saat menuturkan sesuatu dan
dapat merupakan tindakan menyatakan, berjanji, minta maaf, mengancam, meramalkan,
memerintah, meminta, dan lain sebagainya. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah
metode deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini sendiri merupakan film Nanti Kita
Cerita Tentang Hari Ini. Berdasarkan hasil analisis di atas, setidaknya terdapat 11 tuturan ilokusi
yang penulis temukan pada film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini.

Kata kunci : film, tindak tutur

PENDAHULUAN

Pada dasarnya film merupakan sebuah karya seni audio visual. Melalui gambar-gambar
yang disajikan, film mencoba mengungkapkan maksudnya dan mencoba untuk menyampaikan
pesan kepada penonton. Selain sebagai media hiburan, film juga merupakan media komunikasi
dalam pengarang mengirimkan pesan, baik secara tersirat maupun tersurat. Dalam sebuah film,
pastinya terdapat yang namanya tindak tutur. Tuturan dalam film sendiri terdapat berbagai
macam, misalnya menyatakan, melarang, memerintah, bertanya, dan masih banyak lagi jenis
tuturan yang terdapat pada sebuah film.

Pada kesempatan ini peneliti ingin mengkaji film yang berjudul “Nanti Kita Cerita
Tentang Hari Ini” (NKCTHI). Film ini merupakan film keluarga, dengan mengusung tagar
#keluargapunyarahasia, film ini menjadi salah satu film tersukses pada awal 2020. Film yang
disutradari oleh Angga Dwimas Sasongko dan merupakan adaptasi dari sebuah buku dengan
judul yang sama (NKCTHI) karya Marchella FP ini berhasil mendapat 2 juta lebih penonton
selama penayangannya di bioskop.

Tindak ilokusi sendiri merupakan apa yang ingin dicapai oleh penuturnya pada saat
menuturkan sesuatu dan dapat merupakan tindakan menyatakan, berjanji, minta maaf,
mengancam, meramalkan, memerintah, meminta, dan lain sebagainya (Putrayasa, 2014:87).
Dalam menuturkan sesuatu, penutur harus menggunakan kekuatan dalam bertutur. Dalam
pengembangan atas teori tindak tutur Austin, dapat diklasifikasikan tindak tutur ilokusi menurut
Searle secara umum yang dikelompokan atas lima bentuk yang didasari oleh empat dimensi,
yakni titik ilokusi atau bentuk tindak tutur, arah kecocokan atau hubungan antara kata-kata
dengan dunia, keadaan psikologis yang diungkapkan, dan muatan proporsional. Kelima jenis
tindak tutur ilokusi menurut Searle dijelaskan lebih jauh sebagai berikut.

1. Asertif merupakan tindak tutur yang memberikan dorongan terhadap penutur ke arah
kebenaran proporsi yang ditunjukan, sehingga membawanya pada suatu nilai kebenaran.
Pada dasarnya tindak tutur jenis ini mengungkapkan kepercayaan penutur. Sementara itu,
dalam menampilkan bentuk tindak tutur ini, penutur sendiri mewakili dunia yang
dipercayainya apa adanya, sehingga membuat kata-kata yang dituturkannya cocok dengan
dunia yang diyakini dan dipercayainya. Misalnya menyatakan, menyimpulkan,
melaporkan, mengklaim, menuntut, mengeluh, dan mengemukakan pendapat.

2. Direktif merupakan bentuk tindak tutur yang membuat mitra tutur melakukan sesuatu atas
apa yang dituturkan oleh penutur. Tindak tutur jenis ini menunjukan harapan atau
keinginan penutur terhadap mitra tutur untuk melakukan sesuatu. Dalam penggunaannya,
penutur bermaksud memperoleh beberapa tujuan tindakan mengenai masa depan,
sehingga menjadikan dunia sesuai dengan kata-kata melalui mitra tuturnya. Misalnya
menasehati, memerintah, pertanyaan, permintaan, penawaran, dan pemesanan.

3. Komisif merupakan bentuk tindak tutur yang memberikan dorongan penutur kepada
beberapa tindakan yang akan datang. Tindak tutur jenis ini mengungkapkan maksud dari
penutur untuk melakukan sesuatu. Misalnya janji, penolakan, ancaman, sumpah, dan
tawaran.

4. Ekspresif merupakan bentuk tindak tutur yang mengungkapkan suatu tindakan atau
pernyataan psikologis penutur berupa kegembiraan, rasa suka atau tidak suka, dan
kesedihan. Tindak tutur jenis ini, tidak ada hubungan antara kata-kata yang dituturkan
dengan dunia pada area penutur. Contohnya berupa menyalahkan, memberi selamat,
meminta maf, berterima kasih, dan memuji.

5. Deklaratif merupakan bentuk tindak tutur yang mempengaruhi dan mengubah keadaan
peristiwa tertentu yang terjadi pada saat itu. Tindak tutur jenis ini biasanya diutarakan oleh
suatu pihak tertentu. Contohnya seperti membaptis, memecat, menjatuhkan hukuman, dan
menominasikan calon.

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Secara
umum metode kualitatif merujuk pada pengumpulan data dan strategi atau teknik analisa data.
Metode kualitatif yang dimaksud ialah mengumpulkan dan menganalisis data yang tersedia
dalam bentuk bahasa lisan maupun tulisan, dan bukan berupa angka-angka. Sumber data dalam
penelitian ini sendiri merupakan film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Tindak Tutur Ilokusi Asertif


 Menyatakan
Konteks : dialog antara Awan dan Angkasa
Tuturan 1
Awan : “Mas, nanti di konser ada siapa aja?’
Angkasa : “Ada Glen Fredly, Kunto Aji, ada The Kikis, ada Arah”

Pada tuturan 1 yang disampaikan oleh Angkasa termasuk ke dalam tuturan asertif
menyatakan, karena kalimat “Ada Glen Fredly, Kunto Aji, ada The Kikis, ada
Arah”, memiliki maksud untuk menjelaskan kepada Awan tentang siapa saja yang
akan tampil di konser nanti.

 Menyarankan
Konteks : dialog antara Awan dan Angkasa
Tuturan 2
Awan : “Ikut”
Angkasa : “Nanti dimarahi Ayah lho. Udahlah kamu istirahat aja di rumah, orang
masih digips gitu. Nonton series gih”

Pada tuturan 2, Angkasa memberi saran kepada Awan untuk tetap berdiam diri di
rumah saja, karena kondisi tangan Awan yang belum membaik pasca kecelakaan,
hal tersebut terlihat pada kalimat “...Udahlah kamu istirahat aja di rumah, orang
masih digips gitu...”

2. Tindak Tutur Ilokusi Direktif


 Memerintah
Konteks : dialog antara Angkasa dan Awan
Tuturan 3
Angkasa : “Telat, minta dijemput di tempat lain, disuruh bohong”
Awan : “Kan bukan mas yang boong. Ayo buruan ntar ayah bawel”

Pada tuturan 3, merupakan percakapan antara Angkasa dan Awan yang sedang
berada di dalam mobil. Kala itu Ayah menyuruh Angkasa untuk menjemput
Awan, namun Awan memilih untuk menaiki kereta. Tuturan memerintah sendiri
dapat dilihat pada kalimat “Ayo buruan...” dimana Awan menyuruh Angkasa
untuk segera mengendarai mobilnya.

 Memohon
Konteks : dialog antara Angkasa dan Awan
Tuturan 4
Angkasa : “Ngomong sama Ayah gih”
Awan : “Ah, mending loncat dari jembatan sekalian daripada ngomong sama
Ayah, udah tau gak bakal dikasih. Ikut ayo please ikut"

Pada kalimat “Ikut ayo please ikut” yang diucapkan oleh Awan, termasuk ke
dalam tindak tutur direktif memohon. Tuturan tersebut memiliki maksud agar
Angkasa menginzinkan Awan untuk pergi ke konser tanpa harus meminta izin
kepada Ayah terlebih dahulu.

 Memesan
Konteks : dialog antara Kale, Awan, dan Bang Ade
Tuturan 5
Kale : “Bang Ade apa kabar, Bang”
Bang Ade : “Alhamdulillah sehat baik. Apa ini?”
Kale : “Kayak biasa, Bang. Pake mata tapi gak pake tenggorokan. Dia (menunjuk
Awan) kaki aja Bang”
Bang Ade : “(memberikan pesanan ke Kale dan Awan)”
Awan : “Makasih Bang”

Pada tuturan 5, tindak tutur direktif memesan dapat dilihat melalui kalimat
“Kayak biasa, Bang. Pake mata tapi gak pake tenggorokan. Dia (menunjuk Awan)
kaki aja Bang” tuturan yang diucapkan oleh Kale memiliki maksud untuk
memesan makanan kepada Bang Ade.

3. Tindak Tutur Ilokusi Komisif


 Berjanji
Konteks : dialog antara Ayah dan Ibu
Tuturan 6
Ayah : “Hei, kamu tau aku gak punya siapa-siapa. Gak punya apa-apa. Tapi
semenjak aku ketemu kamu, aku jadi tau arti dari kata bahagia. Ajeng,
aku gak akan pernah bisa beliin kamu emas mewah yang dikasih orang
tua kamu. Jadi laki-laki yang mereka pengenin. Tapi aku bisa janji kalo
kamu mau sama aku. Itu juga kalo lamaran aku diterima”
Ibu : “Hahaha...”

Pada kalimat yang diucapkan oleh Ayah yaitu “.....Ajeng, aku gak akan pernah
bisa beliin kamu emas mewah yang dikasih orang tua kamu. Jadi laki-laki yang
mereka pengenin. Tapi aku bisa janji kalo kamu mau sama aku. Itu juga kalo
lamaran aku diterima” Tuturan tersebut diucapkan oleh Ayah pada saat akan
melamar Ibu, Ayah berjanji jika Ibu mau menerima lamarannya, maka Ayah akan
menjadi laki-laki yang orang tua Ibu harapkan.

4. Tindak Tutur Ilokusi Ekspresif


 Meminta maaf
Konteks : dialog antara Angkasa dan Awan
Tuturan 7
Angkasa : “Telat 15 menit”
Awan : “Sorry tadi ngobrol dulu”

Pada tuturan 7 yang diucapkan oleh Awan, terdapat kata sorry yang berarti maaf.
Awan meminta maaf pada Angkasa karena terlambat datang sehingga membuat
Angkasa harus menunggu di dalam mobil. Hal tersebut terjadi karena Awan
mengobrol dulu bersama teman-temannya saat pulang kerja.

 Menyalahkan
Konteks : dialog antara Pak Rifai dengan Awan
Tuturan 8
Pak Rifai : “Tropikal adalah desain yang diminta oleh klien kita. Yang kamu bikin
ini terlalu modern Awan. Ya gak bisa atuh”
Awan : “Pak, tropikal kan gak harus rame. Saya yakin kok dengan penjelasan
yang tepat, klien juga akan terbuka pikirannya”
Pada tuturan 8, Pak Rifai selaku ketua tim di kantor Firma Arsitektur dimana
tempat Awan magang, memiliki maksud untuk menyalahkan Awan, hal tersebut
terjadi karena desain yang Awan buat tidak sesuai dengan yang Pak Rifai
inginkan. Tuturan tersebut dapat dilihat pada kalimat “...yang kamu bikin terlalu
modern Awan. Ya gak bisa atuh”

 Memberi selamat
Konteks : dialog antara Ibu, Ayah, Angkasa, dan Awan
Tuturan 9
Ibu : “Hai, selamat ya, Ra”
Ayah : “Selamat, nak”
Angkasa : “ Ra, selamat yaa”
Aurora : “Thank you, Mas”

Pada tuturan 9, terlihat kalau Ibu, Ayah, dan Angkasa sedang memberi ucapan
selamat kepada Aurora. Hal itu terjadi karena Aurora baru saja membuka
pamerannya.

 Berterima kasih
Konteks : dialog antara Bang Eri dan Kale
Tuturan 10
Kale : “Bang, gue di bengkel nih, di depan gue (menelepon Bang Eri)”
Bang Eri : “Le, waduh bengkel mau gue tutup nih”
Kale : “Sorry, Bang”
Bang Eri : “Gakpapa. Wa, Wa siapin, Wa. (Meminta pegawai untuk menyiapkan
motor Kale)”
Kale : “Udah kelar?”
Bang Eri : “Udah dong. Nih (memberi kunci motor) motor lo pokoknya udah siap
deh. Tinggal lo gesek”
Kale : “Sip. Thankyou Bang Eri”
Pada tuturan 10 terdapat tindak tutur ilokusi deklaratif berterima kasih, tuturan
yang diucapkan oleh Kale tersebut memiliki maksud untuk berterima kasih
kepada Bang Eri karena telah memperbaiki motornya. Kale yang kala itu hendak
mengantar Awan, mengunjungi bengkel Bang Eri terlebih dahulu untuk
mengambil motornya.

5. Tindak Ilokusi Deklaratif


 Memecat
Konteks : dialog antara Pak Anto dengan Awan
Tuturan 11
Pak Anton : “Kamu orangnya pintar , punya potensi, tapi sikap kamu seakan kamu
kerja sendiri, Wan. Kamu gak punya kapasitas untuk work as a team. Saya gak bisa
memberikan kontrak kerja kepada orang seperti itu, Wan”
Awan : “Pak, tolong Pak. Kasih saya kesempatan sekali lagi aja. Belajar dan
bekerja di bawah Bapak tuh udah impian saya dari dulu. Tolong, Pak kasih saya
kesempatan lagi”

Pada tuturan 11 termasuk ke dalam tuturan deklaratif memecat karena tuturan


saya gak bisa memberikan kontrak kerja kepada orang seperti itu, Wan bermaksud
untuk memecat Awan. Pak Anton memecat Awan karena ia tidak bisa bekerja
secara tim dan menerima pendapat orang lain. Pemecatan tersebut dilakukan oleh
Pak Anton sebagai orang yang berwenang di kantor Firma Arsitektur.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis di atas, setidaknya terdapat 11 tuturan ilokusi yang penulis temukan
pada film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini. Diantaranya 2 tindak tutur ilokusi asertif, yaitu
menyatakan dan menyarankan. 3 tindak tutur direktif, yaitu memerintah, memohon, memesan. 1
tindak tutur komisif yaitu berjanji. 4 tindak tutur ekspresif, yaitu meminta maaf, menyalahkan,
memberi selamat, dan berterima kasih. Serta 1 tindak tutur deklaratif, yaitu memecat.
SUMBER REFERENSI

Alfathoni, M, A, M. & Manesah, D. (2020). Pengantar Teori Film. Sleman: Penerbit


Deepublish.

Anggito, A. & Setiawan, J. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif. Sukabumi: CV jejak.

Suryanti. (2020). Pragmatik. Klaten: Lakeisha.

Wijana, I. D. P. (1996). Dasar-dasar Pragmatik. Yogyakarta: Andi.

Anda mungkin juga menyukai