Anda di halaman 1dari 11

Tugas Akhir Semester

Pendidikan Pancasila

Disusun Guna Memenuhi Tugas


Dosen Pengampu: Desi Carolina Saragih

Disiusun Oleh :

Yoga Dwi Syahputra NIM. 181010700443


V.554

FAKULTAS SASTRA
PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS PAMULANG
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah Swt. Yang telah
memberikan banyak nikmatnya kepada kami. Sehingga kami mampu
menyelesaikan Makalah Pendidikan Pancasila sebagai Ideologi Negara ini sesuai
dengan waktu yang kami rencanakan. Makalah ini kami buat dalam rangka
memenuhi salah satu syarat penilaian mata kuliah Pembelajaran Pendidikan
Kewargangaraan. Yang meliputi nilai tugas, nilai kelompok, nilai individu, dan
nilai keaktifan.

Penyusunan makalah ini tidak berniat untuk mengubah materi yang sudah
tersusun. Namun, hanya lebih pendekatan pada study banding atau
membandingkan beberapa materi yang sama dari berbagai referensi. Yang semoga
bisa member tambahan pada hal yang terkait dengan Kepentingan Pendidikan
Pancasila dalam perkembangan Negara Indonesia di Era Reformasi.

Kami sebagai penyusun pastinya tidak pernah lepas dari kesalahan. Begitu pula
dalam penyusunan makalah ini, yang mempunyai banyak kekurangan. Oleh karena
itu, kami mohon maaf atas segala kekurangannya.

Penyusun
Daftar Isi

1. Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa ........................................


Pertemuan 2&3:
Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa
A. Pembahasan
Sejarah perjuangan bangsa
1. Kebangkitan Nasional
 Budi utomo yang didirikan pada tanggal 20 Mei 1908 inilah yang merupakan
pelopor pergerakan nasional, sehingga segera setelah itu muncullah organisasi-
organisasi pergerakan lainnya.
 Organisasi-organisasi pergerakan nasional itu antara lain: Sarekat Dagang
Islam(SDI) (1909), yang kemudian dengan cepat mengubah bentuknya menjadi
gerakan politik dengan mengganti namanya menjadi Sarekat Islam(SI) tahun 1911
dibawah H.O.S Cokroaminoto.
 Munculah Indische Partij(1913), yang dipimpin oleh tiga serangkai yaitu: Douwes
Dekker, Ciptomangunkusumo,Suwardi Suryaningrat(yang kemudian lebih dikenal
dengan nama Ki Hajar Dewantara).
 Dalam situasi yang menggoncangkan itu munculah Partai Nasional Indonesia (PNI)
(1927) yang dipelopori oleh Soekarno, Ciptomangunkusumo, Sartono dan tokoh
lainnya.

2. Zaman Penjajahan Jepang


 Jepang menjanjikan kemerdekaan Indonesia setelah kalah melawan sekutu.
 Pada hari itu juga diumumkan nama-nama ketua, wakil ketua serta para anggota
sebagai berikut:
Pada waktu itu susunan Bdan Penyelidik itu adalah sebagai berkut:
- Ketua(kaicoo) : Dr. K.R.T. Radjiman Wediodiningrat
- Ketua muda : Itibangase (seorang anggota luar biasa)
- Fuku kaicoo : Tokubetsu In
- Ketua muda : R.P soeroso (merangkap kepala)
 Sidang BPUPKI pertama dilaksanakan selam empat hari, berturut-turut yang tampil
untuk berpidato menyampaikan usuulannya adalah sebagai berikut:
(a) tanggal 29 mei 1945 Mr. Muh. Yamin, (b) tanggal 31 mei 1945 Prof. Soepomo
dan (c) tanggal 1 Juni 1945 ir. Soekarno.

Persiapan Kemerdekaan Dan Perumusan Dasar Negara


Persiapan Kemerdekaan Indonesia
 Kemenangan sekutu dalam perang dunia membawa hikmah bagi Bangsa Indonesia.
Menurut pengumuman Nanpoo Gun (Pemerintah Tentara Jepang untuk seluruh
daerah selatan), tanggal 7 Agustus 1945(kan Poo No. 72/2605 k.11), pada
pertengahan bulan agustus 1945 akan dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia atau Dokuritsu Zunbi Inkai.
 Jendral Terauchi pada tanggal 9 Agustus memberikan kepadanya 3 cap yaitu:
1. Soekarno diangkat sebagai ketua panitia persiapan kemerdekaan Indonesia, Moh.
Hatta sebagai wakil ketua, Radjiman sebagai anggota.
2. Pantia persiapan boleh mulai bekerja pada tanggal 9 Agustus
3. Cepat atau tidaknya pekerjaan panitia diserahkan sepenuhnya kepada panitia.
 Panitia persiapan kemerdekaan atau Dokuritsu Zunbi Inkai itu terdiri atas 21 orang
Berdasarkan fakta sejarah tersebut ternyata panitia persiapan kemerdekaan Indonesia yang
semula adalah merupakan badan bentukan pemerintah Tentara Jepang, kemudian sejak
Jepang jatuh dan kemudian ditambahnya 6 anggota baru atas tanggungan sendiri maka
berubahlah sifatnya dari badan jepang menjadi badan nasional sebagai badan pendahuluan
bagi komite nasional. Adapun enam anggota baru tambahan tersebut adalah : (1)
Wiranatakusuma, (2) Ki hajar Dewantara, (3) Kasman Singodimedjo, (4)sajuti Melik, (5)
Mr. Iwa kusuma sumantri, dan (6) Mr. Achmad Soebardjo.

Pertemuan 4&5:
Pancasila sebagai sistem filsafat
A. Pembahansan
Pengertian Filsafat
Filsafat adalah merupakan bidang ilmu yang rumit, kompleks dan sulit dipahami secara
definitif. Secara etimologis istilah “filsafat” berasal dari bahasa Yunani “philein” yag
artinya “cinta” dan “sophos” yang artinya “hikmah” atau kebijaksanaan” atau “wishdom‟
(Nasution, 1973).
1. Susunan Kesatuan Sila-sila Pancasila yang Bersifat Organis
Isi sila-sila Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan. Dasar filsafat negara
Indonesia terdiri atas lima sila yang masing-masing meruupakan suatu asas peradaban.

2. Susunan Pancasila yang Bersifat Hierarkhis dan Berbentuk Piramida


Susunan Pancasila adalah hierarkhis dan berbentuk piramida. Pengertian matematis
piramidal digunakan untuk menggambarkan hubungan hierarkhi sila-sila Pancasila dalam
urutan-urutan luas (kuantitas) dan juga dalam hal isi sifatnya (kualitas).
Rumusan Pancasila yang Bersifat Hirarkis dan berbentuk Piramidal :
 Sila pertama : Ketuhanan yang Maha Esa adalah meliputi dan menjiwai sila-sila
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebjaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan serta keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.
 Sila kedua : kemanusiaan yang adil dan beradab adalah dliputi dan dijiwai oleh sila
Ketuhanan yang Maha Esa, meliputi dan menjiwai sila Persatuan Indonesia, kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebjaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan serta
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
 Sila ketiga : persatuan Indonesia adalah diliputi dan dijiwai sila Ketuhanan yang Maha
Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, meliputi dan menjiwai sila kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebjaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan serta keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
 Sila keempat : kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebjaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan adalah diliputi dan dijiwai oleh sila-sila Ketuhanan yang
Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, serta meliputi dan
menjiwai sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
 Sila kelima : keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah diliputi dan dijiwai
oleh sila-sila Ketuhanan yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan
Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebjaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

3. Rumusan Hubungan Kesatuan Sila-sila Pancasila yang Saling Mengisi dan Saling
Mengkualifikasi
Kesatuan sila-sila pancasila yang „Majemuk Tunggal’, ‘hierarkhis piramidal’ juga
memiliki sifat saling mengisi dan saling mengkualifikasi.

Pertemuan 6&7:
Pancasila sebagai etika politik
A. Pembahansan

Pengertian etika
Etika termasuk kelompok filsafat praktis dan dibagi menjadi dua kelompok yaitu etika
umum dan etika khusus. Etika adalah suatu ilmu yang membahasas tentang bagaimana dan
mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral terntentu atau bagaimana kita harus mengambil
sikap yang bertanggung jawab berhadapan dengan berbagai ajaran moral

Pengertian Politik
Pengertian politik berasal dari kata politics yang memiliki makna bermacam-macam
kegiatan dalam suatu sistem politik atau negara yang menyangkut proses tujuan penentuan-
penentuan tujuan dari sistem itu dan diikuti dengan pelaksanaan tujuan-tujuan itu.
Pengambilan keputusan mengenai apakah yang menjadi tujuan dari sistem politik itu yang
menyangkut seleksi antara beberapa alternatif dan penyusunan skala prioritas dari tujuan-
tujuan yang dipilih.

Pengertian etika politik


Sebagai salah satu cabang etika, khususnya etika politik termasuk dalam lingkungan
filsafat. Filsafat yang langsung mempertanyakan praksis manusia adalah etika. Etika
mempertanyakan tanggung jawab dan kewajiban manusia. Ada bebagai bidang etika
khusus, seperti etika individu, etika sosial, etika keluarga, etika profesi, dan etika
pendidikan.dalam hal ini termasuk etika politik yang berkenaan dengan dimensi politis
kehidupan manusia. Etika berkaitan dengan norma moral, yaitu norma untuk mengukur
betul salahnya tindakan manusia sebagai manusia.
Lima Prinsip Dasar Etika Politik Pancasila
 Pluralisme
Pluralisme adalah kesediaan untuk menerima pluralitas, artinya untuk hidup dengan
positif, damai, toleran, dan biasa/normal bersama warga masyarakat yang berbeda
pandangan hidup, agama, budaya, adat.
 Hak Asasi Manusia
Jaminan hak-hak asasi manusia adalah bukti kemanusian yang adil dan beradab.
Karena itu, hak-hak asasi manusia adalah baik mutlak maupun kontekstual dalam
pengertian sebagai berikut.
 Mutlak karena manusia memilikinya bukan karena pemberian negara,
masyarakat, melainkan karena pemberian sang pencipta .
 Kontekstual karena baru mempunyai fungsi dan karena itu mulai disadari,
diambang modernitas di mana manusia tidak lagi dilindungi oleh adat/tradisi,
dan seblaiknya diancam oleh negara modern.
 Solidaritas bangsa
Solidaritas bermakna manusia tidak hanya hidup demi diri sendiri, melainkan juga
demi orang lain, bahwa kita bersatu senasib sepenanggungan.

 Demokrasi
Demokrasi berdasarkan kesadaran bahwa mereka yang dipimpin berhak
menentukan siapa yang memimpin mereka dan kemana mereka mau dipimpin. Jadi
demokrasi memerlukan sebuah system penerjemah kehendak masyarakat ke dalam
tindakan politik.
 Keadilan sosial
Keadilan merupakan norma moral paling dasar dalam kehidupan masyarakat.
Moralitas masyarakat mulai dengan penolakan terhadap ketidakadilan.
Dimensi Politisi Manusia
• Manusia sebagai makhluk individu – sosial
Paham individualisme yang merupakan cikal bakal paham liberalisme, memandan
manusia sebagai makhluk individu yang bebas. Segala hak dan kewajiban dalam
kehidupan bersama senantiasa diukur berdasarkan kepentingan dan tujuan berdasarkan
paradigma sifat kodrat manusia sebagai individu. Kalangan kolektivisme merupakan
cikal bakal sosialisme dan komunisme memandang sifat kodrat manusia sebagai
makhluk sosial saja. Manusia di pandang sebagai sekedar sarana bagi masyarakat. Segala
hak dan kewajiban baik moral maupun hukum, dalam hubungan
• Manusia sebagai makhluk yang berbudaya,
kebebasan sebagai individu dan segala aktivitas dan kreativitas dalam hidupnya
senantiasa tergantung pada orang lain, hal ini di karenakan manusia sebagai warga
masyrakat atau sebagai makhluk sosial. Manusia di dalam hidupnya mampu bereksistensi
karena orang lain dan ia hanya dapat hidup dan berkembang karena dalam hubungannya
dengan orang lain. Segala keterampilan yang dibutuhkannya agar berhasil dalam segala
kehidupannya serta berpartisipasi dalam kebudayaan diperolehnya dari masyarakat.
Pertemuan 8&9:
Pancasila sebagai Ideologi Nasional
A. Pembahasan

Pengertian Ideologi
Ideologi adalah gabungan dari dua kata majemuk, yaitu idea dan logus, yang berasal dari
bahasa Yunani eidos dan logos. Secara sederhana, Ideologi berarti suatu gagasan yang
berdasarkan pemikiran sedalam-dalamnya dan merupakan pemikiran filsafat.

Penerapan Ideologi
Penerapan Ideologi dalam kehidupan kenegaraan disebut “Politik” . karena itu sering
terjadi bahwa ideologi dimanfaatkan untuk tujuan tertentu, misalnya : merebut kekuasaan
Ideologi dalam kehidupan kenegaraan dapat diartikalan sebagai suatu kosensus mayoritas
warga negara tentang nilai-nilai dasar yang ingin diwujudkan dengan mendirikan negara.

Pancasila Sebagai Ideologi Nasional


Ideologi adalah istilah yang sejak lama telah dipakai dan menunjukkan beberapa arti.
Menurut Destutt de Tracy pada tahun 1796, semua arti itu memakai istilah ideologi dengan
pengertian science of ideas, yaitu suatu program yang diharapkan dapat membawa
perubahan institusional dalam masyarakat Prancis. Namun demikian, ideologi punya arti
orientasi yang menempatkan seseorang dalam lingkungan ilmiah dan sosial. Dalam
orientasi ini ideologi mempunyai pandangan tentang alam, masyarakat, manusia, dan
segala realitas yang dijumpai serta dialami semasa hidupnya.

Terdapat empat tipe ideologi, yaitu sebagai berikut :


 Ideologi konservatif, yaitu ideologi yang memlihara keadaan yang ada (Statusquo),
setidak-tidaknya secara umum, walaupun membuka kemungkinan perbaikan dalam
hal-hal teknis.
 Kontra ideologi, yaitu melegatimasikan penyimpangan yang ada dalam masyarakat
sebagai yang sesuai dan malah dianggap baik.
 Ideologi reformis, yaitu berkehendak untuk mengubah keadaan.Ideologi revolusioner,
yaitu ideologi yang bertujuan mengubah seluruh sistem nilai masyarakat itu

Makna Ideologi bagi Negara


Pancasila sebagai ideologi nasional mengandung nilai-nilai budaya bangsa Indonesia,
yaitu cara berpikir dan cara kerja perjuangan. Pancasila perlu dipahami dengan latar
belakang sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
Pertemuan 10,11&12:
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan RI
A. Pembahasan

Pancasila merupakan sumber hukum materiil. Oleh karena itu, setiap isi peraturan
perundang-undangan tidak boleh bertentangan dengannya.
Pokok pikiran yang terkandung dalam pancasila merupakan cita-cita hukum bangsa
Indonesia yang mendasari hukum dasar negara yang terkandung dalam pembukaan UUD
1945. Pokok pikiran tersebut adalah :
 Pokok pikiran pertama “Negara” yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dengan berdasar atas persatuan dengan
mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia .
 Pokok pikiran kedua “Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat”. Hal ini menimbulkan kesadaran bahwa manusia Indonesia mempunyai hak
dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan
masyarakat. Pokok pikiran ketiga “negara berkedaulatan rakyat berdasarkan atas
kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan”.
 Pokok pikiran keempat “Negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esamenurut
dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.

Kedudukan dan fungsi Pancasila


 Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa
 Pancasila Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia
 Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia

Nilai Nilai yang terkandung Pada ideologi Pancasila


 Nilai dasar, yaitu hakikat kelima sila pancasila yaitu ketuhanan,kemanusiaan,
kesatuaan, persatuan, kerakyataan, dan keadilan. Nilai dasar tersebut adalah
merupakan esensi dari sila-sila pancasila yang bersifat universal, sehingga dalam nilai
dasar tersebut terkandung cita-cita, tujuan-tujuan, serta nilai-nilai yang baik dan benar.
 Nilai instrumental , yang merupakan arahan, kebijakan, strategi, saran serta lembaga
pelaksanaannya. Nilai instrumental ini merupakan eksplitasi penjabaran lebih lanjut
dari nilai-nilai dasar ideologi pancasila.
Pertemuan 13&14:
Pancasila sebagai paradigma kehidupan masyarakat, berbangsa, dan
bernegara
A. Pembahasan

Pancasila sebagai paradigma pembangunan


 Sebagai perwujudan praksis dalam meningkatkan harkat dan martabatnya tujuan
Negara yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 yang rinciannya adalah sebagai
berikut : ”melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia,” hal ini dalam
kapasitasnya tujuan Negara hukum formal adapun rumusan”memajukan
kesejateraan umum mencerdaskan kehidupan bangsa, “ hal ini dalam pengertian
Negara hukum material
 Yang secara keseluruhannya sebagai manifestasi tujuan khusus atau nasiaonal
adapun selain tujuan nasiaonal juga tujuan internasional ( tujuan umum ) “ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,perdamaian abadi
dan keadilan social “. Hal ini di wujudkan dalam tata pergaulan masyarakat
internasional.
 Secara filosifis hakikat kedudukan pancasila sebagai paradigma sebagai
pembangunan nasional mengandung suatu konsekuensi bahwa dalam segala aspek
pembangunan nasional kita harus mendasarkan pada hakekat nilai-nilai sila-sila
pancasila.
 Unsure unsur hakikat manusia monopluralis” meliputi susunan kodrat manusia,
rokhani (jiwa) dan raga sifat kodrat manusia mahluk individu dan mahluk social
serta kedudukan kodrat manusia sebagai mahluk pribadi berdiri sendiri dan sebagai
mahluk tuhan yang maha esa.
Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi

 Pancasila bersumber dari apa yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri yaitu
nilai-nilai yang merupakan pandangan hidup sehari-hari bangsa Indonesia.
 Nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan adalah secara
objektif dan melekat pada bangsa Indonesia yang merupakan pandangan dalam
kehidupan bangsa sehari-hari.
 Sistem politik dikembangkan ke arah sistem “Birokratik Otororitarian”dan suatu
sistem “Ksrporatik”(Nasikun, 1998:5).

Aktualisasi Pancasila
 Pancasila sebagai filsafat negara, pandangan hidup angsa serta ideologi bangsa dan
negara.
 Aktualisasi Pancasila dapat dibedakan atas dua macam yaitu :

 Aktualisasi objektif Aktualisasi Pancasila yang objektif yaitu aktualisasi


Pancasila dalam berbagai bidang kehidupan kenegaraan yang meliputi
kelembagaan negara antara lain legislatif, eksekutif maupun yudikatif.
 Aktualisasi Pancasila subjektif adalah aktualisasi Pancasila pada setiap
individu terutama dalam aspek moral dalam kaitanya dengan hidup negara dan
masyarakat .

Kampus Sebagai Moral Pembangunan Hukum dan HAM


 Sumber hukum dasar nasional, adalah sumber materi dan nilai bagipenyusunan
peraturan peaturan perundang-undangan di Indonesia.
 UU Republik Indonesia No 39 Tahun 1999. Sebagaimana terkandung dalam
konsiderans, bahwa yang dimaksud Hak Asasi Manusia adalah, sepeangkat
hakyang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai Makhluk Tuhan
Yang Maha Esa dan merupakan anugrah-nya yang wajib di homati, dijunjung tinggi
dan dilindungi oleh negara, hukum pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan
serta perlindungan harkat dan matabat manusia.
 Dalam penegakan hak asasi manusia, mahasiswa sebagai kekuatan moral harus
bersifat objektif, dan benar-benar berdasarkan kebenaan moral demi harkat dan
martabat manusia.
 UU. No 39 Tahun 1999 : “dalam menegakkan hak asasi tersebut, pelanggaran hak
asasi dapat dilakukan oleh seseorang, kelompok orang termasuk aparat negara,
penguasa negara baik disengaja ataupun tidak disengaja”.

Anda mungkin juga menyukai