Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PENGANTAR ELEKTROTEKNIK

RANGKAIAN ELEKTRONIK SEDERHANA


“RANGKAIAN ALARM KEBAKARAN”

Oleh :
EKA FARADILLAH 1929040011
NURUL ILMI 1929040012
NURUL IZZAH QURRATU'AINI 1929040018
ILHAM RESKI NUGRAHA 1929040019
MUH. RIFQI FADHIL 1929041043

PTIK A
ANGKATAN 2019

DOSEN PEMBIMBING :

Nuridayanti, S.Pd., M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN


KOMPUTER
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan atas khadirat Allah SWT. Atas segala rahmat,
hidayah, dan karunia-Nya. Sehingga kami dari kelompok empat dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu
tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Pengantar Elektroteknik, Ibu
Nuridayanti, S.Pd., M.Pd.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis
hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini
tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-
kendala yang penulis hadapi dapat teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang
Rangkaian Elektronika Sederhana, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari
berbagai sumber informasi, referensi, dan berita. Makalah ini di susun dengan
berbagai rintangan, baik itu yang datang dari diri maupun yang datang dari luar.
Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari berbagai sumber
akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca. Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing mata
kuliah Pengantar Elektroteknik agar memberi masukan demi perbaikan pembuatan
makalah ini di masa yang akan mendatang dan mengharapkan kritik dan saran dari
para pembaca.
Makassar, 17 November 2019

Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Komponen Alarm Kebakaran 3
B. Prinsip Kerja Alarm Kebakaran 4
C. Jenis-jenis Detektor Alarm Kebakaran
D. Cara Kerja Alarm Kebakaran

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan 5
B. Saran 5

DAFTAR PUSTAKA 6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alarm secara umum dapat didefinisikan sebagai bunyi peringatan atau
pemberitahuan. Dalam istilah jaringan, alarm dapat juga didefinisikan sebagai
pesan berisi pemberitahuan ketika terjadi penurunan atau kegagalan dalam
penyampaian sinyal komunikasi data ataupun ada peralatan yang mengalami
kerusakan (penurunan kinerja). Pesan ini digunakan untuk memperingatkan
operator atau administrator mengenai adanya masalah (bahaya) pada jaringan.
Alarm memberikan tanda bahaya berupa sinyal, bunyi, ataupun sinar. Alarm
memberitahukan apabila terjadi bahaya dan kerusakan ataupun kejadian yang
tidak diharapkan pada jaringan melalui sinyal sehingga memberikan
peringatan secara jelas agar dapat diantisipasi. Berikut adalah jenis-jenis alarm
yang berhasil diciptakan hingga kini:
1. Alarm rumah
2. Alarm mobil
3. Alarm kebakaran
4. Alarm banjir
5. Alarm gempa dan tsunami, dan sebagainya.
Namun dari sekian banyak jenis alarm di atas, makalah ini hanya akan
membahas satu jenis alarm yang perannya cukup penting dalam masyarakat
secara luas, yaitu alarm kebakaran.
Ada beberapa hal yang menjadi alasan mengapa kami mengangkat
tema ini. Pertama, rumah atau gedung sebagai tempat aktifitas manusia dan
tempat penyimpanan barang berharga lainnya yang harus memerlukan
perlindungan yang mudah di operasikan dan terjangkau harganya. Kedua,
kejadian yang sering membahayakan rumah dan penghuninya seperti
kebakaran. Kemudian dengan tingginya musibah kebakaran akibat lemahnya
sistem pencegahan dan pengamanan terutama di perkotaan serta lambatnya
respon yang diberikan oleh lembaga terkait jika terjadi kebakaran membuat
kami berinisiatif untuk menciptakan suatu sistem yang dapat mencegah atau
mengurangi tingginya angka kebakaran di Indonesia.
Alat itu dibuat dengan memiliki beberapa fungsi yaitu mendeteksi
perubahan suhu, kepekatan asap, dan timbulnya api yang ada pada suatu
ruangan, memberikan peringatan dengan buzzer. Tujuan dari pembuatan alat
ini adalah untuk mendapatkan suatu rangkaian sistem alarm yang dapat
mendeteksi kebakaran dan menjelaskan bagaimana proses kerjanya.
Kemudian kita dapat memperoleh sebuah informasi yang jelas mengenai cara
kerja model pengolahan input sensor dan model responnya.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang kami angkat dari latar belakang diatas
sebagai berikut:
a. Apa saja komponen yang dibutuhkan untuk membuat sebuah alarm
kebakaran?
b. Bagaimanakah prinsip kerja dari alarm kebakaran?
c. Apa saja jenis-jenis detektor alarm kebakaran?
d. Bagaimana cara kerja alarm kebakaran?
C. Tujuan
Adapun tujuan yang ngin dicapai adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui komponen yang dibutuhkan dalam membuat sebuah alarm
kebakaran.
b. Mengetahui prinsip kerja dari alarm kebakaran.
c. Mengetahui jenis-jenis detektor alarm kebakaran.
d. Mengetahui cara kerja alarm kebakaran.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Komponen Alarm Kebakaran


Rangkaian alarm kebakaran adalah suatu rangkaian yang dapat dipakai
untuk mengetahui adanya bahaya kebakaran. Rangkaian ini mempunyai
sensor yang sangat peka terhadap panas yang disebut Thermistor atau NTC
(Negative Temperature Coefisient). Dalam pemakaiannya sebaiknya alat ini
ditempatkan di dekat peralatann yang dapat menimbulkan panas. NTC ini
tahanannya akan kecil apabila kena panas dan akan mengakibatkan transistor

akan aktif dan relay akan menghubungkan alarm dengan sumber listrik
(baterai/accu/jala-jala listrik) sampai speaker berbunyi.
Gambar 1. Skema Rangkaian Alarm Kebakaran
Adapun komponen-komponen dalam membuat alarm kebakaran
sebagai berikut:
a. Resistor
- R1 = 1K2
- R2 = 1K2
- R3 = 1K2
- R4 = 1K2
b. Trimpot
- RV = 10K
c. Dioda
- D = 1N4002
d. Transistor
- TR1 = BC108
- TR2 = BC109
e. NTC (Negative Temperature Coefisient)
f. Relay 6 Volt
g. Saklar Alarm

B. Prinsip Kerja Alarm Kebakaran


Prinsip pembuatan alarm kebakaran mengacu pada dua prinsip yaitu
prinsip pertama pada alarm/buzzer mengacu pada konsep fisika tentang cepat
rambat bunyi yang dimana banyak faktor yang mempengaruhi kecepatan
bunyi, diantaranya adalah medium dan suhu lingkungan. Kenaikan suhu akan
menaikkan kecepatan gerakan molekul-molekul gas dan memungkinkan
terjadinya tumbukan satu sama lainnya (ingat teori kinetic gas). Akibatnya,
rambatan energy yang ditransmisikan lebih cepat. Jadi, kecepatan akan naik
seiring dengan kenaikan suhu dalam gas. Prinsip kedua yaitu Suatu bahan
yang jika dikenai panas bentuknya berubah umumnya dikenali sebagai
bimetal. Model bimetal sekarang umumnya tidak menggunakan dua logam
yang berbeda, tetapi dapat juga dalam bentuk satu jenis logam yang sama
tetapi salah satu lapisannya dipolesi atau diberi campuran bahan tertentu
hingga koefisien muainya berbeda, dan konduktor yang digunakan dalam
alarm adalah besi yang dapat menghantarkan energy dari starter lampu neon
ke baterai dan dilanjutkan ke alarm.
Adapun prinsip kerja dari alarm kebakaran yaitu, ketika starter lampu
neon yang berfunsi sebagai pemantau panas mengalami perubahan suhu alat
ini mudah sekali untuk di aliri arus listrik sehingga dengan berubahnya suhu
pada starter lampu neon komponen penyusunya akan terhubung satu sama lain
sehingga menyebabkan arus mengalir dan otomatis buzzer akan berbunyi
yang menandakan terjadi perubahan suhu di ruangan.

C. Jenis-jenis Detektor Alarm Kebakaran


Ada beberapa jenis detektor alarm kebakaran yang dapat digunakan
untuk mengatasi kebakaran antara lain:
• ROR (Rate of Rise) Heat Detektor
Heat detector adalah pendeteksi kenaikan panas. Jenis ROR adalah
yang banyak digunakan saat ini, karena selain ekonomis juga aplikasi luas.
Area deteksi sensor bisa mencapai 50m2 untuk ketinggian platfon 4m.
• Fix Temperature
Detektor ini termasuk ke dalam heat detector. Berbeda dengan ROR,
pendeteksi yang derajat panas langsung tinggi maka fix temperature baru
mendeteksi pada derajat panas yang langsung tinggi. Penempatan detektor ini
cocok digunakan pada ruang genset, basement, dapur-dapur foodcourt,
gudang beratap asbes, bengkel las dan sejenisnya.
• Smoke Detector
cara kerjan detektor ini dengan mendeteksi asap ketika masuk kedalam
detektor ini, maka detektor ini akan aktif dan mengeluarkan bunyi.
• Flame Detector
Flame Detektor ini sangat sensitive terhadapa radiasi sinar ultraviolet
yang ditimbulkan oleh nyala api. Untuk aplikasi detektor ini biasanya
digunakan pada ruangan / industri yang memiliki resiko kebakaran tinggi
antara lain: gudang kimia, bahan bakar, dan sebagainya.
• Gas Detector
Detektor ini digunakan untuk mendeteksi kebocoran gas yang dapat
menyebabkan kebakaran. Alat ini bisa diproduksi menjadi 2 jenis untuk
mendeteksi kebakaran yaitu LPG (Liquefied Pretroleum Gas) dan LNG
(Liquefied Natural Gas).
D. Cara Kerja Alarm Kebakaran
1. Cara Kerja Alarm Kebakaran Konvensional

Sistem konvensional merupakan sistem alarm kebakaran paling sederhana.


Alarm kebakaran dan cara kerjanya menggunakan kabel isi dua yang
menghubungkan detektor dengan panel kontrol utama. Sistem ini bersifat
pararel, artinya detektor yang dipasang harus memiliki titik awal dan titik
akhir. Kesatuan sistem dari titik awah hingga akhir ini disebut zone. Sebuah
zone umumnya terdiri dari beberapa detektor kebakaran. Apabila detektor
mendeteksi tanda-tanda kebakaran, ia akan mengirimkan signal berupa nyala
lampu pada zone lokasi kebakaran dan membunyikan alarm. Salah satu
kelemahan dari sistem ini adalah, alarm hanya akan memberikan informasi
lokasi zone tanpa mengetahui detektor mana yang mengirimkan signal.
Akibatnya lokasi kebakaran masih belum diketahui secara detail. Pada gedung
yang menggunakan sistem alarm kebakaran konvensional sebaiknya membuat
satu zone pada setiap lantai.
2. Cara Kerja Alarm Kebakaran Addressable

Sistem addressable merupakan sistem yang memasang ID (address) pada


detektor kebakarannya. Alarm kebakaran dan cara kerjanya lebih mudah
dibandingkan dengan sistem konvensional. Pada sistem ini, detektor yang
dipasang terhubung langsung dengan kontrol utama. Dengan teknologi
pemberian alamat pada setiap detektor, maka, saat terjadi kebakaran, ia akan
langsung mengirimkan alarm dan signal lampu detektor mana yang
mengirimkan. Kelebihan dari sistem ini adalah kemudahan yang didapatkan
dalam menentukan letak akurat kebakaran. Saat kebakaran, hal ini sangat
penting, karena dapat segera mengetahui jalur evakuasi yang tepat serta
memperpanjang waktu evakuasi.
3. Cara Kerja Alarm Kebakaran Semi-Addressable
Sistem yang terakhir adalah sistem semi-addressable.Sistem ini adalah
gabungan dari sistem konvensional dan sistem addresable. Alarm kebakaran
dan cara kerjanya mirip sekali dengan sistem konvensional. Hanya saja pada
sistem semi addressable disematkan teknologi control module yang
tersambung dengan detektor pada masing-masing loop. Kelebihan dari sistem
ini adalah dapat lebih banyak menghandle detektor daripada menggunakan
panel konvensional yang memiliki keterbatasan pada masing-masing zonenya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rangkaian alarm kebakaran adalah suatu rangkaian yang dapat dipakai untuk
mengetahui adanya bahaya kebakaran. Rangkaian ini mempunyai sensor yang
sangat peka terhadap panas yang disebut Thermistor atau NTC (Negative
Temperature Coefisient).
B. Saran
Dengan adanya pembelajaran mengenai rangkaian elektronika sederhana,
hendaknya kita mampu untuk lebih inovatif serta kreatif, demi perkembangan
ilmu pengetahuan yang lebih maju ke depannya.
DAFTAR PUSTAKA
Yolanda, Riska. 2012. Makalah Rangkaian Elektronika Sederhana.
http://cokstroblatberry.blogspot.com/2012/03/makalah.html, (Diakses pada
tanggal 17 November 2019)
Anonim. 2019. Rangkaian Alarm Tanda Kebakaran.
https://rangkaianelektronika.info/rangkaian-alarm-tanda-kebakaran/, (Diakses
pada tanggal 17 November 2019)
Anonim. 2017. Makalah Alarm Kebakaran.
http://ardhyanakmanarang.blogspot.com/2014/02/makalah-alarm-
kebakaran.html, (Diakses pada tanggal 17 November 2019)

Anda mungkin juga menyukai