Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Ners Volume 4 Nomor 2 Tahun 2020 Halaman 122 - 129

JURNAL NERS
Research & Learning in Nursing Science
http://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/ners

HUBUNGAN INDEX MASA TUBUH (IMT) DENGAN SKALA NYERI DISMENOREA


PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 2 KAMPAR

Putrianis Oktorika1, Indrawati2, Putri Eka Sudiarti3


1,2,3
Program Studi Sarjana Keperawatan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
putrianisputri17@gmail.com
indrawatiigo@yahoo.com

ABSTRAK
Masalah menstruasi yang sering dialami oleh remaja adalah dismenorea. Prevalensi dismenorea di Indonesia
sebesar sebesar 64,2%, yang terdiri dari 54,9% mengalami dismenorea primer dan 9,4% mengalami
dismenorea sekunder. Faktor risiko yang berkaitan dengan dismenorea adalah menarce usia dini, riwayat
keluarga dengan keluhan dismenorea, indeks masa tubuh yang tidak normal, kebiasaan memakan makanan
cepat saji, durasi perdarahan saat haid, terpapar asap rokok, konsumsi kopi dan alexythimia, kebiasaan minum
susu dan anemia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan index masa tubuh (IMT) dengan skala
nyeri dismenorea pada remaja putri di SMA Negeri 2 Kampar. Penelitian ini bersifat analitik dengan
menggunakan pendekatan penelitian Cross Sectional. Sampel dalam penelitian ini siswi kelas II di SMA
Negeri 2 Kampar yang berjumlah 131 orang dengan teknik pengambilan sampel stratified random sampling.
Pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner. Pengolahan data menggunakan analisa univariat dan
bivariat. Hasil penelitian menunjukkan lebih dari separuh responden memiliki indekx masa tubuh tidak ideal
sebanyak 70 orang (53,4%) dan lebih dari separuh mengalami skala dismenorea berat sebanyak 57 orang
(43,5%). Hasil uji Chi-square didapatkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara index masa tubuh
dengan kejadian dismenorea di SMA Negeri 2 Kampar. Untuk itu bagi pihak sekolah untuk dapat melakukan
penyuluhan - penyuluhan tentang dismenorea agar dapat mencegah terjadinya dismenorea.

Kata Kunci : Index masa tubuh, skala nyeri dismenorea

@Jurnal Ners Prodi Sarjana Keperawatan & Profesi Ners FIK UP 2020

Corresponding author :
Address : Jl. Tuanku Tambusai No. 23 Bangkinang
Email : indrawatiigo@yahoo.com
Phone : 085364845180

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)


123 | HUBUNGAN INDEX MASA TUBUH (IMT) DENGAN SKALA NYERI DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI DI
SMA NEGERI 2 KAMPAR

PENDAHULUAN keluarga dengan keluhan dismenorea, kebiasaan


Menstruasi merupakan salah satu perubahan memakan makanan cepat saji, durasi perdarahan
karakteristik awal pada remaja (Ningsih et al, saat haid, terpapar asap rokok, konsumsi kopi dan
2013). Gangguan menstruasi yang sering terjadi alexythimia, kebiasaan minum susu, anemia dan
pada remaja adalah dismenorea (Mundarti et al, indeks masa tubuh yang tidak normal (IMT)
2014). Dismenorea atau nyeri haid adalah suatu (Larasati et al, 2016 ; Widayamti, 2018). IMT
gejala yang paling sering menyebabkan wanita adalah alat untuk mengukur dengan
muda pergi ke dokter untuk konsultasi dan membandingkan tinggi badan dan berat badan
pengobatan (Wiknjosastro, 2010). Dismenorea seseorang. IMT juga digunakan sebagai alat untuk
terdiri dari dismenore primer dan sekunder. mendiagnosa masalah obesitas. Seorang wanita
Dismenorae primer merupakan nyeri haid yang dengan tubuh tidak ideal memiliki resiko lebih
tidak didasari kondisi patologis, sedangkan besar terhadap kejadian dismenore. Tubuh yang
dismenorea sekunder merupakan nyeri haid yang ideal bukanlah tubuh yang terlalu kurus ataupun
didasari dengan kondisi patologis (Larasati et al, yang terlalu gemuk (Proverawati & Misaroh
2016). 2010).
Menurut World Health Organization (WHO) Wanita dengan tubuh terlalu kurus ataupun
tahun 2016 didapatkan 1.769.425 jiwa (90%) terlalu gemuk sangat berpotensi mengalami
wanita di dunia mengalami dismenorea berat dismenore, karena semakin rendah Indeks massa
(Herawati, 2017). Angka kejadian dismenorea di tubuh maka tingkat dismenore akan semakin berat
Amerika serikat 30% - 50% perempuan usia dan semakin tinggi indeks masa tubuh maka
reproduksi. Sekitar 10% - 15% diantaranya tingkat dismenorea semakin berat, karena saat
terpaksa kehilangan kesempatan kerja, sekolah, wanita semakin gemuk, timbunan lemak memicu
dan kehidupan keluarga. Swedia ditemukan angka pembuatan hormon estrogen. Derajat nyeri
kejadian dismenorea pada wanita berumur 19 dismenore pada setiap wanita tidak sama. Ada
tahun sebanyak 72,42% (Oyoh & Sidabutar, 2015). yang masih bisa beraktifitas (sesekali sambil
Menurut hasil penelitian Singh et al (2011), sekitar meringis), adapula yang hingga tidak dapat
8,86% remaja yang mengalami dismenorea primer beraktivitas oleh karena tidak bisa menahan rasa
berat tidak hadir di sekolah dan sebanyak 67,08% nyerinya (Proverawati & Misaroh 2010).
remaja menarik diri dari kegiatan sosial, akademik, Salah satu permasalahan yang dapat
dan olahraga. menimbulkan dismenore primer adalah status gizi.
Prevalensi dismenorea di Indonesia sebesar Overweight merupakan salah satu faktor resiko
sebesar 107.673 jiwa (64,25%), yang terdiri dari dari dismenore primer. Namun di sisi lain,
59.671 jiwa (54,89%) mengalami dismenorea seseorang dengan underweight ternyata juga dapat
primer dan 9.496 jiwa (9,36%) mengalami mengalami dismenore primer (Beddu et al, 2015).
dismenorea sekunder (Herawati, 2017). Angka Prevalensi peningkatan disminore terjadi pada
kejadian dismenorea pada kalangan wanita usia kelompok dengan IMT rendah. Penelitian yang
produktif berkisar 45% - 95% (Sadiman, 2017). dilakukan oleh Hirata et al (2013) menemukan
Dismenore primer dialami oleh 60% - 75% remaja. frekuensi disminore pada kelompok dengan berat
Dilaporkan 30% - 60% remaja wanita yang badan di bawah ideal.
mengalami dismenorea, didapatkan 7 % - 15% Indek masa tubuh yang termasuk kategori
tidak pergi ke sekolah (Larasati, 2016). gemuk atau obesitas dapat menyebabkan
Berdasarkan penelitian Wahono (2012) gangguan pada siklus menstruasi, karena terdapat
kejadian dismenorea di SMA Negeri 1 Pekanbaru jaringan lemak yang berlebihan yang dapat
mencapai 59,40 % (264 orang) dengan jumlah mengakibatkan hiperplasi pembuluh darah.
populasi sebanyak 444 orang. Berdasarkan Artinya terdesaknya pembuluh darah oleh jaringan
penelitian kejadian dismenorea di SMA Negeri 1 lemak pada organ reproduksi wanita sehingga
Pekanbaru mencapai 59,40 % (264 orang) dengan darah yang seharusnya mengalir pada proses
jumlah populasi sebanyak 444 orang menstruasi terganggu dan menimbulkan nyeri.
(Wahyuningsih, 2014). Berdasarkan penelitian Mengkonsumsi makanan yang berlemak juga
Pialiani et al (2018) kejadian dismenorea di dapat meningkatkan hormon prostaglandin yang
Madrasah Aliyah Negeri Pasir Pengaraian dapat menyebabkan nyeri di bagian perut bawah
menunjukkan nyeri haid pada siswi sebanyak 141 atau dismenorea (Pratiwi, 2015). Hasil penelitian
(94%) dan yang tidak dismenorea sebanyak 9 (6%) Zsasha (2016), menunjukkan ada hubungan yang
responden. Terdapat beberapa faktor risiko yang signifikan antara IMT berat badan lebih (obesitas)
memengaruhi terjadinya dismenorea. dengan dismenorea. Menurut penelitian yang
Faktor risiko yang berkaitan dengan dilakukan oleh Widyana (2018) kejadian
dismenorea adalah menarce usia dini, riwayat dismenorea primer lebih sering terjadi pada

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)


124 | HUBUNGAN INDEX MASA TUBUH (IMT) DENGAN SKALA NYERI DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI DI
SMA NEGERI 2 KAMPAR

wanita berusia 16 - 23 tahun yang memiliki BMI dominan terjadi di SMA Negeri 2 Kampar.
lebih dari wanita yang memiliki BMI normal. Berdasarkan latar belakang diatas maka perlu
Salah satu kelompok umur yang berisiko dilakukan penelitian tentang hubungan index masa
terjadinya gizi lebih (obesitas) adalah kelompok tubuh (IMT) dengan skala nyeri disminorea remaja
remaja. (Widyawati & Indriani, 2014). putri di SMA Negeri 2 Kampar.
Meningkatkan terjadinya obesitas pada remaja Rumusan masalah pada penelitian ini adalah
yang menjadi faktor risiko terjadinya dismenore “Apakah ada hubungan index masa tubuh (IMT)
(Unani & Istiyorini, 2015). Salah satu faktor dengan skala nyeri disminorea remaja putri di
penyebab obesitas pada remaja adalah pola makan SMA Negeri 2 Kampar?”.
atau asupan makanan berlebih yang berasal dari
jenis makanan olahan serba instan, minuman soft METODE PENELITIAN
drink, makanan jajanan seperti makanan cepat saji Desain Penelitian
yang tersedia di gerai makanan. Obesitas dapat Penelitian ini bersifat analitik dengan
terjadi pada remaja dengan kebiasaan menggunakan pendekatan penelitian Cross
mengkonsumsi makanan tinggi kalori tanpa Sectional yaitu dimana variabel independen (index
disertai konsumsi sayur dan buah yang cukup masa tubuh) dan variabel dependen (skala nyeri
sebagai sumber serat (Sartika, 2011). dismenorea) diteliti pada saat bersamaan.
Dismenorea dapat mengganggu aktivitas Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
belajar serta juga dapat berdampak pada hubungan antara index masa tubuh (variabel
produktivitas dan kualitas hidup remaja secara independen) dengan skala nyeri dismenorea
tidak langsung. Dismenorea sangat berdampak (variabel dependen) (Supardi, 2013).
pada remaja usia sekolah karena menyebabkan
terganggunya aktivitas sehari - hari. Jika seorang Lokasi dan Waktu Penelitian
siswi mengalami dismenorea, aktivitas belajar Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 11 –
mereka di sekolah akan terganggu, terkadang ada 20 Mei tahun 2020 di SMA Negeri 2 Kampar.
yang sampai meminta izin untuk pulang bahkan
ada yang pingsan. Disminorea yang diderita siswi Populasi dan Sampel
sering menjadi penyebab mereka tidak masuk Populasi
sekolah (Ningsih et al, 2013). Populasi merupakan keseluruhan atau totalitas
Berdasarkan hasil data prasurvey peneliti objek yang diteliti yang ciri – cirinya diduga atau
lakukan pada tanggal 12 Maret tahun 2020 dengan ditaksir (estimated) (Nasir, 2011). Populasi
cara menyebarkan pra kuisioner yang dilakukan penelitian ini adalah semua siswi kelas 2 di SMA
oleh peneliti di 2 Sekolah Menengah Atas pada Negeri 2 Kampar Tahun 2020 sebanyak 197
siswi SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 2 Kampar. orang.
Terdapat perbedaan yang signifikan pada penderita
dismenorea di masing - masing sekolah tersebut. Sampel
Dari 20 orang siswi SMA Negeri 1 Kampar Sampel adalah sebagian yang diambil dari
peneliti wawancara, didapatkan 15 orang keseluruhan objek yang diteliti yang dianggap
mengeluhkan nyeri pada saat satu hari sebelum mewakili seluruh populasi (Notoadmajo, 2010).
menstruasi dan memuncak pada hari pertama Sampel yang diambil berasal dari populasi
menstruasi. Dari 15 orang yang mengeluh penelitian yang memenuhi kriteria inklusi.
disminorea 9 orang mempunyai berat badan lebih.
Wawancara yang peneliti lakukan di SMA Negeri Teknik Pengambilan Sampel
2 Kampar, 19 orang mengatakan pada saat Pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu
menstruasi sering menderita nyeri pada perut dengan teknik stratified random sampling yaitu
bagian bawah dan pinggang dan nyerinya timbul cara pengambilan sampel yang dilakukan secara
pada saat hari pertama menstruasi. Nyeri akan random sederhana dengan memisahkan populasi
hilang apabila siswi mengkonsumsi obat menurut strata tertentu dan dari masing – masing
paracetamol. Dari 19 siswi yang mengeluh kelompok (Nasir, 2011).
disminorea ini didapatkan 10 orang mempunyai
berat badan lebih. Analisa Data
Dari daftar kehadiran siswi kelas II yang Analisa Univariat
berjumlah 197 orang di sekolah SMA Negeri 2 Analisa univariat yaitu dilakukan untuk
Kampar, didapatkan data bahwa hampir di setiap menganalisa terhadap distribusi frekuensi setiap
bulannya sekitar 10% selalu ada siswa perempuan kategori pada variabel bebas (index masa tubuh)
yang absen sehingga berpengaruh terhadap dan variabel terikat (skala nyeri dismenorea).
prestasinya di sekolah sehingga kualitas hidup
remaja menurun. Maka berdasarkan hasil
prasurvey penderita dismenore primer yang paling

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)


125 | HUBUNGAN INDEX MASA TUBUH (IMT) DENGAN SKALA NYERI DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI DI
SMA NEGERI 2 KAMPAR

Analisa Analisa Bivariat No. Skala Nyeri n Persentase


Analisa bivariat digunakan untuk mengetahui Dismenorea (%)
hubungan index masa tubuh dengan skala nyeri 1. Ringan 52 39,7
dismenorea. data dianalisis dengan dibantu 2. Sedang 22 16,8
program komputerisasi. Dalam analisis data 3. Berat 57 43,5
dibedakan tingkatannya, yaitu : analisis univariat Jumlah 131 100
dan bivariat. Analisis bivariat menggunakan tabel
Keterangan : Hasil Penelitian
silang untuk menganalisis hubungan antara dua
variabel. Menguji ada tidaknya hubungan antara Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat
variabel index masa tubuh dengan skala nyeri dilihat bahwa dari 131 responden, terdapat 57
dismenorea digunakan analisis Chi Square, responden (43,5%) mengalami skala nyeri
dengan tingkat kemaknaan α = 0,05. Hasil yang dismenorea berat.
diperoleh pada analisis Chi Square dengan
menggunakan program SPSS yaitu nilai p, B. Analisa Bivariat
kemudian dibandingkan dengan α = 0,05. Apabila 1. Hubungan Indeks Masa Tubuh (IMT)
nilai probabilitas (P) ≤ α (0,05) H0 ditolak artinya dengan Skala Nyeri Dismenorea
ada hubungan antara dua variabel dan apabila Tabel 4.3 Hubungan Indeks Masa
probabilitas (P) > α (0,05) H0 diterima artinya Tubuh dengan Skala
tidak ada hubungan antara dua variabel. Nyeri Dismenorea di SMA
Negeri 2 Kampar
HASIL PENELITIAN Indeks Skala Nyeri Dismenorea Total
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 - 20 Masa Ringan Sedang Berat
Mei 2020 yang meliputi remaja di SMA Negeri 2 Tubuh n % n % n % n % 0,001
Kampar, yang berjumlah 131 orang. Penelitian ini Tidak Ideal 17 27,9 15 24,6 38 62,3 61 100
dilakukan dengan mendatangi rumah- rumah Ideal 35 50,0 7 10,0 19 27,1 70 100
responden. Data yang diambil pada penelitian ini Total 52 39,7 22 16,8 57 43,5 131 100
meliputi variabel independen (indeks masa tubuh Keterangan : Hasil Penelitian diuji dengan uji
(IMT)) dan variabel dependen (skala nyeri statistik Chi-Square
dismenorea) yang diukur dengan kuesioner.
Selanjutnya hasil penelitian disajikan dalam Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat
bentuk tabel sebagai berikut : bahwa dari 131 responden (100%), yang
memiliki indeks masa tubuh tidak ideal sebayak
A. Analisa Univariat 61 orang (100%), ada sebanyak 17 orang
1. Indeks Masa Tubuh (IMT) (27,9%) responden yang skala nyeri ringan,
Tabel 4.1 Distribusi sedangkan yang memiliki indeks masa tubuh
Frekuensi Berdasarkan Indeks Masa ideal sebanyak 70 orang (100%), terdapat 19
Tubuh (IMT) Pada Responden di orang (27,1%) responden yang mengalami
SMA Negeri 2 Kampar skala nyeri dismenorea berat. Berdasarkan uji
statistik diperoleh nilai p value = 0,001 (p ≤
No. Indeks Masa n Persentase (%) 0,05), dengan derajat kemaknaan (α = 0,05). Ini
Tubuh (IMT) berarti ada hubungan indeks masa tubuh
1. Tidak Ideal 70 53,4 dengan skala nyeri dismenorea di SMA Negeri
2. Ideal 61 46,6 2 Kampar.
Jumlah 131 100
Keterangan : Hasil Penelitian PEMBAHASAN
A. Pembahasan Penelitian
Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat Hasil penelitian yang telah dilakukan
dilihat bahwa dari 131 responden, terdapat 70 terhadap 131 remaja putri di SMA Negeri 2
responden (53,4%) responden memiliki Kampar tentang “hubungan indeks masa tubuh
indeks masa tubuh tidak ideal dengan kejadian skala nyeri dismenorea di
SMA Negeri 2 Kampar”. Berdasarkan hasil uji
2. Skala Nyeri Dismenorea statistik didapatkan bahwa ada hubungan
Tabel 4.2 Distribusi indeks masa tubuh dengan kejadian skala nyeri
Frekuensi Berdasarkan Skala Nyeri dismenorea di SMA Negeri 2 Kampar.
Dismenorea Pada Responden di SMA Penelitian dilakukan dengan cata berkunjung
Negeri 2 Kampar langsung kerumah – rumah respnden, dimana
dalam sehari peneliti sanggup melakukan
penelitian pada 13 dan 14 orang responden.
Penelitian dilakukan selama 10 hari. Peneliti

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)


126 | HUBUNGAN INDEX MASA TUBUH (IMT) DENGAN SKALA NYERI DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI DI
SMA NEGERI 2 KAMPAR

menggunakan alat pelindung diri pada saat Hasil penelitian ini didukung oleh
datang kerumah responden seperti masker dan penelitian oleh Zsasha (2016),
handscun. Pada saat sampai dirumah responden menunjukkan ada hubungan yang signifikan
langkah awal yang peneliti lakukan adalah antara IMT berat badan lebih dengan
menjelaskan tujuan peneliti melakukan dismenorea. Menurut penelitian yang
penelitian dan tidak merugikan responden jika dilakukan oleh Widyana (2018) kejadian
menjadi responden peneliti. Resonden yang dismenorea primer lebih sering terjadi pada
setuju menjadi responden maka wanita berusia 16 - 23 tahun yang memiliki
menandatangani lembar persetujuan responden, BMI lebih dari wanita yang memiliki BMI
dan baru dilakukan pengukuran berat bada, normal. Penelitian yang dilakukan Sakinah
tinggi badan dan menjawab kuesioner. Data (2016), status gizi lebih berpeluang
yang didapatkan kemudian diolah dan disajikan meningkatkan kejadian dismenorea primer.
dalam bentuk tabel. Berdasarkan penelitian ini diperoleh hasil
1. Hubungan Indeks Masa Tubuh dengan bahwa indeks masa tubuh mempengaruhi
Skala Nyeri Dismenorea di SMA Negeri 2 terjadinya dismenorea. Semakin banyak
Kampar lemak dalam tubuh maka semakin tinggi
Hasil penelitian dapat dilihat bahwa ada risiko seseorang menderita dismenorea.
hubungan indeks masa tubuh dengan skala Penelitian ini menemukan 17 orang (13%)
nyeri dismenorea. Hasil penelitian ini siswi yang memiliki IMT tidak normal
didukung oleh teori yang dikemukakan oleh tetapi mengalami skala nyeri dismenorea
Proverawati & Misaroh (2010) wanita ringan. Hal ini disebabkan karena pada siswi
dengan tubuh terlalu kurus ataupun terlalu yang obesitas atau terlalu kurus karena siswi
gemuk sangat berpotensi mengalami tersebut rutin melakukan aktivitas olahraga
dismenore, karena semakin rendah Indeks sehingga pada saat dismenorea dapat
massa tubuh maka tingkat dismenore akan membantu mengurangi nyeri dismenorea.
semakin berat dan semakin tinggi indeks Faktor lain yang juga dapat
masa tubuh maka tingkat dismenorea mempengaruhinya yaitu ada jenis makanan
semakin berat, karena saat wanita semakin yang dikonsumsi remaja putri yang dapat
gemuk, timbunan lemak memicu pembuatan mengurangi skala nyeri dismenorea seperti
hormon estrogen. Derajat nyeri dismenore rutin mengkonsumsi jamu, ramuan
pada setiap wanita tidak sama. Ada yang tradisional seperti air peras kunyit campur
masih bisa beraktifitas, adapula yang hingga madu yaitu sebanyak 10 orang (58,8%), dan
tidak dapat beraktivitas. lain – lainnya.
Menurut Pratiwi (2015), wanita yang Penelitian ini juga menemukan siswi
mengalami obesitas dapat menyebabkan yang memiliki IMT normal tetapi
gangguan pada siklus menstruasi. Jaringan mengalami skala nyeri dismenorea berat
lemak yang berlebihan yang dapat yaitu sebanyak 19 orang (14,5%). Hal ini
mengakibatkan hiperplasi pembuluh darah, bisa disebabkan karena remaja putri tersebut
yang artinya terdesaknya pembuluh darah memiliki faktor penyebab lain yang
oleh jaringan lemak pada organ reproduksi membuat skala nyeri dismenorea yang
wanita sehingga darah yang seharusnya dideritanya menjadi berat seperti anemia,
mengalir pada proses menstruasi terganggu menarche yang terlalu dini, riwayat keluarga
dan menimbulkan nyeri. Mengkonsumsi yang memiliki dismenorea berat, stres yang
makanan yang berlemak juga dapat dialami remaja dan lain – lainnya.
meningkatkan hormon prostaglandin yang Kemungkinan ini bisa saja menjadi
dapat menyebabkan nyeri di bagian perut penyebab, mengingat penyebab nyeri
bawah atau dismenorea. dismenorea dipengaruhi oleh multifaktor
Menurut Widayamti (2018), dismenore tidak hanya disebabkan oleh satu faktor
primer lebih sering terjadi pada wanita yang IMT.
memiliki BMI tidak normal dari wanita Seseorang yang tidak memiliki IMT
yang memiliki BMI normal. Dismenore normal akan menjadi salah satu faktor
primer terjadi karena ada peningkatan penyebab yang akan dapat memperberat
prostaglandin yang dapat menyebabkan nyeri dismenorea pada remaja putri. Untuk
spasme miometrium yang berlebihan dan itu peneliti menyarankan kepada penelitian
menyebabkan kontraksi uterus yang selanjutnya untuk meneliti faktor – faktor
abnormal, yang mana kadar prostaglandin lain yang dapat memperberat skala nyeri
pada wanita dengan BMI tidak normal lebih dismenorea pada remaja putri sehingga bisa
tinggi dari pada wanita dengan BMI normal. melihat faktor yang dominan dalam
mempengaruhi skala nyeri dismenorea pada

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)


127 | HUBUNGAN INDEX MASA TUBUH (IMT) DENGAN SKALA NYERI DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI DI
SMA NEGERI 2 KAMPAR

remaja putri. Hasil penelitian ini juga dapat selanjutnya untuk menghubungakan ke variabel
digunakan sebagai acuan agar pihak sekolah – variabel lainnya yang mempengaruhi kejadian
lebih meningkatkan penyuluhan kepada skala nyeri dismenorea dan dapat menjadi
remaja putri tentang dismenorea agar bisa bahan kepustakaan bagi peneliti selanjutnya
menghindari faktor – faktor penyebab skala untuk melakukan penelitian tentang
nyeri dismenorea. Bagi remaja putri dismenorea.
diharapkan memiliki berat badan normal
agar bisa mengurangi nyeri dismenorea DAFTAR PUSTAKA
karena berat badan yang tidak normal dapat Ade US. (2019).” Faktor-Faktor Yang
memperberat skala nyeri pada saat Berhubungan Dengan Kejadian Dismenore
dismenorea. Primer di Pondok Pesantren Al-Imdad
B. Keterbatasan Penelitian Yogyakarta.” Naskah Publikasi. Universitas
Dalam penelitian ini peneliti menemukan ‘Aisyiyah.
berbagai macam bentuk keterbatasan. Peneliti Adriani M & Wirjatmadi B. (2012). Pengantar
menyadari bahwa penelitian ini belum Gizi Masyarakat. Jakarta: Kencana.
sempurna walaupun penelitian ini telah Almetsiar S. (2011). ”Gizi Seimbang Dalam Daur
dilakukan secara maksimal namun dari Kehidupan”. Jakarta : PT Gramedia
berbagai keterbatasan tersebut membuat hasil Pustaka Utama.
penelitian ini tidak mendapatkan hasil yang
maksimal, keterbatasan dalam penelitian ini Azrida M, Sharrif SA, Thamrin A. (2018).”
diantaranya yaitu pada penelitian ini peneliti Kejadian Dismenorhoe Pada Mahasiswi
menggunakan instrumen kuesioner, sehingga Dengan Anemia.” Jurnal Kesehatan, Vol. 1
pada saat responden mengisi kuesioner No. 3.
kemungkinan responden kurang jujur dan Beddu S, Mukarramah S, Lestahulu V.(2015).
penelitian ini menggunakan metode korelasi Hubungan Status Gizi dan Usia Menarche
hanya untuk mengetahui hubungan antara dengan Dismenore Primer pada Remaja
kedua variable. Putri. The Southeast Asian Journal of
Midwifery. Volume 1. Nomor 1 : 16–21.
Kesimpulan Gulo W. (2010). Metodelogi Penelitian. Jakarta :
Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab- Grasindo.
bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan Handayani RY, Rahayu LS. (2014). Faktor -
pada penelitian ini yang berjudul “Hubungan Faktor Yang Berhubungan Dengan Nyeri
Indeks Masa Tubuh (IMT) dengan Kejadian Skala Menstruasi (Dismenorea) Pada Remaja Putri
Nyeri Dismenorea di SMA Negeri 2 Kampar Di Beberapa SMA Di Kabupaten Rokan
Tahun 2020 sebagai berikut : Hulu. Jurnal Maternity and Neonatal.
1. Lebih dari separuh responden memiliki indeks Volume 1 Nomor 4 : 161 – 171.
masa tubuh tidak normal. Herawati R. (2017). “ Faktor-Faktor Yang
2. Lebih dari separuh responden mengalami skala Mempengaruhi Kejadian Nyeri Haid
nyeri dismenorea berat. (Dismenorea) Pada Siswi Madrasah Aliyah
3. Terdapat hubungan yang bermakna antara Negeri Pasir Pengaraian.” Journal UPP.
indeks masa tubuh dengan kejadian skala nyeri Hidayat, A.A. (2009).” Metode Penelitian
dismenorea di SMA Negeri 2 Kampar. Keperawatan dan Teknik Analisa Data.”
Jakarta, Salemba Medika.
Saran Kristianingsih A, Utami VW, Yanti DE. (2015).”
1. Aspek Teoritis Risiko Dismenore Primer Pada Siswi
a. Dapat menjadikan penelitian ini sebagai Sekolah Menengah Pertama (SMP) Yayasan
acuan dalam memberikan penyuluhan Badrul Latif (YBL) Kecamatan Natar
tentang dismenorea pada siswi agar dapat Kabupaten Lampung Selatan.” Jurnal Dunia
mencegah terjadinya dismenorea di SMA Kesmas Volume 4. Nomor 3.
Negeri 2 Kampar. Korompis, GC. (2015).” Biostatistik Untuk
a. Diharapkan bagi responden untuk dapat Keperawatan.” Jakarta : EGC.
meningkatkan informasi dan pengetahuan Larasati TA dan Alatas F. (2016). “Dismenore
tentang dismenorea dan mengupayakan Primer dan Faktor Risiko Dismenore Primer
memiliki berat badan ideal atau IMT pada Remaja.” Majority , Volume 5, Nomor
normal, sehingga siswi dapat melakukan 3.
pencegahan agar terhindar dari dismenorea. Listiyana AD, Mardiana, Prameswari GN. (2013).
2. Aspek Praktis Obesitas Sentral Dan Kadar Kolesterol
Diharapkan dengan adanya penelitian ini Darah Total. Jurnal Kesehatan Masyarakat.
bisa menjadi acuan awal bagi peneliti Volume 9. Nomor 1 : 37 – 43.

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)


128 | HUBUNGAN INDEX MASA TUBUH (IMT) DENGAN SKALA NYERI DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI DI
SMA NEGERI 2 KAMPAR

Marmi J. (2013). Gizi dalam Kesehatan Rustam E. (2014). Gambaran Pengetahuan Remaja
Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Puteri Terhadap Nyeri Haid (Dismenore)
Mundarti, Pratikto J, Triwibowo M. (2014). dan Cara Penanggulangannya. Jurnal
“Pemberian Tablet Zinc Terhadap Tingkat Kesehatan Andalas. Diakses pada tanggal
Nyeri Disminorea Primer.” Journal LINK 12 Maret dari http://jurnal.fk.unand.ac.id.
Vol 10, No 03,ISSN : 1829 – 5754. Sadiman. (2017).”Analisis Faktor Yang
Nasir, A., Muhith, A., Ideputri, ME.(2011)”. Buku Berhubungan dengan Kejadian
Ajar : Metodologi Penelitian Kesehatan, Dismenorhea”. Jurnal Kesehatan, Volume
Konsep Pembuatan Karya Tulis dan Thesis VIII, Nomor 1, hlm 41-49.
Untuk Mahasiswa Kesehatan.” Yogyakarta : Sakinah. (2016).”Faktor-Faktor Yang
Nuha Medika. Berhubungan dengan Kejadian Dismenorea
Ningsih R, Setyowati, Rahmah H. (2013). Primer Pada Remaja.” Skripsi. Institut
Efektivitas Paket Pereda Nyeri Pada Remaja Pertanian Bogor.
Dengan Dismenore. Jurnal Keperawatan Sartika RA. (2011).“Faktor Risiko Obesitas Pada
Indonesia, Volume 16. Nomor .2 : 67-76. Anak 5-15 Tahun di Indonesia”. Makara,
Notoadmojo, S. (2010).” Metodelogi Penelitian Kesehatan, Vol. 15, No. 1 : 37 – 43.
Kesehatan.” Jakarta : Rineka Cipta. Sastrawinata. (2011). Obstetri Pathologi. Elstar
Oyoh dan Sidabutar J. (2015).” Menurunkan Offset.
Dismenoreaa Primer melalui Hipnoterapi Singh A, Kiran D, Singh H. (2011). Prevalence
pada Siswi Sekolah Menengah Pertama.” and severity of dismenorrhea: a problem
Jurnal Keperawatan Volume 3 Nomor 2. related to menstruation, among first and
Paath EF. (2010). Gizi dalam Kesehatan second year female medical students. Indian
Reproduksi. Jakarta: EGC. Jornal Physiol Pharmacol. Volume 52.
Pebrina M.(2016). Hubungan Status Gizi dengan Nomor 4 : 389 - 397.
Dismenore. Jurnal Kesehatan Medika Smeltzer & Bare (2013). Buku Ajar Keperawatan
Saintika. Volume 7. Nomor 2 : 35-44. Medikal Bedah Brunner Suddarth Edisi 8.
Potter, Patricia A, Anne G, Perry. (2010). Jakarta: EGC.
Fundamental Keperawatan Buku I Ed. 7. Sukarni KI, Wahyu P. (2013).” Buku Ajar
Jakarta: EGC. Keperawatan Maternitas.” Yogyakarta :
Pialiani Y, Sukarya WS, Rosady DS. (2018).” Maha Medika.
Hubungan Antara Tingkat Stres dengan Supardi. (2013).” Aplikasi Statistika dalam
Dismenore pada Mahasiswi Fakultas Penelitian Konsep Statistika yang Lebih
Kedokteran Universitas Islam Bandung.” Komprehensif.” Jakarta, Change
ISSN : 2460 - 657X Volume 4, No. 2. Publication.
Pratiwi H, Rodiani. (2015).” Obesitas sebagai Tamsuri A. (2010). Konsep dan Penatalaksanaan
Resiko Pemberat Dismenore pada Remaja.” Nyeri. Jakarta : EGC.
Majority, Volume 4, Nomor 9. Unani NN & Istiyorini H. (2015). Hubungan
Proverawati A & Misaroh (2010).” Menarche : Antara Status Gizi (Indeks Massa Tubuh)
Menstruasi Pertama Penuh Makna.” dengan Kejadian Dismenore Primer pada
Yogyakarta : Maha Medika. Remaja di Akademi Kebidanan Bina
Pundati TM, Sistiarani C, Hariyadi B. (2016). Husada Tangerang. Jurnal Ilmiah Bina
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Cendekia Kebidanan, Volume 1. Nomor 1 :
Kejadian Dismenore Pada Mahasiswa 1 - 9.
Semester VIII Universitas Jenderal Wahono. (2012). Analisis risiko kelebihan berat
Soedirman Purwokerto. Jurnal Kesmas badan terhadap kejadian dismenore primer
Indonesia. Volume 8. Nomor 1 : 40-48. pada remaja di SMA 1 Pekanbaru. Skripsi.
Reda, Prastiwi s, Warsono. (2018).” Hubungan Fakultas Kedokteran Universitas Riau.
Perilaku Merokok Dengan Siklus Wahyuningsih E, Sari LP. (2014).” Hubungan
Menstruasi Pada Mahasiswi Universitas Kadar Hemoglobin Dengan Kejadian
Tribhuwana Tunggadewi Malang.” Nursing Dismenore Pada Siswi Kelas Xi Sma Negeri
News Volume 3, Nomor 1. 1 Wonosari Klaten.” Jurnal Involusi
Rifki YS, Ermawati, Medison I. (2016).” Kebidanan, Vol. 4, No. 7 : 67-78.
Hubungan Paparan Asap Rokok Lingkungan Widayamti ED, Panggayuh A, Yuwamida AM.
dengan Kejadian Dismenorea Primer.” (2018). “Anemia Dan Nyeri Dismenorea.”
Jurnal Kesehatan Andalas ; 5(3). Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia
Ropitasari, Safitri I. (2015).” Hubungan Anemia (JIKI), Volume 1, No. 2 : 97-102.
dengan Tingkat Dismenore.” IJEMC, Widjanarko B.(2012). Dismenore Tinjauan Terapi
Volume 2 No. 2. pada Dismenore Primer. Majalah

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)


129 | HUBUNGAN INDEX MASA TUBUH (IMT) DENGAN SKALA NYERI DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI DI
SMA NEGERI 2 KAMPAR

Kedokteran Damianus, Volume 5, Nomor :


50 - 62.
Widyana ED, Panggayuh A, Yuwamida AM.
(2018). Hubungan Indeks Massa Tubuh
dengan Dismenorea pada Remaja Putri di
SMP Pekanbaru. Jurnal Endurance.Volume.
Nomor 3 : 618-623.
Widyawati & Indriani. (2014). “Faktor – Faktor
Yang Berhubungan Dengan Obesitas Pada
Anak Sekolah Dasar Usia 6 – 14 Tahun di
SD Budi Mulya Yogyakarta Tahun 2014”.
Naskah Publikasi. Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta.
Widyastuti Y, Rahmawati A, Purnamaningrum
YE. (2010).” Kesehatan Reproduksi.”
Yogyakarta : Fitramaya.
Wiknjosastro H. (2010). Ilmu Kandungan. Jakarta
: Yayasan Bina Pustaka.
Zsasha N. (2016). Hubungan Antara Indeks Massa
Tubuh dengan Kejadian Dismenore Primer
pada Mahasiswi Kedokteran Unisba Tingkat
1 Tahun 2016. Universitas Bandung,
Volume 2. Nomor 2 : 805–810.

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)

Anda mungkin juga menyukai