A. Telaah Jurnal
Kehidupan.
[1]. Rendahnya status gizi dan pola makan yang salah pada ibu hamil dapat
mengakibatkan terjadinya gangguan gizi antara lain anemia, pertambahan berat
badan yang kurang pada ibu hamil, dan gangguan pertumbuhan janin
[3]. Penelitian yang dilakukan Sari dkk. (2013) menyatakan bahwa ada hubungan
antara indeks massa tubuh di awal kehamilan dengan berat badan lahir
Untuk membina dan meningkatkan kesehatan masyarakat, salah satu upaya yang
56
57
bayi berdasarkan TPB dan untuk menilai efek prediksi variabel niat dan paktek
pemberian makan pada bayi, bahwa kelompok intervensi memiliki skor signifikan
lebih tinggi dari kontrol dalam pengetahuan, sikap, self-efficacy, niat, keyakinan
norma, serta perilaku makan. Dalam penelitian ini digunakan model Brief
Strategic Family Therapy (BSTF) (Austin, Macgowan & Wagner, 2005). yang
melilbatkan ibu hamil, suami dan satu anggota keluarga lainnya dalam setiap
pertemukan edukasi. Peneliti menggunakan intervensi edukasi berbasis keluarga
karena edukasi berbasis keluarga merupakan salah satu bentuk aplikasi praktik
keperawatan keluarga dengan pendekatan perkesmas, yang mana keluarga ikut
terlibat dan berperan sangat besar pada praktik pemenuhan kebutuhan nutrisi pada
ibu hamil dan janin dalam kandungan hingga anak berusia 2 tahun kelak. Adapun
peran perawat komunitas yaitu sebagai edukator; memberikan edukasi kepada
individu, keluarga dan kelompok masyarakat yang berisiko mengalami masalah
kesehatan khususnya sasaran kelompok 1000 HPK yaitu ibu hamil, ibu menyusui
dan bayi 0-24 bulan guna meningkatkan status gizi ibu hamil, meningkatkan
cakupan ASI eksklusif dan pemberian makanan pendamping ASI secara tepat.
58
Peran perawat ini perlu disinergikan dengan peran tenaga kesehatan lain di
Puskesmas sehingga dapat meningkatkan kesehatan ibu hamil.
Hasil uji reliabilitas kuesioner nutrisi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan
terhadap intensi ibu hamil yang terdiri dari komponen sikap, norma subjektif dan
PBC dengan menggunakan Cronbach Alpha adalah 0,954 Pilot study dilakukan di
wilayah kerja Puskesmas Puter yaitu pada 3 orang responden. Evaluasi hasil
menunjukkan 2 orang ibu hamil dan keluarganya mengerti tentang materi edukasi
yang diberikan.dan Berdasarkan selisih nilai post dan pre test pada kelompok
intervensi dan kelompok kontrol dengan menggunakan Mann Whitney test,
diketahui ada pengaruh yang signifikan p=0,00 (p <0,05). Temuan ini enunjukkan
Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pooreh et al, dalam
studi quasi-eksperimental terhadap 160 remaja perempuan dari 12–16 thn (80
59
orang remaja perempuan kelompok kasus dan kelompok kontrol) yang tidak
pernah di didik dalam pencegahan hipertensi selama tiga bulan terakhir.
Pendidikan diberikan berdasarkan teori perilaku terencana dalam dua bagian
yaitu nutrisi dan aktivitas fisik. Hasil independen t-test menunjukkan di bagian
gizi, sikap (p = 0,000), norma subjektif (p = 0,025), PBC (p = 0,016) dan niat
perilaku (p = 0,025); meningkat secara signifikan. Tentang aktivitas fisik, kecuali
norma subjektif (p = 0,219), nilai rata-rata dari sikap (p = 0,001), PBC (p = 0,000)
dan niat perilaku (p = 0,000) menunjukkan perbedaan yang signifikan antara dua
kelompok. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan berdasarkan
memengaruhi intensi. Akan tetapi masih ada komponen lainnya yaitu sikap dan
PBC yang belum dapat ditingkatkan sehingga intensi yang dihasilkan tidak sekuat
jika semua komponen intensi dapat ditingkatkan (Ajzen, 2005). Hal ini sejalan
dengan hasil penelitian Pramukti, Hill, & Isa (2014) yang menunjukkan bahwa
walaupun ibu-ibu hamil dipengaruhi oleh orang-orang disekitarnya, tetapi
keputusan untuk memberikan ASI eksklusif tetap ada pada ibu-ibu tersebut.
60
termasuk edukasi optimalisasi nutrisi pada ibu hamil dan pendekatan terbaik
adalah edukasi yang melibatkan keluarga sebagai orang terdekat bagi klien.
Edukasi berbasis keluarga merupakan salah satu upaya pemberdayaan untuk
memperkuat peran keluarga sebagai lingkungan yang paling berpengaruh terhadap
status kesehatan anggota keluarga, khususnya pada ibu hamil. Penelitian tentang
pengaruh edukasi berbasis keluarga telah banyak dilakukan oleh peneliti lain,
demikian pula dengan penelitian-penelitian yang menggunakan Theory of
Planned Behavior sebagai framework. Namun dalam penelitian ini, peneliti
mencoba untuk mengetahui pengaruh edukasi berbasis keluarga terhadap intensi
ibu hamil untuk optimalisasi nutrisi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan dengan
menggunakan metode ceramah, yang mana metode ini cukup baik pada sasaran
dengan pendidikan tinggi dan rendah. Khairani (2009) mengemukakan bahwa ada
perbedaan pengetahuan, sikap dan intensi para siswa Sekolah Dasar di Jambi
untuk mencuci tangan menggunakan sabun melalui metode ceramah, demonstrasi
dan latihan. Adapun media yang digunakan berupa lembar balik dan modul yang
dapat dibaca sewaktuwaktu serta mudah dipahami oleh ibu hamil, suami dan atau
anggota keluarga lainnya. Siti (2010) dalam penelitiannya berpendapat bahwa
penggunaan media pembelajaran terhadap materi yang diajarkan merupakan
faktor yang memengaruhi efektifitas dalam proses pendidikan sebab periode emas
tumbuh kembang anak adalah penentu masa depan anak terhadap kondisi
kesehatannya, kecerdasan fisik dan mental anak serta daya saing anak sebagai
generasi penerus bangsa. Oleh karena itu, intervensi edukasi ini diharapkan dapat
meningkatkan niat ibu dan pada akhirnya menjadi perilaku pada ibu hamil dan
keluarga terhadap pemenuhan gizi pada 1000 HPK.
Dari asuhan keperawatan yang telah penulis lakukan selama 3 hari pada
dengan kehilangan volume cairan aktif (mual dan muntah berlebihan) telah di
keperawatan hal ini juga telah di buktikan dengan penelitian oleh Rosani
(repository.usu.ac.id). Usaha untuk mencegah risiko tinggi pada ibu hamil dan
Mual muntah pada kehamilan merupakan salah satu gejala paling awal, paling
umum dan paling menyebabkan stress yang dikaitkan dengan kehamilan selama
masa kehamilan. Sebanyak 90% wanita mengalami beberapa bentuk mual dan
62
muntah yang dapat dimulai dari gejala mual ringan yang khas sampai sedang yang
dapat sembuh dengan sendirinya dengan/tanpa disertai muntah sampai kondisi
berat, yaitu hiperemesis gravidarum. Sekitar 51,4 % wanita mengalami mual dan
9,2% wanita mengalami muntah. Keadaan hiperemesis gravidarum yang sangat
yang patologis jauh lebih jarang terjadi dibandingkan mual muntah secara logis.
Diperkirakan hiperemesis gravidarum yang sangat patologis terjadi dalam 1/500
kehamilan (Tiran,2008).
Mual dan muntah merupakan gangguan yang umum dialami oleh 50 % wanita
hamil, dan biasanya paling parah pada trimester I kehamilan. Muntah terjadi
ketika pusat muntah dimedula atau zona pemicu kemoreseptor yang terletak di
dinding lateral ventrikel ke empat yang terstimulasi. Etiologi muntah belum
terbukti, namun menurut perkiraan, kondisi ini dapat disebabkan oleh kadar HCG
sirkulasi. Gejala muntah akan semakin parah pada kehamilan mola atau kehamilan
kembar. Sebagian wanita hamil gejala tersebut lebih sering muncul pada saat
bangun tidur, sehingga kerap sering disebut morning sickness. Sebagian yang lain,
gejala mual muntah terus berlanjut sepanjang hari (Holmes, 2011).
Gejala mual muntah dipagi hari atau morning sickness biasa dialami oleh ibu
hamil usia dibawah 6 bulan (Bararah, 2011). Kebanyakan wanita yang mengalami
gejala mual dan muntah hilang antara minggu ke 16 dan 22 kehamilan. Sebagian
kecil wanita 0,3-2 % akan mengalami kondisi yang lebih serius yang disebut
63
(Holmes, 2011).
Dewasa ini, jahe merupakan bahan ramuan lebih dari 50% obat-obatan
tradisional untuk mengatasi berbagai kondisi sakit seperti mual, kram
perut,mabuk kendaraan, demam, gangguan pencernaan dan infeksi. Jahe memiliki
kandungan besi dan kalsium yang tinggi (vitahealth, 2008). Sebuah penelitian
diDenmark menemukan bahwa jahe tidak menimbulkan masalah ketika diberikan
kepada tikus hamil dengan dosis beberapa kali lebih banyak dibandingkan dengan
Produk utama tanaman jahe adalah rimpang jahe. Rimpang jahe merupakan
sumber minyak jahe yang disebut minyak atsiri. Minyak jahe mengandung
minyak terbang (yang mudah menguap) misalnya gingerol (Rukmana, 2011).
Senyawa gingerol sebagai kandungan utama dalam rimpang jahe adalah suatu
oksidan kuat yang efektif mengatasi radang. Jahe memiliki antiemetik dan
64
kegiatan anxiolytic. Hal ini juga dapat membantu morning sickness. Gingerol dan
shogaol dari jahe dapat merangsang aliran air liur, empedu dan sekresi lambung.
Jahe juga ditemukan untuk menekan kontraksi lambung dan meningkatkan tonus
otot usus dan peristaltik. Konstituen dalam jahe dapat berinteraksi dengan reseptor
Mual muntah yang tidak segera tertangani bisa menjadi kasus komplikasi
dalam kehamilan yang lebih serius dan berakibat fatal yaitu hiperemesis
gravidarum (Tiran, 2008).
Hasil pengumpulan data yang dilaksanakan mulai tanggal 28-31 Mei 2013
dan 1-23 Juli 2013 di Wilayah Kerja Puskesmas Wonorejo didapatkan 24
responden yang digunakan sebagai sampel penelitian dan dari hasil pengumpulan
data melalui kuesioner di dapatkan Simpulan penelitian adalah : 1)Penurunan
mual muntah pada ibu hamil usia kehamilan 0-16 minggu sebelum dan sesudah
66
diberi serbuk jahe (zingiber officinale) sebagian besar mengalami mual muntah
sedang sebanyak 58,3 % yakni 7 orang, 2). Penurunan mual muntah pada ibu
hamil usia kehamilan 0-16 minggu sebelum dan sesudah yang tidak diberi serbuk
jahe (zingiber officinale) sebagian besar mengalami mual muntah sedang
sebanyak 75 % yakni 9 orang, 3). Ada perbedaan pengaruh pemberian jahe
terhadap penurunan derajat mual muntah pada ibu hamil usia kehamilan 0-16
minggu yang diberi serbuk jahe dan tidak diberi serbuk jahe. Saran yang diajukan
adalah : 1). Peneliti mengharapkan lahan penelitian dapat mempertimbangkan
pemberian jahe sebagai terapi nonfarmakologi kepada ibu hamil yang mengalami
mual muntah, 2). Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan bacaan dan
dapat menjadi pertimbangan masukan penelitian selanjutnya yang berhubungan
dengan jahe ataupun penurunan mual muntah pada ibu hamil, 3). Peneliti berharap
untuk dapat melakukan penelitian selanjutnya dengan melakukan penelitian
tentang alternatif lain yang dapat mengurangi mual muntah misalnya dengan
teknik akupunktur dan perbandingan penurunan mual muntah dengan pemberian
vitamin B6 dengan Jahe.
asumsi penulis pemberian air jahe pada klien yang hiperemesis dapat di
aplikasikan pada tindakan keperawatan dengan klien mual muntah,hal ini telah di
buktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh “Finta Isti Kundarti*, Dwi
Estuning Rahayu*, Reni Utami Tentang Efektifitas Pemberian Serbuk Jahe
(Zingiber Officinale) Terhadap Tingkatan Mual Muntah Pada Ibu Hamil
B. Kesimpulan
S pada tanggal 12 Juni 2020 s/d 14 Juni 2020 maka dapat disimpulkan:
gravidarum.
NOC
berhenti tetapi klien masih merasakan mual, dan bila keadaan umum ibu
pada kasus Hiperemesis Gravidarum seperti yang dialami Ny. “S” adalah
C. Saran
2. Penulis/mahasiswa
3. Instansi Pendidikan