FISIOLOGI HEWAN
MENGHITUNG JUMLAH ERITROSIT PADA HEWAN
Disusun oleh :
Kelompok 8
1. Nanda Devita Sari 4411419003
2. Fadhila Fauzia Syahriar 4411419007
3. Tiarmada Simanullang 4411419022
4. Frisca Dynasti Putri 4411419028
5. Maulida Nuradellia 4411419032
D. Cara Kerja
1. Prosedur kerja menyiapkan cairan darah untuk dihitung jumlah eritrositnya dapat
saudara saksikan melalui link .........................
2. Mengamati dengan seksama tayangan video nya, catat semua alat dan bahan serta
prosedur kerjanya secara lengkap.
3. Masing-masing kelompok akan mendapatkan kiriman satu foto tampilan mikroskop
bilik hitung Neubauer yang sudah diisi dengan cairan darah dengan pengenceran oleh
larutan Hayem sebesar 200 kali, melalui Whatsapp oleh asisten masing-masing
kelompok.
4. Memperhatikan kotak-kotak pada bilik hitung yang tampak pada foto tersebut, dan
menentukan area hitung eritrosit seperti, petunjuk pada gambar berikut ini.
Gambar 5.1. Bilik hitung Neubauer. Lima kotak di tengah yang diarsir (symbol R) adalah
area hitung eritrosit. Empat kotak di pinggir dengan simbol W adalah area hitung leukosit.
5. Setelah area hitung sel-sel eritrosit ditentukan, kemudian menghitung sel-sel eritrosit
yang terdapat pada area hitung tersebut dengan mengikuti alur pola seperti gambar
berikut ini.
6. Memasukkan sel-sel eritrosit yang terhitung dalam rumus berikut :
Keterangan :
80 = jumlah bujur sangkar kecil (5x 16 bujur sangkar kecil) area hitung eritrosit
E. Hasil Pengamatan
Berdasarkan praktikum yang sudah dilakukan, jumlah eritrosit yang pada bilik hitung
Neubauer diatas adalah 341.
F. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan metode analisis kualitatif. Data tersebut dipilih
dengan cara merata-rata data setiap anak di kelompok 8 dan memilih data yang mendekati rata-
rata tersebut. Data yang paling mendekati rata-rata adalah data milik Maulida dengan jumlah
341 eritrosit.
G. Pembahasan
Praktikum Menghitung Jumlah Eritrosit Pada Hewan bertujuan untuk untuk
menghitung jumlah eritrosit pada tikus (hewan coba). Praktikum ini dilakukan secara daring
dengan cara Asisten memberikan gambar eritrosit yang berbeda-beda untuk masing-masing
kelompok. kemudian, masing-masing anggota kelompok menghitung jumlah eritrosit tersebut
sesuai arahan dari buku panduan praktikum. Untuk data perhitungan masing-masing ada di
lampiran. Data yang kami dapatkan adalah 341 eritrosit.
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui jumlah sel darah merah (eritrosit)pada hewan
coba. Menghitung jumlah eritrosit dengan rumus :
= 10.000 x E/ mm2
Hasil yang diperoleh dari perhitungan kelompok kami yaitu 3.410.000 / mm2. Kekurangan
jumlah eritrosit menyebabkan penyakit anemia, yaitu berkurangnya kemampuan darah
mengangkut oksigen karena kurangnya jumlah eritrosit. Sedangkan polisistemia adalah
kondisi dimana jumlah eritrosit meningkat secara nyata atau dalam kata lain jumlah eritrosit
yang melampaui standar. Dari data diatas, diketahui bahwa jumlah eritrosit pada hewan
coba termasuk normal.Jumlah normal sel darah merah (eritrosit) tergantung pada usia dan
jenis kelamin.Eritrosit adalah sel darah yang jumlahnya paling banyak dibandingan dengan
sel darah lain. Pada pria dewasa, jumlah eritrosit 4,1 juta –6 juta sel/L, sedangkan pada
wanita dewasa 3,9 juta –5,5 jutasel/L.
Pada praktikum perhitungan eritrosit digunakan EDTA dan larutan hayem lalu diamati
dengan alat hemositometer. Prinsip alat hemositometer adalah menghitung jumlah eritrosit
menggunakan bilik hitung. Sedangkan larutan hayem adalah larutan isotonis yang
digunakan sebagai pengencer darah dalam perhitungan eritrosit. Apabila sampel darah
dicampur dengan larutan hayem maka sel darah putih akan hancur sehingga hanya ada
sel darah merah saja sehingga memudahkan perhitungan eritrosit. Larutan hayem memiliki
beberapa fungsi antara lain untuk mengencerkan darah, menghalangi pembekuan darah,
memperjelas bentuk eritrosit sehingga bayangan leukosit dan trombosit lenyap serta
mempertahankan bentuk eritrosit dan tidak menyebabkan aglutinasi. Pada perhitungan
eritrosit digunakan larutan EDTA. Ethilene Diamine Tetra Acetat atau lebih dikenal dengan
EDTA adalah suatu jenis garam yang mampu mengikat dan mengendapkan
ion kalsium dalam darah kemudian mengubahnya menjadi senyawa komplek.
Larutan EDTA berfungsi sebagai anti koagulan yang mencegah penggumpalan darah
dengan cara mengikat kalsium atau dengan menghambat pembentukan trombin yang
diperlukan untuk mengonversi fibrinogen menjadi fibrin dalam proses pembekuan darah.
Penggunaan EDTA harus tepat, bila jumlah EDTA kurang maka darah akan mengalami
koagulasi, sebaliknya jika EDTA terlalu banyak, eritrosit akan mengalami krenasi, trombosit
membesar dan mengalami disintegrasi.Jangka hidup sel darah merah kira-kira 120 hari.
Sel darah merah yang telah tua akan ditekan oleh sel-sel fagosit yang terdapat dihati
dan limpa. Fungsi utama eritrosit adalah membawa oksigen (O₂) dari paru-paru ke jaringan
untuk melakukan metabolisme tubuh. Eritrosit mempunyai kemampuan yang
khusus karena hemoglobin tinggi, apabila tidak ada hemoglobin kapasitas pembawa
oksigen dalam darah dapat berkurang sampai 99%. Fungsi penting hemoglobin ini adalah
mengikat dengan mudah oksigen yang langsung terikat dalam paru diangkut sebagai
oksihemoglobin dalam darah dan langsung terurai dalam hemoglobin dalam jaringan
(Arif M, 2008). Eritrosit juga berperan dalam sistem kekebalan tubuh. Ketika sel darah
merah mengalami proses lisis oleh patogen atau bakteri, maka hemoglobin di dalam sel
darah merah akan melepaskan radikal bebas yang akan menghancurkan serta membunuh
dinding dan membran sel patogen (Maria K, 2009).
Jumlah normal sel darah merah (eritrosit) tergantung pada usia dan jenis
kelamin.Eritrosit adalah sel darah yang jumlahnya paling banyak di bandingan dengan sel
darah lain. Pada pria dewasa, jumlah eritrosit 4,1 juta –6 juta sel/L, sedangkan pada
wanita dewasa 3,9 juta –5,5 juta sel/L. Nilai yang rendah menunjukkan adanya anemia,
kelebihan cairan tubuh atau pendarahan. Nilai yang meningkat menunjukan keadaan
polisitemia (tingginya jumlah sel darah merah) atau dehidrasi. Peningkatan jumlah eritrosit
tergantung dari respon individu yang berbeda-beda. Perokok berat dan tercemar racun juga
dapat menaikan jumlah eritrosit hal ini disebabkan karena kekurangan oksigen sehingga
hormon pada eritropoiesis merangsang sumsum tulang agar produksi eritrosit lebih
banyak, akibatnya sel darah meningkat. Penurunan jumlah eritrosit dapat dipengaruhi
karena faktor usia, kurangnya asupan makan yang mengandung Fe, masalah klinis seperti
leukemia, anemia, penyakit ginjal, pemberian obat-obatan dalam waktu lama seperti
antibiotika, aspirin, kloroquin (Jane V, 2000).
H. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, jumlah eritrosit yang
terhitung adalah sebanyak 3.410.000 / mm2 . Jumlah eritrosit tersebut dikategorikan
normal. Jumlah normalsel darah merah (eritrosit) tergantung pada usia
dan jenis kelamin. Eritrosit merupakan sel darah yang jumlahnya paling banyak
dibandingan dengan sel darahlain. Pada pria dewasa, jumlah eritrosit 4,1 juta –6
juta sel/L, sedangkan pada wanita dewasa 3,9 juta –5,5 juta sel/L. Perbedaan
kondisi yang dialami praktikan (terkait ketelitian dan kemampuan indera
penglihatan) memengaruhi perbedaan perhitungan antar praktikan.
I. Daftar Pustaka
Andika, E. N. (2018). PENGARUH WAKTU PENYIMPANAN DARAH DOUBLE
OXALAT TERHADAP HITUNG JUMLAH ERITROSIT METODE AUTOMATIC
(Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Semarang).
D’Hiru., 2013. Live Blood Analysis. 1. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.
Hoffbrand. A.V. & Moss, P.A.H., 2013. Kapita Selekta Hematologi. 6. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Marianti, A., Wiwi, I., Wulan, C. (2020). Petunjuk Praktikum Daring Fisiologi Hewan.
Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Nugraha, G., 2015. Panduan Pemeriksaan Laboratorium Hematologi Dasar. Jakarta Timur:
CV Trans Info Media.
Sa'adah, S. (2018). Sistem peredarah darah manusia.Bandung: UIN Sunan Gunung Djati.
Salamoon, D. K. (2021). Anime Sebagai Media Edukasi Digital Mengenai Fungsi Sel
Darah Merah (Analisis Visualisasi Karakter AE 3803 Pada Anime Hataraku Saibou)
(Doctoral dissertation, Petra Christian University).
Soepraptini, J., Widyayanti, K., Estoepangestie, A.T.S., 2011. Perubahan Bentuk Eritrosit
Pada Hapusan Darah Sebelum dan Sesudah Penyimpanan dengan Menggunakan
Citrate Phosphate Dextrose. Jurnal Ilmiah Kedokteran Hewan Vol.4. No.1. 15.
J. Pertanyaan Diskusi
1). Berapakah jumlah eritrosit tikus/mencit yang saudara amati? Adakah perbedaan jumlah
eritrosit yang saudara hitung dengan kelompok lain? Terangkan mengapa hal itu terjadi!
Jawab :
Jumlah eritrosit yang kelompok kami amati adalah sebanyak 3.410.000 / mm2.
Tentunya terdapat perbedaan antara jumlah eritrosit kelompok kami dengan kelompok
lain. Hal ini terjadi karena kondisi praktikan yang berbeda-beda, kurangnya ketelitian
dalam menghitung jumlah eritrosit serta jumlah eritrosit yang sebagian ada yang
menumpuk sehingga menyulitkan dalam perhitungan.
2. Apa fungsi eritrosit ? Jelaskan efek yang timbul jika terjadi diferensiasi jumlah eritrosit pada
tubuh hewan?
Jawab :
Fungsi eritrosit adalah untuk mengangkut oksigen dari ke jaringan-jaringan tubuh. Bagian
dalam eritrosit terdiri dari hemoglobin, sebuah biomolekul yang dapat mengikat oksigen.
Hemoglobin akan mengambil oksigen dari paru-paru dan oksigen akan dilepaskan saat
eritrosit melewati pembuluh kapiler. Apabila terjadi diferensiasi jumlah eritrosit melebihi
jumlah normal maka akan menyebabkan polisitemia sedangkan diferensiasi jumlah eritrosit
dibawah jumlah normal maka akan menyebabkan anemia.
I. Lampiran
1 Frisca 408
2 Maulida 341
3 Fadhila 394
4 Nanda 387
5 Tiarmada 221