Bab 1 2 Anty Cantik Banget Fix Fix
Bab 1 2 Anty Cantik Banget Fix Fix
Dr.M.HAULUSSY AMBON
Dr.M.HAULUSSY AMBON
Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Pendidikan Diploma III Pada Jurusan Keperawatan
Program Studi Keperawatan Ambon
Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku
NIM : P07120119019
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis
ini adalah benar-benar hasil karya sendiri dan bukan merupakan pangambilan
tulisan atau pikiran orang lain, kecuali yang telah saya sertakan pada daftar
pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan karya tulis ilmiah
ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sangsi atas perbuatan tersebut.
Mengetahui
Pembimbing Pembuat Pernyataan
Pembimbing
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
Dr.M.Haulussy Ambon”. Karya tulis ilmiah ini disusun dalam upaya memenuhi
salah satu syarat menyelesaiakan program pendidikan diploma III kesehatan pada
Ucapan Terima kasih dan penuh rasa hormat peneliti sampaikan kepada
Ns. Jois Nari, S.Kep., M.Kep, selaku pembimbing yang telah mengorbankan
waktu, tenaga dan pikiran dalam membantu serta membimbing peneliti dalam
berbagai aspek hingga proposal Karya Tulis Ilmiah ini dapat selesai.
Pada kesempatan ini peneliti tidak lupa mengucapkan terima kasih dan
penghargaan kepada :
pendidikan.
3. Ida Djafar, S.Kep., Ns., M.Kep dan Samsudin Samal S.Kep., Ns selaku
Kemenkes Maluku
5. Teristimewa untuk kedua orang tua tercinta Alm. Papa Jan Waas dan Mama
Ice Aponno atas cinta, kasih sayang, kesabaran, dukungan serta doa selama
6. Kaka Andre Waas dan yang telah menjadi penyemangat dalam penyusunan
dan memberi dukungan dalam penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.
Semoga Proposal Karya Tulis IImiah ini bermanfaat bagi pembaca dan
Peneliti
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ketakutan terhadap ancaman nyata atau yang dirasakan (Saputro & Fazrin,
2017).
akan beresiko menganggu tumbuh kembang anak dan berdampak pada proses
penyembuhan. Kecemasan anak yang teratasi dengan cepat dan baik akan
membuat anak lebih nyaman dan lebih kooperatif dengan tenaga kesehatan
rumah. Selama proses tersebut anak dan orangtua dapat mengalami kejadian
dan penuh dengan stress. Perasaan yang sering muncul yaitu cemas, marah,
sedih, takut, dan rasa bersalah (Wulandari & Erwati, 2016).Penelitian yang
tahun) yang dirawat di rumah sakit sebanyak 52,38% sedangkan anak usia
sekolah (7-11 tahun) yakni 47,62%. Hal ini menunjukkan bahwa anak usia
prasekolah lebih rentan terkena penyakit serta terkejut dan cemas saat
masalah emosi dengan tujuan mengubah tingkah laku anak yang tidak sesuai
menjadi tingkah laku yang diharapkan dan anak yang sering diajak bermain
akan lebih kooperatif dan mudah diajak kerjasama selama masa perawatan
(Yusuf, 2014)
Amerika Serikat baik anak usia toddler, prasekolah ataupun anak usia sekolah,
(Purwandari, 2013)
Terapi bermain diharapkan dapat berpengaruh pada anak untuk
masalah emosi dengan tujuan mengubah tingkah laku anak yang tidak sesuai
menjadi tingkah laku yang diharapkan dan anak yang sering diajak bermain
usia pra sekolah seperti mewarnai, bermain balok atau lego, termasuk terapi
maka membutuhkan suatu media untuk menurunkan rasa cemas anak sehingga
disimpulkan bahwa jumlah anak yang dirawat Rumah Sakit Umum Daerah
tahun 2019 sebanyak 925 anak dan pada tahun 2020 pasien anak mengalmi
penurunan sebanyak 274 anak, dan pada tahun 2021 pasien anak menurun lagi
sebanyak 221.
bermain yang lainnya adalah, karna menurut peniliti terapi bermain mewarnai
ini berbeda dari terapi bermain yang lainya karna lewat terapi bermain
goresan-goresan warna pada suatu pola gambar yang telah tersedia, selain itu
terapi mewarnai ini juga dapat mengurangi kecemasan pada anak serta
terapi bermain di ruang inap anak Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M.
sebagian besar tempat tidur semua sudah menggunakan pagar pembatas, dan
dalam perawatan selalu dilibatkan orang tua dan keluarga untuk mendampingi
anak dalam masa perawatan sehingga dapat mengatasi perpisahan anak dan
keluarga.
Pada Anak Usia Pra Sekolah Di Ruang Anak Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
M Haulussy Ambon.”
B. Rumusan Masalah
Adapun juga tujuan dari studi kasus ini untuk memberikan gambaran
Haulussy Ambon
1. Masyarakat
menjalani hospitalisasi.
3. Peneliti
bermain mewarnai pada anak usia pra sekolah serta dapat menjadi dasar
penelitian selanjutnya.
BAB II
TUJUAN PUSTAKA
1. Pengkajian
a. Riwayat kesehatan
masalah kesehatan.
4) Riwayat keehatan masa lalu : meliputi riwayat prenatal, riwayat
sistem muskuloskeletal.
kebiasaan sebelum sakit dan saat atau setelah sakit meliputi nutrisi,
b. Pemeriksaan Fisik
tubuh (berat badan, panjang atau tinggi badan, lingkar kepala, lingkar
lengan, lingkar perut dan lingkar dada) dan pengkajian secara
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervenssi Keperawatan
hasil :
bahasa kecemasan.
4. Implementasi
koping yang efektif, maka hal tersebut akan menimbulkan stres. Hal itu
bergantung pada jenis konseling pra rumah sakit yang telah mereka
terima. Pada saat seorang anak masuk rumah sakit, perawat melakukan
anak dan keluarga, orientasi anak dan keluarga pada fasilitas rawat
usia, jenis kelamin dan sifat dari penyakit. Akan tetapi idealnya
yang sesuai, baik bagi anak maupun bagi orang tua. Rawat gabung
sakit tersebut.
sangatlah hebat, oleh karena itu kunjungan orang tua harus sering
hadiran mereka.
yang terjadi pada pasien lain) dan melakukan setiap upaya untuk
anak yang merasa takut terhadap mutilasi bagian tubuh, penting bagi
5. Evaluasi
(hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang telah dibuat
tua, wawancarai orang tua dan anak tentang strategi yang digunakan
perawatan anak.
d. Tinjau kembali rekam medis apakah ada tanda-tanda pengkajian nyeri
B. Konsep Terapi Bermain Pada Anak Usia Pra Sekolah Dengan Dampak
Hospitalisasi
mereka.
bermain merupakan salah satu aspek penting dari kehidupan anak dan
salah satu alat paling efektif untuk mengatasi stress anak ketika
perlu bermain untuk mengeluarkan rasa takut dan cemas yang mereka
b. Tujuan Bermain
pada saat anak sakit dan dirawat di rumah sakit anak mengalami
c. Fungsi Bermain
kemampuan intelektualnya.
3) Perkembangan sosial ditandai dengan kemampuan berinteraksi
memahami lawan bicara dan belajar tentang nilai sosial yang ada
pada kelompoknya. Hal ini terjadi terutama pada anak usia sekolah
dan remaja.
(distraksi).
permainan anak usia bayi tidak lagi efektik untuk pertumbuhan dan
berarti anak tidak perlu bermain pada saat sedang sakit. Kebutuhan
3) Jenis Kelamin
adalah salah satu alat untuk membantu anak mengenal identitas diri
e. Permainan prestasi seperti sepak bola, bola voli, tenis meja dan bola
basket.
dengan teman sebaya. Alat permainan yag disarankan untuk anaka usia
masak-masakan.
mengeluarkan rasa takut dan cemas yang mereka alami sebagai alat koping
sikap yang positif terhadap orang lain Sebagai alat ekspresi ide-ide
anak pada peran aktif dan memberi kesempatan pada anak untuk
menentukan pilihan.
diajak untuk memberikan satu atau beberapa goresan warna pada suatu
bentuk atau pola gambar, sehingga terciptalah sebuah kreasi seni yang
dalam proses terapi ini anak melakukan sesuatu, tidak hanya terlibat
(Supartini, 2012)
Dayani,n.d.)
b. Kegiatan Mewarnai
makanan.
diantaranya :
jenis binatang yang ada di bumi. Hewan yang dekat disekitar kita
dapat dikenalkan kepada anak seperti: ayam, sapi, kambing dan yang
lain sebagainya.
kita jumpai, di dunia ini terdapat berbagai macam jenis bunga dari
mewarnai gambar.
anak, tak jarang banyak tokoh kartun yang menjadi idola. Seperti
berkurang/hilang
d. Manfaat Mewarnai Gambar
play”).
sosial emosional.
berkonsentrasi.
selanjutnya.
2) Interaksi yang terjadi antara guru dan anak ataupun satu anak ke
anak yang lain kurang karena terlalu fokus pada gambar yang
diwarnai .
kuantitatif dengan rancangan pre post dan post test group design
without control. Penelitian tersebut menggunakan alat pengumpulan
pada test awal dan test akhir. Hasil penelitian yang didapat,
invasif pada anak yang dibuat oleh peneliti sendiri. Analisis data yang
digunakan adalah Wilcoxon signed rank test dengan bantuan komputer
Anak prasekolah adalah anak yang berusia 3–6 tahun. Dalam usia ini
bermain (usia 3 tahun), sedangkan pada usia 4-6 tahun biasanya mereka
Anak prasekolah adalah anak yang masih dalam usia 3–6 tahun,
praoperasional.
a. Ciri Fisik
dilakukan sendiri. Ciri fisik pada anak ussia 4–6 tahun tinggi badan
bertambah rata–rata 6,25–7,5 cm pertahun. Berat badan anak usia 4–6
tahun rata–rata 2,3 kg pertahun, berat badan rata–rata anak usia 4 tahun
b. Ciri Sosial
orang sekitarnya. Umumnya anak pada tahapan ini memiliki satu atau
berbeda. Pada usia 4–6 tahun anak sudah memiliki ketertarikan selain
khususnya pada usia sekitar 4–6 tahun memiliki kepekaan menulis dan
2016)
c. Ciri Emosional
bebas dan terbuka, sikap marah, iri hati pada anak prasekolah sering
disekitarnya.
d. Ciri Kognitif
Anak prasekolah umumnya sudah terampil berbahasa, sebagian
usia 2–4 tahun anak sudah dapat menghubungkan satu kejadian dengan
D. Konsep Hospitalisasi
1. Pengertian Hospitalisasi
krisis saat anak berada di Rumah Sakit. Hospitalisasi terjadi karena anak
tersebut menjadi stressor bagi anak, orang tua, dan keluarga dan bisa
2. Dampak Hospitalisasi
Dampak jangka panjang dari anak sakit apabila tidak segera ditangani
3. Manfaat Hospitalisasi
krisis pada anak, hospitalisasi yang dijalani oleh anak dapat membuat
berada di Rumah Sakit kedekatan anak dan orang tua akan nampak
hospitalisasi.
Sakit akan membuat anak dan orang tua belajar tentang tubuh mereka
dan profesi kesehatan. Anak- anak yang lebih besar dapat belajar
Untuk keduanya akan menemukan sistem support yang baru dari staf
Rumah Sakit
anak, yaitu anak akan menyadari bahwa mereka tidak disakiti tapi
kesempatan pada anak dan orang tua untuk penerimaan sosial. Mereka
namun orang lain juga ikut merasakannya. Anak dan orang tua
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M. Haulussy Ambon
Subjek dalam penelitian ini yaitu 1 orang anak usia 3 – 5 tahun dengan
maupun kriteria eksklusi. Kriterian inklusi dan eksklusi dalam penelitian yang
1. Kriteria inklusi
dijadikan titik acuan studi kasus, yang menjadi fokus studi kasus adalah
mewarnai gambar.
3. Hospitalisasi adalah anak yang mengalami keadaan seperti malu dan takut
Ambon
langsung pada klien, keluarga / orang terdekat dan tim medis (perawat
ruangan, tim gizi, tim laboratorium dan dokter) guna mendapat data yang
akurat.
dengan hospitalisasi.
Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk narasi, tabel dan gambar
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
pihak rumah sakit dijaga oleh peneliti. Data hanya disajikan atau