Anda di halaman 1dari 9

Makalah Fisika Modern (Struktur Inti dan Radioaktivitas)

MAKALAH
FISIKA MODERN
“STRUKTUR INTI DAN RADIOAKTIVITAS”

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK I & II
MUH. SOFYAN (A1C313040)
SURIATI (A1C313064)
IQRAM (A1C313104)
HARTINA (A1C313012)
LAHUSONO (A1C313024)
SRI AYU NINGSIH (A1C313060)

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015
BAB IX
STRUKTUR INTI DAN RADIOAKTIF

9.1. Partikel Penyusun Inti Atom

Dari pekerjaan Rutherford, Bohr dan pengikutnya, diketahui bahwa muatan positif
atom terkurung dalam suatu daerah yang sangat kecil di pusat atom, bahwa ini atom memiliki
muatan +Ze, dan bahwa seluruh massa atom (99,9 persen) berasal dari inti atom. Juga
diketahui bahwa massa dari inti atom hampir mendekati kelipatan bulat massa hydrogen,
atom teringan; pembacaan Secara sekilas mendukung pengamatan ini, kita menyebut pengali
bulat A ini sebagai nomor massa. Oleh karena itu, kita menganngap bahwa inti atom
hydrogen tersusun dari muatan satuan muatan positif mendasar. Satuan medasar ini adalah
proton, dengan massa sama dengan massa atom hydrogen tanpa massa electron an energy
ikat, dan bermuatan +e. Jika suatu inti atom brat mengandung A buah proton maka ia
memiliki muatan sebesar Ae, bukannya Ze; karena A > Z untuk semua atom yang lebih berat
daripada hydrogen, maka model ini memberikan jumlah muatan positif yang lebih banyak
kepada inti atom. Kesulitan ini dapat diatasi dengan model proton-elektron, yang
mempostulatkan bahwa intia atom juga memliki (A – Z) buah electron. Berdasarkan angapan
ini, massa inti atom akan sekitar A kali massa proton (karena massa electron dapat diabaikan)
dan muatan inti atom akan sama dengan A (+e) + (A – Z)( -e) = Ze,sesuai dengan percobaan.
Tetapi, model ini menemukan beberapa kesulitan. Pertama sebagaimana yang kita ketahuia
bahwa kehaditran electron dalam inti atom tdk taat inti atom terhadap asas ketidakpastian
yang menghendaki electron-elektron tersebut memiliki energy kinetik yang sangat tinggi.
Persoalan yang lebih serius menyangkut spin intrinsik inti atom.
Pemecahan dilema ini datang pada tahun 1932 dengan ditemukannya neutron,
sebuah partikel dengan massa kurang lebih sama dengan massa proton (sebenarnya 0,1
persen lebih bermassa), tetapi tidak memiliki muatan elektrik. Menurut model proton-
neutron, sebuah inti atom terdiri atas Z proton dan (A – Z) neutron, yang memberikan muatan
total Ze dan massa total sekitar A, karena massa proton dan neutron kurang lebih sama.
Karena proton dan neutron sangat bermiripan, kecuali perbedaan muatan
elektriknya, maka keduanya dikelompokkan sebagai nucleon. Beberapa sifat dari kedua
nukleon ini didaftarkan dalam tabel 9.1 berikut.
Nama Muatan Massa Energi Spin
Proton +e 938,28 MeV ½
Neutron 0 939,57 MeV ½

9.2. Ukuran dan Bentuk Inti

Mendefinisikan secara tepat jari-jari inti atom sama sulitnya sperti untuk jari-jari
sebuah atom. Distribusi probabilitas bagi elektron-elekron atom tampak bagai sebuah “bola
tidak jelas” bermuatan dengan batas tidak tegas; distribusi muatannya tidak berakhir pada
suatu tepi yang jelas. Tetapi, kita dapat mengandalkan jari-jari rata-rata atau jari-jari yang
paling mungkin dari orbit elektron terluar sebagai jari-jari atom
Inti atom harus diperlakukan dengan cara yang sama, meskipun tidak ada orbit proton
atau neutron yang dapat kita gunakan dalam maksud ini. Banyak inti atom berbentuk agak
bulat (walaupun ada beberapa yang agak lonjong atau pipih) dan ketergantungan kerapatan
ini atom pada jarak radial ke pusat dapat dinyatakan seperti yang diperlihatkan gambar 9.1.
Dari beraneka ragaman percobaan, kita ketahui banyak hal yang mengesankan dari sifat rapat
inti atom. Kita membahas betapa kuatnya tarikan gaya inti mengatasi tolakan Coulomb yang
cenderung memberantakan inti atom. Kita dapat saja memperkirakan bahwa gaya ini dapat
menyebabkan proton dan neutron berkumpul pada pusat inti atom, yang meningkatkan
kerapatan inti atom pada daerah pusat. Tetapi, Gambar 9.1 memberi kesan bahwa perkiraan
tersebut tidak benar adanya yang rapat inti atom tidak berubah (tetap). Jadi, terdapat suatu
mekanisme lain yang mencegah inti mengerut ke pusat atom .Berdasarkan gambar 9.1 dapat
diketahui bahwa Jumlah neutron dan proton tiap satuan volume kurang lebih tidak berubah di
seluruh daerah inti atom:
Jadi
Dan kita dapat memperoleh kesebandingn antara jari-jari inti atom R dan pangkat tiga nomor
massa;
Atau dengan mendefinisikan tetapan banding R0.
Tetapan R0 harus ditentukan melalui percobaan, dan salah satu percobaan khasnya adalah
dengan menghamburkan partikel-partikel bermuatan (misalnya, partikel alfa atau electron)
dari inti atom guna menarik kesimpulan mengena jari-jari inti atom dari distribusi prtikel
yang terhambur. Dari berbagai percobaan seperti itu kita ketahui nilai R0 sekitar 1,2 x 10-5 m.
(Nilai sebenarnya, seperti dalam kasus fisika atom, bergantung pada bagaimana kita
mendefinisikan jari-jari dan nilai R0 biasanya berada dalam rentang 1,0 x 10-15 m hingga 1,5 x
10-15 m).
Salah satu cara untuk mungukur ukuran inti atom adalah dengan menghamburkan
partikel bermuatan seperti partikel alfa dalam percobaan hamburan Rutherford. Selama
partikel alfa masih berada diluar inti atom, rumus hamburan Rutherford tetap berlaku tetapi
begitu jaraknya hampir terdekatnya lebih kecil daripada jari-jari inti atom, maka terjadi
penyimpangan dari ruus Rutherford. Gambar 9.2 memperlihatkan hasil suatu percobaan
hamburan Rutherford yang menunjukan peyimpangan-penyimpangan seperti itu.
Percobaan hamburan lain juga dapat digunakan untuk mengukur jari-jari inti atom.
Gambar 9.3 memperlihatkan semacam “pola difraksi” yang diperoleh dari hamburan elektron
tinggi oleh sebuah inti atom. Untuk tiap kasus hamburan, minimum difraksi pertama jelas
terlihat. (Minimum intensitas tidak sama dengan nol karena kerapatan inti tidak mempunyai
tepi yang tegas seperti yang tergambar pada Gambar 9.1). Untuk difraksi suatu piringan
bundar berdiameter D, minimum pertama muncul pada sudut θ = sin-1 (λ/α). Pada energy
sangat relativistic setinggi 420 MeV, panjang gelombang deBroglie electron adalam 2,95 fm,
dan pngamatan minimum sekitar 44o bagi 16O dan 50o bagi 12C memungkinkan kita untuk
menghitung diameter inti atom, sehingga dengan demikian kita ketahui pula jari-jarinya.

9.3. Massa Dan Energi Ikat Inti Atom

Andaikan kita mempunyai sebuah proton dan elektron dalam keadaan diam yang
terpisah jauh. Energi total sistem ini semata-mata diberikan oleh jumlah energi diam kedua
partikel tersebut, mpc2 + mec2. Sekarang marilah kita dekatkan kedua partikel ini guna
membentuk sebuah atom hydrogen pada keadaan dasarnya. Dalam proses ini beberapa foton
dipancarkan dengan energi total 13,6 Ev. Jadi energi total sistem ini adalah energi diam atom
hydrogen ( mHc2 ) tambah 13,6 eV. Kekekalan energi mengharuskan energi sistem partikel
terpisah sama dengan energi total atom ditambah energi semua foton:
atau
Hal diatas berarti, energy massa gabungan system (atom hydrogen) lebih kecil dari energi
massa partikel penyusunnya, dengan perbedaan sebesar 13,6 eV. Perbedaan energy ini
disebut energi ikat (binding energy) atom.
Energi ikat inti atom juga dihitung dengan cara yang sama. Sebagai contoh tinjau inti
deuterium, yang tersusun dari 1 proton dan 1 neutron. Jadi, energi ikat deuterium adalah
Sehingga Hubungan antara massa inti atom dan massa atom adalah:
Massa Inti atom dari hydrogen (massa proton) adalah massa atom hydrogen (1,007825
u) dikurangi massa satu electron. Massa inti atom Deuterium adalah massa atom deuterium
(2,014102 u) dikurangi massa satu elektron. Dengan menyisipkan pernyartaan massa ini
kedalam massa inti atom dalam persamaan (9.2), kita peroleh pernyaan energi ikat dalam
massa atom sebagai berikut:
B = mnc2 + [m(1H) – me]c2 – [m(2H) – me]c2
= [mn + m(1H) – m(2H)]c2
Perhatikan bahwa massa elektron saling menghapus dalam perhitungan ini, seperti yang
bakal terjadi dalam perhitungan lainnya, karena penyusunnya akan mengandung Z atom
hydrogen (dengan Z elektron) dan atom dengan nomor atom Z akan mengandung Z buah
elektron. Oleh karena itu, persamaan ini dapat kita perluas bagi energi ikat total sembarang
inti atom
B = [Nmn + Zm( ) – m( )]c2………………………………………….(9.4)

9.4. GAYA INTI


Karena kita tidak dapat mempelajari system yang sederhana ini dalam Gaya Inti, maka
kita harus mengalihkan kajian kita kepada sistem yang lebih kompleks. Lewat beraneka
ragam percobaan dengan berbagai inti atom, berhasil dipelajari banyak hal mengenai ciri dari
Gaya Inti:
1. Ia merupakan suatu jenis gaya yang berbeda sekali dari gaya elektromagnetik, gravitasi dan
gaya lainnya yang lazim kita jumpai. Ia juga merupakan gaya paling kuat dari semua gaya
yang diketahui karena itu ia sering kali disebut gaya kuat (Strong force).
2. Jangkauannya sangat pendek-rentang daerah bekerjanya gaya ini terbatas hingga ukuran inti
atom (sekitar ). Ada dua bukti utama mengenai jangkauan pendek dari gaya inti ini. Yang
pertama datangnya dari kajian kita mengenai kerapatan zat inti. Penambahan nukleon pada
inti atom tidak mengubah kerapatan ini. Ini menunjukan bahwa tiap nucleon yang kita
tambahkan hanya merasakan gaya dari tetangga terdekatnya, dan tidak dari nukeon lainnya
dalam inti atom. Bukti kedua mengenai jamgkauan pendek ini datangnya dari energi ikat per
nucleon (Gambar 9.4). Karena energi ikat per nucleon kurang lebih tetap, maka energi ikat
inti total kurang lebih sebanding
3. Gaya inti antara dua nucleon tidak bergantung pada jenis nucleon, apakah proton ataukah
neutron – gaya inti n-p sama seperti gaya inti n-n, yang juga sama seperti gaya inti p–p.
Bagamana mungkin sebuah neutron dengan massa diam mn c2 memancarkan sebuah
partikel dengan massa diam mc2 dan tetap sebagai neutron, tanpa melanggar hukum
kekekalan energi? Jawabannya diberikan oleh asas ketidakpastian ∆E ∆t ħ. Kita hanya dapat
mengetahui bahwa energi adalah kekal jika kita dapat mengukurnya secara pasti tetapi
menurut asas ketidakpastian, kita dapat mengukurnya lebih teliti dari pada ketidakpastian ∆E
dalam seang waktu ∆t. oleh karena itu, kita dapat “melanggar” hokum kekalan energi sebesar
∆E dalam selang waktu ∆t = ħ/∆E yang cukup singkat. Jumlah energi yang melanggar
hukum kekealan energy dalam model gaya tukar neutron–proton ini adalah mc 2, yaitu energi
diam partikel yang dipertukarkan. Dengan demikian, partikel ini hanya dapat hadir dalam
selang waktu (dalam kerangka laboratorium) :

Jarak terjauh yang dapat dicapai partikel ini dalam selang waktu ∆t adalah x = c . ∆t, karena
ia tidak dapat bergerak lebih cepat dari pada laju cahaya. Oleh karena itu, hubungan antara
rentang gaya tukar dan massa partikel yang dipertukarkan adalah :
x = c ∆t = c
atau
= ………………………………(9.6)

-15
Karena telah kita ketahui bahwa jangkauan gaya inti adalah sekitar 10 m, maka kita dapat
menaksir energi diam partikel yang dipertukarkan tersebut, yaitu sekitar:
200 MeV

9.5 KESTABILAN DAN PELURUHAN INTI

Salah satu sifat yang menakjubkan dari beberapa inti atom adalah kemampuan mereka
untuk bertansformasi sendiri secara spontan dari suatu inti dengan niali Z dan N tertentu ke
inti lainnya. Beberapa inti lainnya stabil, dalam arti mereka tidak meluruh ke inti atom yang
berbeda. Biasanya untuk nilai A terdapat satu atau dua inti stabil. Inti lainnya dengan nilai A
itu, tidaklah stabil sehingga akan mengalami semacam proses peluruhan, hingga
kestabilannya tercapai.
Gambar 9.7 memperlihatkan rajahan semua inti atom stabil yang diketahui, jumlah
neutron dan protonnya kurang lebih sama. Tetapi cepat, sehingga tambahna neutron
diperlukan untuk memasok energy ikat tambahan. Jadi, semua inti berat memiliki N > Z.
Tidak ada inti stabil dengan A = 5 atau 8. Partikel alfa adalah suatu inti stabil (B/A = 7.04
MeV); inti atom dengan A = 5, seperti atau , akan segera (10 -12 s) membelah diri menjadi
suatu partikel alfa dan sebuah inti atom dengan A = 8 seperti akan segera membelah diri
dengan dua partikel alfa.
Keberadaan inti-inti stabil setelah Z = 92 kini diteliti dengan sangan aktif. Tidak ada
satupun inti jenis ini terdapat di alam, sehingga semuanya harus diselesakan secara buatan.
Unsur buatan manusia setelah Uranium dengan Z = 93 hingga 107 semuanya bersifat
radioaktif dan meluruh ke berbagai jeni inti stabil yang dikenal. Tetapi ada bukti teori kuat
yang menuntun kita untuk memperkirakan bahwa terdapat inti-inti yang lebih berat, dengan Z
 114, yang mungkin stabil. Inti-inti ini terdapat di alam, karena semuanya merupakan inti
atom yang lebih berat daripada 56Fe yang dihasilkan melelui penangkapan neutron dan oleh
peluruhan berantai. Karena semua inti setelah inti setelah Uranium tidaklah stabil, maka tidak
ada cara bagi reaksi tangkapan neutron untuk menjembatani “teluk” dari Uranium ke
“kepulauan stabil” yang lebih berat berikutnya.
Inti-inti tak stabil bertransformasi ke inti lain melalui dua proses yang berbeda
mengubah Z dan N sebuah inti. (Berbagai keadaan eksitasi inti dapat memancarkan berbaga
foton, sinar gamma sewaktu melakukan sejumlah tansisi menuju ke tingkat dasarnya, tetapi
tidak mengubah Z dan N). Kedua proses ini disebut peluruhan alfa dan peluruhan beta.
Ketiga proses ini (alfa, beta dan gamma) adalah contoh bidang kajian peluruhan radioaktif
(radioactive delay).

9.6 Peluruhan Radioaktif


Laju peluruhan inti radioaktif ini disebut aktivitas (activity). Semakin besar
aktivitasnya, semakin banyak inti atom yang meluruh per detik. (Aktivitas tidak bersangkut
paut dengan jenis peluruhan atau radiasi yang dipancarkan cuplikan, atau dengan energi
radiasi yang dipancarkan. Aktivitas hanya ditentukan oleh jumlah peluruhan per detik).
Satuan dasar untuk mengukur aktivitas adalah curie. Semula, curie didefinisikan
sebagai aktivitas dari satu gram radium; definisi ini kemudian diganti dengan yang lebih
memudahkan:
1 curie (Ci) = 3,7 x 1010 peluruhan/detik
Satu curie adalah suatu bilangan yang sangat besar, sehingga kita lebih sering bekerja dengan
satuan milicurie (mCi), yang sama dengan 10-3 Ci, dan mikrocurie (µCi), 10-6 Ci.
Cuplikan bahan radioaktif kita tadi mengandung jumlah atom dalam orde 10²³. Jika
cuplikan ini memiliki aktivitas sebesar 1 Ci, maka sekitar 10¹º inti atomnya akan meluruh tiap
detik. Kita dapat juga mengatakan bahwa satu inti atom sebarang memiliki probabilitas
peluruhan sebesar 10-¹³ setiap detik. Besaran ini, yaitu probabilitas peluruhan per inti per
detik, disebut tetapan luruh (decay constant) dan dinyatakan dengan λ. Kita menganggap
bahwa λ adalah suatu bilangan kecil, dan suatu tetapan-probabilitas peluruhan inti yang tidak
bergantung pada usia cuplikan bahan radioaktifnya. Aktivitas ɑ hanyalah bergantung pada
jumlah inti radioaktif N dalam cuplikan dan juga pada probabilitas peluruhan λ:
ɑ = λN (9.7)
baik ɑ maupun N adalah fungsi dari waktu t. Ketika cuplikan meluruh, jumlah intinya
berkurang sebanyak N buah-lebih sedikit jumlah inti atom yang tertinggal. Jika N berkurang
dan λ tetap, maka ɑ harus pula menurun tehadap waktu. Jadi, jumlah peluruhan per detik
makin lama makin berkurang.
Kita dapat memandang ɑ sebagai perubahan jumlah inti radioaktif tiap satuan waktu-
semakin besar ɑ, semakin banyak inti atom yang meluruh setiap detik.
ɑ=- (9.8)
= -λN (9.9)
atau
= -λ dt (9.10)
Persamaan ini dapat langsung diintegrasikan dengan hasil
Ln N = -λt + c (9.11)
c adalah tetapan integrasi. Hasil ini dapat kita tuliskan kembali sebagai
N= (9.12)
atau
N = N₀ (9.13)
Disini kita telah mengganti dengan N₀. Pada saat t = 0, N = N₀, jadi N₀ adalah jumlah inti
radioaktif semula. Persamaan (9.13) adalah hukum peluruhan radioaktif eksponensial, yang
memberitahu kita bagaimana jumlah inti radioaktif dalam suatu cuplikan meluruh terhadap
waktu. Pada kenyataannya kita tidak dapat mengukur N, tetapi kita dapat mengungkapkan
persamaan ini dalam bentuk yang lebih bermanfaat dengan mengalikan kedua belah ruas
dengan λ, yang memberikan
ɑ = ɑ0 (9.14)
ɑ0 adalah aktivitas awal.
Dengan melakukan proses penghitungan radiasi dari peluruhan dalam satu detik secara
berulang kali, kita dapat merajah aktivitas ɑ sebagai fungsi dari waktu, seperti yang
diperlihatkan dalam Gambar 2.1. Grafik rajahan ini memperlihatkan ketergantungan
eksponensial yang diperkirakan berdasarkan persamaan (9.14).
Usia-paruh peluruhan, , adalah waktu yang diperlukan aktivitas untuk berkurang
menjadi separuh, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 9.8. Jadi, ɑ = /2 ketika t =
=
Gambar 9.8 Aktivitas suatu cuplikan radioaktif sebagai fungsi dari waktu

Dari sini kita peroleh:


= ln 2
=
Seringkali bermanfaat untuk merajah a sebagai fungsi dari t dengan semilog, seperti
diperlihatkan pada Gambar 2.2. Pada jenis rajahan ini, Persamaan (9.14) berbentuk garis
lurus; dengan mencocokkan suatu garis lurus melalui data tersebut, kita dapat memperoleh
nilai λ.
Gambar 9.9 Rajahan semilog aktivitas terhadap waktu
Contoh
Usia paruh adalah 2,70 hari, (a) Berapakah tetapan luruh ? (b) Berapakah probabilitas
sebarang inti untuk meluruh dalam satu detik? (c) andaikan kita mempunyai cuplikan
sebanyak 1,00 µg. Berapakah aktivitas-nya? (d) Berapa jumlah peluruhan per detik yang
terjadi apabila usia cuplikan ini satu minggu?
Pembahasan
(a) λ = = . .
= 2,97 x
(b) Probabilitas peluruhan per detik adalah tetapan luruh. Jadi, probabilitas peluruhan sebarang
inti dalam satu detik adalah 2,97 x
(c) Jumlah atom dalam cuplikan adalah:
N = 1,00 x g . .
= 3,04 x atom
ɑ = λN = (2,97 x )(3,04 x )
= 9,03 x peluruhan per detik
= 0,244 Ci
(d) Aktivitas meluruh menurut Persamaan (9.14):
ɑ=
= (9,03 x peluruhan/s)
= 1,50 x peluruhan/s

Anda mungkin juga menyukai