Anda di halaman 1dari 2

RESUME MATERI 6

KONSEP AKHLAK DALAM ISLAM

Berbicara mengenai akhlak berarti berbicara tentang konsep al-husn dan al-kubh. Menurut
Mu'tazilah al-husn adalah sesuatu yang menurut akal bernilai baik dan "al-kubh " adalah
sesuatu yang menurut akal bernilai buruk. Bagi Mu'tazilah baik dan buruk itu ukurannya
adalah akal manusia.

Menurut ibnu arabi dalam diri manusia ada tiga napsu;

1.Napsu Al syahwaniyyah

2.Napsu Al ghadhabiyyah

3.Napsu AL nathiqah

Suci atau tidaknya hati manusia tergantung nafsu mana yang paling dominan dalam hatinya,
jika nafsu yang pertama dan yang kedua (syahwaniyvah dan ghadhabiyyah) yang
mendominasi dirinya maka yang muncul adalah akhlak yang buruk (al-akhlak al-
mazmumah), tetapi jika nafsu yang ketiga yaitu "al-nafs al-nathiqah" yang paling
mendominasi hatinya maka akhlak "al-karimahlah" yang akan muncul dari dirinya.

Perbedaan & Persamaan antara Akhlak, Etika & Moral

• Etika adalah ajaran yang berbicara tentang baik dan buruk dan yang menjadi ukuran baik
dan buruknya adalah akal karena memang etika adalah bagian dari filsafat.

• Akhlak secara kebahasaan berarti budi pekerti, perangai atau disebut juga sikap hidup atau
ajaran yang berbicara tentang baik dan buruk yang ukurannya adalah wahyu Tuhan.

• Moral adalah ajaran baik dan buruk yang ukurannya adalah tradisi yang berlaku di suatu
masyarakat

Sumber Akhlak Dalam Islam

 Yang dimaksud dengan sumber akhlak adalah yang menjadi ukuran baik dan buruk atau
mulia dan tercela.

 Sebagaimana keseluruhan ajaran Islam, sumber akhlak adalah al-Quran dan Sunnah, bukan
akal pikiran atau pandangan masyarakat sebagai- mana konsep etika dan moral.

 Dalam konsep akhlak, segala sesuatu itu dinilai baik atau buruk, terpuji atau tercela, semata-
mata karena syara’ (al-Quran dan Sunnah) menilainya demikian.
Akhlak sebagai modal sosial bagi keberhasilaan hidup seseorang

 Akhlak mempunyai peranan yang cukup signifikan dalam agama Islam. Setiap aspek ajaran
Islam selalu berorientasi pada pembinaan dan pembentukan akhlak.

 Ibadah yang disyariatkan Islam bukanlah suatu jenis ritual yang kering dan hanya
mengaitkan manusia kepada satu wujud transendental serta membebaninya dengan
serangkaian ritus agama yang hampa makna.

 Tetapi, hal itu merupakan suatu bentuk “exercise” (latihan) untuk mengkondisikan manusia
agar hidup dalam suasana penuh keluhuran budi (akhlak) dalam kondisi apapun.

Anda mungkin juga menyukai