Anda di halaman 1dari 18

BAB 3

TINJAUAN MANAJEMEN PROYEK

3.1 MANAJEMEN PROYEK


Proyek merupakan suatu usaha dan upaya untuk mencapai suatu hasil
dalam bentuk bangunan atau infrastruktur. Proyek konstruksi juga merupakan
proses penerapan fungsi-fungsi manajemen (perencanaan, pelaksanaan dan
penerapan) secara sistematis pada suatu proyek dengan menggunakan sumber
daya yang ada secara efektif agar tercapai tujuan proyek itu sendiri secara
optimal dan tepat pada waktu sesuai dengan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Hal-hal yang meliputi manajemen konstruksi itu sendiri Yitu mutu fisik
konstruksi, biaya dan waktu. Dalam pelaksanaan biasanya manajemen material
dan manajemen tenaga kerja yang akan lebih ditekankan. Hal itu dilakukan
karena manajemen perencanaan berperan hanya 20% dan sisanya merupakan
manajemen pelaksanaan termasuk didalamnya.
Adapun tujuan dari manajemen konstruksi adalah mengelola fungsi
manajemen atau mengatur pelaksanaan pembangunan sedemikian rupa
sehingga diperoleh hasil yang optimal sesuai dengan persyaratan (specification)
untuk mencapai tujuan awal dalam proyek tersebut.

3.1.1 Perencanaan Proyek


Perencanaan adalah sebuah proses yang dilakukan secara berulang-
ulang, dalam proses ini dilakukan kajian secara khusus dan dilakukan
peninjauan secara terus menerus sesuai dengan perkembangan proyek.
Proses perencanaan merupakan salah satu poses maupun tahap yang sangat
sulit, namun proses ini harus dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan agar pelaksanaan proyek tidak mengalami kekacauan.
Tujuan perencanaan adalah melakukan usaha untuk memenuhi
persyaratan spesifikasi proyek yang ditentukan dalam batasan biaya, mutu
dan waktu ditambah dengan terjaminnya faktor keselamatan. Salah satu faktor
penentu keberhasilan suatu proyek adalah penjadwalan yang baik.
8
3.1.2 Pengorganisasian Proyek
Organisasi proyek merupakan organisasi sementara. Sebuah tim
dibentuk untuk menjalankan proyek dan tim ini dibubarkan setelah tugasnya
selesai. Anggota tim dapat merupakan karyawan dari organisasi yang proyek
atau dapat pula direkrut khusus untuk proyek tersebut. Mereka adalah karyawan
dari organisasi luar yang mendapat kontrak untuk melaksanakan proyek tersebut.

3.1.3 Pelaksanaan Proyek


Pelaksanaan adalah kegiatan untuk mewujudkan bangunan yang diminta
oleh owner dan sudah dirancang dalam batasan biaya, waktu dan mutu yang
telah disepakati.

3.1.4 Pengendalian Proyek


Pengendalian proyek berfungsi untuk memastikan bahwa kegiatan
perencanaan dilakukan secara semestinya. Bagian ini difokuskan pada proyek
untuk menghasilkan produk yang memuaskan dalam jangka waktu yang telah
ditentukan serta pada tingkat biaya yang paling optimum.

3.2 PERENCANAAN PROYEK


Perencanaan merupakan dasar dari tahap-tahap yang ada. Proyek
konstruksi dapat dimulai dengan menyusun perencanaan, penjadwalan dan
untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan perencanaan diperlukan
pengendalian. Tujuan perencanaan adalah melakukan usaha untuk memenuhi

9
persyaratan spesifikasi proyek yang ditentukan dalam batasan biaya, mutu dan
waktu.
Tahapan perencanaan yaitu tahapan dimana owner selaku pemberi tugas
melakukan rekruitmen konsultan (MK, perencana) untuk menerjemahkan
kebutuhan pemilik, membuat Term Of Reference, survey, feasibility study
kelayakan proyek, pemilihan desain, schematic design, program dan budget
serta financing.
Proyek MTH 27 Office Suites memiliki estimasi waktu pelaksanaan 15,5
bulan, sedangkan metode penjadwalan yang digunakan adalah Kurva S. Kurva S
adalah suatu grafik hubungan antara waktu pelaksanaan proyek dengan nilai
akumulasi progres pelaksanaan proyek mulai dari awal hingga proyek selesai,
dengan demikian kurva S dapat digambarkan kemajuan volume pekerjaan yang
diselesaikan sepanjang berlangsungnya proyek atau pekerjaan dalam bagian
dari proyek.

3.3 ORGANISASI PROYEK


Organisasi adalah sekelompok orang dalam suatu wadah untuk mencapai
tujuan bersama, sementara pengertian proyek itu sendiri merupakan kegiatan
yang bersifat sementara yang telah ditetapkan awal pekerjaannya dan waktu
selesainya, biasanya dibatasi juga oleh sumber pendanaan.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa organisasi
proyek merupakan sekelompok orang dari berbagai latar belakang ilmu dan
keahlian yang terorganisir serta terkoordinasi dalam suatu wadah tertentu untuk
melaksanakan tugas pelaksanaan, adanya organisasi diharapkan membantu
untuk mencapai tujuan bersama. Proyek dapat dikatakan tercapai yaitu apabila
mampu mengendalikan beberapa bagian utama dalam pekerjaan diantaranya
yaitu, mutu, waktu dan biaya.
Organisasi suatu proyek dijelaskan batasan-batasan tugas dan tanggung
jawab sesuai dengan kedudukan dan fungsi masing-masing. Dengan adanya
batasan-batasan tersebut dapat dihindari adanya tumpang tindih tugas maupun
pelemparan tanggung jawab, sehingga semua permasalahan yang timbul dapat
ditanggulangi secara menyeluruh, terpadu dan tuntas.

10
Secara umum pihak yang terkait di lingkup sebuah proyek pembangunan yang
dimulai dari riset dan perencanaan sampai dengan tahap pelaksanaan adalah
sebagai berikut:
1. Owner (Pemilik)
Pemilik proyek atau pemberi tugas adalah orang atau badan yang
memiliki proyek dan memberikan pekerjaan kepada pihak penyedia jasa dan
yang membayar biaya pekerjaan tersebut. Owner pada Proyek MTH 27 Office
Suites adalah PT. Adhi Commuter Properti.
2. Konsultan
Konsultan merupakan seseorang atau badan hukum yang ditunjuk oleh
pemilik proyek untuk melakukan perencanaan maupun pengawasan. Terdapat
dua konsultan dalam Proyek MTH 27 Office Suites yaitu konsultan pengawas
dan konsultan perencana. Adapun penjelasan dari keduanya yaitu sebagai
berikut:
a. Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas adalah pihak yang ditunjuk oleh owner untuk
melaksanakan pekerjaan pengawasan agar pembangunan dapat tercapai.
Konsultan pengawas dapat berupa badan usaha atau perorangan.
b. Konsultan Perencana
Konsultan perencana adalah pihak yang ditunjuk oleh pemberi tugas
untuk melaksanakan pekerjaan perencanaan, perencana dapat berupa
perorangan atau badan usaha baik swasta maupun pemerintah. Konsultan
perencana struktur pada Proyek MTH 27 Office Suites adalah PT. Haerte
Widya Konsultan (HRT) untuk konsultan arsitektur PT. Indo Megah sedangkan
untuk konsultan mechanical electrical adalah PT. Matrik.
3. Kontraktor Pelaksana
Kontraktor pelaksana adalah badan usaha yang yang dipilih untuk
melaksanakan proyek pekerjaan konstruksi sesuai dengan biaya dan waktu
yang telah disepakati oleh pemilik proyek dan konsultan perencana.
Kontraktor bertanggung jawab langsung pada owner. Dalam menjalankan
pekerjaannya, kontraktor pelaksana diawasi oleh konsultan pengawas serta
dapat berkonsultasi langsung dengan konsultan pengawas apabila terjadi
permasalahan dalam pelaksanaan. Kontraktor pelaksana pada Proyek MTH
27 Office Suites ini adalah PT. Adhi Persada Gedung.

11
3.3.1 Project Manager
Project Manager (PM) merupakan pemimpin dalam pelaksanaan suatu
proyek konstruksi yang mana memiliki tanggung jawab besar atas keberhasilan
proyek. Tugas dan tanggung jawab dari seorang project manager adalah sebagai
berikut:
1. Menyusun Rencana Pelaksanaan dan Anggaran Pelaksanaan Proyek
(RPAPP) berdasarkan RPAPP awal dari Comercial Manager dan
mempresentasikan pada direksi hingga diperoleh persetujuan dan
membuat rencana cash flow proyek.
2. Membuat jadwal (master construction schedule) pekerjaan dan network
planning.
3. Bersama dengan QC dan Site Manager (SM) pada awal proyek
menyusun pembuatan rencana mutu dan K3 proyek, termasuk jadwal
serta metode kerja.
4. Melakukan koordinasi dengan fungsi lain terkait untuk kelancaran
pelaksanaan proyek (surat menyurat/meeting, dll).
5. Melakukan koordinasi dengan pihak eksternal (owner, konsultan,
subkontraktor dan masyarakat sekitar proyek) terkait dengan lingkup
pekerjaan untuk kelancaran pelaksanaan proyek.
6. Mengendalikan dan memastikan pelaksanaan kegiatan proyek berjalan
sesuai dengan target biaya, mutu, waktu dan safety.
7. Memastikan tagihan progress pekerjaan kepada owner telah
direalisasikan oleh bagian keuangan

3.3.2 Quality Assurance (QA)


Quality Assurance (QA) bertanggung jawab untuk memastikan semua
standar kualitas dipenuhi oleh setiap komponen dari produk atau layanan yang
disediakan oleh perusahaan untuk memberikan jaminan kualitas sesuai standar
yang diberikan oleh perusahaan. Tugas dan tanggung jawab dari seorang quality
assurance adalah sebagai berikut:
1. Bersama QC Engineer menyusun rencana inspeksi dan test untuk
incoming material dan in process dalam pekerjaan.
2. Melakukan koordinasi dengan QC Engineer dalam pelaksanaan
pekerjaan serta keefektifan terhadap pencapaian mutu pekerjaan.

12
3. Mengontrol pelaksanaan sistem manajemen mutu.
4. Mengontrol pelaksanaan dan hasil pekerjaan sesuai dengan spesifikasi
dan standar kualitas yang ditentukan.

3.3.3 Quality Control (QC)


Quality control (QC) mempunyai bertanggung jawab untuk memastikan
setiap item pekerjaan di proyek sudah sesuai dengan dengan standar, karena
kualitas yang baik merupakan harapan pemilik proyek. Tugas dan tanggung
jawab dari seorang quality control adalah sebagai berikut:
1. Menyusun rencana inspeksi dan tes untuk material datang serta rencana
inspeksi dan tes proses pekerjaan di lapangan.
2. Melakukan koordinasi dengan owner/konsultan terkait dengan checklist
pekerjaan.
3. Melakukan koordinasi dengan chief engineer terkait dengan metode kerja
dan spesifikasi teknis.
4. Membuat laporan ketidaksesuaian produk dan laporan keluhan
pelanggan
5. Mengontrol tindak lanjut hasil uji terkait dengan quality control.

3.3.4 Safety Supervisor


Safety supervisor merupakan pihak yang bertanggung jawab atas
terjaminnya keselamatan dan keamanan dari pelaksanaan pekerjaan. Tugas dan
tanggung jawab dari seorang safety supervisor adalah sebagai berikut:
1. Membuat perencanaan kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja.
2. Merencanakan kebutuhan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dan
peralatan K3.
3. Mengontrol pelaksanaan sistem dan prosedur K3 proyek.
4. Menjamin dipatuhinya peraturan penggunaan peralatan K3.
5. Menginventarisasi perlengkapan K3 di proyek.

3.3.5 Cashier
Cashier merupakan pihak yang bertanggung jawab atas pemasukkan dan
pengeluaran dana dari awal proyek hingga berakhirnya proyek. Tugas dan
tanggung jawab dari seorang cashier adalah sebagai berikut:

13
1. Mengatur dan merencanakan pengeluaran yang disesuaikan dengan
permintaan dana.
2. Melakukan pembayaran mandor dan pengeluaran rutin proyek dengan
persetujuan project manager/site manager.
3. Mengecek penerimaan dan pengeluaran kas.

3.3.6 Site Engineering


Site Engineer bertanggung jawab atas perhitungan construction
engineering, pembuatan shop drawing, time control dan pengawasan
pelaksanaan engineering proyek. Tugas dan tanggung jawab dari seorang
engineering adalah sebagai berikut:
1. Merencanakan pembagian kerja antara engineer sipil dan arsitek.
2. Merencanakan sasaran dan program kerja engineering (memahami
dokumen kontrak, shop drawing, asbuilt drawing, approval material,
rencana subkontraktor, material take off, variation order dan dokumen.
3. Mengendalikan pembuatan shop drawing meliputi struktural, arsitektur
dan landscape sesuai dengan jadwal.
4. Melakukan evaluasi penawaran-penawaran supplier, subkontraktor
bersama project manager/site manager, sesuai dengan rencana
anggaran pelaksanaan.

3.3.7 Drafter
Drafter bertanggung jawab untuk membuat atau menyiapkan gambar
yaitu gambar kerja teknik dari proses desain menjadi gambar kerja terjemahan,
sehingga gambar tersebut dapat dengan jelas dan mudah di mengerti pada saat
pelaksanaan di lapangan. Tugas dan tanggung jawab dari seorang drafter adalah
sebagai berikut:
1. Membuat dan mengatur filling soft copy di komputer dan hard copy
2. Membuat gambar-gambar kerja sesuai pengarahan engineer proyek dan
schedule yang ditetapkan.
3. Memeriksa kesesuaian gambar for construction dari konsultan / owner
terkait dengan bidang kerja lainnya (Mechanichal Electrical Plumbing
(MEP), sipil/arsitek, landscape, dll) untuk diterapkan dalam pembuatan
shop drawing.

14
4. Memelihara semua gambar yang menjadi arsip di proyek.

3.3.8 Quantity Surveyor


Quantity Surveyor (QS) bertanggung jawab dalam perhitungan volume,
penilaian pekerjaan konstruksi, administrasi kontrak sehingga suatu pekerjaan
dapat dijabarkan dan biayanya dapat diperkirakan, direncanakan, dianalisa dan
dikendalikan. Tugas dan tanggung jawab dari seorang quantity surveyor adalah
sebagai berikut:
1. Merencanakan program kerja (tagihan, progress proyek, pekerjaan
tambah/kurang, evaluasi anggaran, opname mandor/subkontraktor,
volume pekerjaan, final account ke owner/subkontraktor).
2. Melakukan koordinasi dengan site manager/project manager terkait
dengan kebutuhan material dan biaya dengan persetujuan.
3. Menghitung volume pekerjaan pada awal proyek untuk pembuatan
rencana anggaran proyek.
4. Mengontrol progress proyek (subkontraktor, mandor, progress claim, dll).
5. Mengontrol permintaan dan pemakaian material.

3.3.9 Bar Bending Schedule


Bar bending schedule (BBS) bertanggung jawab dalam membuat,
mengatur, melaksanakan dan mengontrol kegiatan operasional tulangan
konstruksi beton bertulang. Tugas dan tanggung jawab dari seorang bar bending
schedule adalah sebagai berikut:
1. Mempelajari gambar pelaksanaan penulangan beton (construction
drawing).
2. Membuat Bar Bending Schedule (BBS) semua tulangan konstruksi beton
bertulang
3. Pembuatan Bar Bending Schedule (BBS) pada lembar/format baku dan
melengkapi semua penggambaran dan penulisan yang disyaratkan.
Misalnya:
a. Sketsa bentuk tulangan
b. Ukuran tulangan (diameter, panjang tekuk dan radius tekuk)
c. Jumlah dan berat tulangan

15
4. Menganalisa hasil pelaksanaan kegiatan proyek untuk melihat kesesuaian
antara rencana dan realisasinya.

3.3.10 Site Manager


Site Manager (SM) bertanggung jawab pada pelaksanaan pembangunan
keseluruhan dengan memperhatikan biaya, waktu dan mutu. Tugas dan
tanggung jawab dari seorang site manager adalah sebagai berikut:
1. Membuat perencanaan kegiatan operasional pelaksanaan proyek.
2. Bersama dengan project manager menyusun bahan/materi rencana mutu
proyek sesuai bagiannya.
3. Memimpin/mengarahkan secara langsung para subkontraktor, mandor
dan pelaksana proyek untuk memenuhi persyaratan biaya, mutu, waktu,
dan safety yang telah disepakati.
4. Memastikan pelaksanaan kerja sehari-hari di lapangan sesuai jadwal
yang dibuat.
5. Memastikan tersedianya tenaga kerja, material dan alat yang memadai.

3.3.11 Supervisor
Supervisor merupakan merupakan bertanggung jawab dalam membuat,
mengatur, melaksanakan dan mengontrol kegiatan operasional proyek. Tugas
dan tanggung jawab dari seorang supervisor adalah sebagai berikut:
1. Membuat perencanaan kegiatan konstruksi struktur.
2. Merencanakan jadwal pekerjaan untuk supervisor dan mandor.
3. Merencanakan dan menghitung kebutuhan dan penempatan material
maupun tenaga kerja.
4. Mengkoordinasikan shop drawing yang diterima dari site manager untuk
diaplikasikan/dilaksanakan dalam pekerjaan lapangan.
5. Menjalankan tugas lapangan sesuai schedule mingguan/bulanan.
6. Menganalisa hasil kegiatan pelaksanaan proyek untuk melihat kesesuaian
antara rencana dan realisasinya (terhadap biaya, mutu, waktu dan
safety).

16
3.3.12 Surveyor
Surveyor bertanggung jawab untuk menerjemahkan bentuk dan ukuran
gambar kedalam pelaksanaan konstruksi bangunan. Tugas dan tanggung jawab
dari seorang surveyor adalah sebagai berikut:
1. Membuat rencana kemudian mengusulkan kepada site manager akan
kebutuhan alat-alat ukur (Theodolite, Autolevel dan Accessoriesnya)
sesuai dengan besarnya area dan schedule master kerja.
2. Merencanakan schedule dan metode kerja survei.
3. Melakukan koordinasi dengan departemen lain terkait survei.
4. Tidak mengerjakan dan mengembalikan gambar kerja yang tidak sesuai
rencana, kecuali ada perubahan yang terkendali (sesuai prosedur).
5. Memeriksa hasil kerja surveyor secara visual dan dengan alat ukur
khususnya untuk hasil yang meragukan sebelum pekerjaan berikutnya
dimulai.
6. Mengontrol kalibrasi peralatan survei.

3.3.13 Mechanic
Mechanic merupakan bagian yang bertanggung jawab atas
peralatanperalatan yang digunakan dalam pelaksanaan proyek. Tugas dan
tanggung jawab dari seorang mechanic adalah sebagai berikut:
1. Membuat perencanaan kegiatan operasional mekanik.
2. Merencanakan pengecekan, perawatan, penggantian suku cadang dan
perbaikan ringan.
3. Merencanakan program kerja harian sesuai dengan lingkup tugas dan
tanggung jawabnya.
4. Melakukan perawatan, perbaikan dan penggantian suku cadang
peralatan yang sedang digunakan maupun stand-by.
5. Membuat laporan kerusakan peralatan yang ada untuk segera
ditindaklanjuti/dilakukan perbaikan kepada atasan.
6. Mengontrol kesiapan peralatan proyek.
7. Mengontrol penggunaan peralatan.

17
3.3.14 Storekeeper
Storekeeper atau gudang yaitu berperan dalam membuat perencanaan
kegiatan operasional permintaan, kedatangan, penyimpanan dan pengeluaran.
Tugas dan tanggung jawab dari seorang storekeeper adalah sebagai berikut:
1. Merencanakan permintaan material untuk diajukan kepada pihak terkait
sesuai kebutuhan proyek.
2. Merencanakan teknik penyimpanan dan penempatan material di area
proyek.
3. Melakukan koordinasi dengan bagian lain terkait dengan kegiatan
pemesanan, pengiriman dan pengeluaran material.
4. Mengontrol kesesuaian stok material.
5. Mengontrol kesesuaian pemakaian material dengan kebutuhan lapangan.

3.3.15 Mechanical Electrical


Mechanical electrical bertanggung jawab dengan hal-hal yang
bersangkutan dengan mekanik. Tugas dan tanggung jawab dari seorang
mechanical electrical adalah sebagai berikut:
1. Membuat perencanaan kegiatan operasional mechanical electrical
plumbing (MEP) proyek.
2. Merencanakan jadwal pekerjaan mechanical electrical plumbing (MEP).
3. Melakukan koordinasi dengan engineering terkait gambar kerja dan
pelaksanaan proyek.
4. Memastikan terlaksananya pekerjaan sesuai persyaratan biaya, mutu,
waktu safety yang telah ditentukan.
5. Menganalisa hasil kegiatan pelaksanaan pekerjaan mechanical electrical
plumbing (MEP) proyek untuk melihat kesesuaian antara rencana dan
realisasinya (biaya, mutu, waktu dan safety)

3.3.16 Document Controller


Document controller bertanggung jawab mengelola, mengendalikan dan
mendistribusikan serta memperbarui keluar masuknya dokumen, baik yang
diterima ataupun dikirim dari klien maupun kontraktor. Tugas dan tanggung
jawab dari seorang document controller adalah sebagai berikut:

18
1. Membantu management representative dalam menjalankan prosedur
pengendalian dokumen dan rekaman mutu.
2. Memasukkan data dokumen ke dalam daftar dokumen dan memastikan
bahwa informasi yang diberikan akurat dan up to date.
3. Memastikan dokumen disahkan sebelum didistribusikan.
4. Melakukan perubahan dokumen bila diperlukan dengan berkoordinasi
dengan management representative.

3.3.17 Administrasi Proyek


Administrasi proyek bertanggung jawab atas pencatatan atau
pendokumentasian dalam suatu proyek. Tugas dan tanggung jawab dari seorang
administrasi proyek adalah sebagai berikut:
1. Membuat usulan rencana pengadaan alat tulis kantor.
2. Melakukan koordinasi dengan bagian lain terkait dengan surat menyurat,
fax dan telepon.
3. Melaksanakan pengetikkan, distribusi surat dan dokumen untuk internal
maupun eksternal proyek.
4. Mengontrol kegiatan fotokopi dokumen dan pengiriman fax.
5. Mengontrol keluar masuknya dokumen.
6. Mengontrol penggunaan stationary.
7. Mengontrol kehadiran kerja/absensi karyawan.

3.3.18 General Affair


General Affair bertanggung jawab untuk mendukung perusahaan dalam
menjalankan operasionalnya dengan mengurusi segala urusan rumah tangga
perusahaan. Tugas dan tanggung jawab dari seorang general affair adalah
sebagai berikut:
1. Merencanakan sasaran dan program kerja urusan umum.
2. Merencanakan anggaran biaya untuk urusan umum.
3. Melakukan koordinasi untuk menjalin kerja sama dengan rumah sakit
guna keperluan proyek.
4. Memastikan kelancaran kegiatan pengamanan, pemeliharaan, kebersihan
site office dan sarana pelayanan umum.

19
5. Mengontrol penggunaan sarana dan prasarana termasuk kendaraan
proyek.
6. Mengontrol pelaksanaan semua program kerja urusan umum.

3.3.19 Security
Security bertanggung jawab melakukan keamanan fisik dalam
penyelenggaraan keamanan di lingkungan proyek. Tugas dan tanggung jawab
dari seorang security adalah sebagai berikut:
1. Membuat perencanaan kegiatan pengamanan di proyek.
2. Melakukan koordinasi dan serah terima pekerjaan dengan petugas
satpam pengganti/shift berikutnya.
3. Melakukan koordinasi dengan bagian lain terkait dengan kegiatan
pengamanan proyek.
4. Melakukan tugas pengaturan keluar masuk kendaraan.
5. Melakukan pengecekan identitas dan memberikan kartu tamu kepada
setiap tamu yang datang.
6. Mengontrol keamanan lokasi proyek.

3.3.20 Driver
Tugas dan tanggung jawab dari seorang driver adalah sebagai berikut:
1. Membuat perencanaan kegiatan operasional transportasi.
2. Mengusulkan rencana perawatan kendaraan.
3. Melakukan pengiriman barang sesuai dengan surat jalan dan daya angkut
kendaraan.
4. Melakukan kegiatan pengantaran/penjemputan baik tamu, karyawan,
maupun dokumen dengan tepat waktu dan sesuai dengan prosedur.
5. Memelihara aset yang ada dengan baik.

3.3.21 Office Boy


Tugas dan tanggung jawab dari seorang office boy adalah sebagai
berikut:
1. Menyiapkan dan menyediakan minum karyawan.
2. Melakukan pekerjaan fotokopi dokumen.
3. Melaksanakan kegiatan kebersihan ruang kerja dan lingkungan kantor.

20
4. Merawat peralatan makan minum termasuk kebersihan pantry.
5. Mengontrol kebersihan ruang kerja dan lingkungan kantor.

3.4 MANAJEMEN PELAKSANAAN PROYEK


Manajemen pelaksanaan proyek atau project execution merupakan tahap
pelaksanaan agar proyek berjalan dan berhasil mencapai tujuan. Tahap
pelaksanaan ini memiliki progres yang akan digambarkan melalui laporan harian,
mingguan dan bulanan. Laporan kemajuan tersebut berfungsi untuk
meminimalisirkan keterlambatan proyek dan dijadikan sebagai acuan untuk
pekerjaan selanjutnya.

3.4.1 Laporan Harian


Laporan harian adalah monitoring laporan pekerjaan yang dikerjakan
pada hari itu. Laporan ini berfungsi untuk mengontrol kegiatan pelaksanaan
proyek, mengetahui volume pekerjaan yang telah dikerjakan dan juga laporan ini
dilakukan untuk mempertanggungjawabkan hal-hal yang telah dikerjakan apakah
sesuai dengan rencana atau tidak. Laporan harian biasanya memuat
informasiinformasi sebagai berikut:
1. Lokasi dan pekerjaan yang dikerjakan pada hari tersebut
2. Laporan volume pekerjaan
3. Jumlah ketenaga kerjaan pada hari tersebut
4. Kuantitas dan kualitas dari material yang datang
5. Laporan keadaan cuaca

3.4.2 Laporan Mingguan


Laporan mingguan ini merupakan akumulasi dari laporan harian. Laporan
ini lebih lengkap karena didalamnya terdapat risalah hasil rapat-rapat antara
owner, manajemen konstruksi dan kontraktor. Laporan ini biasanya memuat
informasi-informasi sebagai berikut:
1. Kemajuan proyek dalam satu minggu
2. Jumlah tenaga kerja (ada atau tidaknya penambahan dan pengurangan)
3. Pekerjaan yang telah diselesaikan
4. Kendala-kendala dalam pekerjaan

21
3.4.3 Laporan Bulanan
Laporan bulanan merupakan laporan yang paling lengkap, laporan
tersebut akumulasi dari satu bulan pekerjaan. Laporan bulanan menggambarkan
mengenai kemajuan dan prestasi kerja selama satu bulan. Laporan ini biasanya
memuat informasi-informasi sebagai berikut:
1. Data teknis proyek
2. Struktur organisasi
3. Laporan progres akhir bulan
4. Cash flow
5. Laporan sasaran mutu
6. Laporan ketidaksesuaian produk
7. Laporan keluhan pelanggan
8. Laporan safety
9. Laporan ketenaga kerjaan dan peralatan
10. Permasalahan dalam lapangan dan solusi
11. Laporan monitoring cuaca
12. Dokumentasi progres bangunan yang dilihat dari berbagai sisi sebagai
parameter kemajuan proyek

3.5 PENGENDALIAN MUTU, WAKTU, DAN BIAYA


Pengendalian proyek merupakan monitoring suatu kegiatan pada proyek
yang sedang berjalan. Monitoring tersebut berfungsi agar proyek berjalan
dengan lancar dan mencapai tujuan yang telah direncanakan. Peran
pengendalian proyek ini yaitu menjaga agar proyek tetap berjalan dalam batas
waktu yang telah ditentukan, sesuai dengan anggaran biaya dan mendapatkan
mutu yang baik.
Pengendalian proyek umumnya digambarkan melalui media jaringan kerja, kurva
S. Media tersebut bermanfaat untuk memastikan tentang kondisi kemajuan
proyek, masalah yang terjadi, serta keputusan dan tindakan yang diambil oleh
yang berwenang.

22
3.5.1 Pengendalian Mutu Proyek
Pengendalian mutu proyek merupakan pengendalian jalannya
pelaksanaan proyek agar mendapatkan mutu yang baik dan sesuai dengan
syarat yang ditentukan dalam kontrak. Pengendalian mutu dilaksanakan agar
pekerjaan struktur sesuai dengan standar dalam kontrak dan dapat
dipertanggung jawabkan.
Pengendalian mutu berjalan dengan lancar apabila pengawasan
dilakukan. Pengawasan tersebut berperan sebagai monitoring untuk
mendapatkan mutu kerja dan bahan material yang berkualitas tinggi. Bentuk
pengendalian mutu bahan material tersebut dapat berupa sistem pengujian dan
persyaratan mutu yang telah disepakati, diantaranya sebagai berikut:
1. Slump Test
Slump test adalah metode yang digunakan untuk menentukan tingkat
workability. Slump test dilakukan untuk mengetahui mutu beton yang
digunakan apakah sesuai dengan perencanaan, jika nilai tersebut tidak
sesuai dengan kebutuhan, maka beton dapat di kembalikan dan ditukar
ke batching plan tersebut.

Gambar 3.1 Slump Test


Sumber : Beton Precast, 2020
2. Tes Kuat Tekan Beton
Beton menjadi salah satu material yang paling sering dipakai dalam
pembangunan. Oleh sebab itu penggunaannya perlu diperiksa nilai kuat
tekan beton tersebut sesuai dengan yang direncanakan atau tidak
dengan struktur yang dibangun. Beton memiliki karakteristik kuat
menahan tekan, cara ujinya dengan cara test uji kuat tekan beton. Uji
tekan berfungsi agar dapat mengetahui dalam beban berapa beton

23
tersebut akan hancur yang sudah ditentukan pada saat umur tertentu.
Pengujian ini juga berfungsi untuk memperkirakan waktu untuk
melepaskan bekisting kolom, balok, dan pelat.
3. Tes Kuat Tarik Beton
Besi tulangan beton merupakan salah satu bahan yang umum digunakan
dalam suatu komponen struktur bangunan dalam pembetonan. Besi
merupakan material yang kat terhadap tarik. Kekuatan tarik itu sendiri
merupakan kemampuan bahan untuk menereima beban tarik tanpa
mengalami kerusakan dan dinyatakan sebagai tegangan maksimum
sebelum putus. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui
besarnya tegangan leleh dan kuat tarik baja.

3.5.2 Pengendalian Waktu Proyek


Waktu merupakan salah satu faktor terpenting dalam menangani suatu
proyek. Setiap proyek memiliki batas waktu dalam penyelesaiannya.
Pengendalian waktu pada suatu proyek biasanya dilakukan dengan sistem
penjadwalan dengan pembuatan time schedule.
Time schedule merupakan sistem pengendalian waktu dengan menetapkan
pembagian waktu untuk masing-masing tahap pekerjaan yang disesuaikan
dengan urutan logika pekerjaan. Pengendalian waktu dapat dilakukan dengan
cara sebagai berikut:
1. Pengendalian jumlah tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan. Apabila ada
keterlambatan maka perlu penambahan tenaga kerja atau jam kerja
tambahan (kerja lembur).
2. Pengecekan pengadaan material dan peralatan yang selalu siap jika
suatu pekerjaan akan berlangsung.
3. Menempatkan tenaga ahli pada setiap pekerjaan dengan keahlian
masing-masing.

3.5.3 Pengendalian Biaya


Setiap proyek memerlukan biaya dalam pelaksanaannya. Biaya-biaya
tersebut diantaranya seperti biaya tenaga kerja, biaya peralatan dan biaya-biaya
sumber daya lainnya. Pengendalian biaya pada suatu proyek dimaksudkan agar
biaya yang dikeluarkan oleh proyek tidak melebihi anggaran yang sudah

24
direncanakan. Pengendalian biaya di proyek dilakukan dengan cara membuat
rekapitulasi biaya yang telah dikeluarkan. Besarnya biaya yang dikeluarkan
selanjutnya akan dibandingkan dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB).

25

Anda mungkin juga menyukai