SKRIPSI
OLEH :
4118219180024
Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh Dewan Pembimbing Skripsi Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi,
Pembimbing
i
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
SKRIPSI
ii
LEMBAR PERNYATAAN
NPM : 41182191180024
iii
ABSTRAK
iv
ABSTRACT
Muhammad Dwiki Hardi Rifaldi. " The Effect of Throwing Shuttlecock Training
on Increasing the Ability to Hit Badminton LOB in Extracurricular Students at MTS
Roudhotul Muhibbin Bekasi ". Physical Education Study Program, Faculty of Teacher
Training and Education, Islamic University “45” Bekasi
This study aims to determine the effect of throwing shuttlecock exercises on
increasing the ability to hit badminton lobs in extracurricular students at Roudhotul
Muhibbin Bekasi Middle School. The method used in this study was an experiment with
a one-group pretest-posttest design. This population uses 10 badminton
extracurricular students. The sample used the total sampling technique, with this
technique the number of samples obtained was 10 students from class VII and VIII.
In the results of the data obtained from the results of the French Clear Test on
badminton extracurricular students at Roudhotul Muhibbin Middle School. Shows an
average pretest result of 57.1 and a post test result of 73.5 and for the difference in
French Clear Test results of 16.4
Based on data processing from data analysis, it can be concluded that the
throwing shuttlecock training model has a significant effect on increasing the results
of the lob hitting of badminton extracurricular students at Roudhotul Muhibbin Bekasi
Middle School with a tcount of 7.331 > ttable of 2.260 at alpha 5% or (a) = 0, 05
v
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur senantiasa terucap kepada Allah SWT, atas segala
ini tepat pada waktunya. Shalawat serta Salam juga senantiasa tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW, beserta para Sahabat dan Keluarganya. Dengan segala daya dan
upaya maksimal akhirnya penulis dapat menyusun skripsi ini sebagai salah satu
yang sangat penting untuk penyempurnaan skripsi ini, untuk itu penulis
1. Bapak Dr. Hermanto, Drs., MM., M.Pd., selaku Rektor Universitas Islam
“45” Bekasi.
2. Ibu Yudi Budianti, S.Pd., M.Pd., selaku Dekan FKIP Unisma Bekasi.
3. Ibu Mia Kusumawati, M.Pd., AIFO, selaku Ketua Program Studi Pendidikan
6. Para Dosen dan Tata Usaha FKIP Unisma Bekasi yang tidak dapat
7. Ibu Umi Mucharomah, S.Pd.I selaku Kepala Sekolah SMP Roudhotul Muhibbin
Bekasi yang telah mengizinkan untuk diselenggarakannya penelitian ini.
8. Bapak Ade Burhanudin, S.Pd., M.Pd selaku Guru Olahraga SMP Roudhotul
Muhibbin Bekasi
9. Siswa Sekolah SMP Roudhotul Muhibbin Bekasi yang telah membantu proses
vi
diselenggarakannya penelitian ini.
10. Kepada orang tua saya yaitu bapak Hardimansyah dan ibu Rahmawati yang tak
pernah henti-hentinya berdo’a untuk terlaksananya penelitian ini.
11. Rekan-rekan mahasiswa FKIP Jurusan Pendidikan Jasmani khususnya Angkatan
2018 kelas PJKR A yang telah memberi inspirasi dalam motivasi penulisan dan
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini dari awal hingga
akhir.
Penulis amat menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, dan
terdapat banyak sekali kekurangan maupun kesalahan, maka kritik dan saran baik
yang bersifat lisan maupun tulisan akan selalu penulis terima agar penulis dapat
menghasilkan sebuah karya yang lebih baik lagi di masa-masa yang akan datang.
vii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ....................................................................6
1. Batasan Masalah ........................................................................ 6
2. Rumusan Masalah ...................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 7
D. Manfaan Penelitian ........................................................................... 7
1. Manfaat Secara Teoritis ............................................................. 7
2. Manfaat Secara Praktis .............................................................. 8
E. Definisi Operasional ......................................................................... 8
1. Pengaruh .................................................................................... 8
2. Latihan ....................................................................................... 8
3. Bulutangkis ................................................................................ 9
4. Pukulan Lob ............................................................................... 9
ix
4. Prinsip Latihan ......................................................................... 13
5. Komponen Latihan .................................................................. 20
B. Hakikat Latihan Bulutangkis ........................................................... 22
1. Pengertian Bulutangkis ............................................................ 22
2. Lapangan Bulutangkis ............................................................. 23
3. Teknik Dasar Bulutangkis ....................................................... 26
C. Pukulan Lob .................................................................................... 30
1. Pengertian Pukulan Lob ........................................................... 30
2. Kegunaan Pukulan Lob ............................................................ 31
3. Gerakan yang Perlu Diperhatikan dalam Pukulan Lob............ 31
4. Macam-Macam Pukulan Lop................................................... 32
D. Latihan Bermain Melempar Shuttlecock......................................... 35
E. Karekteristik Anak Usia 13-15 Tahun ............................................ 37
1. Perkembangan Fisik ................................................................. 37
2. Perkembangan Kognitif ........................................................... 39
3. Perkembangan Kognisi Sosial ................................................. 39
4. Perkembangan Psikososial ....................................................... 40
F. Penelitian Yang Relevan ................................................................. 40
G. Kerangka Berpikir ........................................................................... 43
H. Anggapan Dasar dan Hipotesis ....................................................... 46
1. Anggapan Dasar ....................................................................... 46
2. Hipotesis .................................................................................. 46
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pretest dan Posttest Pukulan Lob Bulutangkis
Tabel 4.5 Uji – t Hasil Pre-Tes dan Pos-Tes Pukulan Lob ................................. 64
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB 1
PENDAHULUAN
pendidikan ialah sebuah usaha yang secara terencana dan sadar dalam melahirkan
sebuah situasi belajar dan proses pembelajaran demi peserta didik dapat dengan
serta keterampilan yang dibutuhkan diri sendiri, masyarakat, bangsa dan negara.
Demi dapat menggapai tujuan pendidikan tersebut oleh karena itu seorang guru
tak bisa dirampas dan bisa menolong setiap anak, pada usia yang sangat muda,
fisik dan moral setiap anak, yang mereka dapatkan dari Pendidikan. Olahraga ialah
salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan. Olahraga
juga ialah disiplin ilmu yang memiliki peran yang penting dalam menunjang
pengaruh yang langsung kepada anak sebab dapat menentukan hal-hal yang dapat
1
2
dilaksanakan oleh anak dan dengan tak langsung baik untuk diri sendiri ataupun
olahraga pada pagi, sore bahkan malam hari, serta banyaknya klub olahraga,
tubuh sehat dan kuat. Aktivitas olahraga yang menyenangkan dan menghibur,
dunia, baik anak-anak, remaja, dewasa, sampai orang tua. Olahraga sepakbola bisa
masyarakat berada. Pada perhelatan akbar sepakbola dunia yang digelar 4 tahun
sekali tentu menjadi moment yang di tunggu-tunggu masyarakat dunia dan juga
semua negara konstetan dalam perhelatan tersebut yang mewakili benua masing
masing.
Salah satu usaha untuk mencapai tujuan tersebut dapat dilakukan dengan
Permainan bulutangkis yang baik jelas tak lepas dari latihan dan
pembinaan yang secara terus menerus, supaya terorganisir dengan baik Menurut
Sugiharto (2014) latihan adalah proses yang dilakukan oleh individu secara
sistematis dalam bekerja atau berlatih secara berulang-ulang dengan beban yang
semakian bertambah. Selain itu, latihan dalam arti fisiologis adalah perbaikan
sistem dan fungsi organisme dalam tugasnya meningkatkan prestasi atlet. Pada
permain bulu tangkis, salah satu yang sangat penting setelah servis ialah pukulan
tanggung atau lemah yang mana dapat mempermudah seorang lawan dalam
memperhatikan faktor usia karena pola latihan yang melebihi dosis keterampilan
(Susanto, 2017), apabila seseorang ingin mencapai prestasi yang optimal, perlu
4
memiliki empat hal yang meliputi; (1) pengembangan fisik, (2) pengembangan
teknik, (3) pengembangan taktik, (4) pengembangan mental, dan (5) kematangan
(Susanto, 2017) meliputi; (1) aspek biologis yang terdiri atas potensi atau
keterampilan dasar tubuh, fungsi organ tubuh, struktur dan postur tubuh, gizi, (2)
kerja otot dan saraf, (3) aspek lingkungan, (4) aspek penunjang.
menimbulkan kebosanan bagi siswa dan siswi, khususnya siswi perempuan. Dan
sisiwi perempuan juga khususnya dalam melakukan teknik lob masih salah,
diluruskan pada saat memukul, bahkan masih ada pemain pada saat melakukan
pukulan lob dapat menjadi senjata bagi setiap pemain untuk mendapatkan poin
atau mematikan lawan. Pola latihan lob juga kurang begitu diperhatikan oleh guru
Pada saat bermain, sebagian besar hasil lob yang dilakukan oleh siswa
dan siswi terlalu melebar ke kanan dan ke kiri, sehingga pukulan yang seharusnya
menghasilkan poin untuk diri sendiri, justru malah lebih banyak menghasilkan
melakukan latihan lob, terutama ketika menggunakan metode drill membuat raut
muka siswa dan siswi terlihat sedih dan kecewa sehingga ketika mendapat giliran
seringkali membuat para sisiwa dan sisiwi mudah jenuh. Kategori anak putri
memiliki mental yang labil, maka kejenuhan tersebut dapat mengikis dan
Untuk itu dalam menentukan bentuk-bentuk latihan yang akan digunakan untuk
meningkatkan kualitas pukulan lob sangat dibutuhkan kreativitas dari pelatih, yang
menggunakan shuttlecock yang dilempar melewati net sejauh target yang telah
ditentukan. Dalam pelaksanaannya nanti, jarak lempar dan target meningkat setiap
minggunya. Atas dasar uraian dari latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik
untuk mendalami dan meneliti secara ilmiah peningkatan kemampuan lob dalam
1. Batasan Masalah
Untuk memperoleh gambaran serta hasil yang lebih jelas maka penulis
perlu membatasi permasalahan dalam penelitian ini, hal ini dilakukan dengan
asumsi agar :
2. Rumusan Masalah
Muhibbin Bekasi?
7
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Peneletian
Berdasarkan rumusan dan tujuan yang telah dijelaskan, maka penelitian ini
peneliti selanjutnya.
salah.
bulutangkis
E. Definisi Operasional
yang menyangkut masalah yang diteliti, maka dipandang perlu adanya Batasan
istilah. Adapun istilah yang digunakan daam penelitian ini didefinisikan sebagai
berikut :
1. Pengaruh
dari sesuatu benda atau orang dan juga gejala dalam yang dapat memberikan
2. Latihan
3. Bulutangkis
Salah satu yang sangat penting setelah servis ialah pukulan lob atau
kesulitan dlam menghadapi pukulan lob sampai dengan jauh ke belakang masi
sangt tanggung atau lemah yang mana dapat permudah lawan dalam
2019).
dengan pemukulan yang bervariasi mulai dari yang relatif lambat hingga yang
sangat cepat.
4. Pukulan Lob
lapangan”.
10
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Hakikat Latihan
1. Pengertian Latihan
teknik, dan mental seorang individu (Zulfikar, 2019). Secara sederhana latihan
dapat dirumuskan, yaitu segala daya dan upaya untuk meningkatkan secara
dengan kian hari kian bertambah jumlah beban latihan, waktu atau
latihan terus menerus. Latihan merupakan faktor yang sangat mendasar dalam
10
11
pemain dalam mencapai prestasi dapat dicapai melalui latihan jangka panjang
lama sehingg atlet memiliki penampilan yang maksimal dan dapat berprestasi.
Selain itu, latihan dalam arti fisiologis adalah perbaikan sistem dan fungsi
organisme dalam tugasnya meningkatkan prestasi atlet. Oleh sebab itu, latihan
yang dilakukan harus disusun dan dilaksanakan secara tepat dan benar sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai. Latihan dengan cara yang tidak tepat akan
keterampilan (kemahiran) dan dapat merubah kondisi fisik, teknik dan mental
2. Ciri-Ciri Latihan
melatih dapat berlangsung tepat, cepat, efektif, dab efesien (Mylsidayu A dan
12
berikut:
a. Suatu proses untuk mencapai tingkat kemampuan yang lebih baik dalam
c. Pada setiap satu kali tatap muka/sesi latihan harus memiliki tujuan tujuan
dan sasaran.
d. Materi latihan harus berisikan teori dan praktik, agar pemahaman dan
yang lebih baik seprti halnya pada olahraga futsal. Menurut Harsono (2017)
menjelaskan bahwa tujuan utama dalam proses latihan adalah membantu atlet
aspek yang perlu diperhatikan adalah latihan fisik, latihan teknik, latihan
saat pertandingan paling penting tahun itu (Harsono, 2017). Sasaran latihan
Adapun sasaran dan tujuan latihan secara garis besar antara lain
sebagai berikut:
maupun psikis (strategi dan taktik) untuk mencapai puncak prestasi dengan
4. Prinsip Latihan
faktor yang perlu diperhatikan dalam latihan menurut Sukadiyanto dan Muluk
(2011) yaitu:
14
dengan usia olahragawan. Oleh karna itu usia olahragawan berkaitan erat
b. Prinsip Individualisasi
yang rupanya persis sama, sekalipun kembar, dan tidak ada pula dua
tidur, tingkat kebugaran, pengaruh lingkungan, rasa sakit dan cedera dan
motivasi. Oleh sebab itu, agar pelatih berhasil dalam melatih, perlu
atlet haruslah cukup berat dan cukup bengis, serta harus diberikan
diri semaksimal mungkin kepada latihan berat yang diberikan, serta dapat
yang baru. Beban latihan pada tiga tangga (cycle) pertama ditingkatkan
secara bertahap. Pada cycle ke empat beban diturunkan (ini adalah yang
selama 16 kali yang terdiri dari latihan hurdle jump, front cone hoops,
80%-90% yang dilakukan dengan repetisi yang kian hari kian meningkat
jumlah beban nya dan pada minggu ke-4 jumlah beban nya diturunkan
karena sistem overload latihan nya cukup bengis oleh karena itu
(Sukadiyanto, 2011).
yang khusus. Setiap bentuk rangsang akan direspons secara khusus pula
f. Prinsip Variasi
banyak menjadikan atlet mudah jenuh dalam latihan, pada setiap latihan
utama untuk memvariasi latihan adalah perbandingan antara: (1) kerja dan
agar tubuh kembali pada keadaan normal secara bertahap dan tidak
mengalami overtraining.
19
h. Prinsip Latihan Jangka Panjang (Long Term Training)
dalam waktu tertentu bahkan dalam waktu lama, maka kualitas organ
proses adaptasi yang terjadi sebagai hasil dari latihan akan menurun
kontinyu.
k. Prinsip Sistematik
5. Komponen Latihan
bagi pelakunya. Oleh karna itu penyusunan latihan seorang pelatih harus
a. Intensitas
sebaliknya jika intensitas latihan lebih kecil, waktu latihan harus lebih
lama.
b. Volume
cara lain yaitu : (1) diperberat (2) diperlama (3) dipercepat (4)
diperbanyak.
c. Recovery
artinya waktu Recovery yang diberikan 5 kali lebih lama dari waktu kerja.
21
d. Interval
Interval adalah waktu istirahat yang diberikan pada saat antar set
atau seri atau sirkuit atau antar sesi atau sirkuit atau antar sesi per unit
biasanya tertulis t.i= 1:8, artinya waktu interval yang diberikan 8x lebih
lama dari waktu kerja. Pada prinsipnya pemberian waktu interval lebih
e. Repetisis (Ulangan)
setiap item latihan. Contoh Push ups 50 kali, maka jumlah kali yang
f. Set
Set adalah jumlah ulangan untuk satu item latihan. Contoh, pada
latihan Push ups 50 kali yang terbagi dalam 4 set dan dalam setiap set
B. Hakikat Bulutangkis
1. Pengertian Bulutangkis
yang dapat dilakukan dengan cara melakukan satu orang melawan satu orang
atau dua orang melawan dua orang. Permainan ini menggunakan raket sebagai
berbentuk segi empat dan dibatasi oleh net untuk memisahkan antara daerah
permainan lawan dan berusaha agar lawan tidak dapat memukul shuttlecock
bervariasi mulai dari yang relatif lambat hingga yang sangat cepat disertai
dengan gerakan tipuan (Grice dalam (Ismail dkk., 2019)). Dalam olahraga
dimainkan oleh berbagai kelompok umur, dari anakanak, pemula, remaja dan
dewasa bahkan veteran juga masih banyak yang memilih cabang olahraga
2. Lapangan Bulutangkis
Garis lapangan ini dapat digambar dengan cat ataupun dibuat dengan
lapangan yang membatasi kedua sisi lapangan, terbuat dari bahan katun atau
nilon. Tinggi dari jaring tersebut adalah 155 cm (5 kaki 1 inci) di tiang dan
lapangan yaitu panjang: 13,40 meter, lebar: 6,10 meter, lebar garis lapangan:
4 cm, tinggi tiang: 1,55 meter, lebar net: 0,75 meter, panjang net: 6,10 meter
dan puncak net di beri batasan putih selebar 7,5 cm. Tiang net di pasang tepat
di tengah ujung garis samping lapangan. Net terbuat dari tali halus dengan
warna gelap.
angsa. Jumlah bulu yang tertancap pada gabus yaitu 16 bulu. Panjangnya
kaku, contohnya besi atau fiber. Bagian raketnya terdiri atas lima bagian
yaitu pegangan, area yang dipasang senar, kepala, batang, dan leher raket.
Untuk panjang raket tidak boleh lebih dari 68 cm dan lebar 23 cm. Dan
danlebarnya 22 cm.
26
raket (grip), teknik memukul bola (stroke), dan teknik langkah kaki
dalam bulutangkis harus dikuasai oleh pemain, karena setiap gerakan dalam
bulutangkis diawali dan diakhiri dengan sikap berdiri (stance). Sikap berdiri
dibagi menjadi tiga bentuk yaitu sikap berdiri saat service, sikap berdiri saat
menerima service dan sikap berdiri pada saat in play atau relly. Teknik
Menurut (Karyono, 2016) ada empat macam tipe pegangan raket yaitu
27
panjang, service pendek, Lob, smash, dropshot, chop, drive, dan netting
Aksan Hermawan dalam (Ismail dkk., 2019). Untuk dapat menguasai teknik
footwork dalam permainan bulutangkis adalah kaki yang sesuai dengan yang
yang digunakan untuk memegang raket saat memukul, selalu berakhir sesuai
dengan arah tangan tersebut. Misalnya tangan memukul ke arah depan net,
maka langkahakhir kaki yang sesuai dengan arah tangannya juga di depan.
langkah akhir kaki yang sesuai dengan posisi tangannya juga di belakang.
Cara mengatur kaki yang baik sangatlah diperlukan oleh seorang pemain
bulutangkis. Dengan cara mengatur langkah kaki yang baik, maka seorang
pemain akan mampu bergerak seefisien mungkin ke semua bagian area dalam
lapangan.
seorang pemain bulu tangkis antara lain sikap berdiri (stance), teknik
memegang raket (grip), teknik memukul cock (stroke), dan teknik langkah
Sikap berdiri dalam bulu tangkis harus dikuasai oleh pemain, karena
setiap gerakan didalam bulu tangkis diawali dan diakhiri dengan sikap
maka gerak badan juga ikut lambat, dan jika satu kaki berada pada
posisi yang salah, maka seketika itu pula badan akan terjatuh. Fungsi
keterampilan gerak teknik footwork atau langkah kaki yang baik saat
(Subarjah, 2014)
30
C. Pukulan Lob
bebagai pukulan maka tidak akan sempurna bila tidak melengkapi dengan
dikenakan pada senar raket atau saat memukul harus memiliki ketepatan
langkahuntuk memukul kok. Dan timing yang lebih stabil dalam melakukan
pukulan Lob akan menghasilkan pukulan Lob yang lebih baik. Saat
sebaiknya melakukan pukulan dengan berdiri dengan rileks atau santai saat
menunggu serta saat akan menyerang dengan pukulan Lob, serta saat akan
salah satu kaki di depan, berat badan di belakang. Setelah raket menyentuh
shuttlecock lanjutkan.
belakang lapangan
permainan.
a. Pukul shuttlecock dengan arah ke atas sehingga lebih tinggi dari uluran
raket lawan.
menyentuh shuttlecock.
a. Overhead Lob
bola yang harus dipukul dari atas kepala, posisinya biasanya dari
Ada dua jenis overhead Lob, yaitu: (1) Deep Lob/clear, bolnya tinggi
pada bagian akhir lapangan,putar tubuh agar kaki tegak lurus dengan net.
Arahkan bahu yang tidak dominan (bahu pada tangan yang tidak
memegang raket) ke arah net dan pindahkan berat badan ke kaki yang di
yang besar bagi perkembangan siswa. Pendekatan bermain efektif karena dapat
yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak sehari-hari karena bermain
sama dengan bekerja pada orang dewasa, yang dapat menurunkan stres anak,
media yang baik bagi anak untuk belajar berkomunikasi dengan lingkungannya,
sosial anak.
dilempar melewati net sejauh target yang telah ditentukan, yang tentunya
dengan posisi
36
jarak lempar yang makin jauh, jumlah lempar yang meningkat, dan sasaran yang
Anak usia 13-15 tahun termasuk ke dalam anak usia remaja awal.
waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga hal, yaitu masa remaja awal
antara 15-18 tahun, dan masa remaja akhir berlangsung pada usia 18-21 tahun.
1. Perkembangan Fisik
psikologis. Tinggi rata-rata anak laki-laki dan perempuan pada usia 12 tahun
38
adalah sekitar 59 atau 60 inci. Tetapi, pada usia 18 tahun, tinggi rata-rata
Tingkat pertumbuhan tertinggi terjadi pada usia 11 atau 12 tahun untuk anak
perempuan dan 2 tahun kemudian untuk anak laki-laki. Dalam tahun itu, tinggi
menghilang, seperti dahi yang semula sempit sekarang menjadi lebih luas,
mulut melebar dan bibir menjadi lebih penuh. Di samping itu, dalam
Perkembangan otot dari kedua jenis kelamin terjadi dengan cepat ketika tinggi
meningkat. Akan tetapi, perkembangan otot anak laki-laki lebih cepat dan
2. Perkembangan Kognitif
dan terus berlanjut sampai remaja mencapai masa tenang atau dewasa. Pada
tahap ini anak sudah dapat berfikir secara abstrak dan hipotesis. Pada masa
ini, anak sudah mampu memikirkan sesuatu yang akan atau mungkin terjadi.
Disamping itu, pada tahap ini remaja juga sudah mampu berpikir secara
dan pengalaman, serta berguna untuk memahami orang lain dan menentukan
dari perubahan perkembangan aspek kognisi social remaja ini adalah apa yang
4. Perkembangan Psikososial
pada akhir masa remaja. Meskipun tugas pembentukan identitas ini telah
Manfaat dari penelitian yang relevan yaitu sebagai acuan agar penelitian
yang sedang dilakukan menjadi lebih jelas. Beberapa penelitian yang relevan
shuttlechock berupa post test dan pre test. Analisis data yang dipakai
diketahui P= 0,000 lebih kacil dari α = 0,05 hal ini dapat disimpulkan
UNM.
2. Penelitian ini dilakukan oleh Sohba Alam (2021) dengan judul “Pengaruh
perempuan, (2) usia 9-13 tahun, (3) memiliki kesediaan untuk menjadi
sampel, (4) tidak pada kondisi sakit, (5) durasi latihan paling sedikit 6
bulan, (6) memilikikeaktifan 75%. Atas kriteria diatas maka sampel yang
merupakan instrument
42
yang dipergunakan. Nilai reliabilitas 0,96 dan validitas 0,65. Analisis data
hitung 7,337 > t tabel 2,36, dan nilai sig 0,000 < 0,05, dengan kenaikan
dengan teknik tes dan pengukuran yaitu tes keterampilan pukulan Lob.
Analisis data dilakukan dengan teknik uji komparasi ganda dengan taraf
% > 17,65 %.
G. Kerangka Berpikir
misalnya untuk mendapatkan angka/skor. Oleh karena itu, seorang pelatih harus
tepat dan akurat sangatlah penting dimiliki oleh setiap pemain bulutangkis, oleh
karena itu agar siswa ekstrakulikuler MTS Roudotul Muhibbin Bekasi dapat
latihan yang tinggi, terorganisir dan dilakukan secara terus-menerus agar dalam
dilakukan dari atas kepala lebih banyak dilakukan. Oleh karena itu, penguasaan
dihasilkan tidak keras dan kurang terarah. Tujuan Lob serang baik dari atas
maupun dari bawah adalah untuk menyerang. Pukulan bola lebih cepat dengan
melambungkan agak rendah (lebih rendah dari lambungan bola Lob penangkis)
melewati lawan ke lapangan bagian belakang. Lob serang ini dilkukan misalnya
pada saat lawan sudah kehilangan posisi atau terpaksa harus maju ke depan net
Lob yang baik, unsur tersebut adalah kekuatan lengan, kecepatan lengan, lecutan
Lob yang baik, seorang pemain bulutangkis dapat menyerang dan mematikan
lawan dengan cepat. Kekuatan, kecepatan, dan ketepatan arah ayunan lengan
ketika melakukan pukulan Lob dapat diajarkan melalui berbagai metode, namun
untuk anak usia 9-13 tahun yang masih senang dengan bermain, maka latihan
maupun satu lapangan penuh untuk satu anak, merupakan suatu metode permainan
mampu melatih para siswa, terutama kekuatan, kecepatan, dan ketepatan arah
Lob pada olahraga bulutangkis siswa dan siswi di MTS Roudotul Muhibbin.
Pemain yang sudah menguasai teknik Lob dengan baik akan lebih mudah
akurasi dari pukulan Lob sudah melalui proses latihan yang teruji tingkat
ketepatannya. Apabila seorang pemain ingin dapat melakukan Lob dengan baik
Masalah:
Peserta didik masih banyak yang melakukan
Lob kurang baik atau belum benar
Metode :
Diberikanperlakuan (treatment) dengan
Kondisi Akhir Latihan lempar Shuttlecock
Tujuan :
Meningkatkan Hasil Pukulan Lob
Bulutangkis
Pengaruh :
Ada dampak terhadap pukulan Lob
bubulutangkis
1. Anggapan Dasar
selanjutnya adalah satu gagasan tentang letak persoalan atau masalah dalam
hubungan yang lebih luas. Dalam hal ini peneliti harus memberikan sederetan
posturat adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh
penelitian sehingga anggapan dasar mampu dijadikan sebagai titik tolak dan
setinggi mungkin mengara jauh kebelakang garis lapangan. Oleh karena itu,
perlu diperbaiki. Salah satu yang harus diperhatikan adalah sengan memperbanyak
bulutangkis.
2. Hipotesis
Menurut Sugiono (2012) dalam (Kusumawati, 2017) hipotesis
pernyataan.
47
Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru
masalah yang dibuat oleh peneliti, sehingga akan menjadi sebuah rangkaian
yang berhubungan.
Bekasi”
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Menurut Solso &
sesudah itu dites kembali/diberi posttest dengan tes yang sama. Hasil yang
48
49
1. Populasi
wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau suatu subyek yang
untuk dijadikan data penelitian. Populasi dari penilitan ini adalah siswa
2. Sampel
Teknik Sampling yang digunakan adalah total sampling yaitu keseluruhan dari
populasi yang akan diteliti sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini
1. Waktu Penelitian
penelitian itu berlangsung. Lamanya waktu penelitian ini selama dua bulan
(Januari – Maret)
2. Tempat Penelitian
penelitian di MTS Roudotul Muhibbin Bekasi. Jln Bosi Raya No. 48 Kampung
1. Desain Penelitian
kelompok pembanding. Pada tes ini dilakukan pretest agar data yang di
O1 X O2
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Sumber: (Kusumawati, 2017)
51
Keterangan :
2. Langkah-Langkah Penelitian
Populasi
Sampel
Tes awal
Tes akhir
Kesimpulan
E. Rancangan Perlakuan
(meski agak lemah) berkaitan dengan apa yang mungkin terjadi pada subjek
atau variabel dependennya mengikuti pola teratur serta interval antara pengukuran
F. Instrumen Penelitian
adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data
agar pekerjaannya lebih mudah, dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat,
bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan
2015).
adalah instrumen tes yang digunakan adalah French Clear Test, tes ini dengan
reliabilitasnya 0,96 dengan odd-even method (Syahri Alhusin, 2007: 47). Prosedur
1. Alat / perlengkapan
a. Raket
b. Cock
c. Pita sepanjang net dengan lebar 5 cm, direntangkan sejajar net, net
d. Alat tulis
3. Lapangan
4. Posedur Pelaksanaan
d. Peserta coba berdisi di atas tanda yang sudah disediakan, 3 kali untuk
dilakukan peserta.
5. Penilaian
a. Shuttlecock yang dipukul dengan sah dan memenuhi syarat tes serta
d. Tidak dicatat apabila kok hasil pukulan tersebut tidak sampai pada
Rumus :
Σ𝑥
𝑋̅ =
𝑁
Keterangan:
N = Banyak orang
Rumus :
∑(𝑋1−𝑥̅)²
𝑆 =√
𝑛−1
Keterangan:
n = Jumlah sampel
3. Uji Normalitas
Uji normalitas dengan data dari setiap test dengan menggunakan uji
baku sampel).
F(𝑍1) = P (Z ≤𝑍1)
kritis L yang diambil dari daftar tabel untuk uji Liliefors untuk taraf nyata
normal) sedangkan dalam hal lain hipotesis nol di tolak (tidak normal).
4. Menguji Hemogenitas
Uji homogenitas sampel yang bertujuan untuk mengetahui
kelompok-kelompok tersebut homogen atau tidak, dengan rumus kesamaan
di varians sebagai berikut :
58
F= var iansiterbesar
var iansiterbesar
5. Menguji Hipotesis
t = 𝐵
𝑆𝐵/ √𝑛
Keterangan:
0,995 dan derajat kebebasan (dk) = n. untuk lebih jelasnya lagi mengenai
𝐻0 : B = 0
𝐻𝐴:B≠0
BAB IV
A. Deskripsi Data
WIB. Pertemuan dilakukan pas jam pelajaran olahraga dalam 1 minggu 1 kali.
Sampel dalam penelitian ini siswa dan siswi MTS Roudotul Muhibbin
Bekasi. Semua siswa dan siswi melakukan tes awal terlebih dahulu (pretest)
yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal pukulan lob. Pada saat
59
60
3 Muhammad 60 75
4 Tri 75 85
5 Amirul H 68 75
6 M. Syarif Hidayat 40 65
7 Adib Rojan 55 68
8 M. Roffi 60 73
9 Syakira Nur 55 70
10 Abdul Fattah 63 76
Minimum 40 65
Maksimum 75 85
dan posstest pukulan lob bulutangkis siswa dan siswi MTS Roudotul
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pretest dan Postest Pretest dan Posstest
Pukulan Lob Bulutangkis siswa dan siswi MTS Roudotul Muhibbin
Bekasi
Pretest Postest
No Interval Kategori
F % F %
1 >74,2 Baik Sekali 1 10% 5 50%
61
65,7-
57,2 -
48,7 -
Kurang
Kategori
60%
50%
Persentase
40%
30%
20%
10%
0%
Baik Kurang
Baik Sedang Kurang
Sekali Sekali
Pretest 10% 10% 40% 20% 20%
Posttest 50% 30% 20% 0 0
Gambar 4.1 Diagram Batang Pretest dan Postest Pretest dan Posstest
Pukulan Lob Bulutangkis siswa dan siswi MTS Roudotul Muhibbin
Bekasi
62
1. Uji Normalitas
komputer program SPSS 25. Hasilnya pada tabel 4.3 sebagai berikut.
Dari hasil tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa semua data
memiliki nilai p (Sig.) > 0.05, maka variabel berdistribusi normal. Karena
2. Uji Homogenitas
seragam atau tidak varian sampel yang diambil dari populasi. Kaidah
homogenitas jika p > 0.05, maka tes dinyatakan homogen, jika p < 0.05,
maka tes dikatakan tidak homogen. Hasil uji homogenitas penelitian ini
0,102 > 0,05 sehingga data bersifat homogen. Oleh karena semua data
parametrik.
C. Uji Hipotesis
dinyatakan signifikan jika nilai t hitung > t tabel dan nilai sig lebih kecil
dari 0.05 (Sig < 0.05). Berdasarkan hasil analisis diperoleh data pada tabel
Dari hasil uji-t dapat dilihat bahwa t hitung 7,331 dan t tabel 2,26 (df
9) dengan nilai signifikansi p sebesar 0,009. Oleh karena t hitung 7,331 >
ttabel 2,26, dan nilai signifikansi 0,009 < 0,05, maka hasil ini menunjukkan
yang berbunyi “ada pengaruh latihan lempar shuttlecock terhadap pukulan lob
pada atlet bulutangkis siswa dan siswi MTS Roudotul Muhibbin Bekasi”,
signifikan terhadap peningkatan pukulan lob pada atlet bulutangkis siswa dan
siswi MTS Roudotul Muhibbin Bekasi. Dari data pretest memiliki rata-rata
peningkatan pukulan lob tersebut dapat dilihat dari perbedaan nilai rata-rata
D. Diskusi Penemuan
dan siswi MTS Roudotul Muhibbin Bekasi yang mengikuti latihan lempar
berbagai macam variasi, tentunya atlet putri pemula lebih dapat berkembang
terdapat selisih perbedaan yang sangat signifikan dengan selisih rata-rata 20,4.
Dari data yang sudah diperoleh, hasil pretest sebesar 53,10 dan hasil rata-rata
dan posttest atlet bulutangkis siswa dan siswi setelah mengikuti program
pada olahraga bulutangkis siswa dan siswi MTS Roudotul Muhibbin Bekasi”,
pelatihannya kian bertambah (I Putu Eri Kresnayadi & Arisanthi Dewi, 2017).
Latihan dapat didefinisikan sebagai peran serta yang sistematis dalam latihan
yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas fungsional fisik dan daya tahan
kualitas fisik, kemampuan fungsional tubuh, dan kualitas psikis (I Putu Eri
Kresnayadi, 2016).
ataupun sasaran dari pemberian latihan pada murid. Waktu latihan yang relatif
sementara dan akan mudah sekali kembali pada keadaan semula. Namun,
pukulan lob pada olahraga bulutangkis di siswa dan siswi MTS Roudotul
Muhibbin Bekasi
BAB V
A. Kesimpulan
Berdasarkan data hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh latihan
dibuktikan dengan t hitung 7,331 > ttabel 2,26, dan nilai signifikansi 0,009 <
B. Saran-saran
1. Bagi pihak guru MTS Roudotul Muhibbin, dengan adanya penelitian ini
2. Bagi atlet yang telah memiliki kemampuan pukulan lob yang baik,
68
DAFTAR PUSTAKA
Baechle, Thomas R. dan Groves, Barney R.. (1999). Bugar dengan Latihan Beban.
Grice, Tony. (2004). Bulutangkis: Petunjuk Praktis untuk Pemula dan Lanjut. Jakarta:
I Putu Eri Kresnayadi & Arisanthi Dewi. (2017). Pengaruh pelatihan plyometric depth
jump10 repetisi 3 set terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai. Jurnal
Widya.
Depdikbud.
Puji Hastuti. (2009). Buku Panduan Cabang Olahraga Bulutangkis Special Olimpics
69
70
Smash dan Ketepatan Smash Atlet Bulutangkis Usia 13-17 Tahun. Skripsi.
Sadoso. (1992). Pengetahuan Praktis Kesehatan dan Olahraga. Jakarta: Pustaka Kartini.
Alfabeta.
Suharno H.P. (1982). Ilmu Coaching Umum. Yokyakarta (Diktat): IKIP Yogyakarta.
Rineka Cipta.
Sukadiyanto. (2005). Pengantar Teori dan Metodologi Melatih Fisik. Yogyakarta: FIK
Syamsu Yusuf. (2004). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
72
73
Lampiran 6 Anova
ANOVA
pretest dan posttest
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 1344.800 1 1344.800 18.920 .000
Within Groups 1279.400 18 71.078
Total 2624.200 19
74
LAMPIRAN 7
Alokasi Volume
Hari
Waktu Materi Latihan Intensitas
/Pertemuan Repetisi Set
/Durasi
20 Pemanasan :
Menit 1. Peregangan Statis 120-140 DN
2. Peregangan Dinamis
Pemanasan :
20 120-140
1. Peregangan Statis
Menit DN
2. Peregangan Dinamis
Inti Latihan :
Disaat sebelumnya melakukan
lempar shuttlecock masih banyak
murid yang salah terhadap ketepan
6 30 kaki saat melakukan lemparan 100% 15 X 2 set
Feb/Senin Menit shuttlecock
Latihan gerakan ketepatan kaki
dengan cara maju mundur secara
baik dan benar saat melempar
shuttlecock
Pendinginan :
10
1. Cooling Down
Menit
2. Evaluasi
Pemanasan :
20 1. Peregangan Statis 120-140
Menit DN
2. Peregangan Dinamis
Inti Latihan :
Latihan gerakan ketepan posisi kaki
saat melempar shuttlecock
13 30
Feb/Sen Menit Latihan gerakan ketepatan kaki
dengan cara maju mundur secara 100% 15 X 2 set
baik dan benar saat melempar
shuttlecock
Pendinginan :
10
1. Cooling Down
Menit
2. Evaluasi
Pemanasan :
20 1. Peregangan Statis 120-140
Menit 2. Peregangan Dinamis DN
Inti Latihan :
Latihan gerakan ketepan posisi kaki
saat melempar shuttlecock
30
17 Latihan gerakan ketepatan kaki 100% 15 X 2 set
Menit
Feb/Jum dengan cara maju mundur secara
baik dan benar saat melempar
shuttlecock
Pendinginan :
10
1. Cooling Down
Menit
2. Evaluasi
76
Pemanasan :
20 1. Peregangan Statis
Menit 120-140
2. Peregangan Dinamis DN
Inti Latihan :
Latihan lempar shuttlecock dengan
ketepatan gerakan kaki maju
mundur secara baik dan benar
30 Tanpa raket (manual melempar 100% 15 2
Menit manggunakan tangan) dengan X set
21 Feb/ instrument French clear test dengan
Selasa melakukan pukulan sebanyak 20x
setiap anak
Pendinginan :
10
1. Cooling Down
Menit
2. Evaluasi
Pemanasan :
20 1. Peregangan Statis 120-140
Menit 2. Peregangan Dinamis DN
Inti Latihan :
Latihan lempar shuttlecock dengan
ketepatan gerakan kaki maju
mundur secara baik dan benar
30 Tanpa raket (manual melempar 100% 15 X 2 set
27 Menit manggunakan tangan) dengan
Feb/Seb instrument French clear test
dengan melakukan pukulan
sebanyak 20x setiap anak
Pendinginan :
10
1. Cooling Down
Menit
2. Evaluasi
77
Pemanasan :
20 120-140
1. Peregangan Statis
Menit DN
2. Peregangan Dinamis
Inti Latihan :
Latihan lempar shuttlecock
30 dengan ketepatan gerakan
01
Menit kaki maju mundur secara
Feb/Rabu baik dan benar 100% 15 X 2 set
Tanpa raket (manual melempar
manggunakan tangan) French
clear test dengan melakukan
pukulan sebanyak 20x setiap
anak
10 Pendinginan :
Menit 1. Cooling Down
2. Evaluasi
Pemanasan :
20 120-140
1. Peregangan Statis
Menit DN
2. Peregangan Dinamis
07 Feb/ 30 Inti Latihan :
Selasa Menit Latihan Pukulan Lob dengan 100% 15 X 2 set
instrument French clear test
78
Pendinginan :
10
1. Cooling Down
Menit
2. Evaluasi
Pemanasan :
20 120-140
1. Peregangan Statis
Menit DN
2. Peregangan Dinamis
29 60 Post Test/ Tes Akhir 10x
1 set
Feb/Rabu Menit Tes Pukulan Lob pukulan
Pendinginan :
10
1. Cooling Down
Menit
2. Evaluasi
80
80
Lampiran 8
Pengaruh Latihan Lempar Shuttle Cock Terhadap Peningkatan Kemampuan Pukulan Lob Pada
Siswa Ekstrakulikuler Di MTS Roudhotul Muhibbin Bekasi
Kedua : Surat Keputusan berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai dengan akhir semester Genap T.A. 2022/2023
Ketiga : Mahasiswa yang tidak dapat menyelesaikan skripsi sampai dengan batas akhir tanggal tersebut di
atas, maka keputusan ini tidak berlaku lagi dan biaya bimbingan dinyatakan habis terpakai.
Keempat : Mahasiswa yang akan melanjutkan skripsi diharuskan membayar bimbingan sebesar ketentuan
yang berlaku.
Kelima : Apabila terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana
DITETAPKAN DI : Bekasi
TANGGAL : 12 Desember 2022
Lampiran 9
KepadaYth.
Kepala Sekolah MTS Roudhotul Muhibbin Bekasi
di
Tempat
Assalamu'alaikum, Wr. Wb .
Bermaksud akan mengadakan penelitian dalam rangka penyusunan skripsi dengan judul :
Pengaruh Latihan Lempar Shuttle Cock Terhadap Peningkatan Kemampuan Pukulan
Lob Pada Siswa Ekstrakulikuler Di MTS Roudhotul Muhibbin Bekasi
Sehubungan dengan hal tersebut, kami mohon bantuan Bapak/Ibu agar yang
bersangkutan dapat kirannya diberikan izin penelitian, sehingga data yang diperlukan
dapat terkumpul dengan baik.
SURAT KETERANGAN
Nomor : 279 / MTs Plus RMB / SKA / III / 2023
Demikian surat keterangan ini kami buat dengan sebenar-benarnya untuk digunakan
sebagaimana mestinya.
Lampiran 11
84
85
Lampiran 12
DOKUMENTASI PENELITIAN
86
87
88
89
Lampiran 13
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Wanasari, Kecamatan
Albab tamat tahun 2013, SMK Mitra Industri MM2100 tamat tahun 2016.
“45” Bekasi.