JAKARTA TIMUR
SKRIPSI
Oleh
BAYU SETIADI
41182191180224
Skripsi dengan judul: “Analisis Tingkat Kondisi Fisik Atlet Perguruan Pencak Silat
Gerak Satria Nusantara” Telah disetujui dan disahkan oleh Dewan Pembimbing
Skripsi Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Islam “45” Bekasi
Pembimbing
ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
Skripsi dengan judul: “Analisis Tingkat Kondisi Fisik Atlet Perguruan Pencak
Silat Gerak Satria Nusantara” Telah disetujui dan disahkan oleh Dewan Penguji
Skripsi Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Keguruan dan
Hari :
Tanggal :
Ketua : ………………………… ( )
Sekretaris : ………………………… ( )
Dosen Penguji
1 ………………………… ( )
2 ………………………… ( )
3 ………………………… ( )
iii
PERNYATAAN
NPM 41182191180224
Bekasi
Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Tingkat Kondisi Fisik Atlet
Pemula Perguruan Pencak Silat Gerak Satria Nusantara” dan beserta isinya
adalah benar-benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko, sanksi yang di jatuhkan kepada
saya, apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap keaslian karya saya
ini.
Matrai 10000
Bayu Setiadi
iv
Motto dan persembahan
Motto
"Manusiakanlah manusia agar bisa menjadi manusia yang sempurna di mata
Tuhan
Persembahan
Skripsi ini
Saya persembahkan pada
Bapak dan Alm.Ibu tercinta,
kekasih tersayang, sahabat dan
teman-tamanku seperjuangan
v
ABSTRAK
vi
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan segala rahmatnya, sehingga penulisan skripsi ini telah dapat
diselesaikan dengan baik. Penyusunan skripsi ini disajikan dalam rangka memenuhi
salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi sarjana satu pada Jurusan
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu
Dalam penyusunan skripsi ini banyak diperoleh bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung yang berupa tenaga dan
pikiran, sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Untuk itu
1. Bapak Dr. Hermanto, Drs., M.M., M.Pd selaku Rektor Universitas Islam “45”
Bekasi.
2. Ibu Yudi Budianti, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
3. Bapak Tatang Iskandar, S.Pd., M.Pd. Selaku wakil Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan.
4. Ibu Mia Kusumawati, S.Pd., M.Pd. sebagai Ketua Jurusan Penjaskesrek Fakultas
vii
5. Ibu Andini Dwi Intani, M.Or sebagai pembimbing skripsi yang membantu
6. Bapak dan Ibu Dosen serta staff tata usaha Jurusan Pendidikan Jasmani
7. Kedua orang tua tercinta yang selalu mendo’akan penulis agar berhasil dalam
mencapai cita-cita.
9. Bang Endang Rachmansyah, S.Pd. sebagai Guru Besar Perguruan Pencak Silat
Gerak Satria Nusantara yang membantu penulis dalam pengumpulan data demi
10. Riza Alfia yang selalu ada memberikan perhatian dan semangat penuh saat
Tidak ada sesuatu yang penulis perbuat untuk dapat membalas budi baiknya,
kecuali hanya mendo’akan semoga amal baik yang telah diberikan kepada penulis
Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya
viii
DAFTAR ISI
halaman
ix
d. Kategori regu..................................................................... 10
3. Ciri-ciri pencak silat ................................................................ 12
B. Hakikat kondisi fisik .................................................................... 12
C. Hakikat latihan ............................................................................. 19
D. Penelitian yang relevan ................................................................. 24
E. Kerangka berpikir.......................................................................... 26
x
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 60
A. Simpulan .................................................................................... 60
B. Saran .......................................................................................... 61
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka berpikir....................................................................... 27
Gambar 3.1 Langkah-langkah Penelitian ....................................................... 29
Gambar 3.2 Bleep Test ................................................................................... 31
Gambar 3.3 Tes baring duduk (sit up) ........................................................... 35
Gambar 3.4 Tes loncat tegak (Vertical Jump) ............................................... 37
Gambar 3.5 Tes push up................................................................................. 38
Gambar 3.6 Tes kecepatan 30 meter .............................................................. 40
Gambar 3.7 Lintasan shuttle run .................................................................... 41
Gambar 3.8 Tes kelentukan statis ................................................................. 43
Gambar 4.1 Hasil tes Bleep Test .................................................................... 46
Gambar 4.2 Hasil tes baring duduk (sit up) ................................................... 47
Gambar 4.3 Hasil tes loncat tegak (Vertical Jump) ....................................... 49
Gambar 4.4 Hasil tes push up ........................................................................ 50
Gambar 4.5 Hasil tes kecepatan 30 meter ...................................................... 52
Gambar 4.6 Hasil tes lintasan shuttle run ...................................................... 53
Gambar 4.7 Hasil tes kelentukan statis ......................................................... 55
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Bleep Test .................................................................................... 33
Tabel 3.2 Tes baring duduk (sit up) ............................................................ 34
Tabel 3.3 Tes loncat tegak (Vertical Jump) ................................................ 36
Tabel 3.4 Tes push up ................................................................................. 38
Tabel 3.5 Tes kecepatan 30 meter ............................................................... 39
Tabel 3.6 Lintasan shuttle run..................................................................... 41
Tabel 3.7 Tes kelentukan statis .................................................................. 42
Tabel 4.1 Hasil tes latihan Bleep Test ......................................................... 46
Tabel 4.2 Hasil tes latihan baring duduk (sit up) ........................................ 48
Tabel 4.3 Hasil tes latihan loncat tegak (Vertical Jump) ............................ 49
Tabel 4.4 Hasil tes latihan push up ............................................................. 51
Tabel 4.5 Hasil tes latihan kecepatan 30 meter........................................... 52
Tabel 4.6 Hasil tes latihan Lintasan shuttle run .......................................... 54
Tabel 4.7 Hasil tes latihan kelentukan statis .............................................. 55
Tabel 4.8 Hasil tes keseluruhan ................................................................. 58
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup ................................................................. 66
Lampiran 2 SK Bimbingan Skripsi ................................................................. 67
Lampiran 3 Surat Penelitian PPS Gerak Satria Nusantara ............................. 68
Lampiran 4 Bimbingan Penelitian .................................................................. 69
Lampiran 5 Hasil Penelitian............................................................................. 72
Lampiran 6 Foto kegiatan penelitian ............................................................... 80
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
moyang bangsa Indonesia. Pencak silat adalah sistem pembelaan diri yang memiliki
and Nasuka 2016). Wongsonegoro ketua IPSI ke-1 mengatakan bahwa pencak silat
adalah gerakan beladiri yang dikemas dalam bentuk tari, dan berirama yang tetap
and Hartoyo 2015). Pencak silat sangat diyakini oleh para pendekarnya dan pakar
pencak silat bahwa masyarakat melayu saat ini menciptakan dan mempergunakan
ilmu bela diri ini sejak di masa prasejarah (Lubis, Johansyah and Hendro 2014).
Kini pencak silat sudah menjadi olahraga beladiri yang telah dipertandingkan dalam
berbagai events olahraga, baik tingkat daerah, nasional maupun internasional (Ihsan,
Yulkifli, and Yohandri 2018). Menurut Tatang Muhtar, Pencak silat sebagai beladiri
mempunyai ciri-ciri umum menggunakan seluruh bagian tubuh dan anggota badan
sebagai alat pembelaan diri, dapat dilakukan dengan tangan kosong atau
keilmuan keluarga rumpun pasundan. Guru besar perguruan pencak silat Gerak
Satria Nusantara mengenyam pendidikan pencak silat sejak usia dini, mulai dari
beberapa perguruan pencak silat seperti, Perisai Putih, Rajawali Putih, dan Perisai.
Sejak usia remaja guru besar perguruan pencak silat Gerak Satria Nusantara berlatih
1
2
dari wiraga, wirama dan wirasa. Juga keilmuan khas pasundan, yaitu : saepi, napak
sancang, kebal, rawa rontek dan halimun yang hanya diturunkan pada keturunan
tertentu dari keluarga H. Husain. Hingga dewasa kini guru besar Endang
pernah dipelajari di berbagai perguruan pencak silat yang tergabung dalam IPSI.
(Rachmansyah 2014)
mana didirikan oleh Endang Rachmansyah dalam musyawarah para pemuda Pelatih
untuk membentuk karakter para putera / puteri bangsa agar menjadi seseorang yang
memiliki jiwa kesatria, berbudi pekerti luhur yang bertanggung jawab atas dirinya,
Orang Tua juga Bangsa dan Negaranya. Sebagai Guru Besar Endang Rachmansyah
agar terciptanya ketentraman dan persatuan untuk mewujudkan mimpi para putera/
puteri bangsa dalam bidang prestasi maupun bidang yang lain yang bermanfaat bagi
kehidupan. Segala keilmuan yang di kelola dalam belajar mengajar seni beladiri
Pencak Silat GSN adalah perpaduan baik dari seni prestasi dengan seni turun
temurun yang telah di dapat dari para pendahulu (Seni Beladiri Keluarga) yang
beraliran Tradisi Pasundan. Total keseluruhan ranting PS. Gerak Satria Nusantara di
wilayah Jakarta Timur sejumlah 9 ranting dengan jumlah anggota 442 orang.
Prestasi dalam persaudaraan pencak silat Gerak Satria Nusantara mencapai tingkat
3
provinsi pada tahun 2022 kejuaraan O2SN. Tingkat Kota Jakarta Timur Pada tahun
Kondisi fisik yakni salah satu ketunggalan dari elemen- elemen yang tidak
performa bagi atlet itu sendiri (Arizal and Lesmana 2019). Kegiatan olahraga
kondisi fisik, teknik, taktik, dan mental (Subramaniam 2016). Dalam olahraga
pencak silat disamping memiliki teknik, taktik, dan mental yang baik juga
Ridwankondisi fisik merupakan suatu persyaratan yang harus dimiliki oleh atelt di
mental atlet. Kondisi fisik yang lebih baik banyak memperoleh keuntungan
diantaranya atlet mampu dan mudah mempelajari keterampilan baru yang relatif
sulit, dan tidak mudah lelah dalam mengikuti latihan dan pertandingan lebih baik,
program latihan dapat diselesaikan tanpa banyak kendala, waktu pemulihan lebih
cepat dan dapat menyelesaikan latihan yang relatif berat (Zafar, 2019 : 8).
Kondisi fisik yang baik melambangkan akar utama bagi seseorang atlet
dalam elemen-elemen kondisi fisik yang khusus berakarkan atas kebutuhan gerak
teknik dan taktik (Mirfen 2019). Teknik juga didukung mutlak oleh tingkat kondisi
fisik yang baik seperti; teknik tendangan, pukulan, hindaran, dan bantingan.
Beberapa kondisi fisik yang di butuhkan pada pencak silat di antaranya yakni
kecepatan, daya ledak otot tungkai, daya ledak otot lengan. Kent bahwa: “Power
ialah ketangguhan untuk mengganti energi fisik ke dalam kekuatan yang sangat
cepat dan tergantung pada banyaknya adenosine triphosphat (ATP) yang dibuat
setiap aturan waktu”. Artinya, poweradalah komposisi antara kekuatan dan daya
optimal dalam waktu relatif singkat Sukadiyanto dalam (Apta Mylsidayu, 2015 : 10).
untuk memperoleh hasil yang lebih baik, serta melakukan penilaian tentang hasil
yang diperoleh.
Pada penelitian ini kondisi fisik atlet pencak silat Gerak Satria Nusantara
tergolong baik. Penelitian ini akan membuktikan bahwa kondisi fisik atlet benar –
benar dalam kondisi baik. Diharapkan agar penelitian ini dapat mengetahui kondisi
kuantitatif dengan judul tingkat kondisi fisit atlet Gerak Satria Nusantara Jakarta
Timur.
1. Batasan Masalah
Agar permasalahan ini tidak terlalu luas dan dapat dipahami dengan baik
serta mengingat terbatasnya kemampuan dan waktu yang tersedia, maka penulis
Timur.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan dengan latar belakang yang sudah diuraikan, maka dari itu
rumusan masalah secara umum dari penelitian ini adalah “Bagaimana Kondisi Fisik
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang dengan rumusan masalah yang telah diuraikan,
maka tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui Kondisi Fisik Atlet Pencak Silat
Gerak Satria Nusantara dengan cara memberikan instrumen tes fisik pada atlet.
D. Manfaat Penelitian
Dengan mengetahui kondisi fisik atlet perguruan pencak silat tapak suci
1. Bagi Penulis
Bekasi.
2. Bagi Pelatih
3. Bagi Atlet
4. Bagi Perguruan
E. Definisi Operasional
menyangkut masalah yang diteliti, maka dipandang perlu adanya batasan istilah.
Adapun istilah yang digunakan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai berikut.
1. Kondisi Fisik
Kondisi fisik secara umum dapat diartikan dengan keadaan atau kemampuan
2. Atlet
Atlet pencak silat yang akan menjadi sampel pada penelitian ini berjumlah 15
orang terdiri dari dua kategori yaitu tanding dan seni, secara rinci terdiri dari 8 orang
atlet seni dan 7 orang atlet tanding. Rentang usia atlet yang akan dijadikan sampel
3. Pencak Silat
menyerang, dan pembelaan diri baik dengan atau tanpa senjata (Candra, 2021 : 7).
BAB II
KAJIAN TEORI
dengan kepandaian menangkis, menyerang dan membela diri dengan atau dengan
senjata (Sumantri & Nasuka, 2016). Pencak silat adalah suatu metode bela diri
warisan leluhur bangsa indonesia yang diciptakan guna mempertahankan diri dari
et al., 2020). Menurut George F. De Groot dan Notosoejitno (2006) adalah sebagai
berikut: Pencak silat adalah sebuah kata majemuk. kata pencak bukan berasal dari
cina pung ca yang artinya cara-cara menggunakan kepala, tetapi berasal dari kata
jawa mencak yang artinya gerak tingkah siap tempur (Nurzaman, 2017). Kata silat
juga bukan berasal dari kata melayu Ilat yang berarti siasat dan bahasa jawa kuno sila
Pada dasarnya pencak silat hanya digunakan untuk melindungi dari segala
ancaman, dan untuk berperang melawan penjajah. Maka bela diri pencak silat
haruslah kita budidayakan keasliannya oleh kita agar tidak punah dimakan oleh
zaman yang berkembang sekarang ini. Pencak silat adalah salah satu bela diri untuk
binatang dan manusia sekitarnya. Caranya selalu membela diri itu selalu
dilakukannya. Mengapa harus dilakukan karena sebagai salah satu mahluk hidup
harus
7
8
Pencak silat memiliki dimensi kejiwaan dan dimensi kejasmanian sebagai satu
kesatuan. Dimensi kejiwaan pencak silat adalah ajaran budi pekerti luhur dan dimensi
tersendiri. Selain dari pada itu pencak silat mempunyai nilai-nilai yang menjunjung
tinggi serta menjiwai, memotivasi, mempedomani, dan mewarnai pencak silat beserta
Groot Notoaoejitno, (2006): “ pencak silat mempunyai empat nilai sebagai satu
kesatuan, yakni: nilai etis, teknis, estetis dan sportis” (Moh. Nur Kholis, 2016).
Gerak dasar pencak silat adalah suatu gerak terencana, terarah, terkoordinasi
dan terkendali, yang mempunyai empat aspek sebagai aspek kesatuan, yaitu aspek
mental spiritual, aspek bela diri, aspek olahraga, dan aspek seni budaya.
lengkap untuk dipelajari karena memiliki empat aspek yang merupakan satu kesatuan
a. Kategori Tanding
b. Kategori Tunggal
c. Kategori Ganda
dari tim yang sama memperagakan kemahiran dan kekayaan jurus serang
efektif, estetis, mantap dan logis dalam sejumlah rangkaian seri yang
teratur baik bertenaga dan cepat maupun dalam gerakan lambat penuh
bersenjata.
10
d. Kategori Regu
Kategori regu adalah kategori yang menampilkan tiga orang silat dari
tim yang sama memperagakan kemahirannya dalam jurus regu baku secara
kosong.
Dalam peningkatan prestasi latihan pencak silat, teknik erat kaitannya dengan
kemampuan gerak, kondisi fisik, taktik, dan mental. Teknik dasar perlu dikuasai
terlebih dahulu guna dapat mengembangkan mutu prestasi pencak silat. Adapun
1) Kuda-kuda
sikap pasang pencak silat. Kuda-kuda juga digunakan sebagai latihan dasar
pencak silat untuk memperkuat otot-otot kaki, adapun beberapa bentuk kuda-
kuda , yaitu:
a) kuda-kuda depan.
b) kuda-kuda belakang.
c) Kuda-kuda tengah.
d) Kuda-kuda samping.
11
2) Sikap Pasang
tubuh, dan sikap tangan. Macam-macam sikap pasang terbagi menjadi sikap
pasang satu sampai sikap pasang dua belas dengan sikap tubuh, tangan dan kaki
yang berbeda.
3) Serangan
Serangan terbagi menjadi dua, yaitu serang tanga, dan serangan tungkai
serta kaki.
a) Serangan Tangan
dengan sasaran tertentu. Serangan tangan terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
c. Pencak silat tidak memerlukan senjata tertentu, tetapi benda apapun dapat
fisiknya memadai. Kondisi fisik merupakan unsur yang penting dan menjadi dan
menjadi dan menjadi dasar dalam mengembangkan teknik, taktik maupun strategi
dalam cabang olahraga pencak silat. Program untuk latihan fisik harus disusun
dengan baik, sistematis, dan ditujukan untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan
kemampuan fungsional tubuh sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan prestasi dalam
cabang olahraga
13
tertentu, sehingga dengan demikian fungsional dari sistem tubuh bekerja dengan baik
Kondisi fisik merupakan unsur yang sangat penting hampir di seluruh cabang
olahraga. Oleh karena itu latihan kondisi fisik perlu mendapat perhatian yang serius
direncanakan dengan matang dan sistematis sehingga tingkat kesegaran jasmani dan
dilakukan. Latihan kondisi fisik adalah proses pengulangan yang sistematis dan
kerja faal tubuh. Hal ini mengindikasikan bahwa pelatihan fisik pada hakikatnya
otot, daya tahan otot, daya tahan umum, fleksibilitas, kecepatan, koordinasi,
Kondisi fisik merupakan salah satu kesatuan utuh dari komponen – komponen
yang tidak bisa dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaannya.
Artinya, bahwa didalam perjuangan peningkatan kondisi fisik maka semua komponen
14
tadi harus dikembangkan. berdasarkan Sajoto (1988: 57), bahwa komponen syarat
fisik yaitu:
1. Keseimbangan (balance)
tubuh dengan tepat pada saat berdiri (static balance) maupun melakukan
2. Kecepatan (speed)
sangat penting dan dibutuhkan dalam setiap cabang olahraga. Latihan speed
dilakukan setelah atlet dilatih daya tahan (endurance) dan kekuatan (strength)
dan gerakannya bersifat siklik (satu jenis gerakan yang dilakukan secara
adalah faktor penentu dalam cabang olahraga seperti nomor – nomor lari jarak
gerakan pada satuan waktu tertentu yang ditentukan oleh fleksibilitas tubuh,
3. Kelincahan (agility)
tubuh dengan cepat yang dilakukan secara bersama – sama dengan gerakan
jasmani yang harus dimiliki. Tanpa kelincahan, anak dikatakan tidak dalam
sistem gerak tubuh menggunakan respon terhadap situasi dan kondisi yang
koordinasi gerak.
16
4. Kelentukan (flexibility)
penguluran tubuh pada bidang sendi yang luas. Kelentukan dipengaruhi oleh
elastisitas sendi dan elastisitas otot-otot serta dinyatakan dalam satuan derajat,
lentuk tidaknya seseorang ditentukan oleh luas sempitnya ruang gerak sendi-
sendinya.
(Tangkudung & Mylsidayu, 2015). Kemampuan yang kuat dan cepat juga
tendangan sabit.
salah satu unsur yang sangat penting dan harus dimiliki oleh seorang atlet,
(Syarifudin, 2018).
6. Kekuatan (strength)
Kekuatan otot adalah salah satu komponen fisik yang sangat penting
adalah salah satu fungsi penting yang wajib dimiliki oleh seorang atlet,
sebagai gaya (force) yang dapat dihasilkan oleh otot ataupun sekelompok
otot dalam suatu kontraksi otot yang maksimal. Kekuatan otot merupakan
kondisi fisik secara keseluruhan. dengan kekuatan otot yang lebih, tubuh
efisien.
dalam waktu yang cukup lama dengan beban tertentu (Zhannisa et al.,
2018).
19
C. Hakikat Latihan
Untuk mencapai taraf yang baik dan berhasil mencapai tujuan latihan yang
berulang- ulang dan dengan bertambahnya jumlah beban latihan itu sendiri, seperti
berisikan materi teori dan praktek, menggunakan metode, dan aturan pelaksanaan
metode yang baik akan dapat membantu atlet dalam peningkatan keterampilan,
juga ditujukan pada beberapa unsur selain dari pada kekuatan pada atlet, melainkan
adapula daya tahan, kecepatan, kelincahan/agility, power, dan lain sebagainya, guna
berolahraga dengan berbagai peralatan sesuai dengan tujuan dan kebutuhan cabang
1. Prinsip-prinsip Latihan
sisinya. Prinsip kesiapan, materi dan dosis latihan harus disesuaikan dengan
tahap pertumbuhan dan, perkembangan dari setiap atlet, hal itu karena
(Mylsidayu, 2016).
b) Prinsip Individual
Prinsip indidual adalah salah satu syarat utama latihan sepanjang masa.
latihan yang diberikan oleh pelatih, oleh karena itu, beban latihan tidak
c) Prinsip Adaptasi
adaptasi pada tubuh akibat dari latihan, antara lain: (a) kemampuan fiologis,
hubungan jaringan otot menjadi lebih kuat, dan (d) motivasi berlatih
sedikit di atas batas ambang rangsang (Mylsidayu, 2016). Sebab beban yang
fisik. Beberapa cara dalam meningkatkan beban latihan yaitu dengan cara
dilaksanakan
22
dengan ajeg (terus- menerus secara berkala), maju dan berkelanjutan. Yang
perlu diperhatikan pada prinsip ini adalah, frekuensi, intensitas dan durasi.
energi, (b) Spesifikasi bentuk dan model latihan, (c) Spesifikasi ciri gerak dan
(Mylsidayu, 2016).
g) Prinsip Variasi
proses penurunan kondisi tubuh dari latihan berat ke normal tidak terjadi
Pengaruh beban pada latihan tidak dapat diadaptasi oleh tubuh secara
dari itu prinsip latihan jangka panjang ini diperlukan agar pencapain prestasi
j) Prinsip Berkebalikan
waktu lama, maka kualitas organ tubuhnya akan mengalami penurunan fungsi
secara otomatis. Prinsip latihan ini berkebalikan dengan prinsip latihan jangka
panjang diatas, proses adaptasi dan latihan akan hilang apabila tidak dilakukan
panjang pada atlet. Karena apabila terjadinya latihan dengan beban yang terlalu
24
l) Prinsip Sistematik
memiliki penekanan tujuan latihan yang berbeda-beda baik dalam aspek fisik,
Penelitian yang relevan sebagai acuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian oleh Fajar Dwi Wicaksana dan Achmad Rizanul Wahyudi (2021),
dengan judul Analisis Kondisi Fisik Atlet Perguruan Pencak Silat Jokotole
menunjukkan bahwa dari setiap katagori tes kondisi fisik yang sudah dilakukan
masih ada beberapa atlet yang memiliki kondisi fisik kurang sekali agar dapat
2. Penelitian oleh Rizky Yulian Mirfen, Umar (2018) dengan judul Tinjauan
Tingkat Kondisi Fisik Atlet Pencak Silat. Jenis penelitian ini adalah kualitatif.
dilakukan tes daya ledak otot tungkai, tes kelincahan, tes daya ledak otot
sedang2) tes kelincahan atlet putra frekuensi tertinggi termasuk dalam kategori
sedang yaitu 10 orang (67%) sedangkan atlet putri 9 orang (60%) termasuk
kategori baik3) tes daya ledak otot lengan atlet putra frekuensi tertinggi
termasuk dalam kategori sedang yaitu 11 orang (73,3%) sedangkan atlet putri 8
orang (53,3%) termasuk kategori sedang4) tes daya tahan aerobicatlet putra
sedangkan atlet putri 4 orang (26,7%) termasuk dalam kategori tinggi (Mirfen,
2018).
3. Penelitian oleh Aep Saifullah, Moh. Nur Kholis, Abdian Asgi Sukmana (2020)
dengan judul Analisis Tingkat Kondisi Fisik Atlet Pencak Silat Pagar Nusa
penelitian menunjukkan bahwa kondisi fisik atlet pencak silat Pagar Nusa
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah
mengkaji kondisi fisik atlet pecaksilat. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian
yang akan peneliti lakukan adalah terletak pada subyeknya, metode dan luaran hasil
produknya.
E. Kerangka Berpikir
fisiknya memadai. Kondisi fisik merupakan unsur yang penting dan menjadi dan
menjadi dan menjadi dasar dalam mengembangkan teknik, taktik maupun strategi
Pada pencak silat dalam perguruan dan prestasi merupakan salah satu tujuan
utama. Dalam upaya meraih prestasi, khususnya dalam bidang olahraga, latihan
adalah satu -satunya jalan yang dapat ditempuh. Maka latihan harus benar – benar
Berbagai hal yang menjadi acuan dalam menyusun program latihan adalah
salah satunya harus sesuai dengan kondisi fisik atlet. Kondisi fisik atlet dapat di
ketahui dengan rangkaian beberapa instrumen tes. Maka sudah sewajarnya pelatih
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi fisik atlet pencak silat,
memutuskan segala hal tentang prinsip latihan dan penyusunan program latihan,
Latihan Fisik Latihan Teknik Latihan Mental Latihan Taktik dan Strategi
A. Metode Penelitian
Analisis Tingkat Kondisi Fisik Atlet Perguruan Pencak Silat Gerak Satria
merupakan salah satu jenis metode penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan
dilakukan pada objek tertentu secara jelas dan sistematis (Sukardi, 2019). Penelitian
deskriptif ini juga disebut penelitian pra eksperimen, karena pada penelitian ini
menerangkan serta memprediksi terhadap suatu gejala yang berlaku atas dasar data
untuk diteliti, dimana pada penelitian ini diharapkan dapat mendeskripsikan Tingkat
28
29
1. Waktu Penelitian
2. Tempat penelitian
1. Populasi
menjelaskan bahwa populasi ialah daerah generalisasi yang terdiri atas obyek
atau subyek yang memiliki kualitas serta ciri tertentu yang ditetapkan oleh
diteliti adalah seluruh atlet perguruan pencak silat Gerak Satria Nusantara
2. Sampel
sebagai data untuk diteliti, artinya tidak ada sampel bila tidak ada populasi.
Gambar 3.1
Langkah - langkah penelitian
Sumber : (Arikunto, 2010)
31
E. Instrumen Penelitian
menggunakan tes langsung dengan acuan tes dan pengukuran olahraga adapun butir
Tes kondisi fisik yang diuji pada atlet yaitu atlet yang berkompetisi pada
kategori tanding dan seni tunggal. Tujuan tes ini adalah mengukur sejauh mana
d. Tes Push Up
g. Tes Kelentukan
a. Stopwatch
b. Matras
d. Peluit
g. Kapur
h. Cones
i. Isolasi hitam
j. Penghapus
3. Petunjuk Pelaksanaan
a. Peserta
melaksanakan tes.
bersepatu olahraga.
kondisi fisik.
6) Jika tidak dapat melakukan salah satu butir tes atau lebih dari
mendapatkan nilai.
33
b. Petugas
terlebih dahulu.
4) Bagi peserta yang tidak dapat melakukan satu butir tes atau
atau kelompok
seseorang
1) Meteran
4) Cones
34
c. Pelaksanaan
d. Penilaian
Di bawah Di atas
Usia Jelek Rata – rata excellent superior
rata – rata rata – rata
13 – 19 <35.0 35.0 – 39.9 40.5 – 50.9 45.2 – 50.9 51.0 – 55.9 >55.9
20 – 29 <33.0 33.0 – 39.2 39.9 – 43.3 43.9 – 48.7 49.3 – 52.5 >52.6
30 - 39 <31.5 31.5 – 38.4 38.5 – 41.8 42.4 – 47.4 48.0 – 51.4 >51.6
Sumber : (Lubis, 2016)
35
Gambar 3.2
Form Level Bleep Test
Sumber : (Ismiyarti, 2006)
1) Matras
2) Stopwatch
c. Pelaksanaan
duduk (sit up) dengan cara menyentuh siku ke lutut, tes ini
d. Penilaian
kesempatan 2 kali.
Tabel 3.2
Norma tes baring
duduk
Laki - laki Kriteria Perempuan
>41 Sangat Baik >28
30 – 40 Baik 20 – 28
21 – 29 Sedang 10 – 19
10 – 20 Kurang 3–9
<10 Sangat Kurang <3
Sumber : (Lubis, 2016)
Gambar 3.3
Tes baring duduk (sit up)
Sumber : (Widiastuti, 2017)
37
1) Dinding
2) Meteran
3) Tepung
4) Lakban hitam
c. Pelaksanaan
d. Penilaian
Tabel 3.3
Norma tes loncat
tegak
Laki - laki Kriteria Perempuan
>70 Baik sekali >60
61 – 70 Baik 51 – 60
51 – 60 Di atas rata – rata 41 – 50
41 – 50 Sedang 31 – 40
31 – 40 Di bawah rata – rata 21 – 30
21 – 30 Kurang 11 – 20
<21 Sangat kurang <11
Sumber : (Lubis, 2016)
Gambar 3.4
Tes loncat tegak (Vertical Jump)
Sumber : (Widiastuti, 2017)
4. Tes Push Up (Widiastuti, 2017)
1) Matras
39
2) Stopwatch
c. Pelaksanaan
sebanyak – banyaknya.
d. Penilaian
oleh atlet dan apabila siku tidak lurus lagi maka tidak dihitung
Tabel 3.4
Norma tes Push up
Laki - laki Kriteria Perempuan
>46 Sangat baik >35
36 – 46 Baik 25 – 35
26 – 35 Sedang 15 – 24
16 – 25 Kurang 5 – 14
<16 Sangat kurang <5
Sumber : Johansyah Lubis dan Hendro Wardoyo(2016 : 191)
40
Gambar 3.4
Tes Push Up
Sumber : (Widiastuti, 2017)
1) Lintasan 30 meter
2) Stopwatch
3) Pluit
4) Cones
c. Pelaksanaan
sikap start melayang, saat aba – aba ‘ya’ atlet berlari secepat
d. Penilaian
dari aba – aba ‘ya’ hingga finish. Setiap atlet diberi kesempatan
Tabel 3.5
Norma tes kecepatan 30 meter.
Jenis
Baik sekali Baik Cukup Sedang Kurang
Kelamin
Pria <4.0 4.2 – 4.0 4.4 – 4.3 4.6 – 4.5 >4.6
Wanita <4.5 4.6 – 4.5 4.8 – 4.7 5.0 – 4.9 >5.0
Sumber : Widiastuti (2015 : 127)
Gambar 3.6
Tes kecepatan 30meter
Sumber : (Safitri, 2013 : 31)
1) Cones
2) Stopwatch
c. Pelaksanaan
melayang dan pada saat aba – aba ‘ya’ atlet berlari secepat
d. Penilaian
Tabel 3.6
Norma Tes Shuttle
Run
Kategori Putra Putri
Baik Sekali <12.10 <12.42
Baik 12.11 – 13.53 12.43 – 14.09
Sedang 12.11 – 14.96 14.10 – 15.74
Kurang 14.98 – 16.39 15.75 – 17.39
Kurang Sekali >16.40 >17.40
Gambar 3.7
Lintasan Shuttle Run
Sumber : (Lubis, 2016)
1) Penggaris
2) Matras
c. Pelaksanaan
d. Penilaian
satuan cm.
Tabel 3.7
Norma Tes Kelentukan Statis
Kategori Laki – laki Perempuan
Sangat Baik >10.00 >9.75
Baik 8.00 – 10.00 7.75 – 9.75
Cukup 6.00 – 7.99 5.75 – 7.74
Kurang 3.00 – 5.99 2.00 – 5.74
Sangat Kurang <3.00 <2.00
Gambar 3.8
Ada pula langkah yang ditempuh untuk menguji diterima atau ditolaknya dan
Keterangan :
Rumusan = P 𝑓𝑓 × 100 %
𝑛
BAB IV
A. Deskripsi Data
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kondisi fisik Atlet
Perguruan Pencak Silat Gerak Satria Nusantara Cakung Jakarta Timur. Penelitian ini
dilakukan kepada 15 Atlet Perguruan Pencak Silat Tapak Pencak Silat Gerak Satria
Nusantara.
Penelitian ini melakukan pengumpulan data dengan instrumen yang terdiri dari :
4. Tes Push Up
Tes ini digunakan untuk mengetahui Tingkat Kondisi Fisik Atlet Perguruan
Berdasarkan dari hasil Tes Kondisi Fisik Atlet Perguruan Pencak Silat Gerak
Satria Nusantara rentang usia 12 hingga 15 tahun yang diperoleh melalui tes
47
langsung kepada sampel. Kemudian dilakukan analisis data dari setiap butir tes, maka
1. Bleep Test
Hasil dari bleep test terhadap 15 orang atlet Perguruan Pencak Silat Pencak
Silat Gerak Satria Nusantara, rentang usia 12 hingga 15 tahun adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1
Hasil Bleep Test
Klasifikasi Jumlah Atlet Presentase
Baik 0 0%
Sedang 0 0%
Kurang 3 20%
Jumlah 15 100%
Dari data diatas hasil bleep test melalui tabel maupun diagram lingkaran
dinyatakan bahwa atlet perguruan pencak silat Gerak Satria Nusantara usia 12 hingga
16 tahun terdapat 2 atlet dengan persentase 13% dalam klasifikasi baik sekali, 3 atlet
dengan persentase 20% dalam klasifikasi sedang. 10 atlet dengan persentase 67%
Hasil dari tes baring duduk terhadap 15 orang atlet Perguruan Pencak Silat
Gerak Satria Nusantara, rentang usia 12 hingga 15 tahun adalah sebagai berikut :
49
Tabel 4.2
Hasil Tes Baring Duduk
Klasifikasi Jumlah Atlet Presentase
Sangat baik 1 6%
Baik 4 27%
Sedang 10 67%
Kurang 0 0%
Sangat kurang 0 0%
Jumlah 15 100%
Kurang
Hasil Tes Baring Duduk Sekali 0%
Kurang 0% Baik Sekali 6%
Baik 27%
Sedang 67%
Dari data diatas hasil tes baring duduk (sit up) melalui tabel maupun diagram
lingkaran dinyatakan bahwa atlet perguruan pencak silat Gerak Satria Nusantara usia
50
usia 12 hingga 16 tahun terdapat 1 atlet dengan persentase 6% dalam klasifikasi baik
sekali, 4 atlet dengan persentase 27% dalam klasifikasi baik, 10 atlet dengan
Hasil dari tes loncat tegak terhadap 15 orang atlet Perguruan Pencak Silat
Gerak Satria Nusantara, rentang usia 12 hingga 15 tahun adalah sebagai berikut :
Tabel 4.3
Hasil Tes Loncat Tegak
Klasifikasi Jumlah Atlet Presentase
Baik Sekali 0 0%
Baik 2 13%
Sedang 4 27%
Kurang 9 60%
Kurang Sekali 0 0%
Jumlah 15 100%
Kurang
Sekali 0%
Hasil Tes Loncat Tegak Baik Sekali
Baik 0%
13%
Sedang
Kurang 27%
60%
Dari data diatas hasil tes loncat tegak (vertical jump) melalui tabel maupun
diagram lingkaran dinyatakan bahwa atlet perguruan pencak silat Gerak Satria
Nusantara usia 12 hingga 16 tahun terdapat 2 atlet dengan persentase 20% dalam
klasifikasi baik, 2 atlet dengan persentase 20% dalam klasifikasi sedang, 6 atlet
4. Tes Push Up
Hasil dari tes push up terhadap 15 orang atlet Perguruan Pencak Silat Gerak
Tabel 4.4
Hasil Tes Push Up
Klasifikasi Jumlah Atlet Presentase
Sangat baik 0 0%
Baik 2 13%
Sedang 1 6%
Kurang 5 34%
Jumlah 15 100%
Sedang
6%
Kurang Sekali
47%
Kurang
34%
Dari data diatas hasil tes push up melalui tabel maupun diagram lingkaran
dinyatakan bahwa atlet perguruan pencak silat Gerak Satria Nusantara usia 12 hingga
15 tahun terdapat 2 atlet dengan persentase 13% dalam klasifikasi baik, 1 atlet dengan
53
klasifikasi kurang, 7 atlet dengan persentase 47% dalam klasifikasi kurang sekali.
Hasil dari tes kecepatan 30 meter terhadap 15 orang atlet Perguruan Pencak
Silat Gerak Satria Nusantara , rentang usia 12 hingga 15 tahun adalah sebagai berikut
Tabel 4.5
Hasil Tes Kecepatan 30 meter
Klasifikasi Jumlah Atlet Presentase
Baik sekali 0 0%
Baik 0 0%
Cukup 0 0%
Sedang 10 67%
Kurang 5 33%
Jumlah 15 100%
Baik Baik
Sekali 0% Hasil Tes Kecepatan 30 meter 0%
Sedang
0%
Kurang Sekali
33%
Kurang
67%
Dari data diatas hasil tes kecepatan 30 meter melalui tabel maupun diagram
lingkaran dinyatakan bahwa atlet perguruan pencak silat Gerak Satria Nusantara usia
12 hingga 15 tahun terdapat 10 atlet dengan persentase 67% dalam klasifikasi kurang,
Hasil dari tes shuttle run terhadap 15 orang atlet Perguruan Pencak Silat
Gerak Satria Nusantara , rentang usia 12 hingga 15 tahun adalah sebagai berikut :
55
Tabel 4.6
Hasil Tes Shuttle Run
Klasifikasi Jumlah Atlet Presentase
Baik 6 40%
Sedang 3 20%
Kurang 1 6%
Kurang Sekali 0 0%
Jumlah 15 100%
Kurang
Kurang Hasil Tes Shuttle Run Sekali 0%
6%
Dari data diatas hasil tes shuttle run melalui tabel maupun diagram lingkaran
dinyatakan bahwa atlet perguruan pencak silat Gerak Satria Nusantara usia 12 hingga
56
15 tahun terdapat 5 atlet dengan persentase 34% dalam klasifikasi baik sekali, 6 atlet
dengan persentase 40% dalam klasifikasi baik. 3 atlet dengan persentase 20% dalam
Hasil dari tes kelentukan terhadap 15 orang atlet Perguruan Pencak Silat
Gerak Satria Nusantara , rentang usia 12 hingga 15 tahun adalah sebagai berikut :
Tabel 4.7
Hasil Tes Statis Kelentukan Tubuh Bagian Atas
Klasifikasi Jumlah Atlet Presentase
Baik 0 0%
Sedang 0 0%
Kurang 0 0%
Sangat kurang 0 0%
Jumlah 15 100%
0% 0% 0% 0%
100%
Dari data diatas hasil tes kelentukan tubuh bagian atas melalui tabel maupun
diagram lingkaran dinyatakan bahwa atlet perguruan pencak silat Gerak Satria
Nusantara usia 12 hingga 15 tahun terdapat 15 atlet dengan persentase 100% dalam
B. Pembahasan
Berdasarkan data hasil penelitian yang sudah dipaparkan di atas, bahwa dari
hasil tes yang didapat perlu ada peningkatan dalam hal kondisi fisik, karena kondisi
fisik jelas dapat mempengaruhi saat atlet sedang melakukan pertandingan atau dalam
sesi latihan. Saat atlet mempunyai kondisi fisik dalam klasifikasi kurang, maka dapat
dipastikan atlet akan merasa cepat lelah dan hal tersebut dapat menyebabkan
hilangnya fokus saat pertandingan maupun latihan, dan memungkinkan tidak dapat
komponen fisik yang berbeda dengan orang lain, karena kondisi fisik penting dalam
58
berolahraga dan kondisi fisik berpengaruh pada kesehatan. Dengan kondisi fisik yang
bagus seseorang akan terjauh dari penyakit, dan dalam kondisi fisik yang prima agar
Sulistyarto, 2019)
Selain itu penelitian ini telah mendapatkan hasil yaitu, dalam bleep test, hanya
2 atlet saja yang termasuk dalam klasifikasi baik sekali, adapun 3 atlet termasuk
kategori kurang dan sisanya masuk dalam klasifikasi kurang sekali, hal ini merupakan
acuan untuk melatih kapasitas paru – paru (VO2MAX) untuk atlet lainnya, begitu
pula pada instrumen selanjutnya, untuk lebih singkatnya hasil tes keseluruhan akan
Dari buku dengan judul Pembentukan Kondisi Fisik ditulis oleh Dr. Bafirman
dan Dr. Asep Sujana Wahyuri, menurut Bompa 1990 Pembentukan kondisi fisik
adalah komponen yang dasar disamping persiapan teknik, taktik, dan mental dalam
berbagai cabang olahraga. Persiapan kondisi fisik, teknik, taktik, dan kejiwaan
merupakan faktor yang saling berhubungan satu sama lain (Bafirman & Asep, 2019).
59
Tabel 4.8
Hasil tes keseluruhan
Klasifikasi BS B S K KS
Bleep Test 2 0 0 3 10
Sit Up 1 4 10 0 0
Vertical Jump 0 2 4 9 0
Push Up 0 2 1 5 7
Kecepatan 30m 0 0 0 10 5
Kelentukan Atas 15 0 0 0 0
Shuttle Run 5 6 3 1 0
Hasil 24 14 18 28 22
Keterangan :
BS : Baik Sekali
B : Baik
S : Sedang
K : Kurang
KS : Kurang Sekali
60
BAB V
A. Simpulan
Setelah dilakukan analisis data penelitian tentang kondisi fisik pada atlet
perguruan Pencak Silat Gerak Satria Nusantara rentang usia 12 hingga 15 tahun dan
1. Kondisi VO2MAX atlet adalah 13% dalam klasifikasi baik sekali, 20%
2. Kondisi kekuatan otot perut adalah 6% dalam klasifikasi baik sekali, 27%
3. Kondisi daya ledak otot tungkai adalah 13% dalam klasifikasi baik 27%
4. Kondisi kekuatan otot lengan adalah 13% dalam klasifikasi baik, 6% dalam
5. Kondisi kecepatan atlet adalah 67% dalam klasifikasi kurang dan 33%
6. Kondisi kelincahan atlet adalah 34% dalam klasifikasi baik sekali, 40%
klasifikasi kurang.
60
61
7. Kondisi kelentukan tubuh atlet adalah 100% dalam klasifikasi baik sekali.
B. Saran
Berdasarkan simpulan di atas maka saran yang dapat peneliti berikan antara lain
baik sekali, dengan pola latihan yang konsisten, istirahat yang cukup,
61
62
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, D., & Sulistyarto, S. (2019). Analisis Kondisi Fisik Atlet Putra Floorball
Hambali, S., Sundara, C., & Meirizal, Y. (2020). Kondisi Fisik Atlet Pencak Silat
19(1), 74–
82. https://doi.org/10.20527/multilateral.v19i1.8217
Persada.
Persada.
Ihsan, N., Yulkifli, Y., & Yohandri, Y. (2018). Instrumen Kecepatan Tendangan
https://doi.org/10.5614/sostek.itbj.2018.17.1.12
Punggung dan Motivasi Belajar Pada Kemampuan lompat tinggi Gaya Flop.
http://jurnal.unismabekasi.ac.id/index.php/motion/article/view/505/402
Daya Tahan Atlet Futsal U-16 Ranggon Dalam Liga Assosiasi Akademi Futsal
Lubis, Johansyah, & Hendro, W. (2014). Pencak Silat. PT. Raja Grafindo
Mirfen, R. Y. (2018). Tinjauan Tingkat Kondisi Fisik Atlet Pencak Silat. Jurnal Patriot,
10(9), 278–284.
Moh. Nur Kholis. (2016). Aplikasi Nilai-Nilai Luhur Pencak Silat Sarana Membentuk
https://doi.org/10.29407/js_unpgri.v2i2.508
Equator.
https://doi.org/10.33222/juara.v2i2.42
2(1), 1–5.
64
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-prestasi-
olahraga/article/view/26919
Rosyid, A., & Hartoyo, E. (2015). Survei Pembinaan Pencak Silat Di Perguruan
Saifullah, A., Nur Kholis, M., & Sukmana, A. A. (2020). Analisis Tingkat Kondisi
Fisik Atlet Pencak Silat Pagar Nusa Rayon Pp Rodlotul Chikmah Kabupaten
Nganjuk Tahun 2020. Motion: Jurnal Riset Physical Education, 11(1), 67–76.
Sumantri, R. J., & Nasuka, S. (2016). Pengaruh Media Gaya Mengajar Latihan dan
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jpes%0APENGARUH
Syamsiah, S., Purnomo, E., & Gustian, U. (2020). Pengembangan Alat Latihan
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jilo
https://doi.org/10.1159/000421153
Wicaksana, F. D., & Wahyudi, A. R. (2021). Analisis Kondisi Fisik Atlet Perguruan
Pencak Silat Jokotole Ranting Kraton Pada Saat Pandemi Covid-19. Jurnal
prestasi-olahraga/article/view/38859
Yarmani, Y., & Japriansyah, Z. (2017). Kontribusi Daya Ledak Otot Tungkai Dan
https://doi.org/10.33369/jk.v1i2.10925
Zhannisa, U. H., Royana, I. F., Prastiwi, B. K., & Pratama, D. S. (2018). Analisis
pada tahun 2012, meneruskan Pendidikan ke Sekolah Menengah Atas Riset dan
Teknologi Jaya Raya dan selesai pada tahun 2015. Pada tahun 2018 penulis
Mengingat : 1.
Undang-undang Nornor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2.
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi.
3.
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 066/V/1994,tentang Pedoman
Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan penilaian hasil belajar.
4.
Kurikulum Jurusan Pendidikan Jasmani Program Studi Pendidikan Jasmani
Kedua
: Surat Keputusan berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai dengan akhir semester Ganjil T.A. 2022/2023
Ketiga
: Mahasiswa yang tidak dapat menyelesaikan skripsi sampai dengan batas akhir tanggal tersebut di
atas, maka keputusan ini tidak berlaku lagi dan biaya bimbingan dinyatakan habis terpakai.
Keempat
: Mahasiswa yang akan melanjutkan skripsi diharuskan membayar bimbingan sebesar ketentuan
yang berlaku.
Kelima
: Apabila terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana
DITETAPKAN DI : Bekasi
TANGGAL : 31 Mei 2022
SURAT KETERANGAN
Nomor : 001/SUKET/PPS.GSN/VII/2022
Yang bertanda tangan dibawah ini, Ketua Cabang Jakarta Timur PPS Gerak Satria Nusantara.
Nama : Ponco Ragil Saputro
NIP : 004.050114
Jabatan : Ketua Cabang Jakarta Timur
Unit Kerja : PPS Gerak Satria Nusantara Cabang Jakarta Timur
Telah melaksanakan penelitian skripsi di Persaudaraan Pencak Silat Gerak Satria Nusantara
Cabang Jakarta Timur pada bulan Juni – Juli 2022. Demikian surat keterangan ini dibuat untuk
dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Lampiran 6
Hasil Analisis Atlet Persaudaraan Pencak Silat Gerak Satria Nusantara Jakarta Timur
Loncat
Baring Push Lari
No Nama Bleep Tegak Shuttle Statis ket
Duduk Up Kecepatan
test (Vertical Run Kelentukan
Sit Up 30 meter
Jump)
1 Naufal Afkar(Tanding) 51 38 72 36 5 10 12.80 cm
2 Chelsea Ameera Qiany (Tanding) 35 26 21 20 4.6 11 11.50 cm
3 Dafa Rafif Arkhan (Tanding) 20 22 41 25 5 12 11.45 cm
4 Davni Rayna Dira (Tanding) 10 15 22 13 4.6 13 10.66 cm
5 Fitrah Ramadhan (Tanding) 10 26 44 23 5 13 10.24 cm
6 Faris Alfatih Hudin (Tanding) 10 12 21 15 5 14 10.24 cm
7 Fairuz Zalfa Aulia (Tanding) 20 11 22 5 6 15 10.56 cm
8 Arsyila Romeesa Farzana (Tunggal) 51 30 61 26 4.6 11 12.60 cm
9 Fadiyatussoliha (Tunggal) 35 22 22 14 4.6 13 10.78 cm
10 Faeyza Rosyad Hanifan (Tunggal) 35 25 50 24 5 11 10.67 cm
11 Muhammad Ihsan Nurrohim (Tunggal) 15 25 49 15 5 13 10.50 cm
12 Faqih Elfarizqi (Tunggal) 13 26 24 14 5 13 10.66 cm
13 Nadia Azzahra Bahri (Tunggal) 13 26 22 5 6 13 10.52 cm
14 Rezqiano Abqary Fauzi (Tunggal) 12 27 26 14 6 13 10.45 cm
15 Zuhayr Rafaat Muraj (Tunggal) 11 22 25 14 6 17 10.11 cm
73
1. Bleep test
4. Tes Push Up
6. Shuttle Run
Lampiran 7
81
82