Anda di halaman 1dari 97

ANALISIS TINGKAT KONDISI FISIK ATLET PERGURUAN

PENCAK SILAT GERAK SATRIA NUSANTARA

JAKARTA TIMUR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Memperoleh

Gelar Strata Satu Pada Program Studi Pendidikan

Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh

BAYU SETIADI
41182191180224

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM “45” BEKASI
2022
LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul: “Analisis Tingkat Kondisi Fisik Atlet Perguruan Pencak Silat
Gerak Satria Nusantara” Telah disetujui dan disahkan oleh Dewan Pembimbing
Skripsi Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Islam “45” Bekasi

Pembimbing

Andini Dwi Intani, M.Or

Mengetahui Disyahkan oleh


Dekan FKIP UNISMA Bekasi Ketua Jurusan Pendidikan
Jasmani kesehatan dan Rekreasi

Yudi Budianti M.Pd Mia Kusumawati, S.Pd., M.Pd

ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

Skripsi dengan judul: “Analisis Tingkat Kondisi Fisik Atlet Perguruan Pencak

Silat Gerak Satria Nusantara” Telah disetujui dan disahkan oleh Dewan Penguji

Skripsi Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas “45” Bekasi

Hari :
Tanggal :

Panitia Ujian Sidang Skripsi UNISMA Bekasi

Ketua : ………………………… ( )

Sekretaris : ………………………… ( )

Dosen Penguji

1 ………………………… ( )

2 ………………………… ( )

3 ………………………… ( )

iii
PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Bayu Setiadi

NPM 41182191180224

Jurusan : Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam “45”

Bekasi

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Tingkat Kondisi Fisik Atlet

Pemula Perguruan Pencak Silat Gerak Satria Nusantara” dan beserta isinya

adalah benar-benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau

pengutipan dengan cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko, sanksi yang di jatuhkan kepada

saya, apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap keaslian karya saya

ini.

Bekasi, 5 Juli 2022


Yang membuat pernyataan,

Matrai 10000

Bayu Setiadi

iv
Motto dan persembahan

Motto
"Manusiakanlah manusia agar bisa menjadi manusia yang sempurna di mata
Tuhan

Persembahan
Skripsi ini
Saya persembahkan pada
Bapak dan Alm.Ibu tercinta,
kekasih tersayang, sahabat dan
teman-tamanku seperjuangan

v
ABSTRAK

BAYU SETIADI NPM : 41182191180224 ANALISIS TINGKAT KONDISI


FISIK ATLET PERGURUAN PENCAK SILAT GERAK SATRI
NUSANTARA JAKARTA TIMUR
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan Kondisi Fisik
Atlet Perguruan Pencak Silat Gerak Satria Nusantara Jakarta Timur. Penelitian ini
menggunakan metode Deskriptif Kuantitatif dengan pengumpulan sampel
menggunakan teknik total sampling, dengan populasi 15 atlet dan sampel yang diuji
berjumlah 15 atlet.
Dalam Penelitian ini data diperoleh dengan menggunakan tes langsung di lapangan
dengan menggunakan tes Bleep test, tes Baring Duduk (Sit Up), tes Loncat Tegak
(Vertical Jump), tes Push Up, tes Kecepatan 30 meter dan tes Shuttle Run. Kondisi
Fisik atlet pencak silat Gerak Satri Nusantara untuk VO2MAX 13% klasifikasi baik
sekali, 20% klasifikasi sedang, dan 67% klasifikasi kurang sekali. Kondisi kekuatan
otot perut 6% klasifikasi baik sekali, 27% klasifikasi baik, dan 67% klasifikasi
sedang. Kondisi daya ledak otot tungkai 13% klasifikasi baik 27% klasifikasi sedang,
dan 60% klasifikasi kurang. Kondisi kekuatan otot lengan 13% klasifikasi baik, 6%
klasifikasi sedang, 34% klasifikasi kurang, dan 47% klasifikasi kurang sekali.
Kondisi kecepatan 67% klasifikasi kurang dan 33% kurang sekali. Kondisi
kelincahan 34% klasifikasi baik sekali, 40% klasifikasi baik, 20% klasifikasi sedang,
dan 6% klasifikasi kurang.

Kata kunci : Analisis, kondisi fisik dan pencak silat

vi
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah melimpahkan segala rahmatnya, sehingga penulisan skripsi ini telah dapat

diselesaikan dengan baik. Penyusunan skripsi ini disajikan dalam rangka memenuhi

salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi sarjana satu pada Jurusan

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Islam “45” Bekasi.

Dalam penyusunan skripsi ini banyak diperoleh bantuan dan bimbingan dari

berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung yang berupa tenaga dan

pikiran, sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Untuk itu

perkenankanlah saya untuk mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya dan

penghargaan yang setinggi-tinggi kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. Hermanto, Drs., M.M., M.Pd selaku Rektor Universitas Islam “45”

Bekasi.

2. Ibu Yudi Budianti, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Islam “45” Bekasi.

3. Bapak Tatang Iskandar, S.Pd., M.Pd. Selaku wakil Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan.

4. Ibu Mia Kusumawati, S.Pd., M.Pd. sebagai Ketua Jurusan Penjaskesrek Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam “45” Bekasi.

vii
5. Ibu Andini Dwi Intani, M.Or sebagai pembimbing skripsi yang membantu

penelitian dan penyelesaian skripsi.

6. Bapak dan Ibu Dosen serta staff tata usaha Jurusan Pendidikan Jasmani

Kesehatan dan Rekreasi FKIP UNISMA Bekasi.

7. Kedua orang tua tercinta yang selalu mendo’akan penulis agar berhasil dalam

mencapai cita-cita.

8. Rekan-rekan mahasiswa FKIP Jurusan pendidikan olahraga kesehatan dan

rekreasi Universitas Islam “45” Bekasi Reguler C D0 2018.

9. Bang Endang Rachmansyah, S.Pd. sebagai Guru Besar Perguruan Pencak Silat

Gerak Satria Nusantara yang membantu penulis dalam pengumpulan data demi

kelancaran dalam pelaksanaan penelitian dan penyelesaian dalam skripsi ini.

10. Riza Alfia yang selalu ada memberikan perhatian dan semangat penuh saat

mengerjakan tugas akhir ini.

Tidak ada sesuatu yang penulis perbuat untuk dapat membalas budi baiknya,

kecuali hanya mendo’akan semoga amal baik yang telah diberikan kepada penulis

mendapat imbalan dari yang maha kuasa, amin.

Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya

dan pembaca pada umumnya.

viii
DAFTAR ISI

halaman

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii


LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJI ............................................................. iii
PERNYATAAN................................................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v
ABSTRAKSI ..................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1


A. Latar Belakang Masalah................................................................ 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah..................................................... 5
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 6
E. Definisi Operasional...................................................................... 7

BAB II. KAJIAN TEORI ............................................................................... 8


A. Hakikat pencak Silat
1. Pengertian pencak silat............................................................ 8
2. Teknik dasar pencak silat ........................................................ 8
a. Kategori tanding................................................................ 9
b. Kategori tunggal................................................................ 9
c. Kategori ganda .................................................................. 9

ix
d. Kategori regu..................................................................... 10
3. Ciri-ciri pencak silat ................................................................ 12
B. Hakikat kondisi fisik .................................................................... 12
C. Hakikat latihan ............................................................................. 19
D. Penelitian yang relevan ................................................................. 24
E. Kerangka berpikir.......................................................................... 26

BAB III PROSEDUR PENELITIAN ........................................................... 28


A. Metode Penelitian ........................................................................ 28
B. Waktu dan Tempat Penelitian...................................................... 29
C. Populasi dan sample ................................................................... 29
D. Langkah-langkah penelitian ........................................................ 30
E. Instrument penelitian ................................................................... 31
F. Prosedur analisis data .................................................................. 45

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA ...................... 46


A. Deskripsi pengelolaan data dan hasil penelitian ........................ 46
1. Bleep test ............................................................................. 47
2. Test baring duduk (Sit up) ................................................... 48
3. Tes loncat tegak (vertical jump) ......................................... 50
4. Tes push up ......................................................................... 51
5. Tes Kecepatan 30 meter ..................................................... 53
6. Tes Shuttle Run .................................................................... 54
7. Tes Statis Kelentukan Tubuh Bagian Atas .......................... 56
B. Pembahasan ............................................................................... 57

x
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 60
A. Simpulan .................................................................................... 60
B. Saran .......................................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 62


LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................... 66

xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka berpikir....................................................................... 27
Gambar 3.1 Langkah-langkah Penelitian ....................................................... 29
Gambar 3.2 Bleep Test ................................................................................... 31
Gambar 3.3 Tes baring duduk (sit up) ........................................................... 35
Gambar 3.4 Tes loncat tegak (Vertical Jump) ............................................... 37
Gambar 3.5 Tes push up................................................................................. 38
Gambar 3.6 Tes kecepatan 30 meter .............................................................. 40
Gambar 3.7 Lintasan shuttle run .................................................................... 41
Gambar 3.8 Tes kelentukan statis ................................................................. 43
Gambar 4.1 Hasil tes Bleep Test .................................................................... 46
Gambar 4.2 Hasil tes baring duduk (sit up) ................................................... 47
Gambar 4.3 Hasil tes loncat tegak (Vertical Jump) ....................................... 49
Gambar 4.4 Hasil tes push up ........................................................................ 50
Gambar 4.5 Hasil tes kecepatan 30 meter ...................................................... 52
Gambar 4.6 Hasil tes lintasan shuttle run ...................................................... 53
Gambar 4.7 Hasil tes kelentukan statis ......................................................... 55

xii
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 3.1 Bleep Test .................................................................................... 33
Tabel 3.2 Tes baring duduk (sit up) ............................................................ 34
Tabel 3.3 Tes loncat tegak (Vertical Jump) ................................................ 36
Tabel 3.4 Tes push up ................................................................................. 38
Tabel 3.5 Tes kecepatan 30 meter ............................................................... 39
Tabel 3.6 Lintasan shuttle run..................................................................... 41
Tabel 3.7 Tes kelentukan statis .................................................................. 42
Tabel 4.1 Hasil tes latihan Bleep Test ......................................................... 46
Tabel 4.2 Hasil tes latihan baring duduk (sit up) ........................................ 48
Tabel 4.3 Hasil tes latihan loncat tegak (Vertical Jump) ............................ 49
Tabel 4.4 Hasil tes latihan push up ............................................................. 51
Tabel 4.5 Hasil tes latihan kecepatan 30 meter........................................... 52
Tabel 4.6 Hasil tes latihan Lintasan shuttle run .......................................... 54
Tabel 4.7 Hasil tes latihan kelentukan statis .............................................. 55
Tabel 4.8 Hasil tes keseluruhan ................................................................. 58

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup ................................................................. 66
Lampiran 2 SK Bimbingan Skripsi ................................................................. 67
Lampiran 3 Surat Penelitian PPS Gerak Satria Nusantara ............................. 68
Lampiran 4 Bimbingan Penelitian .................................................................. 69
Lampiran 5 Hasil Penelitian............................................................................. 72
Lampiran 6 Foto kegiatan penelitian ............................................................... 80

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pencak silat merupakan salah satu bentuk kebudayaan warisan nenek

moyang bangsa Indonesia. Pencak silat adalah sistem pembelaan diri yang memiliki

gerakan-gerakan yang unit melibatkan semua komponen tubuh manusia (Sumantri

and Nasuka 2016). Wongsonegoro ketua IPSI ke-1 mengatakan bahwa pencak silat

adalah gerakan beladiri yang dikemas dalam bentuk tari, dan berirama yang tetap

menjunjung kesopanan, dan bisa dipertunjukan kepada masyarakat umum (Rosyid

and Hartoyo 2015). Pencak silat sangat diyakini oleh para pendekarnya dan pakar

pencak silat bahwa masyarakat melayu saat ini menciptakan dan mempergunakan

ilmu bela diri ini sejak di masa prasejarah (Lubis, Johansyah and Hendro 2014).

Kini pencak silat sudah menjadi olahraga beladiri yang telah dipertandingkan dalam

berbagai events olahraga, baik tingkat daerah, nasional maupun internasional (Ihsan,

Yulkifli, and Yohandri 2018). Menurut Tatang Muhtar, Pencak silat sebagai beladiri

mempunyai ciri-ciri umum menggunakan seluruh bagian tubuh dan anggota badan

sebagai alat pembelaan diri, dapat dilakukan dengan tangan kosong atau

menggunkan senjata (Syamsiah, Purnomo, and Gustian 2020).

Keilmuan perguruan pencak silat Gerak Satria Nusantara merupakan

keilmuan keluarga rumpun pasundan. Guru besar perguruan pencak silat Gerak

Satria Nusantara mengenyam pendidikan pencak silat sejak usia dini, mulai dari

beberapa perguruan pencak silat seperti, Perisai Putih, Rajawali Putih, dan Perisai.

Sejak usia remaja guru besar perguruan pencak silat Gerak Satria Nusantara berlatih

1
2

keilmuan keluarga Pasundan dari Ayahnya yg bernama H. Husain Djaeni, mulai

dari wiraga, wirama dan wirasa. Juga keilmuan khas pasundan, yaitu : saepi, napak

sancang, kebal, rawa rontek dan halimun yang hanya diturunkan pada keturunan

tertentu dari keluarga H. Husain. Hingga dewasa kini guru besar Endang

Rachmansyah, memadukan keilmuan keluarga dengan pencak silat prestasi yang

pernah dipelajari di berbagai perguruan pencak silat yang tergabung dalam IPSI.

(Rachmansyah 2014)

G.S.N berdiri pada tanggal 5 Januari 2014, bertempat di Bekasi. Yang

mana didirikan oleh Endang Rachmansyah dalam musyawarah para pemuda Pelatih

Pencak silat Bimbingannya, Tepatnya di Kota Bekasi. G.S.N didirikan bertujuan

untuk membentuk karakter para putera / puteri bangsa agar menjadi seseorang yang

memiliki jiwa kesatria, berbudi pekerti luhur yang bertanggung jawab atas dirinya,

Orang Tua juga Bangsa dan Negaranya. Sebagai Guru Besar Endang Rachmansyah

berkomitmen berdirinya GSN berazazkan kebersamaan dan kekeluargaan yang erat,

agar terciptanya ketentraman dan persatuan untuk mewujudkan mimpi para putera/

puteri bangsa dalam bidang prestasi maupun bidang yang lain yang bermanfaat bagi

kehidupan. Segala keilmuan yang di kelola dalam belajar mengajar seni beladiri

Pencak Silat GSN adalah perpaduan baik dari seni prestasi dengan seni turun

temurun yang telah di dapat dari para pendahulu (Seni Beladiri Keluarga) yang

beraliran Tradisi Pasundan. Total keseluruhan ranting PS. Gerak Satria Nusantara di

wilayah Jakarta Timur sejumlah 9 ranting dengan jumlah anggota 442 orang.

Prestasi dalam persaudaraan pencak silat Gerak Satria Nusantara mencapai tingkat
3

provinsi pada tahun 2022 kejuaraan O2SN. Tingkat Kota Jakarta Timur Pada tahun

2019, 2022. (Rachmansyah 2014)

Kondisi fisik yakni salah satu ketunggalan dari elemen- elemen yang tidak

dapat dipisahkanbegitu saja baik dalam tingkatan maupun pelestariannya (Ridwan

2020). Kondisi fisik melambangkan optimal yang sangat berpengaruh kepada

performa bagi atlet itu sendiri (Arizal and Lesmana 2019). Kegiatan olahraga

banyak faktor pendukung yang mempengaruhi untuk mendapatkan prestasi, seperti :

kondisi fisik, teknik, taktik, dan mental (Subramaniam 2016). Dalam olahraga

pencak silat disamping memiliki teknik, taktik, dan mental yang baik juga

diperlukan penguasaan kondisi fisik yang baik pada atletnya. Menurut M.

Ridwankondisi fisik merupakan suatu persyaratan yang harus dimiliki oleh atelt di

dalam meningkatkan dan mengembangkan prestasi olahraga yang optimal, sehingga

kondisi fisiknya harus dikembangkan dan ditingkatkan sesuai dengan ciri,

karakteristik, dan kebutuhan masing-masing cabang olahraga (Ridwan 2020).

Kemampuan kondisi fisik merupakan unsur penting dan menjadi pondasi

dalam mengembangkan dan meningkatkan kemampuan teknik, taktik/strategi dan

mental atlet. Kondisi fisik yang lebih baik banyak memperoleh keuntungan

diantaranya atlet mampu dan mudah mempelajari keterampilan baru yang relatif

sulit, dan tidak mudah lelah dalam mengikuti latihan dan pertandingan lebih baik,

program latihan dapat diselesaikan tanpa banyak kendala, waktu pemulihan lebih

cepat dan dapat menyelesaikan latihan yang relatif berat (Zafar, 2019 : 8).

Kondisi fisik yang baik melambangkan akar utama bagi seseorang atlet

untuk mencapai perfoma setinggi-tingginya. Pencak silat juga dapat digunakan


4

dalam elemen-elemen kondisi fisik yang khusus berakarkan atas kebutuhan gerak

teknik dan taktik (Mirfen 2019). Teknik juga didukung mutlak oleh tingkat kondisi

fisik yang baik seperti; teknik tendangan, pukulan, hindaran, dan bantingan.

Beberapa kondisi fisik yang di butuhkan pada pencak silat di antaranya yakni

kecepatan, daya ledak otot tungkai, daya ledak otot lengan. Kent bahwa: “Power

ialah ketangguhan untuk mengganti energi fisik ke dalam kekuatan yang sangat

cepat dan tergantung pada banyaknya adenosine triphosphat (ATP) yang dibuat

setiap aturan waktu”. Artinya, poweradalah komposisi antara kekuatan dan daya

ledak (kecepatan), reduksi otot dengan kekuatan maksimun dan kecepatan

maksimun (Yarmani and Japriansyah 2017).

Pelatih adalah seseorang yang memiliki kemampuan profesional untuk

membantu mengungkapkan potensi atlet menjadi kemampuan yang nyata secara

optimal dalam waktu relatif singkat Sukadiyanto dalam (Apta Mylsidayu, 2015 : 10).

Melatih hampir sama dengan mengajar. Adapun persamaannya adalah harus

menyusun program, melaksanakan program, memberikan bimbingan dan dorongan

untuk memperoleh hasil yang lebih baik, serta melakukan penilaian tentang hasil

yang diperoleh.

Pada penelitian ini kondisi fisik atlet pencak silat Gerak Satria Nusantara

tergolong baik. Penelitian ini akan membuktikan bahwa kondisi fisik atlet benar –

benar dalam kondisi baik. Diharapkan agar penelitian ini dapat mengetahui kondisi

fisik yang lebih rinci dan spesifik.


5

Dari latar belakang tersebut maka perlu diadakan penelitian deskriptif

kuantitatif dengan judul tingkat kondisi fisit atlet Gerak Satria Nusantara Jakarta

Timur.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Agar permasalahan ini tidak terlalu luas dan dapat dipahami dengan baik

serta mengingat terbatasnya kemampuan dan waktu yang tersedia, maka penulis

perlu untuk membatasi permasalahan, terbatas pada:

1) Menganalisis tingkat kondisi fisit atlet Gerak Satria Nusantara Jakarta

Timur.

2) Dalam penelitian ini penulis hanya melakukan penelitian dengan tes

kebugaran jasmani dan tes cabang olahraga yang meliputi Kekuatan

(Strength), Kecepatan (Speed), Daya tahan (Endurance), Kelentukan

(Flexibility), Kelincahan (Agility), Keseimbangan (Balance), Daya Ledak

(Power), Power Endurance, dan Speed Agility.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan dengan latar belakang yang sudah diuraikan, maka dari itu

rumusan masalah secara umum dari penelitian ini adalah “Bagaimana Kondisi Fisik

Atlet Pencak Silat Gerak Satria Nusantara??


6

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dengan rumusan masalah yang telah diuraikan,

maka tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui Kondisi Fisik Atlet Pencak Silat

Gerak Satria Nusantara dengan cara memberikan instrumen tes fisik pada atlet.

D. Manfaat Penelitian

Dengan mengetahui kondisi fisik atlet perguruan pencak silat tapak suci

matraman, manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Bagi Penulis

Merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana

pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam “45”

Bekasi.

2. Bagi Pelatih

Dapat mengetahui kondisi fisik atlet dan menyusun program latihan

yang sesuai dengan kondisi fisik atlet tersebut.

3. Bagi Atlet

Dapat melakukan latihan–latihan untuk meningkatkan prestasi

individu dari masing-masing atlet.

4. Bagi Perguruan

Mendapatkan data tentang kondisi fisik atlet untuk meningkatkan

prestasi dari perguruan pencak silat Gerak Satria Nusantara.


7

E. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesimpangsiuran dan upaya untuk menghindari perbedaan

pendapat yang mengakibatkan kesalahan penafsiran serta pengertian yang

menyangkut masalah yang diteliti, maka dipandang perlu adanya batasan istilah.

Adapun istilah yang digunakan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai berikut.

1. Kondisi Fisik

Kondisi fisik secara umum dapat diartikan dengan keadaan atau kemampuan

fisik (Pradana and Nurkholis 2019).

2. Atlet

Atlet pencak silat yang akan menjadi sampel pada penelitian ini berjumlah 15

orang terdiri dari dua kategori yaitu tanding dan seni, secara rinci terdiri dari 8 orang

atlet seni dan 7 orang atlet tanding. Rentang usia atlet yang akan dijadikan sampel

penelitian ini adalah 12 hingga 15 tahun

3. Pencak Silat

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, pencak silat memiliki pengertian

‘permainan’ (keahlian) dalam mempertahankan diri dengan kepandaian menangkis,

menyerang, dan pembelaan diri baik dengan atau tanpa senjata (Candra, 2021 : 7).
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Hakikat Pencak Silat

1. Pengertian Pencak Silat

Pencak silat di artikan permainan (keahlian) dalam mempertahankan diri

dengan kepandaian menangkis, menyerang dan membela diri dengan atau dengan

senjata (Sumantri & Nasuka, 2016). Pencak silat adalah suatu metode bela diri

warisan leluhur bangsa indonesia yang diciptakan guna mempertahankan diri dari

bahaya-bahaya yang mengancam keselamatan dan kelangsungan hidupnyan (Hambali

et al., 2020). Menurut George F. De Groot dan Notosoejitno (2006) adalah sebagai

berikut: Pencak silat adalah sebuah kata majemuk. kata pencak bukan berasal dari

cina pung ca yang artinya cara-cara menggunakan kepala, tetapi berasal dari kata

jawa mencak yang artinya gerak tingkah siap tempur (Nurzaman, 2017). Kata silat

juga bukan berasal dari kata melayu Ilat yang berarti siasat dan bahasa jawa kuno sila

yang berarti ahlak.

Pada dasarnya pencak silat hanya digunakan untuk melindungi dari segala

ancaman, dan untuk berperang melawan penjajah. Maka bela diri pencak silat

haruslah kita budidayakan keasliannya oleh kita agar tidak punah dimakan oleh

zaman yang berkembang sekarang ini. Pencak silat adalah salah satu bela diri untuk

mempertahannkan kehidupan salah satu kelompoknya dari tantangan alam, gangguan

binatang dan manusia sekitarnya. Caranya selalu membela diri itu selalu

dilakukannya. Mengapa harus dilakukan karena sebagai salah satu mahluk hidup

harus
7
8

mempertahankan kelangsungan hidupnya, lolos dari berbagai ancaman kematian,

ancaman kepunahan dalam kehidupan (Moh. Nur Kholis, 2016).

Pencak silat memiliki dimensi kejiwaan dan dimensi kejasmanian sebagai satu

kesatuan. Dimensi kejiwaan pencak silat adalah ajaran budi pekerti luhur dan dimensi

kejasmaniannya adalah teknik-teknik beladiri beragam yang mempunyai karakteristik

tersendiri. Selain dari pada itu pencak silat mempunyai nilai-nilai yang menjunjung

tinggi serta menjiwai, memotivasi, mempedomani, dan mewarnai pencak silat beserta

kinerja dan pengunaannya. Sebagaimana yang telah dikemukakan George F. De

Groot Notoaoejitno, (2006): “ pencak silat mempunyai empat nilai sebagai satu

kesatuan, yakni: nilai etis, teknis, estetis dan sportis” (Moh. Nur Kholis, 2016).

2. Teknik Dasar Pencak Silat

Gerak dasar pencak silat adalah suatu gerak terencana, terarah, terkoordinasi

dan terkendali, yang mempunyai empat aspek sebagai aspek kesatuan, yaitu aspek

mental spiritual, aspek bela diri, aspek olahraga, dan aspek seni budaya.

Dengan demikian, pencak silat merupakan cabang olahraga yang cukup

lengkap untuk dipelajari karena memiliki empat aspek yang merupakan satu kesatuan

utuh dan tidak dapat dipisah pisahkan.

Menurut (Haqiyah, 2020) dalam pertandingan pencak silat terdapat empat

kategori pertandingan, yaitu diantaranya:


9

a. Kategori Tanding

Kategori tanding adalah kategori yang menampilkan dua orang pesilat

dari sudut yang berbeda keduanya saling berhadapan menggunakan unsur

pembelaan dan serangan yaitu menangkis, mengelak, mengenal dan

menyerang pada sasaran dan menjatuhkan lawan menggunakan teknik dan

taktik bertanding ketahanan stamina dan semangat juang untuk

menggunakan kaidah dengan memanfaatkan kekayaan teknik dan jurus.

b. Kategori Tunggal

Kategori tunggal adalah kategori yang menampilkan seorang pesilat

memperagakan kemahirannya dalam jurus tunggal baku secara benar tepat

dan mantap penuh penjiwaan dengan tangan kosong dan bersenjata.

c. Kategori Ganda

Kategori ganda adalah kategori yang menampilkan dua orang pesilat

dari tim yang sama memperagakan kemahiran dan kekayaan jurus serang

bela yang dimiliki gerakan serang bela ditampilkan secara terencana

efektif, estetis, mantap dan logis dalam sejumlah rangkaian seri yang

teratur baik bertenaga dan cepat maupun dalam gerakan lambat penuh

penjiwaan yang dimulai dari tangan kosong dan dilanjutkan dengan

bersenjata.
10

d. Kategori Regu

Kategori regu adalah kategori yang menampilkan tiga orang silat dari

tim yang sama memperagakan kemahirannya dalam jurus regu baku secara

benar tepat mantap penuh penjiwaan dan kekompakan dengan tangan

kosong.

Dalam peningkatan prestasi latihan pencak silat, teknik erat kaitannya dengan

kemampuan gerak, kondisi fisik, taktik, dan mental. Teknik dasar perlu dikuasai

terlebih dahulu guna dapat mengembangkan mutu prestasi pencak silat. Adapun

teknik-teknik dasar pencak silat adalah sebagai berikut:

1) Kuda-kuda

Menurut (Haqiyah, 2020) Kuda-kuda adalah teknik yang memperlihatkan

sikap pasang pencak silat. Kuda-kuda juga digunakan sebagai latihan dasar

pencak silat untuk memperkuat otot-otot kaki, adapun beberapa bentuk kuda-

kuda , yaitu:

a) kuda-kuda depan.

b) kuda-kuda belakang.

c) Kuda-kuda tengah.

d) Kuda-kuda samping.
11

2) Sikap Pasang

(Haqiyah, 2020) Sikap pasang adalah sikap taktik untuk menghadapi

lawan yang berpola menyerang atau menyambut. Dalam pelaksanaannya sikap

pasang merupakan kombinasi dan koordinasi kreatif dari kuda-kuda, sikap

tubuh, dan sikap tangan. Macam-macam sikap pasang terbagi menjadi sikap

pasang satu sampai sikap pasang dua belas dengan sikap tubuh, tangan dan kaki

yang berbeda.

3) Serangan

Serangan terbagi menjadi dua, yaitu serang tanga, dan serangan tungkai

serta kaki.

a) Serangan Tangan

Serangan tangan merupakan serangan terhadap lawan menggunakan tangan

dengan sasaran tertentu. Serangan tangan terdiri dari beberapa jenis, yaitu:

pukulan depan, pukulan samping, pukulan sangkol, pukulan lingkar,

tebasan, tebangan, sangga, tusukan, totokan, patukan, cengkraman dan

sikuan. (Haqiyah, 2020)

b) Serangan Tungkai dan Kaki

Beberapa jenis tendangan yaitu: tendangan lurus, tendangan tusuk,

tendangan kepret, tendangan jejak, tendangan gajul, tendangan T,

tendangan celorong, tendangan belakang, tendangan kuda, tendangan taji,

tendangan sabit, tendangan baling dan tendangan bawah. (Haqiyah, 2020)


12

3. Ciri-Ciri Pencak silat

Ciri Secara Umum

a. Mempergunakan seluruh bagian tubuh dan anggota badan sebagai alat

penyerangan dan pembelaan diri.

b. Dapat dilakukan dengan atau tanpa alat (senjata).

c. Pencak silat tidak memerlukan senjata tertentu, tetapi benda apapun dapat

dijadikan sebagai senjata.

Secara khusus pencak silat bercirikan:

a. Sikap tenang, lemas dan waspada.

b. Tidak hanya mengandalkan kekuatan atau tenaga, tetapi menggunakan

kelentukan, kelincahan, kecepatan dan ketepatan.

c. Lebih memperhatikan posisi dan perubahan pemindahan berat badan.

d. Manfaatkan serangan/tenaga lawan, sehingga.

e. Mengeluarkan tenaga seefisien mungkin

B. Hakikat Kondisi Fisik

Kemampuan fisik sangat penting untuk mendukung dalam mengembangkan

aktivitas psikomotor. Gerakan yang terampil dapat dilakukan apabila kemampuan

fisiknya memadai. Kondisi fisik merupakan unsur yang penting dan menjadi dan

menjadi dan menjadi dasar dalam mengembangkan teknik, taktik maupun strategi

dalam cabang olahraga pencak silat. Program untuk latihan fisik harus disusun

dengan baik, sistematis, dan ditujukan untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan

kemampuan fungsional tubuh sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan prestasi dalam

cabang olahraga
13

tertentu, sehingga dengan demikian fungsional dari sistem tubuh bekerja dengan baik

dan dapat meningkatkan kondisi fisik seseorang.

a. Pengertian Kondisi Fisik

Kondisi fisik merupakan unsur yang sangat penting hampir di seluruh cabang

olahraga. Oleh karena itu latihan kondisi fisik perlu mendapat perhatian yang serius

direncanakan dengan matang dan sistematis sehingga tingkat kesegaran jasmani dan

kemampuan fungsional alat – alat tubuh lebih baik. (Subarjah, 2013 : 1)

Kondisi adalah status/keadaan kesiapan menghadapi latihan yang akan

dilakukan. Latihan kondisi fisik adalah proses pengulangan yang sistematis dan

progresif untuk peningkatan dan pemeliharaan dengan menitikberatkan pada efisiensi

kerja faal tubuh. Hal ini mengindikasikan bahwa pelatihan fisik pada hakikatnya

adalah pelatihan fisiologis yang sistemik.

b. Komponen Kondisi Fisik

Komponen kondisi fisik terdiri dari komponen – komponen seperti kekuatan

otot, daya tahan otot, daya tahan umum, fleksibilitas, kecepatan, koordinasi,

kelincahan, dan keseimbangan. Mengembangkan atau meningkatkan kondisi fisik,

berarti mengembangkan atau ,meningkatkan kemampuan fisik (physical abilities)

atlet. (Subarjah, 2013 : 2).

Kondisi fisik merupakan salah satu kesatuan utuh dari komponen – komponen

yang tidak bisa dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaannya.

Artinya, bahwa didalam perjuangan peningkatan kondisi fisik maka semua komponen
14

tadi harus dikembangkan. berdasarkan Sajoto (1988: 57), bahwa komponen syarat

fisik yaitu:

1. Keseimbangan (balance)

Keseimbangan adalah kemampuan mempertahankan sikap atau posisi

tubuh dengan tepat pada saat berdiri (static balance) maupun melakukan

pergerakan (dynamic balance). Faktor keseimbangan antara lain yaitu visual,

telinga (rumah siput) (Widiastuti, 2017 : 161).

Keseimbangan statis maupun dinamis merupakan komponen kesegaran

jasmani yang sering dilakukan oleh anak-anak maupun dewasa (Iskandar,2017

: 2). Setiap orang sangat memerlukan keseimbangan yang dapat

mempertahankan stabilitas posisi tubuh dalam kondisi statis maupun dinamis

untuk melakukan kegiatan sehari – hari ataupun melakukan aktivitas

keolahragaan keseimbangan benar – benar sangat dibutuhkan.

2. Kecepatan (speed)

Speed merupakan salah satu komponen dasar-dasar biomotor yang

sangat penting dan dibutuhkan dalam setiap cabang olahraga. Latihan speed

dilakukan setelah atlet dilatih daya tahan (endurance) dan kekuatan (strength)

karena latihan ini harus memiliki pondasi aerobik yang memadai.

Kecepatan adalah kemampuan berpindah dari satu tempat ke tempat

yang lain dalam waktu sesingkat – singkatnya. Kecepatan bersifat lokomotor

dan gerakannya bersifat siklik (satu jenis gerakan yang dilakukan secara

berulang – ulang seperti lari dan sebagainya)


15

Kecepatan artinya komponen fisik yang mendasar, sehingga kecepatan

adalah faktor penentu dalam cabang olahraga seperti nomor – nomor lari jarak

pendek, renang, olahraga beladiri serta olahraga permainan. Secara fisiologis,

kecepatan dapat diartikan menjadi kemampuan untuk melakukan gerakan –

gerakan pada satuan waktu tertentu yang ditentukan oleh fleksibilitas tubuh,

proses sistem persarafan dan kemampuan otot.(Zhannisa et al., 2018)

3. Kelincahan (agility)

Kelincahan adalah kemampuan untuk mengubah arah atau posisi

tubuh dengan cepat yang dilakukan secara bersama – sama dengan gerakan

lainnya. Bagi anak – anak, kelincahan merupakan komponen kesegaran

jasmani yang harus dimiliki. Tanpa kelincahan, anak dikatakan tidak dalam

kondisi normal atau sedang sakit. (Widiastuti, 2017 : 137)

Kelincahan yang dilakukan oleh atlet pencak silat waktu berlatih

ataupun bertanding tergantung juga oleh kemampuan mengkoordinasikan

sistem gerak tubuh menggunakan respon terhadap situasi dan kondisi yang

dihadapi. Kelincahan ditentukan oleh faktor kecepatan bereaksi, kemampuan

untuk menguasai situasi serta mampu mengendalikan gerakan secara tiba-tiba.

Kelincahan merupakan salah satu komponen kesegaran jasmani yang

sangat diperlukan pada semua aktivitas yang membutuhkan kecepatan

perubahan posis tubuh dan bagian-bagiannya. Selain itu, kelincahan

merupakan prasyarat untuk mempelajari dan memperbaiki keterampilan gerak

dan teknik olahraga, terutama gerakan-gerakan yang membutuhkan

koordinasi gerak.
16

Lebih lanjut, kelincahan sangat penting untuk jenis olahraga yang

membutuhkan kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap perubahan-

perubahan situasi dalam pertandingan (Iskandar, 2017 : 4).

4. Kelentukan (flexibility)

Kelentukan adalah kemampuan sendi untuk melakukan gerakan dalam

ruang gerak sendi secara maksimal. Kelentukan menunjukan besarnya

pergerakan sendi secara maksimal sesuai dengan kemungkinan gerakan

(range of movement). (Widiastuti, 2017 : 173).

Kelentukan menurut Harsono dalam (Iskandar, 2015 : 4) adalah

efektifitas seseorang dalam menyesuiakan diri untuk segala aktivitas dengan

penguluran tubuh pada bidang sendi yang luas. Kelentukan dipengaruhi oleh

elastisitas sendi dan elastisitas otot-otot serta dinyatakan dalam satuan derajat,

lentuk tidaknya seseorang ditentukan oleh luas sempitnya ruang gerak sendi-

sendinya.

5. Daya ledak (power)

Power adalah gabungan antara kekuatan dengan kecepatan atau

pengerahan gaya otot maksimum dengan kecepatan maksimum

(Tangkudung & Mylsidayu, 2015). Kemampuan yang kuat dan cepat juga

diperlukan terutama bagi Tindakan-tindakan yang membutuhkan

kemampuan tenaga secara maksimal, contohnya pada saat melakukan teknik

tendangan sabit.

Menurut Sajoto mengatakan bahwa daya ledak sama dengan kekuatan

kali kecepatan, artinya kemampuan daya ledak (power) merupakan sebuah


17

perpaduan unsur kekuatan dan kecepatan (Iskandar, 2019). Didalam daya

ledak harus memiliki unsur kekuatan dan kecepatan. Kekuatan merupakan

salah satu unsur yang sangat penting dan harus dimiliki oleh seorang atlet,

karena setiap penampilan dalam olahraga memerlukan kekuatan otot di

samping unsur-unsur lainnya.

Jonath & Krempel mendefinisikan daya ledak sebagai kemampuan

kombinasi kekuatan dengan kecepatan yang terealisasi dalam bentuk

kemampuan otot untuk mengatasi beban dengan kecepatan kontraksi tinggi

(Syarifudin, 2018).

6. Kekuatan (strength)

Kekuatan otot adalah salah satu komponen fisik yang sangat penting

peranannya untuk mendukung keberhasilan kegiatan manusia. Kekuatan

adalah salah satu fungsi penting yang wajib dimiliki oleh seorang atlet,

karena setiap gerakan pada olahraga memerlukan kekuatan otot disamping

unsur- unsur lain.

Kekuatan otot secara fisiologis adalah kemampuan otot atau

sekelompok otot untuk melakukan satu kali kontraksi secara maksimal

melawan tahanan atau beban. Secara mekanis kekuatan otot didefinisikan

sebagai gaya (force) yang dapat dihasilkan oleh otot ataupun sekelompok

otot dalam suatu kontraksi otot yang maksimal. Kekuatan otot merupakan

hal penting untuk setiap orang (Widiastuti, 2017).


18

Kekuatan otot adalah unsur penting dalam tubuh manusia, karena

kekuatan otot ialah komponen yang sangat penting untuk meningkatkan

kondisi fisik secara keseluruhan. dengan kekuatan otot yang lebih, tubuh

manusia bisa melakukan kegiatannya dengan baik tanpa mengalami

kelelahan yang berarti. untuk mencapai prestasi yang maksimal , seseorang

wajib mempunyai beberapa faktor yang penting untuk bisa menunjang

tercapainya prestasi maksimal .

7. Daya tahan (endurance)

Menurut Harre; Bauersfeld dan Schrouter, Yansen serta Zimmermann

mendefinisikan daya tahan sebagai “Kemampuan melawan kelelahan”.

Menurut Letzelter menambahkan bahwa daya tahan adalah “kemampuan

melawan kelelahan yang terlihat dengan kemampuan melakukan repetisi

dengan jumlah yang banyak disertai pemulihan yang cepat”.

Daya tahan ada dua dua macam, yaitu:

a) Daya tahan umum yaitu kemampuan seseorang untuk mempergunakan

sistem jantung, paru-paru dan peredaran darahnya secara efektif serta

efisien.

b) Daya tahan otot merupakan kemampuan seseorang dalam

mempergunakan ototnya untuk berkontraksi secara terus menerus

dalam waktu yang cukup lama dengan beban tertentu (Zhannisa et al.,

2018).
19

C. Hakikat Latihan

Untuk mencapai taraf yang baik dan berhasil mencapai tujuan latihan yang

diinginkan, seorang atlet harus melakukan latihan olahraga secara sistematis,

berulang- ulang dan dengan bertambahnya jumlah beban latihan itu sendiri, seperti

menurut (Mylsidayu, 2016) sebagai berikut.

“Training adalah suatu proses penyempurnaan kemampuan berolahraga yang

berisikan materi teori dan praktek, menggunakan metode, dan aturan pelaksanaan

dengan pendekatan ilmiah, memakai prinsip-prinsip latihan yang terencana dan

teratur, sehingga tujuan latihan dapat tercapai tepat pada waktunya.

Dengan pemberian waktu latihan secara teratur dan terencana, menggunakan

metode yang baik akan dapat membantu atlet dalam peningkatan keterampilan,

kualitasfisik, menyempurnakan teknik dan pencapaian prestasi yang optimal. Latihan

juga ditujukan pada beberapa unsur selain dari pada kekuatan pada atlet, melainkan

adapula daya tahan, kecepatan, kelincahan/agility, power, dan lain sebagainya, guna

menstabilkan kemampuan dari beberapa teknik pada cabang olahraga tertentu.

Latihan merupakan aktivitas untuk meningkatkan keterampilan (kemahiran)

berolahraga dengan berbagai peralatan sesuai dengan tujuan dan kebutuhan cabang

olahraganya (Tangkudung & Mylsidayu, 2015).


20

1. Prinsip-prinsip Latihan

Prinsip latihan merupakan hal-hal yang harus ditaati, dilakukan atau

dihindariagar tujuan latihan dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

Adapun beberapa prinsip-prinsip latihan sebagai pedoman agar tujuan latihan :

a) Prinsip Kesiapan (Readiness)

Prinsip kesiapan adalah prinsip yang perlu diperhatikan dari beberapa

sisinya. Prinsip kesiapan, materi dan dosis latihan harus disesuaikan dengan

usia atlet. Artinya, pelatih harus mempertimbangkan dan memperhatikan

tahap pertumbuhan dan, perkembangan dari setiap atlet, hal itu karena

beberapa perbedaan seperti, gizi, lingkungan, keturunan, dan usia

(Mylsidayu, 2016).

b) Prinsip Individual

Prinsip indidual adalah salah satu syarat utama latihan sepanjang masa.

Syarat individual yang harus dipertimbangkan oleh pelatih adalah

kemampuan atlet, potensi dan karaktersiktik pelatih, dan kebutuhan

kecabangan. Setiap atlet memberikan reaksi yang berbeda terhadap beban

latihan yang diberikan oleh pelatih, oleh karena itu, beban latihan tidak

dapat disamaratakan bagi semua atlet. Adapula beberapa faktor yang

mempengaruhi prinsip individu terhadap atlet, yaitu dari faktor keturunan,

kematangan, gizi, waktu istirahat dan tidur, tingkat kebugaran pengaruh

lingkungan, rasa sakit dan cedera, dan motivasi.


21

c) Prinsip Adaptasi

Prinsip adaptasi merupakan penyesuaian atlet dalam menerima beban

latihan. Tubuh memerluka jangka waktu tertentu agar dapat mengadaptasi

seluruh beban selama proses berlatih. Beberapa ciriciri terjadinya proses

adaptasi pada tubuh akibat dari latihan, antara lain: (a) kemampuan fiologis,

(b) meningkatnya kemampuan fisik,(c) tulang, ligamen, tendon, dan

hubungan jaringan otot menjadi lebih kuat, dan (d) motivasi berlatih

menjadi lebih baik.

d) Prinsip Beban Lebih (Overload)

Beban lebih artinya beban latihan harus mencapai atau melampaui

sedikit di atas batas ambang rangsang (Mylsidayu, 2016). Sebab beban yang

terlalu berat akan mengakibatkan tidak mampu diadaptasi oleh tubuh,

sedangkan bila terlalu ringan tidak berpengaruh terhadap peningkatan kualitas

fisik. Beberapa cara dalam meningkatkan beban latihan yaitu dengan cara

diperbanyak, diperberat, dipercepat, dan diperlama.

e) Prinsip Progresif (Peningkatan)

Latihan progresif artinya dalam pelaksanaan latihan dilakukan dari

yang mudah ke yang sukar, sederhana ke kompleks, umum ke khusus, bagian

keseluruhan, ringan ke berat, dan dari kuantitas ke kualitas, serta

dilaksanakan
22

dengan ajeg (terus- menerus secara berkala), maju dan berkelanjutan. Yang

perlu diperhatikan pada prinsip ini adalah, frekuensi, intensitas dan durasi.

f) Prinsip Spesifikasi (Kekhususan)

Seorang atlet dalam menjalankan latihan pastinya memiliki tujuan

khusus, sehingga latihan latihan yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan

cabang olahraga yang digelutinya. Adapun pertimbangan dalam menerapkan

prinsip spesifikasi, antara lain ditentukan oleh : (a) Spesifikasi kebutuhan

energi, (b) Spesifikasi bentuk dan model latihan, (c) Spesifikasi ciri gerak dan

kelompok otot yang digunakan, dan(d) Waktu periodesasi latihannya

(Mylsidayu, 2016).

g) Prinsip Variasi

Variasi latihan adalah satu dari komponen kunci yang diperlukan

untuk merangsang penyesuaian pada respon latihan. Dengan adanya latihan

yang bervariasi atau berbeda-beda, ini bertujuan untuk menghindari

terjadinya kejenuhan, keengganan dan keresahan atau kelelehan secara

psikologis pada atlet. Dengan memberikan latihan yang bervariasi tentunya

latihan-latihan yang diberikan tidak keluar dari ranah karakteristik cabang

olahraga yang dibutuhkan untuk suatu cabang olahraga tertentu.


23

h) Prinsip Pemanasan dan Pendinginan

Prinsip pemanasan dan pendinginan sangat diperlukan sebelum dan

sesudah melakukan latihan. Dalam pengertiannya coolingdown merupakan

proses penurunan kondisi tubuh dari latihan berat ke normal tidak terjadi

secara mendadak. Pada umumnya bnetuk latihan pendinginan diawali

dengan jogging, dan diakhiri dengan stretching (Mylsidayu, 2016).

i) Prinsip Latihan Jangka Panjang

Pengaruh beban pada latihan tidak dapat diadaptasi oleh tubuh secara

mendadak, melainkan memerlukan waktu dan harus bertahap kontinyu. Maka

dari itu prinsip latihan jangka panjang ini diperlukan agar pencapain prestasi

pada atlet mendapatka hasil yang maksimal.

j) Prinsip Berkebalikan

Prinsip berkebalikan adalah bila atlet berhenti dari latihan dalam

waktu lama, maka kualitas organ tubuhnya akan mengalami penurunan fungsi

secara otomatis. Prinsip latihan ini berkebalikan dengan prinsip latihan jangka

panjang diatas, proses adaptasi dan latihan akan hilang apabila tidak dilakukan

dan dipeliharanya suatu latihan secara kontinyu (Mylsidayu, 2016).

k) Prinsip Tidak Berlebih (Moderat)

Prinsip tidak berlebih sangat mempengaruhi keberhasilan jangka

panjang pada atlet. Karena apabila terjadinya latihan dengan beban yang terlalu
24

berat dapat mengakibatkan cedera dan sakit karena overtraining yang

dilakukan. Pembebanan harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan,

pertumbuhan, dan perkembangan atlet, sehingga beban latihan yang diberikan

benar-benar tepat (Mylsidayu, 2016)

l) Prinsip Sistematik

Prinsip sistematik adalah prinsip latihan yang berkaitan dengan ukuran

pembebanan dan skala prioritas sasaran latihan. Setiap periodesasi latihan

memiliki penekanan tujuan latihan yang berbeda-beda baik dalam aspek fisik,

teknik, taktik, maupun psikologis.

D. Penelitian yang relevan

Penelitian yang relevan sebagai acuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian oleh Fajar Dwi Wicaksana dan Achmad Rizanul Wahyudi (2021),

dengan judul Analisis Kondisi Fisik Atlet Perguruan Pencak Silat Jokotole

Ranting Kraton Pada Saat Pandemi Covid-19. Metode penelitian ini

menggunakan penelitian kuantitatif dengan metode survei menggunakan tes

pengukuran dengan jumlah sampel 20 atlet di perguruan pencak silat Jokotole

Ranting Kraton dengan kategori usia 15 – 18 tahun. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa dari setiap katagori tes kondisi fisik yang sudah dilakukan

masih ada beberapa atlet yang memiliki kondisi fisik kurang sekali agar dapat

lebih ditingkatkan kembali (Wicaksana & Wahyudi, 2021).


25

2. Penelitian oleh Rizky Yulian Mirfen, Umar (2018) dengan judul Tinjauan

Tingkat Kondisi Fisik Atlet Pencak Silat. Jenis penelitian ini adalah kualitatif.

Populasi penelitian ini berjumlah 44 orang dan 30 sampel. Pengambilan data

dilakukan tes daya ledak otot tungkai, tes kelincahan, tes daya ledak otot

lengandan tes daya tahan aerobik. Analisa data penelitian menggunakan

perhitungan persentase p = f/n x 100%.Hasil penelitian 1) tes daya ledak otot

tungkaiatlet putra frekuensi tertinggi termasuk dalam kategori sedang yaitu 8

orang (53,33%) sedangkan atlet putri 10 orang (66,7%) termasuk kategori

sedang2) tes kelincahan atlet putra frekuensi tertinggi termasuk dalam kategori

sedang yaitu 10 orang (67%) sedangkan atlet putri 9 orang (60%) termasuk

kategori baik3) tes daya ledak otot lengan atlet putra frekuensi tertinggi

termasuk dalam kategori sedang yaitu 11 orang (73,3%) sedangkan atlet putri 8

orang (53,3%) termasuk kategori sedang4) tes daya tahan aerobicatlet putra

frekuensi tertinggi termasuk dalam kategori cukup yaitu 11 orang (73,3%)

sedangkan atlet putri 4 orang (26,7%) termasuk dalam kategori tinggi (Mirfen,

2018).

3. Penelitian oleh Aep Saifullah, Moh. Nur Kholis, Abdian Asgi Sukmana (2020)

dengan judul Analisis Tingkat Kondisi Fisik Atlet Pencak Silat Pagar Nusa

Rayon Pp Rodlotul Chikmah Kabupaten Nganjuk Tahun 2020. Penelitian ini

mengunakan metode survei dengan jumlah sampel 20 atlet pencak silat di PP

Rodlotul Chikmah, Kabupaten Nganjuk kategori usia 14 – 15 tahun. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa kondisi fisik atlet pencak silat Pagar Nusa

Raudlotul Chikmah Kabupaten Nganjuk mayoritas dalam kategori sedang


26

(Saifullah et al., 2020)

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah

mengkaji kondisi fisik atlet pecaksilat. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian

yang akan peneliti lakukan adalah terletak pada subyeknya, metode dan luaran hasil

produknya.

E. Kerangka Berpikir

Kemampuan fisik sangat penting untuk mendukung dalam mengembangkan

aktivitas psikomotor. Gerakan yang terampil dapat dilakukan apabila kemampuan

fisiknya memadai. Kondisi fisik merupakan unsur yang penting dan menjadi dan

menjadi dan menjadi dasar dalam mengembangkan teknik, taktik maupun strategi

dalam cabang olahraga pencak silat.

Pada pencak silat dalam perguruan dan prestasi merupakan salah satu tujuan

utama. Dalam upaya meraih prestasi, khususnya dalam bidang olahraga, latihan

adalah satu -satunya jalan yang dapat ditempuh. Maka latihan harus benar – benar

terprogram dengan baik demi tercapainya suatu tujuan.

Berbagai hal yang menjadi acuan dalam menyusun program latihan adalah

salah satunya harus sesuai dengan kondisi fisik atlet. Kondisi fisik atlet dapat di

ketahui dengan rangkaian beberapa instrumen tes. Maka sudah sewajarnya pelatih

memiliki data kondisi fisik atletnya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi fisik atlet pencak silat,

memutuskan segala hal tentang prinsip latihan dan penyusunan program latihan,

sehingga atlet dapat meningkat dan berkembang dengan maksimal.


27

Perguruan Pencak Silat

Pembinaan Latihan Prestasi

Latihan Fisik Latihan Teknik Latihan Mental Latihan Taktik dan Strategi

Tes Kondisi Fisik

Gambar 2.1 Gambar Kerangka Berpikir


BAB III
PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Analisis Tingkat Kondisi Fisik Atlet Perguruan Pencak Silat Gerak Satria

Nusantara ini menggunakan metode Deskriptif Kuantitatif. Penelitian deskriptif

merupakan salah satu jenis metode penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan

menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya. (Mia, 2015).

Penelitian deskriptif berusaha mendeskripsikan kegiatan penelitian yang

dilakukan pada objek tertentu secara jelas dan sistematis (Sukardi, 2019). Penelitian

deskriptif ini juga disebut penelitian pra eksperimen, karena pada penelitian ini

mereka melakukan eksplorasi, mendeskripsikan, dengan tujuan untuk bisa

menerangkan serta memprediksi terhadap suatu gejala yang berlaku atas dasar data

yang diperoleh di lapangan.

Metode ini digunakan penulis berdasarkan pada permasalahan yang diajukan

untuk diteliti, dimana pada penelitian ini diharapkan dapat mendeskripsikan Tingkat

Kondisi Fisik Atlet Perguruan Pencak Silat Gerak Satria Nusantara.

28
29

B. Waktu dan tempat penelitian

1. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat

peneliti ini dilangsungkan. Lamanya penelitian 1 bulan.

2. Tempat penelitian

Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan

penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Pelaksanaan penelitian

ini dilakukan diperguruan Pencak Silat Gerak Satria Nusantara.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi menurut Sugiyono dalam buku (Mia Kusumawati, 2015)

menjelaskan bahwa populasi ialah daerah generalisasi yang terdiri atas obyek

atau subyek yang memiliki kualitas serta ciri tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.Populasi yang

diteliti adalah seluruh atlet perguruan pencak silat Gerak Satria Nusantara

Cakung Jakarta Timur yang berjumlah 15 orang.

2. Sampel

Sampel merupakan sebagian berasal populasi yang akan kita jadikan

sebagai data untuk diteliti, artinya tidak ada sampel bila tidak ada populasi.

(Mia Kusumawati, 2015). Sampel diambil dengan menggunakan metode total

sampling, berjumlah 15 orang.


30

D. Langkah – langkah Penelitian

Langkah – langkah penelitian :

Gambar 3.1
Langkah - langkah penelitian
Sumber : (Arikunto, 2010)
31

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang dipilih pada penelitian ini adalah dengan

menggunakan tes langsung dengan acuan tes dan pengukuran olahraga adapun butir

tes tersebut adalah :

Tes kondisi fisik yang diuji pada atlet yaitu atlet yang berkompetisi pada

kategori tanding dan seni tunggal. Tujuan tes ini adalah mengukur sejauh mana

kondisi fisik atlet pencak silat tersebut.

1. Butir tes yang akan diberikan pada atlet terdiri dari :

a. Tes Bleep test

b. Tes Baring Duduk (Sit Up)

c. Tes Loncat Tegak (Vertical Jump)

d. Tes Push Up

e. Tes Kecepatan 30 meter

f. Tes Shuttle Run

g. Tes Kelentukan

2. Alat dan Fasilitas

a. Stopwatch

b. Matras

c. Lapangan / lintasan lari

d. Peluit

e. Meteran dan tepung untuk loncat tegak

f. Pengeras Suara (Speaker)


32

g. Kapur

h. Cones

i. Isolasi hitam

j. Penghapus

k. Formulir dan alat tulis

3. Petunjuk Pelaksanaan

a. Peserta

1) Tes ini banyak membutuhkan tenaga, oleh sebab itu peserta

benar – benar dalam keadaan sehat dan siap untuk

melaksanakan tes kondisi fisik.

2) Diharapkan peserta sudah makan sedikitnya dua jam sebelum

melaksanakan tes.

3) Disarankan peserta menggunakan pakaian olahraga dan

bersepatu olahraga.

4) Hendaknya mengerti dan memahami cara melaksanakan tes

kondisi fisik.

5) Sebelum melaksanakan tes ini, peserta diharapkan melakukan

pemanasan (warming up) terlebih dahulu.

6) Jika tidak dapat melakukan salah satu butir tes atau lebih dari

yang sudah ditentukan maka dinyatakan gagal / tidak

mendapatkan nilai.
33

b. Petugas

1) Petugas diharapkan memberikan pemanasan (warming up)

terlebih dahulu.

2) Memberikan peserta kesempatan untuk mencoba gerakan butir

tes yang telah ditentukan.

3) Petugas diharapkan memperhatikan perpindahan pelaksanaan

butir satu ke butir yang lainnya secepat mungkin

4) Bagi peserta yang tidak dapat melakukan satu butir tes atau

lebih tidak diberi nilai

5) Untuk mencatat hasil tes dapat menggunakan formulir perorang

atau kelompok

4. Penjelasan Pelaksanaan Tes

1. Bleep Test (Lubis, 2016)

a. Tujuan tes ini untuk mengukur kapasitas paru – paru

seseorang

b. Alat dan Fasilitas :

1) Meteran

2) Lintasan Datar (20 meter)

3) Rekaman bleep test dan speaker

4) Cones
34

c. Pelaksanaan

Panjang lintasan 20 meter dan diberi tanda pada ujung

lintasan, peserta menempuh jarak 20 meter setelah ada tanta

“tut” dan kembali ke ujung satunya setelah tanda “tut”

berikutnya. Kecepatan kedua tahap 2 dan seterusnya.

d. Penilaian

Atlet melakukan semaksimal mungkin, jumlah

terbanyak dari level dan balikan sempurna yang berhasil

diperoleh dicatat Pria (nilai dalam ml/kg/mnt)

Tabel 3.1 Norma Tes Bleep

Di bawah Di atas
Usia Jelek Rata – rata excellent superior
rata – rata rata – rata
13 – 19 <35.0 35.0 – 39.9 40.5 – 50.9 45.2 – 50.9 51.0 – 55.9 >55.9
20 – 29 <33.0 33.0 – 39.2 39.9 – 43.3 43.9 – 48.7 49.3 – 52.5 >52.6
30 - 39 <31.5 31.5 – 38.4 38.5 – 41.8 42.4 – 47.4 48.0 – 51.4 >51.6
Sumber : (Lubis, 2016)
35

Gambar 3.2
Form Level Bleep Test
Sumber : (Ismiyarti, 2006)

2. Tes Baring Duduk (Sit Up) (Widiastuti, 2017)

a. Tujuan tes ini adalah untuk mengetahui kemampuan otot

perut pada atlet pencak silat.

b. Alat dan fasilitas

1) Matras

2) Stopwatch

c. Pelaksanaan

Atlet dengan sikap telentang dan membengkokan lutut dan

tangan berada menempel telinga, melakukan gerakan baring

duduk (sit up) dengan cara menyentuh siku ke lutut, tes ini

dilakukan selama 60 detik.


36

d. Penilaian

Skor diperoleh dengan banyaknya repetisi atau ulangan

yang dilakukan oleh atlet dan apabila siku tidak menyentuh

lutut maka tidak dihitung repetisinya, setiap atlet diberikan

kesempatan 2 kali.

Tabel 3.2
Norma tes baring
duduk
Laki - laki Kriteria Perempuan
>41 Sangat Baik >28
30 – 40 Baik 20 – 28
21 – 29 Sedang 10 – 19
10 – 20 Kurang 3–9
<10 Sangat Kurang <3
Sumber : (Lubis, 2016)

Gambar 3.3
Tes baring duduk (sit up)
Sumber : (Widiastuti, 2017)
37

3. Tes Loncat Tegak (Vertical Jump) (Lubis, 2016)

a. Tujuan tes ini adalah untuk mengetahui atau mengukur

daya ledak otot tungkai atlet pencak silat.

b. Alat dan fasilitas

1) Dinding

2) Meteran

3) Tepung

4) Lakban hitam

5) Tepung atau serbuk kapur

c. Pelaksanaan

Atlet berdiri dengan kedua kaki selebar bahu menghadap

ke samping tembok yang terdapat lakban hitam sebagai

pengukur untuk loncat tegak, kemudian petugas mengukur

ketinggan awal yaitu (A) dengan menandai menggunakan

tepung dan tangan lurus kearah atas, kemudian atlet melakukan

lompatan yaitu (B) menggunakan tepung.

d. Penilaian

Skor diperoleh dengan cara skor lompatan yaitu (B)

dikurangi dengan ketinggian awal yaitu (A).


38

Tabel 3.3
Norma tes loncat
tegak
Laki - laki Kriteria Perempuan
>70 Baik sekali >60
61 – 70 Baik 51 – 60
51 – 60 Di atas rata – rata 41 – 50
41 – 50 Sedang 31 – 40
31 – 40 Di bawah rata – rata 21 – 30
21 – 30 Kurang 11 – 20
<21 Sangat kurang <11
Sumber : (Lubis, 2016)

Gambar 3.4
Tes loncat tegak (Vertical Jump)
Sumber : (Widiastuti, 2017)
4. Tes Push Up (Widiastuti, 2017)

a. Tujuan tes ini adalah untuk mengukur kekuatan otot lengan

atlet pencak silat.

b. Alat dan fasilitas

1) Matras
39

2) Stopwatch

c. Pelaksanaan

Atlet dengan sikap telungkup dan menempatkan tangan di

lantai tepatnya dibawah dada. Kemudian pada aba – aba ‘ya’

atlet melakukan push up hingga lengan lurus dan seluruh tubuh

tetap lurus. Tes ini dilakukan selama 60 detik dan repetisi

sebanyak – banyaknya.

d. Penilaian

Skor diperoleh dengan banyaknya repetisi yang dilakukan

oleh atlet dan apabila siku tidak lurus lagi maka tidak dihitung

pengulangannya, setiap calon diberi kesempatan 2 kali.

Tabel 3.4
Norma tes Push up
Laki - laki Kriteria Perempuan
>46 Sangat baik >35
36 – 46 Baik 25 – 35
26 – 35 Sedang 15 – 24
16 – 25 Kurang 5 – 14
<16 Sangat kurang <5
Sumber : Johansyah Lubis dan Hendro Wardoyo(2016 : 191)
40

Gambar 3.4
Tes Push Up
Sumber : (Widiastuti, 2017)

5. Tes Kecepatan 30 meter (Lubis, 2016)

a. Tujuan tes ini adalah untuk mengukur kecepatan berlari

maksimal atlet pencak silat

b. Alat dan fasilitas

1) Lintasan 30 meter

2) Stopwatch

3) Pluit

4) Cones

c. Pelaksanaan

Atlet berdiri dibelakang garis atau batas cones dengan

sikap start melayang, saat aba – aba ‘ya’ atlet berlari secepat

cepatnya sampai melewati garis finish.


41

d. Penilaian

Skor diperoleh dengan catatan waktu yang tercepat mulai

dari aba – aba ‘ya’ hingga finish. Setiap atlet diberi kesempatan

3 kali pengulangan dan akan diambil waktu terbaik.

Tabel 3.5
Norma tes kecepatan 30 meter.
Jenis
Baik sekali Baik Cukup Sedang Kurang
Kelamin
Pria <4.0 4.2 – 4.0 4.4 – 4.3 4.6 – 4.5 >4.6
Wanita <4.5 4.6 – 4.5 4.8 – 4.7 5.0 – 4.9 >5.0
Sumber : Widiastuti (2015 : 127)

Gambar 3.6
Tes kecepatan 30meter
Sumber : (Safitri, 2013 : 31)

6. Tes Shuttle Run (Lubis, 2016)

a. Tujuan tes ini adalah untuk mengukur bagaimana

koordinasi kecepatan dan kelincahan atlet pencak silat.


42

b. Alat dan fasilitas

1) Cones

2) Stopwatch

3) Lintasan Lari 5 meter × 5 meter

c. Pelaksanaan

Atlet berdiri pada garis start A, dengan sikap start

melayang dan pada saat aba – aba ‘ya’ atlet berlari secepat

mungkin hingga melewati garis B dan kembali ke garis start

hingga sebanyak 3 kali

d. Penilaian

Skor diperoleh dengan catatan waktu yang tercepat mulai

dari aba – aba ‘ya’ hingga selesai, setiap atlet diberikan 3

kesempatan dan akan diambil waktu yang terbaik.

Tabel 3.6
Norma Tes Shuttle
Run
Kategori Putra Putri
Baik Sekali <12.10 <12.42
Baik 12.11 – 13.53 12.43 – 14.09
Sedang 12.11 – 14.96 14.10 – 15.74
Kurang 14.98 – 16.39 15.75 – 17.39
Kurang Sekali >16.40 >17.40

Sumber : Perkembangan Olahraga Terkini


43

Gambar 3.7
Lintasan Shuttle Run
Sumber : (Lubis, 2016)

7. Tes Statis Kelentukan (Lubis, 2016)

a. Tujuan tes ini adalah untuk mengukur kemampuan

kelentukan tubuh seorang atlet pencak silat

b. Alat dan fasilitas

1) Penggaris

2) Matras

3) Formulir dan alat tulis

c. Pelaksanaan

Atlet dalam posisi telungkup kedua tangan dibelakang paha

dan ujung kaki lurus. Atlet mengangkat kepala dan badannya.

Kemudian ditahan sebentar untuk diukur dari jarak lantai

hingga dagu dengan penggaris


44

d. Penilaian

Skor diambil dari jarak lantai hingga dagu atlet tes

dilakukan dua kali dan diambil skor yang terbaik. Dalam

satuan cm.

Tabel 3.7
Norma Tes Kelentukan Statis
Kategori Laki – laki Perempuan
Sangat Baik >10.00 >9.75
Baik 8.00 – 10.00 7.75 – 9.75
Cukup 6.00 – 7.99 5.75 – 7.74
Kurang 3.00 – 5.99 2.00 – 5.74
Sangat Kurang <3.00 <2.00

Sumber : (Lubis, 2016)

Gambar 3.8

Tes Kelentukan Statis


Sumber : (Lubis, 2016)
45

F. Prosedur Analisis Data

Ada pula langkah yang ditempuh untuk menguji diterima atau ditolaknya dan

menjawab masalah maka digunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

Rumusan = P 𝑓𝑓 × 100 %
𝑛

P : Presentase Kegagalan atau Keberhasilan


f : Jumlah yang berhasil
n : Jumlah responde
100% : Bilangan tetap

Sumber : (Mia Kusumawati, 2015)


46

BAB IV

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

A. Deskripsi Data

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kondisi fisik Atlet

Perguruan Pencak Silat Gerak Satria Nusantara Cakung Jakarta Timur. Penelitian ini

dilakukan kepada 15 Atlet Perguruan Pencak Silat Tapak Pencak Silat Gerak Satria

Nusantara.

Penelitian ini melakukan pengumpulan data dengan instrumen yang terdiri dari :

1. Tes Bleep test

2. Tes Baring Duduk (Sit Up)

3. Tes Loncat Tegak (Vertical Jump)

4. Tes Push Up

5. Tes Kecepatan 30 meter

6. Tes Shuttle Run

7. Tes Statis Kelentukan

Tes ini digunakan untuk mengetahui Tingkat Kondisi Fisik Atlet Perguruan

Pencak Silat Gerak Satria Nusantara.

Berdasarkan dari hasil Tes Kondisi Fisik Atlet Perguruan Pencak Silat Gerak

Satria Nusantara rentang usia 12 hingga 15 tahun yang diperoleh melalui tes
47

langsung kepada sampel. Kemudian dilakukan analisis data dari setiap butir tes, maka

dari itu dapat di deskripsikan sebagai berikut.

1. Bleep Test

Hasil dari bleep test terhadap 15 orang atlet Perguruan Pencak Silat Pencak

Silat Gerak Satria Nusantara, rentang usia 12 hingga 15 tahun adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1
Hasil Bleep Test
Klasifikasi Jumlah Atlet Presentase

Baik Sekali 2 13%

Baik 0 0%

Sedang 0 0%

Kurang 3 20%

Kurang Sekali 10 67%

Jumlah 15 100%

Apabila digambarkan dalam diagram lingkaran adalah sebagai berikut :


48

Hasil Tes Bleep Baik Sekali


13%
Baik
0%
Sedang
0%
Kurang
Kurang Sekali 20%
67%

Gambar 4.1 Hasil bleep test

Dari data diatas hasil bleep test melalui tabel maupun diagram lingkaran

dinyatakan bahwa atlet perguruan pencak silat Gerak Satria Nusantara usia 12 hingga

16 tahun terdapat 2 atlet dengan persentase 13% dalam klasifikasi baik sekali, 3 atlet

dengan persentase 20% dalam klasifikasi sedang. 10 atlet dengan persentase 67%

dalam klasifikasi kurang sekali.

2. Tes Baring Duduk (Sit Up)

Hasil dari tes baring duduk terhadap 15 orang atlet Perguruan Pencak Silat

Gerak Satria Nusantara, rentang usia 12 hingga 15 tahun adalah sebagai berikut :
49

Tabel 4.2
Hasil Tes Baring Duduk
Klasifikasi Jumlah Atlet Presentase

Sangat baik 1 6%

Baik 4 27%

Sedang 10 67%

Kurang 0 0%

Sangat kurang 0 0%

Jumlah 15 100%

Apabila digambarkan dalam diagram lingkaran adalah sebagai berikut :

Kurang
Hasil Tes Baring Duduk Sekali 0%
Kurang 0% Baik Sekali 6%
Baik 27%
Sedang 67%

Gambar 4.2 Hasil tes sit up

Dari data diatas hasil tes baring duduk (sit up) melalui tabel maupun diagram

lingkaran dinyatakan bahwa atlet perguruan pencak silat Gerak Satria Nusantara usia
50

usia 12 hingga 16 tahun terdapat 1 atlet dengan persentase 6% dalam klasifikasi baik

sekali, 4 atlet dengan persentase 27% dalam klasifikasi baik, 10 atlet dengan

persentase 67% dalam klasifikasi sedang.

3. Tes Loncat Tegak (Vertical Jump)

Hasil dari tes loncat tegak terhadap 15 orang atlet Perguruan Pencak Silat

Gerak Satria Nusantara, rentang usia 12 hingga 15 tahun adalah sebagai berikut :

Tabel 4.3
Hasil Tes Loncat Tegak
Klasifikasi Jumlah Atlet Presentase

Baik Sekali 0 0%

Baik 2 13%

Sedang 4 27%

Kurang 9 60%

Kurang Sekali 0 0%

Jumlah 15 100%

Apabila digambarkan dalam diagram lingkaran adalah sebagai berikut :


51

Kurang
Sekali 0%
Hasil Tes Loncat Tegak Baik Sekali
Baik 0%
13%

Sedang
Kurang 27%
60%

Gambar 4.3 Hasil tes loncat tegak

Dari data diatas hasil tes loncat tegak (vertical jump) melalui tabel maupun

diagram lingkaran dinyatakan bahwa atlet perguruan pencak silat Gerak Satria

Nusantara usia 12 hingga 16 tahun terdapat 2 atlet dengan persentase 20% dalam

klasifikasi baik, 2 atlet dengan persentase 20% dalam klasifikasi sedang, 6 atlet

dengan persentase 60% dalam klasifikasi kurang.

4. Tes Push Up

Hasil dari tes push up terhadap 15 orang atlet Perguruan Pencak Silat Gerak

Satria Nusantara , rentang usia 12 hingga 15 tahun adalah sebagai berikut :


52

Tabel 4.4
Hasil Tes Push Up
Klasifikasi Jumlah Atlet Presentase

Sangat baik 0 0%

Baik 2 13%

Sedang 1 6%

Kurang 5 34%

Sangat kurang 7 47%

Jumlah 15 100%

Apabila digambarkan dalam diagram lingkaran adalah sebagai berikut :

Baik Sekali Hasil Tes Push Up Baik


0% 13%

Sedang
6%
Kurang Sekali
47%
Kurang
34%

Gambar 4.4 Hasil tes push up

Dari data diatas hasil tes push up melalui tabel maupun diagram lingkaran

dinyatakan bahwa atlet perguruan pencak silat Gerak Satria Nusantara usia 12 hingga

15 tahun terdapat 2 atlet dengan persentase 13% dalam klasifikasi baik, 1 atlet dengan
53

persentase 6% dalam klasifikasi sedang, 5 atlet dengan persentase 34% dalam

klasifikasi kurang, 7 atlet dengan persentase 47% dalam klasifikasi kurang sekali.

5. Tes Kecepatan 30 meter

Hasil dari tes kecepatan 30 meter terhadap 15 orang atlet Perguruan Pencak

Silat Gerak Satria Nusantara , rentang usia 12 hingga 15 tahun adalah sebagai berikut

Tabel 4.5
Hasil Tes Kecepatan 30 meter
Klasifikasi Jumlah Atlet Presentase

Baik sekali 0 0%

Baik 0 0%

Cukup 0 0%

Sedang 10 67%

Kurang 5 33%

Jumlah 15 100%

Apabila digambarkan dalam diagram lingkaran adalah sebagai berikut :


54

Baik Baik
Sekali 0% Hasil Tes Kecepatan 30 meter 0%
Sedang
0%

Kurang Sekali
33%
Kurang
67%

Gambar 4.5 Hasil tes kecepatan 30 meter

Dari data diatas hasil tes kecepatan 30 meter melalui tabel maupun diagram

lingkaran dinyatakan bahwa atlet perguruan pencak silat Gerak Satria Nusantara usia

12 hingga 15 tahun terdapat 10 atlet dengan persentase 67% dalam klasifikasi kurang,

5 atlet dengan persentase 33% dalam klasifikasi kurang sekali.

6. Tes Shuttle Run

Hasil dari tes shuttle run terhadap 15 orang atlet Perguruan Pencak Silat

Gerak Satria Nusantara , rentang usia 12 hingga 15 tahun adalah sebagai berikut :
55

Tabel 4.6
Hasil Tes Shuttle Run
Klasifikasi Jumlah Atlet Presentase

Baik Sekali 5 34%

Baik 6 40%

Sedang 3 20%

Kurang 1 6%

Kurang Sekali 0 0%

Jumlah 15 100%

Apabila digambarkan dalam diagram lingkaran adalah sebagai berikut :

Kurang
Kurang Hasil Tes Shuttle Run Sekali 0%
6%

Sedang Baik Sekali


20% 34%
Baik
40%

Gambar 4.6 Hasil tes shuttle run

Dari data diatas hasil tes shuttle run melalui tabel maupun diagram lingkaran

dinyatakan bahwa atlet perguruan pencak silat Gerak Satria Nusantara usia 12 hingga
56

15 tahun terdapat 5 atlet dengan persentase 34% dalam klasifikasi baik sekali, 6 atlet

dengan persentase 40% dalam klasifikasi baik. 3 atlet dengan persentase 20% dalam

klasifikasi sedang, 1 atlet dengan persentase 6% dalam klasifikasi kurang.

7. Tes Statis Kelentukan Tubuh Bagian Atas

Hasil dari tes kelentukan terhadap 15 orang atlet Perguruan Pencak Silat

Gerak Satria Nusantara , rentang usia 12 hingga 15 tahun adalah sebagai berikut :

Tabel 4.7
Hasil Tes Statis Kelentukan Tubuh Bagian Atas
Klasifikasi Jumlah Atlet Presentase

Sangat baik 15 100%

Baik 0 0%

Sedang 0 0%

Kurang 0 0%

Sangat kurang 0 0%

Jumlah 15 100%

Apabila digambarkan dalam diagram lingkaran adalah sebagai berikut :


57

Hasil Tes Kelentukan Tubuh Bagian Atas


Baik SekaliBaikSedangKurangKurang Sekali

0% 0% 0% 0%

100%

Gambar 4.7 Hasil tes kelentukan tubuh bagian atas

Dari data diatas hasil tes kelentukan tubuh bagian atas melalui tabel maupun

diagram lingkaran dinyatakan bahwa atlet perguruan pencak silat Gerak Satria

Nusantara usia 12 hingga 15 tahun terdapat 15 atlet dengan persentase 100% dalam

klasifikasi baik sekali.

B. Pembahasan

Berdasarkan data hasil penelitian yang sudah dipaparkan di atas, bahwa dari

hasil tes yang didapat perlu ada peningkatan dalam hal kondisi fisik, karena kondisi

fisik jelas dapat mempengaruhi saat atlet sedang melakukan pertandingan atau dalam

sesi latihan. Saat atlet mempunyai kondisi fisik dalam klasifikasi kurang, maka dapat

dipastikan atlet akan merasa cepat lelah dan hal tersebut dapat menyebabkan

hilangnya fokus saat pertandingan maupun latihan, dan memungkinkan tidak dapat

mengikuti pertandingan berikutnya. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Dini

Agustin dan Soni Sulistyarto mengungkapkan bahwa setiap orang mempunyai

komponen fisik yang berbeda dengan orang lain, karena kondisi fisik penting dalam
58

berolahraga dan kondisi fisik berpengaruh pada kesehatan. Dengan kondisi fisik yang

bagus seseorang akan terjauh dari penyakit, dan dalam kondisi fisik yang prima agar

mampu melakukan aktifitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan. (Agustin and

Sulistyarto, 2019)

Selain itu penelitian ini telah mendapatkan hasil yaitu, dalam bleep test, hanya

2 atlet saja yang termasuk dalam klasifikasi baik sekali, adapun 3 atlet termasuk

kategori kurang dan sisanya masuk dalam klasifikasi kurang sekali, hal ini merupakan

acuan untuk melatih kapasitas paru – paru (VO2MAX) untuk atlet lainnya, begitu

pula pada instrumen selanjutnya, untuk lebih singkatnya hasil tes keseluruhan akan

dimasukan dalam tabel.

Dari buku dengan judul Pembentukan Kondisi Fisik ditulis oleh Dr. Bafirman

dan Dr. Asep Sujana Wahyuri, menurut Bompa 1990 Pembentukan kondisi fisik

adalah komponen yang dasar disamping persiapan teknik, taktik, dan mental dalam

berbagai cabang olahraga. Persiapan kondisi fisik, teknik, taktik, dan kejiwaan

merupakan faktor yang saling berhubungan satu sama lain (Bafirman & Asep, 2019).
59

Tabel 4.8
Hasil tes keseluruhan

Klasifikasi BS B S K KS

Bleep Test 2 0 0 3 10

Sit Up 1 4 10 0 0

Vertical Jump 0 2 4 9 0

Push Up 0 2 1 5 7

Kecepatan 30m 0 0 0 10 5

Kelentukan Atas 15 0 0 0 0

Shuttle Run 5 6 3 1 0

Hasil 24 14 18 28 22

Jumlah Keseluruhan 15 Atlet

Keterangan :

BS : Baik Sekali
B : Baik
S : Sedang
K : Kurang
KS : Kurang Sekali
60

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Setelah dilakukan analisis data penelitian tentang kondisi fisik pada atlet

perguruan Pencak Silat Gerak Satria Nusantara rentang usia 12 hingga 15 tahun dan

berjumlah 15 atlet maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu :

1. Kondisi VO2MAX atlet adalah 13% dalam klasifikasi baik sekali, 20%

dalam klasifikasi sedang, dan 67% dalam klasifikasi kurang sekali.

2. Kondisi kekuatan otot perut adalah 6% dalam klasifikasi baik sekali, 27%

dalam klasifikasi baik, dan 67% dalam klasifikasi sedang.

3. Kondisi daya ledak otot tungkai adalah 13% dalam klasifikasi baik 27%

dalam klasifikasi sedang, dan 60% dalam klasifikasi kurang.

4. Kondisi kekuatan otot lengan adalah 13% dalam klasifikasi baik, 6% dalam

klasifikasi sedang, 34% dalam klasifikasi kurang, dan 47% dalam

klasifikasi kurang sekali.

5. Kondisi kecepatan atlet adalah 67% dalam klasifikasi kurang dan 33%

dalam kondisi kurang sekali

6. Kondisi kelincahan atlet adalah 34% dalam klasifikasi baik sekali, 40%

dalam klasifikasi baik, 20% dalam klasifikasi sedang, dan 6% dalam

klasifikasi kurang.

60
61

7. Kondisi kelentukan tubuh atlet adalah 100% dalam klasifikasi baik sekali.

B. Saran

Berdasarkan simpulan di atas maka saran yang dapat peneliti berikan antara lain

1. Meningkatkan latihan seperti VO2MAX, daya ledak otot tungkai

(power), kekuatan otot lengan, kecepatan, dan koordinasi antara daya

ledak dan daya tahan otot tungkai.

2. Pertahankan apa yang sudah masuk dalam klasifikasi sedang hingga

baik sekali, dengan pola latihan yang konsisten, istirahat yang cukup,

dan menjaga asupan makanan

61
62

DAFTAR PUSTAKA

Agustin, D., & Sulistyarto, S. (2019). Analisis Kondisi Fisik Atlet Putra Floorball

Universitas Negeri Surabaya. JOSSAE : Journal of Sport Science and Education,

3(2), 81. https://doi.org/10.26740/jossae.v3n2.p81-93

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta.

Arizal, Y., & Lesmana, H. S. (2019). Pengaruh Latihan Plyometric terhadap

Ketangguhan Smash Bolavoli. Jurnal Patriot, 2(5), 1124–1138.

Candra, J. (2021). Pencak Silat. Deepublish.

Hambali, S., Sundara, C., & Meirizal, Y. (2020). Kondisi Fisik Atlet Pencak Silat

Pplp Jawa Barat. Multilateral Jurnal Pendidikan Jasmani Dan Olahraga,

19(1), 74–

82. https://doi.org/10.20527/multilateral.v19i1.8217

Haqiyah, A. (2020). Pencak Silat. PT. Raja Grafindo

Persada.

HB, B., & Wahyuri, A. S. (2019). Pembentukan Kondisi Fisik. PT.RajaGrafindo

Persada.

Ihsan, N., Yulkifli, Y., & Yohandri, Y. (2018). Instrumen Kecepatan Tendangan

Pencak Silat Berbasis Teknologi. Jurnal Sosioteknologi, 17(1), 124–131.

https://doi.org/10.5614/sostek.itbj.2018.17.1.12

Iskandar, T. (2015). Hubungan antara Daya Ledak Otot Tungkai, Kelentukan

Punggung dan Motivasi Belajar Pada Kemampuan lompat tinggi Gaya Flop.

Journal Motion, VI(2), 163–173.

http://jurnal.unismabekasi.ac.id/index.php/motion/article/view/505/402

Iskandar, T. (2017). Hubungan Antara Keseimbangan dan Kelincahan Terhadap


63

Keterampilan Menggiring Bola. Jurnal Motion, VIII(2), 182–190.

Iskandar, T. (2019). Perbandingan Antara Interval Training Dengan Fartlek Terhadap

Daya Tahan Atlet Futsal U-16 Ranggon Dalam Liga Assosiasi Akademi Futsal

Indonesia 2018. Jurnal Olahraga. https://doi.org/10.37742/jo.v5i1.89

Ismiyarti. (2006). Tes dan Pengukuran Olahraga. Universitas 11 Maret.

Lubis, Johansyah, & Hendro, W. (2014). Pencak Silat. PT. Raja Grafindo

Persada. Lubis, J. (2016). Pencak Silat Edisi Ketiga. PT.RajaGrafindo Persada.

Mia, K. (2015). Penelitian Pendidikan Penjas. Equator.

Mirfen, R. Y. (2018). Tinjauan Tingkat Kondisi Fisik Atlet Pencak Silat. Jurnal Patriot,

10(9), 278–284.

Moh. Nur Kholis. (2016). Aplikasi Nilai-Nilai Luhur Pencak Silat Sarana Membentuk

Moralitas Bangsa. Jurnal Sportif, 2(2), 76–84.

https://doi.org/10.29407/js_unpgri.v2i2.508

Mylsidayu, A. (2015). Ilmu Kepelatihan Dasar.

Alfabeta. Mylsidayu, A. (2016). Ilmu Kepelatihan.

Equator.

Nurzaman, M. (2017). Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Dan Konvensional

Terhadap Pembentukan Self-Esteem. JUARA : Jurnal Olahraga, 2(2), 151.

https://doi.org/10.33222/juara.v2i2.42

Rachmansyah, E. (2014). AD-ART Persaudaraan Pencak Silat Gerak Satria


Nusantara.

Pradana, S. W. K. C., & Nurkholis. (2019). Kontribusi Tinggi Badan, Panjang

Lengan, Keseimbangan, Konsentrasi Dan Persepsi Kinestetik Terhadap

Ketepatan Shooting Pada Olahraga Petanque. Jurnal Prestasi Olahraga,

2(1), 1–5.
64

https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-prestasi-

olahraga/article/view/26919

Ridwan, M. (2020). Kondisi Fisik Pemain Sekolah Sepakbola (SSB). Performance

Jurnal, 5(1), 92–1000.

Rosyid, A., & Hartoyo, E. (2015). Survei Pembinaan Pencak Silat Di Perguruan

Pencak Silat Se-Kabupaten Wonogiri Tahun 2013/2014. E-Jurnal Physical

Education, Sport(Health and Recreation), 2246–2250.

Safitri, S. M. (2013). Pengaruh Permainan Tradisional Terhadap Kemampuan

Agilitas Dan Kecepatan Anak Di SDN Bojong Bandung. 22–35.

Saifullah, A., Nur Kholis, M., & Sukmana, A. A. (2020). Analisis Tingkat Kondisi

Fisik Atlet Pencak Silat Pagar Nusa Rayon Pp Rodlotul Chikmah Kabupaten

Nganjuk Tahun 2020. Motion: Jurnal Riset Physical Education, 11(1), 67–76.

Subarjah, H. (2004). Latihan Kondisi Fisik.

Subramaniam, S. M. (2016). Profil Psikologi Atlet Berpasukan Kriket Wanita Malaysia.

Movement, Health & Exercise. https://doi.org/10.15282/mohe.v5i2.120

Sukardi. (2019). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya Edisi

Revisi. Bumi Aksara.

Sumantri, R. J., & Nasuka, S. (2016). Pengaruh Media Gaya Mengajar Latihan dan

Tingkat Motor Educability Terhadap Hasil Belajar Pencak Silat. Journal of

Physical Education and Sports, 5(2), 127–133.

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jpes%0APENGARUH

Syamsiah, S., Purnomo, E., & Gustian, U. (2020). Pengembangan Alat Latihan

Tangkapan Pencak Silat. Jurnal Ilmu Keolahragaan, III, 140–148.


65

http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jilo

Syarifudin, M. B. (2018). Indonesia performance journal. 2(2), 74–79.

Tangkudung, J., & Mylsidayu, A. (2015). Mental Training (Issue February).

https://doi.org/10.1159/000421153

Wicaksana, F. D., & Wahyudi, A. R. (2021). Analisis Kondisi Fisik Atlet Perguruan

Pencak Silat Jokotole Ranting Kraton Pada Saat Pandemi Covid-19. Jurnal

Prestasi Olahraga, 4(4), 36–45. https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-

prestasi-olahraga/article/view/38859

Widiastuti. (2017). Tes dan Pengukuran Olahraga.

Yarmani, Y., & Japriansyah, Z. (2017). Kontribusi Daya Ledak Otot Tungkai Dan

Kelentukan Terhadap Tendangan Belakang Pada Pesilat Padepokan Pencak Silat

Bengkulu. Kinestetik : Jurnal Ilmiah Pendidikan Jasmani, 1(2), 101–105.

https://doi.org/10.33369/jk.v1i2.10925

Zafar, D. (2019). Latihan Kondisi Fisik.

Zhannisa, U. H., Royana, I. F., Prastiwi, B. K., & Pratama, D. S. (2018). Analisis

kondisi fisik tim bulutangkis Universitas PGRI Semarang. Journal Power Of

Sports, 1(2), 30. https://doi.org/10.25273/jpos.v1i2.2523


DATAR RIWAYAT HIDUP

Bayu Setiadi adalah nama lahir pada tanggal 03 Juli 1997

di Jakarta. Beragama Islam, Merupakan anak ke 3 dari 3

bersaudara, Bapak Kamarlis Ade dan Ibu Alm. Murti

memulai Pendidikan pada tahun 2003 di Sekolah Dasar

Negeri 12 Cakung Barat memperoleh ijazah tahun 2009

kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri 144 Jakarta selesai

pada tahun 2012, meneruskan Pendidikan ke Sekolah Menengah Atas Riset dan

Teknologi Jaya Raya dan selesai pada tahun 2015. Pada tahun 2018 penulis

terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Islam “45” Bekasi Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi.


UNIVERSITAS ISLAM "45" BEKASI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Jl. Cut Meutia no.83 Bekasi 17113
Telp :(021) 8820383, 8801027,8802015,8808851 Ext. 146-147 Fax : (021) 8801192

SURAT KEPUTUSAN DEKAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
NOMOR : 288 / SK.01/ E-DK / V / 2022
TENTANG
PENETAPAN PEMBIMBING PENULISAN SKRIPSI
DEKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM "45" BEKASI
Menimbang : 1.
Bahwa penyelesaian akhir program mahasiswa jenjang pendidikan S1 untuk Jurusan
Pendidikan Jasmani dilakukan penulisan skripsi.
2.
Bahwa untuk kelancaran penulisan, perlu untuk rnenetapkan pembimbing penulisan

Mengingat : 1.
Undang-undang Nornor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2.
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi.
3.
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 066/V/1994,tentang Pedoman
Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan penilaian hasil belajar.
4.
Kurikulum Jurusan Pendidikan Jasmani Program Studi Pendidikan Jasmani

Memperhatikan : a. Rapat Koordinasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


b. Rekomendasi Seminar Proposal Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani
MEMUTUSKAN

Menetapkan : Mengangkat Saudara


: Andini Dwi Intani, M.Or

Pertama : Sebagai Dosen Pembimbing Skripsi


Nama : Bayu Setiadi
NPM : 41182191180224
Analisis Tingkat kondisi Fisik Atlet Pemula Perguruan Pencak Silat Gerak Satria Nusantara
Jakarta Timur

Kedua
: Surat Keputusan berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai dengan akhir semester Ganjil T.A. 2022/2023

Ketiga
: Mahasiswa yang tidak dapat menyelesaikan skripsi sampai dengan batas akhir tanggal tersebut di
atas, maka keputusan ini tidak berlaku lagi dan biaya bimbingan dinyatakan habis terpakai.
Keempat
: Mahasiswa yang akan melanjutkan skripsi diharuskan membayar bimbingan sebesar ketentuan
yang berlaku.
Kelima
: Apabila terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana

DITETAPKAN DI : Bekasi
TANGGAL : 31 Mei 2022

Yudi Budianti, M.Pd


Dekan
Tembusan : Yth.
1. Direktur DAPA UNISMA Bekasi
2. Dosen Pembimbing
3. Arsip
PENGURUS PUSAT
PPS. GERAK SATRIA NUSANTARA
Jl. Balai Rakyat RT.009 RW.001 N0.133 Kelurahan Cakung Timur
Kecamatan Cakung Kota Administrasi Jakarta Timur Kode POS 13910
Provinsi DKI Jakarta
No.Telp 081290409624 Youtube : GerakSatriaNusantara_GSN

SURAT KETERANGAN
Nomor : 001/SUKET/PPS.GSN/VII/2022

Yang bertanda tangan dibawah ini, Ketua Cabang Jakarta Timur PPS Gerak Satria Nusantara.
Nama : Ponco Ragil Saputro
NIP : 004.050114
Jabatan : Ketua Cabang Jakarta Timur
Unit Kerja : PPS Gerak Satria Nusantara Cabang Jakarta Timur

Menerangkan dengan sesungguhnya, bahwa :

Nama : Bayu Setiadi


NPM : 41182191180224
Judul Skripsi : “Analisis Tingkat Kondisi Fisik Atlet Pemula Perguruan
Pencak Silat Gerak Satria Nusantara Jakarta Timur”

Telah melaksanakan penelitian skripsi di Persaudaraan Pencak Silat Gerak Satria Nusantara
Cabang Jakarta Timur pada bulan Juni – Juli 2022. Demikian surat keterangan ini dibuat untuk
dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, 29 Juli 2022 Ketua


Cabang Jakarta Timur

Ponco Ragil Saputro


NIP : 004.050114
72

Lampiran 6
Hasil Analisis Atlet Persaudaraan Pencak Silat Gerak Satria Nusantara Jakarta Timur
Loncat
Baring Push Lari
No Nama Bleep Tegak Shuttle Statis ket
Duduk Up Kecepatan
test (Vertical Run Kelentukan
Sit Up 30 meter
Jump)
1 Naufal Afkar(Tanding) 51 38 72 36 5 10 12.80 cm
2 Chelsea Ameera Qiany (Tanding) 35 26 21 20 4.6 11 11.50 cm
3 Dafa Rafif Arkhan (Tanding) 20 22 41 25 5 12 11.45 cm
4 Davni Rayna Dira (Tanding) 10 15 22 13 4.6 13 10.66 cm
5 Fitrah Ramadhan (Tanding) 10 26 44 23 5 13 10.24 cm
6 Faris Alfatih Hudin (Tanding) 10 12 21 15 5 14 10.24 cm
7 Fairuz Zalfa Aulia (Tanding) 20 11 22 5 6 15 10.56 cm
8 Arsyila Romeesa Farzana (Tunggal) 51 30 61 26 4.6 11 12.60 cm
9 Fadiyatussoliha (Tunggal) 35 22 22 14 4.6 13 10.78 cm
10 Faeyza Rosyad Hanifan (Tunggal) 35 25 50 24 5 11 10.67 cm
11 Muhammad Ihsan Nurrohim (Tunggal) 15 25 49 15 5 13 10.50 cm
12 Faqih Elfarizqi (Tunggal) 13 26 24 14 5 13 10.66 cm
13 Nadia Azzahra Bahri (Tunggal) 13 26 22 5 6 13 10.52 cm
14 Rezqiano Abqary Fauzi (Tunggal) 12 27 26 14 6 13 10.45 cm
15 Zuhayr Rafaat Muraj (Tunggal) 11 22 25 14 6 17 10.11 cm
73

1. Bleep test

No Nama Hasil Keterangan

1 Naufal Afkar(Tanding) 51 Sangat baik


2 Chelsea Ameera Qiany (Tanding) 35 Kurang
3 Dafa Rafif Arkhan (Tanding) 20 Kurang Sekali
4 Davni Rayna Dira (Tanding) 10 Kurang Sekali
5 Fitrah Ramadhan (Tanding) 10 Kurang Sekali
6 Faris Alfatih Hudin (Tanding) 10 Kurang Sekali
7 Fairuz Zalfa Aulia (Tanding) 20 Kurang Sekali
8 Arsyila Romeesa Farzana (Tunggal) 51 Sangat baik
9 Fadiyatussoliha (Tunggal) 35 kurang
10 Faeyza Rosyad Hanifan (Tunggal) 35 Kurang Sekali
11 Muhammad Ihsan Nurrohim (Tunggal) 15 Kurang Sekali
12 Faqih Elfarizqi (Tunggal) 13 Kurang Sekali
13 Nadia Azzahra Bahri (Tunggal) 13 Kurang Sekali
14 Rezqiano Abqary Fauzi (Tunggal) 12 Kurang Sekali
15 Zuhayr Rafaat Muraj (Tunggal) 11 Kurang Sekali
74

2. Baring duduk (Sit Up)

No Nama Hasil Keterangan

1 Naufal Afkar(Tanding) 38 Baik


2 Chelsea Ameera Qiany (Tanding) 26 Baik
3 Dafa Rafif Arkhan (Tanding) 22 Sedang
4 Davni Rayna Dira (Tanding) 15 Sedang
5 Fitrah Ramadhan (Tanding) 26 Sedang
6 Faris Alfatih Hudin (Tanding) 12 Sedang
7 Fairuz Zalfa Aulia (Tanding) 11 Sedang
8 Arsyila Romeesa Farzana (Tunggal) 30 Sangat baik
9 Fadiyatussoliha (Tunggal) 22 Baik
10 Faeyza Rosyad Hanifan (Tunggal) 25 Sedang
11 Muhammad Ihsan Nurrohim (Tunggal) 25 Sedang
12 Faqih Elfarizqi (Tunggal) 26 Sedang
13 Nadia Azzahra Bahri (Tunggal) 26 Baik
14 Rezqiano Abqary Fauzi (Tunggal) 27 Sedang
15 Zuhayr Rafaat Muraj (Tunggal) 22 Sedang
75

3. Tes Loncat Tegak (Vertical Jump)

No Nama Hasil Keterangan

1 Naufal Afkar(Tanding) 72 Baik


2 Chelsea Ameera Qiany (Tanding) 21 Kurang
3 Dafa Rafif Arkhan (Tanding) 41 Sedang
4 Davni Rayna Dira (Tanding) 22 Kurang
5 Fitrah Ramadhan (Tanding) 44 Sedang
6 Faris Alfatih Hudin (Tanding) 21 Kurang
7 Fairuz Zalfa Aulia (Tanding) 22 Kurang
8 Arsyila Romeesa Farzana (Tunggal) 61 Baik
9 Fadiyatussoliha (Tunggal) 22 Kurang
10 Faeyza Rosyad Hanifan (Tunggal) 50 Sedang
11 Muhammad Ihsan Nurrohim (Tunggal) 49 Sedang
12 Faqih Elfarizqi (Tunggal) 24 Kurang
13 Nadia Azzahra Bahri (Tunggal) 22 Kurang
14 Rezqiano Abqary Fauzi (Tunggal) 26 Kurang
15 Zuhayr Rafaat Muraj (Tunggal) 25 Kurang
76

4. Tes Push Up

No Nama Hasil Keterangan

1 Naufal Afkar(Tanding) 36 Baik


2 Chelsea Ameera Qiany (Tanding) 20 Sedang
3 Dafa Rafif Arkhan (Tanding) 25 Kurang
4 Davni Rayna Dira (Tanding) 13 Kurang
5 Fitrah Ramadhan (Tanding) 23 Kurang
6 Faris Alfatih Hudin (Tanding) 15 Sangat kurang
7 Fairuz Zalfa Aulia (Tanding) 5 Sangat kurang
8 Arsyila Romeesa Farzana (Tunggal) 26 Baik
9 Fadiyatussoliha (Tunggal) 14 Kurang
10 Faeyza Rosyad Hanifan (Tunggal) 24 Kurang
11 Muhammad Ihsan Nurrohim (Tunggal) 15 Sangat kurang
12 Faqih Elfarizqi (Tunggal) 14 Sangat kurang
13 Nadia Azzahra Bahri (Tunggal) 5 Sangat kurang
14 Rezqiano Abqary Fauzi (Tunggal) 14 Sangat kurang
15 Zuhayr Rafaat Muraj (Tunggal) 14 Sangat kurang
77

5. Lari Kecepatan 30 meter

No Nama Hasil Keterangan

1 Naufal Afkar(Tanding) 5 Sedang


2 Chelsea Ameera Qiany (Tanding) 4.6 Sedang
3 Dafa Rafif Arkhan (Tanding) 5 Sedang
4 Davni Rayna Dira (Tanding) 4.6 Sedang
5 Fitrah Ramadhan (Tanding) 5 Sedang
6 Faris Alfatih Hudin (Tanding) 5 Kurang
7 Fairuz Zalfa Aulia (Tanding) 6 Kurang
8 Arsyila Romeesa Farzana (Tunggal) 4.6 Sedang
9 Fadiyatussoliha (Tunggal) 4.6 Sedang
10 Faeyza Rosyad Hanifan (Tunggal) 5 Sedang
11 Muhammad Ihsan Nurrohim (Tunggal) 5 Sedang
12 Faqih Elfarizqi (Tunggal) 5 Sedang
13 Nadia Azzahra Bahri (Tunggal) 6 Kurang
14 Rezqiano Abqary Fauzi (Tunggal) 6 Kurang
15 Zuhayr Rafaat Muraj (Tunggal) 6 Kurang
78

6. Shuttle Run

No Nama Hasil Keterangan

1 Naufal Afkar(Tanding) 10 Baik sekali


2 Chelsea Ameera Qiany (Tanding) 11 Baik sekali
3 Dafa Rafif Arkhan (Tanding) 12 Baik sekali
4 Davni Rayna Dira (Tanding) 13 Baik
5 Fitrah Ramadhan (Tanding) 13 Baik
6 Faris Alfatih Hudin (Tanding) 14 sedang
7 Fairuz Zalfa Aulia (Tanding) 15 sedang
8 Arsyila Romeesa Farzana (Tunggal) 11 Baik sekali
9 Fadiyatussoliha (Tunggal) 13 Baik
10 Faeyza Rosyad Hanifan (Tunggal) 11 Baik sekali
11 Muhammad Ihsan Nurrohim (Tunggal) 13 Baik
12 Faqih Elfarizqi (Tunggal) 13 Baik
13 Nadia Azzahra Bahri (Tunggal) 13 Baik
14 Rezqiano Abqary Fauzi (Tunggal) 13 sedang
15 Zuhayr Rafaat Muraj (Tunggal) 17 kurang
79

7. Tes Statis Kelentukan

No Nama Hasil Keterangan

1 Naufal Afkar(Tanding) 12.80 cm Sangat baik


2 Chelsea Ameera Qiany (Tanding) 11.50 cm Sangat baik
3 Dafa Rafif Arkhan (Tanding) 11.45 cm Sangat baik
4 Davni Rayna Dira (Tanding) 10.66 cm Sangat baik
5 Fitrah Ramadhan (Tanding) 10.24 cm Sangat baik
6 Faris Alfatih Hudin (Tanding) 10.24 cm Sangat baik
7 Fairuz Zalfa Aulia (Tanding) 10.56 cm Sangat baik
8 Arsyila Romeesa Farzana (Tunggal) 12.60 cm Sangat baik
9 Fadiyatussoliha (Tunggal) 10.78 cm Sangat baik
10 Faeyza Rosyad Hanifan (Tunggal) 10.67 cm Sangat baik
11 Muhammad Ihsan Nurrohim (Tunggal) 10.50 cm Sangat baik
12 Faqih Elfarizqi (Tunggal) 10.66 cm Sangat baik
13 Nadia Azzahra Bahri (Tunggal) 10.52 cm Sangat baik
14 Rezqiano Abqary Fauzi (Tunggal) 10.45 cm Sangat baik
15 Zuhayr Rafaat Muraj (Tunggal) 10.11 cm Sangat baik
80

Lampiran 7
81
82

Anda mungkin juga menyukai