LITERATURE REVIEW
ALFATAHADI SAPUTRA
M16.01.0001
1
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Madani Yogyakarta
2
LEMBAR PERSEMBAHAN
Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin
Segala puji bagi Allah Subhanahu Wata’ala, Dzat yang Maha Esa, Dzat
yang Maha Agung dan Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Tuhan semesta
alam.
Shalawat dan salam kepada baginda Rasulullah Sholallahu ‘Alaihi
Wassalam, yang telah mengenalkan Tuhan Yang Maha Esa sebagai kebenaran
sejati pada jiwa-jiwa pencinta-Nya, untuk jiwa-jiwa suci yang senantiasa
menghembuskan nafas-Nya, menuliskan keberkahan nama-Nya.
Dengan segenap rasa cinta dan kasih, ku persembahkan karya kecil ini
untuk orang-orang terkasih…
Ayahanda tercinta Lamiri dan Ibunda tersayang Sri Ba’diyah, yang
senantiasa selalu mendoakan, mendukung dan selalu memberi semangat serta
nasihat, menyayangi serta mengasihi dengan penuh rasa cinta.
Adikku tersayang Rizal Santoso dan Lastri Altafonisa, yang selalu
memberi semangat, selalu menyadarkan diri bahwa masa depan itu butuh
diperjuangkan sehingga menambah semangat dalam hidupku.
Semua keluargaku tercinta yang telah memberikan dukungan, dorongan,
semangat, serta nasihat yang selalu aku nanti-nanti demi kehidupan yang lebih
baik dimasa yang akan datang.
Para pahlawanku dosen pembimbing: Dosen pembimbing 1 bapak Ns.
Faisal Sangadji, M.Kep, Dosen Pembimbing 2 Bapak Ns. Caesar Icridha Bagus
Prahartiko, M,Kes, Dosen Penguji Bapak Ns. Errick Endra Citta, M.Kep, CWCS,
serta Bapak Ns. Muhammad Nur Hasan, M.Kep dan Bapak Ns. Sholihin, M.Kep
yang telah memberikan motivasi dan bimbigan sehingga saya mampu
menyelesaikan tugas akhir ini
Tiada pantas kata selain terimakasih yang tak terhingga untuk Bapak/Ibu
Guru/Ustadz/Dosen atas ilmu yang telah engkau berikan, jasa-jasamu takkan
pernah ku lupa.
Untuk orang terdekat, tercinta, tersayang, dan sahabat-sahabat terbaikku
Mukhlisin, puput heriyanti dan masih banyak lainnya yang tak bisa aku sebutkan
satu persatu, yang senantiasa banyak memberiku motivasi dan doa.
Teman-teman seperjuangan Mahasiswa Keperawatan ikhwan, khususnya
rekan-rekan angkatan seangkatan 2016 terima kasih banyak ku ucapkan.
Almamaterku tercinta STIKES MADANI YOGYAKARTA yang sekarang
sedang berjuang untuk menjadikan sekolah tinggi ini lebih baik lagi.
Saya berharap semoga kita dapat menjadi insan yang lebih baik dimasa
mendatang, Aamiin.
3
KATA PENGANTAR
Puji Dan Syukur Peneliti Haturkan Kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala
Yang Maha Esa. Shalawat Serta Salam Semoga Selalu Tercurah Kepada Nabi
Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, Keluarganya, Para Sahabatnya, Serta
Orang-Orang Yang Mengikuti Risalah-Nya Hingga Akhir Zaman. Alhamdulillah,
Dengan Karunia Dan Izin-Nya Peneliti Dapat Menyelesaikan Skripsi Ini
Dengan Judul “Pengaruh Metode Pendidikan Kesehatan Demonstrasi Dengan
Media Short Education Movie (SEM) Terhadap Perilaku Perawatan Luka Pada
Luka Bakar Ibu Rumah Tangga Di Dusun Kradenan”
Penyusunan Skripsi Ini Terwujud Atas Bimbingan, Arahan Dan Dukungan
Dari Berbagai Pihak Yang Tidak Bisa Peneliti Sebutkan Satu Persatu, Oleh
Karena Itu Pada Kesempatan Ini Peneliti Menyampaikan Penghargaan Dan
Terima Kasih Yang Mendalam Kepada :
1. Ns. Faisal Sangadji, M.Kep Selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Madani Yogyakarta
2. Ns. Rahmah Widyaningrum, M.Kep Selaku Ketua Program Studi S1 Ilmu
Keperawatan STIKes Madani Yogyakarta.
3. Ns. Faisal Sangadji, M.Kep Selaku pembimbing I yang telah memberikan
masukan dan arahan kepada peneliti.
4. Ns. Caesar Icridha Bagus Prahartiko, S.Kep, M.Kes Selaku pembimbing II
yang telah memberikan masukan dan arahan kepada peneliti.
5. Ns. Errick Endra Cita, M.Kep., CWCS Selaku dosen penguji yang telah
bersedia memberikan masukan berharga dalam penyelesaian skripsi.
Dengan segala keterbatasan kemampuan dan pengalaman, Penulis
menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna dan sudah barang tentu masih
banyak kesalahan yang luput dari pengamatan peneliti. Oleh karena itu kritik serta
saran yang Inovatif dan membangun dari semua pihak untuk perbaikan dan
pemyempurnaan sangat peneliti harapkan. Semoga semua bantuan dan dukungan
yang telah diberikan kepada peneliti mendapat balasan dari Allah Subhanahu wa
ta’ala dan dicatat sebagai amal kebaikan. Jazakumullahu khairon.
Yogyakarta, 2020
Peneliti
Alfatahadi Saputra
4
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... ii
HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................... iii
KATA PENGANTAR.................................................................................. iv
DAFTAR ISI ................................................................................................ v
DAFTAR TABEL ........................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ viii
5
DAFTAR TABEL
6
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori........................................................................... 40
Gambar 2.2 Kerangka Konsep....................................................................... 41
7
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 2. Informed Consent
Lampiran 3. Kuesioner Demografi
Lampiran 4. Satuan Acara Penyuluhan
Lampiran 5. Standart Operational Prosedure Perawatan Luka Bakar
Lampiran 6. Lembar Observasi
8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tahunnya akibat luka bakar. Kejadian luka bakar di dunia mayoritas terjadi
tingkat terkena luka bakar lebih tinggi dari wilayah lainnya, terbukti
2018).
luka bakar yang berhubungan langsung dengan api, kematian akibat luka
bakar bahan kimia, luka bakar sengatan listrik, dan bentuk luka bakar
sekitar 17% anak dinegara tersebut menderita luka bakar dengan kecacatan
9
dipublikasikan melaporkan bahwa lebih dari 500 jiwa meninggal per tahun
adalah sebesar 556 jiwa dan telah mengalami peningkatan sebesar 5,7%
satunya karena luka bakar yaitu sebanyak 2,2%, di Jawa Tengah sendiri
air panas atau bahan kimia berbahaya dan sengatan listrik (Riset
kejadian luka bakar pertahun. Menurut Tim Pusbankes 118 Persi DIY
pasien luka bakar perminggu setiap tahun, dan pada tahun 2016 lalu
10
yang mana mengalami peningkatan pada tahun 2017 yaitu sejumlah 221
keenam dengan penyebab utama terbakar dan tersiram air panas dengan
ini diperkuat dari data riset epidemiologi sejumIah dokter di Rumah Sakit
11
Sebuah penelitian yang telah dilakukan pada saat terjadi kejadian
luka bakar 109 (96%) dari 118 orang tua menyebutkan mereka akan
Kemudian 73% yaitu 81 dari 118 orang tua mengatakan memberikan air
penanganan pertama luka bakar pada orang deawasa 25-40 tahun 192
responden menggunakan madu dan pasta gigi saat terkena luka bakar dan
pada kasus luka bakar Dengan cara mengoleskan pasta gigi, mentega,
minyak. Anggapan yang salah dalam menangani kasus luka bakar secara
masih banyak masyarakat yang percaya dengan hal tersebut dimana jika
12
rumah tangga (Mulia, 2018).
menyatakan bahwa Penanganan pada luka bakar yang tepat tidak akan
menimbulkan dampak yang berbahaya bagi tubuh, Akan tetapi jika luka
bakar tidak ditangani dengan cepat dan tepat maka dapat menyebabkan
lain yang terjadi akibat luka bakar yaitu trauma psikologis yang berat
karena cacat akibat bekas luka bakar sehingga dapat mempengaruhi citra
(Two Group) dengan media short education movie dengan hasil 80%
13
Edukasi dengan 1 kelompok eksperimental (One Group) menghasilkan
ceramah hasil dari penelitian mencapai 95% meningkat, oleh karna itu
peneliti ingin mengetahui efektivitas dari SEM pada era digital seperti
saat ini apakah akan lebih efektif digunakan sebagai salah satu metode
pendidikan kesehatan.
februari 2019, dari 102 ibu rumah tangga didusun kradenan yang diambil
14
Short Education Movie (SEM) Terhadap Perilaku Perawatan Luka Bakar
B. Rumusan Masalah
tinggi, dari kasus luka bakar tersebuut dapat menimbulkan dampak yang
negativ bagi korban baik secara fisik maupun psikologis. Dari data yang
didapat mencapai angka sebesar 80% dari 10 ibu rumah tangga belum
memiliki perilaku perawatan luka bakar yang baik. Oleh karna itu peneliti
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
bakar.
2. Tujuan Khusus
15
a. Mengetahui Pengaruh Metode Pendidikan Kesehatan Demonstrasi
Demonstrasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Luka Bakar
panas arus listrik, bahan kimia dan petir yang mengenai kulit,
mukosa dan jaringan yang lebih dalam. Luka bakar yang luas
(Rahayuningsih, 2012).
16
dan suhu tubuh, gangguan pernafasan serta fungsi saraf (Azizah,
2017).
2. Etiologi
kulit dengan asam atau basa kuat. Luka bakar kimia dapat
(Rahayuningsih, 2012).
17
tingginya voltage dan cara gelombang elektrik itu sampai
(Rahayuningsih, 2012).
18
nyeri
Tiga full thickness Kerusakan Kulit berwarna
burn seluruh lapisan putih, kasar,
kulit (dermis dan namun juga
epidermis) serta terlihat hangus,
lapisan yang lebih dan mati rasa.
dalam
Sumber : (Wardhana, 2013)
(Effendi, 2011).
19
2) Metode Hand Palm
dengan benar
20
seringkali membutuhkan terapi fisik dan occupasi dan dapat
(Rahayuningsih, 2012).
d. Mekanisme Injury
e. Usia
21
Kelompok terbesar dengan kasus luka bakar adalah anak-
jumlah pasien lanjut usia dengan luka bakar cukup kecil, tetapi
(Rahayuningsih, 2012).
22
Krisanty (2009) mengatakan bahwa proses penyembuhan
luka bakar terdiri dari 3 fase yang meliputi fase inflamasi, fase
a) Fase Inflamasi
Fase terjadinya luka bakar sampai 3-4 hari pasca luka bakar.
c) Fase Maturasi
sampai lebih dari satu tahun dan berakhir jika sudah tidak ada
5. Menejemen Penatalaksanaan
23
Penanganan luka bakar pada anak dan dewasa pada
pada anak. Hal itu disebabkan secara anatomi kulit anak lebih tipis,
24
4) Meyiram dengan air yang banyak jika karena zat kimia
arus (nonconductive).
berikut :
25
mengompres luka bakar dengan kassa air es karena dapat
sakit.
26
seperti ini tidak perlu di balut, cukup dengan
integra).
27
diri. Permasalahan-permasalahan yang ditakuti pada
c) Oedem paru
e) Anemia
f) Kontraktur
g) Kematian
(Yovita, 2010).
B. Perilaku
lingkungan.
28
Menurut Green, Lawrence (1991) dalam (Nursalam, 2015),
pekerjaan.
fisik yakni sarana dan prasarana serta fasilitas kesehatan seperti air
terhadap kesehatan.
29
bersangkutan. Hal yang mendukung dan memperkuat terbentuknya
30
memenuhi tuntutan kehidupan dalam kegiatan (Brooks & Anderson
C. Pendidikan Kesehatan
mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suantu anjuran yang
tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada
31
kondusif untuk kesehatan. Hal ini dapat diartikan bahwa
32
semua petugas kesehatan dan siapa saja yang berusaha untuk
33
yang tidak sehat menjadi sehat. Tujuan tersebut dapat dicapai
(Notoatmodjo, 2013).
34
memberikan penjelasan sesuai dengan yang tertera sekaligus
antara lain subjek belajar, alat bantu belajar dan materi atau bahan
hasil belajar itu sendiri yang terdiri dari kemampuan baru atau
fisik yang antara lain terdiri dari suhu, kelembaban udara dan
35
kondisi setempat, sedangkan faktor lingkungan yang kedua adalah
36
Lingkungan pendidikan kesehatan di masyarakat dapat dilakukan
(Notoatmodjo, 2010).
1. Kelompok kecil
2. Kelompok besar
(2002) yakni:
37
pemimpin supaya dapat memecahkan permasalahan dan membuat
keputusan.
2. Metode Panel
secara langsung.
dalam dikusi.
(Notoatmodjo, 2005).
5. Metode Simposium
pembacaan kesimpulan.
6. Demonstrasi
38
Sasaran pendidikan kesehatan dapat mencoba prosedur yang telah
7. Ceramah
didik.
8. Brainstorming
39
1. Pertolongan Pertama pada kecelakaan (P3K)
2012).
2. Perawatan Luka
dengan:
pembengkakan
40
d. Menyiram dengan air dingin (bukan air es) selama 3-10 menit
benda lainnya.
2005):
infeksi.
1. Definisi
41
Film menurut UU No 8 tahun 1992 yakni karya cipta seni
pada pita seluloid, pita video, piringan video, dan bahan hasil
42
G. Kerangka Teori
Tingkat Perilaku
keterampilan :
1. Rendah
2. Cukup
3. Baik Proses Tingkat
Faktor pengaruh ketermapilan :
keterampilan:
1. Tau (know)
1. Faktor 2. Memahami
Predisposisi (Comperhensio
2. Faktor n)
Pemungkin 3. Aplikasi
3. Faktor (Aplication)
pendorong 4. Analisis
(Analysis)
5. Sintesis
: Diteliti (syntesis)
: Tidak diteliti Perilaku 6. Evaluasi
Meningkat (Evaluation)
43
H. Kerangka Konsep
Variabel Pengganggu :
1. Usia
2. Jenis Kelamin
3. Pendidikan
4. Papapran media masa
5. Hubungan sosial
I. Hipotesis Penelitian
bakar
2 Ada perbedaan keterampilan psikomotor Independent Mean
44
BAB III
METODE
A. Strategi Pencarian
a. Framwork
ibu rumah tangga. Protokol dan evaluasi dari literature review akan
literature review.
b. Keyword
1. Pengaruh
2. Pendidikan Kesehatan
4. Media Audiovisual
5. Media Demonstrasi
43
c. Data Base
Pencarian literatur dilakukan pada bulan Juni – Juli 2020. Data yang
Luka bakar.
43
3. Comparation yaitu intervensi atau penatalaksanaan lain yang
4. Outcome yaitu hasil atau luaran yang diperolah pada studi terdahulu
review.
43
a. Hasil Pencarian
menilai kualitas dari studi. Penilaian kriteria diberi nilai 'ya', 'tidak', 'tidak
jelas' atau 'tidak berlaku', dan setiap kriteria dengan skor 'ya' diberi satu
poin dan nilai lainnya adalah nol, setiap skor studi kemudian dihitung dan
memenuhi kriteria critical appraisal dengan nilai titik cut-off yang telah
43
terakhir, tujuh studi mencapai skor lebih tinggi dari 50% dan siap untuk
melakukan sintesis data, akan tetapi karena penilaian terhadap risiko bias,
BAB IV
43
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Analisis
Author & Study Participant &Key Limitati
Country Design Sample Size Finding ons
(Rahayuning Design: 76 Sampel Alasan Kurang
sih, 2012) Cross belum belum informas
Indonesia Sectional mengatahui mengetahui i dan
penatalaksanaan
penatalaksa pengajar
luka bakar naan luka an
bakar tentang
adalah penanga
belum nan luka
pernah bakar
mengikuti
pendidian
kesehatan
sebelumnya
(Kapti, 2013) Design: 20 peserta Alasan Pendidik
Indonesia Experimen pendidikan tidak dapat an
tal kesehatan dapat melakukan kesehata
melakukan penanganan n dengan
penanganan luka luka bakar Audiovis
bakar sedang 40 adalah tidak ual
yang lain tidak tahu standar belum
penanganan dapat
luka bakar memaksi
malkan
pemaha
man
(Sari, 2018) Design: 40 responden Alasan Efektifiti
Indonesia Cross penelitian dapat dapat as
Sectional memahami memahami pendidik
pemaparan pemaparan an
melalui metode pendidikan kesehata
demonstrasi kesehatan n dengan
adalah metode
karna dapat demonstr
melihat asi dapat
contoh digunaka
tindakan n untuk
secara meningk
langsung atkan
perilaku
kesehatn
B. Pembahasan
43
1. Fakta
Faktor yang mempengaruhi pendidikan kesehatan termasuk
didalamnya materi atau hal yang dipelajari ikut menentukan proses
dari hasil belajar. Faktor pertama yakni lingkungan fisik yang antara
lain terdiri dari suhu, kelembaban udara dan kondisi setempat,
sedangkan faktor lingkungan yang kedua adalah lingkungan sosial,
yakni manusia dengan segala interaksinya serta representasinya seperti
keramaian atau kegaduhan. Faktor ketiga adalah instrumental terdiri
dari perangkat keras seperti perlengkapan belajar dan alat-alat peraga,
dan perangkat lunak seperti kurikulum, pengajar atau fasilitator belajar
serta metode belajar mengajar.
Pendidikan kesehatan merupakan suatu usaha untuk menyediakan
kondisi psikologis dari sasaran agar mereka berperilaku sesuai dengan
tuntutan nilai-nilai kesehatan. Peranan pendidikan kesehatan adalah
melakukan intervensi terhadap faktor perilaku sehingga perilaku
individu, kelompok atau masyarakat sesuai dengan nilai-nilai
kesehatan.
Sasaran pendidikan kesehatan adalah masyarakat atau individu
baik yang sehat maupun yang sakit. Sasaran pendidikan kesehatan
tergantung pada tingkat dan tujuan pendidikan yang diberikan.
Lingkungan pendidikan kesehatan di masyarakat dapat dilakukan.
Sebanyak 76 sampel dari penelitian pendidikan kesehatan tentang
pelaksanaan luka bakar dengan design Cross Sectional yang telah
dilakukan sejumlah 80% hasil bahwa responden belum mengetahui
tatacara penatalaksanaa luka bakar yang benar karena sebagian besar
dari mereka belum perah mengikuti pendidikan kesehatan sebelumnya
oleh karna itu maka kuranglah informasi dan pengajaran tentang
penanganan luka bakar oleh ibu rumah tangga. Penelitian Berikutnya
dengan design Experimental dengan fokus penelitian pada Pendidikan
kesehatan luka bakar metode audio visual sejumlah 20 responden
dapat melakukan penanganan luka bakar sedangkan 40 responden yang
43
lain masih belum bisa melakukan penanganan luka bakar hal ini
disebabkan oleh ketidaktahuan atas standar operasional prosedure dari
penanganan luka bakar, pada penelitian ini metode audiovisual masih
belum dapat dimaksimalkan untuk proses pendidikan kesehatan.
Penelitian yang lain dengan design Cross Sectional terdapat 40
responden penelitian pendidikan kesehatan metode demonstrasi
didapatkan hasil mampu memahami pemaparan materi penanganan
luka bakar melalui penerapan metode demonstrasi dengan alasan
responden dapat melihat contoh dari tindakan penangann luka bakar
secara langsung, oleh karna itu pendidikan kesehatan dengan metode
demonstrasi efektif digunakan dalam pendidikan kesehatan.
2. Teori
Penelitian atau jurnal yang dibuat oleh peneliti memiliki hasil yang
berbeda dan selalu berubah, dari beberapa jurnal yang telah direview
ditemukan hasil bahwa dilihat dari segi pendidikan, pendidikan
kesehatan adalah suatu penyampaian informasi praktis dalam
penggunaan praktik pendidikan. Oleh sebab itu konsep pendidikan
kesehatan adalah konsep pendidikan yang diaplikasikan pada bidang
kesehatan, (Notoadmojo, 2010)
Pendidikan kesehatan juga memiliki tujuan dalam peningkatan
pengetahuan dan mutu prilaku kesehatan dimana tujuan pendidikan
kesehatan adalah untuk meningkatkan status kesehatan dan mencegah
timbulnya penyakit, mempertahankan derajat kesehatan yang sudah
ada, memaksimalkan fungsi dan peran pasien selama sakit, serta
membantu pasien dan keluarga untuk mengatasi masalah kesehatan.
Secara umum tujuan dari pendidikan kesehatan adalah mengubah
perilaku individu atau masyarakat dibidang kesehatan. Tujuan ini
dapat diperinci lebih lanjut antara lain, menjadikan kesehatan sebagai
sesuatu yang bernilai di masyarakat, menolong individu agar mampu
secara mandiri atau kelompok mengadakan kegiatan untuk mencapai
43
tujuan hidup sehat, mendorong pengembangan dan menggunakan
secara tepat sarana pelayanan kesehatan yang ada, (Fitriani, 2015)
Kegiatan dalam pendidikan terdapat tiga persoalan pokok yakni
masukan (input), proses (Process) dan keluaran (output). Persoalan
masukan menyangkut subjek atau sasaran belajar dengan latar
belakangnya. Persoalan proses adalah mekanisme atau proses
terjadinya perubahan kemampuan pada diri subjek belajar. Di dalam
proses terjadi pengaruh timbal balik antara berbagai faktor, antara lain
subjek belajar, alat bantu belajar dan materi atau bahan yang dipelajari,
(Mubarak, 2011)
3. Opini
Sebuah penelitian yang dilakukan dalam bentuk pendidikan
kesehatan bagi masyarakat terutama dalam bidang kesehatan yang
mengarah kepada pendidikan kesehatan penanganan luka bakar
seharusnya dilakukan sesuai prosedur agar hasil yang didapatkan juga
akurat dan dapat menghasilkan penelitian yang berkualitas untuk
menjadi rujukan dalam mengambil sumber keilmuan, (Wardhana,
2013). Kecermatan pemilihan metode pembelajaran sangat diperlukan
dalam mencapai tujuan pendidakan kesehatan. Peneliti melakukan
pelatihan promosi kesehatan dengan metode Audiovisual dan
demostrasi dapat memberikan penjelasan sesuai dengan yang tertera
yaitu pendidika kesehatan dengan metode Short Education Movie dan
Demonstrasi terhadap perilaku kesehatan penanganan luka bakar ibu
rumah tangga. Setelah itu, para responden penelitian diminta
mempelajari sekaligus memraktekkannya. Sehingga pendidikan dapat
berjalan dengan lancar dengan hasil yang baik, (Maulana, 2009)
43
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Peran pendidikan kesehatan dalam peningkatan kulaitas dan mutu
keilmuan dari pengetahuan dan perilaku kesehatan masyarakat sangat
penting terkhusus dalam penanganan luka bakar, sudah ada berbagai
metode pendidikan kesehatan yang efektif untuk diberikan kepada
masyarakat. Beberapa metode yang bisa diberikan adalah metode
pendidikan kesehatan baik secara intervensi maupun media, intervensi
tersebut meliputi demonstrasi, ceramah, diskusi, dan brainstorming.
Sedangkan media yang diberikan untuk pendidikan kesehatan meliputi
Media Short Education Movie, Animasi, leaflet, dan booklet. metode yang
sudah diberikan baik intervensi maupun media memiliki manfaat yang
tersendiri dan berbeda-beda tingkat keefektifannya, sehingga
penerapannya juga tergantung kondisi dari klien yang akan menerima
pendidikan kesehatan. Perbandingan efektivitas sebuah intervensi tidak
bisa dibandingkan jika tidak melalui pengujian atau penelitian lebih lanjut
dengan menggunakan intervensi yang sudah ada untuk dijadikan intervensi
pembanding. Oleh karena itu, sebuah intervensi tidak bisa dikatakan lebih
bermanfaat dan lebih efektif tanpa pembuktian terlebih dahulu, karena ada
beberapa faktor yang mempengaruhi keefektifan sebuah intervensi yang
dilakukan.
B. Conflict Of Interest
43
DAFTAR PUSTAKA
Anggowarsito, J. L. (2014). Luka bakar sudut pandang dermatologi. widya
Medika Vol.2 No.2 (2014), 24.
Anggraini, N. A. (2012). Pendidikan Kesehatan Pertolongan Pertama pada
Kecelakaan pada Masyarakat di Kelurahan Dandangan. Archives / Vol 1
No 2 (2018): Journal of Community Engagement in Health / Articles, 23.
Azizah, N. (2017). Pengaruh pendidikan kesehatan perawatan luka bakar
terhadapa tingkat pengetahuan ibu. Pengobatan R> Pengobatan R
(Umum), 6.
Bensley. (2009). Metode Pendidikan Kesehatan. jakarta: EGC.
Devies. (2015). peubahan kulit pada displasio combustio. volume 143A, Edisi 4,
23-24.
Dharma. (2015). Metodologi Penelitian Keperawatan: Panduan Melaksanakan dan
Menerapkan Hasil Penelitian. 27.
DIY, P. 1. (2013). modul pelatihan penggulangan gawat darurat 2013.
yogyakarta: PUSBANKES.
Effendi, C. (2011). Perawatan Pasien Luka Bakar. jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran.
Fajriansyah, M. F. (2016). Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun BinahongTerhadap
Kepadatan Kolagen pada Luka Bakar Derajat II . 45.
Farida. (2016). Komunitas Penggiat Promosi Kesehatan Masyarakat Promosi
Kesehatan Melalui Edukasi. Prosiding Konferensi-LSP , 34.
Fitriani. (2014). Uji Aktivitas Sediaan Gel Ekstrak Etanol Daun Pandan Wangi
Terhadap Penyembuhan Luka Bakar . ekstrak etanol, daun harum pandan
gel, luka baka, 24.
Hidayat. (2011). Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisis Data. 56.
indonesia, k. k. (2018). riset kesehatan dasar 2018. jakarta: kementrian RI.
Kasiram. (2010). Metodologi penelitian kualitatif kuantitatif. 56.
Krisanty, P. (2009). Buku Asuhan Keperawatan Gawat Darurat. Jakarta: Trans
Info Media.
Kristanto. (2018). Perbedaan Efektifitas Perawatan Luka Bakar Derajat II Dengan
Lendir Lidah Buaya (Aloe Vera) Dibandingkan Dengan Cairan Fisiologis.
Journal Biomedik (JBM) vol. 5 No. 3 Suplemen, November 2018 hal. S27-
30, 27-30.
43
Kusuma, R. F. (2019). Pengaruh Perawatan Luka Bakar Derajat II Menggunakan
Ekstrak Etanol Daun Sirih Terhadap Peningkatan Ketebalan Jaringan
Granulasi pada Luka bakar. 40.
Machfoedz. (2007). Pendidikan kesehatan termasuk promosi kesehatan. 36-38.
Moenadjat. (2010). Metode perbandingan ablasi dari teknik mechanochemical dan
laser pada luka bakar. Jurnal keperawatan: Seri Konferensi , Volume 884 ,
konferensi 1, 23.
Moenadjat. (2012). parameter klinis dalam penilaian cidera terbakar kritis. ilmu
bedah indonesia, 13-15.
Mubarak. (2011). Pengaruh pendidikan kesehatan luka bakar terhadap kader
posyandu. 27-30.
Mulia, D. (2018). menejemen berbasis masalah dalam keperawatan disajikan
terakar di RS Cipto Mangkusumo Jakarta. Jurnal bedah ropanasuri, 16-
17.
Nugroho, A. M. (2015). Pengaruh Gel Ekstrak Dan Serbuk Mentimun Terhadap
Angiogenesis Pada Penyembuhan Luka Bakar Derajat Ii . 22.
Nursalam. (2008). Buku Panduan untuk Luka bakar . jakarta: bentang pustaka.
Paramita, A. (2016). Pengaruh Pemberian Salep Ekstrak Daun Binahong
Terhadap Pasien Yang Mengalami Luka Bakar. Kkc Kk Kh 108/16 Par
hlm, 16.
Prayogi, A. S. (2010). Buku Pintar Perawatan Pasien Luka bakar. jakarta:
kafamedika.
Rahayuningsih, t. (2012). Penatalaksanaan luka bakar (Combustio). Profesi
Volume 08 / Februari – September 2012, 8.
Ramdani, M. L. (2020). Peningkatan Pengetahuan Bahaya Luka Bakar Dan P3k
Kegawatan Luka Bakar Pada Anggota Ranting Aisyiyah. 34.
RI, b. p. (2013). Riset Kesehatan Dasar 2013. jakarta: Kementrian kesehatan RI.
sari. (2012). Analisis Promosi Kesehatan Di Puskesmas Kalijudan Terhadap Phbs
Rumah Tangga Ibu Hamil. 15.
Sjaifuddin, M. N. (2016). Pengangan luka bakar. Fakultas Kedokteran > Ilmu
Bedah Plastik, 17.
Wardhana, A. (2013). panduan praktis menejemen luka bakar. Bandung: EGC.
Widiati, N. (2010). Aktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kesembuhan Pasien
Luka Bakar Di Ruang Bedah Plastik. Adventur Works Monthly, 26-27.
43
Widyastuti, D. (2005). teksi Dini, Faktor Risiko, dan Dampak Perlakuan Deteksi
Dini, Faktor Risiko, dan Dampak Perlakuan. Sari Pediatri, Vol. 7, No. 2,
September 2005: 105 - 112, 108.
Yovita, S. (2010). Penanganan Luka Bakar. 19-13. Adventure Works Monthly
Surabaya,
43
43