SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan
Institut Pertanian Bogor
Menyetujui:
Komisi Pembimbing
Ketua Anggota
Prof. Dr. Ir. Yusuf Sudo Hadi, M.Agr Ir. I. M. Sulastiningsih, M.Sc
NIP 130 687 459 NIP 710 001 006
Mengetahui,
Dekan Fakultas Kehutanan IPB
Tanggal lulus :
RINGKASAN
Jenis produk komposit yang saat ini sedang dikembangkan secara pesat
sebagai pengganti penggunaan kayu adalah papan partikel dan papan serat. Papan
partikel dan papan serat diproduksi oleh pabrik komposit yang memanfaatkan
sisa-sisa kayu yang tidak terpakai dan kayu-kayu dengan kualitas yang rendah.
Kedua jenis papan tersebut saat ini mudah sekali didapatkan di pasaran dengan
berbagai ukuran dan ketebalan.
Untuk mengetahui mutu dan kekuatan dari papan partikel dan papan serat
yang akan digunakan, perlu dilakukan pengujian terhadap papan partikel dan
papan serat yang dimiliki yang didasarkan pada standar pengujian yang ada,
misalnya standar Indonesia (SNI), standar internasional (ISO), dan standar
Amerika (ASTM). Tiap standar yang ada, memiliki kriteria tersendiri mengenai
ukuran contoh uji.
Papan partikel dan papan serat yang digunakan berasal dari Laboratorium
Produk Majemuk Kelompok Peneliti Pemanfaatan Hasil Hutan Pusat Penelitian
dan Pengembangan Hasil Hutan Bogor. Contoh uji SNI dan ISO untuk pengujian
kerapatan, kadar air, penyerapan air, dan pengembangan tebal berukuran 50 mm ×
50 mm. Sedangkan contoh uji ASTM untuk pengujian kerapatan dan kadar air
berukuran 76 mm × 152 mm, pengujian penyerapan air dan pengembangan tebal
152 mm × 152 mm. Ukuran contoh uji pengujian modulus elastisitas dan modulus
patah SNI 50 x {50 + (15 x tebal)}, ISO 50 x {50 + (20 x tebal)}, dan ASTM 76
x {50 + (24 x tebal)}. Penelitian ini menggunakan rancangan percobaan pola acak
lengkap dilanjutkan dengan uji beda Tukey. Perbedaan ukuran contoh uji (SNI,
ISO, dan ASTM) merupakan perlakuan. Banyaknya pengamatan untuk setiap sifat
yang diuji adalah 12.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan ukuran contoh uji tidak
memberikan pengaruh yang nyata terhadap hasil pengujian kerapatan papan
partikel dan papan serat. Kerapatan rata-rata papan partikel adalah 0,666 g/cm3,
sedangkan kerapatan rata-rata papan serat adalah 0,707 g/cm3. Perbedaan ukuran
contoh uji memberikan pengaruh yang nyata terhadap hasil pengujian kadar air,
penyerapan air, pengembangan tebal, modulus elastisitas (MOE) dan modulus
patah (MOR) papan partikel dan papan serat.
Dibandingkan dengan persyaratan Standar Nasional Indonesia (SNI) dan
FAO maka sifat fisis dan mekanis papan partikel yang diuji dengan SNI, ISO, dan
ASTM semuanya memenuhi persyaratan yang ditentukan. Sifat fisis dan mekanis
papan serat kerapatan sedang yang diuji dengan SNI, ISO, dan ASTM semuanya
memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam Standar Nasional Indonesia.
Dibandingkan dengan persyaratan FAO, maka hanya sifat penyerapan air saja
yang tidak memenuhi persyaratan karena nilai penyerapan airnya lebih dari 40 %.
Besarnya nilai penyerapan air papan serat kerapatan sedang menurut FAO adalah
6 – 40 %, sedangkan nilai rata-rata hasil pengujian penyerapan air papan serat
kerapatan sedang yang diuji menurut SNI, ISO, dan ASTM adalah 65 %.
Perbedaan ukuran contoh uji sangat berpengaruh terhadap nilai pengujian
sifat fisis dan mekanis papan partikel dan papan serat kecuali kerapatan.
Perbedaan hasil yang cukup signifikan terlihat pada pengujian modulus elastisitas
(MOE), dimana ukuran contoh uji dan jarak sangga yang paling kecil memberikan
hasil pengujian yang paling kecil juga.
PERNYATAAN
Penulis memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas segala
limpahan rahmat, hidayah dan kasih sayangNya sehingga penulis berhasil
menyelesaikan karya ilmiah ini. Tema yang dipilih dalam penelitian yang
dilaksanakan pada bulan Desember 2008 sampai Februari 2009 adalah tentang
pengujian sifat fisis dan mekanis papan partikel dan papan serat, dengan judul
penelitian Pengaruh Ukuran Contoh Uji Terhadap Beberapa Sifat Papan Partikel
dan Papan Serat.
Penulis mengucapkan terimaksih kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Yusuf Sudo
Hadi, M.Agr. dan Ibu Ir. I. M. Sulastiningsih, M.Sc selaku pembimbing. Selain
itu, penghargaan penulis disampaikan kepada Bapak Agus, Bapak Momo, Bapak
Eman dan Bapak Kuswandi dari laboratorium Produk Majemuk Kelompok
Peneliti Pemanfaatan Hasil Hutan Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil
Hutan Bogor yang telah banyak membantu dalam pengumpulan data penelitian
dan pengolahan data. Ungkapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada ayah,
(almarhumah) ibu, kakak dan adik tercinta, serta keluarga besar penulis atas
curahan cinta dan kasih sayangnya selama ini.
Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan untuk
kemajuan ilmu pengetahuan di masa yang akan datang.
Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1. 2 Tujuan ............................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 PAPAN PARTIKEL ........................................................................ 3
2. 1.1 Definisi dan Pengertian ............................................................ 3
2. 1.2 Sifat-sifat Papan Partikel .......................................................... 4
2. 1. 2. 1 Kerapatan papan partikel ......................................... 4
2. 1. 2. 2 Kadar air papan partikel .......................................... 5
2. 1. 2. 3 Penyerapan air ......................................................... 5
2. 1. 2. 4 Pengembangan tebal ................................................ 5
2. 1. 2. 5 Modulus elastisitas dan modulus patah (MOE dan
(MOR) ..................................................................... 6
2. 1. 2. 6 Keteguhan rekat internal ......................................... 6
2. 1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mutu Papan Partikel ........ 7
2. 1. 3. 1 Berat jenis kayu ........................................................ 7
2. 1. 3. 2 Zat ekstraktif kayu ................................................... 7
2. 1. 3. 3 Jenis partikel dan campuran jenis partikel .............. 7
2. 1. 3. 4 Ukuran partikel ....................................................... 7
2. 1. 3. 5 Kulit kayu ................................................................ 8
2. 1. 3. 6 Perekat ..................................................................... 8
2. 1. 3. 7 Proses pengolahan ................................................... 8
2. 1.4 Kelebihan, Kekurangan, dan Persyaratan-persyaratan Papan
Partikel ..................................................................................... 9
2. 2 PAPAN SERAT .............................................................................. 10
2. 2.1 Definisi dan Pengertian ............................................................ 10
2. 2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mutu Papan Serat ............ 12
2. 2. 2. 1 Bahan baku ............................................................... 12
1) Berat jenis .............................................................. 12
2) Kandungan kimia ................................................... 13
3) Dimensi serat ......................................................... 13
2. 2. 2. 2 Bahan penolong ....................................................... 14
1) Perekat ..................................................................... 14
2) Bahan tambahan (additives) .................................... 14
2. 2. 2. 3 Pengempaan ............................................................ 15
2. 2.3 Kelebihan, Kekurangan, dan Persyaratan-persyaratan Papan
Serat ......................................................................................... 16
No. Halaman
No. Halaman
1. Skema Sederhana Proses Basah (A) dan Proses Kering (B) dalam
Pembuatan Papan Serat ......................................................................... 12
2. Pengujian Modulus Elastisitas dan Modulus Patah Papan ..................... 21
3. Diagram Nilai Kerapatan Papan Partikel yang Diuji dengan
SNI, ISO dan ASTM . ............................................................................ 25
4. Diagram Nilai Kadar Air Papan Partikel yang Diuji dengan
SNI, ISO dan ASTM . ............................................................................ 26
5. Diagram Nilai Penyerapan Air Papan Partikel yang Diuji dengan
SNI, ISO dan ASTM . ............................................................................ 28
6. Diagram Nilai Pengembangan Tebal Papan Partikel yang Diuji
dengan SNI, ISO dan ASTM . ............................................................... 30
7. Diagram Nilai Modulus Elastisitas (MOE) Papan Partikel yang Diuji
dengan SNI, ISO dan ASTM . . ............................................................. 32
8. Diagram Nilai Modulus Patah (MOR) Papan Partikel yang Diuji
dengan SNI, ISO dan ASTM . . ............................................................. 34
9. Diagram Nilai Kerapatan Papan Serat Kerapatan Sedang dari
Pengujian dengan Standar SNI, ISO dan ASTM . ................................. 36
10. Diagram Nilai Kadar Air Papan Serat Kerapatan Sedang yang Diuji
dengan SNI, ISO dan ASTM . . ............................................................. 37
11. Diagram Nilai Penyerapan Air Papan Serat Kerapatan Sedang yang
Diuji dengan SNI, ISO dan ASTM . . .................................................... 38
12. Diagram Nilai Pengembangan Tebal Papan Serat Kerapatan Sedang
yang Diuji dengan SNI, ISO dan ASTM .. ............................................ 40
13. Diagram Nilai Modulus Elastisitas (MOE) Papan Serat Kerapatan
Sedang yang Diuji dengan SNI, ISO dan ASTM .. ................................ 42
14. Diagram Nilai Modulus Patah (MOR) Papan Serat Kerapatan Sedang
yang Diuji dengan SNI, ISO dan ASTM .. ............................................ 43
DAFTAR LAMPIRAN
No. Halaman
Energy Energy
Wood Board
Water
Water
Gambar 1 Skema sederhana proses basah (A) dan proses kering (B)
dalam pembuatan papan serat (Suchland dan Woodson 1986
dalam Gandara 1997).
Salah satu jenis papan serat yang ada adalah MDF (Medium Density
Fiberboard). Papan MDF biasanya diproduksi dengan ketebalan berkisar antara 8
sampai 40 mm (5/16 inci – 13/8 inci). Sedangkan ukuran papan ditentukan oleh
permintaan pasar. Namun demikian panjang panil pada umumnya lebih dari 2500
mm (98 inci) (Anonimous 1982).
Tabel 4 Syarat Sifat Fisis Mekanis Papan Serat Kerapatan Sedang (SNI
01-4449-2006)
Tipe Density MC TS MOE MOR IB
Papan serat (g/cm3) (%) maksimal min. 104 kg/cm2 kg/cm2
(%) kg/cm2
Tipe 30 < 17 ≥ 2,55 ≥ 306 ≥ 5,1
Tipe 25 0,40 - 0,84 ≤ 13 < 12 ≥ 2,04 ≥ 255 ≥ 4,1
Tipe 15 < 10 ≥ 1,33 ≥ 153 ≥ 3,1
Tipe 5 - ≥ 0,82 ≥ 51 ≥ 2,1
Selain pengujian dengan standar Indonesia (SNI), ada juga pengujian
dengan standar-standar lain misalnya standar Amerika (ASTM) dan standar
internasional (ISO). Pada ISO dan ASTM yang digunakan hanya mencantumkan
kriteria ukuran contoh uji. Dengan demikian nilai persyaratan sifat fisis dan
mekanis hasil pengujian mengacu pada FAO 1966. Persyaratan sifat fisis dan
mekanis papan partikel menurut FAO adalah sebagai berikut :
Tabel 5 Syarat Sifat Fisis Mekanis Papan Serat Kerapatan Sedang (FAO,
1966)
Sifat Papan Serat Kerapatan Sedang Nilai dalam satuan metric units
Density 0,42 - 0,80 g/cm3
WA (water absorption) 6 - 40 % dari berat awal
Linear expansion 0,2 – 0,4 % dari panjang awal
MOE (modulus elasticity) 1,4 - 4,9 × 104 kg/cm2
MOR (modulus of rupture) 105 - 280 kg/cm2
BAB III
METODOLOGI
Tabel 6 Ukuran Contoh Uji Papan Partikel dan Papan Serat Berdasarkan
SNI, ISO dan ASTM
Sifat yang diuji Ukuran contoh uji (mm)
SNI ISO ASTM
1. Kerapatan dan 50 × 50 50 × 50 76 × 152
kadar air
2. Penyerapan air dan 50 × 50 (50 ± 1) × (50 ± 1) 152 × 152
pengembangan
tebal
3. Modulus elastisitas 50 × {50 + (15 × (50 ± 1) × {50 + 76 × {50 + (24 ×
dan modulus patah tebal)} (20 × tebal)} tebal)}
kondisi kering
3.3.2 Pengujian
3.3.2.1 Sifat Fisis Papan
1) Kerapatan
Panjang, lebar dan tebal contoh uji diukur dalam kondisi kering udara
dalam satuan centimeter. Dari hasil pengukuran dimensi tersebut dapat
dihitung volumenya (V). Kemudian berat contoh uji juga ditimbang dalam
kondisi kering udara dengan menggunakan timbangan elektrik dengan
ketelitian 2 desimal dalam satuan gram. Kerapatan dihitung dengan
menggunakan rumus :
B( g )
K=
V (cm 3 )
Keterangan :
K : kerapatan (g/cm3)
B : berat (g)
V : volume (cm3)
2) Kadar air
Contoh uji dalam keadaan kering udara ditimbang (BA) contoh uji
kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 103 + 2 0C sampai beratnya
konstan. Nilai kadar air dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
BA BKO
KA = 100 0 0
BKO
Keterangan :
KA : kadar air (%)
BA : berat awal sebelum dioven (g)
BKO : berat kering oven (g)
L
Gambar 2. Pengujian modulus elastisitas dan modulus patah papan.
Keterangan :
P : posisi dan arah pembebanan
S : contoh uji
h : tebal contoh uji (cm)
G : penyangga contoh uji
L : jarak sangga contoh uji
L1,L2 : jarak sangga dari titik sangga ke titik pembebanan (cm)
Setelah melakukan pengujian, nilai modulus elastisitas dihitung
dengan rumus :
PL3
MOE
4 ybh 3
Keterangan :
MOE : modulus elastisitas (kg/cm2).
ΔP : selisih beban (kg)
L : jarak sangga (cm)
Δy : perubahan defleksi setiap perubahan beban (cm)
b : lebar contoh uji (cm)
h : tebal contoh uji (cm)
Yij i ij
Keterangan :
Yij : nilai pengamatan
μ : nilai rata-rata harapan
σi : pengaruh perlakuan ke i
ij : kesalahan percobaan
Kemudian dilanjutkan dengan prosedur Tukey (beda nyata tulus/honestly
significant difference).
Rumus prosedur Tukey :
q ( p, n 2 ) S x dan S e2
Sx
r
Keterangan :
qα : diperoleh dari tabel untuk tingkat nyata 5 % atau 1 %,
tergantung dari besar kecilnya nilai F hitung
p : jumlah perlakuan (standar uji yang digunakan)
n2 : derajat bebas dari kesalahan percobaan
Sx : kesalahan baku
S e2 : keragaman dari kesalahan percobaan
r : banyaknya ulangan
Nilai ω dipakai untuk menilai setiap perbedaan yang dapat dilihat dalam
penelitian. Prosedur ini mudah digunakan karena hanya memerlukan satu nilai ω
untuk menilai beda harga rata-rata dengan suatu nilai tetap. Prosedur ini juga
memperhitungkan jumlah perlakuan dalam penelitian, memungkinkan untuk
mengambil kesimpulan tentang nilai beda mana yang nyata dan yang tidak,
menggunakan derajat bebas kesalahan percobaan dan dapat dipergunakan untuk
menentukan selang kepercayaan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Total 0,0652 35
Dari hasil analisis keragaman dapat dilihat nilai F hitung jauh lebih kecil
dibandingkan dengan nilai F tabel. Hal ini berarti bahwa hasil pengujian dari
ketiga standar tersebut tidak berbeda nyata satu sama lain. Hasil pengujian ini
menunjukkan bahwa perbedaan ukuran contoh uji dari masing-masing standar
untuk pengujian kerapatan papan partikel tidak memberikan pengaruh yang
nyata terhadap nilai kerapatannya.
Variasi nilai kerapatan papan partikel disajikan pada Gambar 3, yaitu
sebagai berikut :
Gambar 4 Diagram nilai kadar air papan partikel yang diuji dengan
SNI, ISO dan ASTM
Nilai F hitung yang didapat jauh lebih besar dari nilai F tabel. Hasil uji
beda Tukey, menunjukkan bahwa pengujian MOE dengan tiga standar
tersebut sangat berbeda nyata satu sama lain. Dengan demikian perbedaan
ukuran contoh uji dan jarak sangga yang digunakan sangat berpengaruh
terhadap nilai MOE yang dihasilkan. Hal ini diduga karena pengaruh
perbedaan luasnya permukaan yang diberi beban dan panjang jarak sangga
yang digunakan dalam pengujian. Semakin luas permukaan yang menahan
beban, maka nilai MOE yang dihasilkan akan semakin besar. Semakin besar
jarak sangga yang digunakan maka nilai MOE yang dihasilkan juga akan
semakin besar.
Variasi nilai kerapatan papan serat dapat dilihat pada diagram di bawah
ini :
Gambar 9 Diagram nilai kerapatan papan serat yang diuji dengan
SNI, ISO dan ASTM
Berdasarkan analisis keragaman pada Tabel 13, karena nilai F hitung < F
tabel maka itu berarti nilai kerapatan yang dihasilkan dari pengujian dengan
tiga standar yang berbeda yaitu SNI, ISO, dan ASTM tidak berbeda nyata
satu sama lain. Dengan demikian perbedaan ukuran contoh uji tidak
berpengaruh nyata terhadap nilai kerapatan papan serat yang dihasilkan.
Ukuran contoh uji ASTM lebih besar dari ukuran contoh uji standar lain.
Ukuran contoh uji standar ASTM adalah sebesar 76 mm × 152 mm, ukuran
contoh uji SNI adalah sebesar 50 mm × 50 mm, dan ukuran contoh uji ISO
sebesar 50 mm × 50 mm. Karena ukuran contoh uji yang relatif lebih besar,
maka air yang keluar dari permukaan papan serat akan cenderung lebih
maksimal dan lebih banyak jumlahnya. Hal ini menyebabkan nilai kadar air
ASTM lebih besar dari nilai kadar air standar lain. Dengan demikian
perbedaan ukuran contoh uji memberikan pengaruh yang nyata terhadap nilai
kadar air papan serat yang dihasilkan.
Perbedaan pada hasil uji pengembangan tebal ini diduga karena absorpsi
air yang terjadi pada contoh uji SNI lebih baik, karena ukuran contoh uji SNI
lebih kecil dari ukuran contoh uji ASTM. Ukuran contoh uji ASTM adalah
yang paling besar yaitu 152 mm × 152 mm, sedangkan ukuran dari dua
standar lain yaitu SNI dan ISO adalah 50 mm × 50 mm. Air yang masuk ke
dalam contoh uji yang luas dimensi tebalnya lebih kecil akan jauh lebih
banyak dibandingkan dengan contoh uji yang luas dimensi tebalnya lebih
lebar. Hal ini terjadi karena aliran air horizontal, dimana air yang masuk ke
dalam contoh uji yang ukuran luas dimensi tebalnya lebih kecil akan lebih
maksimal dan mempengaruhi perubahan dimensi yang terjadi. Dengan
demikian perbedaan ukuran contoh uji memberikan pengaruh yang nyata
terhadap pengembangan tebal papan serat.
Nilai F hitung yang didapat jauh lebih besar dari nilai F tabel. Hasil uji
beda Tukey menunjukkan bahwa nilai MOE dari tiga standar tersebut sangat
berbeda nyata satu sama lain. Dengan demikian perbedaan ukuran contoh uji
dan jarak sangga yang digunakan sangat berpengaruh terhadap nilai MOE
papan serat yang dihasilkan. Hal ini diduga karena pengaruh perbedaan
luasnya permukaan yang diberi beban dan panjang jarak sangga yang
digunakan dalam pengujian. Semakin luas permukaan yang menahan beban,
maka nilai MOE yang dihasilkan akan semakin besar. Semakin besar jarak
sangga yang digunakan maka nilai MOE yang dihasilkan juga akan semakin
besar.
4.2.2.2 Modulus patah (MOR)
Nilai modulus patah suatu papan komposit, biasanya tergantung pada
berat jenis dan sifat bahan baku yang dipakai. Hasil dari pengujian untuk
papan serat adalah sebesar 197,2 kg/cm2 untuk SNI, 228,0 kg/cm2 untuk ISO,
dan 217,5 kg/cm2 untuk ASTM. Nilai MOR papan serat kerapatan sedang
yang ditentukan oleh SNI adalah sebesar 51 – 306 kg/cm2, sedangkan FAO
sebesar 105 – 280 kg/cm2. Nilai MOR ketiga standar tersebut memenuhi
persyaratan FAO. Jika dibandingkan dengan persyaratan menurut SNI maka
hasil pengujian MOR untuk contoh uji SNI memenuhi syarat untuk papan
serat kerapatan sedang tipe 15, sedangkan untuk contoh uji ISO dan ASTM
memenuhi syarat untuk papan serat kerapatan sedang tipe 25.
Variasi nilai MOR nya dapat dilihat pada Gambar 14, sedangkan analisis
keragaman dari pengujian modulus patah (MOR) papan serat dapat dilihat
pada Tabel 18.
Hasil analisis keragaman nilai F hitung > F tabel, artinya nilai MOR
ketiga standar tersebut berbeda nyata satu sama lain. Hasil uji beda Tukey
menunjukkan pengujian MOR dengan ISO berbeda nyata dengan SNI,
sedangkan ASTM tidak berbeda nyata dengan dua standar lainnya.
Contoh uji SNI memiliki ukuran dimensi panjang yang paling kecil
dibandingkan standar lainnya. Selain itu, jarak sangga yang digunakan pun
jauh lebih pendek dari ISO dan ASTM. Ukuran dimensi panjang dan jarak
sangga, mempengaruhi besarnya nilai beban maksimum yang dihasilkan.
Semakin kecil ukuran dimensi panjang contoh uji dan semakin pendek
ukuran jarak sangga yang digunakan, akan menghasilkan nilai beban
maksimum pengujian yang lebih besar. Semakin besar nilai beban maksimum
yang dihasilkan, akan menghasilkan nilai MOR yang besar juga. Dengan
demikian dapat diketahui bahwa perbedaan ukuran contoh uji dan perbedaan
jarak sangga yang digunakan berpengaruh nyata terhadap nilai MOR papan
serat yang dihasilkan.
5.1. Kesimpulan
1. Perbedaan ukuran contoh uji tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap
hasil pengujian kerapatan papan partikel dan papan serat. Kerapatan rata-rata
papan partikel adalah 0,666 g/cm3, sedangkan kerapatan rata-rata papan serat
adalah 0,707 g/cm3.
2. Perbedaan ukuran contoh uji memberikan pengaruh yang nyata terhadap hasil
pengujian kadar air, penyerapan air, pengembangan tebal, modulus elastisitas
(MOE) dan modulus patah (MOR) papan partikel dan papan serat.
3. Dibandingkan dengan persyaratan Standar Nasional Indonesia (SNI) dan FAO
maka sifat fisis dan mekanis papan partikel yang diuji dengan SNI, ISO, dan
ASTM semuanya memenuhi persyaratan yang ditentukan.
4. Sifat fisis dan mekanis papan serat kerapatan sedang yang diuji dengan SNI,
ISO, dan ASTM semuanya memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam
Standar Nasional Indonesia. Dibandingkan dengan persyaratan FAO, maka
hanya sifat penyerapan air saja yang tidak memenuhi persyaratan karena nilai
penyerapan airnya lebih dari 40 %.
5.2. Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh perbedaan ukuran
contoh uji terhadap sifat fisis dan mekanis papan partikel dan papan serat dengan
menggunakan berbagai macam ketebalan papan partikel dan papan serat yang ada
di pasaran.
DAFTAR PUSTAKA
American Society for Testing and Materials. 1993. Standard Test Methods for
Evaluating Properties of Wood-Base Fiber and Particle Panel
Materials D1037-93. ASTM Committee : Philadelphia, Amerika
Amurwaraharja, I. P. 1996. Sifat Fisis Mekanis Papan Serat Berkerapatan Sedang.
[skripsi]. Jurusan Teknologi Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan
Institut Pertanian Bogor. Tidak dipublikasikan.
Anonimous. 1982. US Wood-Based Panel Industry : Research and Technological
Innovations. Forest Products Journal. Vol. 32, No. 8
Anonim. 2006. Limbah Kayu Dibuang Jangan,
http://www.repulika.co.id/koran_detail.asp?id=244907&kat_id=13.
[07 Mei 2006].
[BSN] Badan Standardisasi Nasional. 1996. Mutu Papan Partikel SNI 03-2105-
1996. Badan Standardisasi Nasional : Jakarta.
-------------------. 2006. Papan Serat SNI 01-4449-2006. Badan Standardisasi
Nasional : Jakarta.
Dharma, T. 1996. Pengaruh Perlakuan Jenis Perekat dan Ketebalan Terhadap
Keawetan Papan Serat. [skripsi]. Jurusan Teknologi Hasil Hutan,
Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Tidak dipublikasikan.
Djalal, M. 1981. Pengaruh Orientasi Partikel dan Kadar Perekat Terhadap Sifat-
sifat Flakeboard dari Kayu Albizia dan Getah Perca. [Tesis].
Fakultas Kehutanan Pasca Sarjana IPB. Tidak Dipublikasikan.
FAO. 1966. Plywod and Other Wood Base Panels. Food and Agriculture
Organization of United Nations : Rome.
Gandara, G. 1997. Pengaruh Level Resin UF Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis
Papan Serat Berkerapatan Sedang. [Skripsi]. Fakultas Kehutanan,
IPB. Tidak dipublikasikan.
Hadi, Y.S. , F. Febrianto, dan N. E. Herliyana, 1994. Asetilasi Selumbar Sebagai
Usaha Peningkatan Ketahanan Papan Partikel dari Serangan Rayap
Tanah, Rayap Kayu Kering, dan Jamur Perusak Kayu. Laporan
Penelitian Proyek Peningkatan Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat. Pusat Antar Universitas Institut Pertanian Bogor :
Bogor
Haygreen, J. G and J. L. Bowyer. 1989. Hasil Hutan dan Ilmu Kayu Suatu
Pengantar. Diterjemahkan oleh Dr. Ir. Sutjipto A. Hadikusumo.
Gajah Mada University Press : Yogyakarta.
Kollmann, F. J. P., E. W. Kuenzi and A. J. Stamm. 1975. Principles of Wood
Science and Technology. Volume II. Wood Based Materials.
Springer-Verlag : New York
Larsson, L. 1993. MDF Industry Updated. Sunds Defibrator AB, Sundsvall :
Sweden
Maloney, T. M. 1993. Modern Paritcleboard and Dry-Process Fiberboard
Manufacturing. Miller Freeman Inc : San fransisco.
Mulyadi. 2001. Sifat-sifat Papan Partikel Dari Limbah Kayu dan Plastik. [skripsi].
Jurusan Teknologi Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut
Pertanian Bogor. Tidak diterbitkan.
Rosid, I. K. 1995. Sifat-sifat Papan Partikel Menggunakan Perekat Lateks Alam
Iradiasi Polistiren Kopolimer. [Skripsi]. Fakultas Kehutanan, IPB.
Tidak dipublikasikan.
Sudjana. 1980. Desain dan Analisis Eksperimen. Penerbit Tarsito : Bandung
Sutigno, P. 2006. Mutu Papan Partikel.
(www.dephut.go.id/INFORMASI/SETJEN/PUSSTAN/INFO_V102/
IV.htm-32k). [06 Mei 2006].
Tsoumis, G. 1991. Science and Technology of Wood (Structure, Properties,
Utilization). Van Nostrand : New York
Widarmana, S. 1977. Panil-panil Berasal Dari Kayu Sebagai Bahan Bangunan.
Proceding Seminar Persaki di Bogor tgl 23-24 Juni 1977. Pengurus
Pusat Persaki : Bogor.
Zakaria. 1996. Pengujian Sifat Fisis dan Mekanis Papan Partikel Produksi PT.
Paparti Pratama Cibadak Sukabumi. [Skripsi]. Fakultas Kehutanan,
IPB. Tidak dipublikasikan.
LAMPIRAN
Lampiran 1 Dokumentasi Penelitian
Lampiran 1 (lanjutan)
Lampiran 2 Pengujian Kerapatan Papan Partikel
Keterangan :
≫ A1 = SNI ; A2 = ISO ; A3 = ASTM
≫ nilai yang dihitung dengan
menggunakan
Anova adalah nilai hasil transformasi
data
pengujian
≫ Dari hasil pengujian ANOVA, dapat diketahui bahwa ketiga standar uji yang digunakan menghasilkan nilai kerapatan yang tidak berbeda satu
sama lain.Oleh karena itu, tidak perlu dilakukan uji lanjutan.
Lampiran 3 Pengujian Kadar Air Papan Partikel
Sx S e A1 A2 A3
r 17,17 17,85 18,13
= √ (0,37/12)
= 0,1756
≫ Uji Beda Tukey Hasil pengujian contoh uji ISO memiliki nilai kadar air yang tidak berbeda nyata dengan dua
ω = ɋα(p,n2) S x standar lainnya. Sedangkan hasil pengujian contoh uji SNI berbeda nyata dengan
ASTM.
= ɋα(3,33) S x
= 4,426 × 0,1756
= 0,777
Lampiran 4 Pengujian Penyerapan Air Papan Partikel
53
Data Pengujian (dalam %) SUMMARY
A1 A2 A3 Groups Count Sum Average Variance
74,317 73,346 62,437 Column 1 12 705,95 58,83 15,67
79,224 77,788 62,423 Column 2 12 714,44 59,54 84,59
67,418 69,950 67,086 Column 3 12 648,56 54,05 11,30
64,714 81,761 70,269
75,194 76,765 69,323
68,140 68,406 68,140 Anova: Single Factor
79,021 73,128 54,296 Source of Variation SS df MS F P-value F crit
74,364 75,127 55,301 Between Groups 214,08 2 107,04 9,065** 0,000728 3,285
65,555 77,746 67,152 Within Groups 389,65 33 11,81
84,393 75,851 68,746
72,027 74,468 70,614 Total 603,74 35
71,735 65,828 69,610 Keterangan : ** = taraf nyata 1%
Keterangan :
A1 = SNI ; A2 = ISO ; A3 = ASTM
≫ Kesalahan Baku Percobaan ≫ Hasil Uji
2
Sx S e A3 A1 A2
r 54,05 58,83
= √ (11,81/12) 59,54
= 0,9921
≫ Uji Beda Tukey Hasil pengujian contoh uji ASTM memiliki nilai penyerapan air yang berbeda nyata dengan dua
ω = ɋα(p,n2) S x standar lainnya. Sedangkan hasil pengujian contoh uji SNI berbeda nyata dengan ISO.
= ɋα(3,33) S x
= 4,426 × 0,9921
= 4,391
Lampiran 5 Pengujian Pengembangan Tebal Papan Partikel
Sx S e A3 A2 A1
r 17,08 17,48
= √ (0,37/12) 17,95
= 0,1756
≫ Uji Beda Tukey Hasil pengujian contoh uji ISO memiliki nilai pengembangan tebal yang tidak berbeda nyata
ω = ɋα(p,n2) S x dengan dua standar lainnya. Sedangkan hasil pengujian contoh uji SNI berbeda nyata
dengan
= ɋα(3,33) S x ASTM.
= 3,468 × 0,1756
= 0,6090
Lampiran 6 Pengujian Modulus Elastisitas (MOE) Papan Partikel
Sx S e A1 A2 A3
r 1,810 3,726 4,641
= √ (0,14/12)
= 0,1080
≫ Uji Beda Tukey Hasil pengujian MOE dengan ketiga standar berbeda nyata satu sama lain
ω = ɋα(p,n2) S x
= ɋα(3,33) S x
= 4,426 × 0,1080
= 0,4781
Lampiran 7 Pengujian Modulus Patah (MOR) Papan Partikel
Sx S e A3 A2 A1
r 104,467 112,748 139,805
= √ (688,031/12)
= 7,5720
≫ Uji Beda Tukey Hasil pengujian contoh uji SNI memiliki nilai MOR yang berbeda nyata dengan dua standar
ω = ɋα(p,n2) S x lainnya. Sedangkan pengujian contoh uji ASTM tidak berbeda nyata dengan ISO.
= ɋα(3,33) S x
= 3,468 × 7,5720
= 26,260
Lampiran 8 Pengujian Kerapatan Papan Serat
≫ Dari hasil pengujian ANOVA, dapat diketahui bahwa ketiga standar uji yang digunakan menghasilkan nilai kerapatan yang tidak berbeda satu sama
lain. Oleh karena itu, tidak perlu dilakukan uji lanjutan.
Lampiran 9 Pengujian Kadar Air Papan serat
Sx S e A1 A2 A3
r 16,09 16,12 17,04
= √ (0,20/12)
= 0,1291
≫ Uji Beda Tukey Hasil pengujian contoh uji ASTM memiliki nilai kadar air yang berbeda nyata dengan dua
ω = ɋα(p,n2) S x standar lainnya. Sedangkan hasil pengujian contoh uji SNI tidak berbeda nyata dengan
ISO.
= ɋα(3,33) S x
= 4,426 × 0,1291
= 0,5714
Lampiran 10 Pengujian Penyerapan Air Papan Serat
Sx S e A3 A1 A2
r 54,61 58,38 59,79
= √ (9,95/12)
= 0,9106
≫ Uji Beda Tukey Hasil pengujian contoh uji SNI memiliki nilai penyerapan air yang tidak berbeda nyata dengan
ω = ɋα(p,n2) S x dua standar lainnya. Sedangkan hasil pengujian contoh uji ASTM berbeda nyata dengan
ISO.
= ɋα(3,33) S x
= 4,426 × 0,9106
= 4,0303
Lampiran 11 Pengujian Pengembangan Tebal Papan Serat
60
Data Pengujian (dalam %) SUMMARY
A1 A2 A3 Groups Count Sum Average Variance
16,920 18,222 15,650 Column 1 12 292,46 24,37 0,30
16,355 17,238 16,401 Column 2 12 290,67 24,22 0,45
16,277 15,360 15,648 Column 3 12 284,38 23,70 0,22
17,836 15,747 15,661
17,560 16,790 16,032
17,526 16,329 15,505 Anova: Single Factor
17,044 17,762 16,439 Source of Variation SS df MS F P-value F crit
16,918 17,577 16,526 Between Groups 3,01 2 1,50 4,650* 0,017 3,285
18,155 16,212 17,162 Within Groups 10,65 33 0,32
16,346 16,540 17,268
15,879 16,729 15,790 Total 13,65 35
17,570 17,691 15,800 Keterangan : * = taraf nyata 5%
Keterangan :
A1 = SNI ; A2 = ISO ; A3 = ASTM
≫ Kesalahan Baku Percobaan ≫ Hasil Uji
2
Sx S e A3 A2 A1
r 23,70 24,22
= √ (0,32/12) 24,37
= 0,1633
≫ Uji Beda Tukey Hasil pengujian contoh uji ISO memiliki nilai pengembangan tebal yang tidak berbeda nyata
ω = ɋα(p,n2) S x dengan dua standar lainnya. Sedangkan hasil pengujian contoh uji SNI berbeda nyata
dengan
= ɋα(3,33) S x ASTM.
= 3,468 × 0,1633
= 0,5663
Lampiran 12 Pengujian Modulus Elastisitas (MOE) Papan Serat
Sx S e A1 A2 A3
r 1,704 3,631 4,170
= √ (0,1205/12)
= 0,1002
≫ Uji Beda Tukey Hasil pengujian MOE dengan ketiga standar berbeda nyata satu sama lain
ω = ɋα(p,n2) S x
= ɋα(3,33) S x
= 4,426 × 0,1002
= 0,4435
Lampiran 13 Pengujian Modulus Patah (MOR) Papan Serat
Sx S e
A1
197,17
A3
217,4
A2
228,04
r
= √ (332,2024/12)
= 5,2615
≫ Uji Beda Tukey Hasil pengujian contoh uji ASTM memiliki nilai MOR yang tidak berbeda nyata dengan dua
ω = ɋα(p,n2) S x standar lainnya. Sedangkan pengujian contoh uji SNI berbeda nyata dengan ISO.
= ɋα(3,33) S x
= 4,426 × 5,2615
= 23,2873