Anda di halaman 1dari 17

BAB XV

KONSEP PENGENDALIAN GEOTEKNIK

Secara umum pekerjaan pengendalian pelaksanaan penyelidikan geoteknik untuk mendukung


pekerjaan konstruksi Sumber Daya Air, diantaranya sebagai berikut :

A. Tujuan Penyelidikan
Tujuan pekerjaan yang dimaksud adalah untuk menyelidiki dan menentukan secara
pasti sifat, susunan, tebal, tipe dan tekstur berbagai lapisan tanah bawah dan luas
serta keadaan bermacam-macam bahan yang ada di dalam kedalaman lokasi yang
dimaksud.
Bangunan-bangunan pokok khususnya bidang SDA terdiri dari :
 Bangunan utama (bendung/ dam)
 Tanggul penutup
 Bangunan pengambilan
 Saluran dan bangunan-bangunannya
 Terowongan
 Waduk
 Lain-lain

B. Ruang Lingkup Pekerjaan


Ruang lingkup pekerjaan yang dilaksanakan meliputi :

1. Pelaksanaan penyelidikan lapangan


 Pemetaan Geologi Teknik lokasi/ Ha
 Pemboran Inti (Total) meter
 Tes Penetrasi Standar (SPT) tes
 Permeability Test tes
 Pengambilan contoh-contoh tanah/ material bahan bangunan
 Tanah tak terganggu contoh
 Tanah terganggu contoh
 Bahan beton contoh
 Batu contoh
 Pembuatan Sumuran Uji (Test Pit) buah
267
 Pembuatan Paritan Uji (Trench) buah

268
 Pembuatan Adit buah
 Penyondiran (Dutch Cone Test) titik
 Pemboran Tangan (Hand Auger) titik
 Metode Penyelidikan Geolistrik (Electric Resistivity) titik
 Pengukuran Muka Air Tanah titik
 Pengukuran Elevasi Titik-titik Penyelidikan titik
 Pemasangan Patok Beton pada Titik-titik Penyelidikan buah

2. Pelaksanaan penyelidikan laboratorium


 Petrografi sayatan
 Pondasi contoh
 Bahan Timbunan contoh
 Bahan Beton contoh
 Mekanika Beton contoh

3. Membuat laporan
Laporan yang harus dibuat dan diserahkan kepada pihak Pemberi Pekerjaan
adalah :
 Foto-foto/ slide dokumentasi penyelidikan
 3 (tiga) laporan kemajuan kerja I dan II
 3 (tiga) kopi laporan bulanan
 3 (tiga) kopi konsep (draft)
 10 (sepuluh) kopi laporan akhir

268
D. PELAKSANAAN PENYELIDIKAN LABORATORIUM

Dalam usaha memberikan lebih banyak masukan data yang akan digunakan di dalam
perhitungan yang sesuai dengan kondisi bangunannya, percobaan laboratorium diusahakan
membuahkan hasil yang andal.
Penelitian akan dibagi ke dalam kelompok besar, yaitu penelitian yang bekenaan dengan:
 Pondasi
 Bahan timbunan
 Bahan beton
 Batu

1. Penelitian Tanah untuk Pondasi


Untuk memberikan data yang mendekati kondisi aslinya, contoh tanah yang akan
dicoba adalah contoh tanah asli. Jenis penelitian tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut :

a. Sifat-sifat indeks (index properties)


Penelitian ini berfungsi sebagai pendekatan untuk mengetahui kondisi fisik
jenis tanah yang akan kita evaluasi, sehingga penilaian (judgement) yang
dibuat selaras dengan data teknis yang diperoleh.
Pengujian tersebut antara lain :
 Berat isi (  n )

 Berat jenis (Gs)


 Kadar air (Wn)
 Analisis ukuran butir (m%)
 Batas-batas Atterberg (W1, Wp, Ip)
 Hidrometer

b. Sifat-sifat teknik (engineering properties)


Setelah data sifat-sifat indeks diketahui, maka pengujian untuk data teknis
disesuaikan dengan sistem pengujian yang sesuai dengan kondisi fisiknya.
Sifat-sifat teknik tanah dapat diketahui dengan melalui cara :
 Direct shear test (c, D)
 Unconfined Compression test (qun, qur)
269
 Triaxial Test, B.P. sistem consolidated undrained atau unconsolidated
undrained (C, C’, D, D’)
 Tes konsolidasi (Cc, Cv, Es)

2. Penelitian Bahan Timbunan


Guna mengetahui suatu jenis tanah yang baik untuk digunakan sebagai bahan
timbunan, terlebih dahulu harus dilakukan pengecekan terhadap data fisiknya, baru
setelah itu kita coba-coba dengan kepadatan mana akan tercapai kepadatan yang
maksimum yang dapat dicapai. Percobaan dilakukan untuk mengetahui :
 Sifat-sifat indeks
 Sifat-sifat teknik

a. Sifat-sifat indeks
Test sifat-sifat indeks ini dilakukan untuk mengetahui kondisi asli tanah,
sebelum tanah itu kita ubah-ubah baik dalam kepadatan, maupun dalam
perencanaan penentuan sifat-sifat tekniknya. Percobaan ini seyogyanya
berhubungan dengan kadar air tanahnya.
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui :
 Berat volume (cn)
 Berat jenis (Gs)
 Kadar Air (Wn)
 Analisis ukuran butir (m%)
 Hidrometer
 Batas-batas Atterberg (W1, Wp, Ip)

b. Sifat-sifat teknik
Metode percobaan yang akan dipakai harus dapat menghasilkan data teknis
dari bahan tanah dalam kondisi asli. Kondisi air tanah asli harus menjadi
perhatian utama.
Percobaan ini meliputi secara beraturan :
 Kepadatan/ Kompaksi (Standard Proctor) (qD; OMC)
 Triaxial Bp (cu and uu), setelah dipadatkan
 Konsolidasi sesudah dipadatkan
 Percobaan Permeabilitas setelah dipadatkan
 Percobaan Pin Hole setelah dipadatkan
 Unconfined Compression atau Direct Shear setelah dipadatkan dan
270
kondisi jenuh

271
3. Penelitian Bahan Beton
Pengetesan bahan atau material untuk beton ini akan menentukan nilai karakteristik dari
betonnya kelak.
Dengan sendirinya bahan tersebut akan ditunjang melalui pengujian :
 Analisis ukuran butir
 Bulk spesific gravity
 Daya serap air (water absorption)
 Kadar lanau
 Organic impurities
 Abrasi
 Daya tahan terhadap sulfat
 Analisis air

4. Penelitian Batu
Untuk mengetahui komposisi, sifat fisik dan teknis batuan sehubungan dengan
tingkat pelapukannya, maka batuan tersebut akan diuji melalui percobaan- percobaan
berikut :
 Petrografi
 Bulk spesific gravity
 Serap air (water absorption)
 Unconfined compression strength
 Daya tahan terhadap sulfat
 Abrasi

5. Metode Percobaan
Metode yang digunakan pada bagian-bagian 31, 32 dan 33 adalah metode-metode
ASTM dengan uraian sebagai berikut :
 Analisis ukuran butir : ASTM D. 422 – 63
 Percobaan berat jenis : ASTM D. 854 – 58
 Percobaan konsistensi : ASTM D. 423 – 66
 Kadar air : ASTM D. 2216 – 71
 Berat volume :-
 Kadar bahan organik : B.S. 1377 – 1961
 Percobaan susut (shrinkage test) : ASTM D. 421 – 61

272
 Konsolidasi : ASTM D. 2435 – 70
 Percobaan kembang (swelling test) : ASTM D. 1883 – 73

273
Semua contoh yang akan diuji oleh Konsultan harus didiskusikan dengan pihak
Direksi, sehingga penerepannya dapat diketahui.

6. Pengujian Bahan Tanah


Tanah yang diambil dari lubang bor dan paritan uji harus dites menurut ketentuan-
ketentuan berikut :

a. Contoh tanah terganggu dari lubang bor (dengan pengambil contoh dinding
tipis)
Tes-tes berikut harus dikenakan pada contoh tanah tak terganggu yang
diambil dari lubang bor.
 Analisis ukuran butir
 Berat jenis
 Batas cair
 Batas plastis
 Kadar air asli
 Kepadatan asli
 Kadar bahan organik
 Konsolidasi
 Unconfined Compressive Strength
 Triaxial Shear

b. Contoh tanah tak terganggu dari sumuran uji


Tes-tes berikut harus dikenakan pada contoh tanah tak terganggu yang
diambil dari lubang bor .
 Analisis ukuran butir
 Berat jenis
 Batas cair
 Batas plastis
 Kadar air asli
 Kepadatan asli
 Konsolidasi
 Unconfined Compressive Strength
 Triaxial Shear

274
c. Contoh tanah terganggu
Tes-tes berikut harus dikenakan pada contoh tanah kecil terganggu yang diambil
dari sumuran uji dan lubang bor untuk menentukan klasifikasi tanah.
 Analisis ukuran butir
 Berat jenis
 Batas cair
 Batas plastik
 Kadar air asli

7. Contoh Tanah Merah Terganggu


Tes-tes di bawah ini harus dikenakan terhadap contoh meruah terganggu. Tes
kepadatan harus dikenakan terhadap bahan yang akan dipakai untuk konstruksi
tangggul dari daerah sumber bahan timbunan yang telah disetujui oleh Pemberi
Pekerjaan.
 Analisis ukuran butir
 Berat jenis
 Batas cair konsistensi
 Batas plastik
 Kadar air asli
 Kepadatan asli
 Batas susut
 Potensi mengembang
 Permeabilitas pada OMC ± 3%
 Konsolidasi pada OMC ± 3%
 Unconfined Compressive Strength pada OMC ± 3%
 Triaxial pada OMC ± 3%.
 Pin hole pada OMC ± 3%
 Kepadatan.

8. Metode dan Persyaratan Uji Tanah


Pengujian tanah harus dilakukan sesuai dengan standar berikut :
 Tes analisis ukuran butir : JIS A 1204–1969 atau ASTM D 422–63
 Tes berat jenis : JIS A 1202–1969 atau ASTM D 854–58
 Tes konsistensi : JIS A 1205–1969 atau ASTM D 423–66

275
 Tes kadar air asli : JIS A 1203–1978 atau ASTM D 2216–71

276
 Tes kepadatan asli : USA Bureau of Reclamation, Earth Manual
Designation E–10 bagian E
 Kepadatan tanah di tempat : JIS A 1213–198 atau ASTM D 1556–64
 Tes kadar bahan organik : B.S., 1377–1961
 Tes faktor susut : JIS A 1209–1969 atau ASTM D 427–61
 Tes kembang : ASTM D 1883–73
 Hubungan kepadatan air tanah dengan tes palu
 Tes konsolidasi : JIS A 1217 T–1979 atau ASTM D 2435–70
 Tes permeabilitas : JIS A 1218 T–1979

9. Bahan Pasir dan Kerikil

a. Penyelidikan
Pembuatan sumuran uji harus dilakukan di daerah sumber bahan timbunan
sampai sedalam 5m dari permukaan tanah. Luas bagian horisontal sumuran
uji pada permukaan adalah 1,5m kali 1,5m2. Luas bagian dasar harus
sekurang-kurangnya 1m2.
Butir tanah berukuran besar harus dipisahkan di lapangan setiap kedalaman
1m. Contoh pasir sebanyak 20 kg harus diambil dari setiap kedalaman 1m
untuk dites lebih lanjut.

b. Jumlah sumuran uji


Pengujian harus dilakukan pada sumuran-sumuran dan kerikil yang telah
disetujui, sebagaimana diperlihatkan pada gambar terlampir. Jumlah dan
lokasi sumuran uji akan diputuskan oleh Direksi.

10. Pengujian Bahan Pasir dan Kerikil


Untuk bahan-bahan pasir dan kerikil, harus dilakukan tes-tes berikut untuk
mengetahui karakteristik bahan :

a. Pengujian bahan pasir


Bahan yang terkumpul akan dikenai tes-tes berikut :
 Analisis ayak/ saringan
 Berat jenis dan daya serap air
 Pencucian
 Bahan kimia
 Kerapatan
277
 Kekuatan mortel/ adukan

278
b. Pengujian bahan kerikil
Kerikil yang diameternya kurang dari 50 mm dipilih untuk dites untuk
mengetahui hal-hal berikut :
 Berat jenis dan daya serap air
 Pencucian
 Bahan kimia
 Los Angeles Abrassion
 Kerapatan
 Kekerasan
 Analisis ayak

Pelaksanaan Penyelidikan Laboratorium :


Membahas tentang kelanjutan pekerjaan penyelidikan lapangan, yang kegiatannya lebih
tertuju kepada pekerjaan, penelitian, jenis penelitian, metode penelitian, persyaratan-
persyaratan pengujian untuk menjawab tujuan penyelidikan lapangan.

275
E. PELAPORAN

Pelaporan merupakan suatu alat pertanggungjawaban dari kegiatan penyelidikan geoteknik


yang disusun secara sistematis sebagai berikut :

1. Isi Laporan
Isi laporan penyelidikan geologi teknik dan mekanika tanah harus merupakan seluruh
hasil kegiatan lapangan, laboratorium, analisis dan evaluasi data. Laporan harus merinci
hal-hal sebagai berikut :
 Lokasi dan kesampaian daerah (accessibility)
 Tata cara kerja
 Pekerjaan lapangan, meliputi ruang lingkup, peralatan dan metode yang digunakan.
 Pekerjaan laboratorium, meliputi ruang lingkup, peralatan dan metode yang
digunakan.
 Evaluasi data :
 Evaluasi data untuk keperluan pondasi dan galian
 Evaluasi data untuk keperluan bahan bangunan
 Tanah (borrow area)
 Batu (quarry area)
 Agregat beton
 Perhitungan mengenai koefisien percepatan gempa, dengan mengambil data-
data yang terbaru.

2. Kesimpulan dan Saran-saran


Memuat kesimpulan secara ringkas dan jelas mengenai :
 Keadaan geologi permukaan dan bawah permukaan.
 Pembagian perlapisan tanah/ batuan yang terinci dan harus memuat harga-harga
parameter untuk keperluan perencanaan.
 Saran untuk mendapatkan hasil perencanaan yang baik, maupun hal-hal yang perlu
diperhatikan pada saat pelaksanaan.

276
3. Lampiran
Lampiran-lampiran berikut harus disertakan dengan laporan :
 Peta lokasi daerah proyek dengan skala 1 : 50.000 atau 1 : 25.000
 Peta geologi regional, skala 1 : 100.000; jika tersedia dengan skala yang lebih besar.
 Peta geologi lokal daerah proyek dan peta lokasi titik-titik penyelidikan.
 Gambar penampang-penampang geologi, dengan skala vertikal maksimal 2 x skala
horisontal.
 Peta lokasi bahan timbunan atau bahan batu.
 Peta kegempaan.
 Hasil lapangan (yang berhubungan dengan pekerjaan), misalnya :
 Log Bor
 Geofisik (seismik/ geolistrik)
 Perhitungan stabilitas
 Diagram sondir
 Sumuran uji
 Paritan/ adit
 Permeabilitas
 Hasil laboratorium (yang berhubungan dengan pekerjaan), misalnya :
 Hasil penelitian miskroskopis petrografi
 Mekanika batuan
 Hasil-hasil tes sifat-sifat tanah
 Uji triaxial
 Uji Direct Shear
 Uji uconfined compression
 Analisis ukuran butir dan Hidrometer
 Uji konsolidasi
 Uji kepadatan
 Uji Atterberg
 Ringkasan
 Foto-foto yang memuat keadaan lokasi dan kegiatan pekerjaan lapangan.

Pelaporan
 Membahas masalah apa saja yang menjadi sasaran isi dari pembuatan laporan.
 Membuat kesimpulan sebagai rekomendasi kepada pengguna data hasil laporan kegiatan
277
serta lampiran-lampiran pendukung dari pelaporan.

278

Anda mungkin juga menyukai