Anda di halaman 1dari 7

Teori Belajar Kognitif

Kel 02 :

- Ulfiatun Hasanah 2042300047


- Putri Nur Laili 2042300037
- Lathifah Triya Ismi Umami Hasan 2042300030

BAB l

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada dasarnya pendidikan merupakan suatu usaha sadar yang dilakukan dengan
proses mendidik, yakni proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik agar mampu
menyesuaikan diri sebaik mungkin dalam lingkungannya sehingga akan menimbulkan
perubahan dalam dirinya, yang dilakukan dalam bentuk pembimbingan, pengajaran, dan atau
pelatihan. Dimana setiap orang berhak mendapatkan pendidikan yang layak. Jadi pendidikan
merupakan kebutuhan pokok yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Dalam
proses pendidikan, belajar merupakan salah satu bagian yang tak terpisahkan. Dimana belajar
merupakan suatu proses perubahan perilaku dan pola pikir yang dialami oleh seseorang,
misalnya dari sesuatu hal yang tidak bisa menjadi bisa,dari tidak tau menjadi tau. Selama
proses belajar manusia pasti tak luput dari kesalahan. Untuk itu perlu adanya teori-teori
belajar yang tepat yang diterapkan dalam proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran yang
diinginkan bisa tercapai dengan maksimal.

Teori – teori pembelajaran berpedoman pada prinsip-prinsip pembelajaran yang


dihasilkan daripada kajian-kajian ahli psikologi pendidikan. Teori ini merupakan azas kepada
para pendidik agar dapat memahami tentang cara pelajar belajar. Selain itu, dengan adanya
pengetahuan yang menyeluruh tentang teori ini pendidik diharapkan agar dapat
menghubungkan prinsip dan hukum pembelajaran dengan kaedah dan teknik yang akan
digunakan.

Berdasarkan pemaparan diatas, dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai
“Teori Belajar Kognitif dalam Pembelajaran”. Teori belajar kognitif lebih menekankan pada
belajar merupakan suatu proses belajar yang terjadi dalam akal pikiran manusia atau gagasan
manusia bahwa bagian-bagian suatu situasi saling berhubungan dalam konteks situasi secara
keseluruhan. Jadi belajar melibatkan proses berfikir yang kompleks dan mementingkan
proses belajar.

BAB II

TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian Teori Belajar Kognitif

Secara bahasa Kognitif berasal dari bahasa latin ”Cogitare” artinya berfikir. Dalam


pekembangan selanjutnya, kemudian istilah kognitif ini menjadi populer sebagai salah satu
wilayah psikologi manusia/satu konsep umum yang mencakup semua bentuk pengenalan
yang meliputi setiap perilaku mental yang berhubungan dengan masalah pemahaman,
memperhatikan, memberikan, menyangka, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan
masalah, kesengajaan, pertimbangan, membayangkan, memperkirakan, berpikir dan
keyakinan.

Sedangkan secara istilah dalam pendidikan Kognitif adalah salah satu teori diantara
teori-teori belajar dimana belajar adalah pengorganisasian aspek-aspek kognitif dan persepsi
untuk memperoleh pemahaman. Dalam model ini, tingkah laku seseorang ditentukan oleh
persepsi dan pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan, dan perubahan
tingkah laku, sangat dipengaruhi oleh proses belajar berfikir internal yang terjadi selama
proses belajar.

Pada dasarnya belajar adalah suatu proses usaha yang melibatkan aktivitas mental
yang terjadi dalam diri manusia sebagai akibat dari proses interaksi aktif dengan
lingkungannya untuk memperoleh suatu perubahan dalam bentuk pengetahuan, pemahaman,
tingkah laku, ketrampilan dan nilai sikap yang bersifat relatif dan berbekas.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat diketahui bahwa belajar menurut teori
kognitif adalah suatu proses atau usaha yang melibatkan aktivitas mental yang terjadi dalam
diri manusia sebagai akibat dari proses interaksi aktif dengan lingkungannya untuk
memperoleh suatu perubahan dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, tingkah laku,
keterampilan dan nilai sikap.

2.2 Tokoh – tokoh Teori Belajar Kognitif

Tokoh-tokoh aliran kognitif di antaranya adalah Thorndike,Watson, Clark L. Hull,


Edwin Guthrie, dan Skinner. Berikut akan dibahas karya-karya para tokoh aliran
kognitivisme, antara lain:

2.2.1 Piaget

Menurut Piaget dalam buku “Teknologi Pembelajaran” dari Drs. Bambang Warsita
(2008:69) yang menjelaskan bahwa perkembangan kognitif merupakan suatu prosess
genetika yaitu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis yaitu perkembangan sistem
syaraf. Dalam buku “Psikologi Pendidikan” karya Wasty Soemanto (1997:123) yang
menyatakan teori belajar piaget disebut cognitive-development yang memandang bahwa
proses berfikir sebagai aktivitas gradual dari pada fungsi intelektual dari kongkrit. Belajar
terdiri dari tiga tahapan yaitu :asimilasi, akomodasi dan equilibrasi. Piaget juga
mengemukakan bahwa proses belajar harus disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif
yang dilalui siswa. Proses belajar yang dialami seorang anak berbeda pada tahap satu debfab
tahap lainnya yang secara umum semakin tinggi tingkat kognitif seseorang maka semakin
teratur dan juga semakin abstrak cara berpikirnya. Oleh karena itu guru seharusnya
memahami tahap-tahap perkembangan kognitif anak didiknya serta memberikan isi, metode,
media pembelajaran yang sesuai dengan tahapannya. Langkah-langkah pembelajaran dalam
merancang pembelajaran menurut Piaget, antara lain:

1) menentukan tujuan pembelajaran;

2)memilih materi pembelajaran;

3) menentukan topik-topik yang dapat dipelajari oleh peserta didik;

4) menentukan dan merancang kegiatan pembelajaran sesuai topik;

5) mengembangkan metode pembelajaran; 6) melakukan penilaian proses dan hasil peserta


didik.

2.2.2 David Ausubel

Menurut Ausubel dalam buku karya Drs. Bambang Warsita bahwa “belajar haruslah
bermakna, materi yang dipelajari diasimilasi secara nonarbitrer dan berhubungan dengan
pengetahuan yang dimiliki sebelumnya”(2008:72). Hal ini berari bahwa pembelajaran
bermakna merupakan suatu proses yang dikaitkan dengan informasi baru pada konsep-konsep
relevan yang terdapat dalam struktur kognitif peserta didik. Dimana Proses belajar tidak
sekedar menghafal konsep-konsep atau fakta-fakta saja, tetapi merupakan kegiatan yang
menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan pemahaman yang utuh sehingga konsep
yang dipelajari akan dipahami secara baik dan tidak mudah dilupakan. Jadi guru harus
menjadi perancang pembelajaran dan pengembang program pembelajaran dengan berusaha
mengetahui dan menggali konsep-konsep yang dimiliki peserta didik dan membantu
memadukan secara harmonis dengan pengetahuan baru yang dipelajari. Langkah-langkah
pembelajaran bermakna menurut Ausebel,dalam merancang pembelajaran antara lain:

1) menentukan tujuan pembelajaran;

2) melakukan identifikasi peserta didik;

3) memilih materi pembelajaran sesuai karakteristik peserta didik dan mengaturnya dalam
bentuk konsep inti;

4) menentukan topik peserta didik dalam bentuk advance organizers;

5) mengembangkan bahan belajar untuk dipelajari peserta didik;

6) mengatur topik pembelajaran dari yang sederhana ke kompleks;

7) melakukan penilaian proses dan hasil belajar peserta didik.


2.2.3 Jerome Bruner

Berdasarkan Drs. Wasty Soemanto (1997:127) dan Drs. Bambang warsita(2008:71)


dimana Jarome Bruner mengusulkana teori yang disebutnya free discovery learning.Teori ini
bertitik tolak pada teori kognitif, yang menyatakan belajar adalah perubahan persepsi dan
pemahan. Maksudnya, teori ini menjelaskan bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik
dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu aturan
termasuk konsep, teori, ide, definisi dan sebagainya melalui contoh-contoh yang
menggambarkan atau mewakili aturan yang menjadi sumbernya. Keuntungan belajar
menemukan : Menimbulkan rasa ingin tahu siswa sehingga dapat memotivasi siswa sehingga
dapat menemukan jawabannya. Menimbulkan keterampilan memecahkan masalahnya secara
mandiri dan mengharuskan siswa untuk menganalisis dan memanipulasi informasi. Menurut
Burner ada tiga tahap perkembangan kognitif seseorang yang ditentukan oleh cara melihat
lingkungan, antara lain: tahap pertama enaktif yaitu peserta didik melakukan aktivitas dalam
usaha memahami lingkungan; tahap kedua, ikonik yaitu peserta didik melihat dunia melalui
gambar dan visualisasi verbal; tahap yang ketiga, simbolok yaitu peserta didik mempunyai
gagasan abstrak dimana komunikasi dibantu sistem simbolik. Langkah-langkah pembelajaran
dalam merancang pembelajaran menurut Bruner antara lain:

1) menentukan tujuan pembelajaran;

2) melakukan identifikasi peserta didik;

3) memilih materi pembelajaran;

4) menentukan topik secara induktif;

5) mengembangkan bahan belajar untuk dipelajari peserta didik;

6) mengatur topik pembelajaran dari yang sederhana ke kompleks;

7) melakukan penilaian proses dan hasil belajar peserta didik.

2.2.4 Albert Bandura

Bandura berpendapat tentang teori kognitif sosial. Seperti yang dijelaskan dalam buku
karya John W. Santrock (2007:285) yang menyatakan bahwa teori Kognitif Sosial (Social
Cognitive Theory) merupakan faktor sosial dan kognitif dan juga faktor perilaku, memainkan
peran penting dalam pembelajaran. Hal ini berarti bahwa faktor kognitif berupa ekspektasi
murid untuk meraih keberhasilan sedangkan faktor sosial mencakup pengamatan murid
terhadap perilaku orang tuanya. Jadi menurut Bandura antara faktor kognitif/person, faktor
lingkungan dan faktor perilaku mempengaruhi satu sama lain dan faktor-faktor ini bisa saling
berinteraksi untuk mempengaruhi pembelajaran. Faktor kognitif mencakup ekspektasi,
keyakinan, strategi, pemikiran dan kecerdasan.
2.2.5 Kurt Lewin

Yang juga merupakan tokoh teori belajar kognitif adalah Kurt Lewin yang
menyatakan tentang teori belajar medan kognitif (cognitive-field learning theory). Seperti
yang di jelaskan oleh Nana Sudjana dalam bukunya yang menjelaskan bahwa dalam teori
belajar medan kognitif, “belajar didefinisikan sebagaai proses interaksional dimana pribadi
menjangkau wawasan-wawasan baru dan atu merubah sesuatu yang lama”(1991:97). Hal ini
berarti bahwa seseorang harus peduli dengan diri mereka sendiri dan juga dengan orang lain,
dengan belajar secara afektif sehingga diharapkan mereka atau seorang guru bisa mengerti
dengan dirinya sendiri dan dapat melaksanakan tugas dengan lebih baik selain itu juga
mengembangkan sistem psikologis yang bermanfaat dalam berurusan dengan anak-anak dan
pemuda dalam ssituasi belajar.

2.3 Prinsip-Prinsip Teori Belajar Kognitif

Berdasarkan pendapat dari Drs. Bambang Warsita (2008:89) yang menyatakan tentang
prinsip- prinsip dasar teori kognitivisme, antara lain:

 Pembelajaran merupakan suatu perubahan status pengetahuan.


 Peserta didik merupakan peserta aktif didalam proses pembelajaran.
 Menekankan pada pola pikir peserta didik.
 Berpusat pada cara peserta didik mengingat, memperoleh kembali dan menyimpan
informasi dalam ingatannya.
 Menekankan pada pengalaman belajar, dengan memandang pembelajaran sebagai
proses aktif di dalam diri peserta didik
 Menerapkan reward and punishment.
 Hasil pembelajaran tidak hanya tergantung pada informasi yang disampaikan guru,
tetapi juga pada cara peserta didik memproses informasi tersebut.

2.4 Kelebihan dan Kelemahan Teori Belajar Kognitif

Setiap teori belajar tidak akan pernah sempurna, demikian pula dengan teori belajar kognitif.
Di samping memiliki kelebihan – kelebihannya ada pula kelemahan – kelemahannya. Berikut
adalah beberapa kelebihan dan kelemahan teori kognitif antara lain :

2.4.1 Kelebihan Teori Belajar Kognitif


a) Menjadikan siswa lebih kreatif dan mandiri.

Dengan teori belajar kognitif siswa dituntut untuk lebih kreatif karena mereka tidak
hanya merespon dan menerima rangsangan saja, tapi memproses informasi yang diperoleh
dan berfikir untuk dapat menemukan ide-ide dan mengembangkan pengetahuan. Sedangkan
membuat siswa lebih mandiri contohnya pada saat siswa mengerjakan soal siswa bisa
mengerjakan sendiri karena pada saat belajar siswa menggunakan fikiranya sendiri untuk
mengasah daya ingatnya, tanpa bergantung dengan orang lain dengan.

b) Membantu siswa memahami bahan belajar secara lebih mudah.


Teori belajar kognitif membantu siswa memahami bahan ajar lebih mudah karena
siswa sebagai peserta didik merupakan peserta aktif didalam proses pembelajaran yang
berpusat pada cara peserta didik mengingat, memperoleh kembali dan menyimpan informasi
dalam ingatannya. Serta Menekankan pada pola pikir peserta didik sehingga bahan ajar yang
ada lebih mudah dipahami.

2.4.2 Kelemahan Teori Belajar Kognitif


a) Teori tidak menyeluruh untuk semua tingkat pendidikan.
b) Sulit di praktikkan khususnya di tingkat lanjut.
c) Beberapa prinsip seperti intelegensi sulit dipahami dan pemahamannya masih belum
tuntas.

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Dari pembahasan Teori Belajar kognitif dapat kami simpulkan sebagai berikut :

a) Pandangan Teori Belajar Kognitif adalah:

Elemen terpenting dalam proses belajar adalah pengetahuan yang dimiliki oleh tiap
individu.

Perilaku manusia tidak ditentukan oleh stimulus yang berada diluar dirinya,
melainkan oleh faktor yang ada pada dirinya sendiri.

Belajar sebagai proses pemfungsian unsur-unsur kognisi terutama pikiran, untuk dapat
mengenal dan memahami stimulus yang datang dari luar. Dengan kata lain, aktivitas belajar
manusia ditentukan pada proses internal dalam berpikir yakni pengolahan informasi.

Teori belajar kognitif lebih menekankan arti penting proses internal, mental manusia.
Tingkah laku manusia yang tampak, tak dapat diukur dan diterangkan tanpa melibatkan
proses mental, seperti : motivasi, kesengajaan, keyakinan dan sebagainya.

b) Tokoh-Tokoh Teori Belajar kognitif adalah:


1. Piaget
2. David Ausubel
3. Jerome Bruner
4. Albert Bandura
5. Kurt Lewin

DAFTAR PUSTAKA
 https://www.anekamakalah.com/2012/09/makalah-teori-belajar-kognitif-
dan.html?m=1
 http://rudisiswoyo89.blogspot.com/2013/11/makalah-teori-belajar-kognitif.html?
m=1
 Sutarto. M.Pd, 2017. Teori Kognitif dan Implikasinya Dalam Pembelajaran, Universitas
Islam Negeri Imam Bonjol Padang

Anda mungkin juga menyukai