TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan
terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan adalah sebagai suatu pembentukan yang terus
menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi karena adanya pemahaman-
pemahaman baru.7
1) Pengetahuan Implisit
seseorang yang berisi faktor-faktor yang tidak bersifat nyata, seperti keyakinan
pribadi, perspektif, dan prinsip. Pengetahuan implisit sering kali berisi kebiasaan dan
2) Pengetahuan eksplisit.
1) Tahu (know)
Berisikan kemampuan untuk mengenali dan mengingat perisilahan, definisi, fakta-
2) Memahami (comprehension)
Suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan
3) Apliksi (application)
4) Analisis (analysis)
Suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-
komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya
5) Sintetis (synthesis)
6) Evaluasi (evaluation)
1) Pendidikan
orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat
dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pada
2) Pekerjaan
tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang
dan banyak tantangan. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap
kehidupan keluarga.
3) Umur
Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berganti
tahun. Semakin bertambah umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan
lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat
seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum dewasa . Hal ini
4) Pendapatan
kualitas makanan sehingga ada hubungan yang erat antara pendapatan dengan
daya beli seseorang dalam memenuhi bahan makanan yang dibutuhkan, keadaan ini
berdampak kepada pemenuhan gizi yang kurang dan beresiko terjadinya anemia.7
2.1.2 Sikap
Sikap adalah pernyataan evaluatif terhadap objek, orang, atau peristiwa. Hal ini
1) Menerima
Kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang
2) Menanggapi
Kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengikutsertakan dirinya secara aktif
3) Menilai
Memberikan nilai atau memberikan penghargaan terhadap suatu kegiatan atau objek
sehingga apabila kegiatan tersebut tidak dikerjakan, dirasakan akan membawa kerugian
atau penyesalan.
4) Mengelola
Mempertemukan perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai baru yang universal, yang
Keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki oleh seseorang, yang
2.2 Anemia
2.2.1 Pendahuluan
Anemia pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi, dan merupakan jenis
anemia yang pengobatannya relatif mudah, bahkan murah. Anemia pada kehamilan merupakan
masalah nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat, dan
pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia kehamilan disebut
“potential danger to mother and child” (potensial membahayakan ibu dan anak), karena itulah
anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan
Menurut WHO, kejadian anemia kehamilan berkisar antara 20% dan 89% dengan menetapkan
Hb 11 (g/dl) sebagai dasarnya. Angka anemia kehamilan di Indonesia menunjukkan nilai yang
cukup tinggi, yaitu 3,8% pada trimester 1, 13,6% trimester II, dan 24,8 pada trimester III. Ibu
hamil di Indonesia mengalami anemia akibat kekurangan gizi, pada pengamatan lebih lanjut
menunjukan bahwa kebanyakan anemia yang diderita masyarakat adalah karena kekurangan zat
besi yang dapat diatasi melalui pemberian zat besi secara teratur dan peningkatan gizi. Selain itu
di daerah pedesaan banyak dijumpai ibu hamil dengan malnutrisi atau kekurangan gizi,
kehamilan dan persalinan dengan jarak yang berdekatan, dan ibu hamil dengan pendidikan dan
2.2.2 Definisi
Anemia adalah suatu keadaan dimana jumlah eritrosit yang beredar dalam darah atau
Anemia didefinisikan sebagai kadar hematokrit, konsentrasi Hb atau hitung eritrosit di bawah
batas normal. Jika konsentrasi Hb kurang dari 11 gr% pada akhir trimester l dan <10 gr% pada
akhir trimester ll dan lll diusulkan menjadi batas bawah untuk mencari penyebab anemia dalam
kehamilan. Namun nilai ini sedikit berbeda pada ibu-ibu hamil yang mendapat suplementasi Fe,
yaitu 11,0 gr% pada trimester l dan 10,5 gr% pada trimester ll dan lll.10
Hb 11 gr/dl normal, Hb <10 gr/dl disebut anemia ringan, Hb <7 gr/dl disebut anemia sedang,
Beberapa klasifikasi anemia dalam kehamilan menurut etiologi adalah sebagai berikut:
Adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan Fe dalam darah, dan gangguan reabsorbsi
duodenum. Dengan gejala klinis cepat lelah, nafsu makan kurang, berdebar-debar, dan takikardi.
2) Anemia megaloblastik
Adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan asam folat. Dengan gejala klinis berupa mual
muntah, kurang nafsu makan, cepat lelah, sering pusing dan sinkop.
Adalah anemia yang disebabkan karena kekurangan vitamin B12, penyebab dari kekurangan
vitamin B12 adalah gangguan reabsorbsi, ileus gastrointestinal yang direseksi dan diare.9
5) Anemia hemolitik
Adalah anemia yang disebabkan oleh destruksi sel darah merah lebih tinggi dari
pembentukannya. Gejala utama dengan kelainan gambaran darah, kelelahan, kelemahan serta
6) Anemia aplasia-hipoplasia
Adalah anemia akibat hipofungsi sumsum tulang untuk membentuk sel darah baru. Untuk
diagnosis diperlukan pemeriksaan diantaranya darah tepi lengkap, pemeriksaan fungsi eksternal
Untuk menegakkan diagnosis anemia kehamilan dapat dilakukan dengan anamnesa. Pada
anamnesa akan didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, dan
Pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat Sahli. Hasil
1) Hb 11 g% tidak anemia.
trimester III.Dengan pertimbangan bahwa sebagian besar ibu hamil mengalami anemia, maka
4) Umur sel darah merah (eritrosit) terbatas sekitar 120 hari. Sel-sel darah merah yang sudah tua
dihancurkan kembali menjadi bahan baku untuk membentuk sel darah yang baru.
pada wanita seperti mioma uteri, polip serviks, dan penyakit darah.
tumbuh kembang janin dalam rahim, mudah terjadi infeksi, ancaman dekompensasi
kordis (Hb <6 g%), mola hidatidosa, hiperemesis gravidarum, perdarahan anterpartum,
b) Bahaya saat pesalinan: gangguan His (kekuatan mengejan), kala pertama dapat
berlangsung lama dan terjadi partus terlantar, kala dua berlangsung lama sehingga dapat
melelahkan dan sering memerlukan tindakan operasi kebidanan, kala uri dapat diikuti
kordis mendadak setelah persalinan, anemia kala nifas, mudah terjadi infeksi mamae.9
Sekalipun tampaknya janin mampu menyerap berbagai kebutuhan dari ibunya, tetapi
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Akibat anemia dapat terjadi gangguan
dalam bentuk: abortus, kematian intrauterin, persalinan prematuritas tinggi, berat badan
lahir rendah, kelahiran dengan anemia, dapat terjadi cacat bawaan, bayi mudah mendapat
2.2.6.1 Pengertian
Hemoglobin adalah protein majemuk yang tersusun atas protein sederhana yaitu globin dan
radikal protestik yang berwarna, yang disebut heme. Protein ini terdapat dalam sel darah merah
dan dapat dipisahkan dengan cara sentrifugasi. Berat molekulnya yang ditentukan dengan
ultrasentrifugasi sebesar 68.800, merupakan protein pertama yang diperoleh dalam bentuk
hablur. Hemoglobin merupakan protein pembawa oksigen dalam darah. Tiap liter darah
mengandung kira-kira 150g Hb. Kadar Hb adalah jumlah K 3Fe (CN)6 akan diubah menjadi
methemoglobin yang kemudian diubah menjadi Hb sianida (HiCN) oleh KCN dengan batas
ambang berat bila Hb < 8 gr%, anemia ringan jika Hb > 8-11 gr% dan normal pada ibu hamil
Hb > 11 gr%.9
2.2.7 Kebutuhan Zat Besi pada Wanita Hamil
Wanita memerlukan zat besi lebih tinggi dari laki-laki karena terjadi mentruasi dengan
perdarahan sebanyak 50 sampai 80 cc setiap bulan dan kehilangan zat besi sebesar 40 mg. di
samping itu, kehamilan memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah
merah dan membentuk sel darah merah janin dan plasenta. Makin sering seseorang wanita
mengalami kehamilan dan melahirkan akan makin banyak kehilangan zat besi dan menjadi
makin anemis.9
Sebagai gambaran berapa banyak kebutuhan zat besi pada setiap kehamilan perhatikan tabel
berikut:
Kebutuhan Jumlah
Meningkatkan sel darah ibu 500 mg Fe
Jika persediaan cadangan Fe minimal, maka setiap kehamilan akan menguras persediaan Fe
tubuh dan akhirnya menimbulkan anemia pada kehamilan berikutnya. Pada kehamilan relatif
terjadi anemia karena darah ibu hamil mengalami hemodilusi (pengenceran) dengan
peningkatkan volume 30% sampai 40% yang puncaknya pada kehamilan 32 sampai 34 minggu.
Jumlah peningkatan sel darah 18 sampai 30%, dan hemoglobin sekitar 19%. Bila hemoglobin ibu
sebelum hamil 11 g%, dengan terjadinya hemodilusi akan mengakibatkan anemia hamil
sekitar 900 mg. Saat laktasi, ibu masih memerlukan kesehatan jasmani yang optimal sehingga
dapat menyiapkan ASI untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Dalam keadaan anemia,
laktasi tidak mungkin dapat dilaksanakan dengan baik.9 Rata-rata kebutuhan zat besi adalah
sebesar 4 mg/hari (2,5 mg/hari pada awal kehamilan, 5,5 mg/hari pada minggu 20-32 dan 6-8
2.2.8 Penatalaksaan
Anemia defisiensi besi diterapi dengan pemberian besi oral seperti fero sulfat, fumarat, atau
glukonat dalam dosis terapeutik (unsur besi 200 mg disertai asam folat 5 mg per hari). Umumnya
terjadi peningkatan kadar Hb sebesar 0,8 g/dL tiap minggunya dan hitung retikulosit mulai
meningkat dalam waktu 5-10 hari sejak terapi oral diberikan, besi ini dapat diminum bersama
asama skorbat (jeruk). Efek samping dari terapi ini umumnya dijumpai seperti mual, muntah,
Besi parenteral tidak memberi manfaat lebih dari pada besi oral jika pasien bisa menoleransi
besi oral, tapi besi parenteral dapat diberikan pada pasien yang tidak dapat menoleransi besi oral.
Injeksi besi sorbitol yang memungkinkan penyerapan cepat karena memiliki molekul ringan,
dapat diberikan melalui injeksi intramuskular setelah dilakukan uji sensitivitas, besi sorbitol
Besi dekstran dapat diberikan melalui dua jalur intramuskular atau intravena, besi dekstran
memiliki molekul rendah sehingga dapat digunakan dengan efek samping yang kecil. Sediaan
besi sukrosa yang lebih baru dapat diberikan dalam bentuk sekali infus atau injeksi intravena
berulang. Suntikan ini harus diberikan diantara usia gestasi 30-34 minggu karena memerlukan
dilanjutkan hingga setidaknya 4 minggu masa nifas. Respon yang diharapkan berupa penurunan
kadar laktat dehidrogenase dalam 3-4 hari dan peningkatan retikulosit dalam 5-8 hari.2
Transfusi sel darah merah atau darah lengkap jarang diindikasikan sebagai terapi anemia
defesiensi zat besi kecuali juga terdapat hipovolemia akibat kehilangan darah atau harus
dilakukan pembedahan darurat pada wanita dengan anemia berat (hematokrit < 20 % volume).
Untuk menggati simpanan zat besi, terapi oral perlu dilanjutkan selama 3 bulan setelah
anemianya dikoreksi.1
Pendidikan
Usia
Pengetahuan
Pekerjaan
Pendapatan
Anemia Dalam
Kehamilan
Kepatuhan Konsumsi
Tablet Fe Dan Asam
Folat
Sikap Kepatuhan
Pemeriksaan
Pola Makan
-Pengetahuan
Variabel Independen Variabel Yang Diteliti
-Sikap
Variabel Independen
Variabel Dependen
Pengetahuan
Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
sikap
Hipotesis adalah pernyataan sebagai jawaban sementara atas pernyataan penelitian yang harus
H0 : Tidak ada hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil dengan kejadian anemia di
H1 : Ada hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu hamil dengan kejadian anemia di