Anda di halaman 1dari 7

Skenario 5

Ny. Ari, 25 tahun hamil anak pertama cukup bulan, diantar oleh bidan ke
Puskesmas dengan rujukan : partus tidak maju-maju setelah dipimpin bidan mengedan
selama 2 jam. Dari pemeriksaan dokter didapatkan: TD: 130/70 mmHg, FUT 3 jari Bpx,
TFU ; 35 cm , pada pemeriksaan Leopold : janin letak kepala, his; 2-3x/35”/S, DJJ; 13-
12-13, VT: pembukaan lengkap, ketuban(-), sisa kehijauan, ubun-ubun besar teraba di
depan HIII-IV.
Di rumah sakit, dokter memasang infus cairan Ringer Laktat. Ny. Ari merasakan
kelelahan dan tidak kuat lagi untuk mengedan. Setelah pemberian cairan, dokter
melakukan pemeriksaan ulang dan menemukan his 3-4x/45”/K, DJJ: 13-11-12, dari VT
ditemukan pembukaan lengkap, ketuban(-), sisa kehijauan, ubun-ubun besar di depan
HIII-IV, persalinan diterminasi dengan ekstraksi forsep. Bayi lahir dengan BBL 3500
gram, PB 50 cm, A/S 7/8. Dokter melakukan manual plasenta dan pada eksplorasi
tidak ditemukan robekan jalan lahir kecuali luka episiotomi yang mencapai sebagian
otot perineum. Dokter memberikan injeksi oksitosin, dan setelah dilakukan penjahitan
luka episiotomi, ditemukan atonia uteri dan tinggi fundus uteri 1 jari diatas pusat, serta
perdarahan sebanyak 600 ml. Dokter melakukan massage uterus dan memberikan
oksitosin drip. Setelah setengah jam, kontraksi uterus menjadi baik dengan tinggi
fundus 2 jari di bawah pusat.
Pada hari kedua post partum, Ny, Ari gampang menangis tanpa alasan yang jelas
dan dia menolak merawat bayinya, sering berteriak, tidak bisa tidur, merasa tidak
mampu merawat bayinya, kadang-kadang mengatakan itu bukan bayinya.
TAHAP 1

1.Pemeriksaan leopold:
pemeriksaan yang bertujuan utk menentukan letak dan
posisi janin di uterus, bisa juga menentukan usia kehamilan
dan memperkirakan atau menentukan berat janin.
2. Partus (persalinan):
suatu tindakan dalam melahirkan anak yang meliputi:
- Tahap persalinan dari permulaan terjadinya kontraksi
sampai ada pembukaan lengkap
- Tahap persalinan yang berlangsung dari saat terjadinya
pembukaan lengkap sampai dilakukannya kelahiran bayi.
- Tahap dimana plasenta dan selaput ketuban dikeluarkan.
3. Hodge III-IV:
bidang khayal utk melihat posisi bayi pada jalan lahir
setinggi iskhiadika dan koksigis jika dilakukan vaginal
toucher.
4. Ekstraksi forsep:
persalinan buatan melahirkan bayi dengan satu tarikan.
5. Massage uterus:
pemijatan pada uterus utk menurunkan fundus uteri.
6. Episiotomi:
insisi vagina ke perineum utk mencegah robekan saat
melahirkan dan mempermudah penyembuhan.
7. Atonia uteri:
melemahnya kekuatan kontraksi uterus sehingga tidak
dapat menutup luka perdarahan.
Tahap 2 : Identifikasi Masalah
1. Kenapa partus tidak maju maju?
2. Apa penyebab kelelahan dan tidak kuat lagi
mengedan?
3. Penyebab terjadi nya Atonia Arteri dan terjadinya
pendarahan 600ml?
4. Apa yang menyebabkan dokter melakukan determinasi
dengan ekstraksi forsep?
5. Mengapa pasien menangis tanpa alasan yang jelas,
menolak bayinya, tidak bisa tidur, merasa tidak mampu
merawat bayinya dan kadang-kadang mengatakan itu
bukan bayinya?
Tahap 3: Analisa Masalah
1. Bisa di sebabkan karena kurangnya konraksi uterus, letak
janin dan ukuran janin yang terlalu besar untuk panggul ibu,
kondisi jalan lahir yang kurang memadai, ketuban pecah dini.
2. Karena pada saat melahirkan partus macet, untuk melakukan
proses persalinan butuh energi ekstra. Sementara Ny. Tersebut
mengalami kala 2 memanjang, berarti butuh lebih banyak
energi lagi. Dari keadaan tersebut itu menjadi kelelahan dan
tidak sanggup lagi untuk mengedan.
3. Pendarahan normal pasca partus adalah <500cc, sementara
pendarahan ibu ini sampai 600cc. Ini disebabkan oleh atonia
arteri, dimana uterus gagal berkontraksi setelah partus. Karena
atonia arteri uteri pengecilan uterus lama sehingga ditemukan
di 1 jari atas simfisis pubis.
4. Karena partus nya tidak maju-maju, atonia arteri,
pendarahan 600ml, kelelahan dan tidak sanggup
mengedan, dan untuk menyelamatkan ibu dan janin nya.
5. Berarti si ibu mengalami baby blues / post partum /
maternity blues, yang berarti selalu merasa sedih.
Biasanya di alami oleh sekitar 50% wanita setelah
melahirkan. Salah satu gejalannya adalah labilitas afek
yang menuat ibu mudah menangis kemudia diam dan
kemudian menagis lagi. Karena perasan itu, si ibu tidak
memperdulikan anaknya.
Ny.ar ,25 tahun

Tidak maju-maju , Tidak maju-maju ,


2jam partus
macet

Atonia arteri Ukuran pelvis kecil,


<< kontraksi uterus
Kelelahan, tidak
<<energi ibu
sanggup mengedan
perdarahan > 600 ml Ukuran kepala janin >
<< motifasi dari
keluarga
<< hormon oksitosin
Menyelamatkan ibu & Determinasi ekstra
janin forcep

Hormonal
Janin berfluktuasi,ete
selamat Menangis, rogen dan
Gangguan
menolak bayi, progesteron
psikis dan
berteriak tdk menurun,
afek pada
bisa tidur riwayat punya
Ibu selamat ibu
,kadang2 kelainan
mengatakan psikologis ,
bukan bayinya proses
persalinan
yang tidak
lancar
Baby blues
sindrom

Anda mungkin juga menyukai