Anda di halaman 1dari 27

Amalia Irsha Adhari

Fatmah Azzuhra Lubis

Stase Obstetri Ginekologi


2019
1. Anatomi kelenjar mammae
2. ASI
3. Menyusui yang baik dan benar
4. Masalah pada putting
5. Masakah saat Menyusui

ADD A FOOTER 2
• Payudara terletak dalam fasia
superfisialis di daerah pektoral antara
sternum dan axila pada iga ke dua atau
ketiga dan melebar hingga iga keenam
atau ketujuh.
• Payudara pada wanita tidak hamil
didominasi oleh jaringan adiposa dan
sistem duktus rudimenter.
• Ukuran payudara ditentukan oleh jumlah
jaringan adiposa.
• Hal ini menyebabkan ukuran payudara
tidak ada hubungannya dengan
kemampuan menghasilkan susu

3
• Masing-masing payudara memiliki
15 – 25 lobus.
• Tiap lobus tersusun atas 20-40
lobulus.
• Tiap lobulus tersusun atas 10-100
alveolus yang menghasilkan
susu.
• Saluran susu bergabung ke sinus
susu, berada dibawah areola.

Kelenjar Mammae
4
ASI

• ASI adalah makanan terbaik dan


paling sempurna bagi bayi karena di
dalamnya terkandung zat gizi sesuai
dengan kebutuhan untuk tumbuh
kembang bayi.
• ASI hari ke 3-5 mengandung
banyak kolostrum, berbeda dengan
ASI hari ke 8-11 atau ASI transisi
dan hari selanjutnya (ASI matur).
6

Jenis ASI
• Kolostrum merupakan ASI yang pertama keluar.
• Berwarna kekuningan
• Volumenya sedikit tetapi sesuai untuk
kebutuhan bayi baru lahir.
• Foremilk memiliki kandungan air yang lebih
banyak dibandingkan hindmilk, berfungsi untuk
menghilangkan rasa haus pada bayi.
• Hindmilk memiliki kandungan lemak dan kalori
yang tinggi
Menyusui Eksklusif Menyusui Predominan Menyusui Parsial

• Tidak memberi bayi • Menyusui bayi tetapi • Menyusui bayi dan


makanan atau pernah memberi juga diberikan
minuman lain, termasuk sedikit air atau makanan buatan
air putih selain ASI minuman berbasis selain ASI sebelum
(kecuali obat-obatan air bayi berusai 6 bulan,
atau vitamin dan baik diberikan secara
mineral kontinyu atau sebagai
makanan prelakteal.

ADD A FOOTER
ADD A FOOTER 8
ADD A FOOTER 9
Menyusui yang Benar

1. Pegang bayi, sangga leher dan bahunya.


2. Kepala bayi harus sedikit miring agar mudah
mengisap dan melan.
3. Bayi memiliki reflex primitive yaitu sucking reflex.
Dengan menyentuhkan putting ke pipi maka bayi
akan membuka mulutnya lebar-lebar.
4. Pastikan payudara tidak menutupi hidung bayi

ADD A FOOTER 10
Tanda Perlekatan yang Baik

• Proses menyusui terasa nyaman


tanpa rasa sakit.
• Dada bayi menempel pada tubuh
ibu.
• Mulut bayi menutupi hamper seluruh
areola.
• Lidah bayi terletak di bawah
payudara
• Dagu bayi menyentuh payudara.
• Terdapat gerakan bayi menelan.
• Telinga bergoyang menandakan otot
temporalis berkontraksi.

ADD A FOOTER 11
Posisi Saat
Menyusui

ADD A FOOTER 12
13

• Bersuara lirih
• Membuka mulut dan menegluarkan lidah
• Mengulum tangan
• Menangis

Tanda Bayi Lapar


ADD A FOOTER
Masalah pada
Puting

ADD A FOOTER 14
Solusi Inverted Nipple

Nipple Shield
ADD A FOOTER 15
Cracked Nipple

Masalah pada
Puting
Non Farmakologi
• Perbaiki teknik menyusui
• Jika luka hanya sedikit, maka oleskan kolostrum di
sekitar putting dan biarkan kering
• Jika lecet berat istirahatkan putting namun ASI tetap
harus dikeluarkan
• Kompres dengan kain hangat jika terjadi bendungan
payudara
Farmakologi
• Parasetamol tiap 4-6 jam
• Oleskan lanolin untuk melembabkan

ADD A FOOTER 16
Saat bayi dan plasenta
Aktivasi sel kelenjar
lahir, kadar estogen dan Prolaktin disekresi oleh
payudara dan produksi air
progresteron menurun (2- hipofisis anterior
susu ibu
3 hari)

Isapan oleh bayi


Oksitosin mempengaruhi
merangsang pengeluaran
sel mio-epitelial di alveoli
oksitosin dari hipofisis
payudara dan ASI keluar
posterior
● Bendungan pada kelenjar payudara oleh karena ekspansi dan
tekanan dari produksi dan penampungan ASI.

● Dapat disebabkan akibat


○ Bayi tidak cukup menyusui, sedangkan produksi ASI meningkat
○ Terlambat menyusukan
○ Posisi menyusui yang kurang baik
○ Hubungan dengan bayi kurang bayi, atau terbatasnya waktu menyusui

● Muncul gejala breast engorgement (pembengkakan bilateral dan


saat dipalpasi teraba keras, dan kadang terasa nyeri tetapi tidak
ada tanda kemerahan dan demam)
● Umumnya keadaan ini akan membaik dalam beberapa hari
● Tatalaksana Umum

1. Sanggah payudara dengan bebat dan bra yang pas


2. Kompres dengan kain basah/hangat selama 5 menit
3. Urut payudara dari pangkal menuju putting
4. Keluarkan ASI dari depan payudara sehingga putting menjadi lunak
5. Susukan bayi 2-3 jam sekali sesuai keinginan bayi (on demand) dan
pastikan perlekatan yang benar
6. Pada masa awal bila bayi tidak dapat mengosongkan payudara, keluarkan
dengan pompa atau secara manual
7. Letakkan kain dan kompres dingin setelah menyusui atau setelah dipompa
8. Dapat diberikan parasetamol 3x500 mg untuk mengurangi nyeri
9. Evaluasi setelah 3 hari
● Mastitis : infeksi dan peradangan parenkim kelenjar payudara saat
nifas atau sampai 3 minggu setelah persalinan
● Penyebab utama : sumbatan saluran susu dan pengeluaran ASI
yang tidak sempurna
● Faktor Risiko terjadinya mastitis
- Primipara
- Stress
- Teknik menteki yang tidak benar (pengosongan payudara yang
tidak baikdan hanya pada satu posisi)
- Pemakaian kutang yang terlalu ketat
- Pengisapan bayi yang kurang kuat (ASI menjadi statis dan
obstruksi kelenjar)
● Payudara terasa membengkak,
mengeras, lebih hangat
● Payudara kemerahan dengan
batas tegas
● Payudara terasa sangat nyeri
● Ibu menggigil, mialgia, dan
takikardia.
● Jika pembendungan payudara tidak diberikan tatalaksana dengan benar
akan berujung kepada mastitis infektif (terinfeksi)
● Staphylococcus aureus merupakan penyebab tersering mastitis (40%)
dan biasanya berasal dari kuman hidung dan mulut bayi yang masuk
melalui puting payudara saat menyusui.
Tatalaksana mastitis secara umum :

1. Ibu sebaiknya dianjurkan untuk tirah baring dan mendapatkan


asupan cairan yang lebih banyak
2. Sampel ASI dapat dikultur dan diuji sensitivitasnya
Tatalaksana mastitis secara khusus:

1. Pemberian Antibiotik
○ Klokasilin 500 mg po per 6 jam selama 10-14 hari ATAU eritromisin 250
mg po 3 kali selama 10-14 hari
2. Dorong agar ibu tetap menyusui, dari payudara yang tidak sakit.
Jika yang sakit belum kosong, pompa untuk mengeluarkan isinya
3. Kompres dingin pada payudara untuk mengurangi bengkak dan
nyeri
4. Berikan parasetamol 3 x 500 mg po
5. Sangga payudara ibu dengan bebat atau bra yang pas
6. Lakukan evaluasi setelah 3 hari
● Sekitar 10 % dari kasus mastitis dapat berkembang menjadi
breast abscess (bernanah) dengan gejala yang semakin berat
● Abses payudara dapat ditegakkan dengan tanda fluktuasi dan
nyeri pada saat palpasi yang disertai eritema di sekitarnya.
● Bantuan ultrasonography juga dapat membantu mendeteksi
abses.
● Tatalaksana breast abscess
○ Abscess drainage dengan bantuan pipa/handschoen drain agar nanah keluar.
Sayatan dianjurkan sejajar dengan duktus laktiferus (pencegah kerusakan duktus)
1. Bayi dengan galaktosemia
2. Ibu dengan HIV/AIDS dapat diberikan PASI setelah memenuhi
kriteria AFASS
3. Ibu dengan penyakit jantung yang apabila menyusui dapat terjadi
gagal jantung
4. Ibu dengan terapi khusus (obat antikanker)
5. Ibu yang memerlukan pemeriksaan radioaktif (menghentikan
pemeberian ASI selama 5x half life obat lalu ASI dapat dilanjutkan)
● Saifuddin AB, Rachimhadhi T, Wiknjosastro GH, editors. Ilmu kebidanan
sarwono prawirohardjo. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawairohardjo;
2008.
● Collins S, Arulkumaran S, Hayes K. Oxford handbook of obstetrics and
gynaecology. Oxford: Oxford University Press; 2013.
● Sherwood L. Human physiology. 8th ed. Belmont, CA: Brooks/Cole Cengage
Learning; 2013.
● Lawrence R, Lawrence R. Breastfeeding - A Guide for Medical Proffesional.
7th ed. Missouri: Elsevier; 2011.
● Departemen Kesehatan RI. Manajemen Laktasi. Jakarta: Direktorat Jenderal
Bina Kesehatan Masyarakat; 2002.

Anda mungkin juga menyukai