Anda di halaman 1dari 26

“Askep anak dengan gangguan

kebutuhan nutrisi pada DM Juvenile”


Disusun Oleh :
Marisa Nur Meilani (191FK01071)
Vyrel Vergian Brastama (191FK01138) Rabu, 27 Oktober 2021
PEMBAHASAN 01 PENGERTIAN

02
(Diabetes Melitus)

KELOMPOK 7: KLASIFIKASI

03 ETIOLOGI

04 MANIFESTASI

05
KLINIS
PERJALANAN

07
KLINIS PEMERIKSAAN
PENUNJANG

06 KOMPLIKASI

07 ASUHAN

08 PEMERIKSAAN KEPERAWATAN
MEDIS

—KELOMPOK 7
PENGERTIAN
Diabetes melitus secara definisi
adalah keadaan hiperglikemia
kronik. Hiperglikemia ini dapat
disebabkan oleh beberapa keadaan,
di antaranya adalah gangguan
sekresi hormon insulin, gangguan
aksi/kerja dari hormon insulin atau
gangguan kedua-duanya (Weinzimer
SA, Magge S. 2005).
Peningkatan jumlah penderita
Diabetes Mellitusyang cukup
signifikan di Indonesia ini perlu
mendapatkan perhatian seiring
dengan meningkatnya risiko anak
terkena Diabetes Mellitus. Deteksi
dini pada Diabetes
Mellitusmerupakan hal penting
yang harus dilakukan untuk
menghindari kesalahan atau
keterlambatan diagnosis yang
—KELOMPOK 7
dapat mengakibatkan kematian.
Klasifikasi DM berdasarkan etiologi (ISPAD 2009)
1. DM Tipe-1 (destruksi sel-β)
a. Immune mediated
b. Idiopatik

2. DM tipe-2

3. DM Tipe lain
a. Defek genetik fungsi pankreas sel
b. Defek genetik pada kerja insulin —KELOMPOK 7
c. Kelainan eksokrin pankreas
d. Gangguan endokrin
e. Terinduksi obat dan kimia

4. Diabetes mellitus kehamilan


ETIOLOGI

1. Faktor Genetik 2. Faktor-faktor Imunologi 3. Faktor Lingkungan

Penderita diabetes tidak Adanya respons autotoimun yang Virus atau toksin tertentu
mewarisi diabetes tipe I itu
sendiri; tetapi mewarisi suatu merupakan respons abnormal dimana dapat memicu proses
predisposisi atau kecenderungan antibodi terarah pada jaringan normal otoimun yang menimbulkan
genetik ke arah terjadinya DM
tipe I. Kecenderungan genetik tubuh dengan cara bereaksi terhadap destruksi sel beta.
ini ditemukan pada individu jaringan tersebut yang dianggapnya
yang memiliki tipe antigen HLA
(human leucosite antigen). seolah-olah sebagai jaringan asing, yaitu
autoantibodi terhadap sel-sel pulau
Langerhans dan insulin endogen.
—KELOMPOK 7
MANIFESTASI KLINIS

a) Hiperglikemia (Kadar glukosa darah plasma >200mg/dl ).


b) Poliuria
● Poliuria nokturnal seharusnya menimbulkan kecurigaan adanya
DM tipe 1 pada anak.
c) Polidipsia
—KELOMPOK 7
d) Poliphagia
e) Penurunan berat badan , Malaise atau kelemahan
f) Glikosuria (kehilangan glukosa dalam urine)
MANIFESTASI KLINIS

g) Ketonemia dan ketonuria


Penumpukan asam lemak keton dalam darah dan urine terjadi akibat
katabolisme abnormal lemak sebagai sumber energy. Ini dapat
mengakibatkan asidosis dan koma.
h) Mata kabur
Hal ini disebabkan oleh gangguan lintas polibi (glukosa sarbitol —KELOMPOK 7

fruktasi) yang disebabkan karena insufisiensi insulin. Akibat terdapat


penimbunan sarbitol dari lensa, sehingga menyebabkan pembentukan
katarak.
i) Gejala-gejala lainnya dapat berupa muntah-muntah, nafas berbau
aseton, nyeri atau kekakuan abdomen dan gangguan kesadaran (koma).
Perjalanan Klinis DM Tipe 1
terbagi atas :
2. FASE PENYEMBUHAN
Fase setelah beberapa hari diberikan pengobatan.
Keadaan akut penyakit ini telah teratasi dan sudah
terdapat sensitivitas jaringan terhadap insulin.

1. FASE INISIAL
Dimulai saat timbulnya gejala sampai dengan
ditegakkan diagnosis. Fase ini sering didahului
oleh infeksi, goncangan emosi maupun trauma
fisik.
—KELOMPOK 7
Perjalanan Klinis DM Tipe 1
terbagi atas :
4. FASE INTENSIFIKASI
Fase ini timbul 16-18 bulan setelah diagnosis
3. FASE REMISI (HONEYMOON PERIOD)
ditegakan. Pada fase ini terjadi kekurangan insulin
Pada saat ini, kebutuhan insulin menurun sehingga
endogen.
dapat terjadi hipoglikemia bila insulin tidak
disesuaikan. Bila dengan dosis insulin 0.1 IU/kg
BB masih menyebabkan hipoglikemia maka
pemberian insulin harus dihentikan.
—KELOMPOK 7
Diabetes melitus dapat menimbulkan berbagai komplikasi
yang menyerang beberapa organ dan yang lebih rumit lagi,
penyakit diabetes tidak menyerang satu alat saja, tetapi
KOMPLIKASI berbagai organ secara bersamaan. Komplikasi ini dibagi
menjadi dua kategori (Schteingart, 2006):
1. Hipoglikemia
Reaksi hipoglikemia adalah gejala yang timbul akibat tubuh
kekurangan glukosa, dengan tanda-tanda rasa lapar, gemetar,
keringat dingin, pusing, dan sebagainya.
2. Koma Diabetik
Koma diabetik ini timbul karena kadar darah dalam tubuh
terlalu tinggi, dan biasanya lebih dari 600 mg/dl.

—KELOMPOK 7
KOMPLIKASI
Komplikasi- komplikasi vaskular jangka panjang (biasanya
terjadi setelah tahun ke-5) berupa :
1. Mikroangiopati : retinopati, nefropati, neuropati. Nefropati
diabetik dijumpai pada 1 diantara 3 penderita DM tipe-1.
2. Makroangiopati : gangren, infark miokardium, dan angina.
Komplikasi lainnya (FKUI. Ilmu Kesehatan Anak. 1988 ) :
1. Gangguan pertumbuhan dan pubertas
2. Katarak
3. Arteriosklerosis (sesudah 10-15 tahun)
4. Hepatomegali

—KELOMPOK 7
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Kadar Glukosa Darah sewaktu dan puasa


2. Aseton Plasma (Keton)
3. Asam Lemak Bebas
4. Osmomalitas Serum
5. Elektrolit
6. Gas Darah Arteri
7. Trombosit Darah
8. Ureum/Kreatinin
9. Insulin Darah
10. Pemeriksaan Fungsi Tiroid
11. Urine -KELOMPOK 7
PENATALAKSANAAN MEDIS

Dalam jangka pendek, penatalaksanaan DM


bertujuan untuk menghilangkan / mengurangi
keluhan/gejala DM. Sedangkan untuk
tujuan jangka panjangnya adalah mencegah
komplikasi. Tujuan tersebut dilaksanakan
dengan cara menormalkan kadar glukosa,
lipid, dan insulin. Untuk mempermudah
tercapainya tujuan tersebut kegiatan
dilaksanakan dalam bentuk pengelolaan
pasien secara holistik dan mengajarkan
kegiatan mandiri.
-KELOMPOK 7
PENATALAKSANAAN MEDIS

Perbedaan utama antara penatalaksanaan DM tipe 1 yang mayoritas


diderita anak dibanding DM tipe 2 adalah kebutuhan mutlak insulin.
Terapi DM tipe 1 lebih tertuju pada pemberian injeksi insulin.
Penatalaksanaan DM tipe 1 menurut Sperling dibagi dalam 3 fase yaitu :
1. Fase Akut/Ketoasidosis
2. Fase Subakut/Transisi
3. Fase Pemeliharaan

-KELOMPOK 7
PENATALAKSANAAN MEDIS

Diabetes Mellitus jika tidak dikelola dengan baik akan


menimbulkan berbagai penyakit dan diperlukan
kerjasama semua pihak ditingkat pelayanan kesehatan.
Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan berbagai
usaha dan akan diuraikan sebagai berikut:
1. Pemberian Insulin
2. Perencanaan Makanan
3. Latihan Jasmani
4. Edukasi
-KELOMPOK 7
ASUHAN KEPERAWATAN

01 02 03
Pengkajian Masalah Keperawatan Diagnosa Keperawatan
dari kajian 13 Domain

04 05 06
Intervensi Keperawatan Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan

-KELOMPOK 7
PENGKAJIAN

1. Identitas
2. Keluhan Utama
3. Keluhan Umum
4. Tanda-tanda vital
5. Pemeriksaan Fisik
6. Pemeriksaan Penunjang
7. Riwayat Kesehatan

-KELOMPOK 7
Masalah Keperawatan dari
kajian 13 Domain
1) Mk : resiko ketidakseimbangan kadar gula darah
Domain 2 & kelas 4
2) Mk : kelelahan
Domain 4 & kelas 1
3) Ketidakseimbangan nutrisi
Domain 2 & kelas 1
4) Resiko infeksi
Domain 11 & kelas 1
5) Resiko cidera
Domain 11 & kelas 2

-KELOMPOK 7
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang dapat muncul pada pasien dengan DM type 1 meliputi:
1. Resiko Ketidakseimbangan kadar gula darah berhubungan penyakit diabetes mellitus

2. Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energy metabolik ditandai


dengansering lelah, lemah, pucat, klien tampak letargi/tidak bergairah.

3. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan dengan


tidak mampu dalam mengabsorbsi makanan karena faktor biologi (defisiensi insulin)
ditandai dengan lemas, berat badan pasien menurun walaupun intake makanan adekuat,
mual dan muntah, konjungtiva tampak pucat, pasien tampak lemah, GDS >200 mg/dl.

4. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan sekunder tidak adekuat tidak adekuat
(penurunan fungsi limfosit).

5. Resiko cedera berhubungan dengan disfungsi sensori.


-KELOMPOK 7
INTERVENSI KEPERAWATAN
Resiko Ketidakseimbangan kadar gula darah berhubungan dengan penyakit melitus.
Intervensi :
1. Monitor kadar gula darah

2. Monitor tanda dan gejala hiperglikemia dan hipoglikemia

3. Monitor tanda-tanda vital

4. Berikan terapi insulin sesuai program kepada pasien dan keluarga mengenai pencegahan dan
pengenalan tanda-tanda hiperglikemia dan hipoglikemia dan managemen hiperglikemia dan tanda
hiperglikemia

5. Instruksikan kepada pasien untuk selalu patuh terhadap dietnya

-KELOMPOK 7
LANJUTAN INTERVENSI
-KELOMPOK 7
KEPERAWATAN

Kelelahan Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan berhubungan dengan tidak mampu dalam mengabsorbsi
penurunan produksi makanan karena factor biologi (defisiensi insulin)
energy metabolik ditandai dengan lemas, berat badan pasienmenurun
ditandai dengan walaupun intake makanan adekuat, mual dan muntah,
sering lelah, lemah, konjungtiva tampak pucat, pasien tampak lemah, GDS
pucat, klien tampak >200 mg/dl.
letargi /tidak
Intervensi :
bergairah.
1. monitor berat badan tiap hari
Intervensi :
1. Diskusikan dengan pasien 2. ciptakan lingkungan yang optimal saat mengkonsumsi makanan
dan keluarga kebutuhan 3. berikan terapi insulin sesuai dengan program
aktivitas
4. kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian diet
2. Tingkatkan partisipasi pasien
dalam melakukan aktifitas 5. libatkan keluarga pasien dalam perencanaan makanan sesuai
sehari-hari indikasi
3. Monitor TTV
LANJUTAN INTERVENSI
KEPERAWATAN

Resiko infeksi berhubungan


dengan pertahanan sekunder tidak
adekuat (penurunan fungsi
limfosit).
Resiko cedera
Intervensi :
berhubungan dengan
1. Observasi tanda-tanda infeksi dan
disfungsi sensori.
peradangan.
Intervensi :
2. Tingkatkan upaya pencegahan dengan cara
cuci tangan yang pada semua orang yang
1. Monitor tanda-tanda vital -KELOMPOK 7
berhubungan dengan pasien termasuk 2. Orientasikan pasien dengan
pasien sendiri. lingkungan sekitarnya
3. Pertahankan teknik aseptik pada prosedur 3. Pantau adanya keluhan
invasif parestesia,nyeri atau
kehilangan sensori
4. Lakukan perubahan posisi, anjurkan batuk
efektif dan nafas dalam
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Merupakan tahap dimana rencana keperawatan


dilaksanakan sesuai dengan intervensi. Tujuan dari implementasi
-KELOMPOK 7
adalah membantu klien dalam mencapai peningkatan kesehatan
baik yang dilakukan secara mandiri maupun kolaborasi dan
rujukan.
EVALUASI KEPERAWATAN

Evaluasi adalah stadium pada proses keperawatan dimana taraf


keberhasilan dalam pencapaian tujuan keperawatan dinilai dan kebutuhan
untuk memodifikasi tujuan atau intervensi keperawatan ditetapkan
(Brooker, 2001). Evaluasi yang diharapkan pada pasien dengan diabetes
mellitus adalah :
1. Kondisi tubuh stabil, tanda-tanda vital, turgor kulit, normal.
2. Berat badan dapat meningkat dengan nilai laboratorium normal dan tidak ada
tanda-tanda malnutrisi.
3. Infeksi tidak terjadi
4. Rasa lelah berkurang/Penurunan rasa lelah
5. Pasien mengutarakan pemahaman tentang kondisi, efek prosedur dan proses
pengobatan.

-KELOMPOK 7
Thanks!

Does anyone have any questions?

“KELOMPOK 7”

Instagram : @virelvergian @marisanurmel

“Askep anak dengan gangguan kebutuhan nutrisi pada DM Juvenile”

Anda mungkin juga menyukai