Anda di halaman 1dari 6

Nama : Tegar Pratama

NIM : 20407144022
Prodi/Kelas : Ilmu Sejarah/B 2020

UAS Sejarah Asia Timur


1. Analisislah bagaimana peran Amerika Serikat dalm konstelasi politik yang
terjadi di kawasan Asia Timur pasca Perang Dunia Kedua!
Konstelasi politik di Asia Timur merupakan percaturan politik yang
unik, hal ii dikarenakan kehidupan politik di Asia Tenggara sangatlah
dipengaruhi oleh sejarah masa lalu. Sejarah masa lalu yaitu perang ideologi
yang berlangsung setelah PD II selesai. Ekspetasi kita setelah Perang Dunia
usai adalah perdamaian di seluruh dunia. Namun, ekspektasi itu hanyalah
menjadi sebuah harapan semata. Setelah Perang Dunia II berakhir, tidak
berarti dunia benar-benar menjadi aman. Timbul permasalahan lain yang
dapat mempengaruhi perpolitikan internasional, yaitu pertentangan antara
Blok Barat dibawah pimpinan Amerika Serikat yang demokratis dan
kapitalis melawan Blok Timur dibawah pimpinan Uni Soviet yang komunis
(Mansbach & Raffery, 2012).
Pada Khususnya di Asia Timur perkembangan kehidupan politiknya
sangatlah dipengaruhi oleh Amerika serikat. Asia timur ini dianggap
penting bagi kedua negara adidaya tadi yang menyebabkan asia timur tidak
terlepas dari pertarungan 2 ideologi besar tadi. Berlangsungnya perang
korea (1950-1953) pun langsung direspon oleh amerika serikat. Amerika
serikat langsung mengeluarkan kebijakan politik untuk menduduki bagian
selatan dari korea1. Hal ini dilakukan oleh AS guna digunakan untuk
membendung penyebaran ideologi komunis Uni Soviet. Keputusan
besarpun dilakukan oleh para petinggi Amerika Serikat pada saat itu
membuat sebuah grand-design untuk memecah Korea pada garis paralel 38o
, dengan alasan untuk tetap mempertahankan posisi Seoul dari pengaruh Uni
Soviet yang dirasa semakin kuat di bagian utara Korea (Srivastava, 1982).
Amerika menganggap bahwa perang korea adalah perang amerika juga
karena Amerika mengetahui bahwa di belakang Korea Utara ada campur
tangan Uni Soviet. Tak mau kalah, dengan alasan membendung perluasan
ideologi komunis di Asia dan juga membendng kekuatan Korea Utara yang
semakin besar, maka Amerika memutuskan untuk membantu Korea
Selatan. Pada akhirnya perang koreapun berakhir pada 1953, dimana korea
selatan dan utara saling berdamai dan menandatangani kesepakatan
penghentian permusuhan pada 27 juli 1953. Perang Korea berakhir dengan
tidak adanya pihak yang menang atau kalah. Akan tetapi, Perang Dingin

1
M Najeri Al Syahrin, KEAMANAN ASIA TIMUR: REALITAS, KOMPLEKSITAS DAN
RIVALITAS, (Sleman: Komojoyo Press, 2018), hlm. 58-60.
dikawasan Semenanjung Korea yang diharapkan mereda seiring dengan
tercapainya kesepakatan tersebut tidak kunjung terwujud hingga saat ini.
Hal tersebut didorong oleh beberapa faktor, diantaranya mengenai
perbedaan yang berkaitandengan organisasi dan politik negara kesatuan.
Korea Utara menginginkan penyatuan dengan membentuk suatu negara
konfederasi.Namun dari pihak Korea Selatan menginginkan terlebur dalam
satu negara baru yang demokratis. Jepang pun tidak kalah terkena imbas
dari amerika dan rusia yang berseteru titik awal pertarungan dua ideologi
besar-dalam hal ini komunisme dan liberalisme- ditandai dengan hilangnya
kekuasaan Jepang yang mengakibatkan Jepang harus meninggalkan
Semenanjung Korea di tahun 1945. Akan tetapi, Jepang yang pada saat
Perang Dunia II mengalami kekalahan dari Amerika Serikat tentu memiliki
paham yang sama dengan Amerika, karena Amerika memiliki peran yang
cukup besar dalam pembangunan kembali negara Jepang pasca perang.
Hubungan Politik Jepang-Amerika pun terus berlanjut. Setelah kekalahan
jepang terhadap amerika, jepangpun menyerahkan keamanannya pada
amerika. Jepang juga menandatangani perjanjian militer dengan Amerika
Serikat (U.S. - Japan Security Treaty). Inti dari perjanjian ini adalah bahwa
pihak Jepang bersedia dan mengijinkan AS untuk menempatkan kekuatan
militernya di Jepang. Perjanjian mulai efektif berlaku pada 28 Februari 1952
bersamaan dengan berakhirnya masa kependudukan sekutu (Amerika
Serikat) di Jepang serta kemerdekaan Jepang yang diakhiri dengan
perjanjian keamanan dan perdamaian dengan AS. Tren aliansi inipun turut
dilakukan oleh Korea Selatan dengan amerika.pada akhirnya kita dapat
melihat betapa besarnya peran penting amerika di asia timur dan juga
sebaliknya, Amerika Serikat merupakan salah salah satu kekuatan Asia
Pasifik merupakan bagian dari strategi Amerika Serikat untuk membendung
kekuatan lawan– lawannya dalam usaha menggesernya sebagai negara
adidaya.2

2. Jelaskan keuntungan-keuntungan dalam berbagai aspeknya bagi Korea


Selatan dengan keberadaan Korean Wave sebagai bentuk soft power Korsel
terhadap dunia internasional!
Korean Wave merupakan sebuah istilah untuk merepresentasikan
kebudayaan poluler atau pop culture dari koreaa selatan yang berhasil
merambah dunia internasional. Pop culture dari korea ini berupa musik; film;
dan sebagainya, yang kebanyakan berorientasi pada produk hiburan. Tak hanya
kebudayaan modern korea saja, tapi korean wave ini memadukan antara

2
Saddam Hussein, Eksistensi Amerika Serikat Sebagai Kekuatan Global, Jurnal Global & Policy,
Vol. 1, No. 1 (2013), hlm. 84-91.
kebudayaan tradisional dan modern dari korea selatan3. Kubudayaan bukanlah
salah satu produk yang dapat diusung oleh korean wave, produk lain korean
wave ini adalah produk-produk komersial dan pariwisata Korea Selatan kepada
publik di berbagai negara. Dalam kasus ini, Korean wave bukan lagi sekedar
transfer budaya lintas-negara atau perluasan industri hiburan, namun telah
menjadi kekuatan bagi Korea Selatan, dan menjadi salah satu instrumen dari
Soft Power Korea Selatan.
Soft power sendiri merupakan kemampuan mempengaruhi pihak lain
untuk mendapatkan hasil yang diinginkan, menurut Joseph S, Nye, Jr4. Pada
korea selatan sendiri soft power bersumber dari aset-aset yang dapat digunakan
untuk memproduksi daya tarik. Keuntungan yang didapat korea dari korean
wave sebagai soft power ini ada di berbagai aspek, seperti pada aspek ekonomi
sendiri korean wave tidak hanya mendatangkan keuntungan dari penjualan
produk budayanya saja tetapi juga ketika Korean wave mampu dimanfaatkan
sebagai sarana promosi untuk memasarkan produk-produk bernilai ekonomi
lainnya seperti pariwisata dan produk komersial. Pada ekonomi pariwisata
sendiri bisa dilihat ketika sejak kepopuleran drama televisi Winter Sonata,
lokasi syuting drama televisi tersebut, dan juga drama-drama yang lain, mulai
dimanfaatkan sebagai lokasi pariwisata Korea Selatan. Lalu ekonomi pariwisata
ini di organisir oleh KTO atau Korean Tourism Organization. KTO mulai
menyediakan paket-paket wisata sesuai dengan lokasi-lokasi yang digunakan
atau muncul di dalam drama televisi sebagai obyek wisata yang dikunjungi oleh
para turis5. pada bidang hiburan sendiri korean wave juga memberikan
pengaruh besarnya. Ekspor program TV Korea Selatan meningkat secara
signifikan dari tahun 2000 hingga 2007, meningkat dari $13 juta pada tahun
2000 menjadi $162 juta pada tahun 2007. Pada tahun 2000, impor program TV
Korea Selatan lebih besar dari ekspor, atau US$ 29 juta. Situasi terbalik ketika
Korea Selatan mengekspor sekitar $ 130 juta lebih dari yang diimpor hanya $
32 juta.
Pada bidang politik sendiri Korean Wave dapat digunakan oleh korea
selatan sebagai senjata pamungkas untuk pelaksanaan soft diplomacy yakni
dengan menggunakan media dalam suatu event untuk berhubungan dan
berinteraksi dalam memberi informasi baik itu untuk mendidik ataupun untuk
menghibur dengan menempatkan budaya, nilai dan kebijakan suatu bangsa.
Dalam interaksi internasional sendiri Korea Selatan memiliki dua kebijakan
3
Ni Putu Elvina Suryani, KOREAN WAVE SEBAGAI INSTRUMEN SOFT POWER UNTUK
MEMPEROLEH KEUNTUNGAN EKONOMI KOREA SELATAN, GLOBAL: Jurnal Politik
Internasional, Vol. 16, No. 1 (2014), hlm. 69-83.
4
J. R. Hackbarth. 2009. “Soft Power and Smart Power in Africa.” Strategic Insights, Volume VIII,
No.1, hlm. 2.
5
Ni Putu Elvina Suryani, KOREAN WAVE SEBAGAI INSTRUMEN SOFT POWER UNTUK
MEMPEROLEH KEUNTUNGAN EKONOMI KOREA SELATAN, GLOBAL: Jurnal Politik
Internasional, Vol. 16, No. 1 (2014), hlm. 69-83.
nasional utama dalam pelaksanaan politik luar negerinya yakni,
mengembangkan ekonomi nasional sambil memperkuat kekuatan
pertahanannya6. Contohnya saja bisa dilihat hubungan bilateral Korea-
Indonesia dilandasi beberapa kepentingan nasional Korea di bidang politik,
ekonomi dan sosial-kebudayaan, namun kepentingan ekonomi menjadi
kepentingan utama yang ingin dicapai Korea Selatan di Indonesia.
3. Bagaimana komunisme yang berlangsung di China dan Korea Utara.
Berikan penjelasan dan bandingkan keduanya!
Kedekatan hubungan antara Korea utara dan juga China sangatlah
terlihat. Kedekatan ini berasal dari kesamaan ideologi yang dianut kedua
negara yaitu komunisne. Entah tidak sengaja atau disengaja kedekatan
inipun dapat dilihat dari dijelaskan oleh Park Jae Kyu, Ko Byung Chul, dan
Kwak Tae-hwan dalam buku mereka, The Foreign Relations of North
Korea, revolusi komunis antara China dan Korea Utara terjadi pada waktu
yang bersamaan7. Akan tetapi dewasa ini komunisme China dan Korea utara
memiliki beberapa perbedaan.
Korea Selatan yang selama ini dianggap menganut paham
komunisme, tetapi sebenarnya komunisme hanyalah dijadikan dasar
ideologi mereka. Ideologi yang dianut oleh Korut ialah Ideologi Juche,
sperti Soekarno di Indonesia yang menerapkan Ideologi pancasila. Ideologi
Juche sendiri dicetuskan pertama kali oleh Kim II Sung. Juche atau Chuch’e
berarti berdikari, seperti yang dapat dilihat sekarang Korut menjadi negara
yang mandiri dan tertutup. juche adalah teori yang mengadilkan sistem
penguasaan tunggal di bawah Kim Il sung hingga ‘Juche’ bisa dikatakan
sebagai pemujaan personal untuk Kim Il-sung sebagai ideologi yang
didukung oleh konstitusi. Ideologi Juche sendiri adalah ideologi yang
menekankan prinsip berdikari atau sebuah ajaran yang menghendaki untuk
yakin dan berusaha dengan kekuatan bangsanya sendiri. Oleh sebab itu,
ideologi Juche terkonsentrasi terhadap tiga hal, yaitu chaju (kedaulatan
politik), charip (kemandirian ekonomi), dan chawi (militer otonom). Dalam
gagasan ini Korut memiliki hak untuk menentukan nasibnya sendiri tanpa
campur tangan negara lain. Pada penerapannya dampak kebijakan ideologi
Juche terhadap masyarakat pun sangat besar. Sistem pemerintahan di Korea
Utara yang cenderung militeristik dan otoriter menjadikan semua komando

6
Yang Seung-Yoon dan Mohtar Mas’oed. 2004. Politik Luar Negeri Korea Selatan. Yoyakarta:
UGM Press. Hal. 8
7
Andi Nur Laela Sudirman, SKRIPSI: HUBUNGAN DAN KEPENTINGAN TIMBAL-BALIK
RRT-KOREA UTARA DI SEMENANJUNG KOREA, (Makassar: FISIPOL Universitas
Hasanuddin, 2016), hlm. 74.
berada di presidennya8. Namun indoktrinasi ideologi Juche telah membawa
arah lain bagi perkembangan kehidupan di Korea Utara. Dilaksanakannya
budaya kultus pribadi menambah keabsolutan kekuasaan para pemimpin
korea utara. Di sisi lain, ideologi Juche telah berhasil memperbaiki
mentalitas bangsa Korea Utara yang hancur akibat Perang Korea. Tidak
dapat dipungkiri bahwa Juche telah berhasil mengangkat kepercayaan diri
masyarakatnya. Dampak positif yang sangat berguna adalah dengan
penekanan indoktrinasi ideologi yang sangat kuat membuat masyarakatnya
begitu mencintai dan bangga akan Juche sebagai identitas nasional dan
bangsanya. Sehingga meskipun Korea Utara berada dalam periode
kemunduran, tetapi warganya tetap setia berada di belakang pemerintah
untuk terus bersama-sama memajukan kembali negaranya.
Pada China sendiri komunisme dimulai pada 1921 pada saat krisis
pada penghujung dinasti Qing. Pada saat itu para petinggi China memilih
untuk menganut ideologi komunis melihat kegagalan inggris dan perancis
yang menganut ideologi demokrasi. Lalu dilakukanlah pertemuan dengan
penghubung Partai Komunis dari Uni Soviet. Mereka memilih teori
Marxisme – Leninisme yang berbunyi “ menggunakan kekerasan untuk
menduduki kekuasaan politik”9. Mereka beranggapan teori tersebut cukup
sesuai dengan keadaan yang sedang mereka alami sehingga bisa
menyelamatkan negara dan rakyat. Mereka menganggap gagasan ini sesuai
dengan keadaan negara china pada saat itu. Dan setelah melalui beberapa
proses dengan Rusia, terbentuklah Partai Komunis China pada tahun 192110.
Partai Komunis China berjaya dengan menggunakan cara kotor, yaitu
memupuk kejahatan di dalam jiwa anggotanya. Mereka memiliki 9 unsur
dasar, yaitu menjalankan bentuk kejahatan dari Marxisme – leninisme;
menipu untuk mencampur adukkan baik dan jahat; menyulut kebencian dan
menghasut pertikaian massa; berandalan dan sampah masyarakat
menduduki jabatan di PKC; melakukan mata – mata dan penghianatan;
merampas dengan muslihat dan kekerasan menjadi “peraturan baru”;
pemusnahan sistem nasional, aturan dan kalangan tradisional; mendirikan
ideologi genosida secara lengkap; menggunakan prinsip – prinsip partai
untuk mengontrol seluruh partai dan segenap masyarakat. Namun dewasa
ini komunisme di China dianggap sudah memudar. Kini komunisme di

8
Fajar Munandar, 2017 NASIONALISME KOREA UTARA: PENERAPAN IDEOLOGI JUCHE
PADA MASA PEMERINTAHAN KIM IL SUNG (1955-1994) Universitas Pendidikan Indonesia.
Hal 146-147
9
Ikhwan, Ma. Machiavelli:
Pembenaran Kekerasan Dalam Politik Kekuasaan. AL-IJTIMA`I-International Journal of
Government and Social Science, Vol. 2, No. 1 (2016), hlm. 101-125.
10
Falahi, Zihad; dan Nainggolan, Poltak. Seabad Partai Komunis China Dan Masa Depan China.
Info Singkat: Kajian Singkat Terhadap Isu Aktual Dan Strategis. Vol 13, No 14 (2021). Hlm. 7-12
china tidak sepenuhnya menggunakan komunis yang murni seperti di
USSR. Komunisme di China dipengaruhi oleh pemikiran Mao Zedong dan
Marxisme, kemudian menjadi Maoisme--maoisem adalah perpaduan antara
Marxisme dan kondisi keadaan masyarakat China. Komunisme di China
merupakan Komunisme yang berbau dengan ekomoni terutama ekonomi
agraris. Namun penerapan komunisme di china ini masih kental sekali.
Komunisme tidak hanya dianggap sebagai ideologi saja, namun
menjadikannya sebagai dasar pada bernegara dan melakukan interaksi pada
negara lain. Dalam menerapkan sistem pemerintahan parlementer, China
tidak sama dengan negara lain. Sistem politik dan pembagian kekuasaan
pada China melalui sistem partai tunggal, yang berarti kekuasaan legislatif
dipegang Kongres Rakyat Nasional yang didominasi Partai Komunis China.

Daftar Pustaka
Al Syahrin,M. (2018). KEAMANAN ASIA TIMUR: REALITAS, KOMPLEKSITAS DAN RIVALITAS.
Sleman: Komojoyo Press
Fajar Munandar. (2017). NASIONALISME KOREA UTARA: PENERAPAN IDEOLOGI JUCHE
PADA MASA PEMERINTAHAN KIM IL SUNG (1955-1994). Universitas Pendidikan
Indonesia.
Falahi, Zihad; dan Nainggolan, Poltak. Seabad Partai Komunis China Dan Masa Depan China. Info
Singkat: Kajian Singkat Terhadap Isu Aktual Dan Strategis. Vol 13, No 14 (2021). Hlm. 7-
12
Ikhwan, Ma. (2016). Machiavelli:Pembenaran Kekerasan Dalam Politik Kekuasaan. AL-
IJTIMA`I-International Journal of Government and Social Science, Vol. 2, No. 1, hlm. 101-
125.
J. R. Hackbarth. (2009). “Soft Power and Smart Power in Africa.” Strategic Insights, Volume VIII,
No.1
Ni Putu Elvina Suryani. (2014). KOREAN WAVE SEBAGAI INSTRUMEN SOFT POWER UNTUK
MEMPEROLEH KEUNTUNGAN EKONOMI KOREA SELATAN. GLOBAL: Jurnal
Politik Internasional, Vol. 16. No. 1 hlm. 69-83.
Saddam Hussein. (2013). Eksistensi Amerika Serikat Sebagai Kekuatan Global, Jurnal Global &
Policy, Vol. 1, No. 1 hlm. 84-91.
Sudirman, Laela. (2016). SKRIPSI: HUBUNGAN DAN KEPENTINGAN TIMBAL-BALIK RRT-
KOREA UTARA DI SEMENANJUNG KOREA, Makassar: FISIPOL Universitas
Hasanuddin
Yang Seung-Yoon dan Mohtar Mas’oed. (2004). Politik Luar Negeri Korea Selatan. Yoyakarta:
UGM Press.

Anda mungkin juga menyukai