ABSTRAK
Pandemi Covid-19 berdampak pada berbagai kehidupan manusia, termasuk tenaga kesehatan yang
bekerja di rumah sakit. Rumah sakit sebagai salah satu institusi yang terdampak pandemi COVID-
19 dijalankan oleh tenaga profesional di bidang kesehatan seperti tenaga medis, tenaga perawat
dan lainnya bekerja sama merawat para pasien COVID-19. Kinerja kerja sumber daya manusia
rumah sakit merupakan faktor penting yang menentukan pengembangan dan peningkatan kualitas
produksi ataupun jasa. Studi dilakukan di rumah sakit swasta di Jakarta dengan mengisi kuesioner
Health and Productivity Questionaire dari World Health Organization (WHO) untuk menilai kinerja
kerja sebelum pandemi maupun selama pandemi. Hasil studi diuji menggunakan uji Wilcoxon. Hasil
studi didapatkan 33 data responden yang memberikan nilai positif (kinerja kerja saat pandemi lebih
baik dari sebelum pandemi), 67 data responden memberikan nilai negatif (kinerja kerja sebelum
pandemi lebih baik dari pada saat pandemi) dan 54 data responden yang memberikan skor kinerja
kerja yang sama antara sebelum dan selama pandemi. Terdapat perbedaan yang signifikan secara
statistik pada kinerja kerja sebelum dan selama pandemi, dengan kinerja kerja saat pandemi lebih
rendah dibandingkan sebelum pandemi (p = 0,0001).
Kata kunci: kinerja kerja, pandemi, Covid-19, tenaga kesehatan
PENDAHULUAN
117
Tarumanagara Med J. Oktober 2021;4(1):117-26
tenaga kesehatan menjadi rentan terjadi dampak yang terjadi pada tenaga
kelelahan secara fisik dan mental yang kesehatan pada masa Pandemi COVID-
disebabkan krisis yang terjadi secara 19, yaitu selain risiko terpapar menjadi
berkepanjangan dalam memberikan sakit dan kematian, dapat terjadi depresi,
pelayanan kesehatan. Gangguan gangguan kecemasan dan gangguan tidur.
kesehatan yang terjadi pada tenaga Pada studi tersebut didapatkan 23,2%
kesehatan di IGD dapat bersifat akut tenaga kesehatan mengalami gangguan
ataupun kronis seperti gangguan tidur, kecemasan dan 22,8% yang mengalami
perasaan marah, perasaan sedih, depresi, di mana angka kejadian tersebut
dikucilkan dan perasaan diabaikan. Hal lebih tinggi pada jenis kelamin
tersebut menjelaskan dibutuhkannya perempuan. Pada bagian gangguan
suatu perhatian terhadap apa yang terjadi kecemasan didapatkan sebesar 17.93%
kepada para tenaga kesehatan, bukan mengalami gangguan kecemasan yang
hanya fokus memberikan pelayanan, ringan dan 6,88% mengalami gangguan
menyelamatkan nyawa para pasien kecemasan berat. Gangguan tidur
namun perlindungan diri sendiri, didapatkan sebesar 34.3% terjadi pada
melindungi nyawa diri dan rekan rekan tenaga kesehatan yang bertugas pada
serta upaya saling mendukung merupakan masa pandemi COVID-19. Depresi
salah satu bagian yang wajib diperhatikan ringan terjadi pada 24,6% dan depresi
saat bekerja.2 berat terjadi pada 16,1% tenaga
Dampak dari pandemi COVID-19 Kesehatan, sehingga diperlukan
mempengaruhi semua bidang kehidupan intervensi dari semua pihak untuk
dari tenaga kesehatan beserta mengatasi gangguan dan kelainan yang
keluarganya, termasuk kinerja kerja dari terjadi pada para tenaga kesehatan di
tenaga kesehatan tersebut. Untuk masa pandemi COVID-19 ini.3
menghadapi pandemi COVID-19, tenaga Kinerja kerja adalah faktor penting dan
kesehatan harus didukung secara penuh sangat strategis di dalam menentukan
dalam melakukan tugasnya sebagai perkembangan suatu industri. Kontribusi
benteng pertahanan terakhir dari akibat dari tenaga kerja sebagai sumber daya
infeksi COVID-19. Namun, mengingat manusia memberikan dampak yang
dampak sosial dari masa pandemi, kinerja signifikan dalam peningkatan produksi
kerja dari tenaga kesehatan dikhawatirkan atau proses pembuatan barang dan jasa.
terdampak secara negatif.3 Studi Pappa et Pemilihan dan seleksi untuk
al. pada tahun 2020 memperlihatkan mempekerjakan orang harus dilakukan
118
Tarumanagara Medical Journal
Vol. 4, No. 1, 117-126, Oktober 2021
dengan baik agar memperoleh sumber kan uji hipotesis dengan tingkat
daya manusia yang memiliki kinerja kerja signifikansi 5%.
yang baik. Peningkatan kinerja kerja juga
dapat dilakukan dengan berbagai cara
HASIL PENELITIAN
selama proses produksi dijalankan.
Berbagai macam faktor baik internal Studi ini dilakukan pada tenaga kesehatan
maupun eksternal dapat mempengaruhi di salah satu Rumah Sakit Swasta di DKI
kinerja kerja baik secara positif maupun Jakarta pada November 2020 meng-
secara negatif.4 Pandemi Covid-19 gunakan kuesioner secara online. Pada
pastinya memberikan kontribusi pada Tabel 1 memperlihatkan total responden
kinerja kerja tenaga Kesehatan IGD. yang mengisi kuesioner sebanyak 154
Berdasarkan latar belakang tersebut responden. Sebanyak 115 (74,6%)
penulis ingin melakukan studi terkait responden dengan jenis kelamin
pengaruh pandemi COVID-19 terhadap perempuan dan 39 (25,4%) responden
kinerja kerja tenaga kesehatan di Rumah dengan jenis kelamin laki laki. Usia rata-
Sakit. rata responden adalah 29,67±5,94 tahun.
Rerata lama waktu bekerja dari responden
adalah 2,90±2,52 tahun dan sebanyak
METODE PENELITIAN 62,3% dari responden belum berkeluarga.
Studi ini dilakukan di salah satu RS Berdasarkan jumlah waktu bekerja
swasta di DKI Jakarta. Studi merupakan responden dalam kurun waktu 4 minggu
studi analitik dengan pendekatan potong terakhir, 6 (3,9%) orang bekerja selama
lintang. Subyek studi diambil meng- 80-100 jam dalam 4 minggu terakhir, 13
gunakan teknik total sampling. Data (8,5%) orang bekerja selama 100-120 jam
diambil secara survei menggunakan dalam 4 minggu, 12 (7,8%) orang bekerja
Health and Productivity Questionaire selama 120-140 jam selama 4 minggu, 29
dari World Health Organization (WHO) (18,8%) orang bekerja selama 140 -160
dan kuesioner karakteristik yang telah jam selama 4 minggu dan 82 (53,2%)
divalidasi terlebih dahulu. Data yang orang bekerja selama lebih dari 160 jam
terkumpul kemudian dilakukan analisa selama 4 minggu terakhir.
univariat dan bivariat. Analisa bivariat Penilaian kinerja kerja sebelum pandemi
menggunakan uji Wilcoxon. Sebelumnya COVID-19 menggunakan kuesioner
dilakukan uji normalitas dengan uji Health and Productivity Questionaire
Kolmogorov-smirnov kemudian dilaku- dari WHO di mana kinerja kerja terendah
119
Tarumanagara Med J. Oktober 2021;4(1):117-26
120
Tarumanagara Medical Journal
Vol. 4, No. 1, 117-126, Oktober 2021
Hasil analisis Uji Wilcoxon untuk menilai penilaian dan kinerja dari responden saat
apakah ada perbedaan dari karakteristik pandemi berlangsung, kecuali pada
responden sebelum dan saat pandemi kegiatan hubungan tolong menolong
COVID-19 berlangsung. Sebagian besar sesama rekan kerja dan bekerja dengan
pengujian menunjukkan hasil yang tidak hati hati pada bagian ini kinerja
berbeda bermakna antara karakteristik responden tetap sama baiknya dan tidak
responden sebelum dan saat pandemi. ada perbedaan walaupun pandemi
Hasil memperlihatkan terjadi penurunan COVID-19 berlangsung. (Tabel 2)
Tabel 3 menampilkan data hasil analisis lebih baik dibandingkan saat pandemi)
menggunakan Uji Wilcoxon. Hasil studi dan 54 data responden yang memberikan
didapatkan 33 data responden yang nilai kinerja kerja sama antara sebelum
memberikan nilai positif (kinerja kerja dan saat pandemi. Hasil Uji Wilcoxon
saat pandemi lebih baik dibandingkan memberikan nilai kemaknaan sebesar
dengan sebelum pandemi), 67 data 0,0001 yang artinya ada perbedaan yang
responden yang memberikan nilai signifikan antara kinerja kerja tenaga
negative (kinerja kerja sebelum pandemi kesehatan sebelum dan saat pandemi.
121
Tarumanagara Med J. Oktober 2021;4(1):117-26
PEMBAHASAN
Studi dilakukan di Rumah Sakit yang Studi yang dilakukan oleh Matsuo dkk di
memberikan pelayanan kesehatan Jepang pada tahun 2020 menunjukkan
terhadap para pasien yang menderita adanya perbedaan yang signifikan pada
COVID-19. Para tenaga kesehatan yang tenaga kesehatan yang mengalami
ikut serta dalam penelitian ini berasal dari sindroma kelelahan jika dibandingkan
berbagai bidang profesi yaitu dokter antara yang memiliki pengalaman kerja
umum, dokter spesialis, tenaga 3-18 tahun dibanding dengan yang
kebidanan, tenaga keperawatan dan memiliki pengalaman kerja 2-8 tahun, di
tenaga farmasi. Pada studi ini didapatkan mana tenaga kesehatan yang memiliki
para tenaga kesehatan sudah bekerja di pengalaman kerja 2-8 tahun lebih banyak
rumah sakit mulai dari 1 tahun sampai yang mengalami sindroma kelelahan.
dengan lebih dari 9 tahun dengan rata rata Pada studi tersebut juga menunjukkan
2,90 ± 2,52 tahun dan rerata usia para hal-hal yang berpengaruh menyebabkan
tenaga kesehatan adalah 29,67 ± 5,94 sindroma kelelahan jika dibandingkan
tahun, jika dibandingkan dengan studi masa sebelum pandemi yaitu
yang dilakukan di rumah sakit yang meningkatnya beban kerja, makanan
menangani pasien COVID-19 di Filipina dengan nutrisi yang tidak sehat dan
pada tahun 2020, didapatkan rata rata usia seimbang, berkurangnya jumlah waktu
tenaga kesehatan adalah 30,94 ± 6,76 tidur dan berkurangnya waktu untuk
tahun dan pengalaman bekerja para relaksasi. Dukungan yang diharapkan
tenaga kesehatan tersebut adalah 8,92 ± dari responden adalah untuk mengurangi
7,48 tahun. Pada studi tersebut beban kerja, menambah jumlah tenaga
didapatkan semakin berpengalaman kesehatan yang bertugas, insentif tenaga
dalam jumlah waktu bekerja maka kesehatan, konseling dan dukungan dan
kejadian gangguan cemas pada tenaga perhatian terhadap keluarga termasuk
kesehatan tersebut semakin berkurang.5 anak-anak dari tenaga kesehatan.6
122
Tarumanagara Medical Journal
Vol. 4, No. 1, 117-126, Oktober 2021
123
Tarumanagara Med J. Oktober 2021;4(1):117-26
124
Tarumanagara Medical Journal
Vol. 4, No. 1, 117-126, Oktober 2021
125
Tarumanagara Med J. Oktober 2021;4(1):117-26
126