Anda di halaman 1dari 8

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

DOI. 10.5281/zenodo.3382362
Prastika, Supono, Sulastyawati. Konferensi Internasional Akademi Keperawatan Kerta
Cendekia.
Hak Cipta © 2019 September; 1: 241-248 Diterima: 25
Agustus 2019 http://ejournal-kertacendekia.id/
index.php/ICKCNA/

©KONFERENSI INTERNASIONAL AKADEMI KEPERAWATAN KERTA CENDEKIA 2019

PENELITIAN ASLI E-ISSN:

LATIHAN PUMPLING ANKLE DAN LEG Elevation DI 30HAIMEMILIKI


TINGKAT EFEKTIFITAS YANG SAMA UNTUK MENGURANGI KAKI
EDEMA PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS DI
MOJOKERTO

Prastika1, Supono1, Sulastyawati1*

1Jurusan Keperawatan, Politeknik Kesehatan Malang, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

* Korespondensi:
Sulastyawati
Email: sulastya78mustafa@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang:Salah satu manifestasi gangguan keseimbangan cairan pada pasien gagal ginjal kronik adalah edema, yang jika tidak ditangani dapat
menyebabkan komplikasi pada berbagai sistem tubuh antara lain sistem pernapasan, sistem kardiovaskular, dan hematologi.
Tujuan:Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas latihan ankle pumping dan elevasi tungkai terhadap penurunan edema
pada pasien gagal ginjal kronik di Mojokerto.
Metode:Desain penelitian yang digunakan adalah Quasi Experimental Design dengan desain Non-Equivalent Control Group design. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah consecutive sampling; jumlah sampel yang diambil adalah 30.
Hasil:Hasil yang dinyatakan pada kelompok latihan ankle pumping dan kelompok elevasi kaki, melalui uji Wilcoxon keduanya menunjukkan
penurunan edema yang signifikan dengan nilai P = 0,001 (α = 0,005). Pada perbandingan antara intervensi ankle pumping exercise dan leg
elevasi berdasarkan uji Mann-Whitney didapatkan nilai P = 0,248 (P>0,05) yang berarti tidak ada perbedaan yang signifikan antara ankle
pumping dan elevasi tungkai terhadap penurunan derajat edema pada pasien gagal ginjal kronis.
Diskusi:Ankle pumping dan leg elevasi memiliki tingkat efektivitas yang sama dalam mengurangi edema tungkai. Jadi, kita bisa memilih salah
satu yang sesuai dengan kondisi pasien.

Kata kunci:Edema, latihan pemompaan pergelangan kaki, elevasi kaki 30, gagal ginjal kronis.

PENGANTAR diperkirakan sekitar 40-60 kasus pada


Angka kejadian gagal ginjal kronik di satu juta penduduk dalam satu tahun.
Indonesia cukup tinggi. Gagal ginjal kronis Indonesia diperkirakan memiliki sekitar
biasanya ditandai dengan kelebihan cairan 20.000 kasus per tahun (Gupita, 2015).
karena retensi natrium atau kekurangan Menurut United State Renal Data
albumin. Salah satu manifestasi kelebihan System di Amerika Serikat prevalensi
volume cairan adalah edema. Edema sering penyakit ginjal kronis meningkat 20-
terjadi pada area kaki dan mata (Cherynasari, 25% setiap tahun. Menurut WHO, di
2014). Di negara berkembang, itu adalah Indonesia akan terjadi peningkatan

KONFERENSI INTERNASIONAL AKADEMI KEPERAWATAN KERTA CENDEKIA-2019 241


penderita gagal ginjal tahun 1995-2025 sebesar untuk meningkatkan sirkulasi darah (Toya & Sasano,
41,4%. 2016). Latihan pemompaan merupakan langkah
Data Perhimpunan Nefrologi Indonesia yang efektif untuk mengurangi edema karena akan
(PERNEFRI) diperkirakan terdapat 70.000 menimbulkan efek pompa otot sehingga akan
penderita gagal ginjal di Indonesia, akan mendorong cairan ekstraseluler ke dalam
meningkat sekitar 10% untuk setiap telinga pembuluh darah dan kembali ke jantung (Ruspolina
(Tandi, Mongan, & Manoppo, 2014). Pada Delila, 2006). Latihan pemompaan pergelangan kaki
tahun 2013, 499.800 penduduk Indonesia mampu melancarkan kembali peredaran darah dari
menderita gagal ginjal dan sebanyak distal. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan
1.499.400 penduduk menderita batu ginjal pembengkakan distal karena kelancaran peredaran
(Rikesdas, 2013). Pada tahun 2014, terdapat darah (Utami, 2014).
3621 pasien gagal ginjal kronik (Report Kombinasi posisi ankle pumping dan foot
Renal Registry, 2014). Di Mojokerto, selama elevasi membantu menurunkan tekanan
Januari hingga September 2017 tercatat 295 hidrostatik kapiler sehingga edema dapat
pasien gagal ginjal kronis. berkurang (Sukmana, 2016). Elevasi tungkai
merupakan pengaturan posisi dimana tungkai
Gagal ginjal kronik (GGK) merupakan bawah diatur lebih tinggi dari jantung
gangguan fungsi ginjal yang progresif dan sehingga darah yang kembali ke jantung akan
irreversible, dimana tubuh tidak mampu meningkat dan tidak terjadi penumpukan
mempertahankan metabolisme dan darah pada tungkai bawah (Sukarja &
keseimbangan cairan elektrolit yang Purnawan, 2011).
mengakibatkan uremia (Istanti, 2014). Pada Karena penerapan ankle pumping dan
pasien gagal ginjal kronik sering kita jumpai legelevasi dapat dilakukan oleh perawat
pasien dengan edema, edema pada gagal ginjal maka tidak memerlukan tenaga dan biaya
kronik dapat disebabkan oleh ketidakmampuan yang besar untuk melakukan intervensi
untuk mengeluarkan cairan (sindrom nefritik, tersebut, sehingga tujuan dari penelitian ini
berhubungan dengan hipertensi dan output urin adalah untuk mengetahui efektivitas latihan
yang rendah) (Aini, 2011). ankle pumping dan legelevasi. 30 untuk
Terjadinya edema yang tidak mengurangi edema pada pasien dengan
ditangani dengan baik akan gagal ginjal kronis.
mempengaruhi kualitas hidup pasien dan
akan menimbulkan komplikasi pada METODE
berbagai sistem tubuh, antara lain sistem Desain Studi
pernapasan (kussmaul pernapasan, efusi Penelitian ini menggunakan Quasi
pleura, edema paru), sistem Experimental Design dengan desain Non-Equivalent
kardiovaskular (hipertensi, gagal jantung), Control Group design.
Sistem saraf (sakit kepala, sulit tidur,
tremor) dan sistem hematologi (anemia, Pengaturan

kerusakan sel darah putih) (Sari, 2016). Penelitian ini dilakukan di RSUD
Pada jaringan kulit, edema menyebabkan Kabupaten Mojokerto.
nyeri dan lebih rentan terhadap cedera
jika dibandingkan dengan jaringan normal Subjek Penelitian
karena kurangnya asupan nutrisi, oksigen, Teknik pengambilan sampel yang
dan zat sisa (Sukmana, 2016). digunakan adalah consecutive sampling dengan
Latihan ankle pumping merupakan salah satu kriteria inklusi sebagai berikut: Pasien gagal
upaya untuk mengurangi edema. Latihan ini bertujuan ginjal kronik yang memiliki anggota gerak bawah

KONFERENSI INTERNASIONAL AKADEMI KEPERAWATAN KERTA CENDEKIA-2019 242


edema, pasien terdiagnosis GGK stadium 4 HASIL
sd 5, bersedia menjadi responden dan telah Karakteristik Responden Berdasarkan Usia, Jenis
menandatangani informed consent, Usia Kelamin, dan Tahap CRF
pasien 25-75 tahun, pasien sadar penuh
(Compos mentis). Untuk kriteria eksklusi : Tabel 1.Distribusi Frekuensi Responden
Pada pasien yang mengalami agitasi/ Berdasarkan Umur, Jenis Kelamin, dan
kecemasan, ketakutan. Pasien dengan Stadium CRF di RSUD Kabupaten Mojokerto
penambahan serum albumin. Sampel yang (n = 30).
diperoleh sebanyak 30 sampel dengan
rincian 15 responden pada kelompok ankle Grup Sampel
pumping dan 15 responden pada kelompok Karakteristik Pergelangan kaki Kaki (%)
Total
dari Responden Pemompaan Ketinggian
elevasi kaki 30⁰.
Kelompok dalam 30°

Pria 5 5 10 33.3
Instrumen Jenis kelamin Perempuan 10 10 20 66.6
min 27 25
Peneliti mengumpulkan data menggunakan
Maks 75 65
pemantauan langsung. Usia
Berarti 54,67 53.25
SD 13.6 11.46
CRF IV 9 6
Analisis data
Panggung V 6 9
Data dianalisis menggunakan uji Wilcoxon
sign rank test, dan untuk mengetahui perbedaan
Karakteristik responden penelitian ini terdiri
kedalaman edema antara kelompok ankle
dari 66,6% responden berjenis kelamin laki-laki
pumping dan kelompok elevasi kaki 30⁰
dan 33,3% berjenis kelamin perempuan. Rata-
digunakan Mann U Whitney Test.
rata usia responden pada kelompok ankle
pumping adalah 54,67 tahun. Usia termuda
Pertimbangan etis adalah 27 tahun dan usia tertua adalah 75 tahun.
Izin etik diperoleh dari direktur RSUD Pada kelompok Leg Elevation, usia rata-rata
Kabupaten Mojokerto untuk adalah 53,25 tahun. Usia termuda adalah 25
mendapatkan izin. Prosedur tahun dan usia tertua adalah 65 tahun.
pengumpulan data dimulai dengan
informed consent kepada peserta bahwa Kedalaman Edema Sebelum dan Setelah Pemompaan
mereka diberi pengarahan tentang Pergelangan Kaki
penelitian dan menjaga kerahasiaannya.
Meja 2.Kedalaman Edema Sebelum dan
Setelah Ankle Pumping di RSUD
Kabupaten Mojokerto (n = 30).

Berarti min Maks


SD
(mm) (mm) (mm)
Sebelum (Pra-Tes)
3,33 0,816 2 5
Pemompaan Pergelangan Kaki

Setelah (Pasca tes)


2.20 0.561 1 3
Pemompaan Pergelangan Kaki

Tabel 2 menunjukkan rerata kedalaman


edema sebelum ankle pumping adalah 3,33
mm, dengan nilai minimum 2 mm dan nilai
maksimum 5 mm. Setelah pemompaan
pergelangan kaki, nilai rata-rata kedalaman

KONFERENSI INTERNASIONAL AKADEMI KEPERAWATAN KERTA CENDEKIA-2019 243


edema adalah 2,20 mm, dengan nilai Pemeriksaan Pengaruh Elevasi Kaki dalam
minimum 1 mm dan maksimum 3 mm. Mengurangi Edema dengan Uji Wilcoxon

Kedalaman Oedemik Sebelum dan Setelah Tabel 5.Pengaruh Elevasi Kaki dalam
Peninggian Kaki Mengurangi Edema di RSUD Kabupaten
Mojokerto (n = 30).
Tabel 3.Kedalaman Edema Sebelum dan
Sesudah Elevasi Kaki di RSUD Kabupaten Kedalaman edema pada Kelompok Peninggian
Mojokerto (n = 30). Kaki (Post Test) - Kedalaman edema pada
Kelompok Peninggian Kaki (Pre-Test)
Z - 3.307
Berarti min Maks asim.
Variabel SD 0,001
(mm) (mm) (mm) Sig.(2-ekor)
Sebelum (Pra-Tes) 3.20 0.941 2 5
Setelah (Pasca Tes) 2.00 1.000 1 4
Tabel 5 menunjukkan bahwapnilainya
adalah 0,001 yang lebih kecil dari 0,05. Artinya
Tabel 3 menunjukkan rata-rata
ada perbedaan yang signifikan dalam kedalaman
kedalaman edema sebelum elevasi tungkai
edema setelah Leg Elevation.
adalah 3,20 mm, dengan nilai minimum 2
mm dan nilai maksimum 5 mm. Setelah
Pemeriksaan Perbandingan Ankle Pumping
dilakukan elevasi tungkai, nilai rata-rata
Exercise dan Leg Elevation dalam Menurunkan
kedalaman edema adalah 2,00 mm, dengan
Oedemik Menggunakan Mann U Whitney Test
nilai minimal 1 mm dan maksimal 4 mm.

Pemeriksaan Pengaruh Ankle Pumping


Tabel 6.Perbandingan Ankle Pumping
dalam Mengurangi Edema menggunakan
Exercise dan Leg Elevation dalam
Tes Wilcoxon
Menurunkan Oedemi Di RSUD Kabupaten
Mojokerto (n = 30).
Tabel 4.Pengaruh Ankle Pumping dalam
Mengurangi Edema di RSUD Kabupaten
Mojokerto (n = 30). Edema Kedalaman dalam Pemompaan Pergelangan Kaki dan

Ketinggian Kaki (pasca tes)


Z - 1.155
Kedalaman edema pada Ankle Pumping
asim. Tanda tangan.
Group (Post Test) - Kedalaman edema (2-ekor) , 248
pada Ankle Pumping Group (Pre-Test) Tanda Tepat.
Z - 3.314 [2*(1-ekor , 305b
asim. Tanda tangan.)]

0,001
Sig.(2-ekor)

Tabel 6 bahwa nilai p adalah 0,248 yang


Tabel 4 menunjukkan bahwapnilainya
terbesar dari 0,05. Artinya tidak ada
adalah 0,001 yang lebih kecil dari 0,05. Artinya
perbedaan yang signifikan antara Ankle
ada perbedaan yang signifikan dalam kedalaman
Pumping dan Leg Elevation untuk
edema setelah ankle pumping.
mengurangi edema.

KONFERENSI INTERNASIONAL AKADEMI KEPERAWATAN KERTA CENDEKIA-2019 244


DISKUSI dan dialirkan ke seluruh pembuluh darah
Studi saat ini Menyapih praktek tubuh sehingga terjadi penurunan edema.
Perbedaan Kedalaman Edema Sebelum dan Setelah Gerakan aktif dalam pemompaan
Melakukan Ankle Pumping pergelangan kaki pada prinsipnya
Berdasarkan tabel 4 terlihat bahwa nilai memanfaatkan sifat vena yaitu arah aliran
pnilai = 0,001 < = 0,05 maka dapat langsung ke jantung yang kemudian
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan dipengaruhi oleh aksi pemompaan otot
kedalaman edema yang signifikan setelah (muscular contracting) sehingga dengan
ankle pumping. gerakan otot yang kuat akan menekan vena
Latihan pemompaan pergelangan kaki yang menyebabkan peningkatan regulasi
memanfaatkan sifat pembuluh darah vena sistem saraf. sehingga cairan edema dapat
yang dipengaruhi oleh kerja pemompaan otot dibawa ke dalam vena. peredaran darah.
sehingga dengan kontraksi otot yang kuat, Dalam proses ini derajat edema berkurang.
otot akan menekan pembuluh darah vena dan
cairan edema dapat dibawa oleh pembuluh Perbedaan Kedalaman Edema Sebelum dan
darah vena untuk ikut melancarkan peredaran Setelah Peninggian Kaki
darah sehingga dapat meningkatkan Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa
pengaturan saraf pusat. sistem, kapasitas nilai p value = 0,001 < = 0,05, sehingga dapat
angkut oksigen, proses oksidasi dan jumlah disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rerata
pompa Na K (Utami, 2014). (mean) derajat edema sebelum dan sesudah
Hasil ini sejalan dengan penelitian Elevasi tungkai 30⁰.
yang dilakukan oleh Ruspolina Delila Leg Elevation dapat menurunkan derajat
(2006) di Panti Asuhan Usada Mulia edema melalui penggunaan gaya gravitasi
Cengakareng Jakarta Barat tentang bumi untuk meningkatkan aliran vena dan
manfaat penambahan latihan ankle limfatik yang mengakibatkan penurunan
pumping pada intervensi posisi elevasi tekanan hidrostatik (Villeco & Otr, 2012).
dalam menurunkan edema tungkai Tekanan hidrostatik terjadi karena gravitasi
bawah.pnilai = 0,028 yang berarti ada darah di pembuluh darah. Vena perifer dan
pengaruh latihan ankle pumping tekanan arteri dipengaruhi oleh gaya gravitasi.
terhadap penurunan derajat edema. Pembuluh darah yang lebih tinggi dari jantung
Berdasarkan analisis peneliti yang diperkuat akan meningkatkan dan menurunkan tekanan
dengan penelitian terkait dapat disimpulkan perifer sehingga mengurangi edema
bahwa pemberian ankle pumping dapat (Sukmana, 2016).
menurunkan derajat edema pada pasien gagal Hasil penelitian ini sejalan dengan
ginjal kronik yang mengalami edema. Siregar (2010) di Rumah Sakit Umum
Memberikan latihan ankle pumping yaitu dengan Daerah. H. Adam Malik Medan tentang
cara pasien diposisikan senyaman mungkin, Pengaruh Elevasi Posisi Kaki 30° Di
kemudian diajarkan cara mendorong kaki ke Tempat Tidur Terhadap Penurunan
depan dan ke belakang pada bagian Edema Kaki Pasien Jantung Kongestif Di
pergelangan kaki yang mengalami edema, Ruang CVCU, didapatkan hasil p value =
sehingga dengan memberikan latihan tersebut 0,000 yang artinya ada pengaruh
terjadi kontraksi otot yang menekan pembuluh Elevated Foot Posisi 30⁰ Diatas Tempat
darah vena yang kemudian meningkat Tidur Melawan Edema Kaki Pasien
pengaturan sistem saraf pusat sehingga Jantung Kongestif di Ruang CVCU untuk
meningkatkan proses oksidasi Natrium, Kalium penurunan derajat edema pada pasien
didorong di pembuluh darah gagal ginjal kronik.

KONFERENSI INTERNASIONAL AKADEMI KEPERAWATAN KERTA CENDEKIA-2019 245


Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil Menurut ke itu peneliti
penelitian terkait dimana terdapat pengaruh Asumsinya, perbedaan penurunan edema pada
pemberian elevasi tungkai terhadap kedua kelompok disebabkan oleh kedalaman
penurunan derajat edema. Elevasi tungkai edema dan stadium gagal ginjal masing-masing
dilakukan dengan meninggikan posisi responden. Tahap gagal ginjal kronis memiliki
edema setinggi 30⁰ selama 10 menit. nilai GFR yang berbeda, pada setiap responden
Peninggian posisi kaki ini menggunakan penelitian sebagian besar stadium 4 dan ESRD
prinsip gravitasi bumi sehingga yaitu dengan rentang nilai GFR <15 mL/menit/
meningkatkan aliran dan aliran limfatik kaki 1,73 m2. Penurunan fungsi GFR mempengaruhi
yang kemudian meningkatkan pengaturan homeostasis cairan yang abnormal
sistem saraf pusat sehingga terjadi menyebabkan regulasi fungsi regulasi dan
penurunan tekanan hidrostatik yang ekskresi yang kurang baik sehingga kedalaman
menyebabkan penurunan derajat edema. . edema pada setiap responden berbeda-beda.
Regulasi yang baik dipengaruhi oleh
Perbandingan Latihan Ankle Pumping dan Leg nilai GFR. Ketika nilai GFR rendah, daya
Elevation dalam Mengurangi Oedemik regulasi tidak akan optimal. Nilai GFR
Tabel 6 menunjukkan bahwa nilai P = menggambarkan tingkat keparahan gagal
0,248 > = 0,05 artinya tidak ada perbedaan ginjal. Pada penelitian ini stadium gagal
yang bermakna antara Ankle Pumping dan Leg ginjal responden sebagian stadium V dan
Elevation. sebagian stadium IV.
Pada kelompok ankle pumping dan legelevasi Dalam penelitian sebelumnya Ruspolina
pada kedua terapi terdapat mekanisme (2007) menemukan bahwa elevasi kaki lebih
peningkatan regulasi sistem saraf untuk efektif dalam mengurangi edema dibandingkan
mengurangi edema, perbedaannya terletak pada dengan ankle pumping. Pada penelitian ini hasil
kelompok ankle yang memanfaatkan sifat vena kedua intervensi menunjukkan perbedaan yang
dengan menambahkan kontraksi otot untuk signifikan dalam mengurangi edema, hal ini
meningkatkan regulasi sistem saraf sedangkan berkaitan dengan jumlah responden yang
legelevasi 30⁰ memanfaatkan gaya gravitasi. untuk mengalami stadium V pada kelompok elevasi
mengurangi tekanan hidrostatik sehingga dapat kaki lebih besar dari pada kelompok ankle
mengurangi edema. pumping. Sehingga hasil penelitian ini tidak
Dilihat dari perubahan kedalaman terdapat perbedaan yang lebih signifikan antara
edema, kedua teknik ini sama-sama efektif ankle pumping dan legelevasi.
dalam menurunkan derajat edema, namun Pada kelompok pemompaan pergelangan kaki
untuk melihat efektifitas antara kedua dan elevasi kaki, prinsip yang sama adalah untuk
kelompok juga dilihat dari besarnya meningkatkan regulasi sistem vena sentral, yang satu
pengurangan kedalaman edema. Pada memanfaatkan sifat vena dan yang lainnya untuk
kelompok elevasi kaki 30 terjadi penurunan mengurangi tekanan hidrostatik dalam mengurangi
edema yang lebih besar dibandingkan pada edema. Kaitannya dengan regulasi dapat dipengaruhi
kelompok ankle pumping, perbedaan oleh usia, usia mempengaruhi diameter vena,
penurunan kedalaman edema pada kedua bertambahnya usia, struktur pembuluh darah
kelompok sebesar 0,07mm. Menurut asumsi perubahan ketebalan dinding pembuluh darah yang
peneliti, ada banyak faktor yang diikuti dengan penyempitan diameter lumen,
mempengaruhi perubahan kedalaman perubahan fungsi endotel dan kekakuan. Diameter
edema, antara lain usia, stadium gagal vena yang kecil meningkatkan resistensi aliran darah
ginjal, dan obat yang dikonsumsi. lebih cepat tetapi membutuhkan waktu yang lama
dalam menguranginya

KONFERENSI INTERNASIONAL AKADEMI KEPERAWATAN KERTA CENDEKIA-2019 246


edema jika diameter vena kecil. Hal ini Istanti, Yuni Pernatasari. 2014.Hubungan
ditegaskan pada tabel 1 rata-rata usia Antara Masukan Cairan Dengan
responden di atas 53 tahun. Interdialytic Weight Gains (Idwg)
Pada Pasien Penyakit Ginjal Kronis
KESIMPULAN Di Unit Hemodialisis RS Pku
Ankle pumping dan leg elevasi memiliki Muhammadiyah Yogyakarta. Jil.
tingkat efektivitas yang sama dalam mengurangi 10, iss ; hal. 14-20.
edema tungkai. Kowalak. Welsh. Mayer. (2011). Buku
Ajar Patofisiologi.Jakarta: EGC
SARAN Potter, PA, Perry, AG (2005) Buku Ajar
Pemompaan pergelangan kaki atau elevasi Keperawatan Dasar: Konsep,
kaki dapat diterapkan untuk mengurangi edema Proses, Dan Praktik.Edisi 4.
kaki. Sebagai seorang perawat, terapi ini dapat kami Volume 1. Alih Bahasa: Yasmin
rekomendasikan kepada Pasien Gagal Ginjal Kronis Asih, dkk. Jakarta: EGC.
yang menderita edema tungkai. Mereka dapat Riskesdas. (2013). Pelaksanaan
memilih salah satu yang sesuai dengan kondisi Pengumpulan Data Riset Kesehatan
mereka. Dasar. Diperoleh dari
www.depkes.go.id pada September,
REFERENSI 2017.
Aini, Maulina. (2011). Modul Guru,1-14. Ruspolina Delila. (2006). Manfaat
Diakses pada 1 September 2017, dari penambahan ankle pumping exercise
Universitas Haluoleo Kendari. pada intervensi posisi elevasi terhadap
arif rahman. (2014). Optimalisasi pengurangan edema tungkai bawah
cairan pada pasien gagal ginjal akibat long bed rest.
kronik yang mendapatkan Siregar, Efendi. (2010). Pengaruh posisi
hemodialisisdi RSUP dr. Cipto kaki ditinggikan diatas tempat tidur
mangunkusumojakarta.Diakses terhadap pengurangan edema kaki
pada 5 September 2017, dari pasien jantung kongestif di ruangan
Universitas Indonesia. CVCU RSUP H. Adam Malik.
Chernasari, Melyana. (2014). pemberian Universitas Sumatera Utara, 1-42.
Peninggi Posisi Kaki 30 Derajat Sukarja, IM, & Purnawan, IK (2011).
Terhadap Penurunan Derajat Elevasi kaki efektif menjaga
Edema Pada Pasien CHF.6-105 kestabilan tekanan darah pada
Diakses 3 September 2017, dari pasien dengan anestesi spinal, 5.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sukmana, M. (2016). Penggunaan erless
Kusuma Husada Surakarta. 30⁰ dan 45⁰ terhadap edema lingkar,
Gupita, AF (2015). Pengalaman kenyamanan dan fungsi pada ulkus
pengaturan Pola Makan dan Cairan kaki diabetes di rumah sakit
Klien Gagal Ginjal Kronik yang samarinda. Universitas muhamadiyah
Menjalani Hemodialisa di RS PKU Yogyakarta.
Muhammadiyah Gombong Jawa Tandi, M., mongan, A., & Manopo, F.
Tengah. Skripsi.Gombong: Sekolah (2014). hubungan antara derajat
Tinggi Ilmu Kesehatan penyakit ginjal kronik dengan nilai
Muhammadiyah Gombong. agregasi trombosit. Jurnal e-biomedik
Indonesia, PN (2011). Konsensus nutrisi (eBM), 2 (2), 509-513
pada penyakit ginjal kronik. Toya, K., Sasano, K., Takasoh, T.,

KONFERENSI INTERNASIONAL AKADEMI KEPERAWATAN KERTA CENDEKIA-2019 247


Nishimoto, T., Fujimoto, Y.,
Kusumoto, Y., ... & Takahashi, T. (2016).
Posisi pergelangan kaki dan interval
latihan berpengaruh pada kecepatan
aliran darah di vena femoralis umum
selama pergelangan kaki pemompaan

latihan.Jurnal ilmu terapi fisik,28


(2), 685-688.
Utami, Ni Kadek Deby Kristanti. (2014).
Pengaruh latihan ankle pumping
terhadap penurunan disuse atrofi otot
plantar fleksor (medial gastrocnemius
dan soleus) pada pasien fraktur femur.
Universitas udayana.
Villeco, JP, & Otr, L. (2012). Edema: A
Diam tapi Faktor Penting.Jurnal
Terapi Tangan, 25(2), 153-162.
http://doi.org/10.1016/
j.jht.2011.09.00 8

KONFERENSI INTERNASIONAL AKADEMI KEPERAWATAN KERTA CENDEKIA-2019 248

Anda mungkin juga menyukai