Anda di halaman 1dari 13

JURNAL 1

1. Tipe artikel : Research article


2. Nama Jurnal : Critical Care and Shock
3. Tahun : 2009
4. Negara : Indonesia
5. Judul :
Comparison of Apache II, SOFA, and Modified SOFA Scores in Predicting Mortality of
Surgical Patients in Intensive Care Unit at Dr. Hasan Sadikin General Hospital
6. Kata kunci :
Mortality, surgical patients, APACHE II, SOFA, MSOFA
7. Metodologi penelitian : Prospective observational cohort study
8. Waktu penelitian : Januari 2008 – Desember 2008
9. Prosedur penelitian/Uji Statistik yang dipakai :
Sample yang digunakan berjumlah 144 pasien surgical.
Peneliti menentukan skor APACHE II, SOFA, dan MSOFA selama 24 jam pertama saat
masuk ICU, serial skor dihitung setiap 48 -72 jam sampai pasien keluar ICU dengan batas
waktu 10 hari untuk SOFA dan MSOFA. Penghitungan ini selesai untuk menentukan nilai
prediksi dari mean dan maksimum skor SOFA dan MSOFA. Kemampuan untuk prediksi
mortalitas di ICU ditentukan dengan menguji kekuatan diskriminasi yang diuji dengan area
di bawah grafik ROC (AuROC). AuROC menyimpulkan hubungan antara sensitivitas
(jumlah true positif) dan 1-spesifitas (positif palsu). AuROC memperkirakan kemampuan
dari model untuk menilai risiko tertinggi kematian pada pasien yang mati.
Analisis regresi logistic multivariate digunakan untuk menentukan pengaruh yang tidak
mengikat pada organ dysfunction scores terhadap prediksi mortalitas sebagai variable
terikat. Skor maksimum pada masing-masing system organ digunakan sebagai variable
independent. Persamaan regresi menjelaskan seberapa besar independent variable dapat
merubah terhadap variable dependent.
Odd ratio dengan 95% confidence interval digunakkan untuk memperkirakan hubungan
antara variable independent dan variable dependent.
10. Hasil :
Nilai mean dan maksimum pada SOFA dan MSOFA lebih berguna dibandingkan dengan
skor awal/initial.
Nilai AuROC :
 1 : perfect discrimination; 0,5 : random chance
 ≥ 0,7 : acceptable; ≥ 0,9 : excellent
Initial SOFA dan MSOFA dengan nilai 0,732 dan 0, 751. APACHE II dengan 0,694.
Penghitungan serial dari SOFA dan MSOFA didapatkan dari mean dan maksimum adalah
0,917 dan 0,909 untuk SOFA; 0,903 dan 0,901 untuk MSOFA.
Pada analisis dengan odd ratio didapatkan semua komponen dari SOFA dan MSOFA
mempengaruhi outcome secara signifikan kecuali pada liver failure.
11. Kekurangan penulis :
 Dilakukan pada single center
 Penghitungan serial dari SOFA dan MSOFA diambil setiap 48-72 jam karena
keterbatasan dana, padahal yang tepat setiap 48 atau 72 jam.
12. Kesimpulan :
SOFA dan MSOFA dengan subvariabelnya mempunyai kekuatan discriminatory dan
kalibrasi yang lebih baik dibandingkan dengan APACHE II dalam memprediksi mortalitas
pada pasien bedah di ICU.
JURNAL 2

1. Tipe artikel : Research article


2. Nama Jurnal : BMC Anesthesiology
3. Tahun : 2017
4. Negara : Uganda
5. Judul :
Feasibility of the modified sequential organ function assessment score in a resource-
constrained setting: a prospective observational study
6. Kata kunci :
Modified sequential organ function assessment, Mortality, Lowand middle-income
countries, illness severity scoring, critical care
7. Metodologi penelitian :
Prospective, observational cohort
8. Waktu penelitian : 20 Februari 2014 s.d. 31 Januari 2015
9. Prosedur penelitian/Uji Statistik yang dipakai :
Jumlah sample 118 pasien. Penelitian ini menggunaan mSOFA tapi ternyata masih
memasukan skor untuk koagulopathy dan nilai bilirubin. Analisa dari awal masuk dan saat
48 jam setelah awal masuk. Dibandingan secara kontinus pada survivors dan non-survivors
dengan t-test (nilai signifian p< 0,05). Chi-square untuk variable categorikal (nilai signifikan
p<0,05). Odd ratio dengan 95% confidence interval dihitung menggunakan komputer
dengan multivariat regresi logistik dengan mortalitas ICU sebagai variabel dependent.
Kemampuan prediksi mSOFA dengan menggunakan receiver operating characteristic
(ROC) curve analysis dihasilkan oleh STATA 12. Area under ROC (AUROC)
digunakan untuk membandingkan kekuatan diskriminatif pada sistem skoring.
10. Hasil :
Pada odd ratio mSOFA terhadap mortalitas tidak signifikan secara statistik namun dilihat
dari trendnya terlihat proporsional terhadap mortalitas. Perubahan mSOFA 48 jam juga tidak
signifikan terhadap mortalitas.
Dengan menggunakan AUROC untuk membedakan mortalitas :
 Initial mSOFA memiliki lowest predictive
 mSOFA di 48jam memiliki highest predictive power
 mean, highest, delta mSOFA menjelaskan bahwa cukup akurat untuk
memprediksi.
11. Kekurangan penulis :
 Small sample size
 Limited acces to medical record
 Limited personel
12. Kesimpulan
Penelitian ini mengkonfirmasi penghitungan mSOFA score layak digunakan di ICU dengan
sumber daya terbatas. Meskipun tidak menyatakan secara definitive hubungan antara
mSOFA dan mortalitas. Sample yang besar diperlukan untuk mengkonfirmasi lagi.
JURNAL 3

1. Tipe artikel : Research article


2. Nama Jurnal : Disaster Med Public Health Prep.
3. Tahun : 2010
4. Negara : USA
5. Judul :
A Modified Sequential Organ Failure Assessment (MSOFA) Score for Critical Care Triage
6. Kata kunci :
Critical care triage; Intensive care unit; Pandemic; Disaster
7. Metodologi penelitian :
Retrospective derivation  Prospective observational
8. Waktu penelitian : sepanjang tahun 2008
9. Prosedur penelitian/Uji Statistik yang dipakai :
Membandingkan SOFA dan MSOFA dengan menggunakan areas under receiver operating
characteristic curve (AUC) using the techique DeLong dan penghitungan interval binomial
confidence interval for the AUC. Pada tahun 2007, penelitian retrospective sudah dilakukan
dengan hasil baik, namun perlu evaluasi untuk standarisasi dari jaundice oleh staff perawat
saat mengidentifikasi pasien dengan jaundice. Hal ini selesai di tahun 2007 juga dan
evaluasi prospective mulai tahun 2008. Untuk mengetahui relefansi dari evolusi disfungsi
organ sampai dengan prediksi mortalitas (hari 1,3, dan 5), peneliti membuat beberapa
rangkuman dan trending transformations di dalam regresi logistik pada MSOFA dan SOFA.
 Hari ke-3 : perubahan kualitatif, kuantitatif, summed score, maximum score, dan
prediksi linear untuk hari ke-5.
 Hari ke-5 : memasukkan apapun pada hari ke-3 (gabungan skor hari ke-1 dan 3; hari
ke-3 dan 5; dan semua dari ketiga hari tersebut).
10. Hasil :
2006 : cohort turunan retrospective pada 718 pasien (angka mortalitas 17,3 %) : Day 1
SOFA and MSOFA dalam memprediksi mortalitas 30 hari dengan AUC  0,78 (CI : 0,74 –
0,82) dan 0,77 (CI : 0,73 – 0,82). CI adalah Confidence Interval.
11. Kekurangan penulis :
 Fokus pada triage pasien setelah masuk ICU dibandingkan pasien yang membutuhkan
ICU.
12. Kesimpulan
MSOFA score memprediksi mortalitas dengan baik seperti SOFA score dan
diimplementasikan lebih mudah pada sumber daya terbatas dan situasi pandemik. Penemuan
peneliti konsisten merekomendasikan MSOFA dan SOFA score seharusnya hanya
diaplikasikan saat sumber daya critical care kewalahan dam semua kemampuan untuk
menambahkan sumber daya diinstitusikan? Dan harus dikombinasikan dengan kriteria yang
mengeksklusi pasien dengan komorbid yang menaikkan angka mortalitas.
JURNAL 4

1. Tipe artikel : Research article


2. Nama Jurnal : Hindawi Publishing Corporation Scientifica
3. Tahun : 2016
4. Negara : Iran
5. Judul :
Comparison of Proposed Modified and Original Sequential Organ Failuare Assessment
Scores in Predicting ICU Mortality: A Prospective, Observational, Follow-Up Study
6. Kata kunci :
Tidak disebutkan author
7. Metodologipenelitian :
Prospective observational
8. Waktupenelitian : Desember 2014 s.d. Maret 2015
9. Prosedurpenelitian/Uji Statistik yang dipakai :
Jumlah sample 250 pasien. Penelitian ini membandingkan mSOFA dan SOFA untuk
memprediksi mortalitas di ICU. Analisa dilakukan dari awal pasien masuk ICU, 24 jam awal
penanganan di ICU dan 48 jam berikutnya. Kurva Odds ratio dan receiver operating
characteristic (ROC) digunakan untuk membandingkan skor mSOFA dan SOFA.
10. Hasil :
mSOFA dan SOFA menunjukkan prediksi mortalitas yang sebanding pada kurva ROC.
Sensitivitas dan Spesifisitas dari mSOFA menunjukkan angka signifikan. Terdapat korelasi
positif antara mSOFA1 dan SOFA1 (r:0.942), 24 jam (r:0.972), dan 48 jam (r:0.960).
11. Kekurangan penulis :
 Jumlah sampel kurang
 Kualitas penanganan ICU
12. Kesimpulan
Penelitian ini mengkonfirmasi penghitungan mSOFA score layak digunakan di ICU untuk
memprediksi mortalitas pasien. Terdapat korelasi positif antara skor MSOFA dan SOFA
pada 24 jam, 48 jam, dan 72 jam setalah penanganan ICU dengan sensitivitas dan
spesifisitas tinggi untuk memprediksi mortalitas pasien. MSOFA lebih mudah, lebih murah,
digunakan dibandingkan dengan SOFA terutama pada daerah dengan sumber daya terbatas.
JURNAL 5

1. Tipe artikel : Research article


2. Nama Jurnal : CHEST: Indonesian Journal of Critical and Emergency Medicine
3. Tahun : 2015
4. Negara : Indonesia
5. Judul :
Uji Validasi Sistem Skor MSOFA dan Kadar Magnesium Total sebagai Prediktor Mortalitas
pada Pasien Penyakit Kritis
6. Kata kunci :
Validasi, sistem skor MSOFA, kadar magnesium, predictor MSOFA, pasien penyakit kritis.
7. Metodologi penelitian : Studi cohort prosepektif
8. Waktu penelitian : April – Juli 2013
9. Prosedur penelitian/Uji Statistik yang dipakai :
Jumlah sample penelitian adalah 150 pasien (setelah diinklusi dan eksklusi). Penelitian ini
menilai kemampuan prediksi skor MSOFA bersama Mg ditentukan dengan ROC
berdasarkan kedua vaariabel tersebut yang didapat dari analisis multivariate regresi logistic.
Jika AUC ≥ 0,90 dikatakan bermanfaat secara klinis dan jika AUC ≤0,75 dikatakan tidak
bermanfaat secara klinis. Interval kepercayaan dengan batas bawah inlai AUC > 0,5 berarti
kemampuan diskriminasi yang lebih baik bukanlah sekedar factor peluang.
10. Hasil :
Performa kalibrasi MSOFA pada penelitian ini cukup baik. Diukur dengan uji Hosmer-
Lemeshow dengan p = 0,08 dengan koefisien korelasi r = 0,7. Artinya, semakin meningkat
skor MSOFA maka angka mortalitas juga meningkat. Dari hasil penelitian ini, didapatkan
AUC 0,83 (IK 95% 0,76 – 0,90) menggunakan kurva ROC. Ketika ditambahkan kadar Mg
darah ke sistem skor MSOFA tidak terjadi peningkatan nilai AUC dari kurva ROC.
11. Kekurangan penulis :
Penulis tidak menyebutkan jumlah sample masih sedikit
12. Kesimpulan :
Penggunaan system skor MSOFA terbukti memiliki performa yang baik dalam memprediksi
mortalitas dalam 28 hari pasien penyakit kritis yang dirawatdi UPI RSUPNCM. Sedangkan
penggunaan kadar Mg total ditemukan tidak memiliki kemampuan sebagai predictor tunggal
maupun nilai tambah terhadap MSOFA guna memprediksi mortalitas pasien penyakit kritis.
JURNAL 6

1. Tipe artikel : Research article


2. Nama Jurnal : CHEST: Indonesian Journal of Critical and Emergency Medicine
3. Tahun : 2014
4. Negara : Indonesia
5. Judul :
Validasi Skor MSOFA dan Nilai Tambah Kadar Glukosa Darah sebagai Prediktor Mortalitas
pada Pasien Penyakit Kritis Tanpa Riwayat Diabetes Mellitus
6. Kata kunci :
MSOFA, glukosa darah, mortalitas, pasien penyakit kritis.
7. Metodologi penelitian : Kohort prosepektif
8. Waktu penelitian : Agustus – Desember 2013
9. Prosedur penelitian/Uji Statistik yang dipakai :
Penelitian dengan jumlah sample 150 orang. Performa system skor diniali dengan kalibrasi
dan diskriminasi (presisi). Kalibrasi dilakukan dengan menggunakan plot kalibrasi dan uji
Hosmer-Lemeshor. Kemampuan diskriminasi diuji secara statistik dengan mendapatkan
nilai area under the receiver-operator curve (AUC).
10. Hasil :
Performa kalibrasi (akurasi) dari MSOFA = mortalitas 28 hari pasien penyakit kritis akan
semakin meningkat seiring dengan peningkatan total skor MSOFA. Kalibrasi ini dinilai
dengan membandingkan kedua kelompok mortalitas, yaitu expected maupun observed.
Performas diskriminasi (presisi) dari MSOFA memiliki nilai AUC 0,83 pada kurva ROC.
Kadar glukosa darah memiliki nilai AUC 0,62. Penambahan kadar glukosa darah pada
MSOFA tidak menunjukkan adanya peningkatan diskriminasi skor MSOFA dengan AUC
0,83.
11. Kekurangan penulis :
 Subjek penelitian yang diikutsertakan adalah pasien gawat darurat medis maupun
bedah tanpa riwayat DM sehingga tidak dapat digneralisasikan pada pasin pnyakit
kritis dengan DM serta pasien pascabedah elektif.
12. Kesimpulan :
Skor MSOFA memiliki akurasi dan presisi yang baik untuk memprediksi mortalitas 28 hari
pasien dengan penyakit kritis tanpa riwayat DM baik pasien medis maupun bedah yang
memerlukan perawatan di unit perawatan intensif RSCM. Penambahan kadar glukosa darah
pada skor MSOFA tidak meningkatkan kemampuan prediksi mortalitas.
JURNAL 7

1. Tipe artikel :
2. Nama Jurnal :
3. Tahun :
4. Negara :
5. Judul :
6. Kata kunci :
7. Metodologi penelitian :
8. Waktu penelitian :
9. Prosedur penelitian/Uji Statistik yang dipakai :
10. Hasil :
11. Kekurangan penulis :
12. Kesimpulan :

Anda mungkin juga menyukai