Anda di halaman 1dari 8

PUBLIC HEALTH FESTIVAL I

ASCIETION (ACTUALIZATION OF STRENGTHENING THE


COMMUNICATION, INFORMATION, AND EDUCATION)
STRATEGI AKTIF DAN KONTINYU TENAGA KESEHATAN
MASYARAKAT MENUJU SUKSES VAKSINASI COVID-19 DI
INDONESIA

Disusun Oleh :
Firmansyah
(UIN Sumatera Utara) / (Medan)
Putri Rapiq Rahayu
(UIN Sumatera Utara) / (Medan)

HIMPUNAN MAHASISWA PROGRAM STUDI


KESEHATAN MASYARAKAT
UIN SUMATERA UTARA
TAHUN 2021
PENDAHULUAN
Data statistik penyebaran COVID-19 yang di rilis World Health
Organization (WHO) pada tanggal 8 September 2021, dengan 224 negara
terdampak pandemi COVID-19, menunjukkan total kasus terkonfirmasi positif
COVID-19 sebesar 221.648.869 kasus dengan angka kematian akibat COVID-19
di seluruh dunia sebesar 4.582.338 (WHO, 2021). Berdasarkan worldometers,
pada tanggal 9 September 2021, Indonesia berada pada urutan 13 kasus
penyebaran positif COVID-19 tertinggi di dunia, dengan 5.990 penambahan kasus
baru dan 334 kematian. Sementara merujuk pada informasi dari Kementrian
Kesehatan RI (Kemenkes RI) pada tanggal 9 September 2021 jumlah positif
COVID-19 di Indonesia sebesar 4.153.355 kasus dengan total kasus sembuh
akibat COVID-19 sebesar 3.887.410 disusul angka kematian akibat COVID-19
sebesar 138.116 (Kemenkes RI, 2021).
Menyikapi penyebaran kasus positif COVID-19 yang kian meningkat,
dalam rangka memutus penularan COVID-19 pemerintah Indonesia melakukan
program vaksinasi kepada penduduk Indonesia. Pemerintah, Indonesia
merencanakan vaksinasi di Indonesia akan dilakukan dalam dua periode. Periode
pertama akan dimulai pada Januari hingga April 2021. Sedangkan, periode
vaksinasi tahap kedua, ditargetkan pada April 2021 hingga Maret 2022 (Rochani
Nani Rahayu dan Sensusiyati, 2021).
Program vaksinasi COVID-19 di Indonesia yang telah berjalan sejak Januari
2021. Melalui program vaksinasi COVID-19 nasional, pemerintah menargetkan
pemberian vaksinasi sebesar 208.265.720 dengan target cakupan vaksinasi terdiri
dari tenaga kesehatan, lanjut usia diatas 60 tahun, petugas publik, masyarakat
umum, serta usia 12-17 tahun sampai Maret 2022 (Kemenkes, 2021). Namun,
hingga September 2021 pelaksanaan program vaksinasi di Indonesia dinilai masih
cukup lambat, serta masih jauh sasaran pencapaian vaksinasi yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Merujuk pada data pencapaian vaksinasi COVID-19 secara nasional dari
Kementrian Kesehatan RI (Kemenkes RI), pada tanggal 9 September 2021, di
Indonesia sendiri 34 per 100 penduduk sasaran vaksinasi sudah mendapat 1 dosis
(target total sasaran vaksinasi sampai tahap akhir). Ada beberapa faktor yang
menjadi penyebab lambatnya program vaksinasi COVID-19 di Indonesia,
diantaranya jumlah pasokan vaksin yang masih minim dimilki pemerintah,
kegagapan sistem kesehatan nasional dalam menyikapi pandemi disusul keraguan
masyarakat akan efektifitas dan keamanan vaksin menyebabkan belum
maksimalnya target vaksinasi COVID-19 di Indonesia. Berdasarkan hasil survei
terkait sikap masyarakat terhadap program vaksinasi COVID-19 yang dilakukan
oleh Saiful Mujani Research and Consulting menunjukkan hanya sekitar 37
persen masyarakat yang "secara tegas" menyatakan mau divaksinasi COVID-19
bila vaksin sudah tersedia. Sementara 17 persen masyarakat mengatakan tidak
mau divaksinasi, bahkan yang lebih parah, 28 persen lainnya menyatakan tidak
takut tertular COVID-19 (Iskak, et al, 2021).
Beberapa aspek menjadi penyebab meningkatnya keraguan masyarakat
untuk mau melakukan vaksinasi COVID-19. Faktor utama penyebab kekhwatiran
tersebut ialah efek samping dari vaksinasi COVID-19, disusul kurangnya
kepercayaan masyarakat kepada pemerintah terkait keamanan dan efikasinya.
Selain itu munculnya berbagai macam teori konspirasi tentang pandemi dan
vaksinasi COVID-19 menggiring opini masyarakat untuk mengabaikan dan tidak
percaya adanya virus COVID-19, membuat masyarakat enggan untuk melakukan
vaksinasi COVID-19. Berbagai mitos dan berita hoaks mengenai kandungan
ataupun komposisi vaksin COVID-19 merupakan faktor yang semakin
mendorong keraguan masyarakat untuk tidak mau melakukan vaksinasi COVID-
19.
Diantara berbagai faktor yang menjadi penyebab keraguan masyarakat
terkait vaksinasi COVID-19 disebabkan karena kurangnya pemahaman
masyarakat tentang pentingnya vaksinasi sebagai upaya memutus penularan
COVID-19. Tenaga kesehatan masyarakat sebagai salah satu “primary source”
informasi kesehatan di masyarakat, sangat berperan penting untuk memberikan
pemahaman kepada masyarakat terkait pentingnya vaksinasi di masa pandemi.
Untuk itu diperlukan strategi konkret, aktif, dan kontinyu yang penulis sebut
dengan nama ASCIETION (Actualization of Strengthening the Communication,
Information, and Education) oleh tenaga kesehatan masyarakat dalam mengubah
keraguan dan mindset miring masyarakat terkait vaksinasi COVID-19 menuju
sukses vaksinasi COVID-19 di Indonesia.

ISI
Berdasarkan data pencapaian vaksinasi COVID-19 secara nasional dari
Kementrian Kesehatan RI (Kemenkes RI), pada tanggal 9 September 2021 di
Indonesia sendiri 34 per 100 penduduk sasaran vaksinasi sudah mendapat 1 dosis
(target total sasaran vaksinasi sampai tahap akhir), dimana sasaran vaksinasi
sebesar 208.265.720 yang terdiri dari tenaga kesehatan, lanjut usia, petugas
publik, masyarakat umum, usia 12-17 tahun. Total masyarakat yang sudah
vaksinasi dosis 1 sebesar 70.855. 762 dosis (34,02%) dan total masyarakat yang
sudah vaksinasi dosis 2 sebesar 40.611.709 dosis (19,50%) (Kemenkes RI, 2021).
Sementara sasaran vaksinasi untuk tenaga kesehatan sebesar 1.468.764 data
pencapaian target vaksinasi untuk tenaga kesehatan yang telah mendapatkan
vaksinasi dosis 1 sebesar 1.666.558 (113.47%) dan dosis 2 sebesar 1.546.005
(105,26%). Sasaran vaksinasi untuk lanjut usia sebesar 21.553.118 dengan total
lanjut usia yang telah mendapatkan vaksinasi dosis 1 sebesar 5.595.787 (25,96%)
dan vaksinasi dosis 2 sebesar 3.984.913 (18,49%).
Selanjutnya sasaran vaksinasi untuk petugas publik adalah sebesar
17.327.167 dengan total petugas publik yang telah mendapatkan vaksinasi dosis 1
sebesar 27.550.939 (159.00%) dan vaksinasi dosis 2 sebesar 13.855.030
(79,96%). Sasaran vaksinasi untuk masyarakat rentan dan umum adalah
141.211.181 dengan total masyarakat rentan dan umum yang telah mendapatkan
vaksinasi dosis 1 sebesar 32.065.813 (23,71%) dan vaksinasi dosis 2 sebesar
18.503.201 (13,10%). Sasaran vaksinasi untuk kelompok usia 12-17 tahun adalah
26.705.490 dengan total usia 12-17 tahun yang telah mendapatkan vaksinasi dosis
1 sebesar 3.093.171 (11.58%) dan vaksinasi dosis 2 sebesar 2.109.885 (7,90%)
(Kemenkes, 2021).
Merujuk pada target vaksinasi periode pertama yang ditargetkan selesai
pada Januari-April 2021, dengan sasaran vaksinasi adalah tenaga kesehatan,
petugas publik, dan lanjut usia diatas 60 tahun. Hingga September 2021
keberhasilan pencapaian target vaksinasi hanya diperoleh dari tenaga kesehatan,
namun untuk target petugas publik dan lanjut usia masih jauh dari sasaran target
vaksinasi yang telah di rencanakan pemerintah. Pada periode vaksinasi tahap ke
dua yang ditargetkan selesai April-Maret 2021, pencapaian vaksinasi dapat
dikatakan belum maksimal. Setelah tujuh bulan berjalannya periode ke 2 program
vaksinasi COVID-19 di Indonesia, terhitung pada September 2021 waktu
pencapaian terget vaksinasi periode kedua kurang lebih tersisa tujuh bulan lagi
untuk mencapai target yang telah ditetapkan. Namun pada kenyataannya, hingga
September 2021 hanya 23,71% masyarakat rentan dan umum yang telah
mendapatkan vaksinasi dosis 1 dan 13,10 % yang baru mendapatkan vaksin dosis
2. Sementara untuk usia 12-17 tahun baru 11,58% yang mendapatkan vaksinasi
dosis 1 dan 7,90% yang baru mendapatkan vaksin dosis 2.
Menyikapi hal tersebut tenaga kesehatan masyarakat mempunyai peran
startegis terhadap pengoptimalan pencapaian target vaksinasi COVID-19 adalah
dengan menciptakan kepercayaan publik dan menginformasikan pentingnya
vaksinasi pada masa pandemi kepada masyarakat. Sehingga timbul tingkat
partisipasi dan rasa kepercayaan yang tinggi dari masyarakat untuk mendukung
pencapaian target vaksinasi COVID-19. Seyogyanya tenaga kesehatan masyarakat
mampu menjadi jembatan komunikasi terhadap upaya menciptakan keterlibatan
masyarakat, untuk mau dan aktif melaksanakan vaksinasi COVID-19 sehingga
terbentuk outcome herd immunity (WHO, 2021). Kemunculan berbagai informasi
ataupun pemberitaan hoaks terkait vaksinasi COVID-19 berakibat pada timbulnya
disinformasi serta keraguan pada masyarakat. Menyikapi hal tersebut tenaga
kesehatan masyarakat harus mampu tampil sebagai aspek yang mampu
memberikan edukasi kepada masyarakat terkait kebenaran dan pemberitaan
informasi yang sesungguhnya, sehingga opini buruk vaksinasi COVID-19 yang
timbul dari informasi ataupun pemberitaan hoaks dapat di cegah.
Untuk mencapai target vaksinasi COVID-19 yang optimal, maka diperlukan
aktualisasi dan penguatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) oleh tenaga
kesehatan masyarakat terkait pentingnya vaksinasi pada masa pandemi kepada
masyarakat. Penguatan KIE harus dilakukan secara aktif dan terus-menerus oleh
tenaga kesehatan masyarakat sesuai dengan wilayah kerjanya dengan sekreatif
mungkin agar tercipta tujuan peningkatan pemahaman masyarakat terhadap peran
vaksinasi dalam memutus penularan COVID-19. Melalui Komunikasi, Informasi
dan Edukasi (KIE) yang terus-menerus dilakukan, dapat mengontrol keraguan
terhadap vaksin, sehingga masyarakat yang semula menolak melakukan vaksinasi
dapat beralih untuk mau menerima vaksin.
Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) berasal dari bahasa Inggris yang
sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia, yaitu dari kata Information, Education,
Communication (EIC). Tujuan KIE adalah menginformasikan, mempersuasi,
mendidik, dan membentuk perilaku (Risma Kartika, 2015).Tenaga Kesehatan
Masyarakat merupakan salah satu bagian dari sumber daya manusia yang sangat
penting perannya dalam pembangunan kesehatan yang terdapat dalam Sistem
Kesehatan Nasioanal (SKN). Pembangunan kesehatan dengan paradigma sehat
merupakan sebuah upaya meningkatkan kemandirian masyarakat dalam menjaga
kesehatan melalui kesadaran yang lebih tinggi melalui upaya promotif dan
preventif. Maka dari itu, untuk mewujudkan paradigma sehat tersebut, diperlukan
kontribusi yang lebih besar dari para tenaga kesehatan masyarakat dalam
pembangunan kesehatan di Indonesia, apalagi di masa pandemi COVID-19 yang
tentunya pemerintah sangat berharap besar kepada tenaga kesehatan masyarakat
dalam mengedukasi masyarakat melalui upaya promotif dan preventif serta dapat
mengubah stigma masyarakat terhadap pemberian vaksin COVID-19 yang hingga
saat ini masih jauh dari target yang telah ditetapkan.
Selain itu, tujuan vaksinasi COVID-19 di Indonesia yaitu untuk mencapai
kekebalan komunitas atau biasa disebut sebagai herd immunity. Selain bertujuan
untuk memutus rantai penularan penyakit, vaksinasi COVID-19 juga bertujuan
untuk mengeliminasi bahkan membasmi penyakit itu sendiri dalam jangka waktu
yang panjang. Bebicara mengenai tenaga kesehatan masyarakat. di Indonesia
sendiri masih banyak daerah-daerah yang belum dijangkau oleh tenaga kesehatan
masyarakat dikarenakan persebaran sumber daya manusia kesehatan masyarakat
yang tidak merata hingga ke plosok desa. Jumlah tenaga kesehatan masyarakat di
Indonesia sebayak 28.306 orang dengan jumlah tenaga kesehatan yang tersebar di
seluruh Puskesmas sebanyak 15.994 orang dan yang tersebar di Rumah Sakit
sebanyak 5.999, dimana persebarannya belum merata hingga daerah-daerah
terpencil, seperti Maluku dan papua (Kemenkes RI, 2019).
Maka dari itu perlu adanya persebaran tenaga kesehatan masyarakat yang
merata hingga ke daerah terpencil agar seluruh masyarakat Indonesia bisa
mendapatkan vaksin COVID-19 tanpa stigma-stigma negatif dari masyarakat
terhadap kebijakan vaksinasi COVID-19 dengan memberikan informasi yang jelas
dan akurat dari tenaga kesehatan masyarakat sendiri yang tentunya sudah
memiliki strategi dalam mengubah perilaku manusia terkhususnya masyarakat
yang berpendidikan rendah dan memiliki pemikiran yang masih primitif.

Penutup
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab lambatnya program vaksinasi
COVID-19 di Indonesia, diantaranya jumlah pasokan vaksin yang masih minim
dimilki pemerintah, kegagapan sistem kesehatan nasional dalam menyikapi
pandemi disusul keraguan masyarakat akan efektifitas dan keamanan vaksin
menyebabkan belum maksimalnya target vaksinasi COVID-19 di Indonesia.
Untuk mengeliminasi faktor yang ada maka diperlukan aktualisasi serta penguatan
Komunikasi, Informasi dan Edukasi kepada masyarakat terkait pentingnya
vaksinasi pada masa pandemi oleh tenaga kesehatan masyarakat sebagai salah
satu “primary source” informasi kesehatan di masyarakat, demi terciptanya herd
immunity dengan tujuan memutus penularan COVID-19 di Indonesia.

REFERENSI

Iskak, dkk. 2021. 'Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Tentang Pentingnya


Vaksinasi di Masjid Al-Ikhlas Jakarta Barat. Jurnal Pengabdian Dharma
Masyarakat. vol. 1, no. 3.
Kemenko PMK. 2020. Pentingnya Peran Tenaga Kesehatan Masyarakat dalam
Penaganan Covid-19. Diakses pada 26 Agustus 2021.
https://www.kemenkopmk.go.id/pentingnya-peran-tenaga-kesehatan-
masyarakat-dalam-penanganan-covid-19.
Kemenkes RI. 2021. Vaksinasi Covid-19 Nasional (Data Per Tanggal 26 Agustus
2021). Diakses pada 26 Agustus 2021.
https://vaksin.kemkes.go.id/#/vaccines.
Kemenkes RI. 2020. 'Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019'. Jakarta :
Kementerian Kesehatan RI.
Kartika, Risma. 2015. 'Strategi Komunikasi Edukasi Gerakan Kesetaraan dan
Keadilan Jender di Kementerian Pemberdayaan Perempuan'. Jurnal Imu
Komunikasi, vol. 3, no. 1.
Purba, Imam Pasu Marganda Hadiarto. 2021. Implemetasi Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2018 Tentang Kekarantinaan Kesehatan di Jawa Timur
Menghadapi Pandemi Covid-19. Jurnal Pahlawan, vol. 4 No. 1.
Rahayu, Nani Rochani & Sensusiyati. 2021. 'Vaksin Covid-19 di Indonesia :
Analisis Berita Hoax'. Jurnal Ekonomi, Sosial & Humaniora, vol. 2, no. 07.
Sukowati, Supratman, dan Shinta. 2003. 'Peran Tenaga Kesehatan Masyarakat
dalam Mengubah Perilaku Masyarakat Menuju Hidup Bersih dan Sehat'.
Jurnal Media Litbang Kesehatan, vol. 13, no. 2, hh. 35.
WHO. 'Coronavirus Disease (Covid-19) Situation Report'.
[https://www.who.int/Indonesia]; 2021.
World Health Organization. WHO SAGE values framework for the allocation and
prioritization of COVID-19 vaccination [Internet]. 2020.

Anda mungkin juga menyukai