Disusun Oleh :
Firmansyah
(UIN Sumatera Utara) / (Medan)
Putri Rapiq Rahayu
(UIN Sumatera Utara) / (Medan)
ISI
Berdasarkan data pencapaian vaksinasi COVID-19 secara nasional dari
Kementrian Kesehatan RI (Kemenkes RI), pada tanggal 9 September 2021 di
Indonesia sendiri 34 per 100 penduduk sasaran vaksinasi sudah mendapat 1 dosis
(target total sasaran vaksinasi sampai tahap akhir), dimana sasaran vaksinasi
sebesar 208.265.720 yang terdiri dari tenaga kesehatan, lanjut usia, petugas
publik, masyarakat umum, usia 12-17 tahun. Total masyarakat yang sudah
vaksinasi dosis 1 sebesar 70.855. 762 dosis (34,02%) dan total masyarakat yang
sudah vaksinasi dosis 2 sebesar 40.611.709 dosis (19,50%) (Kemenkes RI, 2021).
Sementara sasaran vaksinasi untuk tenaga kesehatan sebesar 1.468.764 data
pencapaian target vaksinasi untuk tenaga kesehatan yang telah mendapatkan
vaksinasi dosis 1 sebesar 1.666.558 (113.47%) dan dosis 2 sebesar 1.546.005
(105,26%). Sasaran vaksinasi untuk lanjut usia sebesar 21.553.118 dengan total
lanjut usia yang telah mendapatkan vaksinasi dosis 1 sebesar 5.595.787 (25,96%)
dan vaksinasi dosis 2 sebesar 3.984.913 (18,49%).
Selanjutnya sasaran vaksinasi untuk petugas publik adalah sebesar
17.327.167 dengan total petugas publik yang telah mendapatkan vaksinasi dosis 1
sebesar 27.550.939 (159.00%) dan vaksinasi dosis 2 sebesar 13.855.030
(79,96%). Sasaran vaksinasi untuk masyarakat rentan dan umum adalah
141.211.181 dengan total masyarakat rentan dan umum yang telah mendapatkan
vaksinasi dosis 1 sebesar 32.065.813 (23,71%) dan vaksinasi dosis 2 sebesar
18.503.201 (13,10%). Sasaran vaksinasi untuk kelompok usia 12-17 tahun adalah
26.705.490 dengan total usia 12-17 tahun yang telah mendapatkan vaksinasi dosis
1 sebesar 3.093.171 (11.58%) dan vaksinasi dosis 2 sebesar 2.109.885 (7,90%)
(Kemenkes, 2021).
Merujuk pada target vaksinasi periode pertama yang ditargetkan selesai
pada Januari-April 2021, dengan sasaran vaksinasi adalah tenaga kesehatan,
petugas publik, dan lanjut usia diatas 60 tahun. Hingga September 2021
keberhasilan pencapaian target vaksinasi hanya diperoleh dari tenaga kesehatan,
namun untuk target petugas publik dan lanjut usia masih jauh dari sasaran target
vaksinasi yang telah di rencanakan pemerintah. Pada periode vaksinasi tahap ke
dua yang ditargetkan selesai April-Maret 2021, pencapaian vaksinasi dapat
dikatakan belum maksimal. Setelah tujuh bulan berjalannya periode ke 2 program
vaksinasi COVID-19 di Indonesia, terhitung pada September 2021 waktu
pencapaian terget vaksinasi periode kedua kurang lebih tersisa tujuh bulan lagi
untuk mencapai target yang telah ditetapkan. Namun pada kenyataannya, hingga
September 2021 hanya 23,71% masyarakat rentan dan umum yang telah
mendapatkan vaksinasi dosis 1 dan 13,10 % yang baru mendapatkan vaksin dosis
2. Sementara untuk usia 12-17 tahun baru 11,58% yang mendapatkan vaksinasi
dosis 1 dan 7,90% yang baru mendapatkan vaksin dosis 2.
Menyikapi hal tersebut tenaga kesehatan masyarakat mempunyai peran
startegis terhadap pengoptimalan pencapaian target vaksinasi COVID-19 adalah
dengan menciptakan kepercayaan publik dan menginformasikan pentingnya
vaksinasi pada masa pandemi kepada masyarakat. Sehingga timbul tingkat
partisipasi dan rasa kepercayaan yang tinggi dari masyarakat untuk mendukung
pencapaian target vaksinasi COVID-19. Seyogyanya tenaga kesehatan masyarakat
mampu menjadi jembatan komunikasi terhadap upaya menciptakan keterlibatan
masyarakat, untuk mau dan aktif melaksanakan vaksinasi COVID-19 sehingga
terbentuk outcome herd immunity (WHO, 2021). Kemunculan berbagai informasi
ataupun pemberitaan hoaks terkait vaksinasi COVID-19 berakibat pada timbulnya
disinformasi serta keraguan pada masyarakat. Menyikapi hal tersebut tenaga
kesehatan masyarakat harus mampu tampil sebagai aspek yang mampu
memberikan edukasi kepada masyarakat terkait kebenaran dan pemberitaan
informasi yang sesungguhnya, sehingga opini buruk vaksinasi COVID-19 yang
timbul dari informasi ataupun pemberitaan hoaks dapat di cegah.
Untuk mencapai target vaksinasi COVID-19 yang optimal, maka diperlukan
aktualisasi dan penguatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) oleh tenaga
kesehatan masyarakat terkait pentingnya vaksinasi pada masa pandemi kepada
masyarakat. Penguatan KIE harus dilakukan secara aktif dan terus-menerus oleh
tenaga kesehatan masyarakat sesuai dengan wilayah kerjanya dengan sekreatif
mungkin agar tercipta tujuan peningkatan pemahaman masyarakat terhadap peran
vaksinasi dalam memutus penularan COVID-19. Melalui Komunikasi, Informasi
dan Edukasi (KIE) yang terus-menerus dilakukan, dapat mengontrol keraguan
terhadap vaksin, sehingga masyarakat yang semula menolak melakukan vaksinasi
dapat beralih untuk mau menerima vaksin.
Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) berasal dari bahasa Inggris yang
sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia, yaitu dari kata Information, Education,
Communication (EIC). Tujuan KIE adalah menginformasikan, mempersuasi,
mendidik, dan membentuk perilaku (Risma Kartika, 2015).Tenaga Kesehatan
Masyarakat merupakan salah satu bagian dari sumber daya manusia yang sangat
penting perannya dalam pembangunan kesehatan yang terdapat dalam Sistem
Kesehatan Nasioanal (SKN). Pembangunan kesehatan dengan paradigma sehat
merupakan sebuah upaya meningkatkan kemandirian masyarakat dalam menjaga
kesehatan melalui kesadaran yang lebih tinggi melalui upaya promotif dan
preventif. Maka dari itu, untuk mewujudkan paradigma sehat tersebut, diperlukan
kontribusi yang lebih besar dari para tenaga kesehatan masyarakat dalam
pembangunan kesehatan di Indonesia, apalagi di masa pandemi COVID-19 yang
tentunya pemerintah sangat berharap besar kepada tenaga kesehatan masyarakat
dalam mengedukasi masyarakat melalui upaya promotif dan preventif serta dapat
mengubah stigma masyarakat terhadap pemberian vaksin COVID-19 yang hingga
saat ini masih jauh dari target yang telah ditetapkan.
Selain itu, tujuan vaksinasi COVID-19 di Indonesia yaitu untuk mencapai
kekebalan komunitas atau biasa disebut sebagai herd immunity. Selain bertujuan
untuk memutus rantai penularan penyakit, vaksinasi COVID-19 juga bertujuan
untuk mengeliminasi bahkan membasmi penyakit itu sendiri dalam jangka waktu
yang panjang. Bebicara mengenai tenaga kesehatan masyarakat. di Indonesia
sendiri masih banyak daerah-daerah yang belum dijangkau oleh tenaga kesehatan
masyarakat dikarenakan persebaran sumber daya manusia kesehatan masyarakat
yang tidak merata hingga ke plosok desa. Jumlah tenaga kesehatan masyarakat di
Indonesia sebayak 28.306 orang dengan jumlah tenaga kesehatan yang tersebar di
seluruh Puskesmas sebanyak 15.994 orang dan yang tersebar di Rumah Sakit
sebanyak 5.999, dimana persebarannya belum merata hingga daerah-daerah
terpencil, seperti Maluku dan papua (Kemenkes RI, 2019).
Maka dari itu perlu adanya persebaran tenaga kesehatan masyarakat yang
merata hingga ke daerah terpencil agar seluruh masyarakat Indonesia bisa
mendapatkan vaksin COVID-19 tanpa stigma-stigma negatif dari masyarakat
terhadap kebijakan vaksinasi COVID-19 dengan memberikan informasi yang jelas
dan akurat dari tenaga kesehatan masyarakat sendiri yang tentunya sudah
memiliki strategi dalam mengubah perilaku manusia terkhususnya masyarakat
yang berpendidikan rendah dan memiliki pemikiran yang masih primitif.
Penutup
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab lambatnya program vaksinasi
COVID-19 di Indonesia, diantaranya jumlah pasokan vaksin yang masih minim
dimilki pemerintah, kegagapan sistem kesehatan nasional dalam menyikapi
pandemi disusul keraguan masyarakat akan efektifitas dan keamanan vaksin
menyebabkan belum maksimalnya target vaksinasi COVID-19 di Indonesia.
Untuk mengeliminasi faktor yang ada maka diperlukan aktualisasi serta penguatan
Komunikasi, Informasi dan Edukasi kepada masyarakat terkait pentingnya
vaksinasi pada masa pandemi oleh tenaga kesehatan masyarakat sebagai salah
satu “primary source” informasi kesehatan di masyarakat, demi terciptanya herd
immunity dengan tujuan memutus penularan COVID-19 di Indonesia.
REFERENSI