LAPORAN KASUS
Oleh
YENNI HASTUTI
NIM : P 07120119187
Oleh :
Yenni Hastuti
Menyetujui,
Pembimbing
Baharuddin, SKM,M.Kes
Nip. 19640112198603 1 003
Mengetahui,
Program Studi Diploma III Keperawatan Banda Aceh
Ketua,
Oleh :
YENNI HASTUTI
NIM : P 07120119187
Tanda Tangan
Menyetujui,
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya peneliti
salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para
sahabat beliau yang telah membawa umat manusia ke alam yang penuh dengan
ilmu pengetahuan.
mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu pada
Kemenkes Aceh
3. Ibu Dr. Ns. Wirda Hayati, M.Kep, Sp.Kom selaku Ketua Program Studi D-III
saran serta kritikan untuk kesempurnaan proposal laporan studi kasus ini
kritikan dan saran untuk perbaikan laporan studi kasus ini. Demikianlah laoporan
ini peneliti susun dengan sebaik-baiknya dan semoga dapat bermanfaat bagi orang
lain……Amin.
YENNI HASTUTI
NIM :
BAB I
PENDAHULUAN
satu negara terburuk dalam bidang kesehatan di Asia. Tidak hanya dipandang
dari keadaan jasmaninya saja tetapi juga dilihat dari keadaan yang lain seperti
rohani, ekonomi maupun sosial. Semua hal itu harus seimbang, artinya
semuanya terkontrol dengan baik. jika salah satu nya timpang (tidak dalam
pergaulan remaja pun semakin jauh dari kategori generasi negeri yang
Indonesia pun masih jauh dari kategori baik. Banyaknya demo, tawuran antar
tidak sehat. Kita kesulitan mendeteksi sumber penyakit yang telah menular
yang dialami oleh anak remaja. Terlebih di kota besar, rata-rata remaja
cenderung memiliki sifat acuh dan mengabaikan hal-hal penting yang terjadi
dalam diri dan lingkungan mereka. Termasuk juga dalam masalah kesehatan.
Kurangnya aktifitas fisik akibat kecanggihan teknologi, pola makan yang
tidak sehat, dan juga pola tidur yang tidak teratur dapat menyebabkan bibit-
bibit penyakit tumbuh dalam tubuh mereka. Menurut Monks, masa remaja
sendiri terbagi menjadi 3 tahap, yaitu fase remaja awal (12 - 15 tahun), remaja
madya (15-18 tahun) dan remaja akhir (18 – 21 tahun). Beberapa hal yang
membedakan remaja tahap awal dan tahap akhir adalah dalam pemikiran
Hal yang paling menonjol adalah bebasnya pola hidup masyarakat yang
hidup mereka sendiri yang tidak sehat, ternyata dibalik zaman yang semakin
modern, mencari info tentang segala hal pun mudah, masih saja mereka
setelah tubuh mereka terjangkit dan terasa gejalanya. Seperti hal nya penyakit
hipotensi. Biasanya, orang yang terkena hipotensi tidak merasa dan tidak
menyadari kalau dia terkena penyakit. Hal itu terjadi dikarenakan kurangnya
tekanan darah tiba-tiba saat mengubah posisi dengan cepat dari berbaring
menjadi duduk. Gejala yang tibul salah satunya yaitu pusing atau sakit kepala
denyut nadi, laju pernafasan, dan suhu. Tekanan darah pasien harus diperiksa
pada beberapa posisi seperti berdiri, duduk, semi- terlentang, dan posisi
terlentang. Pasien dapat dianggap normal jika tekanan darah hasil tes tidak
ketukan per menit antara posisi berdiri dan terlentang. (Evri Kusumah
Ningtyas, 2019)
menular menyumbang kematian utama paling besar yaitu sebesar 36 juta atau
2/3 dari 57 juta kematian pada tahun 2008. Penyakit tidak menular juga
membunuh penduduk dengan usia yang lebih muda. Hal ini menyebabkan
kesehatan atau sedang minum obat sebesar 9.5 %, jadi ada 0,1 % yang
minum obat sendiri. Penyakit terbanyak pada usia lanjut berdasarkan Riset
Kesehatan Dasar tahun 2013 adalah hipotensi dengan prevalensi 45,9% pada
usia 55-64 tahun, 57,6% pada usia 65,74% dan 63,8% pada usia ≥ 75
Tahun.
tahunnya terdapat lebih dari 36 juta orang meninggal karena Penyakit Tidak
Menular (PTM). Secara global, penyebab kematian PTM nomor satu setiap
disebabkan oleh gangguan jantung dan pembuluh darah. Selain itu, dr.
akibat PTM meningkat dari 41,7% pada tahun 1995 menjadi 59,5% pada
tahun 2007. Diperkirakan pada tahun 2030 kasus PTM akan meningkat
menjadi 52 juta orang (WHO SEARO (South East Asia Region), 2011).
B. Perumusan Masalah
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penulisan
Hasil karya tulis ilmiah ini dapat di jadikan sebagai masukan bagi
4. Bagi Penulis.
bedah.
BAB II
TINJAUAN PERPUSTAKAAN
A. Konsep Hiportensi
1. Pengertian
tekanan darah lebih rendah dari nilai 90/60 mmHg atau tekanan darah cukup
(A.J Ramadahan, 2010). Hipotensi atau tekanan darah rendah terjadi jika
darah atau jika jantung terlalu lemah untuk menghasilkan tekanan darah
diastolic adalah tekanan terendah yang terjadi saat ventrikel beristirahat dan
tekanan darah rendah terjadi karena satu atau lebih organ tubuh tidak
menyebabkan gejala klinis, penyebabnya akan berada disalah satu dari tiga
kategori umum. Entah jantung tidak memompa dengan tekanan yang cukup,
dinding arteri terlalu melebar, atau tidak ada cukup cairan intravaskuler .
1. Jantung
Jantung adalah pompa listrik. Masalah dengan baik pompa atau listrik
Jika jantung berdetak terlalu cepat, tekanan darah bisa turun karena tidak
ada cukup waktu bagi jantung untuk mengisi diantara setiap denyut. Jika
jantung berdetak terlalu lambat, mungkin ada terlalu banyak waktu yang
Jika otot jantung telah rusak atau jengkel, mungkin tidak ada cukup
Katup jantung memungkinkan darah mengalir hanya satu arah. Jika katup
Ruang cairan di dalam pembuluh darah terdiri dari sel-sel darah dan
1. Kehamilan
4. Dehidrasi
darah.
5. Infeksi
6. Penyakit jantung
7. Kekurangan nutrisi
8. Perdarahan
darah.
3. Klasifikasi
1. Hipotensi postural
Pada jenis hipotensi ini, tekanan darah mungkin turun mendadak karena
perubahan posisi tubuh, biasanya saat sedang berdiri dari posisi duduk
atau dari posisi berbaring. Orang yang mengalami perasaan seperti mau
pingsan, pusing dan pandangan kabur setiap kali ia berdiri dari posisi
2. Hipotensi postprandial
Dalam mondisi normal, jika anda berdiri dan berjalan selama jangka
pingsan.
4. Manifestasi
oleh denyut jantung yang lebih rendah dari batas normal. Seseorang
angka sistolik kurang dari 120 mg/dl dan angka diastoliknya kurang dari 85
mg/dl. Jika tekanan darah terlalu rendah maka jaringan tidak mendapatkan
nutrisi serta oksigen yang memadai. Banyak sekali orang yang menderita
tekanan darah rendah yang mengakibatkan rasa lemah dan kecapaian. Upaya
meningkatkan tekanan darah juga tidak mudah, sama seperti halnya dengan
umum dari tekanan darah rendah. Ini terjadi setelah perubahan posisi tubuh,
biasanya ketika seseorang berdiri baik dari posisi duduk atau berbaring. Hal
kemampuan kompensasi normal dari sistem saraf otonom. Hal ini sering
terlihat pada hipovolemia dan sebagai hasil dari berbagai obat. Selain
jantung sambil berbaring, duduk, dan berdiri (dengan penundaan dua menit
kedua terjadi sebagai akibat dari peningkatan aktivitas dari saraf vagus ,
darah yang cukup untuk menyembur organ vital, seperti otak. Hipotensi
cukupnya darah yang mengalir pada otak dan organ vital lainnya, sehingga
2. Pingsan
3. Penglihatan kabur
4. Detak jantung lebih cepat dari normalnya dan iramanya menjadi tidak
teratur
5. Merasa kebingungan
7. Lemah
8. Merasa kedinginan
darah menurun)
berdiri maka tekanan darah bagian atas tubuh akan menurun karena
pengaruh gravitasi. Pada orang dewasa normal, tekanan darah arteri rata-rata
pada kaki adalah 180-200 mmHg. Tekanan darah arter isetinggi kepala
adalah 60-75 mmHg dan tekanan venanya 0. Pada dasarnya, darah akan
750 ml darah akan terlokalisir pada satu tempat. Pengisian atrium kanan
darah sistolik hingga 25 mmHg, sedang tekanan diastolic tidak berubah atau
kepala akan turun mencapai 20-30 mmHg. Penurunan tekanan ini akan
diikuti kenaikan tekanan persial CO2 (pCO2) dan penurunan tekanan persial
dinding dan hamper setiap arteri besar didaerah dada dan leher, namun
dalam jumlah banyak didapatkan dalam diding arteri karotis interna, sedikit
di atas bifurcation carotis, daerah yang dikenal sebagai sinus karotikus dan
selain oleh factor penurunan curah jantung akibat berbagai sebab dan
6. Komplikasi
mengalir ke otak, sel-sel otak tidak meneri,a cukup oksigen dan nutrisi-
darah merah yang minimal atau produksi sel darah merah yang rendah
pembuangan dari tubuh yaitu urea, dan creatin, dan peningkatan pada
7. Penatalaksanan
kronis jarang ada sebagai lebih dari gejala. Hipotensi tanpa gejala pada
makan yang baik, dan mempunyai pelengkap makan seperti susu untuk
5. Ubah posisi tubuh secara perlahan. Anda bisa mengurangi pusing saat
berdiri dengan cara berdiri perlahan. Sebelum bangun dari tempat tidur
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
laki-laki dan usia. Namun, pada usia muda , risiko hipotensi meningkat
b. Riwayat Penyakit
2. Sirkulasi
distritmia).
3. Integritas Ego
impulsif.
4. Eliminasi
5. Makanan / Cairan
6. Neurosensorik
tubuh.
7. Nyeri / kenyamanan
Gejala : sakit kepala dengan intensitas dan lokasi yang berbeda dan
rangsangan nyeri yang hebat, gelisah, tidak bisa beristirahat dan merintih
8. Pernafasan
karena aspirasi).
9. Keamanan
mengalami paralisis.
keluarga, atau masyarakat sebagai akibat dari masalah kesehatan atau proses
3. Intoleran aktivitas
4. Resiko cidera
3. Intervensi Keperawatan
Keletihan stress
Murmur
Vital Sign Monitoring
jantung
1. Monitor TD, nadi, suhu, dan
Peningkatan
RR
berat badan
2. Catat adanya fluktuasi
Peningkatan
tekanan darah
CVP
3. Monitor VS saat pasien
Penurunan
berbaring, duduk, atau berdiri
pulmonary
4. Auskultasi TD pada kedua
artery wedge
lengan dan bandingkan
pressure
5. Monitor TD, nadi, RR,
(PAWP)
sebelum, selama, dan setelah
3. Perubahan
aktivitas
afterload:
6. Monitor kualitas dari nadi
Dispnea
7. Monitor adanya pulsus
Kulit lembab paradokus
Oliguria 8. Monitor adanya pulsus
Pengisian alterans
memanjang jantung
Peningkatan
SVR
Penurunan
nadi perifer
Penurunan
resistansi
vascular paru
(pulmonary
vascular
resistance,
PVR)
Penurunan
resistansi
vascular
sistemik
(systemic
vascular
resistance,
SVR)
Perubahan
tekanan darah
Perubahan
warna kulit
(mis: pucat,
abu-abu,
sianosis)
4. Perubahan
kontraktilitas
Batuk
Bunyi nafas
tambahan
Bunyi S3-S4
Dispnea
paroksismal
nocturnal
Ortopnea
Penurunan
fraksi ejeksi
Penurunan
stroke volume
index (SVI)
5. Perilaku/emosi
Ansietas
Gelisa
Faktor yang
berhubungan:
Perubahan
afterload
Kolaborasi
Gaya hidup
kurang gerak
Imobilitas
Ketidakseimb
angan antara
suplai dan
kebutuhan
oksigen
Tirah baring
4. Implementasi Keperawatan
2016).
5. Evaluasi Keperawatan
dengan cara melibatkan pasien dan sesama tenaga kesehatan (Wijaya &
Putri, 2013).
BAB III
METODE PENULISAN
A. Pendekatan/Desain
google scholar.
C. Pengumpulan Data
D. Analisa Data
A. Pengkajian
laki-laki dan usia. Namun, pada usia muda , risiko hipotensi meningkat tajam
keluhan utama yang didapat pada klien dengan hipotensi adalah adalah :
kepala pusing, lemah dan mudah lelah, mudah pingsan, pucat, kebingungan,
riwayat penyakit DM atau penyakit - penyakit lain yang ada kaitannya dengan
dalam darah, dan berdampak pada menurunnya tekanan darah. Salah satu
menurun.
mengalami gangguan, lemah, susah bergerak, tidak ada nafsu makan dan
kebiasaan (pola makan) pasien sebelum sakit yaitu pasien tidak bisa tidak
bisa menjaga pola makan dan sering sekali minum minuman yang manis
pasien merasa cemas akan penyakitnya. Salah satu gejala gejala pada pasien
masuk ke sel akibat dari menurunnya kadar insulin maka produksi energi
2016)..
kunang) terutama sehabis duduk lama lalu berjalan, keringat dingin, merasa
29
Pada pemeriksaan secara umum detak/denyut nadi teraba lemah,
penderita tampak pucat, hal ini disebabkan suplai darah yang tidak
(2017) klien dengan hipotensi riwayat merasa cemas dan berharap cepat
sembuh dan bisa keluar dari Rs dan berkumpul dengan keluarganya kembali
serta dapat menjalan ibadah dimesjid, klien mendapat dukungan kelurga baik,
B. Diagnosa Keperawatan
3. Intoleran aktivitas
4. Resiko cidera
Penurunan curah jantung adalah ketidak adekuatan darah yang dipompa oleh
31
pengisian kapiler memanjang, peningkatan PVR, peningkatan
2018).
2018).
2020 adalah Rentan rentan mengalami cedera fisik akibat kondisi lingkunagn
yang berinteraksi dengan sumber adaptif dan sumber definsif individu, yang
C. Rencana Keperawatan
(NIC) bertujuan untuk: Cardiac pump effect tiveness, circulation status, vital
sign status. Indikator yang ditetapkan juga mengacu pada NOC, yaitu: untuk
cardiac are yang dilakukan evaluasi adanya nyeri dada (intensitas, lokasi,
durasi), catat adanya disritmia jantung, catat adanya tanda dan gejala
33
penurunan cardiac output, monitor status kardiovaskuler, monitor status
dan ortopneu, anjurkan untuk menurunkan stress. Pada vital sign monitoring
dilakukan monitor TD, nadi, suhu, dan RR, catat adanya fluktuasi tekanan
pada kedua lengan dan bandingkan, monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama,
dan setelah aktivitas, monitor kualitas dari nadi, monitor adanya pulsus
Indikator yang ditetapkan juga mengacu pada NOC, yaitu manajemen edema
serebral terdiri dari tindakan :monitor status Neurologi dengan ketat dan
bandingkan dengan nilai normal, monitor CVP, PAWP, dan PAP sesuai
monitor TIK klien dan respon neurologi akibat aktivitas perawatan, lakukan
arteri sistemik dalam jangkuan tertentu sesuaikan kepala tempat tidur untuk
penyakit yang di derita klien, kolaborasi dengan dokter dan tim kesehatan lain
informasi kepada pasien dan keluarga tentang prosedur yang akan dilakukan,
darah, lindungi klien dari kecemasan dan depresi, usun waktu latihan dan
istirahat
status O2, bersihkan mulut, hidung dan secret trakea, pertahankan jalan nafas
yang paten, psikologi, dan sosial, sediakan alat bantu aktivitas seperti kursi
merencanakan program terapi yang tepat, bantu klien untuk membuat jadwal
latihan diwaktu luang, berikan motivasi, monitor respon fisik, emosi, sosial,
dan spiritual.
35
Rencana keperawatan untuk mengatasi resiko cedera pada pasien
sesuai dengan kondisi fisik dan fungsi kognitif pasien dan riwayat penyakit
pada tangga dan pegangan tangan yang dapat dilihat pasien, bantu klien
D. Tindakan Keperawatan
tahap implementasi ini terdiri atas beberapa kegiatan, yaitu validasi rencana
keperawatan pada klien pada batu kandung kemih, pada prinsipnya adalah
lengkap yaitu ; jam, tangal, jenis tindakan, respon klien dan nama lengkap
37
E. Evaluasi Keperawatan
hasil.
dengan hipotensi didasarkan pada kriteria yang ditetapkan oleh NOC dari
sebagai berikut :
dengan hipotensi didasarkan pada kriteria yang ditetapkan oleh NOC dari
diharapkan
dengan hipotensi didasarkan pada kriteria yang ditetapkan oleh NOC dari
berikut :
dengan hipotensi didasarkan pada kriteria yang ditetapkan oleh NOC dari
39
terkait dengan kriteria evaluasi terhadap keberhasilan tindakan keperawatan
berikut :
cedera
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengkajian
disimpulkan bahwa klien bisanya terjadi pada klien yang perempuan dan
hipotensi adalah : kepala pusing, lemah dan mudah lelah, mudah pingsan,
2. Diagnosa Keperawatan.
3. Rencana Keperawatan.
tinjauan literatur sudah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh
Classification (NIC).
41
4. Tindakan Keperawatan.
keperawatan pada klien dilakukan sesuai rencana pada teori. Tidak semua
dan penyembuhan klien dan juga disesuaikan dengan kondisi, situasi, dan
5. Evaluasi
hasil tinjauan literatur sudah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan
dalam ketika nyeri kembali dirasakan dan menganjurkan klien untuk selalu
klien untuk mobilisasi, modifikasi lingkungan yang aman dan nyaman, dan
42
43
B. Saran
1. Klien/ keluarga
3. Institusi Pendidikan.
43
44
DAFTAR PUSTAKA
Guyton A. C dan Hall J. E, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 11, EGC, Jakarta
Idris, A. M., Indriasari, R., & Jafar, N. (2015). Hubungan Pola Makan Dengan
Kadar Gula Darah Pasien Rawat Jalan DM Tipe 2 Di Wiliyah Kerja
Puskesmas Kota Makassar. Diakses dari
https://core.ac.uk/download/pdf/2549581
Snell, Ricchard S, Anatomi klinis untuk mahasiswa kedokteran, Alih bahasa : Liliana
Sugiarto, edisi ke-6, EGC, Jakarta
45
45