PENDAHULUAN
Hernia merupakan salah satu kasus di bagian bedah yang pada umumnya
Hernia dapat terjadi akibat kelainan kongenital maupun didapat. Hasil penelitian
normal melalui defek pada fasia dan muskulo aponeurotik dinding abdomen
dikarenakan lubang embrional yang tidak dapat tertutup atau melebar serta
diakibatkan tekanan pada rongga abdomen yang tinggi. (Muttaqin & Sari, 2011)
Hernia yang paling sering terjadi mengalami tindakan operasi pada hernia
abdominalis sekitar 75% adalah hernia Inguinalis. Post operasi hernia Inguinalis
dibagi menjadi Post Operasi hernia Inguinalis indirek (lateralis), isi hernia
inguinalis internus) dan Hernia Inguinalis direk (medialis), isi hernia masuk
melalui titik yang lemah pada dinding belakang kanalis inguinalis. Hernia
Inguinalis lebih banyak terjadi pada laki-laki dari pada perempuan, sementara
1
2
umbilikal dan hernia skrotalis. Hernia Inguinalis merupakan salah satu jenis
hernia dimana penonjolan usus keluar dari rongga peritoneum melalui anulus
kemudian hernia masuk kedalam kanalis inguinalis dan jika cukup panjang,
menonjol keluar dari anulus inguinalis eksternus. Post operasi hernia inguinalis
(Sjamsuhidayat, 2010).
Secara umum hernia lebih sering terjadi pada orang yang sudah lanjut usia,
karena pada usia lanjut dinding otot sudah lemah, sehingga sangat berpeluang
terjadinya hernia. Dan umumnya terjadi pada laki-laki dari pada perempuan dan
lebih sering pada sisi kanan dari pada kiri abdomen. Dan adapun faktor
kesehatan bergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia. Antara lain
obstruksi usus sederhana hingga perforasi lubangnya usus yang akhirnya dapat
Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2013 sebagian besar
penduduk atau 0,03%. Di Amerika insiden Hernia Inguinalis yaitu satu diantara
yang disertai melalui operasi plastik agar dinding abdomen lebih kuat pada
Insidens Post Operasi Hernia Inguinalis pada orang dewasa kira-kira 2%.
sekitar 75-80% dari seluruh jenis hernia, hernia insisional 10%, hernia ventralis
10%, hernia umblikalis 3% dan hernia lainnya sekitar 10%. Secara umum,
Lateralis pada tahun 2013 rata-rata 35% dari orang dewasa berumur diatas 20
tahun di dunia mempunyai kategori overweight dan 11% obesitas dan wilayah
Angka kejadian post operasi hernia inguinalis 10 kali lebih banyak dari pada
operasi Hernia Inguinalis 13,9 % pada laki-laki dan 2,1 % pada perempuan.
(Sjamsuhidajat, 2010).
adalah masalah yang paling sering terjadi. Komplikasi yang lebih serius seperti
perdarahan, osteitis atau atropy testis terjadi kurang dari 1 % pada pasien yang
pada bantuan orang lain dan dampak pasca operasi hernia terhadap kebutuhan
Diagnosa yang muncul pada pasien post operasi hernia inguinalis antara lain
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan diit cairan ditandai
mengetahui adanya resiko infeksi dan juga mengkaji karakteristik nyeri pada
Berdasarkan data dari bagian Sistem Informasi dan Rekam Medis RSUD Tgk
Chik Ditiro Sigli, penderita penyakit Hernia tahun 2018 sebanyak 446 kasus ,
ttahun 2019 sebanyak 407 terdiri dari Hernia Inguinalis sebanyak 201 kasus
sebanyak 15 kasus (3,68%) dan yang dilakukan tindakan operasi berjumlah 322
kasus (79,11%). Untuk kasus bulan januari sampai februari 2020 kasus hernia
perawatan terhadap pasien post operasi Hernia Inguinalis sudah dilakukan sesuai
SOP, tetapi masalah yang sering timbul yaitu pasien tidak mau untuk bergerak
Untuk Berdasarkan data diatas, penulis tertarik untuk melakukan studi kasus
menyusun dalam bentuk Karya tulis Ilmiah yang berjudul “ Asuhan Keperawatan
Pada Pasien Post Operasi Hernia Inguinalis di Ruang Bedah Pria RSUD Tgk
Operasi Hernia Inguinalis di Ruang Bedah Pria RSUD Tgk Chik Ditiro
pasien Post Operasi Hernia Inguinalis di Ruang Bedah Pria Rumah Sakit
Tahun 2020.
Selain itu hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai rujukan
Hernia Inguinalis
dapat digunakan peneliti lebih lanjut. Selain itu juga dapat dijadikan data