Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Hernia merupakan salah satu kasus di bagian bedah yang pada umumnya

sering menimbulkan masalah kesehatan dan memerlukan tindakan operasi.

Hernia dapat terjadi akibat kelainan kongenital maupun didapat. Hasil penelitian

pada populasi hernia ditemukan sekitar 10% yang menimbulkan masalah

kesehatan dan pada umumnya pada pria (Sjamsuhidayat, 2010).

Hernia merupakan menonjolnya massa dalam perut dari rongga yang

normal melalui defek pada fasia dan muskulo aponeurotik dinding abdomen

baik secara kongenital atau didapat. Lubang tersebut dapat muncul

dikarenakan lubang embrional yang tidak dapat tertutup atau melebar serta

diakibatkan tekanan pada rongga abdomen yang tinggi. (Muttaqin & Sari, 2011)

Hernia yang paling sering terjadi mengalami tindakan operasi pada hernia

abdominalis sekitar 75% adalah hernia Inguinalis. Post operasi hernia Inguinalis

dibagi menjadi Post Operasi hernia Inguinalis indirek (lateralis), isi hernia

masuk ke dalam kanalis inguinalis melalui locus minoris resistence (annulus

inguinalis internus) dan Hernia Inguinalis direk (medialis), isi hernia masuk

melalui titik yang lemah pada dinding belakang kanalis inguinalis. Hernia

Inguinalis lebih banyak terjadi pada laki-laki dari pada perempuan, sementara

hernia femoralis lebih sering terjadi pada perempuan. (Fuji, 2018)

1
2

Menurut Sjamsuhidayat dan Jong (2004), hernia berdasarkan letaknya yaitu

hernia opigastrika, post operasi hernia Inguinalis, hernia femoralis, hernia

umbilikal dan hernia skrotalis. Hernia Inguinalis merupakan salah satu jenis

hernia dimana penonjolan usus keluar dari rongga peritoneum melalui anulus

inguinalis internus yang terletak lateral dari pembuluh epigastrika inferior,

kemudian hernia masuk kedalam kanalis inguinalis dan jika cukup panjang,

menonjol keluar dari anulus inguinalis eksternus. Post operasi hernia inguinalis

adalah penonjolan organ dalam perut ke dalam lubang amulus inguinalis.

(Sjamsuhidayat, 2010).

Secara umum hernia lebih sering terjadi pada orang yang sudah lanjut usia,

karena pada usia lanjut dinding otot sudah lemah, sehingga sangat berpeluang

terjadinya hernia. Dan umumnya terjadi pada laki-laki dari pada perempuan dan

lebih sering pada sisi kanan dari pada kiri abdomen. Dan adapun faktor

presipitasi yang dapat mengakibatkan hernia, antara lain: obesitas, kehamilan,

mengejan, batuk kronis, mengangkat beban berat (Agung, 2009). Hernia

dapat mengakibatkan berbagai komplikasi yang parah dan mengganggu

kesehatan bergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia. Antara lain

obstruksi usus sederhana hingga perforasi lubangnya usus yang akhirnya dapat

menimbulkan abses lokal, atau peritonitis, perlekatan, hernia irreponibel,

terjadinya jepitan menyebabkan iskemia, infeksi yang dapat menimbulkan

nekrosis, obstipasi (R. Sjamsuhidajat & Jong, 2011).


3

Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2013 sebagian besar

angka kejadian hernia di dunia dengan perbandingan satu diantara 3.000

penduduk atau 0,03%. Di Amerika insiden Hernia Inguinalis yaitu satu diantara

544 penduduk atau 0,18%, sedangkan di Indonesia insiden hernia inguinalis

yaitu 15 diantaraa 1000 penduduk atau 1,5%.

Herniorraphy adalah pembedahan dan pengambilan pada kantong hernia

yang disertai melalui operasi plastik agar dinding abdomen lebih kuat pada

bagian bawah di belakang kanalis inguinalis (Muttaqin & Sari, 2011).

Herniorraphy biasanya tindakan yang dilakukan untuk meminimalis anulus

inguinalis internus dan untuk memperkuat pada dinding belakang kanalis

inguinalis (Jitowiyono & Kristiyanasari, 2012) masalah yang mungkin

muncul pada herniorraphy adalah nyeri dan aktivitas.

Insidens Post Operasi Hernia Inguinalis pada orang dewasa kira-kira 2%.

Kemungkinan kejadian hernia bilateral  dari insidens tersebut mendekati 10%.

Angka kejadian hernia inguinalis (medialis/direk dan lateralis/indirek) 10 kali

lebih banyak daripada hernia femoralis dan keduanya mempunyai presentase

sekitar 75-80% dari seluruh jenis hernia, hernia insisional 10%, hernia ventralis

10%, hernia umblikalis 3% dan hernia lainnya sekitar 10%. Secara umum,

kejadian hernia inguinalis lebih banyak diderita oleh laki-laki daripada

perempuan dimana angka perbandingan kejadian hernia inguinalis 13,9 % pada

laki-laki dan 2,1 % pada perempuan (Sjamsuhidajat, 2010). Word Health


4

Organization (WHO), mengemukakan bahwa pasien dengan Hernia Inguinalis

Lateralis pada tahun 2013 rata-rata 35% dari orang dewasa berumur diatas 20

tahun di dunia mempunyai kategori overweight dan 11% obesitas dan wilayah

Asia Tenggara 14% overweight dan 3% obesitas (WHO, 2013)

Angka kejadian post operasi hernia inguinalis 10 kali lebih banyak dari pada

hernia femoralis dan keduanya mempunyai persentase sekitar 75-80% dari

seluruh jenis hernia (Sjamsuhidajat, 2010). Angka perbandingan kejadian post

operasi Hernia Inguinalis 13,9 % pada laki-laki dan 2,1 % pada perempuan.

Pengobatan hernia dapat dilakukan melalui pembedahan, antara lain yaitu

hernioplasty, herniorafi dan herniotomi. Herniotomi meliputi pengembalian isi

hernia ke posisi normal dan pengangkatan kantong hernia (Brooker, 2008).

Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan hernia 3 inguinalis

yang paling memungkinkan untuk dilakukan. Jenis pembedahan yang mungkin

dilakukan pada operasi hernia yaitu herniotomy, hernioplasti dan herniorafi

(Sjamsuhidajat, 2010).

Menghindari terjadinya komplikasi yang tidak diharapkan setelah tindakan

operasi hernioraphy ataupun herniotomy seperti: hematom dan infeksi luka

adalah masalah yang paling sering terjadi. Komplikasi yang lebih serius seperti

perdarahan, osteitis atau atropy testis terjadi kurang dari 1 % pada pasien yang

menjalani hernioraphy. Klien pasca hernioraphy memerlukan parawatan dan

perhatian khusus untuk segera memulihkan kondisi tubuhnya, dan mampu


5

memenuhi kebutuhan sehari-harinya sehingga tidak terus menerus tergantung

pada bantuan orang lain dan dampak pasca operasi hernia terhadap kebutuhan

dasar manusia dapat terpenuhi.

Diagnosa yang muncul pada pasien post operasi hernia inguinalis antara lain

nyeri berhubungan dengan diskontinuitas jaringan ditandai dengan luka pada

abdomen, gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri pada luka

bekas post operasi, gangguan integritas kulit berhubungan dengan adanya

luka insisi ditandai dengan ketidaknyamanan keterbatasan gerak, kebutuhan

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan diit cairan ditandai

dengan penuruna fungsi usus.,kekurangan volume cairan berhubungan dengan

system irigasi / drainage ditandai dengan keseimbangan cairan,resiko infeksi

berhubungan dengan proses invasi kuman ditandai dengan perawatan luka

yang kurang. (NANDA, 2005)

Perawat sangatlah penting dalam membantu pemulihan pasca operasi

herniorraphy, karena perawat yang mendampingi pasien 24 jam. Untuk

karena itu di lakukan beberapa pengkajian lebih mendalam terutama untuk

mengetahui adanya resiko infeksi dan juga mengkaji karakteristik nyeri pada

pasien dengan post operasi herniorraphy inguinalis

Berdasarkan data dari bagian Sistem Informasi dan Rekam Medis RSUD Tgk

Chik Ditiro Sigli, penderita penyakit Hernia tahun 2018 sebanyak 446 kasus ,

ttahun 2019 sebanyak 407 terdiri dari Hernia Inguinalis sebanyak 201 kasus

(49,38%), Hernia scrotalis 191 kasus (46,92%) dan Hernia umbilikaslis


6

sebanyak 15 kasus (3,68%) dan yang dilakukan tindakan operasi berjumlah 322

kasus (79,11%). Untuk kasus bulan januari sampai februari 2020 kasus hernia

mencapai 40 kasus da hernia Inguanalis sebanyak 21 kasus. Berdasarkan hasil

wawancara dengan 3 perawat diruang bedah mereka mengatakan bahwa

perawatan terhadap pasien post operasi Hernia Inguinalis sudah dilakukan sesuai

SOP, tetapi masalah yang sering timbul yaitu pasien tidak mau untuk bergerak

dan masih tidak kooperatif terhadap edukasi gizi.

Untuk Berdasarkan data diatas, penulis tertarik untuk melakukan studi kasus

tentang konsep hernia serta cara penatalaksanaannya, maka penulis tertarik

menyusun dalam bentuk Karya tulis Ilmiah yang berjudul “ Asuhan Keperawatan

Pada Pasien Post Operasi Hernia Inguinalis di Ruang Bedah Pria RSUD Tgk

Chik Ditiro Kabupaten Pidie Tahun 2020.”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas maka perumusan

masalahnya adalah bagaimana penerapan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post

Operasi Hernia Inguinalis di Ruang Bedah Pria RSUD Tgk Chik Ditiro

Kabupaten Pidie Tahun 2020.

1.3 Tujuan Penulisan


7

1.3.1 Tujuan Umum

Mendapatkan pengalaman nyata tentang Asuhan Keperawatan pada

pasien Post Operasi Hernia Inguinalis di Ruang Bedah Pria Rumah Sakit

Umum Daerah Tgk Chik Ditiro Sigli.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Untuk melaksanakan pengkajian pada pasien Post Operasi Hernia

Inguinalis di Ruang Bedah RSUD Tgk Chik Ditiro Kabupaten Pidie

Tahun 2020.

b. Untuk memprioritaskan masalah dan merumuskan diagnosa

keperawatan pada pasien Post Operasi Hernia Inguinalis di Ruang

Bedah RSUD Tgk Chik Ditiro Kabupaten Pidie Tahun 2020.

c. Untuk menyusun rencana keperawatan pada pasien Post Operasi

Hernia Inguinalis di Ruang Bedah RSUD Tgk Chik Ditiro Kabupaten

Pidie Tahun 2020.

d. Untuk melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien Post Operasi

Hernia Inguinalis di Ruang Bedah RSUD Tgk Chik Ditiro Kabupaten

Pidie Tahun 2020

e. Untuk melakukan evaluasi keperawatan pada pasien Post Operasi

Hernia Inguinalis di Ruang Bedah RSUD Tgk Chik Ditiro Kabupaten

Pidie Tahun 2020

1.4 Manfaat Penelitian


8

1.4.1 Bagi pasien

Dapat meningkatkan pengetahuan, pemahaman, serta penatalaksanakan

terkait perawatan kasus hernia. Selain itu dapat memberikan informasi

tentang pencegahan hernia bagi pasien dan keluarga.

1.4.2 Rumah Sakit

Selain itu hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai rujukan

tambahan dalam memberikan Asuhan Keperawatan Pada pasien dengan

Hernia Inguinalis

1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini dapat digunakan sebagai dokumentasi dan masukan yang

dapat digunakan peneliti lebih lanjut. Selain itu juga dapat dijadikan data

awal untuk peneliti lainnya.

1.4.4. Bagi peneliti

Memperluas pengetahuan dan pengalaman dalam penerapan serta dapat

meningkatkan ketrampilan dalam memberikan asuhan keperawatan

khususnya pasien Hernia Inguinalis

Anda mungkin juga menyukai