Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN CAMPAK RUANGAN ANAK DI PKM PUSKESMAS KOTA

OLEH :

YOHANA SIMUN

NIM : 21203007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS FAKULTAS ILM KESEHATAN

UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA SANTU PAULUS RUTENG

TAHUN 2021
LAPORAN PENDAHULUAN CAMPAK

A.DEFINISI

Penyakit campak adalah suatu penyakit virus akut yang sangat menular dengan gejala awal berupa
demam, konjungtivitis, pilek, batuk, dan bintik-bintik kecil dengan bagian tengah berwarna putih atau
putih kebiru-biruan dengan dasar kemerahan di daerah mukosa pipi (bercak Koplik). Penyebab infeksi
adalah virus campak, anggota genus Morbilivirus dari famili Paramyxoviridae. Tanda khas
bercak kemerahan dikulit timbul pada hari ketiga sampai ketujuh, dimulai di daerah muka, kemudian
menyeluruh, berlangsung selama 4-7 hari, dan kadangkadang berakhir dengan pengelupasan kulit
berwarna kecoklatan. Sering timbul lekopenia. Komplikasi dapat terjadi sebagai akibat replikasi virus
atau karena

superinfeksi bakteri antara lain berupa otitis media, pneumonia,


laryngotracheobronchitis (croup), diare, dan ensefalitis. Diagnosa biasanya dibuat berdasarkan gejala
klinis dan epidemiologis walaupun konfirmasi laboratorium
dianjurkan untuk dilakukan. Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk mendeteksi antibodi IgM
spesifik campak yang timbul pada hari ke 3-4 setelah timbul ruam atau untuk mendeteksi peningkatan
yang signifikan titer antibodi antara serum akut dan konvalesens untuk memastikan diagnosis campak.
Teknik yang jarang digunakan antara lain identifikasi antigen virus dengan usap mukosa nasofaring
menggunakan teknik FA atau dengan isolasi virus dengan kultur sel dari sample darah atau usap
nasofaring yang diambil sebelum hari keempat

B.TANDADAN GEJALA
Campak memiliki masa tunas 10-20 hari, penyakit ini dibagi menjadi dalam 3 stadium yaitu :
1. Stadium Kataral (Prodormal)
Berlangsung selama 4-5 hari dengan tanda gejala sebagai berikut : a. Panas
b. Malaise

c. Batuk
d. Fotofobia
e. Konjungtivitis
f. Koriza
Menjelang akhir stadium kataral dan 24 jam sebelum timbul enantema, timbul
bercak koplik berwarna putih kelabu, sebesar ujung jarum dan dikelilingi oleh eritema tapi itu
sangat jarang dijumpai. Diagnosa perkiraan yang besar dapat dibuat bila ada bercak koplik dan
penderita pernah kotak dengan penderita morbili dalam waktu 2 minggu terakhir.
2. Stadium Erupsi
Gejala klinik yang muncul pada stadium ini adalah :
a. Koriza dan Batuk bertambah
b. Kadang terlehat bercak koplik
c. Adanya eritema, makula, papula yang disertai kenaikan suhu badan
d. Terdapat pembesaran kelenjar getah bening
e. Splenomegali
f. Diare dan muntah
Variasi dari morbili disebut “Black Measles” yaitu morbili yang disertai pendarahan pada kulit,
mulut, hidung dan traktus digestivus.
3. Stadium Konvalensensi, erupsi mulai berkurang dengan meninggalkan bekas yang berwarna lebih
tua (hiperpigmentasi). Suhu menurun sampai normal kecuali ada komplikasi.

C.PATWAY

KurangVolumeCairandan
Diare
Elektrolit

AbsorpsiTurun
GangguanKebutuhanNutrisi
GangguanIntegritasKulit HygieneTidakDijagaDan KurangDariKebutuhan
ImunitasKurang,Akan
MeluasPadaSaluranCerna
BagianBawah(Usus) MulutPahitTimbulAnorexia
Rash,RuamPadaDaerahBalik
Telinga,Leher,Pipi,Muka,
SeluruhTubuh.Deskuamasi
TerdapatBercakKoplik
RasaGatal
BerwarnaKelabuDikelilingi
GangguanPernapasan: EritemaPadaMukosaBukalis
BersihanPolaNapas BerhadapanPadaMolar,
EritemaMembentukMacula PalatumDurum,Mole
PapulaDiKulitNormal
InflamasiSaluranNapasAtas:
KoplikPadaMukosaBukalis
KulitMenonjolDiSekitar SaluranCerna
MeluasKeJariTrakeobronkhial
SebaseaDanFolikelRambut

PenyebaranKeberbagaiOrgan
MelaluiHematogen

ReaksiInflamasi:Demam,SuhuNaik,
MetabolismeNaik,RRNaik,IWLNaik

GangguanRasaNyaman: EksudatYangSerius,DroliferasiSel
PeningkatanSuhuTubuh Mononukleus,Polimorfonukleus

DropletInfection

VirusMoribili

D.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan darah tepi hanya ditemukan adanya leukopeni
2. Dalam sputum, seksresi nasal, sedimen urine dapat ditemukan adanya multinucleated giant sel
yang khas
3. Pada pemeriksaan serologi dengan cara hemaglutination inhibition test dan complement fiksator
test akan ditemukan adanya antibody yang spesifik dalam 1-3 hari setelah timbulnya ras dan
mencapai puncaknya pada 2-4 minggu kemudian.

E.PENATALAKSANAAN MEDIS
Pemngobatan besifat suportif dan simtomatis, terdiri dari istirahat,
pemberian cairan yang cukup, suplemen nutrisi, antibiotic diberikan apabila terjadi infeksi
sekunder, anti konvulsi apabila terjadi kejang, antipiretik bila demam, dan vitamin A 100.000 unit
untuk anak usia 6 bulan hingga 1 tahun dan 200.000 unit untuk anak usia >1 tahun. Vitamin A
diberikan untuk membantu pertumbuhan epitel saluran napas yang rusak, menurunkan morbiditas
campak juga berguna untuk meningkatkan titer IgG dan jumlah limfosit total. Indikasi rawat inap
apabila hiperpireksia (suhu>39,5oC), dehidrasi, kejang, asupan oral sulit atau adanya penyulit.
Pengobatan dengan
penyulit disesuaikan dengan penyulit yang timbul.

Campak tanpa komplikasi

Hindari penularan
Tirah baring di tempat tidur
Diet makanan cukup cairan, kalori yang memadai. Jenis makanan disesuaikan dengan
tingkat kesadaran pasien dan ada tidaknya komplikasi

Campak dengan komplikasi

1.Ensefalopati/ensefalitis
Antibiotika bila diperlukan, antivirus dan lainya sesuai dengan PDT ensefalitis
Kortikosteroid, bila diperlukan sesuai dengan PDT ensefalitis Kebutuhan jumlah cairan
disesuaikan dengan kebutuhan serta koreksi terhadap gangguan elektrolit. Kortikosteroid dosis
tinggi biasanya diberikan kepada penderita morbili yang mengalami ensefalitis, yaitu:
- Hidrokostison 100 – 200 mg/hari selama 3 – 4 hari
- Prednison 2 mg/kgBB/hari untuk jangka waktu 1 minggu
2. Bronkopneumonia
- Antibiotika sesuai dengan PDT pneumonia
- Oksigen nasal atau dengan masker
- Koreksi gangguan keseimbangan asam-basa, gas darah dn elektrolit
3. Enteritis : koreksi dehidrasi sesuai derajat dehidrasi (lihat Bab enteritis dehidrasi).
4. Pada kasus campak dengan komplikasi bronkhopneumonia dan gizi kurang perlu dipantau
terhadap adanya infeksi TB laten. Pantau gejala klinis serta lakukan uji Tuberkulin setelah 1-3
bulan penyembuhan.
5. Pantau keadaan gizi untuk gizi kurang/buruk.
Bila campaknya ringan, anak cukup dirawat di rumah. Kalau campaknya berat atau sampai
terjadi komplikasi maka harus dirawat di rumah sakit.
a. Anak campak perlu dirawat di tempat tersendiri agar tidak menularkan penyakitnya
kepada yang lain. Apalagi bila ada bayi di rumah yang belum mendapat imunisasi
campak.
b. Beri penderita asupan makanan bergizi seimbang dan cukup untuk meningkatkan daya
tahan tubuhnya. Makanannya harus mudah dicerna karena anak campak rentan
terjangkit infeksi lain seperti radang tenggorokan, flu atau lainnya. Masa rentan ini
masih berlangsung sebulan setelah sembuh karena daya tahan tubuh penderita yang
masih lemah.
c. Pengobatan secara simtomatik sesuai dengan gejala yang ada:
d. Antipiretik : parasetamol 7,5 – 10 mg/kgBB/kali, interval 6-8 jam
e. Ekspektoran : gliseril guaiakolat anak 6-12 tahun : 50 – 100 mg tiap 2-6 jam, dosis
maksimum 600 mg/hari.
f. Antitusif perlu diberikan bila batuknya hebat/mengganggu, narcotic antitussive (codein)
tidak boleh digunakan.

g. Mukolitik bila perlu


h. Vitamin terutama vitamin A dan C. Vitamin A pada stadium kataral sangat bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA

Abdi Wijaya. 2015. Laporan Pendahuluan Moribili “Scribd”.


https://www.scribd.com/doc/291798667/LAPORAN-
PENDAHULUAN-MORBILI. Diakses pada 1 April 2017
Bulechek, dkk. (2016). Nursing Interventions Classification(NIC). Edisi 6. Yogyakarta: Elsevier
Herdman.T.H (2015). Nanda Internasional Inc. Diagnose Keperawatan: Definisi Dan Klasifikasi
2015-2017 . Edisi 10. Jakarta : EGC
Moorhead, dkk. (2016). Nursing Outcomes Classification (NOC). Edisi 5. Yogyakarta: Elsevier
Nirarif.A.H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnose Medis & NANDA
NIC-NOC . Jilid 3. Yogyakarta. Medi Action.

N. Barus. 2010. Repository Universitas Sumatera Utara "Campak". http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20116/4/Chapter


%20II. pdf. Diakses pada 2 April 2017

Anda mungkin juga menyukai