OLEH
NIM : 5303201201045
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,karena atas penyertaan-Nya saya
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
saya menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan jauh dari kata
kesempurnaan. Karena itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata saya mengharapkan makalah ini dapat berguna bagi saya sendiri dan bagi mahasiswa
keperawatan pada umumnya,dan juga siapa saja yang membacanya.
Penulis
DAFTAR
KATA PENGANTAR………………………………………………………………….i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………...ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………..
A. KESIMPULAN………………………………………………………………..
B. SARAN………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………...
BAB I
PEMBAHASAN
Mekanika adalah salah satu cabang ilmu dari bidang ilmu fisika yang mempelajari
gerakan dan perubahan bentuk suatu materi yang diakibatkan oleh gangguan mekanik yang
disebut gaya. Mekanika adalah cabang ilmu yang tertua dari semua cabang ilmu dalam fisika.
Tersebutlah nama-nama seperti Archimides (287-212 SM), Galileo Galilei (1564-1642), dan
Issac Newton (1642-1727) yang merupakan peletak dasar bidang ilmu ini. Galileo adalah peletak
dasar analisa dan eksperimen dalam ilmu dinamika. Sedangkan Newton merangkum gejala-
gejala dalam dinamika dalam hukum-hukum gerak dan gravitasi.
Mekanika tubuh meliputi pengetahuan tentang bagaimana dan mengapa kelompok otot
tertentu digunakan untuk menghasilkan dan mempertahankan gerakan secara aman. Dalam
menggunakan mekanika tubuh yang tepat perawat perlu mengerti pengetahuan tentang
pergerakan, termasuk bagaimana mengoordinasikan gerakan tubuh yang meliputi fungsi integrasi
dari system skeletal, otot skelet, dan system saraf. Selain itu, ada kelompok otot tertentu yang
terutama digunakan unutk pergerakan dan kelompok otot lain membentuk postur/bentuk tubuh.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
mempunyai tujuan memenuhi kebutuhan hidup sehat, dan penting untuk kemandirian (Barbara
Kozier, 1995). Sebaliknya keadaan imobilisasi adalah suatu pembatasan gerak atau keterbatasan
fisik dari anggota badan dan tubuh itu sendiri dalam berputar, duduk dan berjalan, hal ini salah
satunya disebabkan oleh berada pada posisi tetap dengan gravitasi berkurang seperti saat duduk
Mobilisasi secara garis besar dibagi menjadi 2, yaitu mobilisasi secara pasif dan
mobilisasi secara aktif. Mobilisasim secara pasif yaitu: mobilisasi dimana pasien dalam
menggerakkan tubuhnya dengan cara dibantu dengan orang lain secara total atau keseluruhan.
Mobilisasi aktif yaitu: dimana pasien dalam menggerakkan tubuh dilakukan secara mandiri tanpa
Mobilisasi secara tahap demi tahap sangat berguna untuk membantu jalannya
penyembuhan pasien. Secara psikologis mobilisasi akan memberikan kepercayaan pada pasien
bahwa dia mulai merasa sembuh. Perubahan gerakan dan posisi ini harus diterangkan pada
pasien atau keluarga yang menunggui. Pasien dan keluarga akan dapat mengetahui manfaat
B. Tujuan mobilisasi
Beberapa tujuan dari mobilisasi menurut Susan J. Garrison (2004), antara lain :
6. Mengembalikan aktivitas tertentu sehingga pasien dapat kembali normal dan atau dapat
C. 3
Faktor-faktor yang mempengaruhi mobilisasi menurut Barbara Kozier (1995), antara lain :
1. Gaya Hidup
Gaya hidup seseorang sangat tergantung dari tingkat pendidikannya. Makin tinggi tingkat
pendidikan seseorang akan diikuti oleh perilaku yang dapat meningkatkan kesehatannya.
misalnya; seorang yang patah tulang akan kesulutan untuk mobilisasi secara bebas.
Demikian pula orang yang baru menjalani operasi, karena adanya rasa sakit/nyeri yang
menjadi alasan mereka cenderung untuk bergerak lebih lamban. Ada kalanya klien harus
3. Kebudayaan
Kebudayaan dapat mempengaruhi pola dan sikap dalam melakukan aktifitas misalnya;
pasien setelah operasi dilarang bergerak karena kepercayaan kalau banyak bergerak nanti
4. Tingkat energy
Seseorang melakukan mobilisasi jelas membutuhkan energi atau tenaga. Orang yang
sedang sakit akan berbeda mobilitasnya dibandingkan dengan orang dalam keadaan
sehat.
seorang remaja..
D. Macam Mobilisasi
1. Mobilisasi penuh
Mobilisasi penuh ini menunjukkan syaraf motorik dan sensorik mampu mengontrol
seluruh area tubuh. Mobilisasi penuh mempunyai banyak keuntungan bagi kesehatan,
baik fisiologis maupun psikologis bagi pasien untuk memenuhi kebutuhan dan kesehatan
secara bebas, mempertahankan interaksi sosial dan peran dalam kehidupan sehari hari.
2. Mobilisasi sebagian
Pasien yang mengalami mobilisasi sebagian umumnya mempunyai gangguan syaraf
sensorik maupun motorik pada area tubuh. Mobilisasi sebagian dapat dibedakan menjadi:
2) Mobilisasi permanen biasanya disebabkan oleh rusaknya sistim syaraf yang reversibel.
pada kasus tertentu istirahat di tempat tidur diperlukan dalam periode tidak terlalu
lama seperti pada pada kasus infark Miokard akut, Disritmia jantung, atau syok sepsis,
kontraindikasi lai dapat di temukan pada kelemahan umum dengan tingkat energi yang
kurang.
Mobilisasi pasca pembedahan yaitu proses aktivitas yang dilakukan pasca pembedahan
dimulai dari latihan ringan diatas tempat tidur (latihan pernafasan, latihan batuk efektif
dan menggerakkan tungkai) sampai dengan pasien bisa turun dari tempat tidur,
berjalan ke kamar mandi dan berjalan ke luar kamar (Brunner & Suddarth, 1996 ).
1. Pada hari pertama 6-10 jam setelah pasien sadar, pasien bisa melakukan latihan
pernafasan dan batuk efektif kemudian miring kanan – miring kiri sudah dapat
dimulai.
2. Pada hari ke 2, pasien didudukkan selama 5 menit, disuruh latihan pernafasan dan
Body mekanik merupakan penggunaan tubuh yang efisien, terkoordinir dan aman untuk
menghasilkan pergerakan dan mempertahankan keseimbangan selama aktivitas.
Mekanika tubuh dan ambulasi merupakan bagian dari kebutuhan aktivitas manusia.
Body Mekanik meliputi 3 elemen dasar yaitu :
a) Body Aligement (Postur Tubuh)
b) Susunan geometrik bagian-bagian tubuh dalam hubungannya dengan bagian tubuh
yang lain.
c) Balance / Keseimbangan
Keseimbangan tergantung pada interaksi antara pusat gravity, line gravity dan base
of support.
Mekanika tubuh penting bagi perawat dan klien. Hal ini mempengaruhi tingkat kesehatan
mereka. Mekanika tubuh yang benar diperlukan untuk mendukung kesehatan dan
mencegah kecacatan. Perawat menggunakan berbagai kelumpok otot untuk setiap
aktivitas keperawatan, seperti berjalan selama ronde keperawatan, memberikan obat,
mengangkat dan memindahkan klien, dan menggerakan objek. Gaya fisik dari berat dan
friksi dapat mempengaruhi pergerakan tubuh. Jika digunakan dengan benar, kekuatan ini
dapat meningkatkan efisiensi perawat. Penggunaan yang tidak benar dapat mengganggu
kemampuan perawat unuk mengangkat, memindahkan, dan mengubah posisi klien.
Perawat juga mengganbungkan pengetahuan tentang pengaruh fisiologis dan patologis
pada mobilisasi dan kesejajaran tubuh. Prinsip yang digunakan dalam mekanik tubuh
adalah sebagai berikut :
1. Gravitasi
Merupakan prinsip pertama yang harus diperhatikan dalam melakukann mekanika
tubuh dengan benar, yaitu memandang gravitasi sebagai sumbu dalam pergerakan
tubuh. Terdapat tiga faktor yang perlu diperhatikan dalam gravitasi:
https://www.academia.edu/40405898/MAKALAH_BIOMEKANIK
Menurut Frankel dan Nordin pada tahun 1980 :Biomekanika merupakan ilmu mekanika teknik
untuk analisa sistem kerangka otot manusia. (Chaffin, 1991) secara umum mendefinisikan
biomekanika, yaitu: Biomekanika menggunakan konsep fisika dan teknik untuk menjelaskan
gerakan pada bermacam-macam bagian tubuh dan gaya yang bekerja pada bagian tubuh pada
aktivitas sehari-hari. Kajian biomekanik dapat dilihat dalam dua perspektif, yaitu kinematika
yang lebih menjurus pada karakteristik gerakan yaitu meneliti gerakan dari segi ruangan yang
digunakan dalam waktu yang bersifat sementara tanpa melihat gaya yang menyebabkan gerakan
bergerak, berapa ketinggiannya atau berapa jauh obyek menjangkau jarak. Posisi,
Kajian kinetika : menjelaskan tentang gaya yang bekerja pada satu sistem, misalnya
tubuh manusia. Kajian gerakan kinetika menjelaskan gaya yang menyebabkan gerakan.
Dibandingkan dengan kajian kinematika, kajian kinetika lebih sulit untuk diamati, pada
Jadi, Biomekanika adalah disiplin sumber ilmu yang mengintegrasikan faktor-faktor yang
matematika, kimia, fisiologi, anatomi dan konsep rekayasa untuk menganalisa gaya yang
Hukum Newton
Hubungan fundamental pada mekanika klasik tercakup dalam hukum tentang gerak yang
Biomekanika yaitu,
1) Hukum Newton I
“Sebuah benda terus berada pada keadaan awalnya yang diam atau bergerak
dengan kecepatan konstan kecuali benda itu dipengaruhi oleh gaya yang tak
bahwa perecepatan benda nol jika gaya total (gaya resultan) yang bekerja pada benda
dalam kecepatan yang konstan, kecuali dipengaruhi oleh gaya yang tidak seimbang.
Contoh I : Jika seseorang berada dalam bus yang berjalan dan tiba-tiba mengerem,
mungkin orang tersebut bisa terpelanting, padahal itu adalah inersia yang
gaya sentakan dari belakang, badan akan tersentak keras ke depan karena ia
berkontak dengan tempat duduknya. Namun kepala cenderung tidak bergerak dan
tersentak dalam posisi yang menjulur (ekstensi). Karena kepala melekat pada badan,
maka kepala akan terbentur dengan keras ke depan menyebabkan kerusakan pada
vertebra serviks.
Contoh II : Cedera dalam tinju atau football yang mengakibatkan kerusakan otak
2) Hukum Newton II
“Apabila ada gaya yang bekerja pada suatu benda maka benda akan mengatur
percepatan yang arahnya sama dengan arah gaya”
Ket :
m : massa benda atau massa inisial (m : 1 kg massa )
a : percepatan 1 mS-2
F : 1 kg mS-2 = 1
Percobaan I :
Bayangkan anda mendorong sebuah benda yang gaya F dilantai yang licin sekali
sehingga benda itu bergerak dengan percepatan a. Menurut hasil percobaan, jika gayanya
diperbesar 2 kali ternyata percepatannya menjadi 2 kali lebih besar. Demikian juga jika
gaya diperbesar 3 kali percepatannya menjadi 3 kali lebih besar.Kesimpulan : bahwa
percepatan sebanding dengan resultan gaya yang bekerja.
Percobaan II :
Kali ini massa bendanya divariasi tetapi gayanya dipertahankan tetap sama. Jika massa
benda diperbesar 2 kali, ternyata percepatannya menjadi ½ kali. Kita bisa simpulkan
bahwa percepatan suatu benda berbanding terbalik dengan massa benda itu.Massa adalah
sifat intrinsik dari sebuah benda yang menyatakan resistensinya terhadap percepatan.
Massa sebuah benda dapat dibandingkan dengan massa benda lain dengan menggunakan
gaya yang sama pada masing-masing benda dan dengan mengukur
percepatannya.Dengan demikian rasio massa benda-benda itu sama dengan kebalikan
rasio percepatan benda-benda itu yang dihasilkan oleh gaya yang sama.
M= F/M massa sebuah benda tidak tergantung pada lokasi benda.
Hukum ketiga menyatakan bahwa “tidak ada gaya timbul di alam semesta ini, tanpa
keberadaan gaya lain yang sama dan berlawanan dengan gaya itu” .Jika sebuah gaya
bekerja pada sebuah benda (aksi) maka benda itu akan mengerjakan gaya yang sama
besar namun berlawanan arah (reaksi). Dengan kata lain gaya selalu muncul
berpasangan. Tidak pernah ada gaya yang muncul sendirian.
Contoh :
Saat berjalan, hentakan kaki atau sepatu ke permukaan lantai biasanya mengartikan
bahwa orang tersebut menekankan kakinya ke permukaan lantai dengan gaya reaksi bumi
yang samamelalui lantai pada kaki tersebut.
1.ROM Aktif, yaitu gerakan yang dilakukan oleh seseorang (pasien) dengan
menggunakan energi sendiri. Perawat memberikan motivasi, dan membimbing klien
dalam melaksanakan pergerakan sendi secara mandiri sesuai dengan rentang gerak
sendi normal (klien aktif). Keuatan otot 75 %. Hal ini untuk melatih kelenturan dan
kekuatan otot serta sendi dengan cara menggunakan otot-ototnya secara aktif .
2.ROM Pasif, yaitu energi yang dikeluarkan untuk latihan berasal dari orang lain
(perawat) atau alat mekanik. Perawat melakukan gerakan persendian klien sesuai
dengan rentang gerak yang normal (klien pasif). Kekuatan otot 50 %. Indikasi latihan
pasif adalah pasien semikoma dan tidak sadar, pasien dengan keterbatasan mobilisasi
tidak mampu melakukan beberapa atau semua latihan rentang gerak dengan mandiri,
pasien tirah baring total atau pasien dengan paralisis ekstermitas total (suratun, dkk,
2008). Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan
persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat
mengangkat dan menggerakkan kaki pasien.
E.Jenis Gerakan
7.Eversi, yaitu perputaran bagian telapak kaki ke bagian luar, bergerak membentuk
sudut persendian.
8.Inversi, yaitu putaran bagian telapak kaki ke bagian dalam bergerak membentuk
sudut persendian.
11.Oposisi, yaitu gerakan menyentuhkan ibu jari ke setiap jari-jari tangan pada
tangan yang sama.
1.ROM Aktif Seluruh tubuh dari kepala sampai ujung jari kaki oleh klien sendri
secara aktif.
2.ROM Pasif Seluruh persendian tubuh atau hanya pada ekstremitas yang terganggu
dan klien tidak mampu melaksanakannya secara mandiri.