Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“KONSEP MEKANIKA FISIKA”

OLEH

NAMA : NAOMI NGURU

NIM : 5303201201045

KELAS : TINGKAT 1 REGULER A

MATA KULIAH : ILMU BIOMEDIK DASAR

DOSEN PENGASUH : SABINUS B.KEDANG Skep.,Ns,Mkep

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

JURUSAN KEPERAWATAN KUPANG

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,karena atas penyertaan-Nya saya
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.

saya menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan jauh dari kata
kesempurnaan. Karena itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata saya mengharapkan makalah ini dapat berguna bagi saya sendiri dan bagi mahasiswa
keperawatan pada umumnya,dan juga siapa saja yang membacanya.

Kupang,12 November 2020

Penulis
DAFTAR

KATA PENGANTAR………………………………………………………………….i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………...ii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………..

1.1 LATAR BELAKANG…………………………………………………………


1.2 RUMUSAN MASALAH………………………………………………………
1.3 TUJUAN……………………………………………………………………….

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………..

2.1. MOBILISASI AKTIF DAN PASIF………………………………………….


2.2. OTOT DAN SISTEM MEKANIK DALAM PEMINDAHAN PASIEN……
2.3. HUKUM DASAR BIOMEKANIK DAN MEKANIKA…………………….
2.4. KONSEP FISIKA BERKAITAN DENGAN ROM PASIF DAN AKTIF….
2.5 GERAK DAN GAYA DALAM KEADAAN DINAMIS……………………
2.6. KONSEP FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU…………
2.7. GAYA GRAVITASI DAN KESEIMBANGAN……………………………..
2.8. KONSEP FISIKA BERKAITAN DENGAN IMOBILISASI……………….

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………..

A. KESIMPULAN………………………………………………………………..
B. SARAN………………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………...
BAB I

PEMBAHASAN

1.1 LATAR BELAKANG

Mekanika adalah salah satu cabang ilmu dari bidang ilmu fisika yang mempelajari
gerakan dan perubahan bentuk suatu materi yang diakibatkan oleh gangguan mekanik yang
disebut gaya. Mekanika adalah cabang ilmu yang tertua dari semua cabang ilmu dalam fisika.
Tersebutlah nama-nama seperti Archimides (287-212 SM), Galileo Galilei (1564-1642), dan
Issac Newton (1642-1727) yang merupakan peletak dasar bidang ilmu ini. Galileo adalah peletak
dasar analisa dan eksperimen dalam ilmu dinamika. Sedangkan Newton merangkum gejala-
gejala dalam dinamika dalam hukum-hukum gerak dan gravitasi.

Mekanika tubuh meliputi pengetahuan tentang bagaimana dan mengapa kelompok otot
tertentu digunakan untuk menghasilkan dan mempertahankan gerakan secara aman. Dalam
menggunakan mekanika tubuh yang tepat perawat perlu mengerti pengetahuan tentang
pergerakan, termasuk bagaimana mengoordinasikan gerakan tubuh yang meliputi fungsi integrasi
dari system skeletal, otot skelet, dan system saraf. Selain itu, ada kelompok otot tertentu yang
terutama digunakan unutk pergerakan dan kelompok otot lain membentuk postur/bentuk tubuh.

Mobilisasi mempunyai banyak tujuan, seperti ekspresikan emosi dengan gerakan


nonverbal, pertahanan diri, pemenuhan kebutuhan dasar, aktivitas hidup sehari-hari dan kegiatan
rekreasi. Dalam mempertahankan mobilisasi fisik secara optimal maka system saraf, otot, dan
skeletal harus tetap utuh dan berfungsi baik

Biomekanika adalah disiplin sumber ilmu yang mengintegrasikan faktor-faktor yang


mempengaruhi gerakan manussia yang diambil dari pengetahuan dasar fisika,
matematika,kimia,fisiologi,anatomi dan konsep rekayasa untuk menganalisis gaya yang terjadi
pada tubuh.

1.2. RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu mobilisasi aktif dan pasif ?


2. Bagaimana cara kerja otot dalam sistem mekaniknya dalam pemindahan pasien?
3. Apa saja hukum dasar biomekanik dan mekanika?
4. Bagaimana konsep fisika yang berkaitan dengan ROM pasif dan aktif?
5. Apa saja gerak dan gaya dalam keadaan dinamis?
6. Bagaimana konsep fisika dengan menggunakan alat bantu?
7. Apa itu gaya gravitasi dan keseimbangan?
8. Apa saja konsep fisika yang berkaitan dengan imobilitas?
1.2 TUJUAN
1. Untuk memahami mobilisasi aktif dan pasif
2. Mengetahui cara kerja otot dalam system mekaniknya dalam pemindahan pasien
3. Mengetahui hokum dasar biomekanik dan mekanika
4. Mengetahui konsep fisika yang berkaitan dengan ROM pasif dan aktif
5. Mengetahui gerak dan gaya dalam keadaan dinamis
6. Mengetahui konsep fisika dengan menggunakan alat bantu
7. Mengetahui gaya gravitasi dan keseimbangan
8. Mengetahui konsep fisika yang berkaitan dengan imobilitas.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 MOBILISASI AKTIF DAN PASIF

A. Pengertian

Mobilisasi merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak bebas, mudah, teratur,

mempunyai tujuan memenuhi kebutuhan hidup sehat, dan penting untuk kemandirian (Barbara

Kozier, 1995). Sebaliknya keadaan imobilisasi adalah suatu pembatasan gerak atau keterbatasan

fisik dari anggota badan dan tubuh itu sendiri dalam berputar, duduk dan berjalan, hal ini salah

satunya disebabkan oleh berada pada posisi tetap dengan gravitasi berkurang seperti saat duduk

atau berbaring (Susan J. Garrison, 2004).

Mobilisasi secara garis besar dibagi menjadi 2, yaitu mobilisasi secara pasif dan

mobilisasi secara aktif. Mobilisasim secara pasif yaitu: mobilisasi dimana pasien dalam

menggerakkan tubuhnya dengan cara dibantu dengan orang lain secara total atau keseluruhan.

Mobilisasi aktif yaitu: dimana pasien dalam menggerakkan tubuh dilakukan secara mandiri tanpa

bantuan dari orang lain (Priharjo, 1997).

Mobilisasi secara tahap demi tahap sangat berguna untuk membantu jalannya

penyembuhan pasien. Secara psikologis mobilisasi akan memberikan kepercayaan pada pasien

bahwa dia mulai merasa sembuh. Perubahan gerakan dan posisi ini harus diterangkan pada

pasien atau keluarga yang menunggui. Pasien dan keluarga akan dapat mengetahui manfaat

mobilisasi, sehingga akan berpartisipasi dalam pelaksanaan mobilisasi.

B. Tujuan mobilisasi
Beberapa tujuan dari mobilisasi menurut Susan J. Garrison (2004), antara lain :

1. Mempertahankan fungsi tubuh

2. Memperlancar peredaran darah sehingga mempercepat penyembuhan luka

3. Membantu pernafasan menjadi lebih baik

4. Mempertahankan tonus otot

5. Memperlancar eliminasi Alvi dan Urin

6. Mengembalikan aktivitas tertentu sehingga pasien dapat kembali normal dan atau dapat

memenuhi kebutuhan gerak harian.

7. Memberi kesempatan perawat dan pasien untuk berinteraksi atau berkomunikasi.

C. 3

Faktor-faktor yang mempengaruhi mobilisasi menurut Barbara Kozier (1995), antara lain :

1. Gaya Hidup

Gaya hidup seseorang sangat tergantung dari tingkat pendidikannya. Makin tinggi tingkat

pendidikan seseorang akan diikuti oleh perilaku yang dapat meningkatkan kesehatannya.

Demikian halnya dengan pengetahuan kesehatan tentang mobilitas seseorang akan

senantiasa melakukan mobilisasi dengan cara yang sehat.

2. Proses Penyakit dan injury

Adanya penyakit tertentu yang diderita seseorang akan mempengaruhi mobilitasnya,

misalnya; seorang yang patah tulang akan kesulutan untuk mobilisasi secara bebas.

Demikian pula orang yang baru menjalani operasi, karena adanya rasa sakit/nyeri yang
menjadi alasan mereka cenderung untuk bergerak lebih lamban. Ada kalanya klien harus

istirahat di tempat tidur karena menderita penyakit tertentu.

3. Kebudayaan

Kebudayaan dapat mempengaruhi pola dan sikap dalam melakukan aktifitas misalnya;

pasien setelah operasi dilarang bergerak karena kepercayaan kalau banyak bergerak nanti

luka atau jahitan tidak jadi.

4. Tingkat energy

Seseorang melakukan mobilisasi jelas membutuhkan energi atau tenaga. Orang yang

sedang sakit akan berbeda mobilitasnya dibandingkan dengan orang dalam keadaan

sehat.

5. Usia dan status perkembangan

Seorang anak akan berbeda tingkat kemampuan mobilitasnya dibandingkan dengan

seorang remaja..

D. Macam Mobilisasi

Macam-macam mobilisasi antara lain :

1. Mobilisasi penuh

Mobilisasi penuh ini menunjukkan syaraf motorik dan sensorik mampu mengontrol

seluruh area tubuh. Mobilisasi penuh mempunyai banyak keuntungan bagi kesehatan,

baik fisiologis maupun psikologis bagi pasien untuk memenuhi kebutuhan dan kesehatan

secara bebas, mempertahankan interaksi sosial dan peran dalam kehidupan sehari hari.

2. Mobilisasi sebagian
Pasien yang mengalami mobilisasi sebagian umumnya mempunyai gangguan syaraf

sensorik maupun motorik pada area tubuh. Mobilisasi sebagian dapat dibedakan menjadi:

1) Mobilisasi temporer yang disebabkan oleh trauma reversibel pada sistim

muskuloskeletal seperti dislokasi sendi dan tulang

2) Mobilisasi permanen biasanya disebabkan oleh rusaknya sistim syaraf yang reversibel.

E. Kontra Indikasi Mobilisasi

pada kasus tertentu istirahat di tempat tidur diperlukan dalam periode tidak terlalu

lama seperti pada pada kasus infark Miokard akut, Disritmia jantung, atau syok sepsis,

kontraindikasi lai dapat di temukan pada kelemahan umum dengan tingkat energi yang

kurang.

F. Mobilisasi Pada Pasien Pasca Pembedahan Abdomen.

Mobilisasi pasca pembedahan yaitu proses aktivitas yang dilakukan pasca pembedahan

dimulai dari latihan ringan diatas tempat tidur (latihan pernafasan, latihan batuk efektif

dan menggerakkan tungkai) sampai dengan pasien bisa turun dari tempat tidur,

berjalan ke kamar mandi dan berjalan ke luar kamar (Brunner & Suddarth, 1996 ).

Tahap-tahap mobilisasi pada pasien dengan pasca pembedahan menurut Rustam

Muchtar (1992), meliputi :

1. Pada hari pertama 6-10 jam setelah pasien sadar, pasien bisa melakukan latihan

pernafasan dan batuk efektif kemudian miring kanan – miring kiri sudah dapat

dimulai.

2. Pada hari ke 2, pasien didudukkan selama 5 menit, disuruh latihan pernafasan dan

batuk efektif guna melonggarkan pernafasan.


3. Pada hari ke 3 – 5, pasien dianjurkan untuk belajar berdiri kemudian berjalan di

sekitar kamar, ke kamar mandi, dan keluar kamar sendiri.

2.2 OTOT DALAM SISTEM MEKANIKNYA DALAM PEMINDAHAN PASIEN

A. Pengertian Body Mekanik

Body mekanik merupakan penggunaan tubuh yang efisien, terkoordinir dan aman untuk
menghasilkan pergerakan dan mempertahankan keseimbangan selama aktivitas.
Mekanika tubuh dan ambulasi merupakan bagian dari kebutuhan aktivitas manusia.
Body Mekanik meliputi 3 elemen dasar yaitu :
a) Body Aligement (Postur Tubuh)
b) Susunan geometrik bagian-bagian tubuh dalam hubungannya dengan bagian tubuh
yang lain.
c) Balance / Keseimbangan
Keseimbangan tergantung pada interaksi antara pusat gravity, line gravity dan base
of support.

B. Prinsip-prinsip Body Mekanik

Mekanika tubuh penting bagi perawat dan klien. Hal ini mempengaruhi tingkat kesehatan
mereka. Mekanika tubuh yang benar diperlukan untuk mendukung kesehatan dan
mencegah kecacatan. Perawat menggunakan berbagai kelumpok otot untuk setiap
aktivitas keperawatan, seperti berjalan selama ronde keperawatan, memberikan obat,
mengangkat dan memindahkan klien, dan menggerakan objek. Gaya fisik dari berat dan
friksi dapat mempengaruhi pergerakan tubuh. Jika digunakan dengan benar, kekuatan ini
dapat meningkatkan efisiensi perawat. Penggunaan yang tidak benar dapat mengganggu
kemampuan perawat unuk mengangkat, memindahkan, dan mengubah posisi klien.
Perawat juga mengganbungkan pengetahuan tentang pengaruh fisiologis dan patologis
pada mobilisasi dan kesejajaran tubuh. Prinsip yang digunakan dalam mekanik tubuh
adalah sebagai berikut :
1. Gravitasi
Merupakan prinsip pertama yang harus diperhatikan dalam melakukann mekanika
tubuh dengan benar, yaitu memandang gravitasi sebagai sumbu dalam pergerakan
tubuh. Terdapat tiga faktor yang perlu diperhatikan dalam gravitasi:

a) Pusat gravitasi ( center of gravitasi  ), titik yang berada dipertengahan tubuh


b) Garis gravitasi ( Line Of gravitasi ), merupakan garis imaginer vertikal melalui
pusat gravitasi.
c) Dasar tumpuan ( base of suport ), merupakan dasar tempat seseorang dalam keadaan
istirahat untuk menopang atau menahan tubuh
2. Keseimbangan
Keseimbangan dalam penggunaan mekanika tubuh dicapai dengan cara
mempertahankan posisi garis gravitasi diantara pusat gravitasi dan dasar tumpuan.
3. Berat
Dalam menggunakan mekanika tubuh yang sangat dipehatikan adalah berat atau
bobot benda yang akan diangkat karena berat benda akan mempengaruhi mekanika
tubuh.
4. Pergerakan Dasar Dalam Mekanika Tubuh
Mekanika tubuh dan ambulasi merupakan bagian dari kebutuhan aktivitas manusia.
Sebelum melakukan mekanika tubuh, terdapat beberapa pergerakan dasar yang harus
diperhatikan, di antaranya :
5. Gerakan ( ambulating ).
Gerakan yang benar dapat membantu keseimbangan tubuh. Sebagai contoh,
keseimbangan pada saat orang berdiri dan saat orang berjalan kaki berbeda.  Orang
berdiri akan lebih mudah stabil dibanding dengan orang yang berjalan, karena pada
posisi berjalan terjadi perpindahan dasar tumpuan dari sisi satu ke sisi yang lain dan
pusat gravitasi selalu berubah pada posisi kaki. Pada saat berjalan terdapat dua fase
yaitu fase menahan berat dan fase mengayun, yang akan menghasilkan gerakan halus
dan berirama.
6. Menahan ( squating ).
Dalam melakukan pergantian, posisi menahan selalu berubah. Sebagai contoh, posisi
orang yang duduk akan berbeda dengan orang yang jongkok dan tentunya juga
berbeda dengan posisi membungkuk. Gravitasi adalah hal yang perlu diperhatikan
untuk memberikan posisi yang tepat dalam menahan. Dalam menahan sangat
diperlukan dasar tumpuan yang tepat untuk mencegah kelainan tubuh dan
memudahkan gerakan yang akan dilakukan.
7. Menarik ( pulling ).
Menarik dengan benar akan memudahkan untuk memindahkan benda. Terdapat
beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menarik benda, di antaranya ketinggian,
letak benda ( sebaiknya berada di depan orang yang akan menarik ), posisi kaki dan
tubuh dalam menarik ( seperti condong kedepan dari panggul), sodorkan telapak
tangan dan lengan atas di bawah pusat gravitasi pasien, lengan atas dan siku
diletakkan pada permukaan tempat tidur, pinggul, lutut dan pergelangan kaki ditekuk
lalu lakukan penarikan.
8. Mengangkat ( lifting ).
Mengangkat merupakan cara pergerakan daya tarik. Gunakan otot – otot besar dari
tumit, paha bagian atas, kaki bagian bawah, perut dan pinggul untuk mengurangi rasa
sakit pada daerah tubuh bagian belakang.
9. Memutar ( pivoting ).
Memutar merupakan gerakan untuk memutar anggota tubuh dan bertumpu pada
tulang belakang. Gerakan memutar yang baik memperhatikan ketiga unsur gravitasi
dalam pergerakan agar tidak memberi pengaruh buruk pada postur tubuh.
C. Faktor Yang Mempengaruhi Body Mekanik Dan Ambulasi
1. Status kesehatan
Perubahan status kesehatan dapat mempengaruhi sistem muskuloskeletal dan sistem
saraf berupa penurunan koordinasi. Perubahan tersebut dapat disebabkan oleh
penyakit, berkurangnya kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari – hari dan lain –
lainnya.
2. Nutrisi
Salah satu fungsi nutrisi bagi tubuh adalah membantu proses pertumbuhan tulang dan
perbaikan sel. Kekurangan nutrisi bagi tubuh dapat menyebabkan kelemahan otot dan
memudahkan terjadinya penyakit. sebagai contoh tubuh yang kekurangan kalsium
akan lebih mudah mengalami fraktur.
3. Emosi
Kondisi psikologis seseorang dapat menurunkan kemampuan mekanika tubuh dan
ambulansi yang baik, seseorang yang mengalami perasaan tidak aman, tidak
bersemangat, dan harga diri rendah. Akan mudah mengalami perubahan dalam
mekanika tubuh dan ambulasi.
4. Situasi dan Kebiasaan
Situasi dan kebiasaan yang dilakukan seseoarang misalnya, sering mengankat benda-
benda berat, akan menyebabkan perubahan mekanika tubuh dan ambulasi.
5. Gaya Hidup
Gaya hidup, perubahan pola hidup seseorang dapat menyebabkan stress dan
kemungkinan besar akan menimbulkan kecerobohan dalam beraktivitas, sehingga
dapat menganggu koordinasi antara sistem muskulusletal dan neurologi, yang
akhirnya akan mengakibatkan perubahan mekanika tubuh.
6. Pengetahuan
Pengetahuan yang baik terhadap penggunaan mekanika tubuh akan mendorong
seseorang untuk mempergunakannya dengan benar, sehingga mengurangi tenaga
yang dikeluarkan. Sebaliknya, pengetahuan yang kurang memadai dalam penggunaan
mekanika tubuh akan menjadikan seseorang beresiko mengalami gangguan
koordinasi sistem neurologi dan muskulusletal.

2.3. HUKUM DASAR BIOMEKANIK DAN MEKANIKA

https://www.academia.edu/40405898/MAKALAH_BIOMEKANIK

Menurut Frankel dan Nordin pada tahun 1980 :Biomekanika merupakan ilmu mekanika teknik

untuk analisa sistem kerangka otot manusia. (Chaffin, 1991) secara umum mendefinisikan

biomekanika, yaitu: Biomekanika menggunakan konsep fisika dan teknik untuk menjelaskan

gerakan pada bermacam-macam  bagian tubuh dan gaya yang bekerja pada bagian tubuh pada

aktivitas sehari-hari. Kajian  biomekanik dapat dilihat dalam dua perspektif, yaitu kinematika
yang lebih menjurus pada karakteristik gerakan yaitu meneliti gerakan dari segi ruangan yang

digunakan dalam waktu yang bersifat sementara tanpa melihat gaya yang menyebabkan gerakan

Studi kinematika : menjelaskan gerakan yang menyebabkan berapa cepat obyek

bergerak, berapa ketinggiannya atau berapa jauh obyek menjangkau jarak. Posisi,

kecepatan dan percepatan tersebut merupakan studi kinematika.

Kajian kinetika : menjelaskan tentang gaya yang bekerja pada satu sistem, misalnya

tubuh manusia. Kajian gerakan kinetika menjelaskan gaya yang menyebabkan gerakan.

Dibandingkan dengan kajian kinematika, kajian kinetika lebih sulit untuk diamati, pada

kajian kinetik yang terlihat adalah akibat dari gaya.

Jadi, Biomekanika adalah disiplin sumber ilmu yang mengintegrasikan faktor-faktor yang

mempengaruhi gerakan manusia, yang diambil dari pengetahuan dasar fisika,

matematika, kimia, fisiologi, anatomi dan konsep rekayasa untuk menganalisa gaya yang

terjadi pada tubuh.

Hukum Newton

Hubungan fundamental pada mekanika klasik tercakup dalam hukum tentang gerak yang

dikemukakan oleh Isaac Newton, seorang ilmuwan Inggris.Ada 3 hukum dasar

Biomekanika yaitu,

1) Hukum Newton I

“Sebuah benda terus berada pada keadaan awalnya yang diam atau bergerak

dengan kecepatan konstan kecuali benda itu dipengaruhi oleh gaya yang tak

seimbang, atau gaya luar neto”.Secara sederhana Hukum Newton I mengatakan

bahwa perecepatan benda nol jika gaya total (gaya resultan) yang bekerja pada benda

sama dengan nol. Secara matematis dapat ditulis F neto = 0


Tubuh yang diam akan tetap diam, dan tubuh yang bergerak akan tetap bergerak

dalam kecepatan yang konstan, kecuali dipengaruhi oleh gaya yang tidak seimbang.

Contoh I : Jika seseorang berada dalam bus yang berjalan dan tiba-tiba mengerem,

mungkin orang tersebut bisa terpelanting, padahal itu adalah inersia yang

menyebabkan ke depan  berlanjut walau bus telah berhanti.Cedera benturan

disebabkan kecenderungan kepala manusia untuk mematuhi hukum tersebut.Jika ada

gaya sentakan dari belakang, badan akan tersentak keras ke depan karena ia

berkontak dengan tempat duduknya. Namun kepala cenderung tidak bergerak dan

tersentak dalam posisi yang menjulur (ekstensi). Karena kepala melekat pada badan,

maka kepala akan terbentur dengan keras ke depan menyebabkan kerusakan pada

vertebra serviks.

Contoh II : Cedera dalam tinju atau football yang mengakibatkan kerusakan otak

terjadi dalam proses serupa.

2) Hukum Newton II

“Apabila ada gaya yang bekerja pada suatu benda maka benda akan mengatur
percepatan   yang arahnya sama dengan arah gaya”

Newton I digunakan untuk mengukur suatu pengamatan. percepatan sebuah benda (a)


berbanding terbalik dengan massanya (m) dan sebanding dengan gaya neto (F) yang bekerja
padanya. Maka hubungan gaya (F) dan percepatan oleh Newton dirumuskan : F = m.a

Ket :
m : massa benda atau massa inisial (m : 1 kg massa )
a : percepatan 1 mS-2
F : 1 kg mS-2 = 1
Percobaan I :
Bayangkan anda mendorong sebuah benda yang gaya F dilantai yang licin sekali
sehingga  benda itu bergerak dengan percepatan a. Menurut hasil percobaan, jika gayanya
diperbesar 2 kali ternyata percepatannya menjadi 2 kali lebih besar. Demikian juga jika
gaya diperbesar 3 kali percepatannya menjadi 3 kali lebih besar.Kesimpulan : bahwa
percepatan sebanding dengan resultan gaya yang bekerja.
Percobaan II :
Kali ini massa bendanya divariasi tetapi gayanya dipertahankan tetap sama. Jika massa
benda diperbesar 2 kali, ternyata percepatannya menjadi ½ kali. Kita bisa simpulkan
bahwa  percepatan suatu benda berbanding terbalik dengan massa benda itu.Massa adalah
sifat intrinsik dari sebuah benda yang menyatakan resistensinya terhadap  percepatan.
Massa sebuah benda dapat dibandingkan dengan massa benda lain dengan menggunakan
gaya yang sama pada masing-masing benda dan dengan mengukur
percepatannya.Dengan demikian rasio massa benda-benda itu sama dengan kebalikan
rasio percepatan  benda-benda itu yang dihasilkan oleh gaya yang sama.
M= F/M massa sebuah benda tidak tergantung pada lokasi benda.

3) Hukum Newton III


“Gaya-gaya selalu terjadi berpasangan. Jika benda A, mengerjakan sebuah gaya
pada benda B, gaya yang sama besar dan berlawanan arah dikerjakan oleh benda B
pada benda A.”
F aksi = F reaksi
F aksi = gaya yang bekerja pada benda
F reaksi = gaya reaksi benda akibat gaya aksi

Hukum ketiga menyatakan bahwa “tidak ada gaya timbul di alam semesta ini, tanpa
keberadaan gaya lain yang sama dan berlawanan dengan gaya itu” .Jika sebuah gaya
bekerja pada sebuah benda (aksi) maka benda itu akan mengerjakan gaya yang sama
besar namun berlawanan arah (reaksi). Dengan kata lain gaya selalu muncul
berpasangan. Tidak pernah ada gaya yang muncul sendirian.
Contoh :
Saat berjalan, hentakan kaki atau sepatu ke permukaan lantai biasanya mengartikan
bahwa orang tersebut menekankan kakinya ke permukaan lantai dengan gaya reaksi bumi
yang samamelalui lantai pada kaki tersebut.

2.4 KONSEP FISIKA BERKAITAN DENGAN ROM PASIF DAN AKTIF


https://dediirawandi.files.wordpress.com/2014/08/rom.pdf
A.Pengertian ROM ( Range of Motion)
adalah jumlah maksimum gerakan yang mungkin dilakukan sendi pada salah satu
dari tiga potongan tubuh, yaitu sagital, transversal, dan frontal. Pengertian ROM
lainnya adalah latihan gerakan sendi yang memungkinkan terjadinya kontraksi dan
pergerakan otot, dimana klien menggerakan masing-masing persendiannya sesuai
gerakan normal baik secara aktif ataupun pasif.
B.Tujuan
1.Meningkatkan atau mempertahankan fleksibiltas dan kekuatan otot
2.Mempertahankan fungsi jantung dan pernapasan
3.Mencegah kekakuan pada sendi
C.Manfaat ROM
1.Mencegah terjadinya kekakuan sendi
2.Memperlancar sirkulasi darah
3.Memperbaiki tonus otot
4.Meningkatkan mobilisasi sendi
5.Memperbaiki toleransi otot untuk latihan

D.Jenis –Jenis ROM

1.ROM Aktif, yaitu gerakan yang dilakukan oleh seseorang (pasien) dengan
menggunakan energi sendiri. Perawat memberikan motivasi, dan membimbing klien
dalam melaksanakan pergerakan sendi secara mandiri sesuai dengan rentang gerak
sendi normal (klien aktif). Keuatan otot 75 %. Hal ini untuk melatih kelenturan dan
kekuatan otot serta sendi dengan cara menggunakan otot-ototnya secara aktif .

2.ROM Pasif, yaitu energi yang dikeluarkan untuk latihan berasal dari orang lain
(perawat) atau alat mekanik. Perawat melakukan gerakan persendian klien sesuai
dengan rentang gerak yang normal (klien pasif). Kekuatan otot 50 %. Indikasi latihan
pasif adalah pasien semikoma dan tidak sadar, pasien dengan keterbatasan mobilisasi
tidak mampu melakukan beberapa atau semua latihan rentang gerak dengan mandiri,
pasien tirah baring total atau pasien dengan paralisis ekstermitas total (suratun, dkk,
2008). Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan
persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat
mengangkat dan menggerakkan kaki pasien.

E.Jenis Gerakan

1.Fleksi, yaitu berkurangnya sudut persendian

.2.Ekstensi, yaitu bertambahnya sudut persendian.

3.Hiperekstensi, yaitu ekstensilebih lanjut

.4.Abduksi, yaitu gerakan menjauhi dari garis tengah tubuh.


5.Adduksi, yaitu gerakan mendekati garis tengah tubuh.

6.Rotasi, yaitu gerakan memutari pusat dari tulang.

7.Eversi, yaitu perputaran bagian telapak kaki ke bagian luar, bergerak membentuk
sudut persendian.

8.Inversi, yaitu putaran bagian telapak kaki ke bagian dalam bergerak membentuk
sudut persendian.

9.Pronasi, yaitu pergerakan telapak tangan dimana permukaan tangan bergerak ke


bawah.

10.Supinasi, yaitu pergerakan telapak tangan dimana permukaan tangan bergerak ke


atas.

11.Oposisi, yaitu gerakan menyentuhkan ibu jari ke setiap jari-jari tangan pada
tangan yang sama.

F.Sendi Yang Digerakan

1.ROM Aktif Seluruh tubuh dari kepala sampai ujung jari kaki oleh klien sendri
secara aktif.

2.ROM Pasif Seluruh persendian tubuh atau hanya pada ekstremitas yang terganggu
dan klien tidak mampu melaksanakannya secara mandiri.

a.Leher (fleksi/ekstensi, fleksi lateral)

b.Bahu tangankanan dan kiri ( fkesi/ekstensi, abduksi/adduksi, Rotasi bahu)

c.Siku tangan kanan dan kiri (fleksi/ekstensi, pronasi/supinasi)

d.Pergelangan tangan (fleksi/ekstensi/hiperekstensi, abduksi/adduksi)

e.Jari-jari tangan (fleksi/ekstensi/hiperekstensi, abduksi/adduksi, oposisi)

f.Pinggul dan lutut (fleksi/ekstensi, abduksi/adduksi, rotasi internal/eksternal)


g.Pergelangan kaki (fleksi/ekstensi, Rotasi)h.Jari kaki (fleksi/ekstensi)

Anda mungkin juga menyukai