PENDAHULUAN
2.1 Definisi
Citra tubuh adalah kumpulan dari sikap individu yang disadari dan tidak
disadari terhadap tubuhnya, termasuk persepsi masa lalu dan sekarang, serta
perasaan tentang struktur, bentuk, dan fungsi tubuh karena tidak sesuai dengan
yang diinginkan. Citra Tubuh merupakan salah satu komponen dari konsep diri
yang membentuk persepsi seseorang tentang tubuhnya baik secara internal
maupun eksternal. Persepsi ini mencakup perasaan dan sikap yang ditujukan pada
tubuh. Citra tubuh dipengaruhi oleh pandangan pribadi tentang karakteristik dan
kemampuan fisik dan oleh persepsi dari pandangan orang lain (Potter & Perry,
2005).
Suatu gangguan citra tubuh dapat diketahui perawat dengan
mewawancarai dan mengamati pasien secara berhati-hati untuk mengidentifikasi
bentuk ancaman dalam citra tubuhnya (fungsi signifikan bagian yang terlibat,
pentingnya penglihatan dan penampilan fisik bagian yang terlibat); arti kedekatan
pasien terhadap anggota keluarga dan anggota penting lainnya dapat membantu
pasien dan keluarganya (Kozier, 2004).
2.2 Etiologi
1. Eksisi bedah atau gangguan bagian tubuh
Enterostomi, Mastaktomi, Histerektomi, Pembedahan kardiovaskuler,
Pembedahan leher radikal, Laringektomi
2. Amputasi pembedahan atau traumatik
3. Luka bakar
4. Trauma wajah
5. Gangguan makan
6. Obesitas
7. Gangguan muskuluskeletal
8. Gangguan integumen
9. Lesi otak
a. Cerebrovaskular accident
b. Demensia
c. Penyakit parkinson
10. Gangguan afektif
a. Depresi
b. Skizofrenia
11. Penyalahgunaan bahan kimia
12. Nyeri
13. Respon masyarakat terhadap penuaan (agetasim)
a. Umpan balik interpersonal negatif
b. Penekanan pada produktivitas
2.3 WOC
1. Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi perilaku yang objektif dan
teramati serta bersifatsubjektif dan dunia dalam pasien sendiri. Perilaku
berhubungan dengan harga diri yang rendah, keracuan identitas, dan
deporsonalisasi.
2. Faktor yang mempengaruhi peran adalah streotipik peran seks, tuntutan peran
kerja, dan harapan peran kultural.
3. Faktor yang mempengaruhi identitas personal meliputi ketidakpercayaan orang
tua, tekanan dari kelompok sebaya, dan perubahan dalam struktur sosial.
BAB III
KASUS
Tn.B, usia 21 tahun mengeluh sakit kepala, mual dan muntah serta demam
sejak 5 hari yang lalu. Klien sudah berobat ke klinik 24 jam namun panasnya
belum juga turun, selanjutnya klien di rujuk ke RS untuk mendapatkan layanan
kesehatan lebih lanjut. Di RS, klien melakukan pemeriksaan darah yang hasilnya
menunjukkan bahwa klien menderita demam berdarah. Klien harus menjalani
masa perawatan sampai masa kritisnya dapat terlampaui. Selama dirawat klien di
pasang infus dan diambil darah untuk pemeriksaan setiap pagi. Klien mengeluh
tangan yang terpasang infus mengalami kesemutan dan bekas tusukan jarum
suntik terlihat lebam dan terlihat klien menutupi tangan nya, klien merasa bosan
karna harus diambil darahnya terus-menerus dan tidak percaya diri dengan
keadaan tangan nya. Klien tidak mau dilakukan terapi pengambilan darah oleh
perawat.
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN
4.1 Pengkajian
Pengkajian perubahan citra tubuh terintegrasi dengan pengkajian lain.
Setelah diagnosa, tindakan operasi dan program terapi biasanya tidak segera
tampak respon pasien terhadap perubahan-perubahan. Tetapi perawat perlu
mengkaji kemampuan pasien untuk mengintegrasikan perubahan citra tubuh
secara efektif.
C. Penyakit fisik
Rencana tindakan :
· Beri kompres air hangat.
· Berikan/anjurkan pasien untuk banyak minum 1500-2000 cc/hari (sesuai
toleransi).
· Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang tipis dan mudah
menyerap keringat.
· Kaji frekuensi mual dan muntah
· Berikan makanan sedikit namun sering dan atau makan diantara waktu
makan.
· Hindari makanan yang merangsang dan mengandung gas.
· Berikan antiemetic.
4.5 Evaluasi
Keberhasilan tindakan terhadap perubahan gambaran tubuh pasien dapat
diidentifikasi melalui perilaku pasien yaitu memulai kehidupan sebelumnya,
termasuk hubungan interpersonal dan sosial, pekerjaan dan cara berpakaian,
mengemukakan perhatiannya terhadap perubahan citra tubuh, memperlihatkan
kemampuan koping, kemampuan meraba, melihat, memperlihatkan bagian tubuh
yang berubah, kemampuan mengintegritasikan perubahan dalam kegiatan
(pekerjaan, rekreasi dan seksual), harapan yang disesuaikan dengan perubahan
yang terjadi, mampu mendiskusikan rekonstruksi (Keliat, 1998). Penyesuaian
terhadap perubahan citra tubuh melalui proses seperti berikut:
1. Syok psikologis merupakan reaksi emosional terhadap dampak perubahan dan
dapat terjadi pada saat pertama pembuatan stoma ditetapkan sebagai tindakan atau
pada saat stoma telah ada (paska operasi). Syok psikologis digunakan sebagai
reaksi terhadapa ansietas. Informasi yang terlalu banyak dan kenyataan perubahan
tubuh membuat pasien menggunakan mekanisme pertahanan seperti mengingkari,
menolak, projeksi untuk mempertahankan keseimbangan diri.
2. Menarik diri, pasien menjadi sadar akan kenyataan, ingin lari dari kenyataan
tetapi karena tidak mungkin maka pasien menghindari/lari secara emosional.
Pasien menjadi positif, tergantung, tidak ada motivasi dan keinginan untuk
berperan dalam perawatannya.
3. Penerimaan/pengakuan secara bertahap. Setelah pasien sadar akan kenyataan
maka respon kehilangan/berduka muncul. Setelah fase ini pasien mulai melakukan
reintegrasi dengan citra tubuh yang baru.
4. Integrasi merupakan proses yang panjang dapat mencapai beberapa bulan, oleh
karena itu perencanaan pulang dan perawatan dirumah perlu dilaksanakan. Pasien
tidak sesegera mungkin dilatih (Keliat, 1998).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Citra tubuh adalah bagaimana cara individu mempersepsikan tubuhnya, baik
secara sadar maupun tidak sadar yang meliputi ukuran, fungsi, penampilan, dan
potensi tubuh berikut bagian-bagiannya. Dengan kata lain, citra tubuh adalah
kumpulan sikap individu, baik yang disadari ataupun tidak yang ditujukan
terhadap dirinya.
5.2 Saran
Setiap orang harus bisa menerima apapun yang ada pada dirinya, sehingga jika
ada ketidakpuasan persepsi terhadap tubuhnya tidak membuat individu merubah
dirinya kearah yang negatif. Maka ketika individu berhasil untuk menerima
dirinya sendiri dan bisa mencapai sesuatu hal tersebut. Dan pada akhirnya
pandangan manusia dalam mendeskripsikan pandangan terhadap citra tubuhnya
bukan memburuk tetapi berharap lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA