Anda di halaman 1dari 15

PENGKAJIAN KEPERAWATAN

KESEHATAN JIWA

Tanggal MRS : -
Tangga Dirawat di Ruangan : -
Tanggal Pengkajian : 07-05-2019
Ruang Rawat : -

I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. R
Umur : 39 tahun
Alamat : Banjar Melati
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
Status : Cerai
Pekerjaan : Pengangguran
Jenis Kel. : Laki-laki
No CM : -

II. ALASAN MASUK


a. Data Primer
Klien mengatakan teriak-teriak apabaila teringat mantan istrinya.

b. Data Sekunder
Keluarga klien mengatakan klien terkadang teriak-teriak, marah tidak jelas
apabila teringat dengan mantan istrinya, karena tidak terima istrinya nikah lagi,
sampai menonjok matanya sendiri berkali-kali untuk meluapkan kemarahannya.

c. Keluhan Utama saat Pengkajian


Klien mengatakan emosinya labil.

III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG (FAKTOR PRESIPITASI)


Keluarga klien mengatakan 5 hari yang lalu klien teriak-teriak, marah
tidak jelas karena teringat mantan istrinya, karena tidak terima mantan
istrinya menikah lagi

IV. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU (FAKTOR PREDISPOSISI)


1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu?
Keluarga klien mengatakan tidak ada gangguan jiwa dimasa lalu.

2. Faktor Penyebab/Pendukung :
Riwayat Trauma Usia Pelaku Korban Saksi
Aniaya fisik: : klien mengakatan tidak ada aniaya fisik baik klien sebagi
pelaku, korban, saksi
Aniaya seksual : klien mengatakan tidak pernah ada aniaya seksual baik
sebagai pelaku, korban, saksi
Penolak : klien pernah sebagai korban pada usia 34 tahun karena
pernikahan dengan mantan istrinya tidak di restui oleh
orang tua istrinya .
Kekerasan dalam keluarga : klien mengatakan tidak ada kekerasan dalam keluarga baik
sebagai korban, pelaku, maupun saksi
Tindakan Kriminal : klien mengatakan tidak pernah melakukan tindakan criminal baik
klien sebagai korban, pelaku maupun saksi.

keluarga klien mengatakan kalau klien pernah ditolak olah mantan


mertuannya pada usia 34 tahun saat tahun 2015 yang lalu karena tidak
merestui pernikahannya dengan anaknya.
Diagnosa Keperawatan : resiko pasca trauma

3. Pernah melakukan upaya / percobaan / bunuh diri


Klien mengatakan tidak ada pernah melakukan percobaan bunuh diri

Diagnosa Keperawatan : -

4. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan (peristiwa kegagalan,


kematian, perpisahan )
Keluarga klien mengatakan klien pernah mengalami peristiwa
perpisahan dengan mantan istrinya karena pernikahannya tidak di
restui oleh kedua orang tua mantan istrinya sehingga orangtauanya
menuntut anaknya untuk bercerai dengan klien dan klien tidak
menerima itu.
Diagnosa Keperawatan : resiko pasca trauma

5. Pernah mengalami penyakit fisik (termasuk gangguan tumbuh kembang)

Klien mengatakan tidak memiliki penyakit fisik seperti (stroke,


kencing manis, dll).

Diagnosa Keperawatan : -
6. Riwayat Penggunaan NAPZA
Klien mengatakan tidak pernah menggunakan obat-obatan terlarang
maupun minum-minuman keras.

DiagnosaKeperawatan : -

7. Upaya yang telah dilakukan terkait kondisi di atas dan hasilnya :


Tidak ada upaya yang dilakukan dengan kondisi diatas

Diagnosa Keperawatan : -

8. Riwayat Penyakit Keluarga

Anggota keluarga yang gangguan jiwa ?


Tidak
Hubungan keluarga:
-
Gejala:
-
Riwayat pengobatan:
-
Diagnosa Keperawatan: -

V. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL (Sebelum dan sesudah sakit)


1. Genogram:

xpx
x

39

X : meinggal
c : laki-laki
: perempuan
: keturunan
: tinggal serumah
: cerai

Jelaskan:
- Klien serumah dengan adik dan orang tuanya. Ayah dan ibunya masih
hidup
- Klien sudah bercerai dengan istrinya sekitar tahun 2015
- Komunikasi klien kurang baik, kalau ditanya kadang ngelantur
kemana- mana.
- Dalam keluarga yang mengambil keputusan adalah ayahnya
- Pola Asuh : klien masih di asuh oleh kedua orang tuanya karena klien
belum mampu
Diagnosa Keperawatan : koping keluarga infektif kompromi
2. Konsep Diri
a. Citra tubuh:
Klien mengatakan bagian tubuh yang disukai adalah rambutnya
karena menurutnya rambutnya itu lurus dan mudah dirapikan
b. Identitas:
Klien mengatakan namanya Rudi, jenis kelamin laki-laki, umurnya 27
tahun, sudah pisah dengan istrinya, klien bengga menjadi laki-laki.

c. Peran:
Sebagai anak: klien ingin bekerja untuk membantu perekonomian
keluarganya sebagai tukang batu kembali

d. Ideal diri :
Klien berharap ingin cepat bekerja seperti dulu lagi menjadi tukang
batu di tempat kerjanya dulu. Dan ingin berkumpul dengan teman-
temannya dulu.

e. Harga diri:
Klien mengatakan dia nyaman tinggal di dalam rumah terus karena
merasa nyaman, kalau klien di luar rumah klien merasa malu karena
klien sudah tidak seperti dulu lagi dan klien merasa orang-orang
menjauh klien saat luar rumah tidak ada yang menyapa klien.
Diagnosa Keperawatan : Harga diri rendah
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti/terdekat
Keluarga klien mengatakan kalau klien dekat dengan pak Yanis petugas
puskesmas yang selama ini merawatnya.

b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat dan hubungan


sosial

Klien mengatakan dulu peran serta dalam kelompok masyarakat, klien


sering berkumpul dengan masyarakat serta klien juga sering ikut jika ada
kegiatan di kampungnya.

c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain


Klien mangatakan saat ini lebih senang duduk sendiri daripada
berbicara dengan orang lain karena tidak pandai dalam memulai
percakapan

4. Spiritual
a. Nila idan keyakinan
Pasien mengatakan: Klien beragama Islam dan sholat itu hukumnya
wajib, cerainya dengan istrinya mungkin sudah takdir dari Allah

b. Kegiatan ibadah
Selama di rumah klien tidak tertib ibadahnya karena merasa malas
dan mengatakan percuma beribadah tidak ada gunanya.

Diagnosa Keperawatan: Distress Spiritual

VI. PEMERIKSAAAN FISIK


1. Keadaan umum
Keadaan umum klien baik, klien mampu memenuhi kebutuhannya secara
mandiri tetapi kadang juga dibantu oleh orang lain karena klien masih belum
sepenuhnya dapat beradaptasi dengan lingkungan dan orang sekitar
2. Kesadaran (Kuantitas)
Compos mentis, GCS 4 5 6, klien tidak mampu melakukan kegiatan sehari-
hari karena kegagalan klien beradaptasi dengan lingkumgam sekitar.

3. Tanda vital:
TD : 120/90 mm/Hg
N : 84 x/menit
S : 36,5 CO
P : 22 x/menit
4. Ukur:
BB : 75 Kg
TB : 169 Cm
5. Keluhan fisik:
Jelaskan :
Klien mengatakan tidak ada keluhan fisik

Diagnosa Keperawatan : -
VII. STATUS MENTAL
1. Penampilan (Penampilan usia, cara perpakaian, kebersihan)
Klien berjalan kaku, pandangan mata lurus kedepan, ekspresi wajah
kadang tersenyum apabila diajak bercanda, pakainnya tidak terbalik, klien
cukup bersih dalm berpakain, klien berpakaian sesui usinnya.
Diagnosa Keperawatan: -
2. Pembicaraan (Frekuensi, Volume, Jumlah, Karakter) :
Selama wawancara klien kadang bisa menjawab pertanyaan yang di ajukan
kadang juga ngelantur kemana tidak sesuai pertanyaan, pandangan mata
lurus kedepan, volume suara lembut, jumlah sedikit klien menjawab
seperlunya saja
Diagnosa Keperawatan: gangguan komunikasi verbal
3. Aktifitas motorik/Psikomotor
a. Kelambatan :
Sub stupor katatonik
Reaksi klien dan aktivitas sangat lambat, dan reaksi pada lingkungan
sangat kurang, terbukti klien saat di panggil sangat lambat dalam
menanggapi, apabila disuruh memakai baju sangat lambat melakukannya,
tapi klien tidak.

b. Peningkatan :
Berjalan kaku atau rigid yaitu gerakan lambat, kaku. Terbukti klien saat
berjlanan sangat kaku pandangan lurus kedepan
Diagnosa Keperawatan: Defisit aktifitas
4. Mood dan Afek
a. Mood
Depresi klien merasa sangat kehilangan istrinya dan tidak bisa merima
istrinya meninggalkan klien sehingga membuat klien sangat terpukul
atau terpuruk.

b. Afek
Klien masih labil, terbukti kadang marah-marah, teriak-teriak dengan
sesuatu tidak jelas.

Diagnosa Keperawatan: gangguan proses piker.


5. Interaksi Selama Wawancara
Klien kurang kooperatif saat diajak bicara, klien mau menjawab
pertanyaan tapi kadang ngelantur jawabannya, pandangan mata lurus
kedepan.
Diagnosa Keperawatan : gangguan interaksi social.
6. Persepsi Sensorik
a. Halusinasi
-
b. Ilusi
-
Diagnosa Keperawatan : -
7. Proses Pikir
a. Arus Pikir:
Asosiasi Longgar : terbukti apabila ditanya apakah bapak sudah makan
maka klien menjawab ya saya suka main sepak bola.

b. Isi Pikir
Pikiran rendah diri : klien merasa malu karena belum bekerja,
sebenarnya klien ingin membantu keluarganya untuk memenuhi
kebetuhan sehari-hari.

c. Bentuk pikir :
Realistik terbukti, klien ingin bekerja seperti dulu, menjadi tukang batu

Diagnosa Keperawatan: -

8. Kesadaran
Orientasi (waktu, tempat, orang)
Orientasi waktu : “sekarang jam berapa pak ?” sekarang jam 08.00
pagi. Padahal ini sekarang jam 11.20 siang
Orientasi : “bapak sekarang dimana?” di rumah.
Orientasi orang : “pak itu yang duduk di lantai siapa?” bapak saya. “
namanya siapa pak?” solikin.
a. Menurun:
Klien saat ditanya kadang menjawab dengan wajah bingung dan lamban
untuk menjwab
Diagnosa Keperawatan: gangguan proses pikir
9. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang ( > 1 bulan)
Klien tidak mengalami gangguan memori jangka panjang, terbukti klien
masih ingat dulu klien sebelum sakit memiliki pekerjaan yaitu tukang batu.

Diagnosa Keperawatan: -
10. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
1. Konsentrasi
Mudah beralih
Konsentasi mudah teralih, terbukti pada saat mengitung mundur 25
sampai 10 klien tidak mampu melakukannya.
2. Berhitung
Klien hanya mampu berhitung secara sederhana contohnya
penjumlahan 3+ 2 = 5, dan pengurangan 8- 4 = 4, tetapi saat perkalian
dan pembagian klien salah untuk menjawab contoh 4 x 4 = 12, 10 : 2
= 4.

Diagnosa Keperawatan: gangguan proses pikir


11. Kemampuan Penilaian
Klien mengalami gangguan bermakna, terbukti saat klien di beri tahu
jangan teriak-teriak dan marah-marah tidak jelas tapi klien tetap
melakukannya apabila teringat mantan istrinya.

Diagnosa Keperawatan: gangguan proses pikir


12. Daya Tilik Diri
Klien mengatakan kalau dia tidak mengalami gangguan jiwa

Diagnosa Keperawatan:gangguan proses pikir

VIII. KEBUTUHAN DI RUMAH


1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan
Klien mengatakan biasanya kalau sakit ya datang ke pukesmas, klien
biasanya diantar atu di bonceng naik motor oleh adiknya, klien tinggal di
rumah orang tuannya, keuangan dan kebutuhan klien sudah dipenuhi oleh
orang tuannya karena klien tidak bekerja.

2. Kegiatan Hidup Sehari-hari


a. Perawatan diri
1) Mandi
Klien biasannya mandi sendiri tanpa bantuan, mandi biasanya hanya
1x sehari. Memakai sabun, menggosok gigi dengan pasta gigi

2) Berpakaian, berhias dan berdandan


Klien mampu memakai pakainnya sendiri, pakainya di pilih sendiri
biasanya di gantung di tembok kamar klien.
3) Makan
Klien mampu makan sendiri, tanpa bantuan tapi kadang juga
diambilkan makan 3x sehari kadang 2x sehari dengan makanan yang
sudah dimasak oleh ibunya.

4) Toileting (BAK, BAB)


Klien mampu BAB/ BAK sendiri secara mandiri tanpa bantuan orang
lain, menggunakan kamar mandi saat klien BAB/BAK.

Diagnosa Keperawatan: -
b. Nutrisi
1) Berapa frekwensi makan dan frekwensi kudapan dalam sehari.
Menu makan 1 porsi di rumah habis. Terdiri dari lauk, sayur, dan nasi.

2) Bagaimana nafsu makannya


Keluarga klien mengatakan nafsu makan klien baik

3) Bagaimana berat badannya.


BB Klien 75 kg

Diagnosa Keperawatan: -
c. Tidur
1) Istirahat dan tidur
Tidur siang, lama : 13.00 s/d 15.00
Tidur malam, lama : 22.00 s/d 06.00
Aktifitas sebelum/sesudah tidur : -
Klien mengatakan tidak ada aktifitas atau kebiasaan sebelum tidur.

2) Gangguan tidur
Klien mengatakn tidak ada gangguan pola tidur pada klien.

Diagnosa Keperawatan: -

3. Kemampuan lain lain


a. Mengantisipasi kebutuhan hidup
Klien mengatakan bisa mencari pekerkajaan sebagai tukang batu, karena
dulu klien menjadi pekerja batu sudah cukup lama.

b. Membuat keputusan berdasarkan keinginannya,


Klien tidak bisa mengambil keputusan sesuai keinginanya, karena klien
mempunyai keluarga dan klien tinggal dengan orang tua maka klien
harus mendiskusikan keinginannya dengan orang tuannya. Terlebih
dahulu.
c. Mengatur penggunaan obat dan melakukan pemeriksaan kesehatannya
sendiri.
Klien tidak bisa menyiapkan obatnya sendiri, karena klien memiliki
gangguan disorientasi biasanya minum obat disiapkan oleh keluarganya,
klien tinggal meminumnya.

Diagnosa Keperawatan: gangguan proses pikir

4. Sistem Pendukung Ya Tidak


Keluarga
Terapis
Teman sejawat
Kelompok sosial
Petugas Pukusmas
Biasanya keluarga klien yang menyiapkan obat klien untuk di minum,
biasanya petugas puskesmas Pak Yanis datang ke rumah klien untuk
melihat perkembangan klien.
Diagnosa Keperawatan: -

IX. MEKANISME KOPING


Klien mengatakan biasanya kalau marah biasanya mengurung di kamar dan
kadang teriak-teriak.
Diagnosa Keperawatan: koping tidak efektif

X. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


1. Masalah dengan dukungan kelompok, spesifiknya
Klien mengatakan pernah mengalami perceraian dengan mantan istrinya
sehingga membuat klien sangat terpuruk
2. Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifiknya
Klien mengatakan dulu memiliki banyak sahabat sehingga kalau klien
sedang ada masalah kklien selalu becerita dengan sabahatnya tapi sekarang
sahabat klien tidak ada kabar sama sekali, klien juga tidak tau kenapa
sahabatnya menghilang.
3. Masalah dengan pendidikan, spesifiknya
Klien mengatakan hanya lulusan SMP, dan itu yang membuatnya hanya
menjadi pekerja batu karena menurutnya lulusan SMP tidak bisa mencari
pekerjaan yang lebih baik dari tukang batu, tapi klien sudah bernyukur
bisa membaca dan menulis.
4. Masalah dengan pekerjaan, spesifiknya
Klien mengatakan dulu pekerjaannya sebagai tukang batu, tapi sekarang
sudah tidak bekerja lagi
5. Masalah dengan perumahan, spesifiknya
Klien mengatakan dia tinggal di rumah dengan adik-adiknya dan kedua
orang tuanya.
6. Masalah dengan ekonomi, spesifiknya
Klien mengatakan sekarang pengangguran, jadi klien sekarang dibiayai
kedua orang tuannya
7. Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifiknya
Klien mengatakan biasanya kalau sakit minum obat dari warung
8. Masalah lainnya, spesifiknya
Klien mengatakan ingin bekerja seperti semula menjadi tukang batu

Diagnosa Keperawatan: harga diri rendah


XI. ASPEK PENGETAHUAN
Apakah klien mempunyai masalah yang berkaitan dengan pengetahuan yang
kurang tentang suatu hal? -
Bagaimana pengetahuan klien/ keluarga saat ini tentang penyakit/gangguan
jiwa, perawatan dan penatalaksanaanya faktor yang memperberat masalah
(presipitasi), obat-obatan atau lainnya. Apakah perlu diberikan tambahan
pengetahuan yang berkaitan dengan spesifiknya masalah tsb.
Klien mengatakan tidak mengerti tentang perilaku kekerasan dan cara
mengontrolnya, untuk obat-obatan klien hanya mengetahui warnanya,
sedangkan nama, dosis dan kegunaannya klien tidak mengetahui.

Diagnosa Keperawatan: kurang pengetahuan


XII. ASPEK MEDIS
1. Diagnosis Medis :
F20.4 Skizofrenia pasca depresi

2. Terapi Medis
Heloperidol 5 mg 1-0-1

XIII. ANALISA DATA

NO DATA DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. DS: Resiko Perilaku Kekerasan
- Klien mengatakan biasanya klien teriak teriak
tidak jelas apabila teringat dengan mnatan istrinya
-Keluarga klien mengatakn kalau klien pernah
menojok matanya sendiri apabila sedang marah
DO:
-Pandangan mata lurus ke depan
- cara benjalan kaku
-klien tampak depresi

XIV. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


Resiko Perilaku Kekerasan
Harga Diri Rendah
Ganggaun Pikir
Distress Spiritual

XV. POHON MASALAH

Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan

Resiko perilaku kekerasan

Gangguan Proses Pikir


PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
Resiko Perilaku Kekerasan

Kediri, ……………………….
Mahasiswa yang mengkaji

____________________
NIM...............................
Perencanaan Intervensi
Tgl Dx Kep TTD
Tujuan Kriteria Evaluasi Keperawatan
07 Resiko Tujuan : Kriteria Hasil : 1. Bina hubungan saling
Mei perilaku Klien dapat Setelah dilakukan 4x percaya dengan
2019 kekerasan mengontrol pertemuan klien menggunakan prinsip
resiko mampu mengontrol komunikasi terapeutik.
perilaku resiko perilaku a. Sapa klien dengan
kekerasan kekerasan ramah baik verbal/
terhadap diri mendemonstrasikan non verbal.
sendiri dan cara memukul bantal b. Perkenalkan nama
orang lain dengan kriteria: lengkap, nama
1. Klien dapat panggilan dan
TUK 1 : menerima dan tujuan perawat
Klien dapat kooperatif dengan berkenalan.
mengidentifi kehadiran perawat c. Tanyakan nama
kasi akibat 2. Klien dapat lengkap dan nama
perilaku menyebutkan panggilan yang
kekerasa penyebab perasaan disukai klien.
marah d. Buat kontak yang
3. Klien dapat jelas.
mengungkapkan e. Tunjukan sikap
tanda-tanda marah empati dan
4. Klien dapat menerima apa
menjelaskan akibat adanya.
dari cara yang f. Tunjukkan sikap
digunakan klien jujur dan menepati
janji setiap kali
5. Klien dapat
berinteraksi
mendemonstrasika
g. Berikan perhatian
n cara mengontrol
kepada klien dan
perilaku kekerasan
perhatian
dengan cara
kebutuhan dasar
memukul bantal
klien.
h. Dengarkan penuh
perhatian ekspresi
perasaan klien.
TUK 2 : Kriteria Hasil : 1. Adakah kontak yang
Klien dapat Setelah 3x interaksi sering dan singkat
mengidenti klien dapat: secara bertahap.
fikasi 1. Klien dapat 2. Beri kesempatan klien
penyebab mengungkapkan untuk mengungkapkan
perilaku perasaanya perasaanya
kekerasan 2. Klien dapat 3. Bantu klien dapat
menyebutkan menyebutkan
penyebab perasaan penyebab perasaannya
marah, jengkel/ kesal 4. Diskusikan apakah
dengan tindak
kekerasan yang
dilakukannya masalah
yang dialami teratasi

TUK 3 : Kriteria Hasil : 1. Anjurkan klien


Klien dapat 1. Klien dapat mengungkapkan yang
mengidenti mengungkapkan dialami soal marah,
fikasi tanda tanda-tanda marah, jengkel/ kesal
perilaku jengkel/kesal 2. Observasi tanda
Perencanaan Intervensi
Tgl Dx Kep TTD
Tujuan Kriteria Evaluasi Keperawatan
kekerasan 2. Klien dapat perilaku kekerasan
menyimpulkan pada klien
tanda-tanda marah, 3. Simpulkan bersama
jengkel/kesal yang klien tanda-tanda
dialami jengkel/ kesal yang
dialami klien.
TUK 4 : Kriteria Hasil: 1. Bicarakan akibat/
Klien dapat Klien dapat kerugian dari cara
mendemonst menjelaskan akibat yang telah dilakukan
rasikan dari cara yang klien
mengontrol digunakan klien. 2. Diskusikan dengan
perilaku klien akibat negatif
kekerasan (kerugian) cara yang
dengan cara dilakukan pada:
memukul - Diri sendiri
bantal - Orang lain
- Lingkungan
3. Bersama klien
simpulkan akibat cara
yang digunakan oleh
klien.
4. Tanyakan pada klien
apakah ia ingin
mempelajari cara baru
yang sehat.

TUK 5 : Kriteria Hasil: Diskusikan dengan


Klien dapat Klien dapat klien:
mendemon mendemonstrasikan 1. Apakah klien mau
strasikan cara mengontrol mempelajari cara baru
cara perilaku kekerasan mengungkapkan
mengontrol dengan cara memukul marah yang sehat
perilaku bantal 2. Jelaskan cara sehat
kekerasan untuk mengungkapkan
marah dengan cara
memukul bantal.
3. Peragakan cara
melaksanakan
memukul bantal
4. Jelaskan manfaat cara
tersebut
5. Anjurkan klien
menirukan peragaan
yang sudah dilakukan
6. Beri penguatan pada
klien, perbaiki cara
yang masih belum
sempurna
7. Anjurkan klien
menggunakan cara
yang sudah dilatih saat
marah/jengkel
Diagnosa
Waktu Evaluasi TTD
Keperawatan
Selasa, Resiko perilaku S : “Saya merasa senang ada yang mengajak
07 Mei kekerasan berkenalan”
2019
Jam 13.00 Klien mengungkapkan keinginan marah dan
wib teriak-teriak

“Klien mengaku bernama R dan saya berasal


dari Kediri Asli”.

O:
- Klien kurang mampu membina hubungan
baik dengan perawat, pada pertengahan
intervensi klien mulai bicara ngelantur
jawaban tidak sesuai yang diberikan perawat
ketika mencoba menggali informasi pribadi
klien
- Saling percaya
- Klien mau menyebutkan nama dan identitas
dirinya
- Pembicaraan klien cenderung ngelantur
A : Klien kurang mampu membina hubungan
saling percaya dengan bantuan perawat
P:
- Anjurkan klien untuk mengidentifikasi
penyebab rasa marah
- Jelasakan pada klien bahwa kehadiran
perawat bermaksud baik
- Anjarkan klien tentang dampak negatif
kemarahan
Rabu, 08 Resiko Perilaku S : “Saya marah karena teringat manatan istri
Mei 2019, kekerasan saya”.
Jam 11.00 “Saya teriak-teriak dan juga pernah menojok
wib mata saya sendiri”.
“Setelah teriak teriak dan memukul mata sendiri
saya merasa puas”
O:
- Klien lebih banyak menyendiri dikamarnya
- Klien jarang beraktivitas di luar rumah
- Klien kurang kooperatif
A : Klien dapat mengidentifikasi perilaku
kekerasan
P:
- Anjurkan klien untuk belajar mengenai cara
memukul bantal
- Anjurkan klien untuk mengontrol resiko
perilaku kekerasan
Kamis, 09 Resiko Perilaku S: Klien mengatakan cara memukul bantal
Diagnosa
Waktu Evaluasi TTD
Keperawatan
Mei 2019 kekerasan berguna
Jam 11.30 Klien mengatakan merasa senang setelah
wib mencoba memukul bantal
O:
- Klien pada awalnya menolak melakukan
pukul bantal
- Klien pada akhirnya mau mencoba memukul
bantal
A: Klien dapat mendemonstrasikan teknik
memukul bantal
P: - Latihan pukul kasur bantal 2x/hari dan saat
ingin marah
- Anjurkan klien untuk memasukkan latihan cara
fmemukul bantal dalam jadwal kegiatan
sehari-hari

Jum’at10 Resiko Periaku S: Klien mengatakan tidak melakukan pukul


Mei 2019 Kekerasan bantal dengan teratur.
O:
- Klien tidak mau merapikan tempat tidur
setelah memukul bantal
- Pada saat ingin marah tidak melakukan cara
memukul bantal
- Klein berjanji akan melakukan pukul bantal
tiap pagi
A: Klien bersedia memasukkan latihan
memukul bantal kedalam jadwal kegiatan
sehari-hari
P: Anjurkan klien untuk tetap melakukan cara
memukul bantal setiap hari dan ketika ingin
marah

Anda mungkin juga menyukai