KESEHATAN JIWA
Tanggal MRS : -
Tangga Dirawat di Ruangan : -
Tanggal Pengkajian : 07-05-2019
Ruang Rawat : -
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. R
Umur : 39 tahun
Alamat : Banjar Melati
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
Status : Cerai
Pekerjaan : Pengangguran
Jenis Kel. : Laki-laki
No CM : -
b. Data Sekunder
Keluarga klien mengatakan klien terkadang teriak-teriak, marah tidak jelas
apabila teringat dengan mantan istrinya, karena tidak terima istrinya nikah lagi,
sampai menonjok matanya sendiri berkali-kali untuk meluapkan kemarahannya.
2. Faktor Penyebab/Pendukung :
Riwayat Trauma Usia Pelaku Korban Saksi
Aniaya fisik: : klien mengakatan tidak ada aniaya fisik baik klien sebagi
pelaku, korban, saksi
Aniaya seksual : klien mengatakan tidak pernah ada aniaya seksual baik
sebagai pelaku, korban, saksi
Penolak : klien pernah sebagai korban pada usia 34 tahun karena
pernikahan dengan mantan istrinya tidak di restui oleh
orang tua istrinya .
Kekerasan dalam keluarga : klien mengatakan tidak ada kekerasan dalam keluarga baik
sebagai korban, pelaku, maupun saksi
Tindakan Kriminal : klien mengatakan tidak pernah melakukan tindakan criminal baik
klien sebagai korban, pelaku maupun saksi.
Diagnosa Keperawatan : -
Diagnosa Keperawatan : -
6. Riwayat Penggunaan NAPZA
Klien mengatakan tidak pernah menggunakan obat-obatan terlarang
maupun minum-minuman keras.
DiagnosaKeperawatan : -
Diagnosa Keperawatan : -
xpx
x
39
X : meinggal
c : laki-laki
: perempuan
: keturunan
: tinggal serumah
: cerai
Jelaskan:
- Klien serumah dengan adik dan orang tuanya. Ayah dan ibunya masih
hidup
- Klien sudah bercerai dengan istrinya sekitar tahun 2015
- Komunikasi klien kurang baik, kalau ditanya kadang ngelantur
kemana- mana.
- Dalam keluarga yang mengambil keputusan adalah ayahnya
- Pola Asuh : klien masih di asuh oleh kedua orang tuanya karena klien
belum mampu
Diagnosa Keperawatan : koping keluarga infektif kompromi
2. Konsep Diri
a. Citra tubuh:
Klien mengatakan bagian tubuh yang disukai adalah rambutnya
karena menurutnya rambutnya itu lurus dan mudah dirapikan
b. Identitas:
Klien mengatakan namanya Rudi, jenis kelamin laki-laki, umurnya 27
tahun, sudah pisah dengan istrinya, klien bengga menjadi laki-laki.
c. Peran:
Sebagai anak: klien ingin bekerja untuk membantu perekonomian
keluarganya sebagai tukang batu kembali
d. Ideal diri :
Klien berharap ingin cepat bekerja seperti dulu lagi menjadi tukang
batu di tempat kerjanya dulu. Dan ingin berkumpul dengan teman-
temannya dulu.
e. Harga diri:
Klien mengatakan dia nyaman tinggal di dalam rumah terus karena
merasa nyaman, kalau klien di luar rumah klien merasa malu karena
klien sudah tidak seperti dulu lagi dan klien merasa orang-orang
menjauh klien saat luar rumah tidak ada yang menyapa klien.
Diagnosa Keperawatan : Harga diri rendah
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti/terdekat
Keluarga klien mengatakan kalau klien dekat dengan pak Yanis petugas
puskesmas yang selama ini merawatnya.
4. Spiritual
a. Nila idan keyakinan
Pasien mengatakan: Klien beragama Islam dan sholat itu hukumnya
wajib, cerainya dengan istrinya mungkin sudah takdir dari Allah
b. Kegiatan ibadah
Selama di rumah klien tidak tertib ibadahnya karena merasa malas
dan mengatakan percuma beribadah tidak ada gunanya.
3. Tanda vital:
TD : 120/90 mm/Hg
N : 84 x/menit
S : 36,5 CO
P : 22 x/menit
4. Ukur:
BB : 75 Kg
TB : 169 Cm
5. Keluhan fisik:
Jelaskan :
Klien mengatakan tidak ada keluhan fisik
Diagnosa Keperawatan : -
VII. STATUS MENTAL
1. Penampilan (Penampilan usia, cara perpakaian, kebersihan)
Klien berjalan kaku, pandangan mata lurus kedepan, ekspresi wajah
kadang tersenyum apabila diajak bercanda, pakainnya tidak terbalik, klien
cukup bersih dalm berpakain, klien berpakaian sesui usinnya.
Diagnosa Keperawatan: -
2. Pembicaraan (Frekuensi, Volume, Jumlah, Karakter) :
Selama wawancara klien kadang bisa menjawab pertanyaan yang di ajukan
kadang juga ngelantur kemana tidak sesuai pertanyaan, pandangan mata
lurus kedepan, volume suara lembut, jumlah sedikit klien menjawab
seperlunya saja
Diagnosa Keperawatan: gangguan komunikasi verbal
3. Aktifitas motorik/Psikomotor
a. Kelambatan :
Sub stupor katatonik
Reaksi klien dan aktivitas sangat lambat, dan reaksi pada lingkungan
sangat kurang, terbukti klien saat di panggil sangat lambat dalam
menanggapi, apabila disuruh memakai baju sangat lambat melakukannya,
tapi klien tidak.
b. Peningkatan :
Berjalan kaku atau rigid yaitu gerakan lambat, kaku. Terbukti klien saat
berjlanan sangat kaku pandangan lurus kedepan
Diagnosa Keperawatan: Defisit aktifitas
4. Mood dan Afek
a. Mood
Depresi klien merasa sangat kehilangan istrinya dan tidak bisa merima
istrinya meninggalkan klien sehingga membuat klien sangat terpukul
atau terpuruk.
b. Afek
Klien masih labil, terbukti kadang marah-marah, teriak-teriak dengan
sesuatu tidak jelas.
b. Isi Pikir
Pikiran rendah diri : klien merasa malu karena belum bekerja,
sebenarnya klien ingin membantu keluarganya untuk memenuhi
kebetuhan sehari-hari.
c. Bentuk pikir :
Realistik terbukti, klien ingin bekerja seperti dulu, menjadi tukang batu
Diagnosa Keperawatan: -
8. Kesadaran
Orientasi (waktu, tempat, orang)
Orientasi waktu : “sekarang jam berapa pak ?” sekarang jam 08.00
pagi. Padahal ini sekarang jam 11.20 siang
Orientasi : “bapak sekarang dimana?” di rumah.
Orientasi orang : “pak itu yang duduk di lantai siapa?” bapak saya. “
namanya siapa pak?” solikin.
a. Menurun:
Klien saat ditanya kadang menjawab dengan wajah bingung dan lamban
untuk menjwab
Diagnosa Keperawatan: gangguan proses pikir
9. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang ( > 1 bulan)
Klien tidak mengalami gangguan memori jangka panjang, terbukti klien
masih ingat dulu klien sebelum sakit memiliki pekerjaan yaitu tukang batu.
Diagnosa Keperawatan: -
10. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
1. Konsentrasi
Mudah beralih
Konsentasi mudah teralih, terbukti pada saat mengitung mundur 25
sampai 10 klien tidak mampu melakukannya.
2. Berhitung
Klien hanya mampu berhitung secara sederhana contohnya
penjumlahan 3+ 2 = 5, dan pengurangan 8- 4 = 4, tetapi saat perkalian
dan pembagian klien salah untuk menjawab contoh 4 x 4 = 12, 10 : 2
= 4.
Diagnosa Keperawatan: -
b. Nutrisi
1) Berapa frekwensi makan dan frekwensi kudapan dalam sehari.
Menu makan 1 porsi di rumah habis. Terdiri dari lauk, sayur, dan nasi.
Diagnosa Keperawatan: -
c. Tidur
1) Istirahat dan tidur
Tidur siang, lama : 13.00 s/d 15.00
Tidur malam, lama : 22.00 s/d 06.00
Aktifitas sebelum/sesudah tidur : -
Klien mengatakan tidak ada aktifitas atau kebiasaan sebelum tidur.
2) Gangguan tidur
Klien mengatakn tidak ada gangguan pola tidur pada klien.
Diagnosa Keperawatan: -
2. Terapi Medis
Heloperidol 5 mg 1-0-1
Kediri, ……………………….
Mahasiswa yang mengkaji
____________________
NIM...............................
Perencanaan Intervensi
Tgl Dx Kep TTD
Tujuan Kriteria Evaluasi Keperawatan
07 Resiko Tujuan : Kriteria Hasil : 1. Bina hubungan saling
Mei perilaku Klien dapat Setelah dilakukan 4x percaya dengan
2019 kekerasan mengontrol pertemuan klien menggunakan prinsip
resiko mampu mengontrol komunikasi terapeutik.
perilaku resiko perilaku a. Sapa klien dengan
kekerasan kekerasan ramah baik verbal/
terhadap diri mendemonstrasikan non verbal.
sendiri dan cara memukul bantal b. Perkenalkan nama
orang lain dengan kriteria: lengkap, nama
1. Klien dapat panggilan dan
TUK 1 : menerima dan tujuan perawat
Klien dapat kooperatif dengan berkenalan.
mengidentifi kehadiran perawat c. Tanyakan nama
kasi akibat 2. Klien dapat lengkap dan nama
perilaku menyebutkan panggilan yang
kekerasa penyebab perasaan disukai klien.
marah d. Buat kontak yang
3. Klien dapat jelas.
mengungkapkan e. Tunjukan sikap
tanda-tanda marah empati dan
4. Klien dapat menerima apa
menjelaskan akibat adanya.
dari cara yang f. Tunjukkan sikap
digunakan klien jujur dan menepati
janji setiap kali
5. Klien dapat
berinteraksi
mendemonstrasika
g. Berikan perhatian
n cara mengontrol
kepada klien dan
perilaku kekerasan
perhatian
dengan cara
kebutuhan dasar
memukul bantal
klien.
h. Dengarkan penuh
perhatian ekspresi
perasaan klien.
TUK 2 : Kriteria Hasil : 1. Adakah kontak yang
Klien dapat Setelah 3x interaksi sering dan singkat
mengidenti klien dapat: secara bertahap.
fikasi 1. Klien dapat 2. Beri kesempatan klien
penyebab mengungkapkan untuk mengungkapkan
perilaku perasaanya perasaanya
kekerasan 2. Klien dapat 3. Bantu klien dapat
menyebutkan menyebutkan
penyebab perasaan penyebab perasaannya
marah, jengkel/ kesal 4. Diskusikan apakah
dengan tindak
kekerasan yang
dilakukannya masalah
yang dialami teratasi
O:
- Klien kurang mampu membina hubungan
baik dengan perawat, pada pertengahan
intervensi klien mulai bicara ngelantur
jawaban tidak sesuai yang diberikan perawat
ketika mencoba menggali informasi pribadi
klien
- Saling percaya
- Klien mau menyebutkan nama dan identitas
dirinya
- Pembicaraan klien cenderung ngelantur
A : Klien kurang mampu membina hubungan
saling percaya dengan bantuan perawat
P:
- Anjurkan klien untuk mengidentifikasi
penyebab rasa marah
- Jelasakan pada klien bahwa kehadiran
perawat bermaksud baik
- Anjarkan klien tentang dampak negatif
kemarahan
Rabu, 08 Resiko Perilaku S : “Saya marah karena teringat manatan istri
Mei 2019, kekerasan saya”.
Jam 11.00 “Saya teriak-teriak dan juga pernah menojok
wib mata saya sendiri”.
“Setelah teriak teriak dan memukul mata sendiri
saya merasa puas”
O:
- Klien lebih banyak menyendiri dikamarnya
- Klien jarang beraktivitas di luar rumah
- Klien kurang kooperatif
A : Klien dapat mengidentifikasi perilaku
kekerasan
P:
- Anjurkan klien untuk belajar mengenai cara
memukul bantal
- Anjurkan klien untuk mengontrol resiko
perilaku kekerasan
Kamis, 09 Resiko Perilaku S: Klien mengatakan cara memukul bantal
Diagnosa
Waktu Evaluasi TTD
Keperawatan
Mei 2019 kekerasan berguna
Jam 11.30 Klien mengatakan merasa senang setelah
wib mencoba memukul bantal
O:
- Klien pada awalnya menolak melakukan
pukul bantal
- Klien pada akhirnya mau mencoba memukul
bantal
A: Klien dapat mendemonstrasikan teknik
memukul bantal
P: - Latihan pukul kasur bantal 2x/hari dan saat
ingin marah
- Anjurkan klien untuk memasukkan latihan cara
fmemukul bantal dalam jadwal kegiatan
sehari-hari