Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUANSS

PADA PASIEN KANDIDIASIS


RUMAH SAKIT TORABELO RUANGAN ICU (KMB)

DISUSUN OLEH
NAMA : NUR FADILLAH M.DIRAN
NIM : 2018 01 121

CI LAHAN CI INSTITUSI

Ns Andi Ulfiani,S.Kep Ns. Ahmil,M.Kes

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIDYA NUSANTARA PALU
TAHUN 2021/2022
BAB I

KONSEP TEORITIS

A. Definisi

Kandidiasis adalah penyakit jamur teratas diantara jamur lainnya yang bersifat akut
atau subakut disebabkan oleh spesies candida, biasanya oleh candida albicans, dan jamur
ini dapat menginfeksi semua organ tubuh manusia baik pria maupun wanita,jamur ini
dikenal sebagai organism komensal disalurkan pencernaan damn mukotan dan sering
dikenal sebagai jamur oportunistik yang dapat mengenai mulut, vagina, kulit, kuku, bronki
atau paru kadang-kadang dapat menyebabkan septicemia endokarditid atau meningitis.
(Mansjoer,2000)

B. Etiologi

Penyebab kandidiasis ini adalah jamur jenis Candida. Jamur jenis ini adalah jamur
yang sangat umum terdapat di sekitar kita dan tidak berbahaya pada orang yang
mempunyai imun tubuh yang kuat. Candida ini baru akan menimbulkan masalah pada
orang-orang yang mempunyai daya tahan tubuh rendah, misalnya penderita AIDS, pasien
yang dalam pengobatan kortikosteroid dan tentu saja bayi yang system imunnya belum
sempurna.

Jamur Candida ini adalah jamur yang banyak terdapat di sekitar kita, bahkan di
dalam vagina ibu pun terdapat jamur candida. Bayi bias saja mendapatkan jamur ini dari
alat-alat seperti dot dan kampong atau bias juga mendapatkan candida dari vagina ibu
ketika persalinan.

Selain itu, kandidiasis oral ini juga dapat terjadi akibat keadaan mulut bayi yang
tidak bersih karena sisa susu yang diminum tidak dibersihkan sehingga akan
menyebabkan jamur tumbuh semakin cepat.

Faktor-faktor yang mempermudah terjadinya candida pada seseorang digolongkan


dalam dua kelompok :
1. Faktor endogen
1). Perubahan fisiologi tubuh yang terjadi pada :
a. Kehamilan, terjadi perubahan di dalam vagina
b. Obesitas, kegemukan menyebabkan banyak keringat, mudah terjadi maserasi
kulit, memudahkan infestasi candida.
c. Endokrinopatti, gangguan konsentrasi gula dalam darah, yang pada kulitakan
menyuburkan pertumbuhan candida
d. Penyakit menahun, seperti tuberculosis, lupus eritematosus, karsinomadan
leukemia
e. Pengaruh pemberian obat-obatan, seperti antibiotic, kortikosteroid dan sitostatik
f. Pemakaian alat-alat di dalam tubuh, seperti gigi palsu, infus dan kateter.
2). Umur
Orang tua dan bayi lebih mudah terkena infeksi karena status imunologiknya
tidak sempurna.
3). Gangguan imunologis
Pada penyakit genetic seperti Atopik dermatitis, infeksi candida mudah
terjadi.
2. Factor eksogen
a. Iklim panas dan kelembaban menyebabkan banyak keringat terutama pada
lipatan kulit, menyebabkan kulit maserasi, dan ini mempermudah invasi candida.
b. Kebiasaan dan pekerjaan yang banyak berhubungan dengan air mempermudah
invasi candida.
c. Kebersihan dan kontak dengan penderita. Pada penderita yang sudah terkena
infeksi (kandidiasis di mulut) dapat menularkan infeksi kepada pasangannya
melalui ciuman.
Kedua factor eksogen dan endogen ini dapat berperan menyuburkan
pertumbuhan candida atau dapat mempermudah terjadinya invasi candida ke
dalam jaringan tubuh.
C. Patofisiologi
Kelainan yang disebabkan oleh spesies kandida ditentukan oleh interaksi yang
komplek antara patogenitas fungi dan mekanisme pertahanan pejamu. Faktor penentu
patogenitas kandida adalah :
1. Spesies : Genus kandida mempunyai 200 spesies, 15 spesies dilaporkan dapat
menyebabkan proses pathogen pada manusia. C. albicans adalah kandida yang paling
tinggipatogenitasnya.
2. Daya lekat : Bentuk hifa dapat melekat lebih kuat daripada germtube, sedang
germtube melekat lebih kuat daripada sel ragi. Bagian terpenting untuk melekat
adalah suatu glikoprotein permukaan atau mannoprotein. Daya lekat juga
dipengaruhi oleh suhu lingkungan. `
3. Dimorfisme : C. albicans merupakan jamur dimorfik yang mampu tumbuh dalam`
kultur sebagai blastospora dan sebagai pseudohifa. Dimorfisme terlibat
dalam patogenitas kandida.Bentuk blastospora diperlukan untuk memulai suatu lesi
pada jaringan dengan mengeluarkan enzim hidrolitik yang merusak jaringan. Setelah
terjadi lesi baru terbent` uk hifa yang melakukan invasi.
4. Toksin : Toksin glikoprotein mengandung mannan sebagai komponen toksik.
Glikoprotein khususnya mannoprotein berperan sebagai adhesion dalam kolonisasi
jamur. Kanditoksin sebagai protein intraseluler diproduksi bila C. albicans dirusak
secara mekanik.
5. Enzim : Enzim diperlukan untuk melakukan invasi. Enzim yang dihasilkan oleh
albicans ada 2 jenis yaitu proteinase dan fosfolipid.
6. Mekanisme pertahanan pejamu :
1) Sawar mekanik : Kulit normal sebagai sawar mekanik terhadap invasi kandida.
Kerusakan mekanik pertahanan kulit normal merupakan faktor predisposisi
terjadinya kandidiasis.
2) Substansi antimikrobial non spesifik : Hampir semua hasil sekresi dan cairan
dalammamalia mengandung substansi yang bekerja secara non spesifik
menghambat atau membunuh mikroba.
3) Fagositosis dan intracellular killing : Peran sel PMN dan makrofag jaringan
untuk memakan dan membunuh spesies kandida merupakan mekanisme yang
sangat penting untuk menghilangkan atau memusnahkan sel jamur. Sel ragi
merupakan bentuk kandida yang siapdifagosit oleh granulosit. Sedangkan
pseudohifa karena ukurannya, susah difagosit.Granulosit dapat juga membunuh
elemen miselium kandida. Makrofag berperan dalammelawan kandida melalui
pembunuhan intraseluler melalui system mieloperoksidase (MPO).
4) Respon imun spesifik : imunitas seluler memegang peranan dalam pertahanan
melawaninfeksi kandida. Terbukti dengan ditemukannya defek spesifik imunitas
seluler padapenderita kandidiasi mukokutan kronik, pengobatan imunosupresif
dan penderita dengan infeksi HIV.
          Menempelnya mikroorganisme dalam jaringan sel pejamu menjadi syarat
mutlak untuk berkembangnya infeksi.Secara umum diketahui bahwa interaksi
antara mikroorganisme dan sel pejamu diperantarai oleh komponen spesifik dari
dinding sel mikroorganisme, adhesindan reseptor. Manan dan manoprotein
merupakan molekul-molekul Candida albicans yang mempunyai aktifitas adhesif.
Khitin, komponen kecil yang terdapat pada dinding sel Candidaalbicans juga
berperan dalam aktifitas adhesif. Pada umumnya Candida albicans berada dalam
tubuh manusia sebagai saproba dan infeksi baru terjadi bila terdapat faktor
predisposisi pada tubuh pejamu.

D. Manifestasi Klinis dan Jenis-Jenis Candidiasis


Berbagai jenis kandidiasis mempunyai ciri khas yang bergantung pada alat-alat yang
terkena. Conant, 1971 (dalam Siregar, 2005) membagi kandidiasis dalam beberapa
kelompok meliputi: kandidiasis selaput lendir, kandidiasis kutis, dan reaksi id.
1. Kandidiasis selaput lendir, misalnya:
a. Kandidiasis oral
Disebut juga “Oral trush”, memberi gambaran klinis berupa stomatitis akut.
Pada selaput lendir mulut tampak bercak-bercak putih kekuninggan yang timbul
dari dalam selaput lendir yang merah yang disebut membran palsu.membran
palsu ini dapat meluas sampai menutupi lidah dan palatum mole.
Kandidiasis oral pada mukosa bibir, tampak bercak-bercak berupa
membran palsu.Lesi-lesi ini dapat juga terlepas dari selaput lendir sehingga
dasarnya tampak merah dan mudah berdarah.
Penderita selalu mengeluh sakit, terutama bila waktu tersentuh
makanan. Kandidiasis oral ini banyak diderita oleh bayi baru lahir, penderita
penyakit manahun yang mendapat antibiotik dalam waktu lama, atau
penderita keganasan yang mendapat obat sitostatik atau pengobatan dengan
radiasi.

b. Perlece
Kelainan tampak pada kedua sudut mulut, yang terjadi perlunakan kulit yang
mengallami erosi. Dasarnya merah dan bibir menjadi pecah-pecah, kemudian
terjadi fisura pada kedua sudut mulut. Faktor predisposisi yang dapat
menimbulkan penyakit ini ialah kekurangan vitamin B 2 (riboflavin), pada orang
tua yang tidak dapat menutup mulutnya dengan baik hingga air liur keluar terus.
Hal ini akan menyebabkan maserasi kedua sudut mulut.
Perlece pada sudut mulut, terlihat erosi dan fisura

c. Kandidiasis vaginitis dan vulvovaginitis


Vaginitis karena kandida selalu disertai oleh vulvovaginitis. Hal ini
disebabkan terjadi kontak langsung dari sekret-sekret vagina yang mengalami
infeksi sehingga daerah vulva ikut mengalami infeksi.
Pada mukosa vagina terlihat ada bercak putih kekuningan, meninggi dari
permukaan, yang disebut vaginal trush. Bercak-bercak ini terdiri dari gumpalan
jamur kandida, jaringan nekrotik, dan sel-sel epitel. Dari liang vagina keluar
sekret vagina yang mulala encer kemudian menjadi kental dan pada keadaan
yang menahun tampak seperti butir-butir tepung yang halus. Di dalam gumpalan
sekret ini terdapat elemen-elemen kandida dan epitel, dan secara kontinuitatum
menyebabkan infeksi di daerah vulva senhingga terjadi vulvovaginitis. Labia
minora dan mayora membengkak dengan ulkus-ulkus kecil bewarna merah
disertai dengan daerah yang erosi.
Kelainan ini dapat menjalar sampai ke kulit sekitarnya hingga seluruh kulit
lipat paha dan perineum menjadi merah, bengkak, erosi, dan terdapat lesi-lesi
satelit. Penderita selalu merasa gatal, panas, dan sakit pada waktu buang air kecil.
Faktor predisposisi untuk timbulnya vulvovaginitis adalah kegemukan.
Diabetes militus, higiene yang kurang, infeksi kronis di dalam vagina dan
serviks, serta pengaruh obat-obat antihamil dan kehamilan.
d. Kandidiasis balantis dan balanoptisis
Sering terjadi pada pria yang tidak dikhitan, di mana glans penis tertutup
terus oleh preputium.
Balantits tampak berupa bercak-bercak eritema dan erosi pada glan penis dan
sering disertai dengan pustulasi. Kelainan ini dapat meluas sampai sokrotum,
perineum, dan kulit di lipat paha, yang terlihat daerah-daerah eritematosa dan
lesi-lesi satelit disertai rasa gatal dan rasa sakit atau panas.
Faktor predisposisi ialah tidak dikhitan, kegemukan, peminum alkohol,
hiperhidrosis, diabetes militus, penderita penyakit kronis atau keganasan dan
pemakai obat-obat antibiotik atau sitostatik.
e. Kandidiasis mukokutan kronis
Biasanya banyak ditemukan pada anak-anak dan penderita yang mengalami
bermacam-macam defisiensi. Kelainan-kelainan yang timbul berupa bercak-
bercak pada daerah-daerah mukokutan, erosi, dan pada perasaan timbul rasa
panas dan gatal. Penyakit ini merupakan infeksi persisten oleh kandida yang
mengenai yang resistensi terhadap semua pengobatan topikal karena penyakit ini
sering disertai dengan infeksi bakteri lain, dan karena adanya gangguan
imunologik yang bersifat herediter.
2. Kandidiasis kutis meliputi:
a. Lokalisata: intertriginosa dan daerah perianal
1) Kandidiasis intertriginosa
Lesi-lesi timbul pada tempat predileksi, yaitu daerah-daerah lipatan
kulit, seperti ketiak, bawah payudara, lipat paha, intergluteal, antara ari-jari
tangan dan jari-jari kaki, sekitar pusat, dan lipat leher.
Kelainan yang tampak berupa kemerahan kulit yang terbatas tegas, erosi
dan berisik. Lesi-lesi tersebut sering dikelilingi oleh lesi-lesi satelit berupa
vesikel-vesikel dan pustula milier, yang bila memecah meninggalkan daerah-
daerah yang erosi dan selanjutnya dapat berkembang menyerupai lesi-lesi
primernya. Kelainan pada sela-sela jari sering ditemukan pada orang yang
banyak berhubungan dengan air, seperti tukang cuci atau petani sawah,
orang-orang yang memakai kaus dan sepatu terus-menerus.
Kandidiasis pada kaki dan sela-sela jari ini sering dikenal “kutu air”.
Kulit di sela-sela jari menjadi lunak, terjadi maserasi dan dapat mengelupas
menyerupai kepala susu.
Faktor predisposisi kandidiasis intertriginosa ini ialah diabetes melitus,
kegemukan , banyak keringat, pemakaian obat-obat antibiotik,
kortikosteroid. Sitostatik, dan penyakit-penyakit yang mrnyebabkan daya
tahan tubuh menurun.
2) Kansdidiasis perianal
Infeksi kandida pada kulit sekitar anus, yang banyak ditemukan pada
bayi-bayi, dikenal sebagai kandidiasis popok (Diaper rash). Hal ini sering
disebabkan oleh popok basah yang tidak segera diganti sehingga
menyebabkan iritasi kulit sekitar genitalia dan anus. Popok yang basah
menyebabkan maserasi kulit, dan karena adanya lubang-lubang alamiah
(anus) yang banyak mengandung kandida maka dapat tumbuh dengan subur
dan terjadilah kandidiasis perinal dan kandidiasis popok.
Kulit di sekitar anus, lipat paha, kemaluan, perineum, dan lipat pantat
menjadi merah, erosi, dan bersisik halus putih. Pemakaian antibiotik dan
kortokosteroid dapat menjadi faktor yang mempermudah terjadinya infeksi
kandida di daerah-daerah ini.
b. Kandidiasis kutis generalisata
Lesi terdapat pada glabrous skin. Biasanya daerah intertriginosa ikut terkena,
seperti lipat payudara, intergluteal, umblikus, ketiak, lipat paha, sering disertai
glossitis, stomatitis, dan paronikia. Kelainan dapat berupa eksematoid yang
disertai vesikel-vesikel dan pusrula-pustula milier yang generalisata.
c. Kandidiasis kutis granulomatosa
Bentuk ini sering menyerang anak-anak. Lesi berupa papul merah yang
ditutupi oleh krusta yang tebal bewarna kuning kecoklatan dan melekat erat pada
dasarnya, membentuk granuloma menyerupai tanduk.
Lokasi tersering adalah pada muka, kepala, tungkai dan di dalam rongga
faring. Otomikosis ialah infeksi jamur di ddalam liang telinga yang dapat
disebabkan oleh Candida albicans. Dikatakan bahwa 28,3% dari otomikosis
disebabkan oleh kandida.
3. Reaksi id
Kadidiasis id (kandididid) merupakan reaksi alergi dari kandida. Infeksi kandida
dari suatu tempat dapat memberikan reaksi alergi di tempat lain.
Kelainan-kelainan yang timbul berupa vesikel-vesikel steril yang keras, sangat
gatal, terutama terdapat di telapak kaki dan tangan, sepanjang jari-jari atau tempat-
tempat lain. Apabila vesikel ini pecah terjadi skuamasi atau kulit yang mengelupas.
Kelainan alergi ini tidak dapat disembuhkan selama penyakit primernya belum
sembuh. Biasanya infeksi primer dapat disembuhkan dalam usus, vagina, atau sela-
sela jari kaki dan tangan.

E. Pemeriksaan penunjang
1. Laboratorium : ditemukan adanya jamur candida albicanspada swab mukosa
2. Pemeriksaan endoskopi : hanya di indikasikan jika tidak terdapat perbaikan dengan
pemberian flukonazol.
3. Dilakukan pengolesan lesi dengan toluidin biru 1% topikal dengan swab atau kumur.
4. Diagnosa pasti dengan biopsy
F. Penatalaksanaan
1. Infeksi biasanya mudah diatasi dengan krim atau lotion.
2. Untuk infeksi kulit, vagina dan penis biasanya digunakan krim nistatin selama 7-10
hari.
3. Untuk infeksi vagina dan anus juga tersedia obat dalam bentuk suppositoria (obat
yang dimasukkan langsung ke dalam vagina atau anus).
4. Obat kumur atau dalam bentuk permen hisap diberikan kepada penderita thrush.
5. Untuk infeksi kulit kadang diberikan salep corticosteroid bersamaan dengan krim anti-
jamur karena salep bisa mengurangi gatal dan nyeri (meskipun tidak membantu
penyembuhan infeksinya sendiri).
6. Menjaga kulit tetap kering dapat membantu meredakan infeksi dan mencegah
kembalinya jamur.
7. Bedak polos atau bedak yang mengandung nistatin bsia membantu menjaga agar kulit
tetap kering.
8. Oral thrush : clotrimazola toches 10 mg tablet atau nistatin.
9. Esophageal candidiasis : fluconazole (100-200mg/dl) atau intraconazole (200mg/dl),
caspofungin, micafungin, amfotericin B.
G. Komplikasi
Adapun komplikasi kandidiasis yang bisa terjadi, antara lain :
1. Rekurens atau infeksi berulang kandida pada kulit
2.  Infeksi pada kuku yang mungkin berubah menjadi bentuk yang aneh dan mungkin
menginfeksi daerah di sekitar kuku
3. Candidiasis tersebar   pada tubuh yang kekebalan tubuhnya kurang
4. Candida albicans yang bermetastase dapat menjalar ke esofagus, usus halus, usus
besar dan anus. Infeksi sistemik lainnya berupa abses hati dan otak.
BAB II

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum kesadaran,status gizi,personal hygine,TB,BB,Suhu,TD,nadi,respirasi.
2. Pemeriksaan sistemik kepala,(mata,hidung,telinga,gigi&mulut),leher (terdapat
perbesaran tiroid atau tidak,tengkuk,dada (inspeksi),genitalia,ekstremitas atas bawah
(inspeksi).
3. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium (dermatologi)

B. Diagnosa
1. Integritas kulit berhubungan dengan
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan

C. Intervensi
Intervensi (perencanaan) adalah suatu Tindakan yang termasuk di buat untuk
membantu individu (klien) dalam beralih dari tingkat Kesehatan saat ini ke tingkat yang di
inginkan dalam hasil yang di harapkan.

D. Implementasi
Implementasi merupakan komponen dari proses keperawatan, adalah kategori dari
perilaku keperawatan dimana Tindakan di perlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang
di perkirakan dari asuhan keperawatan di lakukan dan di selesaikan .

E. Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan dalam menilai Tindakan keperawatan yang telah di
tentukan, untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan klien secara optimal dan mengukur
hasil dari proses keperawatan
DAFTAR PUSTAKA

Anonym. 2012. Info Spesialis. Diakses tanggal 28 Oktober 2013 Melalui


http://www.spesialis.info/?gejala-kandidiasis-genitalis-%28thrush%29,271

Anonym. 2013. Google Books. Diakses 28 Oktober 2013 melalui


http://books.google.co.id/books?
id=n4GHgidIuEUC&pg=PA44&dq=kandidiasis+adalah&hl=en&sa=X&ei=iUA-
UqX9FcijrQf934GoCQ&redir_esc=y#v=onepage&q=kandidiasis%20adalah&f=false

Dokter Cantik. 2012. Penyebab Candidiasis dan cara pengobatannya. Diakses tanggal 28
Oktober 2013 melalui www.doktercantik.com/1166/penyebab-candidiasis-dan-cara-
pengobatannya.html

Anda mungkin juga menyukai